Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

Jurnal Publikasi Pendidikan

http://ojs.unm.ac.id/index.php/pubpend
Volume VII Nomor 1 Fabruari 2017
p-ISSN 2088-2092 e-ISSN 2548-6721

Penerapan Pendekatan Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Untuk Meningkatkan
Partisipasi Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah Pembelajaran Terpadu

Natriani Syam1, Nurjannah2, St. Maryam, M. 3


1,2,3
Program Studi PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Makassar
1
natri.syam@gmail.com
2
nurjannah@unm.ac.id
3
st.maryam@unm.ac.id

ABSTRACT
The use of conventional learning methods make communication in the learning process exists
only in one direction so that students in general passive learning in the classroom and only a few are
active to ask, answer and respond to learning. Though learning participation is one of the important
factors in learning activities. It is reminded that the teaching and learning activities are held in order
to provide learning experiences on the learner. If the students actively participate in learning
activities likely learners will be able to extract meaning from that learning. One way that could make
students participate in learning that is by applying the learning model. For the purpose of this study
was to determine students' increased participation in integrated learning in the classroom C.83 UPP
PGSD Parepare FIP UNM by using model two stay two stray. This type of research is classroom
action research (PTK). Forms implementation consist of planning, action, observation and reflection.
Lasts for two cycles of study. Data analysis technique used is descriptive qualitative data analysis
techniques. Be concluded that the application of learning models two stay two stray on the subjects of
integrated learning can improve students' participation in class C.83 UPP PGSD Parepare FIP UNM.

Keywords: classroom action research, learning model Two Stay Two Stray, study participation.

PENDAHULUAN berbagi informasi dengan teman


Pada pendidikan di pergururuan tinggi, sekelompoknya, namun juga dengan kelompok
peran dari pendidik yaitu dosen sangat penting lainnya, sehingga dengan demikian akan lebih
dalam mencapai tujuan pendidikan. Kita banyak lagi ilmu yang dapat mahasiswa
ketahui bahwa proses belajar mengajar di kelas informasikan dengan peserta didik lainnya.
merupakan salah satu bagian penting dari Dengan demikian diasumsikan bahwa
pendidikan. Proses belajar mengajar dapat penerapan metode pembelajaran Two stay two
berhasil apabila pendidik kreatif dalam stray mampu membuat suasana belajar
menggunakan pendekatan, model, strategi dan menjadi lebih aktif, partisipatif,kondusif dan
metode yang disesuaikan dengan materi yang menyenangkan. Hal ini dikarenakan
diajarkan, begitu pula pada mata kuliah mahasiswa juga diberikesempatan untuk
pembelajaran terpadu. berdiskusi secara aktif dalam membahas materi,
Salah satu cara yang bisa membuat dalam hal initerutama berdiskusi mengenai
mahasiswa aktif dalam belajar yaitu dengan model-model pembelajaran terpadu, saling
menerapkan model pembelajaran. Oleh karena menggali dankemudian berbagi informasi yang
itu peneliti ingin menerapkan model mereka dapatkan, sehingga mahasiswa
Cooperative Learning tipe Two stay two stray akanmemperoleh pemahaman akan pelajaran
dan melihat dampaknya terhadap partisipasi yang lebih luas jikadibandingkan dengan
belajar mahasiswa. Dengan model ini belajar menggunakan metode konvensional.
mahasiswa bukan hanya belajar dan menerima Suprayekti (2006: 89) mengemukakan
apa yang disajikan oleh dosen dalam proses bahwa cara-cara yang terdapat dalam metode
belajar mengajar (PBM), melainkan bisa juga pembelajaran kooperatif ini akan membawa
belajar dari mahasiswa lainnya, dan sekaligus dampak positif bagi peserta didik, diantaranya
mempunyai kesempatan untuk membelajarkan adalah membangun sikap belajar
mahasiswa yang lain. Bahkan, teknik belajar kelompok/bersosialisasi, membangun
ini tidak hanya memberikan kesempatan pada kemampuan bekerjasama, melatih kecakapan
mahasiswa untuk saling bekerja sama dan berkomunikasi, melatih keterlibatan emosi

