Professional Documents
Culture Documents
2744 6693 2 PB PDF
2744 6693 2 PB PDF
2 MEI 2020
Abstract
This research analyzed the influence of vetiver strengthening on slope stability. The research do in
prototype media, where the slope was planned 80°. Before planting vetiver, firstly original soil is tested
by index and engineering properties test. Based on the test, we can conclude that the soil use is silty
clay with the value of qu and cohesion of prototype with 3 vetiver are 0,322 kg/cm 2 and 0,085 kg/cm2.
In prototype with 6 vetiver, the value of qu and cohesion are 0,329 kg/cm2 and 0,025 kg/cm2. Vetiver
planted and tested by direct shear and unconfined compression test at planting time 4 - 7 and 16
weeks. At 16 week, the value of qu and cohesion of prototype with 3 vetiver are 0,714 kg/cm2 and 0,306
kg/cm2. In prototype with 6 vetiver, the value of q u and cohesion are 0,782 kg/cm2and 0,325 kg/cm2.
The test result parameters are used as inputs to GeoStudio. Based on the program, in prototype with 3
vetiver, the safety factor increase from 0,516 to 1,519, and in prototype with 6 vetiver the safety factor
increase from 0,201 to 1,545. So, it can be concluded that vetiver can improve slope stability.
Abstrak
Penelitian ini menganalisis pengaruh perkuatan vetiver terhadap stabilitas lereng. Penelitian
dilakukan dengan media prototype, dimana kemiringan lereng direncanakan 80°. Sebelum dilakukan
penanaman vetiver, terlebih dahulu dilakukan pengujian karakteristik tanah asli. Berdasarkan
pengujian diperoleh data bahwa tanah yang digunakan merupakan tanah lempung kelanauan
dengan nilai qu dan kohesi prototype 3 tunas vetiver sebesar 0,322 kg/cm2 dan 0,085 kg/cm2. Pada
prototype 6 tunas vetiver nilai qu dan kohesi sebesar 0,329 kg/cm2 dan 0,025 kg/cm2. Selanjutnya
dilakukan penanaman vetiver dan diuji nilai kuat tekan dan kuat geser tanah dengan perkuatan pada
waktu tanam 4 - 7 dan 16 minggu. Pada minggu ke- 16 diperoleh nilai qu dan kohesi prototype 3
tunas vetiver sebesar 0,714 kg/cm2 dan 0,306 kg/cm2. Pada prototype 6 tunas vetiver nilai qu dan
kohesi 0,782 kg/cm2 dan 0,325 kg/cm2. Parameter hasil pengujian tersebut digunakan sebagai input
pada program GeoStudio. Berdasarkan program tersebut diperoleh nilai faktor keamanan lereng
pada prototype 3 tunas vetiver meningkat dari 0,516 menjadi 1,519, dan pada prototype 6 tunas vetiver
faktor keamanan meningkat dari 0,201 menjadi 1,545. Maka, dapat diambil kesimpulan bahwa vetiver
dapat meningkatkan kestabilan lereng.
185
Submitted: 28 Maret 2020 Revised: 1 Juni 2020 Published: 6 November 2020
Putri Kurniawati dan Sri Wulandari, Analisis Pengaruh Tanaman…
186
POLITEKNOLOGI VOL. 19 NO. 2 MEI 2020
keterbatasan lahan yang sering dialami hari sekali selama. Pada minggu ke-5
pada proses perencanaan konstruksi hingga usia tanaman 3 bulan, tanaman
jalan. Analisis pengaruh tanaman disiram 2 kali seminggu. Setelah umur
vetiver terhadap stabilitas lereng 3 bulan, tanaman vetiver diharapkan
dilakukan dengan menggunakan media sudah tumbuh kuat sehingga tidak perlu
prototype. Variasi jumlah tunas vetiver lagi dilakukan penyiraman [8].
yang digunakan yaitu 3 dan 6 rumpun Sebelum dilakukan penanaman vetiver,
tunas, dengan pengujian kuat tekan dan terlebih dahulu dilakukan pengujian
kuat geser tanah pada kedalaman 0 – 30 karakteristik fisik (index properties)
cm dan 30 – 60 cm pada umur tanam dan karakteristik mekanis (engineering
vetiver 4, 5, 6, 7 dan 16 minggu. properties) tanah asli. Hal ini bertujuan
untuk mengetahui kondisi tanah dalam
Metode Penelitian keadaan asli sebelum dilakukan
perkuatan dengan vetiver.
