Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGATURAN PASAR TRADISIONAL DI KOTA

SEMARANG
Oleh: Hafiz Gilang Setia Pramana, R. Slamet Santoso

DEPARTEMEN ADMINISTRASI PUBLIK FAKULTAS LMU SOSIAL DAN ILMU


POLITIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
Jalan Profesor Haji Soedarto Sarjana Hukum, Tembalang, Semarang 12693 Telepon (024) 7465407
Faksimile (024) 7465405 Laman: http://www.fisip.undip.ac.id email: fisip@undip.ac.id

ABSTRACT
Market Utilization Policy in Semarang City which has formulated in local Regulation
of Semarang City Number 9 of 2013 concerning traditional market arrangement is an effort
of Semarang City Government to create tidy, safe, clean and healthy traditional market;
intensify services to the community and make the traditional market as main revenue to the
local economy. Aside from being the capital city in the province of Central Java, Semarang
City is also the center of trading among small towns around it, such as Demak, Kendal,
Kudus, Pati and others. So the city must manage the traditional market maximally. therefore
The focus of this research is about the implementation of market utilization policy in
Semarang City. This research purposes are describing the implementation of market
utilization policy and also to know the determinant factors of successful implementation of
market utilization policy in Semarang City.
This research is descriptive qualitative research. Data collection is done by
observation, documentation studies and in-depth interviews from informants who is involved
in the implementation policy of market utilization in Semarang city. The result of this
research is that the implementation of market utilization policy in Semarang City is not
maximized, it is caused by several factors that obstruct the implementation policy, such as the
existence of market traders who do not obey the regulation policy, limited budget and
minimum number of agents compared with the masive market trader.
Based on the reserach result, the researchers suggested that there must an
inhancement in optimizing the determinants factors of the implementation of market
utilization policy in the city of Semarang which still considered deficient. Suggestions given
by researchers are expected to assist the government in the implementaton policy. So that the
implementation of market utilization policy in Semarang City can run more effectively and
efficiently.

Keywords: policy, market utilization, traditional market


PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG II. Kebijakan Publik
Kota Semarang sebagai Ibukota Jawa Definisi kebijakan publik dari Thomas
Tengah memiliki potensi perdagangan yang Dye mengandung makna bahwa
cukup baik yang mengarah pada potensi pasar kebijakan publik dibuat oleh badan
tradisional. Pasar tradisional merupakan pemerintah bukan swasta, dan
penyumbang dan dibutuhkan untk kebijakan publik menyangkut pilihan
meninkakan pendapatan asli daerah (PAD) yang harus dilakukan atau tidak
Kota Semarang yang berasal dari retribusi dilakukan oleh badan pemerintah
pasar. (subarsono 2012: 2)