31
Jurnal Publikasi Pendidikan | Volume VII Nomor 1 Februari 2017 | 32

peserta didik, mengembangkan rasa percaya berlangsung pada satu siklus penelitian dan
diri dalam belajar, meningkatkan prestasi berulang pada siklus berikutnya.
akademiknya secara individu maupun Focus dalam penelitian ini yaitu
kelompok, meningkatkan motivasi belajar dan indicator partisipasi belajar mahasiswa dalam
membuat peserta didik memperoleh kepuasan hal a) Perhatian mahasiswa dalam mengikuti
dalam belajar. pembelajaran, b) Menyampaikan pertanyaan, c)
Salah satu model pembelajaran Mengemukakan ide, pendapat, jawaban atau
kooperatif adalah model two stay two stray sanggahan, dan, d) Mengerjakan tugas dengan
(TS-TS). Teknik belajar kooperatif tipe two baik, yang dilaksanakan pada saat proses
stay two stray (TS-TS) inidikembangkan oleh belajar mengajar berlangsung dengan
Kagan. Lie (2004: 61-62) menyatakan bahwa menerapkan model two stay two
metode inisangat efektif karena dapat stray.Penelitian tindakan kelas ini
digunakan dalam semua mata pelajaran dan dilaksanakan di UPP PGSD Parepare FIP
untuk semua tingkatan usia didik. Metode UNM, beralamat di jl. Jend. Sudirman No. 56
belajar ini juga biasa disebut dengan metode Kota Parepare. Kelas yang dipilih yaitu C.
“Dua Tinggal Dua Tamu”. Metode 83.Subjek dalam penelitian ini yaitu seluruh
pembelajaran kooperatif tipe two stay twostray mahasiswa di kelas C. 83 yang berjumlah 21
(TS-TS) adalah merupakan salah satu bagian orang.
dari metode pembelajaran kooperatif yang Data dalam penelitian ini data
menempatkan peserta didik dalam kelompok dikumpulkan dengan cara a) observasi.Dalam
kecil yang beranggotakan 4 orang. Kemudian penelitian ini hal-hal yang diobservasi yaitu
mereka diberi tugas untuk membahas meteri indicator partisipasi belajar mahasiswa serta
pelajaran bersama teman kelompoknya untuk penerapan model TSTS oleh mahasiswa dan
selanjutnya mereka juga akan bertukar anggota dosen, b) Dokumentasi. Dokumen yang
untuk sementara guna saling membagikan hasil digunakan dalam penelitian iniyaitu daftar
diskusi dan kerja kelompok untuk didiskusikan hadir mahasiswa pada saat penelitian,
kembali dengan anggota kelompok lainnya. hasilkerja tugas mahasiswa, serta foto kegiatan
Metode TS-TS melibatkan peserta didik penelitian.
untuk berpartisipasi secara aktif dengan Tekhnik analisis data yang digunakan
bekerjasama antar peserta didik yang memiliki dalam penelitian ini adalah analisis data
karakteristik yang berbeda (heterogen) dalam deskriptif kualitatif yang dikembangkan oleh
mencapai tujuan pembelajaran yang telah Miles dan Huberman, yang terdiri dari tiga
dirancang pengajar sebelumnya dan di sini tahap, yaitu : a) reduksi data, b) menyajikan
pengajar berfungsi sebagai fasilitator dan data, c) menarik kesimpulan dan verifikasi data.
pengayom. Maka pembelajaran ini Indicator keberhasil dalam penelitian
dimaksudkan agar peserta didik benar-benar ini yaitu jika data hasil penelitian, setelah
menerima ilmu dari pengalaman belajar dianalisis menunjukkan minimal sebagian
bersama-sama dengan rekan-rekannya baik besar (75 %) mahasiswa berpartisipasi dalam
yang sudah dikategorikan mampu maupun hal a) perhatian dalam mengikuti pembelajaran,
yang masih dikategorikan lemah dalam b) Menyampaikan pertanyaan, c)
memahami konsep/materi pelajaran. Menyampaikan ide, pendapat, jawaban dan
Berdasarkan rumusan masalah dan sanggahan, d) Mengerjakan tugas dengan baik
tinjauan pustaka maka hipotesis tindakan pada saat proses belajar mengajar.
dalam penelitian ini adalah “jika model
pembelajaran two stay two stray diterapkan HASIL & PEMBAHASAN
dengan baik, maka partisipasi mahasiswa pada a. Hasil Penelitian
pembelajaran terpadu di kelas C. 83 UPP 1) Hasil Penelitian Siklus 1
PGSD Parepare FIP UNM dapat meningkat”. a) Perencanaan
Pada tahap perencanaan, peneliti
METODE PENELITIAN mempersiapkan hal-hal yang dibutuhkan saat
Jenis penelitian ini adalah penelitian pelaksanaan penelitian tindakan kelas, antara
tindakan kelas (PTK) atau class action lain sebagai berikut :
research.Dimana bentuk pelaksanaannya (1) Merancang perangkat pembelajaran yaitu
terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan RPP
tindakan, observasi dan refleksi. Tahapan- (2) Membuat lembar observasi aktivitas
tahapan tersebut merupakan tindakan yang dosen dalam menerapkan model
pembelajaran TSTS.

