Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 11

TAHUN [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, P- ISSN: 2655-2728

2021 E-ISSN: 2655-4712 VOLUME 3 NOMOR 2 TAHUN 2021] HAL 285-295

PENGARUH PROGRESIVE MUSCLE RELAXATION (PMR) TERHADAP PENURUNAN


KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELITUS

Umi Romayati Keswara¹, Rahma Elliya², Maya³

¹Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Malahayati


Email: umiromayatikeswara.76@gmail.com
²Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Malahayati
Email: rahmaelliya@malahayati.ac.id
³Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Malahayati
Email: maiafilindo@gmail.com

ABSTRACT: THE EFFECT OF PROGRESIVE MUSCLE RELAXATION (PMR) ON


REDUCING BLOOD GLUCOSE LEVELS IN PEOPLE WITH DIABETES MELLITUS

Introduction: Diabetes mellitus (DM) is a non-communicable disease that often


suffers. Diabetes mellitus (DM) is a non-communicable disease that often
suffers.
Purpose: To determine the effect of progresive muscle relaxation (PMR) on
reducing blood glucose levels in people with diabetes mellitus.
Method: This type of research is quantitative, quasi-experimental design using
non equivalent control groups. The population in this study were all DM patients
in the Work Area of Ogan Lima Health Center, West Abung District, North
Lampung, with a total sample of 34 respondents. Data analysis used T test
analysis (dependent and independent sample t-test).
Results: The results of univariate analysis showed that the average blood
glucose level of respondents in the pretest group was 247.29 ± 28.431 mg / dL
and posttest 210.29 ± 28.711 mg / dL. The average level of respondent's blood
glucose at pretest was 255.94 ± 30.738 mg / dL and posttest 230.76 ± 25.69
mg / dL. T- dependent test results obtained by the treatment group p-value =
0,000, and the control group p-value = 0.006. T-independent test results
obtained p-value = 0.035.
Conclusion: There was a significant difference between the blood glucose
levels of diabetics in the treatment group and the control group. Suggestions
are expected that health workers can apply PMR training as an alternative
therapy for DM patients.

Keywords :progresive muscle relaxation, blood glucose level, diabetes


mellitus

INTISARI: PENGARUH PROGRESIVE MUSCLE RELAXATION (PMR) TERHADAP


PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELITUS

Latar Belakang: Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit tidak menular yang
sering diderita. Data di dunia sebanyak 422 juta orang dewasa hidup dengan
diabetes, di Indonesia tahun 2018 prevalensi diabetes meningkat dari 1,1%
menjadi 2,0%, di Provinsi Lampung meningkat dari 0,8% menjadi1,6%, di
Kabupaten Lampung Utara meningkat dari 0,9menjadi 1,07 %. Terapi
komplementer untuk mengontrol kadar glukosa darah salah satunya dengan
relaksasi otot progresif (Progresive Muscle Relaxation (PMR).

1
TAHUN [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, P- ISSN: 2655-2728
2021 E-ISSN: 2655-4712 VOLUME 3 NOMOR 2 TAHUN 2021] HAL 285-295

Tujuan:Diketahui Pengaruh Progresive Muscle Relaxation (PMR) terhadap


penurunan kadar glukosa darah pada penderita diabetes melitus.
Metode Penelitian:Jenis penelitian ini adalah kuantitatif, rancangan quasi
eksperiment menggunakan non equivalent control group. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh pasien DM di Wilayah Kerja Puskesmas Ogan Lima
Kecamatan Abung Barat Lampung Utara, dengan jumlah sampel sebanyak 34
responden.Analisis data menggunakan analisis uji T (dependent dan
independent sample t-test).
Hasil Penelitian: Hasil analisis univariat bahwa rata-rata kadar glukosa darah
responden kelompok perlakuan saat pretest yaitu 247,29 ± 28,431 mg/dL dan
posttest 210,29 ± 28,711 mg/dL. Rata-rata kadar glukosa darah responden saat
pretest yaitu 255,94 ± 30,738 mg/dL dan posttest 230,76 ± 25,69mg/dL. Hasil
uji t-dependen kelompok perlakuan diperoleh p-value=0,000, dan kelompok
kontrol p-value=0,006. Hasil uji t-independen diperoleh p-value=0,035.
Kesimpulan: Ada perbedaan yang signifikan antara kadar glukosa darah
penderita diabetes melitus pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.
Saran diharapkan agar tenaga kesehatan dapat menerapkan latihan PMR sebagai
alternative terapi pada pasien DM.

