Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 18

PENGARUH BEBAN KERJA TERHADAP STRES KERJA YANG DI

ALAMI OLEH PARA KARYAWAN RS X

PROPOSAL SKRIPSI

Disusun Oleh:

Joandy Nanda Setiawan

(201107010368)

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR

2023
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.

Segala Puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, yang telah memberikan limpahan
rahmat, karunia serta kasih sayang yang tiada hentinya kepada penulis.

Shalawat serta salam semoga tetap tercurah pada Nabi Muhammad saw., keluarga,
sahabat, dan para pengikutnya hingga akhir zaman.

Alhamdulillah, atas segala rahmat dan pertolongan-Nya, penulis dapat


menyelesaikan proposal penelitian yang berjudul Pengaruh Beban Kerja Terhadap
Stres Kerja yang di Alami Oleh para Karyawan RS X.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan proposal ini sampai selesai.

Semoga kebaikan semuanya menjadi amal ibadah dan mendapat pahala yang
berlimpah dari Allah Swt.

Proposal penelitian ini tidak akan tersusun tanpa adanya bantuan dan dorongan
dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu
Annisatul Fathimah, S.K.M, M.K.M selaku dosen dan pembimbing utama.

Penulis menyadari proposal penelitian ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pihak.

Semoga, Proposal Penelitian ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan
bagi para pembaca.

Bogor, 5 Mei 2023

Peneliti
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Beban kerja dan stress kerja merupakan dua kalimat yang sangat
sering di dengar oleh para pekerja di seluruh dunia dan hal yang sudah
sangat biasa di perbincangkan dan terkadang bukan merupakan hal yang
penting lagi untuk di bahas dan diperhatikan.
Beban kerja (workload) merupakan suatu perbedaan antara
kapasitas atau kemampuan pekerja dengan tuntutan pekerjaan yang harus
dihadapi. Mengingat kerja manusia bersifat mental dan fisik, maka
masing-masing mempunyai tingkat pembebanan yang berbeda-beda.
Tingkat pembebanan yang terlalu tinggi memungkinkan pemakaian energi
yang berlebihan dan terjadi overstress, sebaliknya intensitas pembebanan
yang terlalu rendah memungkinkan rasa bosan dan kejenuhan atau
understress.
Kesesuaian beban kerja yang diatur oleh perusahaan terhadap
kondisi pekerja perlu diperhatikan. Beban kerja yang berlebih dapat
menimbulkan suasana kerja yang kurang nyaman bagi pekerja karena
dapat memicu timbulnya stres kerja yang lebih cepat. Sebaliknya
kekurangan beban kerja dapat menimbulkan kerugian bagi organisasi.
Stres kerja atau burnout merupakan respon tubuh yang bersifat
tidak spesifik terhadap setiap tuntutan atau beban atasnya. Stres dapat
muncul apabila seseorang mengalami beban atau tugas berat dimana orang
tersebut tidak dapat mengatasi tugas yang dibebankan itu, maka tubuh
akan berespon dengan tidak mampu terhadap tugas tersebut, sehingga
orang tersebut dapat mengalami stres.
Dampak beban kerja dan stres kerja akan mempengaruhi kinerja
karyawan. Untuk menciptakan kinerja karyawan agar berjalan dengan
baik, hal tersebut dapat di dorong dengan adanya efikasi diri yang tinggi
pada diri karyawan.
Dengan adanya beban kerja dan stres kerja serta untuk
menciptakan keyakinan diri maka perlu adanya pengelolaan sumber daya
manusia, karena dengan pengelolaan sumber daya manusia akan
menghasilkan sebuah kinerja yang berkualitas. Kinerja merupakan prestasi
kerja yang dibedakan berdasarkan kualitas, kuantitas dan dihasilkan sesuai
tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Setiap perusahaan pasti
menginginkan karyawannya bekerja sesuai dengan aturan yang telah
ditetapkan oleh perusahaan. Masing-masing karyawan bisa dinilai
kemampuannya saat dilihat dari kinerjanya. Penilaian kinerja digunakan
sebagai sarana untuk mengetahui/memetakan kompetensi yang dimiliki
oleh karyawan. Kinerja karyawan sangatlah penting, karena dengan
adanya kinerja maka akan diketahui seberapa jauh karyawan dalam
mengerjakan pekerjaan atau tugas yang diberikan. Yang dicapai oleh
seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung
jawab yang diberikan kepadanya merupakan kinerja atas hasil kerja secara
kualitas dan kuantitas.
Kinerja karyawan banyak faktor yang melatarbelakanginya di
dalam perusahaan atau suatu organisasi, maka penelitian ini memfokuskan
pada faktor beban kerja (workload), stres kerja (burnout). Di mana faktor-
faktor tersebut bisa di moderasi oleh adanya dukungan sosial.
1.2 Permasalahan
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka
permasalah dalam penelitian ini adalah:
Apakah beban kerja dan stres kerja dapat mempengaruhi kinerja para
karyawan RS X?
1.3 Pertanyaan Penelitian
1.
1.4 Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui dan menganalisis tentang beban kerja dan stres
kerja pada karyawan RS X.
1.5 Manfaat Penelitian
a. Bagi Perusahaan
Memberikan masukan kepada perusahaan terkait dengan
permasalahan pada beban kerja dan stres kerja sehingga permasalahan
dapat diselesaikan dan menjadikan masukan untuk perbaikan dimasa
mendatang.
b. Bagi Peneliti
sebagai pembelajaran terkait topik yang telah diambil.
c. Bagi Orang Lain
Menjadi referensi bagi orang lain yang sedang mengambil topik
atau permasalahan yang sama.
1.6 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini akan membahas hubungan pengaruh beban kerja
terhadap stres kerja yang dialami para karyawan RS X. Maka penelitian ini
akan meneliti kinerja keryawan dan keadaan lingkungan di RS X.
penelitian ini dilakukan karena masih banyaknya pekerja yang mengalami
stres yang ditimbulakan oleh beban kerja. Jenis penelitian ini adalah
penelitian survey analitik yang menggunakan metode kuantitatif dengan
memberikan kuesioner pada para pekerja RS X.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Beban Kerja