Pemerintah Kota Semarang harus dapat James Anderson mendefinisikan


mengelola pasar tradisional dengan optimal. bahwa kebijakan publik sebagai
Untuk mengelola pasar tradisional Pemerintah kebijakan yang ditetapkan oleh badan-
badan dan aparat
Kota Semarang membuat Peraturan Daerah
pemerintah.(subarsono 2012:2)
Kota Semarang Nomor 9 Tahun 2013 tentang
Pengaturan Pasar Tradisional. III. Implementasi Publik
Dalam pelaksanaan kebijakannya Van Meter dan Van Horn membatasi
ternyata masih belum optimal. Karena masih implementasi kebijakan sebagai
banyak pedagang yang tidak mentati tindakan-tindakan yang dilakukan
peraturan dalam kebijakan tersebut dan masih oleh individu-individu (atau
ditemui kondisi bangunan dan fasilitas pasar kelompok-kelompok) pemerintah
maupun swasta yang diarahkan untuk
tradisional yang tidak terawat.
mencapai tujuan-tujuan yang telah
B. TUJUAN ditetapkan dalam keputusan-
1. Menilai keefektifan implementasi keputusan kebijakan sebelumnya.
kebijakan pengaturan pasar tradisional (Winarno 2007:146)
di Kota Semarang.
2. Mengetahui pengaruh faktor-faktor Implementasi kebijakan merupakan
penentu keberhasilan implementasi suatu tahap dimana kebijakan yang
kebijakan pengaturan pasar tradisional telah diadopsi tersebut dilaksanakan
di Kota Semarang. oleh unit-unit administratif tertentu
dengan memobilisasikan dana dan
C. TEORI sumberdaya yang ada. (Keban 2008:
67)
I. Administrasi Publik
IV. Model Implementasi
Barton & Chappel melihat bahwa
administrasi publik sebagai the work Pendekatan yang digunakan adalah
of government atau pekerjaan yang
pendekatan top-down. Dalam
dilakukan oleh pemerintah. (Keban
2008:5) implementasi kebijakan terdapat
enam variabel yang mempengaruhi
Nicholas Henry memberikan batasan keberhasilan kebijakan yaitu
bahwa administrasi publik adalah komunikasi, sumberdaya, disposisi,
suatu kombinasi yang kompleks antara struktur birokrasi, kondisi sosial
teori dan praktek, dengan tujuan politik dan ekonomi, dan standar
mempromosi pemahaman terhadap dan sasaran kebijakan. keenam
pemerintah dalamhubungannya
faktor tersebut harus dilaksanakan
dengan masyarakat yang diperintah.
secara simultan karena memiliki
(Keban 2008:5)
keterkaitan yang kuat.
D. METODE PENELITIAN tradisional di kota
I. Desain Penelitian Semarang.
Desain penelitian yang digunakan 2) Ketepatan Pelaksana
adalah metode kualitatif deskriptif. Fenomena yang diamati
Penelitian kualitatif deskriptif sebagai berikut:
dimaksudkan untuk a. Tingkat ketepatan aktor
yang terlibat dalam
mendeskripsikan informasi sesuai
kebijakan pengaturan
dengan variabel pada sat penelitian.
pasar tradisional di kota
Semarang.
II. Situs Penelitian b. Pengaruh aktor yang
Fokus pada penelitian ini adalah terlibat dalam kebijakan
kebijakan pengaturan pasar pengaturan pasar
tradisional di Kota Semarang. tradisional di kota
Sehingga lokus yang diambil Semarang.
adalah Dinas Pasar Kota Semarang. 3) Ketepatan Target
Fenomena yang diamati
III. Subjek Penelitian sebagai berikut:
Subjek penelitian disebut dengan a. Tingkat Ketepatan
istilah informan, informan dalam target dari kebijakan
pengaturan pasar
penelitian ini adalah sebagai
tradisional di kota
berikut: Semarang.
1. Kepala Bidang Pengaturan dan b. Tingkat kesiapan target
Ketertiban Dinas Pasar Kota dalam intervensi
Semarang; kebijakan pengaturan
2. Kepala Seksi Penataan dan pasar tradisional di kota
Pemetaan Dinas Pasar kota Semarang.
Semarang 4) Ketepatan Lingkungan
3. Kepala Seksi Pemeliharaan Fenomena yang diamati
bangunan Dinas Pasar Kota sebagai berikut:
Semarang; a. Tingkat interaksi antara
4. Pedagang pasar tradisional di lembaga perumus
kebijakan pengaturan
Kota Semarang;
pasar tradisional di kota
5. Pengunjung pasar tradisional.
Semarang dan
pelaksana kebijakan
IV. Fenomena Penelitian pengaturan pasar
1. Keefektifan Implementasi tradisional di kota
Semarang dengan
Untuk menilai keefektifan lembaga lain yang
implementasi kebijakan terkait.
pengaturan pasar tradisional di b. Tingkat presepsi publik,
kota Semarang, yang diamati lembaga-lembaga
antara lain: strategis dalam
1) Ketepatan kebijakan masyarakat, serta
Fenomena yang diamati individu yang dapat
sebagai berikut: mempermainkan peran
a. Tingkat capaian tujuan penting dalam
dari kebijakan pengaturan menginterprestasikan
pasar tradisional di kota kebijakan pengaturan
Semarang. pasar tradisional dan
b. Tingkat pemecahan implementasi kebijakan
masalah yang ada dalam tersebut.
pengaturan pasar
5) Ketepatan Proses
Fenomena yang diamati
sebagai berikut: 3) Disposisi
a. Tingkat pemahaman Fenomena sebagai berikut:
dan kesiapan publik a. Sikap yang dimiliki
terhadap kebijakan para implementor
pengaturan pasar dalam
tradisional di kota mengimplementasikan
Semarang. kebijakan pengaturan
b. Tingkat pemahaman pasar tradisional di
pemerintah terhadap kota Semarang.
kebijakan pengaturan b. Respon dari para
pasar tradisional di implementor dalam
kota Semarang. mengimplementasikan
kebijakan pengaturan
2. Faktor – Faktor Penentu pasar tradisional di
Implementasi kota Semarang.
1) Komunikasi
Fenomena yang diamati 4) Struktur Birokrasi
sebagai berikut: Fenomena yang diamati
a. Tingkat transmisi dalam sebagai berikut:
mengimplementasikan a. Tingkat efektifitas
kebijakan pengaturan prosedur operasi yang
pasar tradisional di kota standar (standar
Semarang. orerating procedure
b. Tingkat kejelasan dalam atau SOP) struktur
mengimplementasikan organisasi dalam
kebijakan pengaturan kebijakan pengaturan
pasar tradisional di kota pasar tradisional di
Semarang. kota semarang.
c. Tingkat konsistensi dari b. Hubungan antar
para pelaksana organisasi dalam
stakeholder dalam pelaksanaan kebijakan
mengimplementasikan pengaturan pasar
d. kebijakan pengaturan tradisional di kota
pasar tradisional di kota Semarang.
Semarang.
5) Kondisi Sosial, Politik dan
2) Sumberdaya Ekonomi
Fenomena sebagai berikut: Fenomena yang diamati
a. Tigkat dan kuantitas staf sebagai berikut :
dan implementor dalam a. Tingkat dukungan
mengimplementasikan sumberdaya ekonomi
kebijakan pengaturan lingkungan yang dapat
pasar tradisional di kota mendukung
Semarang. keberhasilan
b. Kualitas dan kuantitas implementasi
fasilitas yang tersedia kebijakan pengaturan
dalam pasar tradisional di
mengimplementasikan kota Semarang.
kebijakan pengaturan b. Tingkat dukungan
pasar tradisional di kota kelompok-kelompok
Semarang. kepentingan terhadap
implementasi
kebijakan pengaturan kota Semarang.
pasar tradisional di
c. Tingkat dukungan IX. Kualitas Data
elite politik terhadap Dalam penelitian ini
implementasi menggunakan Teknik
kebijakan pengaturan Triangulasi.
pasar tradisional di
kota Semarang. PEMBAHASAN