Penelitian analisa pengaruh tanaman Penanaman vetiver dilakukan selama 4
vetiver terhadap stabilitas lereng bulan, dimana pada minggu ke-4, 5, 6,
dilakukan pada media prototype. 7 dan 16 dilakukan pengambilan
Prototype digunakan sebagai media sampel uji untuk mengetahui pengaruh
untuk mensimulasikan kondisi lereng penanaman vetiver terhadap
dengan kemiringan 80° dan ditanami karakteristik mekanis tanah. Parameter
vetiver. Penanaman vetiver dilakukan hasil uji kemudian digunakan sebagai
dengan pola yang telah ditentukan Bina input dari analisis menggunakan
Marga No.11 /S/BNKT/1991 mengenai program GeoStudio. Dari hasil program
Spesifikasi Penguatan Tebing yang tersebut dapat diketahui nilai faktor
terdapat pada Gambar 1 [7]. keamanan lereng dan pola bidang
longsor pada lereng sehingga dapat
diambil kesimpulan pengaruh tanaman
vetiver terhadap stabilitas lereng. Alur
penelitian pengaruh tanaman vetiver
terhadap stabilitas lereng dengan
kemiringan 80° terdapat pada Gambar
2.
187
Putri Kurniawati dan Sri Wulandari, Analisis Pengaruh Tanaman…
Mulai
Karakteristik Tanah Asli
Pengujian indeks properties dan
Pengambilan Sampel Tanah engineering properties dilakukan
di Lapangan
sebagai langkah awal agar dapat
Pengujian Karakteristik Tanah Asli: diketahui klasifikasi tanah asli yang
Index Properties akan digunakan pada penelitian. Index
1. Kadar Air
2. Berat Isi
properties test yang dilakukan pada
3. Berat Jenis penelitian ini meliputi uji kadar air, uji
4. Analisis Saringan dan hidrometer berat jenis (Gs), analisis gradasi butiran
5. Atterberg Limit
Engineering Properties
dan hydrometer, serta batas-batas
1.Pembuatan
Direct Prototype
Shear Testdengan Kemiringan atterberg. Berdasarkan pengujian
Lereng 80°
2. Unconfined Comperssion Test diperoleh data sebagai berikut:
a. Kadar air
3 Rumpun 6 Rumpun Kadar air tanah asli yang diperoleh
Tunas Tunas berdasarkan pengujian kadar air yaitu
sebesar 50,761%.
Pengujian Direct Shear Test dan b. Berat jenis (Gs)
Unconfined Comperssion Test Berdasarkan pengujian yang telah
dilakukan, diperoleh nilai berat jenis
(Gs) tanah asli sebesar 2,723.
Kedalaman : Waktu Tanam :
1. 0 cm – 30 cm 1. 4 Minggu Berdasarkan nilai tersebut, tanah dapat
2. 30 cm – 60 cm 2. 5 Minggu tergolong dalam jenis tanah lempung
3. 6 Minggu
4. 7 Minggu tak organik.
5. 16 Minggu c. Analisis saringan dan hydrometer
Gambar 2 merupakan grafik gradasi
butiran tanah yang diperoleh dari hasil
Analisa Hasil
uji analisis saringan dan hydrometer.
Klasifikasi The American Association
Pemodelan GeoStudio of State Highway and Transportation
Official (AASHTO) menjelaskan
Kesimpulan dan Saran bahwa jika lebih dari 35% tanah lolos
saringan No. 200, maka tanah termasuk
Selesai berbutir halus (lanau-lempung).
Berdasarkan Gambar 3 diperoleh
Gambar 2. Alur Penelitian Analisa Pengaruh 81,173% tanah lolos saringan No. 200.