Natriani Syam,Nurjannah, St. Maryam, M.. Penerapan Pendekatan Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray …, halaman 31-37
Jurnal Publikasi Pendidikan | Volume VII Nomor 1 Februari 2017 | 33

(3) Membuat lembar observasi aktivitas (a) Pada tahap pembagian kelompok dan
mahasiswa dalam menerapkan model pengerjaan tugas berada pada kategori
pembelajaran TSTS. cukup karena semua mahasiswa duduk
(4) Membuat lembar observasi partisipasi bersama sesuai dengan kelompok yang
belajar mahasiswa. telah ditentukan dan mengerjakan tugas
(5) Menyiapkan kamera yang nantinya akan yang diberikan melalui diskusi anggota
digunakan untuk mengambil gambar. kelompok tapi tidak semua anggota
b) Pelaksanaan kelompok aktif memberikan masukan.
Diawali dengan dosen menjelaskan ulang (b) Tahap dua orang dari tiap-tiap kelompok
garis besar materi model-model pembelajaran bertamu ke kelompok lain berada pada
terpadu, kemudian membagi mahasiswa ke kategori pada kategori cukup karena
dalam 5 kelompok, 4 kelompok terdiri dari 4 semua kelompok mengutus dua orang
orang dan 1 kelompok terdiri dari 5 orang. sebagai tamu dan setiap tamu dari
Kemudian mahasiswa diberi tugas untuk masing-masing kelompok mendatangi
dikerjakan dengan kelompok masing-masing. semua kelompok tapi ada beberapa tamu
Pada saat mengerjakan tugas, dosen kurang aktif mencari informasi pada
berkeliling kesetiap kelompok untuk kelompok yang dikunjunginya.
memantau jalannya kerja kelompok. Setelah (c) Pada tahap dua mahasiswa yang tinggal
selesai mengerjakan tugas dengan kelompok membagikan informasi dan hasil kerja
masing-masing, dosen meminta dua orang dari kepada setiap tamu yang datang berada
masing-masing kelompok meninggalkan pada kategori baik karena semua
kelompoknya dan bertamu ke kelompok lain, kelompok menerima tamu dari setiap
dua anggota lainnya bertugas untuk menerima kelompok, menjawab pertanyaan setiap
tamu. Dosen memberi penjelasan tentang tugas tamu dan membagikan informasi kepada
mereka yaitu dua orang yang bertamu ke setiap tamu.
kekelompok lain bertugas untuk mencari (d) Pada tahap kembali ke kelompok masing-
informasi dan bertanya tentang hasil kerja masing dan membagikan informasi yang
kelompok yang mereka kunjungi, demikian diperoleh dari kelompok lain berada pada
