Professional Documents
Culture Documents
Umi 2021
Umi 2021
Latar Belakang: Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit tidak menular yang
sering diderita. Data di dunia sebanyak 422 juta orang dewasa hidup dengan
diabetes, di Indonesia tahun 2018 prevalensi diabetes meningkat dari 1,1%
menjadi 2,0%, di Provinsi Lampung meningkat dari 0,8% menjadi1,6%, di
Kabupaten Lampung Utara meningkat dari 0,9menjadi 1,07 %. Terapi
komplementer untuk mengontrol kadar glukosa darah salah satunya dengan
relaksasi otot progresif (Progresive Muscle Relaxation (PMR).
1
TAHUN [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, P- ISSN: 2655-2728
2021 E-ISSN: 2655-4712 VOLUME 3 NOMOR 2 TAHUN 2021] HAL 285-295
PENDAHULUAN
Salah satu penyakit tidak negara berpenghasilan tinggi
menular yang sering diderita adalah (Kemenkes RI, 2018).
Diabetes Melitus (DM). Berdasarkan Prevalensi Diabetes Melitus
laporan Badan Kesehatan Dunia (DM) di Indonesia berdasarkan hasil
(WHO) (2018), diperkirakan 422 juta Riset kesehatan Dasar (Riskesdas)
orang dewasa hidup dengan tahun 2007 yaitu 1,1% dan
diabetes, dibandingkan dengan 108 meningkat pada Riskesdas tahun
juta pada tahun 1980. Prevalensi 2013 menjadi 2,1% dan pada
diabetes di dunia (dengan usia yang Riskesdas tahun 2018
distandarisasi) telah meningkat menjadi 2,0% (Kemenkes RI, 2018).
hampir dua kali lipat, meningkat Prevalensi Diabetes Melitus
dari 4,7% menjadi 8,5% pada (DM) di Provinsi Lampung
populasi orang dewasa. berdasarkan hasil Riset kesehatan
Diabetes menyebabkan Dasar (Riskesdas) terjadi
1,5 juta kematian pada tahun 2012. peningkatan. Prevalensi diabetes
Gula darah yang lebih tinggi dari pada umur >15 tahun menurut
batas maksimum mengakibatkan diagnosis dokter/gejala hasil dari
tambahan 2,2 juta kematian, Riskesdas tahun 2007 yaitu sebesar
dengan meningkatkan risiko 0,5% dan meningkat pada tahun
penyakit kardiovaskular dan 2013 menjadi 0,8%, kemudian
lainnya. Empat puluh tiga persen meningkat pada tahun 2018
(43%) dari 3,7 juta kematian ini menjadi 1,6%
terjadi sebelum usia 70 tahun. (Kemenkes RI, 2018).
Persentase kematian yang Berdasarkan data dari Dinas
disebabkan oleh diabetes yang Kesehatan Kabupaten Lampung
terjadi sebelum usia 70 tahun lebih Utara tahun 2018, prevalensi
tinggi di negara-negara diabetes adalah 0,9%. Pada tahun
berpenghasilan rendah dan 2019 prevalensi diabetes melitus
menengah daripada di negara- meningkat menjadi 1,07 % (4.145
dari 387.029 jiwa) dan tercatat
2
TAHUN [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, P- ISSN: 2655-2728
2021 E-ISSN: 2655-4712 VOLUME 3 NOMOR 2 TAHUN 2021] HAL 285-295
3
TAHUN [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, P- ISSN: 2655-2728
2021 E-ISSN: 2655-4712 VOLUME 3 NOMOR 2 TAHUN 2021] HAL 285-295
Analisis Univariat
Rerata Kadar Glukosa Darah Pada Penderita Diabetes Melitus Sebelum Dan
Setelah Diberi Perlakuan Progresive Muscle Relaxation (PMR) + Obat Anti-
Hiperglikemi Oral
Minimum-
Variabel Mean Median SD
Maksimum
Kadar Glukosa
Darah 247,29 239 28,431 212-311
(pretest)
Kadar Glukosa
Darah 210,29 212 28,711 169-267
(posttest)
4
TAHUN [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, P- ISSN: 2655-2728
2021 E-ISSN: 2655-4712 VOLUME 3 NOMOR 2 TAHUN 2021] HAL 285-295
Rerata Kadar Glukosa Darah Pada Penderita Diabetes Melitus Sebelum Dan
Setelah Diberi Obat Anti-Hiperglikemi Oral Pada Kelompok Kontrol
Minimum-
Variabel Mean Median SD
Maksimum
Kadar
255,94 257 30,738 208-299
GlukosaDarah(pretest)
Kadar
230,76 235 25,69 188-276
GlukosaDarah(posttest)
Analisis Bivariat
Pengaruh Progresive Muscle Relaxation (PMR) + Obat Anti-Hiperglikemi Oral
Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Pada Penderita Diabetes Melitus
N=17
5
TAHUN [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, P- ISSN: 2655-2728
2021 E-ISSN: 2655-4712 VOLUME 3 NOMOR 2 TAHUN 2021] HAL 285-295
PEMBAHASAN
Kadar Glukosa Darah Pada Anti-Hiperglikemi Oral yaitu 210,29
Penderita Diabetes Melitus ± 28,711 mg/dL.