Tanaman Vetiver Terhadap Stabilitas Lereng Pada Gambar 3, tanah dikategorikan ke
dalam lima jenis yaitu clay, silt, fine
Hasil dan Pembahasan sanf, coarse sand, dan gravel dengan
nilai persentase masing-masing terdapat
Pengujian index dan engineering pada Tabel 1 sebagai berikut.
properties tanah dilakukan pada kondisi Tabel 1. Hasil Analisis Gradasi Butiran
tanah asli. Sementara itu, tanah dengan Jenis Persentase
Ukuran Partikel
perkuatan vetiver hanya dilakukan Tanah (%)
pengujian engineering properties. Gravel > 2 mm 0,000
Coarse
Parameter hasil pengujian selanjutnya 2 mm – 0,420 mm 2,756
sand
digunakan sebagai input pada program Fine
GeoStudio untuk dapat menganalisis 0,420 mm – 0,074 mm 16,072
sand
stabilitas lereng yang dapat diketahui Silt 0,074 mm – 0,002 mm 38,138
melalui nilai faktor keamanan. Clay 0,002 mm 43,035
188
POLITEKNOLOGI VOL. 19 NO. 2 MEI 2020
66
Sand
Clay Silt Gravel
Fine Coarse 65
0,002 0,0740,420 2,000
61
60,000
60
40,000
1 10 25 100
20,000 Jumlah Ketukan (N)
0,000
0,001 0,010 0,100 1,000 10,000 Gambar 4. Hubungan Antara Kadar Air dan
Diameter Lolos (mm) Jumlah Ketukan
Gambar 3. Grafik Analisis Saringan dan Jenis tanah dapat juga ditentukan dari
Hydrometer
nilai LL dan PI dengan menggunakan
diagram plastisitas. PI diperoleh dari
d. Batas-batas Atterberg
selisih antara nilai liquid limit (LL) dan
Batas-batas atterberg terdiri dari tiga
nilai plastic limit (PL) PI = LL – PL.
bagian, yaitu batas susut (Shrinkage
Maka dapat diperoleh nilai PI =
Limit, SL), batas plastis (Plastic Limit,
62,479% - 38,335% = 24,145%.
PL), dan batas cair (Liquid Limit, LL).
Berdasarkan hasil pengujian diperoleh
70
nilai batas susut (Shrinkage Limit, SL) 60
sebesar 17,870% dan nilai batas plastis
Indeks Plastisitas
50
(Plastic Limit, PL) sebesar 38,335%. 40
A-7-6
Nilai batas cair (Liquid Limit, LL) 30 A-2-6
A-6
24,145 A-2-7
merupakan nilai kadar air pada ketukan 20 A-7-5
ke-25. Nilai LL dapat diperoleh dengan 10
A-2-4 A-2-5
A-4 A-5
bantuan grafik antara kadar air dan 0
0 10 20 30 40 50 60
62,479
70 80 90 100
jumlah ketukan. Grafik hubungan Liquid Limit
antara kadar air tanah dan jumlah Gambar 5. Grafik plastisitas untuk klasifikasi
ketukan dapat dilihat pada Gambar 4. tanah AASHTO
Berdasarkan Gambar 4, diperoleh nilai
batas cair (LL) adalah 62,479%. Berdasarkan Gambar 5 dengan
Berdasarkan nilai LL tersebut, maka menghubungkan nilai LL 62,479% dan
tanah dapat dikategorikan memiliki nilai PI 24,145% diperoleh golongan
plastisitas tinggi. Hal ini dikarenakan tanah pada A-2-7 atau A-7-5.
nilai LL > 50%. Berdasarkan klasifikasi AASHTO, A-2-
7 merupakan golongan tanah butir kasar
dan A-7-5 merupakan golongan tanah
butir halus. Mengacu pada hasil
pengujian analisa saringan dan
hidometer, 35% tanah berhasil
melewati saringan No. 200 yang berarti
tanah tergolong dalam butir halus. Oleh
karena itu, tanah dapat digolongkan ke
dalam grup A-7-5.