pula sebaliknya dua orang mahasiswa yang kategori cukup karena semua kelompok
tinggal dalam kelompok bertugas membagikan melaporkan informasi yang diperoleh dari
hasil kerja dan informasi mereka ke setiap kelompok lain ke anggota kelompoknya
tamu yang datang. dan menyampaikan informasi yang benar
Setiap kelompok diberikan kesempatan tapi kurang jelas.
masing-masing 5 menit untuk bertamu ke tiap- (e) Pada tahap kelompok mencocokkan dan
tiap kelompok. Setelah semua yang bertugas membahas hasil kerja mereka berada pada
sebagi tamu telah berkunjung ke semua kategori cukup karena setiap kelompok
kelompok, mahasiswa dipersilahkan kembali mencocokkan dan membahas hasil kerja
ke kelompok masing-masing untuk mereka dan beberapa kelompok
mencocokkan dan membandingkan dengan mempresentasikan hasil kerjanya tapi
hasil kerja mereka. Setelah diskusi, dosen kelompok lain tidak ada yang menanggapi
mempersilahkan kepada satu orang dari setiap hasil kerja kelompok yang presentasi.
kelompok, untuk membacakan hasil diskusi
kelompoknya, dan memberi kesempatan Jadi berdasarkan hasil observasi
kepada kelompok lain untuk menanggapi hasil penerapan model pembelajaran TSTS oleh
diskusi kelompok yang tampil. Setelah semua mahasiswa, terlaksana 73,3% dengan kategori
kelompok selesai membacakan hasil cukup. Hal ini berarti penerapan model TSTS
diskusinya, dosen memberi kesimpulan tentang belum sesuai standar indicator keberhasilan
hasil diskusi kemudian menutup pembelajaran yaitu terlaksana minimal 75% sehingga harus
hari itu. dilanjutkan pada siklus berikutnya.
c) Observasi Jika ditinjau dari tiap-tiap aspek,
(1) Hasil observasi aktivitas mahasiswa partisipasi belajar mahasiswa dengan
Hasil observasi ativitas belajar menggunakan model TSTS disajikan pada
mahasiswa menerapkan model pembelajaran table berikut :
TSTS, antara lain sebagai berikut :

Natriani Syam,Nurjannah, St. Maryam, M.. Penerapan Pendekatan Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray …, halaman 31-37
Jurnal Publikasi Pendidikan | Volume VII Nomor 1 Februari 2017 | 34

Jumlah skor
No Aspek % Kriteria
(skor max 63)
1. Perhatian mahasiswa dalam 45 71,4% Cukup
mengikuti pembelajaran.
2. Menyampaikan pertanyaan. 29 46% Cukup
3. Menyampaikan ide, pendapat, 31 49% Cukup
jawaban.
4. Mengerjakan tugas pada proses 42 66,7% Cukup
pembelajaran

