Professional Documents
Culture Documents
128-Article (PDF) - 826-1-10-20210103
128-Article (PDF) - 826-1-10-20210103
Abstract: This study aims to describe (1) the speech acts of adolescents as an only child in daily interactions in class,
(2) the variety of politeness in speech acts in the language of adolescents as an only child in daily interactions in class,
(3) supporting factors and speech act inhibiting factors in the speaking ability of adolescents as an only child in
speaking ability. Data were collected through in-depth interviews, questionnaires, observation and documentation. The
research approach is descriptive qualitative. Data validity analysis used triangulation. Data analysis techniques,
namely using content analysis include data collection, data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The
results showed that first, based on the form of delivery, direct and indirect speech acts were found. In addition, based
on the disclosure of meaning, it was found that literal and non-literal speech acts were found. There were many
differences in speech acts performed between the main object and the object of comparison. Second, there are quite
different kinds of politeness between the main object and the object of comparison. Third, the main object has two
supporting factors, namely the work background of the parents and the use of language. Whereas in the inhibiting
factor, the main object has two inhibiting factors, namely politeness and activity.
Keywords: speech act, the only child, variety of politeness, sociopragmatic study
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) tindak tutur remaja sebagai anak
tunggal dalam interaksi sehari-hari di kelas, (2) ragam kesopanan dalam tindak tutur dalam
berbahasa remaja sebagai anak tunggal dalam interaksi sehari-hari di kelas, (3) faktor pendukung
dan faktor penghambat tindak tutur dalam kemampuan berbicara remaja sebagai anak tunggal
dalam kemampuan berbicara. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, kuesioner,
observasi dan dokumentasi. Pendekatan penelitian secara deskriptif kualitatif. Analisis keabsahan
data menggunakan triangulasi. Teknik analisis data yakni menggunakan analisis konten meliputi
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pertama, berdasarkan bentuk penyampaiannya ditemukan tindak tutur
langsung dan tidak langsung. Selain itu, berdasarkan pengungkapan makna ditemukan tindak tutur
literal dan tidak literal. Ditemukan banyak perbedaan tindak tutur yang dilakukan antarobjek utama
dan objek pembanding. Kedua, terdapat perbedaan ragam kesopanan yang cukup berbeda antara
objek utama dan objek pembanding. Ketiga, pada objek utama memiliki dua faktor pendukung,
yaitu latar belakang pekerjaan orang tua dan penggunaan bahasa. Sedangkan pada faktor
penghambat, objek utama memiliki dua faktor penghambat, yaitu kesopanan dan keaktifan.
Kata kunci: ragam kesopanan, anak tunggal, kajian sosiopragmatik
Septyana Endang Herwilis Syukur, Rahmat Soe’oed, Widyatmike Gede Mulawarman
ibu sambung dan ibu kandung. Selain kali, pelaksanaan pada waktu interaksi
memiliki keunikan dalam latar belakang, sehari-hari dengan teman sekelasnya,
usia objek yang menjadi daya tarik wawancara langsung dengan sember data.
peneliti, yaitu pada usia remaja 14 tahun Peneliti akan menggunakan
atau fase remaja awal memiliki beberapa teknik pengumpulaan data baik
kecenderungan untuk mengetahui hal pokok maupun pelengkap. Untuk teknik
baru, serta pada usia ini, yaitu 14 tahun pengumpulan data pokok akan
objek sedang mencari jati dirinya sehingga menggunakan wawancara sedangkan
sangat mudah untuk dipengaruhi oleh untuk teknik pengumpulan data
lingkungan sekitarnya yang akan pelengkap menggunakan metode
membentuk perilaku yang ditunjukkan observasi dan studi dokumentasi yang
dalam sehari-hari, prestasi yang dicapai, akan dilakukan di lokasi penelitian.
maupun tindak tutur anak tunggal ini Teknik analisis data yang digunakan
yang membuat peneliti berkeinginan dalam penelitian ini adalah analisis
untuk meneliti lebih jauh. interaktif. Metode analisis ini
Peneliti berkeinginan untuk mempunyai tiga komponen analisis
mendalami dan melakukan penelitian , yaitu reduksi data, sajian data, penarikan
lebih jauh lagi, tindak tutur seperti apa kesimpulan (Sugiyono, 2016).
yang digunakan sehari-hari oleh objek
peneliti dari hasil pola asuh ibu sambung C. PEMBAHASAN
tersebut, ragam kesantunan seperti apa 1. Tindak Tutur Remaja sebagai
yang digunakan remaja anak tunggal Anak Tunggal dalam Interaksi
dalam interaksi sehari-hari dan faktor apa Sehari-hari di Kelas
saja yang menghambat serta mendukung Penelitian mengenai tindak tutur
dari tindak tutur objek tersebut. remaja sebagai anak tunggal dalam
interaksi sehari-hari di kelas berdasarkan
B. METODE tujuan tindak dari pandangan penutur
Penelitian ini menggunakan ditemukan tindak tutur lokusi, ilokusi dan
pendekatan penelitian kualitatif dengan perlokusi. Berdasarkan bentuk
metode deskriptif. Dalam penelitian penyampaiannya ditemukan tindak tutur
kualitatif bertujuan untuk mengetahui langsung dan tidak langsung. Selain itu,
tentang sesuatu hal secara mendalam. berdasarkan pengungkapan makna
Maka penelitian ini, peneliti ditemukan tindak tutur literal dan tidak
mengemukakan metode penelitian literal. Tindak tutur tersebut dibagi dalam
kualitatif kajian sosiopragmatik. beberapa jenis dengan masing-masing
Fokus penelitian ini untuk mengkaji fungsi. Berikut jenis tindak tutur pada
ragam kesopanan dalam berbahasa remaja remaja sebagai anak tunggal dalam
sebagai anak tunggal dengan kemampuan interaksi sehari-hari di kelas.
