Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 6

PERILAKU KELOMPOK SEKUNDER DALAM ORGANISASI PENDIDIKAN

KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam yang kepada-Nya kita menyembah dan
kepada-Nya pula kita memohon pertolongan. Shalawat serta salam kepada Nabi Junjungan
kita yakni Nabi Muhammad saw Khatamun Nabiyyin, beserta para keluarga dan sahabat serta
seluruh pengikutnya hingga akhir zaman.

Dengan rahmat dan hidayah dari Allah SWT kami diberikan kemampuan untuk
menyelesaikan tugas membuat makalah yang memuat materi tentang “Perilaku Kelompok
Sekunder dalam Organisasi Pendidikan”.

Ucapan terimakasih penyusun sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
dalam proses penyusunan makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini kurang
sempurna, maka dari apabila terdapat kesalahan dalam makalah ini mohon dimaafkan dan
semoga makalah ini dapat bermafaat bagi kita semua, amin.

Kediri, 04 Maret 2023

Penyusun
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap manusia dalam berbagai kegiatan apapun manusia akan terlibat dalam
aktivitas kelompok. Demikian pula kelompok merupakan bagian dari kehidupan
organisasi. Dalam organisasi akan banyak ditemui kelompok-kelompok seperti ini.
Kelompok dapat mengubah motivasi individu atau kebutuhan dan bisa memengaruhi
perilaku individu dalam satu kondisi organisasi. Hubungan antar individu dalam
kelompok harus terjaga. Kelanggengan kelompok terletak pada kesungguhan masing-
masing individu yang tergabung dalam kelompok untuk saling memperbarui
semangat kolektivitas dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara bersama
dengan menampung sebagian besar aspirasi individual. Semakin banyak aspirasi
anggota kelompok yang terakomodasi, semakin puaslah anggota kelompok (Wahjono,
2010).

Tantangan yang paling berat dihadapi oleh organisasi dengan meningkatnya


perubahan adalah perbedaan individu yang ada di dalam organisasi, yang selanjutnya
akan membentuk perilaku kelompok. Salah satu topik menarik dalam bidang perilaku
organisasi untuk ditelaah atau diteliti adalah mengenai perilaku kelompok karena
kelompok merupakan bagian dari kehidupan manusia, setiap hari manusia akan
terlibat dalam aktivitas kelompok. Maka dalam makalah ini akan dibahas mengenai
perilaku kelompok dalam organisasi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan definisi perilaku kelompok sekunder dalam organisasi
pendidikan ?
2. Sebutkan dan jelaskan teori pembentukan kelompok sekunder!
3. Apa fungsi dari kelompok dalam organisasi?
4. Bagaimana ciri-ciri kelompok sekunder?
5. Apa saja fakktor-faktor yang mempengaruhi perilaku kelompok sekunder?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi perilaku kelompok sekunder dalam organisasi
pendidikan ?
2. Untuk memahami teori pembentukan kelompok sekunder!
3. Untuk mengetahui fungsi dari kelompok dalam organisasi?
4. Untuk mengetahui ciri-ciri kelompok sekunder?
5. Untuk mgetahui fakktor-faktor yang mempengaruhi perilaku kelompok sekunder?
BAB II

PEMBAHASAN

A. definisi perilaku kelompok sekunder dalam organisasi Pendidikan

Perilaku seorang pekerja dapat menentukan keberhasilan atau prestasi kerja,


baik secara individu maupun kelompok. Prestasi seseorang dalam suatu organisasi
tergantung kepada efektivitas dirinya sendiri, kecakapan teknisnya, pengalaman
manajerialnya juga peran yang dimainkan dalam organisasi. Perilaku adalah
semua yang dilakukan seseorang, contohnya ketika berbicara kepada seseeorang,
mendengarkan seseorang teman kerja, mendokumen sebuah laporan, memasukkan
sebuah memo ke dalam pengolahan data, menempatkan unit lengkap ke dalam
inventori, membaca buku, dan lain-lain.

Kelompok didefinisikan sebagai dua individu atau lebih yang berinteraksi dan
saling bargantung untuk mencapai tujuan tertentu. Besarnya anggota kelompok akan
mempengaruhi interaksi dan keputusan yang dibuat.

Berikut ini definisi kelompok dikutip dari beberapa pakar.