6) Standar dan Sasaran Hasil Penelitian


Kebijakan Hasil penelitian implementasi kebijakan
Fenomena yang diamati pemanfaatan pasar di Kota Semarang
sebagai berikut: berdasarkan dengan hasil wawancara dari
a. Kualitas standar beberapa informan dan hasil observasi yang
kebijakan pengaturan dilakukan oleh peneliti mengenai
pasar tradisional di kota keefektifan dan faktor-faktor penentu
Semarang. keberhasilan implementasi kebijakan
b. Ketepatan sasaran pengaturan pasar tradisional di Kota
kebijakan pengaturan Semarang. Maka didapatkan hasil sebagai
pasar tradisional di kota berikut:
Semarang. 1. Keefektifan Implementasi Kebijakan
V. Jenis Data a. Ketepatan Kebijakan
Dalam penelitian ini jenis-jenis Hasil penelitian mengenai aspek
data yang digunakan adalah ketepatan kebijakan, perumusan
sebagai berikut: kebijakan pengaturan pasar
a. Kata-kata dan tradisional di Kota Semarang
Tindakan sudah disesuaikan dengan karakter
b. Sumber Tertulis permasalahan yang ada. Beberapa
c. Foto program kebijakan tersebut sudah
d. Data Statistik direalisasikan, tapi ternyata masih
banyak kondisi pasar yang
VI. Sumber Data berantakan, kotor dan
Sumber data yang pemeliharaan bangunan pasar pun
digunakan adalah Data juga belum maksimal. Jadi sejauh
Primer dan Data Sekunder. ini dalam implementasi kebijakan
pengaturan pasar tradisional di
VII. Teknik Pengumpulan Data Kota Semarang dinilai belum dapat
Teknik pengumpulan data menyelesaikan masalah yang ada.
yang digunakan dalam Sehingga ketepatan kebijakan
penelitian ini adalah implementasi kebijakan
wawancara, observasi dan pengaturan pasar tradisional di
dokumentasi. kota semarang sudah tepat, namun
dalam pemecahan masalah masih
VIII. Analisis dan Interprestasi Data kurang optimal.
Dalam penelitian ini teknik b. Ketepatan Pelaksana
yang digunakan dalam Aktor kebijakan utama
proses pengolahan data implementasi kebijakan
yaitu bergerak diantara pengaturan pasar tradisional di
perolehan data, reduksi Kota Semarang adalah Dinas Pasar
data, penyajian dan Kota. Demi kelancaran
penarikan implementasi kebijakan
kesimpulan/verifikasi. pengaturan pasar tradisional di
Kota Semarang Dinas Pasar Kota
Semarang dibantu oleh beberapa
dinas terkait, seperti Dinas
Kebersihan, Dinas Perindustrian perkumpulan pedagang pasar pun
dan Perdagangan, Badan juga ikut terlibat sesuai dengan
Lingkungan Hidup. Tidak hanya kepentingannya.
dari dinas terkait saja, organisasi