A. Pengertian Beban Kerja
Beban kerja merupakan salah satu aspek yang harus di
perhatikan oleh setiap perusahaan, karena beban kerja salah
satu yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja karyawan.
Pengertian beban kerja oleh beberapa ahli memberikan
pendapat yang berbeda, dimana perbedaan pengertian beban
kerja seringkali terletak pada pembatasan dan jenis pekerjaan
yang berbeda. Beban kerja (workload) dapat diartikan sebagai
suatu perbedaan antara kapasitas atau kemampuan pekerja
dengan tuntutan pekerjaan yang diahadapi (Hancock &
Meshkati, 1988).
Menurut Vanchapo (2020) Beban kerja adalah sebuah
proses atau kegiatan yang harus segera diselesaikan oleh
seorang pekerja dalam jangka waktu tertentu. Pengukuran
beban kerja bisa di artikan sebagai teknik untuk mendapatkan
informasi tentang efektivitas kerja seseorang ataupun suatu
organisasi yang dilakukan secara sistematis dengan
menggunakan teknik analisis beban kerja dan teknik
manajemen lainnya.
Beban kerja sebagai suatu konsep yang timbul akibat
adanya keterbatasan kapasitas dalam memproses informasi.
Saat mengahadapi suatu tugas, individu diharapkan dapat
menyelesaikan tugas tersebut pada suatu tingkat tertentu.
Apabila keterbatasan yang dimiliki individu tersebut
menghambat atau menghalangi tercapainya hasil kerja pada
tingkat yang diharapkan dan tingkat kapasitas yang dimiliki.
Kesenjangan ini menyebabkan timbulnya kegagalan dalam
kinerja (performance failures). Hal ini mendasari pentingnya
pemahaman dan pengukuran yang lebih dalam mengenai beban
kerja (Kalichman, Simbayi, Kaufman, Cain, & Jooste, 2007).

B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Beban Kerja


Faktor yang mempengaruhi beban kerja ada dua yaitu:
1. Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari
dalam diri seseorang seperti jenis kelamin, umur, gizi,
kesehatan, mental, motivasi, kepercayaan, kepuasan.