Kata Kunci : progresive muscle relaxation, kadar glukosa darah, diabetes


melitus

PENDAHULUAN
Salah satu penyakit tidak negara berpenghasilan tinggi
menular yang sering diderita adalah (Kemenkes RI, 2018).
Diabetes Melitus (DM). Berdasarkan Prevalensi Diabetes Melitus
laporan Badan Kesehatan Dunia (DM) di Indonesia berdasarkan hasil
(WHO) (2018), diperkirakan 422 juta Riset kesehatan Dasar (Riskesdas)
orang dewasa hidup dengan tahun 2007 yaitu 1,1% dan
diabetes, dibandingkan dengan 108 meningkat pada Riskesdas tahun
juta pada tahun 1980. Prevalensi 2013 menjadi 2,1% dan pada
diabetes di dunia (dengan usia yang Riskesdas tahun 2018
distandarisasi) telah meningkat menjadi 2,0% (Kemenkes RI, 2018).
hampir dua kali lipat, meningkat Prevalensi Diabetes Melitus
dari 4,7% menjadi 8,5% pada (DM) di Provinsi Lampung
populasi orang dewasa. berdasarkan hasil Riset kesehatan
Diabetes menyebabkan Dasar (Riskesdas) terjadi
1,5 juta kematian pada tahun 2012. peningkatan. Prevalensi diabetes
Gula darah yang lebih tinggi dari pada umur >15 tahun menurut
batas maksimum mengakibatkan diagnosis dokter/gejala hasil dari
tambahan 2,2 juta kematian, Riskesdas tahun 2007 yaitu sebesar
dengan meningkatkan risiko 0,5% dan meningkat pada tahun
penyakit kardiovaskular dan 2013 menjadi 0,8%, kemudian
lainnya. Empat puluh tiga persen meningkat pada tahun 2018
(43%) dari 3,7 juta kematian ini menjadi 1,6%
terjadi sebelum usia 70 tahun. (Kemenkes RI, 2018).
Persentase kematian yang Berdasarkan data dari Dinas
disebabkan oleh diabetes yang Kesehatan Kabupaten Lampung
terjadi sebelum usia 70 tahun lebih Utara tahun 2018, prevalensi
tinggi di negara-negara diabetes adalah 0,9%. Pada tahun
berpenghasilan rendah dan 2019 prevalensi diabetes melitus
menengah daripada di negara- meningkat menjadi 1,07 % (4.145
dari 387.029 jiwa) dan tercatat
2
TAHUN [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, P- ISSN: 2655-2728
2021 E-ISSN: 2655-4712 VOLUME 3 NOMOR 2 TAHUN 2021] HAL 285-295

meninggal 78 orang akibat menurunkan kadar glukosa darah


komplikasi diabetes. pada pasien diabetes melitus tipe 2
Penatalaksanaan DM dapat (p-value=0,000).
dilakukan dengan pengelolaan Puskesmas Puskesmas Ogan
farmakologis dan nonfarmakologis. Lima Kecamatan Abung Barat
Langkah pertama yang harus Lampung Utara merupakan salah
dilakukan dalam pengelolaan DM satu puskesmas di Lampung Utara
adalah pengelolaan nonfarmakologis dengan kasus DM yang tergolong
berupa perencanaan makan dan tinggi.DM merupakan salah satu dari
latihan jasmani. Apabila dengan 10 besar penyakit yang sering di
cara ini sasaran pengendalian kadar derita masyarakat di Wilayah Kerja
glukosa darah belum tercapai, maka Puskesmas tersebut. Tercatat di
dapat dilanjutkan dengan tahun 2018 sebanyak 190 kasus dari
pengelolaan farmakologis dengan 7.723 orang sasaran (2,40%),
penggunaan obat (Waspadji, meningkat di tahun 2019 menjadi
2009;Siswanti & Kulsum, 2019). 378 kasus dari 11.949 orang sasaran
Dimana penggunaan obat dapat (3,16%), dengan angka kematian
menimbulkan efek samping, terbanyak yaitu sebanyak 18 orang,
kemudian penderita DM juga harus yang disebabkan karena
mengetahui tentang cara-cara ketoasisdosis diabetikum (KAD),
terapi sesuai dengan petunjuk hipoglikemia, dan komplikasi
dokter untuk menghindari dampak kardiovaskular. Selain itu, di
yang mungkin terjadi seperti Puskesmas Ogan Lima Kecamatan
terjadinya hipoglikemia (Smeltzer Abung Barat Lampung Utara belum
dan Bare, 2012). Selain latihan fisik pernah dilakukan teknik Progressive
atau senam DM pendekatan Muscle Relaxation (PMR) sebagai
nonfarmakologi yang dapat penatalaksanaan pada pasien
mengontrol kadar glukosa darah diabetes melitus.
adalah relaksasi. Terapi relaksasi ini Berdasarkan dari masalah yang
ada bermacam-macam, salah ada maka penulis tertarik untuk
satunya adalah relaksasi otot melakukan penelitian mengenai “
progresif (Progresive Muscle Pengaruh Progresive Muscle
Relaxation (PMR)), (Moyad & Hawks, Relaxation (PMR) terhadap
2009; Siswanti & Kulsum, 2019). penurunan kadar glukosa darah pada
Penelitian yang dilakukan penderita diabetes melitus di
oleh Siswanti dan Kulsum (2019), Wilayah Kerja Puskesmas Ogan Lima
tentang pengaruh Progresive Muscle Kecamatan Abung Barat Lampung
Relaxation (PMR) terhadap Utara Tahun 2020”.
perubahan kadar glukosa darah
(KGD) pada pasien diabetes melitus METODE PENELITIAN
(DM), diperoleh bahwa pengaruh Jenis penelitian kuantitatif
Progresive Muscle Relaxation (PMR) dengan rancangan quasi
terhadap perubahan kadar glukosa eksperiment design dengan
darah (KGD) pada pasien diabetes menggunakan non equivalent
melitus (DM) (p-value=0,000). control group. Populasinya seluruh
Selain itu, penelitian yang pasien DM di Wilayah Kerja
dilakukan oleh Putri (2017), tentang Puskesmas Ogan Lima Kecamatan
relaksasi otot progresif terhadap Abung Barat Lampung Utara, dengan
penurunan kadar gula darah pada jumlah rata-rata kunjungan
pasien diabetes mellitus tipe 2, perbulan sebanyak 34 orang. Sampel
diperoleh bahwa ada pengaruh pada penelitian ini sebanyak 17
terapi relaksasi otot progresif untuk responden untuk kelompok yang