c. Ketepatan Target koordinasinya masih perlu


Berdasarkan hasil penelitian ditingkatkan.
diketahui bahwa target dari Lingkungan eksternal
implementasi kebijakan implementasi kebijakan
pengaturan pasar tradisional di pengaturan pasar tradisional di
Kota Semarang adalah seluruh Kota Semarang dapat dinilai
pedagang di pasar tradisional dari bagaimana persepsi
Kota Semarang. masyarakat dan pedagang
Berdasarkan informasi yang mengenai kebijakan tersebut.
didapat dari narasumber, pihak Masyarakat memiliki persepsi
implementor mengatakan bahwa implementasi kebijakan
target dalam implementasi pengaturan pasar tradisional di
kebijakan pengaturan pasar Kota Semarang akan
tradisional di Kota Semarang memberikan dampak yang baik
sudah siap diintervensi karena jika dilaksanakan dengan benar.
target tersebut mau untuk Namun pedagang memiliki
mengikuti aturan kebijakan persepsi yang berbeda,
tersebut. Namun ternyata saat pedagang menganggap
penelili melakukan wawancara implementasi kebijakan
kepada pedagang (target) pengaturan pasar tradisional di
ternyata berbeda dengan apa Kota Semarang akan merugikan
yang diungkapkan oleh pedagang karena pemindahan
implementor, mereka mengaku lapak dagang akan mengurangi
bahwa sebenarnya belum siap pelanggan. ketepatan lingkungan
melaksanakan kebijakan dalam implementasi kebijakan
pengaturan pasar tradisional di pengaturan pasar tradisional
Kota Semarang. sudah tepat. Walaupun
Ketepatan target dalam koordinasi antar aktor kebijakan
kebijakan pengaturan pasar masih belum optimal dan
tradisional di Kota Semarang pedagang masih memiliki
targetnya sudah tepat. Namun, presepsi yang negatif.
target tersebut belum siap
diintervensi untuk melaksanakan e. Ketepatan Proses
kebijakan tersebut. Dari hasil penelitian dapat
diketahui bahwa Dinas Pasar
d. Ketepatan Lingkungan Kota Semarang menjelaskan
Lingkungan internal mengenai proses implementasi
implementasi kebijakan kebijakan pengaturan pasar
pengaturan pasar tradisional di tradisional di Kota Semarang,
Kota Semarang dapat dinilai yaitu dimulai dari identifikasi,
dari interaksi Dinas Pasar Kota sosialisasi lalu pelaksanaan.
Semarang dengan Dinas lain Namun setelah peneliti
yang terkait dan organisasi melakukan wawancara kepada
perkumpulan pedagang pasar pedagang dan masyarakat,
dengan cara koordinasi, namun ternyata mereka tidak
memahami kebijakan Peneliti menilai bahwa
pengaturan pasar tradisional di komunikasi menjadi pengaruh
Kota Semarang. negatif dalam implementasi
Pedagang belum siap untuk kebijakan pengaturan pasar
melaksanakan kebijakan tradisional di Kota Semarang.
pengaturan pasar tradisional di
Kota Semarang karena harus b. Sumberdaya
pindah tempat berjualan dan Staf dalam implementasi
harus mengurus beberapa hal kebijakan pengaturan pasar
untuk pelaksanan kebijakan tradisional di Kota Semarang
tersebut. Peneliti menilai bahwa memiliki kualitas yang sudah
ketepatan proses dalam cukup baik, karena setiap staf
implementasi kebijakan sudah menguasai bidangnnya
pemanfaatan di Kota Semarang masing-masing dalam
masih kurang tepat. Karena menjalankan tugas. Namun dari
dalam sosialisasi dan hasil wawancara dan observasi
pelaksanaan kebijakannya yang telah dilakukan, diketahui
kurang optimal. bahwa jumlah staf dalam
implementasi kebijakan
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi tersebut masih kurang.
Implementasi Kebijakan Fasilitas dalam implementasi
a. Komunikasi kebijakan pengaturan pasar
Komunikasi dalam tradisional di Kota Semarang
implementasi Kebijakan dirasa masih kurang
pemanfaaatan pasar di Kota dikarenakan jumlah anggaran
Semarang ditransmisikan oleh dari pemerintah untuk
Dinas Pasar Kota Semarang implementasi kebijakan
kepada pedagang pasar dengan tersebut sangat terbatas.
cara sosialisasi. Karena Peneliti menilai bahwa masih
banyaknya jumlah pedagang di kurangnya jumlah staf dan
pasar sosialisasi dilakukan kurangnya anggaran dalam
hanya kepada perwakilan implementasi kebijakan
pedagang. Informasi yang pengaturan pasar tradisional di
didapat oleh perwakilan Kota Semarang, membuat
pedagang disalurkan lagi faktor sumberdaya menjadi
kepada pedagang-pedagang di pengaruh negatif dalam
pasar. Namun dalam implementasi kebijakan
penyaluran informasi tersebut tersebut.
berjalan lambat dan masih ada
pedagang yang tidak c. Disposisi
mendapatkan informasi tersebut Berdasarkan hasil penelitian
sehingga tingkat kejelasan melalui wawancara, Dinas
informasi tersebut menjadi Pasar Kota Semarang sebagai
berkurang. Sosialisasi yang implementor kebijakan
