Professional Documents
Culture Documents
3 +Fany+A PDF
3 +Fany+A PDF
eISSN: 2775-6998
Vol. 3 No. 1
Hal: 226-233
Doi: https://doi.org/10.47841/jsoshum.v3i1.99
Fany Apriliani
Manajemen Industri, Sekolah Vokasi, Institut Pertanian Bogor
email: fany.apriliani@apps.ipb.ac.id
Abstract
Education is a learning process that actively guides students to develop their self-potential and has a
noble character. Islamic boarding schools also have an important role and function in education,
da'wah, and community empowerment. As national education providers, they need to facilitate
dormitories that meet the following aspects: capacity, comfort, cleanliness, health, and security. The
problems are: the community often perceives the Islamic boarding school’s environment as poorly
maintained, and the students often have various health complaints. This view needs to be proven by
direct observation. Good housekeeping activities need to be evaluated regularly. This study aims to
design the 5R auditas a guide for evaluating good housekeeping practices to succeedin the preventive
maintenance pillar. The study object is one of the Islamic boarding schools in Bogor. The methods are
5R culture training, questionnaires, observation, and designing 5R audits. The results show that
students’ understanding of 5R cultural concepts and practices increased by 30,1%. The student’s
average value for good housekeeping habits reached 89,5%. However, the 5R audit has not been carried
out routinely. The urgency of the 5R audit design consists of 5R activity stages, 5R audit check sheet,
5R kaizen sheet, and 5R competition.
Keywords: 5R, Audit, Good Housekeeping, Preventive Maintenance, Islamic Boarding Schools
Abstrak
Pendidikan merupakan proses pembelajaran yang secara aktif membimbing peserta didik untuk
mengembangkan potensi diri dan berakhlak mulia. Dalam hal ini, pesantren juga memiliki peranan dan
fungsi penting dalam pendidikan, dakwah, dan pemberdayaan masyarakat. Pesantrensebagai
penyelenggara pendidikan nasional dengan basis kurikulum pesantren dan pendidikan umum, perlu
memfasilitasi pondok atau asrama pesantren yang memenuhi aspek: daya tampung, kenyamanan,
kebersihan, kesehatan, dan keamanan. Permasalahan yang dihadapi adalah: masyarakat seringkali
menganggap lingkungan pesantren kurang terawat dan para santrinya kerap mengalami berbagai
keluhan kesehatan. Pandangan tersebut perlu dibuktikan dengan observasi secara langsung di
lingkungan pesantren. Aktivitas good housekeeping perlu dievaluasi secara rutin. Tujuan penelitian ini
adalah merancang audit 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat dan Rajin) sebagai panduan evaluasi praktik
good housekeeping guna menyukseskan pilar preventive maintenance di pesantren. Objek kajiannya
yaitu pesantren di kota Bogor. Metode yang digunakan adalah pelatihan budaya 5R,kuesioner, evaluasi
dengan pendekatan observasi, dan merancang audit 5R. Hasil pelatihan menunjukkan pemahaman para
santri terhadap konsep dan praktik budaya 5R meningkat 30,1%. Rataan nilai santri pada pembiasaan
good housekeeping mencapai 89,5%. Namun, audit 5R belum dilaksanakan secara rutin oleh pihak
pesantren. Urgensi rancangan audit 5R terdiri dari: tahapan kegiatan 5R, lembar periksa audit 5R, lembar
kaizen 5R, dan kompetisi 5R.
Kata Kunci: 5R, Audit, Good Housekeeping, Preventive Maintenance, Pondok Pesantren
ini bertujuan untuk mencegah bahaya/risiko personil memahami pentingnya praktik good
pada kegiatan sehari-hari dan meningkatkan housekeeping dengan metode 5R. Selama
produktivitas. Implementasi 5R harus praktik, peserta diberi pendampingan secara
dievaluasi secara rutin, misalnya melalui seksama. Peserta mengisi kuesioner tentang
patroli/monitoring 5R dan audit 5R. Praktik pemahaman konsep dan praktik budaya 5R.
saja tanpa evaluasi, kurang tepat. Melalui Kuesioner dalam bentuk pretest dan posttest.
evaluasi, dapat diketahui keberhasilan dan Hasilnya dievaluasi, sehingga dapat
hambatan program 5R, sehingga mampu dibandingkan antara kondisi nyata dengan
merencanakan tindak lanjut perbaikan standar 5R yang telah ditetapkan. Selanjutnya
kedepannya (Raliby, 2014; Pahmi dan diidentifikasi pula sejauhmana monitoringdan
Heriyanto, 2020; Rachmawati et al, 2018; audit 5R berkala yang telah dilaksanakan.