(2) Hasil Observasi aktivitas dosen 2) Hasil Penelitian Siklus II


Berdasarkan data hasil penelitian a) Perencanaan
menunjukkan bahwa persentase penerapan Kegiatan yang dilakukan antara lain :
model pembelajaran TSTS oleh dosen dalam (1) Menyusun rencana pelaksanaan
proses belajar mengajar adalah sebesar 88,9% pembelajaran.
artinya sudah berada pada kategori baik. (2) Menyiapkan Lembar kerja mahasiswa.
(3) Menyiapkan lembar observasi aktivitas
d) Refleksi mahasiswa menerapkan model
Siklus 1 merupakan siklus awal, pembelajaran TSTS.
suasana dalam pembelajaran belum ada (4) Menyiapkan lembar observasi partisipasi
perkembangan yang cukup berarti. belajar mahasiswa.
Keberhasilan dan kegagalan yang terjadi dalam (5) Menyiapkan lembar observasi aktivitas
pelaksanaan tindakan selama siklus I dapat dosen menerapkan model pembelajaran
diuraikan sebagai berikut : TSTS.
(1) Masih ada beberapa mahasiswa yang (6) Dosen berusaha untuk lebih menguasai
kurang focus memperhatikan penjelasan model pembelajaran kooperatif tipe two
dosen. stay two stray.
(2) Masing banyak mahasiswa yang kurang b) Pelaksanaan
aktif dalam mengerjakan dan Pada pertemuan ke dua ini, tahap-
menyelesaikan tugas kerja kelompok. tahap yang dilakukan adalah dosen
(3) Mahasiswa yang lebih pandai memberikan penjelasan singkat tentang materi
mendominasi jalannya diskusi sedangkan pelajaran hari. itu Selanjutnya dosen
mahasiswa lainnya masih pasif. menginstruksikan kepada mahasiswa untuk
(4) Mahasiswa masih tampak kaku dalam duduk berkelompok sesuai pembagian
proses pembelajaran dengan menerapkan kelompok pertemuan yang sebelumnya, yaitu
model TSTS, terlihat pada saat diberi terdiri dari 5 kelompok, ada yang
kesempatan berkunjung pada kelompok beranggotakan 5 orang dan 4 kelompok
lainnya, hanya sedikit mahasiswa yang lainnya beranggotakan 4 orang. Kemudian
mau bertanya. dosen menginstuksikan kepada mahasiswa
(5) Rata-rata mahasiswa yang bertugas untuk mengerjakan tugas secara berkelompok.
sebagai penerima tamu, aktif dalam Dosen membimbing mahasiswa yang sedang
memberikan ide, pendapat dan informasi berdiskusi, setelah berdiskusi dosen kemudian
tentang hasil pekerjaan kelompok mereka menginstruksikan kepada dua orang dari tiap
kepada tamu yang datang berkunjung. kelompok untuk bertugas menerima tamu dan
(6) Semua mahasiswa yang melakukan membagikan informasi hasil kerja kelompok
presentasi kelompok, tampil percaya diri. mereka kepada tamu yang datang. Dua
(7) Dosen belum menerapkan semua langkah- mahasiswa lainnya dari tiap kelompok
langkah model pembelajaran TSTS bertugas berkunjung ke kelompok lain untuk
dengan maksimal. mencari informasi.
Setelah setiap kelompok berkunjung
Dengan demikian proses pembelajaran ke kelompok lain, mereka kemudian kembali
akan diperbaiki pada siklus II, yang diharapkan ke kelompoknya masing-masing dan
dapat memperbaiki kekurangan pada siklus I, menyampaikan informasi yang diperoleh dari
serta meningkatkan partisipasi belajar kelompok lain. Kemudian dosen
mahasiswa. mempersilahkan beberapa kelompok

Natriani Syam,Nurjannah, St. Maryam, M.. Penerapan Pendekatan Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray …, halaman 31-37
Jurnal Publikasi Pendidikan | Volume VII Nomor 1 Februari 2017 | 35