dilakukan oleh Dinas Pasar pengaturan pasar tradisional di
Kota Semarang dirasa masih Kota Semarang memiliki
belum konsisten melihat komitmen dan dedikasi dalam
kenyataan dilapangan, proses implementasi kebijakan
pedagang jarang mendapatkan tersebut. Dinas Pasar Kota
pengarahan dari pihak terkait, Semarang selalu berusaha
semaksimal mungkin dalam tradisional di Kota Semarang
menjalankan tugasnya sesuai menjadi pengaruh positif.
apa yang diinginkan oleh
pembuat kebijakan. e. Kondisi Sosial, Politik dan
Peneliti menilai bahwa Ekonomi
disposisi menjadi pengaruh Berdasarkan hasil penelitian
positif dalam implementasi yang telah dilakukan dapat
kebijakan pengaturan pasar diketahui bahwa dalam proses
tradisional di Kota Semarang. implementasi kebijakan
pengaturan pasar tradisional di
d. Struktur Birokrasi Kota Semarang mendapat
Struktur organisasi yang dukungan dari kelompok-
bertugas mengimplementasikan kelompok sosial, elit politik dan
kebijakan memiliki pengaruh ekonomi untuk mencapai tujuan
yang signifikan terhadap kebijakan. Dukungan dari segi
implementasi kebijakan. Dapat sosial dalam proses
dinilai dengan adanya SOP imlementasi kebijakan
sebagai pedoman implementor pengaturan pasar tradisional di
kebijakan dalam bertindak, dan Kota Semarang adalah dengan
bagaimana prosedur adanya kelompok-kelompok
birokrasinya agar proses sosial seperti organisasi
implementasi kebijakan dapat pedagang pasar hingga
berjalan dengan lancar. pemerhati cagar budaya yang
Berdasarkan hasil penelitian ikut berpartisipasi dalam
SOP dalam proses mencapai tujuan kebijakan
implementasi kebijakan tersebut. Dukungan dari segi
pengaturan pasar tradisional di politik, proses implementasi
Kota Semarang dirasa sudah kebijakan pengaturan pasar
berjalan sesuai dengan yang tradisional di Kota Semarang
tercantum dalam peraturan adalah berupa usulan anggaran
daerah Kota Semarang dan dari anggota dewan kepada
sudah efektif. prosedur pemberi anggaran untuk
birokrasi disini ditunjukan pembangunan pasar di Kota
dengan adanya koordinasi antar Semarang. Segi ekonomi juga
setiap bidang/organisasi. turut mendukung adanya
Koordinasi dilakukan secara kebijakan pengaturan pasar
rutin demi meningkatkan tradisional di Kota Semarang.
pengawasan dalam Karena dengan adanya
implementasi kebijakan kebijakan tersebut dapat
tersebut. Namun agar membuat kondisi ekonomi di
koordinasi berjalan dengan baik Kota Semarang dapat
maka setiap bidang/organisasi meningkat.
harus mengerti tugas-tugasnya Peneliti menilai bahwa kondisi
dan hubungannya antar sosial, politik dan ekonomi
bidang/organisasi agar tidak menjadi pengaruh positif dalam
timbul kesalah pahaman. implementasi kebijakan
Peneliti menilai bahwa struktur pengaturan pasar tradisional di
birokrasi dalam implementasi Kota Semarang.
kebijakan pengaturan pasar
f. Sasaran dan Standar Kebijakan pengaturan pasar tradisional di
Standar dan sasaran kebijakan Kota Semarang sudah tepat.
pengaturan pasar tradisional di
Kota Semarang sudah diatur 2. Ketepatan pelaksana,
dalam peraturan daerah Kota a. Pelaksana kebijakan pengaturan
Semarang Nomor 9 tahun 2013 pasar tradisional adalah Dinas
tentang pengaturan pasar Pasar kota Semarang, Dinas lain
tradisional. Dari hasil penelitian yang terkait serta organisasi
menurut para informan bahwa pedagang pasar tradisional kota
standar dari kebijakan semarang.
pengaturan pasar tradisional di b. Pengaruh dari aktor-aktor dalam
Kota Semarang adalah dengan kebijakan pemanfatan pasar di
adanya SOP dan sasaran Kota Semarang masih kurang.
kebijakannya adalah seluruh c. Ketepatan pelaksana dalam
pedagang pasar di Kota implementasi kebijakan
Semarang. Sudah jelasnya pengaturan pasar tradisional di
standar dan sasaran kebijakan Kota Semarang sudah tepat.
pengaturan pasar tradisional di
Kota Semarang bukan berarti
semua sudah terpenuhi, karena 3. Ketepatan target,
dalam pelaksanaannya b. Target implementasi kebijakan
pedagang pasar yang menjadi pengaturan pasar tradisional di
sasaran kebijakan tersebut Kota Semarang sudah tepat
masih ada yang tidak mematuhi yaitu pedagang pasar tradisional.
aturan sehingga membuat Dapat dikatakan tepat karena
standar dan sasaran locus dari kebijakan tersebut
kebijakannya belum tercapai adalah pasar tradisional di Kota
dengan baik. Peneliti menilai Semarang, jadi yang menjadi
bahwa standar dan sasaran target kebijakannya adalah
kebijakan dalam implementasi seluruh pedagang pasar
kebijakan pengaturan pasar tradisional di Kota Semarang.
tradisional di Kota Semarang c. Pedagang masih belum siap