189
Putri Kurniawati dan Sri Wulandari, Analisis Pengaruh Tanaman…
190
POLITEKNOLOGI VOL. 19 NO. 2 MEI 2020
0,6
0 - 30 cm) langsung dapat disimpulkan bahwa
vetiver dapat meningkatkan nilai kohesi
qu (kg/cm²)
3 Tunas
0,5 (Kedalaman
30 - 60 cm)
0,4 (c). Pada prototype dengan 3 tunas
6 Tunas
0,3 (Kedalaman
0 - 30 cm)
vetiver nilai kohesi meningkat dari
0,2
0,1 6 Tunas 0,085 kg/cm2 menjadi 0,306 kg/cm2
(kedalaman 0 – 30 cm) dan 0,304
(Kedalaman
0 30 - 60 cm)
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Waktu Tanam (Minggu)
kg/cm2 (kedalaman 30 – 60 cm). Pada
Gambar 6. Grafik Waktu Tanam vs qu prototype 6 tunas vetiver nilai kohesi
meningkat dari 0,025 kg/cm2 menjadi
Pada Gambar 6 dapat dilihat bahwa 0,325 kg/cm2 (kedalaman 0 – 30 cm)
nilai tekan bebas (qu) meningkat seiring dan 0,320 kg/cm2 (kedalaman 30 – 60
191
Putri Kurniawati dan Sri Wulandari, Analisis Pengaruh Tanaman…
Kohesi (kg/cm²)
teguh (firm) setelah dilakukan 0,2
3 Tunas
(Kedalaman
30 - 60 cm)
perkuatan tanaman vetiver. 0,15
6 Tunas
Tabel 4. Hasil Pengujian Kuat Geser Langsung 0,1
(Kedalaman
0 - 30 cm)
Waktu Tanam Kohesi (kg/cm2)
Kedalaman 0,05 6 Tunas
(Minggu) 3 Tunas 6 Tunas (Kedalaman
0 0
30 - 60 cm)
0.025 0,025
(Tanah Asli) 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Waktu Tanam (Minggu)
4 0,118 0,147
0-30 5 0,127 0,151 Gambar 7. Grafik Waktu Tanam vs Kohesi
6 0,152 0,169
7 0,164 0,188
16 0,306 0,325
Analisa Stabilitas Lereng
0 Analisa stabilitas lereng dilakukan
0,025 0,025
(Tanah Asli) dengan menggunakan bantuan program
4 0,102 0,11
30-60 5 0,123 0,114
Geo Studio (Slope/W). Output dari
6 0,135 0,144 program ini adalah nilai faktor
7 0,144 0,159 keamanan dan bidang longsor lereng.
16 0,304 0,32
Metode yang dipakai adalah metode
bishop. Metode bishop dipilih karena
Berdasarkan Gambar 7 dapat dilihat
dari hasil analisa dengan metode ini
bahwa nilai kohesi semakin meningkat
diperoleh nilai faktor keamanan yang
siring dengan bertambahnya umur
paling kecil dibanding dengan metode
tanam tanaman vetiver. Hal ini
lainnya. Nilai faktor keamanan yang
dikarenakan semakin lama waktu tanam
kecil dapat menjadi acuan dalam
vetiver maka akan menghasilkan akar
menganalisa stabilitas lereng. Semakin
yang semakin banyak. Akar tanaman
kecil nilai faktor keamanan lereng dapat
vetiver berfungsi untuk mengikat
dikatakan lereng tersebut dalam kondisi
butiran tanah agar lebih rapat (padat).
tidak stabil. Kestabilan lereng dapat
Sehingga diperoleh nilai kohesi
diketahui melalui faktor keamanan
(kemampulekatan tanah) yang semakin
yaitu nilai faktor keamanan (FK) harus
besar.
lebih besar atau dama sengan 1,30.
Nilai kohesi antara 3 tunas dan 6 tunas
Nilai faktor keamanan dapat diperoleh
tanaman vetiver. Nilai kohesi dengan
dengan mensimulasikan penampang
perkuatan 6 tunas tanaman vetiver
lereng pada program Slope/W.
cendrung lebih besar dibandingkan
Lereng ditinjau pada kondisi tanah asli
dengan nilai kohesi pada perkuatan 3
dan dengan perkuatan 3 dan 6 tunas
tunas vetiver. Akan tetapi, di minggu ke
vetiver. Hasil analisanya adalah sebagai
5 nilai kohesi dengan perkuatan 6 tunas
berikut.