3
TAHUN [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, P- ISSN: 2655-2728
2021 E-ISSN: 2655-4712 VOLUME 3 NOMOR 2 TAHUN 2021] HAL 285-295

diberikan perlakuan dan kelompok peneliti melakukan posttest untuk


kontrol sebanyak 17 responden. Alat melihat kadar glukosa darah pada
instrumen pada penelitian ini kedua kelompok tersebut.
adalah lembar observasi pretest dan Penelitian ini menggunakan aplikasi
posttest. Surat keterangan Kelaikan SPSS versi 20 dan analisis uji T yaitu
etik Nomor: 1060/EC/KEP- uji Shapiro Wilk. Berdasarkan hasil
UNMAL/VII/2020, didapatkan dari uji normalitas diperoleh nilai
Universitas Malahayati. Asymp.sign (2-tailed) pada
Peneliti melakukan pretest kelompok perlakuan pretest yaitu
kadar glukosa darah kepada 0,225 dan posttest yaitu 0,493 dan
kelompok perlakuan dan kelompok kelompok kontrol pretest yaitu
kontrol. Kelompok perlakuan diberi 0,157 dan posttest yaitu 0,539. hasil
latihan PMR yang dilakukan selama uji homogenitas dengan nilai
14 hari.Latihan PMR dilakukan signifikasi pada kelompok perlakuan
sehari dan kelompok kontrol saat pretest
2 kali sehari yaitu pagi dan sore yaitu 0,561 dimana nilai tersebut >
masing-masing selama ± 15 menit. 0,05. Uji statistik penelitian ini
Responden tetap mengkonsumsi menggunakan derajat kemaknaan
obat anti-hiperglikemi oral yang 95% dan tingkat kesalahan (α) = 5%.
diresepkan dokter di Hasil penelitian diperoleh p value ≤
puskesmas.Kelompok kontrol tetap nilai α (0,05).
mengkonsumsi obat anti-
hiperglikemi oral yang diresepkan
dokter selama 14 hari. Hari ke-15

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Analisis Univariat
Rerata Kadar Glukosa Darah Pada Penderita Diabetes Melitus Sebelum Dan
Setelah Diberi Perlakuan Progresive Muscle Relaxation (PMR) + Obat Anti-
Hiperglikemi Oral

Minimum-
Variabel Mean Median SD
Maksimum
Kadar Glukosa
Darah 247,29 239 28,431 212-311
(pretest)
Kadar Glukosa
Darah 210,29 212 28,711 169-267
(posttest)

Berdasarkan tabel diatas 28,431mg/dL. Sedangkan rata-rata


diperoleh bahwa rata-rata kadar kadar glukosa darah responden
glukosa darah responden sebelum setelah diberi perlakuan Progresive
diberi perlakuan Progresive Muscle Muscle Relaxation (PMR) + Obat
Relaxation (PMR) + Obat Anti- Anti-Hiperglikemi Oral yaitu 210,29
Hiperglikemi Oral yaitu 247,29 ± ± 28,711mg/dL.