menjadi pengaruh yang negatif. untuk diintervensi karena
banyak pedagang yang masih
PENUTUP kurang peduli terhadap
A. Kesimpulan kebijakan pengaturan pasar
I. Keefektifan Implementasi Kebijakan tradisional di Kota Semarang.
1. Ketepatan kebijakan, d. Ketepatan target dalam
a. Sejauh ini tingkat capaian implementasi kebijakan
pemecahan masalah pengaturan pasar tradisional di
implementasi kebijakan Kota Semarang sudah tepat.
pengaturan pasar tradisional di
Kota Semarang masih rendah. 4. Ketepatan lingkungan,
b. Kebijakan pengaturan pasar a. Lingkungan internal yang
tradisional di Kota Semarang dilakukan antar aktor
sudah dirumuskan sesuai dengan implementasi kebijakan
karakter permasalahan yang ada pengaturan pasar tradisional di
di lapangan. Kota Semarang diwujudkan
c. Ketepatan kebijakan dengan adanya koordinasi antar
implementasi kebijakan dinas terkait, namun
koordinasinya masih kurang a. Transmisi dalam implementasi
baik. kebijakan pemanfaatan tidak
b. Lingkungan eksternal efektif. Karena masih banyak
1) Masyarakat memiliki pedagang yang tidak
persepsi implementasi mendapatkan informasi.
kebijakan pengaturan pasar b. Kejalasan dalam implementasi
tradisional di Kota Semarang kebijakan pemanfaatan masih
akan memberikan dampak belum jelas.
yang baik jika dilaksanakan c. Konsistensi dalam implementasi
dengan benar. kebijakan pemanfaatan masih
2) Pedagang menganggap kurang. Pedagang jarang
implementasi kebijakan mendapatkan pengarahan dari
pengaturan pasar tradisional pihak terkait.
di Kota Semarang akan d. Komunikasi menjadi pengaruh
merugikan pedagang, karena negatif dalam implementasi
pemindahan lapak dagang kebijakan pengaturan pasar
dapat mengurangi pelanggan. tradisional di Kota Semarang.
c. Ketepatan lingkungan dalam
implementasi kebijakan 2. Sumberdaya
pengaturan pasar tradisional di a. Staf dalam implementasi
Kota Semarang sudah tepat. kebijakan pengaturan pasar
tradisional di Kota Semarang
5. Ketepatan proses, memiliki kualitas yang sudah
a. Proses implementasi kebijakan cukup baik, karena setiap staf
pengaturan pasar tradisional di sudah menguasai bidangnnya
Kota Semarang di mulai dari masing-masing dalam
identifikasi, lalu sosialsi baru menjalankan tugas, tapi
kemudian pelaksanaan jumlahnya masih kurang banyak
kebijakan. karena tidak sebanding dengan
b. Masyarakat dan pedagang masih jumlah pedagang yang sangat
belum memahami kebijakan banyak.
pemanfaatan kebijakan b. Sumberdaya informasi dalam
pengaturan pasar tradisional di kebijakan pengaturan pasar
Kota Semarang, karena proses tradisional di Kota Semarang
sosialisasinya kurang maksimal. adalah Peraturan Daerah Kota
c. Pedagang belum siap untuk Semarang No 9 tahun 2013
melaksanakan kebijakan tentang pengaturan pasar
pengaturan pasar tradisional, tradisional. Karena disitu
karena harus pindah tempat dijelaskan mengenai kebijakan
berjualan dan harus mengurus pmanfaatan pasar.
beberapa hal untuk pelaksanan c. Fasilitas dalam implementasi
kebijakan tersebut kebijakan pengaturan pasar
d. Ketepatan proses dalam tradisional di Kota Semarang
implementasi kebijakan dirasa masih kurang karena
pengaturan pasar tradisional di anggaran yang diberikan sangat
Kota Semarang belum tepat. terbatas.
d. Sumberdaya menjadi faktor yang
II. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi menjadi pengaruh buruk dalam
Implementasi implementasi kebijakan
1. Komunikasi
pengaturan pasar tradisional di adanya kelompok-kelompok
Kota Semarang. sosial yang ikut berpartisipasi
dalam mencapai tujuan kebijakan
3. Disposisi tersebut.
a. implementor kebijakan b. Dukungan dari segi politik dalam
pengaturan pasar tradisional di inplementasi kebijakan
Kota Semarang sudah pengaturan pasar tradisional di
memberikan respon yang cukup Kota Semarang adalah berupa
baik. Karena selalu berusaha usulan anggaran dari anggota
semaksimal mungkin dalam dewan kepada pemberi anggaran
menjalankan tugasnya sesuai apa untuk pembangunan pasar di Kota
yang diinginkan oleh pembuat Semarang.
kebijakan. c. Segi ekonomi juga turut
b. Sikap yang dimiliki oleh mendukung adanya kebijakan
implementor kebijakan pengaturan pasar tradisional di
pengaturan pasar tradisional di Kota Semarang, karena dengan
Kota Semarang sudah baik, adanya kebijakan pengaturan
ditandai dengan adanya pasar tradisional di Kota
komitmen, dedikasi, Semarang dapat membuat kondisi
tanggungjawab dan ketegasan. ekonomi di Kota Semarang
c. Disposisi menjadi pengaruh meningkat.
positif dalam implementasi d. Kondisi sosial, ekonomi dan
kebijakan pengaturan pasar politik menjadi faktor yang