Sakti dan Kusmindari, 2021). Oleh karenaitu, Hasil evaluasi tersebut, merupakan bentuk
terdapat urgensi untuk menyusun rancangan tingkat/level pencapaian budaya 5R yang
audit 5R yang dapat dimanfaatkan oleh pihak telah dilaksanakan di pesantren.
pesantren. Rancangan audit 5R ini sebagai Tahap terakhir, untuk memantapkan
panduan untuk mengevaluasi praktik good budaya 5R maka perlu menyusun rancangan
house keeping guna menyukseskan pilar audit 5R yang dapat dimanfaatkan oleh pihak
preventive maintenance di pesantren. pesantren. Kolaborasi aktif dari pihak
Rancangan audit 5R di pesantren dapat yayasan, pengurus pesantren, para guru, santri
dimulai dengan menyusun tahapan kegiatan dan stakeholder sangat dibutuhkan, agar
5R serta merancanglembar periksa audit 5R, rancangan ini dapat direalisasikan dengan
lembar kaizen 5R, dan kompetisi 5R. baik. Rancangannya yang pertama adalah
menyusun tahapan kegiatan 5R untuk
METODE KEGIATAN pesantren, dilengkapi dengan target output
Metode yang digunakan dalam dari setiap tahapan kegiatan, dan estimasi
penelitian ini adalah pelatihan budaya 5R, waktu penyelesaian. Panduan tersebut
menggunakan kuesioner, evaluasi dengan disusun, agar setiap tahapan kegiatan berjalan
pendekatan observasi, dan merancang audit secara sistematis. Selanjutnya
5R. Kegiatan dilaksanakan pada bulan merancanglembar periksa audit 5R, lembar
Oktober 2021 di pondok pesantren putri kaizen 5R, dan kompetisi 5R.
Thoyyibah Al Islami, kota Bogor. Diawali Lembar periksa audit 5R (5R audit
dengan penjajakan izin, wawancara kepada check sheet) dirancang untuk memudahkan
pengurus pesantren, serta observasi para auditor mengevaluasikegiatan 5R pada
lingkungan dan kondisi fasilitas di pesantren. seluruh fasilitas di pesantren. Setiap temuan
Hal ini bertujuan untuk memperoleh isu-isu ketidaksesuaian yang merupakanhasil audit
penting sebagai kerangka dasar menyusun 5R, selanjutnya dapat didokumentasikan
materi pelatihan dan kuesioner. Tahap dalam lembar kaizen 5R. Lembar ini
berikutnya yaitu memberikan pelatihan difokuskan pada suatu area yang diamati dan
budaya 5R. Kegiatan dilaksanakan secara ditemukan ketidaksesuaian mengacu pada
langsung (offline) dengan menaati protokol standar 5R auditchecksheet. Tujuan
kesehatan pandemi Covid-19. pemanfaatan lembar kaizen 5R yaitu
Sasaran peserta pelatihan adalah para agardiketahui usaha apa saja yang telah
pengurus pesantren dan santriwati. dilakukan untukmemperbaiki kondisi
Penyampaian materi dilaksanakan di masjid sebelumnya. Dokumentasinya menggunakan
pesantren. Tempat ini berfungsi sebagai konsep before-after. Kemudian, integrasi
sarana ibadah dan belajar para santri. pemanfaatan 5Raudit check sheet dan lembar
Sedangkan untuk praktiknya, langsung kaizen 5R dapat dilanjutkan dengan kompetisi
menuju pada fasilitas-fasilitas yang ada di 5R.Pemenang kompetisi 5R didasarkan pada
pesantren. Pelatihan ini bertujuan agar semua perolehan nilai audit di masing-masing
dan jangka panjang sesuai hasil brainstorming Tahap keenam adalah evaluasi 5R.