4
TAHUN [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, P- ISSN: 2655-2728
2021 E-ISSN: 2655-4712 VOLUME 3 NOMOR 2 TAHUN 2021] HAL 285-295

Rerata Kadar Glukosa Darah Pada Penderita Diabetes Melitus Sebelum Dan
Setelah Diberi Obat Anti-Hiperglikemi Oral Pada Kelompok Kontrol
Minimum-
Variabel Mean Median SD
Maksimum
Kadar
255,94 257 30,738 208-299
GlukosaDarah(pretest)
Kadar
230,76 235 25,69 188-276
GlukosaDarah(posttest)

Berdasarkan tabel 3.diperoleh kadar glukosa darah responden


bahwa rata-rata kadar glukosa setelah diberi Obat Anti-
darah responden sebelum diberi Hiperglikemi Oral yaitu 230,76 ±
Obat Anti- Hiperglikemi Oral yaitu 25,69mg/dL.
255,94 ± 30,738 mg/dL. Sedangkan
rata-rata

Analisis Bivariat
Pengaruh Progresive Muscle Relaxation (PMR) + Obat Anti-Hiperglikemi Oral
Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Pada Penderita Diabetes Melitus
N=17

Variabel Mean Mean SD P-Value


Different
Kadar Glukosa
Darah (Pretest) 247,29 37 22,102 0,000
Kadar Glukosa
Darah (Posttest) 210,29

Berdasarkan tabel 4 terlihat didapatkan nilai p-value=0,000. Hal


bahwa nilai rata-rata kadar glukosa ini dapat disimpulkan bahwa ada
darah sebelum dan sesudah diberi pengaruh Progresive Muscle
Progresive Muscle Relaxation (PMR) Relaxation (PMR) + obat anti-
+ Obat Anti-Hiperglikemi Oral hiperglikemi oral terhadap
mengalami penurunan sebesar 37 ± penurunan kadar glukosa darah.
22,102 mg/dL. Hasil uji statistik

Pengaruh Obat Anti-Hiperglikemi Oral Terhadap Penurunan Kadar Glukosa


Darah Pada Penderita Diabetes Melitus

Variabel Mean Mean SD P-Value


Different
Kadar Glukosa
Darah (Pretest) 255,94 25,509 32,702 0,006
Kadar Glukosa
Darah (Posttest) 230,76

5
TAHUN [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, P- ISSN: 2655-2728
2021 E-ISSN: 2655-4712 VOLUME 3 NOMOR 2 TAHUN 2021] HAL 285-295

Berdasarkan table 5 terlihat didapatkan nilaip-value=0,006. Hal


bahwa nilai rata-rata kadar glukosa ini dapat disimpulkan bahwa ada
darah sebelum dan sesudah diberi pengaruh pemberian obat anti-
Obat Anti-Hiperglikemi Oral hiperglikemi oral terhadap
mengalami penurunan sebesar 25 ± penurunan kadar glukosa darah.
509 mg/dL. Hasil uji statistik

Perbedaan Penurunan Kadar Glukosa Darah Penderita Diabetes Melitus Pada


Kelompok Perlakuan Dan Kelompok Kontrol N=17

Variabel Mean SD Mean P- N


Different Value
Kelompok perlakuan 210,29 28,711
Kelompok kontrol 20,588 0,035 34
230,88 25,69

Berdasarkan tabel 6 terlihat bahwa glukosa darah lebih besar pada


nilai rata-rata kadar glukosa darah kelompok intervensi sebesar 20,588.
pada kelompok yang diberi Hasil uji statistik didapatkan p-
Progresive Muscle Relaxation (PMR) value
+ obat anti-hiperglikemi oral = 0,035. Hal ini dapat disimpulkan
(kelompok intervensi) yaitu 210,29 bahwa ada perbedaan yang
mg/dL dan kelompok yang diberi signifikan antara kadar glukosa
obat anti-hiperglikemi oral darah penderita diabetes melitus
(kelompok kontrol) sebesar 230,88 pada kelompok perlakuan dan
mg/dL, dimana penurunan kadar kelompok control.

PEMBAHASAN
Kadar Glukosa Darah Pada Anti-Hiperglikemi Oral yaitu 210,29
Penderita Diabetes Melitus ± 28,711 mg/dL.
Sebelum Dan Setelah Diberi Hasil penelitian ini sesuai
Perlakuan Progresive Muscle dengan teori yang dikemukakan
Relaxation (PMR) + Obat Anti- oleh Nurarif & Kusuma (2015),
Hiperglikemi Oral Pada Kelompok bahwa kadar glukosa darah
Perlakuan dipengaruhi oleh faktor endogen
dan eksogen. Faktor endogen yaitu
Berdasarkan hasil penelitian humoral factor seperti hormon
diperoleh bahwa rata-rata kadar insulin, glukagon dan kortisol
glukosa darah responden sebelum sebagai sistem reseptor di otot dan
diberi perlakuan Progresive Muscle sel hati. Faktor eksogen antara lain
Relaxation (PMR) + Obat Anti- jenis dan jumlah makanan yang
Hiperglikemi Oral yaitu 247,29 ± dikonsumsi, aktivitas harian yang
28,431 mg/dL. Sedangkan rata-rata dilakukan, kurang pengetahuan
kadar glukosa darah responden terhadap manajemen penyakit,
setelah diberi perlakuan Progresive serta manajemen diabetes tidak
Muscle Relaxation (PMR) + Obat tepat. Menurut Padila (2012),
resitensi insulin juga cenderung
meningkat pada usia mendekati 60