tradisional di Kota Semarang. memberikan pengaruh positif
dalam kebijakan pengaturan pasar
4. Struktur birokrasi tradisional di Kota Semarang.
a. SOP dalam proses implementasi
kebijakan pengaturan pasar 6. Standar dan Sasaran
tradisional di Kota Semarang a. Standar dari kebijakan pengaturan
dirasa sudah berjalan sesuai pasar tradisional di Kota
dengan yang tercantum dalam Semarang adalah dengan adanya
peraturan daerah Kota Semarang SOP dan sasaran kebijakannya
dan sudah efektif. adalah seluruh pedagang pasar di
b. Prosedur birokrasi ditunjukan Kota Semarang.
dengan adanya koordinasi antar b. Tingkat kejelasan dan ukuran dari
setiap bidang/organisasi. Namun kebijakan pengaturan pasar
masih harus ditingkatkan agar tradisional di Kota Semarang
tidak ada kesalah pahaman. dijelaskan secara rinci dalam
c. Struktur birokrasi menjadi Peraturan daerah Kota Semarang
pengaruh positif dalam Nomor 9 tahun 2013 tentang
implementasi kebijakan pengaturan pasar tradisional.
pengaturan pasar tradisional di c. Standar dan sasaran kebijakannya
Kota Semarang. belum tercapai dengan baik.
d. Standar dan sasaran kebijakan
5. Kondisi Sosial, Politik dan menjadi pengaruh negatif dalam
Ekonomi kebijakan pengaturan pasar
a. Dukungan dari segi sosial dalam tradisional di Kota Semarang.
proses imlementasi kebijakan
pengaturan pasar tradisional di
Kota Semarang adalah dengan
B. Saran kebijakan pengaturan pasar
I. Keefektifan Implementasi tradisional, maka pemerintah
Kebijakan harus meningkatkan sosialisasi,
1. Dengan masih banyaknya dapat dilakuka dengan cara
kondisi pasar yang berantakan, bekerjasama dengan lembaga /
masih ada pedagang yang organisasi yang dekat dengan
berjualan tidak sesuai zonasinya masyarakat seperti kelurahan,
dan pemeliharaan bangunan RT/RW untuk melakukan
pasar yang kurang, maka sosialisasi mengenai kebijakan
implementor harus sering pengaturan pasar tradisional di
melakukan monitoring ke Kota Semarang.
seluruh pasar secara rutin
sehingga dapat langsung II. Faktor-faktor yang mempengaruhi
diketahui apa penyebabnya dan Implementasi
dapat segera mengambil 1. Transmisi dalam komunikasi
tindakan. implementasi kebijakan
2. Setiap aktor memiliki tugas dan pemanfaatan kebijakan
peran masing-masing, oleh pengaturan pasar tradisional di
karena itu setiap aktor harus Kota Semarang seharusnya
meningatkan pemahaman dalam dilakukan secara terdata, agar
tugas-tugasnya dan melakukan seluruh pedagang
koordinasi kepada aktor lainnya mendapatkan informasi. Jadi
agar maksimal dalam dalam penyebaran informasi
menjalankan tugasnya dan dapat ada data siapa saja yang sudah
meningkatkan perannya. mendapat informasi dan siapa
Seingga aktor tersebut memiliki saja yang belum mendapatkan
pengaruh yang baik terhadap informasi, sehingga pedagang
implementasi kebijakan benar-benar mendapatkan
pengaturan pasar tradisional di informasi yang jelas. Untuk
Kota Semarang. memperjelas informasi
3. Agar pedagang siap dalam tersebut maka juga diperlukan
menjalankan kebijakan adanya peningkatan komitmen
pengaturan pasar tradisional di implementor kebijakan dalam
Kota Semarang maka memberikan informasi secara
pemerintah harus memberikan rutin.
pemahaman lebih mendalam 2. Dengan minimnya jumlah staf
kepada pedagang dan dalam implementasi kebijakan
memberkan jaminan bahwa pengaturan pasar tradisional di
dengan menjalankan kebijakan Kota Semarang maka perlu
tersebut tidak akan merugakan diadakannya peningkatan
pedagang. keahlian staf yang ada dengan
4. Dalam lingkungan internal cara meberikan pelatihan-
kebijakan harus mengadakan pelatihan.
rapat rutin untuk membahas 3. Dalam struktur birokrasi harus
rencana-rencana dalam ada kerjasama yang baik antar
melaksanakan tugas. Sehingga setiap bidang/organisasi. Oleh
koordinasi antar SKPD terkait karena itu koordinasi antar
dapat maksimal. setiap bidang/organisasi harus
5. Banyaknya masyarakat yang ditingkatkan untuk
tidak mengetahui mengenai menghindari kesalah pahaman.
4. Standar dan sasaran kebijakan Singarimbun, Masri. (2006). Metode
pengaturan pasar tradisional di Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES
Kota Semarang akan dapat
terpenuhi jika pedagang mau Moleong, Lexy J. (2007). Metodologi
menaati peraturan, oleh karena Penelitian Kualitatif Edisi Revisi.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya
itu implementor harus Offset.
meningkatkan ketegasan dan
menegakkan aturan yang ada. Undang-undang Republik Indonesia Nomor
32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah
daerah.
DAFTAR PUSTAKA