2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari
ruang lingkup atau lingkungan seseorang, seperti lamanya
waktu kerja, sistem kerja, waktu istirahat, stasiun kerja,
sikap antar sesama pekerja, tanggung jawab yang diberikan,
budaya organisasi, komitmen oraganisasi dll.
C. Dampak Beban Kerja
1. Dampak bagi Perusahaan
a. menurunnya kualitas kinerja para karyawan
b. menurunnya kepuasan kerja
c. meningkatnya absensi
d. cepatnya pergantian karyawan
e. meningkatnya biaya bagi para karyawan dan peralatan
pada perusahaan.
2. Dampak pada Pekerja
a. Kesehatan fisik yang terganggu
b. emosional meningkat
c. memiliki rasa putus asa yang tinggi
d. takut untuk melakukan pekerjaan
e. risiko kecelakaan kerja yang meningkat

D. Penilaian Beban Kerja

(Salmon et al., 2004). Pengukuran dengan metode DRAWS


dilakukan dengan 3 tahapan yaitu, (1) penilaian variabel
DRAWS, (2) Pembobotan tingkat kepentingan variabel
DRAWS, (3) Total skor beban kerja dan pengklasifikasian
beban kerja.
1) Penilaian variabel DRAWS Kuesioner penilaian beban
kerja secara mental dengan variabel DRAWS
diidentifikasikan dan disusun berdasarkan operator.
Penilaian tersebut menggunakan skala 0-100 dalam
satuan persen. Hasil penilaian tersebut kemudian dirata-
ratakan dengan masing-masing variabel DRAWS.
2) Pembobotan tingkat kepentingan variabel DRAWS
Setelah proses penilaian telah dilakukan, kemudian
dilakukan pembobotan tingkat kepentingan variabel
DRAWS oleh para responden yang sama. Proses
pembobotan bertujuan untuk mengetahui tingkat
kepentingan tiap-tiap variabel yang berisikan indikator
pembobotan terhadap empat variabel DRAWS dengan
jumlah 100%. Tingkat kepentingan yang diisi oleh
responden mengawakili pekerjaan para responden pada
bagian coal handling system PLTU Cilacap.
3) Total skor beban kerja dan pengklasifikasian beban
kerja Berdasarkan hasil penilaian dan pembobotan
tingkat kepentingan yang berhasil diolah, kemudian
dihitung untuk mengetahui skor akhir beban kerja
secara mental. Proses perhitungan dilakukan dengan
cara perkalian antara hasil penilaian dengan hasil
pembobotan tingkat kepentingan. Setelah itu, dari hasil
skor akhir beban kerja diklasifikasikan atau
dikatagorikan dengan ketentuan yaitu: apabila ≤40%
maka termasuk katagori beban kerja underload, 41%-
60% termasuk beban kerja optimal, dan ≥61% termasuk
beban kerja dengan katagori overload. Tingkatan untuk
penilaian beban kerja dibagi menjadi 5 kategori, yaitu
sebagai berikut (Syafei et al., 2016):

Sangat rendah 0% s/d 20%


Rendah 20.1% s/d 40%
Sedang 40.1% s/d 60%
Tinggi 60.1% s/d 80%
Sangat tinggi 80.1% s/d 100%