berbicara. Penelitian ini tergolong dalam Pada subjek utama yang berstatus
jenis etnografi, jenis penelitian ini dipilih sebagai anak tunggal apabila ditinjau dari
karena prosesnya mengamati kata-kata kategori dan maksud tuturannya,
tertulis atau lisan dari perilaku subjek ditemukan tindak tutur lokusi berjumlah
yang diteliti. 62 tuturan, tindak tutur lokusi didominasi
Data yang ditampilkan diperoleh bentuk berita dengan jumlah tuturan 31,
dengan cara menyimak langsung tuturan kemudian disusul dengan tuturan bentuk
yang digunakan dalam kegiatan sehari- tanya dan tuturan bentuk perintah. Pada
hari oleh anak tunggal (objek utama) dan subjek pembanding apabila ditinjau dari
bukan anak tunggal (objek pembanding). kategori dan maksud tuturannya,
Pengambilan data dilakukan sebanyak 3 ditemukan tindak tutur lokusi berjumlah
menggantungkan diri pada orang tua interpretasi yang benar mengenai ragam
mereka. kesopanan pada remaja sebagai anak
Namun temuan pada penelitian ini tunggal. Berikut adalah data ragam
mendukung teori yang dikemukakan kesopanan yang ada pada remaja sebagai
Nolen-Hoeksema, Fredrickson, Loftus, & anak tunggal.
Wagenaar (2009) yang menyatakan bahwa Terdapat perbedaan ragam
anak tunggal cenderung memperoleh skor kesopanan yang cukup berbeda antara
tinggi sekali dalam tes intelegensi, subjek utama dan subjek pembanding.
berprestasi di perguruan tinggi, serta Pada subjek utama cenderung
berhasil menjadi nomor satu. Anak menyatakan sikap meliputi marah,
tunggal juga terbukti lebih sadar akan apa mengkritik, berkomentar, dan menyetujui
yang lebih baik dan buruk, lebih atau mengakui. Sedangkan pada subjek
kooperatif serta lebih berhati-hati, mereka pembanding cenderung rata dalam
juga kurang melibatkan diri dalam jenis mengungkapkan permintaan maaf,
olah raga yang berbahaya. Penjelasannya menyatakan sikap dan pertentangan.
adalah bahwa para orang tua mempunyai Ditemukan ragam kesopanan permintaan
lebih banyak waktu dan tenaga yang maaf pada subjek utama yakni sebanyak 1
dicurahkan untuk anak tunggal sehingga tuturan, sedangkan pada subjek
dapat memberikan lingkungan yang lebih pembanding memiliki ragam kesopanan
kaya dan lebih merangsang. Apabila permintaan maaf sebanyak 5 tuturan.
keluarga bertambah besar, para orang tua Ragam kesopanan terima kasih pada
mungkin semakin kurang perhatian subjek utama ditemukan sebanyak 4
terhadap setiap anak. Mungkin juga anak tuturan, sedangkan pada subjek
tunggal lebih kuat mengidentifikasikan pembanding memiliki ragam kesopanan
diri dengan orang tua mereka. terima kasih sebanyak 1 tuturan. Ragam
kesopanan menyatakan sikap pada subjek
2. Ragam Kesopanan dalam utama ditemukan sebanyak 22 tuturan,
Tindak Tutur Berbahasa sedangkan pada subjek pembanding
Remaja sebagai Anak Tunggal memiliki ragam kesopanan menyatakan
dalam Interaksi Sehari-hari di sikap sebanyak 8 tuturan. Ragam
Kelas kesopanan salam pada subjek utama
Hasil penelitian ini penulis jabarkan ditemukan sebanyak 3 tuturan, sedangkan
sesuai pada rumusan masalah dan fokus pada subjek pembanding memiliki ragam
penelitian yaitu, Ragam Kesopanan dalam kesopanan salam sebanyak 2 tuturan.
Tindak Tutur Berbahasa Remaja sebagai Ragam kesopanan pengharapan pada
Anak Tunggal dalam Interaksi Sehari-hari subjek utama ditemukan sebanyak 6
di Kelas. Data diperoleh dengan cara tuturan, sedangkan pada subjek
observasi langsung dengan subjek pembanding tidak ditemukan ragam
penelitian. Data yang diperoleh dianalisis kesopanan pengharapan. Ragam
kemudian dikelompokkan ke dalam kesopanan pertentangan pada subjek
kategori kesopanan. Ragam kesopanan utama ditemukan sebanyak 8 tuturan,
yang ditemukan dalam penelitian ini sedangkan pada subjek pembanding tidak
dianalisis berdasarkan fungsi tuturan yang ditemukan ragam kesopanan
dikemukakan oleh Austin (dalam pertentangan.
Christiandy, 2015), yaitu permintaan Berdasarkan hasil penelitian
maaf, terima kasih, simpati, menyatakan diketahui adanya perbedaan ragam
sikap, salam, pengharapan dan kesopanan antara subjek dan
pertentangan. Pengelompokan ini pembanding. Terutama dalam hal
bertujuan untuk memperoleh temuan dan menyatakan sikap, pada subjek utama