6
TAHUN [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, P- ISSN: 2655-2728
2021 E-ISSN: 2655-4712 VOLUME 3 NOMOR 2 TAHUN 2021] HAL 285-295

tahun. Selain itu, menurut Smeltzer mempengaruhi kadar glukosa


dan Bare (2012), aktivitas fisik dan responden. Selain itu, manajemen
latihan sangat penting dalam diabetes yang dilakukan responden
penatalaksanaan diabetes karena sebelum tindakan yang dipengaruhi
efeknya dapat menurunkan kadar oleh tingkat pendidikan yang
glukosa dan mengurangi faktor berbanding lurus dengan
risiko kardiovaskuler. Aktivitas fisik pengetahuannya akan berpengaruh
dan latihan akan menurunkan kadar terhadap ketidakstabilan kadar
glukosa darah dengan meningkatkan glukosa darah responden.
pengambilan glukosa oleh otot dan Sedangkan untuk kadar
memperbaiki pemakaian insulin. glukosa darah setelah Progresive
Hasil penelitian ini sejalan Muscle Relaxation (PMR) + obat
dengan penelitian yang dilakukan anti- hiperglikemi oral mengalami
oleh Putri (2017), tentang pengaruh penurunan, dimana penurunan
relaksasi otot progresif terhadap tersebut disebabkan karena
penurunan kadar gula darah pada perlakuan yang diberikan yaitu
pasien diabetes melitus tipe 2, latihan Progresive Muscle
dimana diperoleh bahwa kadar gula Relaxation (PMR) + obat anti-
darah (KGD) sebelum intervensi hiperglikemi oral yang berfungsi
relaksasi otot progresif adalah menurunkan kadar glukosa darah.
234,47 mg/dl dengan standar Obat anti- hiperglikemi oralyang
deviasi 9,84 mg/dl. Setelah diberikan sesuai dengan dosis yang
intervensi relaksasi otot progresif dianjurkan oleh dokter, sedangkan
diperoleh rata-rata KGD menurun latihan PMR diberikan pada
menjadi sebesar 155,73 mg/dl responden selama 2 minggu yang
dengan standar deviasi 3,619 mg/dl. dilakukan pada pagi dan sore hari
Menurut peneliti, rata-rata selama ± 15 menit.Selama
kadar glukosa darah responden dilakukannya penelitian ini, tidak
sebelum diberi Progresive Muscle terdapat suatu kendala yang berarti
Relaxation (PMR) + Obat Anti- dalam memberikan latihan PMR dan
Hiperglikemi Oral merupakan obat anti-hiperglikemi oral kepada
kondisi glukosa darah awal responden.
responden yang dipengaruhi oleh
banyak faktor risiko, misalnya umur Kadar Glukosa Darah Pada
dimana berdasarkan hasil penelitian Penderita Diabetes Melitus
beberapa responden merupakan Sebelum Dan Setelah Diberi Obat
pralansia (usia >45 tahun) dimana Anti-Hiperglikemi Oral Pada
diusia tersebut berisiko untuk Kelompok Kontrol
mengalami peningkatan kadar
glukosa darah. Jenis kelamin Berdasarkan hasil penelitian
berhubungan dengan tingkat diperoleh bahwa rata-rata kadar
aktivitas dari responden, dimana glukosa darah responden sebelum
laki-laki cenderung memiliki tingkat diberi Obat Anti-Hiperglikemi Oral
kegiatan yang berat berhubungan yaitu 255,94 ± 30,738 mg/dL.
dengan pekerjaan dimana lebih Sedangkan rata-rata kadar glukosa
banyak aktivitas fisiknya sehingga darah responden setelah diberi Obat
berhubungan dengan penggunaan Anti-Hiperglikemi Oral yaitu 230,76
glukosa seperti aktivitas berkebun, ± 25,69mg/dL.
mengangkat berat dan sebagainya. Hasil penelitian ini sesuai
Kemudian pekerjaan yang berkaitan dengan teori yang dikemukakan oleh
dengan aktifitas harian yang Nurarif & Kusuma (2015), diabetes
dilakukan responden juga akan melitus merupakan gangguan
metabolisme yang ditandai dengan