Fermana, Surya. 2009. Kebijakan Publik : Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 9
Sebuah Tinjauan Filosofis. Yogyakarta: Tahun 2013 Tentang Pengaturan Pasar
Ar-ruzz Media. Tradisional

Keban, Yeremias T. 2008. Enam Dimensi http://semarangkota.go.id/main/menu/11


Strategis Administrasi Publik : Konsep, /profil-kota-semarang/profil-kota
Teori dan Isu Edisi 2. Yogyakarta: Gava
Media.

Nugroho D., Riant. 2006. Kebijakan Publik


untuk Negara-Negara Berkembang.
Jakarta: Elex Media Komputindo.

Subarsono, AG. 2012. Analisis Kebijakan


Publik : Konsep, Teori, dan Aplikasi.
Yogyakarta: Gava Media.

Sugandi, Yogi Suprayogi. 2011. Administrasi


Publik : Konsep dan Perkembangan
Ilmu di Indonesia. Yogyakarta: Graha
Ilmu.

Syafiie, Inu Kencana. 2006. Ilmu


Administrasi Publik. Jakarta: Rineka
Cipta.

Winarno, Budi. 2007. Kebijakan Publik :


Teori dan Proses. Yogyakarta: Media
Pressindo.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuntitatif


Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Agustino, Leo. 2008. Dasar – Dasar


Kebijakan Publik. Bandung: CV.
Alfabeta.

Abdul Wahab, Solichin. 2008. Analisis


Kebijaksanaan Dari Formulasi ke
Implementasi Kebijaksanaan Negara,
Edisi Kedua. Jakarta: PT. Bumi Aksara

You might also like