2.2 Stres Kerja


A. Definisi Stres Kerja
Stres kerja adalah dimana suatu kondisi ketegangan atau
ketidak nyamanan yang dialami oleh para pekerja yang dapat
mempengaruhi kondisi seseorang seperti emosional, kinerja,
dan mental seseorang tersebut. Colquitt & Lepine (2015)
mendefinisikan stres kerja sebagai respon psikologis pegawai
terhadap tuntutan pekerjaannya.
Irham Fahmi (2016:214) mendefinisikan bahwa “Stres
adalah suatu keadaan yang menekan diri dan jiwa seseorang di
luar batas kemampuannya, sehingga jika terus dibiarkan tanpa
ada solusi maka ini akan berdampak pada kesehatannya. Stres
tidak timbul begitu saja namun sebeb-sebab stres timbul
umumnya diikuti oleh faktor peristiwa yang mempengaruhi
kejiwaan seseorang, dan peristiwa itu terjadi di luar dari
kemampuannya sehingga kondisi tersebut telah menekan
jiwanya.”
B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Stres Kerja
Hal-hal yang mengakibatkan stres disebut stressor. Stres
adalah reaksi yang dirasakan oleh pegawai sebagai bentuk
ketidakpuasan kerja. Stres juga sering diinterpretasikan dalam
bentuk emosi yang kuat seperti cemas, tidak bergairah, marah,
frustasi, cenderung merasa bosan, kelelahan, dan tidak
bersemangat.
Cooper (dalam Umam, 2012) faktor yang
memengaruhi stres kerja diantaranya:
a. Stressor kondisi pekerjaan
Seperti beban kerja berlebihan secara kuantitatif dan
kualitatif, keputusan yang dibuat oleh seseorang,
bahaya fisik, jadwal bekerja.
b. Stressor stres peran
Ketidakjelasan peran, adanya bias dalam membedakan
gender dan stereotype peran gender; pelecehan seksual
c. Stressor faktor interpersonal
Meliputi hasil kerja dan dukungan sosial yang buruk,
persaingan politik, kecemburuan sosial, kemarahan, dan
kurangnya perhatian manajemen terhadap karyawan.
d. Stressor perkembangan karir
Seperti promosi jabatan yang lebih rendah dari
kemampuannya, promosi jabatan yang lebih tinggi dari
pada kemampuannya, keamanan pekerjaannya, ambisi
yang berlebihan sehingga mengakibatkan frustrasi.
e. Stressor struktur organisasi
Meliputi struktur yang kaku dan tidak bersahabat,
pertempuran politik, pengawasan dan pelatihan yang
tidak seimbang, ketidakterlibatan dalam membuat
keputusan.
f. Stressor tampilan rumah pekerjaan
Seperti mencampurkan masalah pekerjaan dengan
masalah pribadi, kurangnya dukungan dari pasangan
hidup, konflik pernikahan, stres karena memiliki dua
pekerjaan.

C. Gejala-gejala Stres Kerja


Individu akan mengalami gejala stres positif seandainya
mendapatkan kesempatan untuk naik jabatan atau menerima
hadiah (reward). Sebaliknya, jika individu merasa dihambat
oleh berbagai sebab di luar kontrol dalam mencapai tujuannya,
maka individu akan mengalami gejala stres yang negatif.
Beehr dan Newman (dalam Waluyo, 2009: 164-165)
menyebutkan gejala-gejala stres yaitu:
a. Gejala psikologis
1) kecemasan,ketegangan,kebingungandanmudahtersinggung
2) perasaan frustrasi, rasa marah,dan dendam (kebencian)
3) sensitive dan hyperreactivity
4) memendam perasaan, penarikan diri, dan depresi
5) komunikasi yang tidak efektif
6) perasaan terkucil dan terasing
7) kebosanan dan ketidakpuasan kerja
8) kelelahan mental, penurunan fungsi intelektual, dan
kehilangan konsentrasi
9) kehilangan spontanitas dan kreativitas
10) menurunnya rasa percaya diri

b. Gejala Fisiologis
1)Mening katnya denyut jantung,tekanan darah, dan
kecenderungan mengalami penyakit kardiovaskular
2) Meningkatnya sekresi dari hormon stress (seperti: adrenalin
dan non adrenalin)
3) Gangguan gastrointestinal (gangguan lambung)
4) Meningkatnya frekuensi dari luka fisik dan kecelakaan
5) Kelelahan secara fisik dan kemungkinan mengalami sindrom
kelelahan yang kronis
6) Gangguan pernapasan, termasuk gangguan dari kondisi yang
ada
7) Gangguan pada kulit
8) Sakit kepala, sakit pada punggung bagian bawah,
ketegangan otot
9) Gangguan tidur
10) Rusaknya fungsi imun tubuh, termasuk risiko tinggi
kemungkinan terkena kanker

c. Gejala Perilaku
1) Menunda, menghindari pekerjaan, dan absen dari pekerjaan
2) Menurunnya prestasi (performance) dan produktivitas
3) Meningkatnya penggunaan minuman keras dan obat-obatan
4) Perilaku sabotase dalam pekerjaan
5) Perilaku makan yang tidak normal (kebanyakan) sebagai
pelampiasan, mengarah ke obesitas.
6) Perilaku makan yang tidak normal (kekurangan) sebagai
bentuk penarikan diri dan kehilangan berat badan secara tiba-
tiba, kemungkinan berkombinasi dengan tanda-tanda depresi.
7) Meningkatnya kecenderungan perilaku beresiko tinggi,
seperti menyetir dengan tidak hati-hati dan berjudi
8) Meningkatnya agresivitas, vandalism, dan kriminalitas
9) Menurunnya kualitas hubungan interpersonal dengan
keluarga dan teman.