7
TAHUN [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, P- ISSN: 2655-2728
2021 E-ISSN: 2655-4712 VOLUME 3 NOMOR 2 TAHUN 2021] HAL 285-295

hiperglikemi yang berhubungan dimana pada kondisi kadar glukosa


dengan abnomalitas metabolisme darah responden yang dipengaruhi
karbohidrat, lemak dan protein. oleh banyak faktor. Faktor tersebut
Diabetes Melitus disebabkan oleh diantaranya adalah usia, jenis
penurunan sekresi insulin atau kelamin, pendidikan dan pekerjaan
penurunan sensitivitas insulin atau dimana hal tersebut berpengaruh
keduanya. Diabetes Melitus terhadap aktivitas fisik dan
menyebabkan komplikasi kronis, manajemen diabetes yang
mikrovaskular, dan neuropati. dilakukan, dimana kondisi tersebut
Menurut Smeltzer dan Bare (2012), sama seperti pada kondisi pretest
hormon insulin disekresikan oleh kelompok perlakuan yang telah
sel- sel beta pulau Langerhans. dibahas sebelumnya.
Hormon ini bekerja untuk Sedangkan kondisi kadar
menurunkan kadar glukosa darah glukosa darah setelah diberi anti-
postprandial dengan mempermudah hiperglikemi oraldipengaruhi oleh
pengambilan serta penggunaan pemberian obat tersebut.
glukosa oleh sel-sel otot, lemak dan Berdasarkan hasil penelitian, rata-
hati. Penatalaksanaan DM dapat rata kadar glukosa darah mengalami
dilakukan dengan pengelolaan penurunan dimana penurunan
farmakologis dan nonfarmakologis. tersebut disebabkan karena
penggunaan obat dapat kandungan kimia dari anti-
menimbulkan efek samping, hiperglikemi oralyang dapat
kemudian penderita DM juga harus menyebabkan penurunan kadar
mengetahui tentang cara- cara glukosa darah. Pada penelitian ini,
terapi sesuai dengan petunjuk anti-hiperglikemi oral yang
dokter untuk menghindari dampak digunakan adalah metformin 2 x 500
yang mungkin terjadi. Selain itu, mg. Peneliti menggunakan
ada juga obat yang menurunkan responden yang mengkonsumsi obat
kadar glukosa darah dengan cara anti-hiperglikemi oraldari dokter
menurunkan produksi glukosa di hati Puskesmas dengan dosis pemberian
(efek primer), meningkatkan yang sama agar sampel dalam
sensitivitas insulin, serta kondisi yang homogen. Obat anti-
menurunkan absorpsi glukosa di hiperglikemi oral merupakan
usus, seperti halnya metformin. penatalaksanaan diabetes yang
Hasil penelitian ini sejalan paling sering digunakan namun
dengan penelitian yang dilakukan karena merupakan obat kimiawi
oleh Mashudi (2012), tentang maka dapat menimbulkan efek
pengaruh progressive muscle samping dibandingkan dengan terapi
relaxation terhadap kadar glukosa pengobatan secara non-
darah pada pasien diabetes melitus farmakologis. Fungsi utama dari
tipe 2 Di Rumah Sakit Umum Daerah obat anti-hiperglikemi oral adalah
Raden Mattaher Jambi, diperoleh menurunkan kadar glukosa darah.
hasil rata-rata kadar glukosa darah Pemberian obat anti-hipertensi
pada kelompok control sebelum pada penelitian ini merupakan hasil
diberi oral anti-hiperglikemi 168,27 konsultasi dari dokter berkenaan
mg/dL, setelah diberi oral anti- dengan jenis obat, dosis dan cara
hiperglikemi 155,53 mg/dLdengan pemberiannya. Jenis obat yang
Selisih 12,73 mg/dL. diberikan yaitu metformin 2 x 500
Menurut peneliti, kondisi mg dengan sediaan tablet per oral.
kadar glukosa darah pada saat Metformin merupakan salah satu
pretest merupakan kondisi kadar obat yang bekerja dengan
glukosa darah awal responden membantu mengembalikan respon
sebelum diberi obat anti-
hiperglikemi oral

8
TAHUN [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, P- ISSN: 2655-2728
2021 E-ISSN: 2655-4712 VOLUME 3 NOMOR 2 TAHUN 2021] HAL 285-295