membacakan hasil diskusinya, kelompok lain (c) Tahap dua mahasiswa yang tinggal
diberi kesempatan untuk menanggapi. Semua membagikan informasi dan hasil kerja
kelompok tidak diberikan kesempatan untuk kepada setiap tamu yang datang
membacakan hasil diskusinya karena waktu terlaksana dengan kategori baik karena
yang terbatas. Dosen menaggapi dan semua kelompok menerima tamu dari
menyimpulkan hasil diskusi hari itu, kemudian setiap kelompok, menjawab pertanyaan
membimbing mahasiswa untuk merangkum dari setiap tamu serta membagikan
materi pelajaran yang telah dilaksanakan. informasi dan hasil kerja kelompok
kepada setiap tamu yang datang.
c) Observasi/pengamatan (d) Tahap kembali ke kelompok masing-
Pengamatan pelaksanaan pembelajaran masing dan melaporkan temuan mereka
siklus II diperoleh hasil sebagai berikut : dari kelompok lain terlaksana dengan
(1) Hasil observasi aktivitas mahasiswa kategori baik karena semua kelompok
Berikut ini hasil dari observasi melaporkan informasi yang diperoleh dari
aktivitas mahasiswa menerapkan model kelompok lain ke anggota kelompoknya,
pembelajaran TSTS pada siklus II : informasi yang dilaporkan jelas dan benar.
(a) Pada tahap pembagian kelompok dan (e) Tahap kelompok mencocokkan dan
pengerjaan tugas terlaksana dengan membahas hasil kerja mereka terlaksana
kategori cukup karena semua duduk dengan kategori baik karena setiap
bersama sesuai dengan kelompok yang anggota kelompok mencocokkan dan
telah ditentukan, mengerjakan tugas yang membahas hasil kerja mereka, beberapa
diberikan melalui diskusi anggota kelompok mempresentasikan hasil
kelompok tapi tidak semua anggota kerjanya, dan kelompok lain menanggapi
kelompok aktif memberikan masukan. hasil kerja kelompok yang presentasi.
(b) Tahap dua orang dari tiap-tiap kelompok Jadi berdasarkan lembar observasi
bertamu ke semua kelompok terlaksana penerapan model TSTS oleh mahasiswa pada
dengan kategori cukup karena semua siklus II diperoleh data terlaksana 88,9%
kelompok mengutus dua orang sebagai sehingga berada pada kategori baik.
tamu, setiap 2 tamu dari masing-masing Sedangkan jika ditinjau aspek partisipasi
kelompok mendatangi semua kelompok belajar mahasiswa dengan menggunakan
tapi tidak semua tamu aktif meminta model pembelajaran TSTS disajikan pada tabel
informasi pada setiap kelompok yang berikut ini :
didatanginya.

Jumlah skor
No Partisipasi belajar mahasiswa % Kriteria
(skor max 63)

1. Perhatian mahasiswa dalam mengikuti 54 85% Baik


pembelajaran.

2. Menyampaikan pertanyaan 49 77,7% Baik

3. Menyampaikan ide, pendapat & jawaban 31 79,3% Baik

4. Mengerjakan tugas dengan baik pada 51 80,9% Baik


saat proses pembelajaran.

(2) Hasil observasi aktivitas dosen


Jadi berdasarkan hasil observasi
penerapan model TSTS oleh dosen diperoleh
data bahwa penerapan model TSTS d) Refleksi
terlaksana 88,9% sehingga berada pada Gambaran secara umum pelaksanaan
kategori baik. Hal ini berarti indikator siklus II sudah berjalan dengan baik. Dibawah
keberhasilan yaitu minimal 75% sudah ini dipaparkan hasil pelaksanaan siklus II :
terpenuhi.

Natriani Syam,Nurjannah, St. Maryam, M.. Penerapan Pendekatan Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray …, halaman 31-37
Jurnal Publikasi Pendidikan | Volume VII Nomor 1 Februari 2017 | 36