dengan pengurus pesantren. Selain itu, hal Kegiatan ini bukanlah akhir dari rancangan
yang tidak kalah penting adalah membuat implementasi 5R di pesantren, melainkan
pernyataan komitmen untuk patuh sebagai kesatuan rangkaian siklus plan-do-
menjalankan 5R, kemudianmensosialisasikan check-action. Bentuk luaran evaluasi 5R
pernyataan komitmen tersebut, dan adalah dibentuknya tim auditor, jadwal
membangun kesepakatan bersama. Estimasi evaluasi, 5R audit checksheet,temuan
waktu untuk melaksanakan seluruh kegiatan ketidaksesuaian, catatan kendala, penilaian
tersebut dialokasikan selama 2 pekan. audit, dan alternatif solusi atas
Tahap ketiga adalah pengenalan 5R, permasalahan/temuan ketidaksesuaian.
kegiatannya yaitu membuat media promosi 5R Estimasi waktu yang dialokasikan pada
dan mensosialisasikannya. Perlengkapan yang kegiatan ini cukup 1 pekan saja.
dibutuhkan antara lain: materi sosialisasi 5R b. Rancangan 5R Audit Checksheet
daritrainer/pendamping, spanduk, banner, Monitoring 5R di pesantren merupakan
poster, dan bentuk media displaypromosi kegiatan berkeliling di area pesantren secara
lainnya. Estimasi waktu untuk masa rutin. Tujuannya adalah memeriksa fasilitas,
pengenalan 5R ini dialokasikan selama 1 kondisi keamanan, kesehatan dan keselamatan
pekan. warga pesantren Monitoring yang dilakukan
Tahap keempat adalah perencanaan 5R. masih sekedar pengamatan dan belum
Bentuk luaran dari setiap kegiatan 5R adalah dilengkapi dengan checksheet (lembar
sebagai berikut: 1). Kegiatan ringkas periksa). dengan fokus continuous
(pemilahan), yaitu: data fasilitas, inventarisasi improvement. Audit 5R juga belum
barang/peralatan, melakukan manajemen dilaksanakan secara sistematis dan berkala.
stratifikasi seperti: data identitas barang, Oleh karena itu, untuk perbaikan
derajat kepentingan, frekuensi pemakaian, dan berkelanjutan, pengurus pesantren perlu
metode penyimpanan; 2). menjadwalkan audit 5R dan menggunakan 5R
Kegiatan rapi (penataan), yaitu: data auditchecksheet.
area, lokasi, tempat/wadah untuk penempatan, Pada lembar periksa audit 5R (5R audit
label (tag), pengelompokan barang/peralatan check sheet), setiap kategori 5R dilengkapi
(sesuai jenis, fungsi, dan lain-lain); 3). dengan masing-masing standar penilaian di
Kegiatan resik (pembersihan), yaitu: daftar area pemeriksaan. Standar nilai dapat
aktivitas kebersihan, alat kebersihan (jenis, diberikan mulai dari 0 sampai 100. Nilai
jumlah, dan area), jadwal piket dan tugas tersebut dapat menggambarkan suatu predikat,
kebersihan bagi individu/kelompok; 4). mulai daripredikat sangat buruk hingga sangat
Kegiatan rawat (pemantapan), yaitu: SOP 5R baik. Secara objektif, para auditor dapat
di pesantren dan media pemantapan 5R memberikan nilai dengan angka yang lebih
(display); 5). Budaya rajin (pembiasaan spesifik pada setiap kategori, sesuai dengan
disiplin), yaitu: 5R audit checksheet, rencana standar penilaian di area pemeriksaannya.
audit, lembar kaizen 5R, dan rencana Dengan demikian, dapat diperoleh total nilai
kompetisi 5R. Estimasi waktu yang (angka)pada suatu area/fasilitas yang
dialokasikan untuk menyempurnakan seluruh diperiksa oleh auditor. Pada lembar periksa
kegiatan ini yaitu selama 2 pekan. audit 5R, para auditor juga dapat mencatat
Tahap kelima dapat dikatakan sebagai berbagai temuan ketidaksesuaian/
kegiatan inti, yaitu: implementasi 5R yang permasalahan/kendala di area audit.