tubuh terhadap insulin sehingga kontraksi serta relaksasi kelompok


meningkatkan sensitivitas insulin, otot. Kegiatan ini menciptakan
menghambat glukoneogenesis dan sensasi dalam melepaskan
menurunkan produksi glukosa dihati ketidaknyamanan dan stress. Selain
(efek primer) serta menurunkan itu, menurut Smeltzer dan Bare
absorpsi glukosa di usus sehingga (2012), latihan PMR yang
menurunkan kadar glukosa darah. menyebabkan kontraksi dan
relaksasi otot akan menurunkan
Pengaruh Progresive Muscle kadar glukosa darah dengan
Relaxation (PMR) Terhadap meningkatkan pengambilan glukosa
Penurunan Kadar Glukosa Darah oleh otot. Sirkulasi darah dan tonus
Pada Penderita Diabetes Melitus otot diperbaiki dengan latihan.
Berdasarkan hasil penelitian Semua efek ini sangat bermanfaat
diperoleh bahwa ada pengaruh pada diabetes karena dapat
Progresive Muscle Relaxation menurunkan kadar glukosa dan
(PMR)terhadap penurunan kadar mengurangi faktor risiko
glukosa darah pada penderita kardiovaskuler.
diabetes melitus di Wilayah Kerja Hasil penelitian ini sejalan
Puskesmas Ogan Lima Kecamatan dengan penelitian yang dilakukan
Abung Barat Lampung Utara Tahun oleh Siswanti & Kulsum (2019),
2020 (p-value=0,035). tentang pengaruh progresive muscle
Hasil penelitian ini sesuai relaxation (PMR) terhadap
dengan teori yang dikemukakan perubahan kadar glukosa darah
oleh Putri (2017), bahwa relaksasi (KGD) pada pasien diabetes melitus
otot progresif diketahui dapat (DM), dimana hasil uji-t dependen
membantu menurunkan kadar (paired sampel t-test) terdapat
glukosa darah pada pasien diabetes pengaruh Progresive Muscle
mellitus karena dapat menekan Relaxation (PMR) terhadap
pengeluaran hormon-hormon yang perubahan kadar glukosa darah
dapat meningkatkan kadar glukosa (KGD) pada pasien diabetes melitus
darah, yaitu epinefrin, kortisol, (DM) (p-value=0,000).
glukagon, adrenocorticotropic Menurut peneliti, ada
hormone pengaruh Progresive Muscle
(ACTH), kortikosteroid, dan tiroid. Relaxation (PMR) terhadap
Sistem simpatis akan mendominasi penurunan kadar glukosa darah pada
pada keadaan seseorang yang rileks penderita diabetes mellitus
dan tenang, dominasi dari sistem disebabkan karena pada penderita
saraf simpatis akan merangsang diabetes mellitus selain efek
hipotalamus untuk menurunkan farmakologis dari anti-hiperglikemi
sekresi Corticotropin-Releasing oral yang berfungsi menyetabilkan
Hormon (CRH). Penurunan CRH juga kadar glukosa darah, perlakuan
akan mempengaruhi adenohipofisis Progresive Muscle Relaxation (PMR)
untuk mengurangi sekresi hormon terbukti dapat menurunkan kadar
Adenokortikotropik (ACTH), yang glukosa darah pada kedua
melepaskan hormon kortisol. responden melalui penggunaan
Penurunan hormon kortisol akan glukosa yang lebih maksimal pada
menghambat proses saat responden melakukan gerakan
glukoneogenesis dan meningkatkan PMR, dan juga respon relaksasi yang
pemakaian glukosa oleh sel. mencegah diproduksinya hormon
Menurut Potter & Perry (2012), stres (kortisol) sehingga
bahwa Progressive Muscle menghambat proses pembentukan
Relaxation merupakan kombinasi glukosa baru dari hati dan
latihan pernafasan yang terkontrol meningkatkan
dengan rangkaian

9
TAHUN [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, P- ISSN: 2655-2728
2021 E-ISSN: 2655-4712 VOLUME 3 NOMOR 2 TAHUN 2021] HAL 285-295

pemakaian glukosa oleh sel, dengan pada tahap awal agak sulit dalam
demikian kadar glukosa dapat mencari responden yang bersedia
menurun. mengikuti penelitian selama 2
Hasil penelitian minggu. Namun hal ini bisa diatasi
memperlihatkan bahwa kadar peneliti dengan cara menjelaskan
glukosa darah pada kelompok tentang manfaat penelitian
kontrol yang hanya diberikan obat sehingga calon responden paham
anti-hiperglikemi oral menurun, akan pentingnya penelitian tersebut
namun penurunannya lebih besar dan juga peneliti memberikan
terjadi pada kelompok responden sedikit bingkisan setelah selesai
yang diberikan PMR + obat anti- penelitian sehingga meningkatkan
hiperglikemi oral. Hal ini motivasi untuk menjadi responden
dikarenakan efek obat farmakologis untuk mengikuti sesi penelitian
yang dapat menurunkan kadar hingga selesai.
glukosa darah pada obat anti- Implikasi dari penelitian ini
hiperglikemi oral diperkuat dengan kedepannya agar pemberian latihan
efek dari latihan PMR yang juga PMR ini dapat di terapkan sebagai
berfungsi menurunkan kadar glukosa alternatif terapi hipertensi dengan
darah sehingga penurunannya lebih membuat SPO (Standar Prosedur
signifikan. Obat farmakologis Operasional). Selain itu tindakan ini
berfungsi mengendalikan kadar harus segera disosialisasikan kepada
glukosa dimana bekerja dengan cara masyarakat terutama penderita DM
meningkatkan efektivitas tubuh untuk mengontrol kadar glukosa
dalam menggunakan insulin untuk darah agar lebih stabil disamping
menekan peningkatan kadar gula tetap mengkonsumsi obat
darah. Selain itu, efek obat farmakologis.
farmakologis diperkuat dengan
latihan PMR yang mengontrol
ketidakstabilan kadar glukosa darah KESIMPULAN
melalui efek relaksasi yang Ada pengaruh Progresive
mencegah diproduksinya hormon Muscle Relaxation (PMR) + obat
stres yang dapat meningkatkan anti- hiperglikemi oral terhadap
kadar glukosa darah serta penurunan kadar glukosa darah pada
penggunaan glukosa akibat gerakan- penderita diabetes melitus di
gerakan dari latihan PMR sehingga Wilayah Kerja Puskesmas Ogan Lima
menghambat proses pembentukan Kecamatan Abung Barat Lampung
glukosa baru sehingga kadar glukosa Utara Tahun 2020 (p-value=0,000).
darah dapat lebih terkontrol.
Fenomena yang terjadi pada
saat penelitian bahwa responden
antusias terhadap pemberian
perlakuan, terutama pada kelompok
kontrol dimana secara keseluruhan
latihan PMR berjalan dengan lancar.
Respon responden terhadap latihan
PMR juga baik dimana semua
responden kelompok perlakuan
memahami dengan baik tentang
cara melakukan PMR dan juga
melakukan tindakan tersebut
dengan teratur. Hanya sedikit
hambatan yang dirasakan dalam
penelitian ini, yaitu