(1) Pada tahap pembagian kelompok dan Pada siklus II penerapan model TSTS
pemberian tugas berada pada kategori oleh dosen maupun mahasiswa sudah
baik karena semua mahasiswa telah duduk terlaksana dengan kategori baik, sehingga
bersama kelompok yang ditentukan, mempengaruhi pula peningkatan partisipasi
mengerjakan bersama tugas yang belajar mahasiswa.
diberikan, dan anggota kelompok aktif Sedangkan jika ditinjau dari partisipasi
memberikan anggota. belajar mahasiswa menunjukkan bahwa 1)
(2) Mahasiswa sudah tidak tampak kaku perhatiaan mahasiswa dalam mengikuti
menerapkan model TSTS, karena pembelajaran memperoleh skor 85% berada
mahasiswa sudah berani untuk pada kategori baik, 2) mengemukakan
memberikan masukan atas pendapat pertanyaan sebesar 77,7% berarti berada pada
teman, serta tidak canggung untuk kategori baik, 3) mengemukakan ide, pendapat,
bertanya kepada teman ataupun kepada jawaban, sanggahan sebesar 79,3% berarti
dosen jika tidak paham atas instruksi berada pada kategori baik, dan 4) mengerjakan
dosen maupun dalam pengerjaan diskusi tugas pada saat pembelajaran sebesar 80,9%
berlangsung. berarti berada pada kategori baik.
(3) Dosen sudah optimal menerapkan TSTS. Semua aspek partisipasi belajar
(4) Berdasarkan hasil observasi penerapan mahasiswa telah memenuhi indikator
model TSTS dan partisipasi belajar keberhasilan penelitian, hal tersebut
mahasiswa sudah mencapai indikator berdasarkan pendapat Mulyasa (2011:105)
keberhasilan yaitu minimal 75%. bahwa dari segi proses, pembelajaran dan
b. Pembahasan pembentukan kompetensi dikatakan berhasil
Pada siklus I pelaksanaan model two stay dan berkualitas apabila seluruhnya atau
two stray belum dapat berlangsung secara setidak-tidaknya sebagian besar (75%) peserta
optimal. Hal ini disebabkan model ini didik terlibat secara aktif, baik fisik, mental,
merupakan metode baru dalam proses maupun maupun social dalam proses
pembelajaran dikelas ini. Mahasiswa masih pembelajaran.
kaku dan belum terbiasa dengan model Semua aspek partisipasi belajar
pembelajaran yang diterapkan oleh dosen mahasiswa telah memenuhi indikator
sehingga mahasiswa masih kurang berani keberhasilan penelitian, hal tersebut
dalam menyampaikan pendapatnya. berdasarkan pendapat Mulyasa (2011:105)
Hal ini dapat dilihat pada hasil bahwa dari segi proses, pembelajaran dan
pengamatan partisipasi belajar mahasiswa pada pembentukan kompetensi dikatakan berhasil
siklus I selama proses pembelajaran TSTS dan berkualitas apabila seluruhnya atau
yang difokuskan pada 1) Perhatian mahasiswa setidak-tidaknya sebagian besar (75%) peserta
dalam mengikuti pembelajaran, 2) didik terlibat secara aktif, baik fisik, mental,
Mengemukakan pertanyaan, 3) maupun maupun social dalam proses
Mengemukakan ide, pendapat dan sanggahan, pembelajaran.
dan 4) mengerjakan tugas dengan baik pada Pada hasil penelitian yang dilakukan di
saat pembelajaran. Hasil dari observasi siklus I siklus I dan II menunjukkan adanya
menunjukkan bahwa 1) perhatiaan mahasiswa peningkatan partisipasi belajar mahasiswa. Hal
dalam mengikuti pembelajaran sebesar 71,4% ini disebabkan karena mahasiswa mulai
berarti berada pada kategori cukup, 2) percaya diri dalam menyampaikan
mengemukakan pertanyaan sebesar 46% pendapatnya, sudah tidak kaku dengan
berarti berada pada kategori cukup, 3) jalannya proses pembelajaran menggunakan
mengemukakan ide, pendapat, jawaban, model TSTS, serta interaksi mahasiswa dalam
sanggahan sebesar 49% berarti berada pada mengemukakan pertannyaan dan pendapat
kategori cukup, dan 4) mengerjakan tugas pada sudah tidak kaku dan malu lagi.
saat pembelajaran sebesar 66,7% berarti Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik
berada pada kategori cukup. kesimpulan bahwa model TSTS efektif
Sedangkan jika ditinjau dari digunakan sebagai salah satu alternatif
keberhasilan penerapan model TSTS pendekatan model pembelajaran karena
menunjukkan bahwa pada siklus I masih ada dengan menggunakan model tersebut dapat
beberapa tahap yang belum terlaksana dengan meningkatkan partisipasi belajar mahasiswa.
baik. Hal tersebut berarti belum mencapai Hal tersebut sejalan dengan pendapat
indicator keberhasilan sehingga perlu Djumingin (2011 : 181) bahwa keunggulan
dilanjutkan ke siklus berikutnya. model TSTS adalah membantu siswa untuk