D. Dampak Stres Kerja


Terdapat stres kerja yang memberi dampak positif kepada
pegawai seperti motivasi dan munculnya semangat dan gairah
hidup, memiliki rangsangan untuk bekerja keras, dan memiliki
keinginan untuk terus mengasah potensi diri. Namun terdapat
stres kerja yang berdampak negatif, diantaranya adalah
kurangnya kemampuan diri dalam membuat keputusan,
meningkatnya rasa cemas dan berkurangnya rasa percaya diri
sehingga pegawai tidak yakin dapat bekerja secara maksimal.
Menurut Tewal, et al., (2017:145), ada dua dampak dari stres
kerja yaitu dampak positif dan dampak negatif.

1) Dampak positif stres kerja, adalah:


a Memiliki motivasi kerja yang tinggi.
b Memiliki ransangan dan tujuan untuk bekerja
lebih keras dan timbulnya inspirasi untuk
meningkatkan kehidupan yang lebih baik.
c Memiliki kebutuhan berprestasi yang kuat
sehingga lebih mudah untuk menyimpulkan
target/tugas sebagai tantangan (challenge),
bukan sebagai tekanan (pressure).
d Memacu pegawai untuk dapat menyelesaikan
pekerjaan sebaik-baiknya.

2) Dampak negatif stres kerja, adalah:


a Menurunnya tingkat produktivitas pegawai yang bisa
berdampak pada kurangnya keefektifitasan organisasi.
b Penurunan tingkat kepuasan kerja dan tingkat kinerja.
c Sulit untuk membuat keputusan, kurang konsentrasi,
kurang perhatian, serta hambatan mental.
d Meningkatnya ketidakhadiran dan perputaran pegawai.

E. Pengelolaan Stres
Stres dalam bekerja tidak jauh berbeda dengan stres pada
umumnya, yaitu tentang bagaimana pola pikir pekerja/individu
terhadap suatu pekerjaannya. Untuk mengelola stres ini tidak
bisa dilakukan dengan seorang diri, akan lebih baik jika adanya
dukungan dari lingkungan sekitar agar dapat meningkatkan
daya tahan psikososial individu tersebut. Berikut beberapa cara
pengelolaan stres dengan baik:
a. Menyediakan waktu relaks, relaks dapat dilakukan secara
sederhana dan diamana saja contohnya seperti meditasi,
yoga, mengatur nafas, perenggangan pada bagian tubuh.
b. Bersikap jujur dan tanggung jawab, berbicara dengan
atasan terkait tugas dan wewenang yang diberikan. Dengan
demikian pekerjaan akan sesuai dengan yang inginkan oleh
perusahaan.
c. Bekerja lebih efisien, dalam banyak nya tugas yang
diberikan karyawan harus bisa memilah tugas mana yang
harus diprioritaskan agar bisa menyelesaikan dengan tepat
waktu.
d. Istirahat yang cukup, dengan istirahat badan akan lebih vit
saat bekerja dan terhindar dari penyakit fisik.
e. Mengatur lingkungan kerja, mengubah lingkungan kerja
sesuai dengan kenyamanan saat bekerja contohnya seperti
merapihkan meja kerja, membersihkan peralatan kerja
karena tempat kerja yang teratur dan rapih akan membuat
karyawan menjadi lebih baik.
f. Meningkatkan keterampilan, dengan meningkatnya
keterampilan maka karyawan terlihat lebih berharga.
BAB III