1
TAHUN [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, P- ISSN: 2655-2728
2021 E-ISSN: 2655-4712 VOLUME 3 NOMOR 2 TAHUN 2021] HAL 285-295

DAFTAR PUSTAKA Penurunan Kadar Gula Darah


Bulecheck, G. M., Butcher, H. K., Pada Pasien Diabetes
Dochterman, J. M., & Mellitus Tipe 2. IJONHS
Wagner, C. M. (2016). Volume 3
Nursing Intervention Nomor 2, September 2017 .
Classification (NIC), Edisi Ramdhani, N., & Putra, A. A.
Bahasa Indonesia. Jakarta: (2011).
Elsevier. Pengembangan Multimedia
Hidayat, A. A. (2014). Metode “Relaksasi”. . Jurnal
Penelitian Keperawatan Fakultas Psikologi UGM, Vol.
Teknik Analisis Data. 1, H. 1-14, 2011.
Jakarta: Salemba Medika. Rusmana. (2019). Standar Prosedur
Kemenkes RI. (2018). Infodatin Operasional Pemeriksaan
Diabetes. Jakarta: Pusdatin Gula Darah.
Kemenkes RI. https://www.academia.edu
Kemenkes RI. (2018). Profil /38052964/STANDAR_PROSE
Kesehatan Republik DUR_OPERASIONAL_PEMERIK
Indonesia Tahun 2018. SAAN_GULA_DARAH_/
Jakarta. (diakses 25 Februari 2020)
Kemenkes RI. (2018). Riset Siswanti, H., & Kulsum, U. (2019).
Kesehatan Dasar Tahun Pengaruh Progresive Muscle
2018. Jakarta. Relaxation (PMR) Terhadap
Mashudi. (2012). Pengaruh Perubahan Kadar Glukosa
Progressive Muscle Darah (KGD) Pada Pasien
Relaxation Terhadap Kadar Deabetes Melitus (DM).
Glukosa Darah Pada Pasien Jurnal Ilmu Keperawatan
Diabetes Melitus Tipe 2 Di dan Kebidanan Vol.10 No.1
Rumah Sakit Umum Daerah (2019) 206-212 .
Raden Mattaher Jambi. Smeltzer, S. C., & Bare, B. G.
Jurnal FKUI, 1, 1-120. (2012). Buku Ajar
Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Keperawatan Medikal Bedah.
Penelitian Kesehatan. EGC: Jakarta.
Jakarta: Rineka Cipta. Sugiyono. (2017). Metode Penelitian
Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2015). Kuantitatif, Kualitatif, dan
Aplikasi Asuhan R&D. Bandung: Alfabeta, CV.
Keperawatan Berdasarkan Tanto, C., Liwang, F., Hanifati, S.,
Diagnosa Medis & NANDA & Pradipta, E. A. (2014).
NIC-NOC. Kapita Selekta Kedokteran.
MediAction: Jogjakarta. Media Aesculapius: Jakarta.
Padila. (2012). Keperawatan Veratamala, A (2019). Macam-
Medikal Bedah. Yogyakarta: Macam Tes Gula Darah yang
Nuha Medika. Mungkin Perlu Anda
Potter, P. A., & Perry, A. G. (2012). Lakukan.https://hellosehat.
Fundamental Keperawatan. com/pusat-
Jakarta: Elsevier. kesehatan/diabetes-kencing-
Putri. (2017). Relaksasi Otot manis/macam-macam-tes-
Progresif Terhadap gula-darah/ (diakses tanggal
25 Februari 2020)

You might also like