Natriani Syam,Nurjannah, St. Maryam, M.. Penerapan Pendekatan Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray …, halaman 31-37
Jurnal Publikasi Pendidikan | Volume VII Nomor 1 Februari 2017 | 37

memiliki beberapa keterampilan social, seperti Sudjana & Rivai. A. 2003. Teknologi
bekerja sama, berbagi tugas, mendengarkan Pengajaran. Bandung : Sinar Baru.
pendapat orang lain, menghargai pendapat Suprayekti.2006. Strategi Penyampaian
orang lain, kemampuan bertanya dan lain-lain Pembelajaran Kooperatif. Jurnal
yang sangat jarang dalam penerapan Pendidikan. Penabur, No. 07/ Th. V /
pembelajaran tradisional. Desember.
Suryobroto. 1997. Proses Belajar Mengajar Di
KESIMPULAN & SARAN Sekolah. Jakarta : Rhineka Cipta.
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa
penerapan model pembelajaran two stay two
stray pada mata pelajaran pembelajaran
terpadu dapat meningkatkan partisipasi belajar
mahasiswa di kelas C.83 UPP PGSD Parepare
FIP UNM, karena indikator partisipasi belajar
mahasiswa pada siklus II diperoleh hasil
bahwa 1) perhatiaan mahasiswa dalam
mengikuti pembelajaran memperoleh skor
85% (kategori baik), 2) mengemukakan
pertanyaan sebesar 77,7% (kategori baik), 3)
mengemukakan ide, pendapat, jawaban,
sanggahan sebesar 79,3% (kategori baik), dan
4) mengerjakan tugas pada saat pembelajaran
sebesar 80,9% (kategori baik).

DAFTAR PUSTAKA

Djumingin, Sulastriningsih. 2011. Strategi dan


Aplikasi. Model Pembelajaran Inovatif.
Makassar : Badan Penerbit Universitas
Negeri Makassar.
Hasibuan & Moedjiono. 2006. Proses Belajar
Mengajar. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Lie, Anita. 2004. Cooperative Learning,
Mempraktikkan Cooperative Learning Di
Ruang-Ruang Kelas. Jakarta : Grasindo.
Mulyasa. 2011. Standar Kompetensi Dan
Sertifikasi Guru. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya.
__________. 2003. Kurikulum Berbasis
Kompetensi. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya.
Nur, Muhammad. 2005. Pembelajaran
Kooperatif. Surabaya : Pusat Sains Dan
Matematika Sekolah UNESA.
Saud, Udin Saefuddin. Dkk. Pembelajaran
Terpadu. Bandung : UPI Press.
Solehatin, Etin Dan Raharjo. 2007.
Cooperative Learning : Analisis Model
Pembelajaran IPS. Jakarta : Bumi Aksara.
Sardiman. 2011. Interaksi Dan Motivasi
Belajar Mengajar. Jakarta : Raja Grafindo
Persada.
Sudjana, Nana. 1996. Cara Belajar Siswa Aktif
Dalam Proses Belajar Mengajar.
Bandung : Sinar Baru Algensindo.

Natriani Syam,Nurjannah, St. Maryam, M.. Penerapan Pendekatan Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray …, halaman 31-37

You might also like