melibatkan seluruh pihak di pesantren, disertai Kemudian menyimpulkan penyebabnya dan
dengan monitoring/patroli 5R secara rutin memberikan alternatif solusi. Semakin rutin
oleh pengurus pesantren. Estimasi waktu yang monitoring 5R dilaksanakan, maka semakin
dialokasikan pada kegiatan ini relatif panjang minimum temuan ketidaksesuaian/ di setiap
yaitu mencapai 4 pekan. area fasilitas pesantren (Gambar 6).
KESIMPULAN
Hasil penelitian menunjukkan sebanyak
61,8% santri pernah mendapat informasi
tentang budaya 5R. Sumber santri
Gambar 6. Rancangan 5R auditchecksheet mendapatkan informasi tentang penerapan
untuk pesantren budaya 5R, yaitu sebanyak Hasil penelitian
c. Rancangan Lembar Kaizen 5R menunjukkan sebanyak 61,8% santri pernah
Temuan ketidaksesuaian pada audit 5R mendapat informasi tentang budaya 5R.
dapat didokumentasikan dalam lembar Sumber santri mendapatkan informasi tentang
kaizen5R (Gambar 6). Lembar ini difokuskan 45,6% berasal langsung dari para guru dan
pada suatu area yang diamati dan ditemukan pengurus pesantren, selebihnya berasal dari
ketidaksesuaian mengacu pada standar 5R berbagai sumber.Sebanyak 93,2% santri
audit checksheet. Untuk mengetahui usaha menyatakan mereka mengetahui adanya
perbaikannya, maka setiap perbaikan pada peraturan 5R di pesantren.
penerapan 5R perlu didokumentasikan, Hasil pelatihan menunjukan
sehingga tampak nyata usaha perbaikan yang pemahaman para santri terhadap konsep dan
sudah dilakukan. praktik budaya 5R meningkat 30,2%.Evaluasi
terhadap kebiasaan para santri menerapkan
budaya 5R (good house keeping) mencapai
rataan nilai 89,5%.
Monitoring 5R yang dilakukan masih
sekedar pengamatan dan belum dilengkapi
dengan atribut audit 5R. Pihak pesantren
Gambar 7. Rancangan Lembar Kaizen 5R belum melaksanakan evaluasi kegiatan 5R
d. Rancangan Hasil Kompetisi 5R secara rutin dan sistematis. Dengan demikian,
Semangat preventive maintenance dan terdapat urgensi untuk membuat: 1).
continuous improvement sangat penting pada Rancangan tahapan implementasi 5R; 2).
budaya 5R. Mengadakan kompetisi 5R secara Lembar periksa audit 5R (5R audit
periodik merupakan upaya memotivasi checksheet); 3). Lembar kaizen 5R; dan 4).
seluruh civitas pesantren untuk menciptakan Rencana kompetisi 5R. Empat hal tersebut
lingkungan yang bersih, sehat, aman, dan adalah upaya nyata tindakan perbaikan
nyaman, sehingga dapat meningkatkan berkelanjutan untuk pesantren.
produktivitas, mencegah pemborosan dan Kolaborasi aktif dari pihak yayasan,
kerugian lainnya. Pemenang kompetisi 5R pengurus pesantren, para guru, santri dan
ditentukan berdasarkanscoreaudit. Hasil stakeholder sangat dibutuhkan, agar
kompetisi 5R dapat diumumkan kepada rancangan ini dapat direalisasikan dengan
tim/bagian/area yang mendapat juara 1, 2 dan baik. Rancangan audit 5R diharapkan dapat
3, dengan pemberian simbol medali emas, diimplementasikan secara efektif di pesantren.
perak, dan perunggu. Pemberian reward
Asosiasi Dosen PkM Indonesia (ADPI)
232
Jurmas Sosial dan Humaniora
eISSN: 2775-6998
Vol. 3 No. 1
Hal: 226-233
Doi: https://doi.org/10.47841/jsoshum.v3i1.99