192
POLITEKNOLOGI VOL. 19 NO. 2 MEI 2020
(b)
(b)
Gambar 8. Hasil Analisa Stabilitas Lereng
Tanah Asli (a) Prototype 3 Tunas Vetiver
(b) Prototype 3 Tunas Vetiver
193
Putri Kurniawati dan Sri Wulandari, Analisis Pengaruh Tanaman…
bertambahnya waktu tanam tanaman maka akan semakin besar nilai kohesi
akar wangi. Hal ini terjadi karena akar dan kuat tekan bebas tanah.
tanaman akar wangi mampu mengikat
butiran tanah sehingga butiran tanah Ucapan Terima Kasih
menyatu satu sama lain. Semakin
banyak akar tanaman akar wangi maka Terima kasih kepada Ibu Asri Wulan
butiran tanah akan semakin menyatu. yang telah memberikan ide untuk
Dapat dilihat pada Gambar 10 nilai melakukan penelitian ini. Ibu Sri
faktor keamanan lereng dengan Wulandari yang telah membantu dalam
perkuatan 6 tunas tanaman akar wangi penyusunan dan analisa data penelitian.
lebih besar dibandingkan dengan nilai Asisten Laboratorium Teknik Sipil
faktor keamanan lereng dengan Universitas Gunadarma yang telah
perkuatan 3 tunas akar wangi. membantu dalam proses pengujian.
Nilai kuat tekan dan kuat geser tanah Serta orang tua dan teman-teman yang
dipengaruhi oleh kelekatan antar selalu mensuport saat penelitian
butiran tanah. Semakin besar kelekatan berlangsung.
butiran tanah maka akan menghasilkan
ketahanan yang lebih besar terhadap Daftar Pustaka
gaya geser maupun tekanan arah
vertikal. Kemampuan tanah dalam [1] L. van Du and P. Truong,
menahan tekanan arah vertical maupun “Vetiver grass system for erosion
horizontal akan menghasilkan nilai control on drainage and
faktor keamanan. Apabila nilai kuat irrigation channels on severe
tekan dan kuat geser tanah meningkat acid sulfate soil in southern
maka nilai faktor keamanan lereng juga Vietnam,” Vetiver grass Syst.
akan meningkat karena ke tiga variable Eros. Control Drain. Irrig.
tersebut memiliki keterkaitan yang channels Sev. acid sulfate soil
berbanding lurus satu sama lain. South. Vietnam, no. Photo 1, pp.
1–11, 2002.
Kesimpulan [2] P. N. V. Truong and R. Loch,
“Vetiver system for erosion and
Vetiver dapat meningkatkan kekuatan sediment control,” in Proceeding
tekan maupun kuat geser tanah. Hal ini of 13th International Soil
dikarenakan vetiver mampu mengikat Conservation Organisation
partikel butiran tanah sehingga Conference, 2004, no. 247, pp.
menghasilkan kepadatan yang cukup 1–6.
pada tanah untuk dapat menahan [3] R. Wijayakusuma, “Stabilisasi
tekanan arah vertikal maupun Lahan Dan Fitoremediasi
horizontal. Peningkatan parameter Dengan Vetiver System,” in
tanah akan mempengaruhi stabilitas Green Design Seminar, 2007, no.
lereng. Sehingga dapat disimpulkan 021, pp. 1–16.
bahwa vetiver dapat meningkatkan [4] A. Noor, J. Vahlevi, and F. Rozi,
stabilitas lereng. Semakin banyak “Stabilisasi Lereng untuk
jumlah tunas tanaman vetiver, akan Pengendalian Erosi dengan Soil
menghasilkan nilai faktor keamanan Bioengineering Menggunakan
lereng yang semakin besar. Akar Rumput Vetiver,” Poros
Nilai kuat tekan dan kuat geser tanah Tek., vol. 3, no. 2 ISSN 2442-
juga dipengaruhi oleh kadar air tanah. 7764, 2015.
Semakin kecil kadar air suatu tanah [5] F. Ilham, “Karateristik Mekanis
Perkuatan Lereng Menggunakan
194
POLITEKNOLOGI VOL. 19 NO. 2 MEI 2020
195
Putri Kurniawati dan Sri Wulandari, Analisis Pengaruh Tanaman…
196