Sebelum Dan Setelah Diberi Hasil penelitian ini sesuai
Perlakuan Progresive Muscle dengan teori yang dikemukakan
Relaxation (PMR) + Obat Anti- oleh Nurarif & Kusuma (2015),
Hiperglikemi Oral Pada Kelompok bahwa kadar glukosa darah
Perlakuan dipengaruhi oleh faktor endogen
dan eksogen. Faktor endogen yaitu
Berdasarkan hasil penelitian humoral factor seperti hormon
diperoleh bahwa rata-rata kadar insulin, glukagon dan kortisol
glukosa darah responden sebelum sebagai sistem reseptor di otot dan
diberi perlakuan Progresive Muscle sel hati. Faktor eksogen antara lain
Relaxation (PMR) + Obat Anti- jenis dan jumlah makanan yang
Hiperglikemi Oral yaitu 247,29 ± dikonsumsi, aktivitas harian yang
28,431 mg/dL. Sedangkan rata-rata dilakukan, kurang pengetahuan
kadar glukosa darah responden terhadap manajemen penyakit,
setelah diberi perlakuan Progresive serta manajemen diabetes tidak
Muscle Relaxation (PMR) + Obat tepat. Menurut Padila (2012),
resitensi insulin juga cenderung
meningkat pada usia mendekati 60
6
TAHUN [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, P- ISSN: 2655-2728
2021 E-ISSN: 2655-4712 VOLUME 3 NOMOR 2 TAHUN 2021] HAL 285-295
7
TAHUN [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, P- ISSN: 2655-2728
2021 E-ISSN: 2655-4712 VOLUME 3 NOMOR 2 TAHUN 2021] HAL 285-295
8
TAHUN [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, P- ISSN: 2655-2728
2021 E-ISSN: 2655-4712 VOLUME 3 NOMOR 2 TAHUN 2021] HAL 285-295
9
TAHUN [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, P- ISSN: 2655-2728
2021 E-ISSN: 2655-4712 VOLUME 3 NOMOR 2 TAHUN 2021] HAL 285-295
pemakaian glukosa oleh sel, dengan pada tahap awal agak sulit dalam
demikian kadar glukosa dapat mencari responden yang bersedia
menurun. mengikuti penelitian selama 2
Hasil penelitian minggu. Namun hal ini bisa diatasi
memperlihatkan bahwa kadar peneliti dengan cara menjelaskan
glukosa darah pada kelompok tentang manfaat penelitian
kontrol yang hanya diberikan obat sehingga calon responden paham
anti-hiperglikemi oral menurun, akan pentingnya penelitian tersebut
namun penurunannya lebih besar dan juga peneliti memberikan
terjadi pada kelompok responden sedikit bingkisan setelah selesai
yang diberikan PMR + obat anti- penelitian sehingga meningkatkan
hiperglikemi oral. Hal ini motivasi untuk menjadi responden
dikarenakan efek obat farmakologis untuk mengikuti sesi penelitian
yang dapat menurunkan kadar hingga selesai.
glukosa darah pada obat anti- Implikasi dari penelitian ini
hiperglikemi oral diperkuat dengan kedepannya agar pemberian latihan
efek dari latihan PMR yang juga PMR ini dapat di terapkan sebagai
berfungsi menurunkan kadar glukosa alternatif terapi hipertensi dengan
darah sehingga penurunannya lebih membuat SPO (Standar Prosedur
signifikan. Obat farmakologis Operasional). Selain itu tindakan ini
berfungsi mengendalikan kadar harus segera disosialisasikan kepada
glukosa dimana bekerja dengan cara masyarakat terutama penderita DM
meningkatkan efektivitas tubuh untuk mengontrol kadar glukosa
dalam menggunakan insulin untuk darah agar lebih stabil disamping
menekan peningkatan kadar gula tetap mengkonsumsi obat
darah. Selain itu, efek obat farmakologis.
farmakologis diperkuat dengan
latihan PMR yang mengontrol
ketidakstabilan kadar glukosa darah KESIMPULAN
melalui efek relaksasi yang Ada pengaruh Progresive
mencegah diproduksinya hormon Muscle Relaxation (PMR) + obat
stres yang dapat meningkatkan anti- hiperglikemi oral terhadap
kadar glukosa darah serta penurunan kadar glukosa darah pada
penggunaan glukosa akibat gerakan- penderita diabetes melitus di
gerakan dari latihan PMR sehingga Wilayah Kerja Puskesmas Ogan Lima
menghambat proses pembentukan Kecamatan Abung Barat Lampung
glukosa baru sehingga kadar glukosa Utara Tahun 2020 (p-value=0,000).
darah dapat lebih terkontrol.
Fenomena yang terjadi pada
saat penelitian bahwa responden
antusias terhadap pemberian
perlakuan, terutama pada kelompok
kontrol dimana secara keseluruhan
latihan PMR berjalan dengan lancar.
Respon responden terhadap latihan
PMR juga baik dimana semua
responden kelompok perlakuan
memahami dengan baik tentang
cara melakukan PMR dan juga
melakukan tindakan tersebut
dengan teratur. Hanya sedikit
hambatan yang dirasakan dalam
penelitian ini, yaitu
1
TAHUN [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, P- ISSN: 2655-2728
2021 E-ISSN: 2655-4712 VOLUME 3 NOMOR 2 TAHUN 2021] HAL 285-295