3.1 Kerangka Konsep

Faktor Internal Faktor Eksternal

 usia  jumlah pasien


 Pendidikan  waktu kerja
 pengalaman  lingkungan
 kedisiplinan  sarana/prasarana

Beban kerja Karyawan RS Stres kerja Kinerja


Karyawan RS

3.2 Definisi Operasional

Variable Definisi Operasional


Usia Yaitu lama hidup seseorang yang
dihitung mulai dari lahir sampai
dengan hari ini
Pendidikan Yaitu jenjang Pendidikan akhir yang
telah ditempuh orang orang tersebut
pengalamam Yaitu dilihat dari kemampuan dan
lamanya bekerja orang tersebut
Jenis kelamin Yaitu membedakan bahwa seseorang
tersebut laki-laki atau perempuan
Jumlah pasien Yaitu banyaknya pekerjaan yang
Waktu kerja Yaitu jumlah waktu yang dibutuhkan
dalam menyelesaikan pekerjaan
Lingkungan Yaitu tempat kerja atau ligkup sesama
teman kerja
Sarana/Prasarana Yaitu benda atau alat yang digunakan
pekerja untuk melakukan pekerjaanya
Beban kerja Pekerjaan yang sedang dikerjakan
oleh pekerja
Kinerja karyawan cara atau hasil para karyawan dalam
melaksanakan tugas pokok dan
fungsinya sebagai karyawan sesuai
dengan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya

3.3 Hipotesis Penelitian


Sunyoto (2009) mengatakan bahwa hipotesis adalah dugaan sementara
yang belum terbukti kebenarannya. Berdasarkan masalah di atas maka
dapat disusun hipotesis sebagai berikut:
1. Beban kerja yang terlalu banyak dapat menimbulkan adanya stres bagi
karyawan sehingga berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja
karyawan.
2. Lingkungan kerja yang memiliki pengaruh positif atau negatif juga
dapat mempengaruhi adanya stres pada para karyawan.
3. Beban kerja dan lingkungan kerja berpengaruh signifikan terhadap
kinerja karyawan.
BAB IV

Metologi Penelitian

4.1 Konsep Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian kuantitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan
kejadian atau fakta, keadaan, fenomena, variabel dan keadaan yang terjadi
saat penelitian berlangsung dengan menyuguhkan apa yang sebenarnya
terjadi. Penelitian dilakukan di Rumah Sakit X pada tahun 2022.
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi Penelitian yaitu pada Rumah Sakit X.
4.3 Populasi
Populasi adalah bagian dari pada keseluruhan objek dalam
penelitian (Arikunto, 2013). Populasi dalam penelitian ini adalah
karyawan yang bekerja pada bagian perawat dan admin Rumah Sakit X.
DAFTAR PUSTAKA

https://jurnal.umsu.ac.id/index.php/MANEGGIO/article/view/3667/3933

http://download.garuda.kemdikbud.go.id/article.php?
article=3036282&val=27528&title=Faktor%20yang%20Mempengaruhi
%20Kinerja%20PT%20Sakti%20Mobile%20Jakarta%20Lingkungan%20Kerja
%20Stres%20Kerja%20dan%20Beban%20Kerja

https://www.pelajaran.co.id/pengertian-beban-kerja-aspek-dimensi-faktor-dan-
pengukuran-beban-kerja/

https://journal.stiemb.ac.id/index.php/mea/article/view/2454/1170

https://books.google.co.id/books?
id=vzP4DwAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=stres+kerja&hl=id&newbks=1&
newbks_redir=0&source=gb_mobile_search&ovdme=1&sa=X&ved=2ahUKEwj5
h43jw6j-AhX_7TgGHUixB3oQ6wF6BAgDEAU

https://books.google.co.id/books?
id=RD8tcRrWBhYC&pg=PA368&dq=stres+kerja&hl=id&newbks=1&newbks_r
edir=0&source=gb_mobile_search&ovdme=1&sa=X&ved=2ahUKEwj5h43jw6j-
AhX_7TgGHUixB3oQ6wF6BAgEEAU

https://repository.usm.ac.id/files/bookusm/F013/20190627091334-STRESS-
KERJA.pdf
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/17806/07%20BAB
%20II.pdf?sequence=6&isAllowed=y

http://portaluqb.ac.id:808/156/4/BAB%20II.pdf

https://eprints.umm.ac.id/59411/4/BAB%20II.pdf

https://journal.ipm2kpe.or.id/index.php/JOMB/article/view/1215

https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/emba/article/view/23747

You might also like