1. W.H.Y. Sprott
Kelompok adalah beberapa orang yang bergaul satu sama lain.
2. H. Smith
Kelompok adalah suatu unit yang terdapat beberapa individu yang mempunyai
kemampuan untuk berbuat dengan kesatuannya dengan cara dari atas dasar kesatuan
persepsi.
Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa kelompok adalah suatu
unit yang terdiri atas sekelompok atau sekumpulan dua orang atau lebih yang
satu sama lain berinteraksi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan
secara bersama-sama dalam satu wadah tertentu. 1 Sedikit berbeda
dengan primary group, kelompok sekunder adalah kelompok sosial yang
hubungannya relatif impersonal dan bersifat sementara. Umumnya, relasi ini
berorientasi untuk menyelesaikan tujuan atau tugas tertentu saja. Karena itu,

1
Khaerul Umam, Perilaku Organisasi, Bandung : Pustaka Setia, 2010, h.95-96.
kelompok ini disebut juga sebagai special interest group atau kelompok
kepentingan khusus. Hubungan di dalam special interest group berputar di
sekitar kepentingan dengan rentang sempit serta tujuan praktis yang tanpa
adanya tujuan tersebut, kelompok ini tidak ada.2
Sedangkan organisasi terdiri dari bagian-bagian, fungsi-fungsi dan
integral dalam keseluruhan sistematik yang saling berhubungan. Jadi, perilaku
kelompok sekunder adalah semua kegiatan yang dilakukan dua atau lebih
individu yang berinteraksi dan saling memengaruhi dan saling bergantung
untuk menghasilkan prestasi yang positif, baik untuk jangka panjang dan
pertumbuhan diri hubungannya relatif impersonal dan bersifat sementara. Bila
satu kelompok terdapat dalam satu organisasi maka anggotanya harus:
1. Termotivasi untuk bergabung.
2. Menganggap kelompok sebagai kesatuan unit dari orang yang berinteraksi.
3. Berkontribusi dalam berbagai jumlah kelompok.
4. Mencapai kesepakatan dan ketidaksepakatan melalui berbagai interaksi.
B. Teori pembentukan kelompok sekunder

Teori pembentukan kelompok yang lebih komprehensif adalah suatu teori yang
berasal dari George Homans. Teorinya berdasarkan pada aktifitas-aktifitas, interaksi-
interaksi dan sentimen-sentimen (perasaan atau emosi). Tiga elemen ini satu sama lain
berhubungan secara langsung dan dapat dijelaskan sebagai berikut: 3

1. Semakin banyak aktifitas-aktifitas seseorang dilakukan dengan orang lain (Shared),


semakin beraneka interaksi-interaksinya dan juga semakin kuat tumbuhnya sentimen-
sentimen mereka.
2. Semakin banyaknya interaksi-interaksi di antara orang-orang, maka semakin banyak
kemungkinan aktifitas-aktifitas dan sentiment yang ditularkan (shared) pada orang
lain.
3. Semakin banyak aktifitas dan sentimen yang ditularkan pada orang lain dan semakin
banyak sentimen seseorang dipahami oleh orang lain, maka semakin bnayak
kemungkinan ditularkannya aktifitas dan interaksi-interaksi.
Banyak teori lain yang berusaha untuk menjelaskan tentang pembentukan
kelompok. Pada umumnya teori-teori tersebut saling melengkapi, karena teori yang satu

2
Danang Sunyoto dan Burhanudin, Perilaku Organisasional, Yogyakarta: CAPS, 2011
3
Miftah Toha, Perilaku Oganisasi (Konsep Dasar dan Aplikasinya), Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2007, h. 80
menerangkan dari sisi yang berbeda dari teori yang lain sehingga perbedaan sisi tadi
membuat teori-teori pembentukan kelompok tersebut saling melengkapi.
Salah satu teori yang agak menyeluruh (comprehensive) penjelasannya tentang
pembentukan kelompok ialah teori keseimbangan (a balance theory of group formation),
yang dikembangkan oleh Theodore Newcomb. Teori ini menyatakan bahwa seseorang
tertarik kepada yang lain adalah didasarkan atas kesamaan sikap di dalam menanggapi
suatu tujuan yang relevan satu sama lain. 4
Teori lain yang sekarang ini sedang mendapat perhatian betapa pentingnya di
dalam memahami terbentuknya kelompok, ialah Teori Pertukaran (exchange theory).
Teori ini ada kesamaan fungsinya dengan teori motivasi dalam bekerja.
Dari pemahaman beberapa teor pembentukan kelompok seperti yang diuraikan di
atas, dapat kemudian diidentifikasikan karakteristik dari suatu kelompok itu. Menurut
Reitz, karakteristik yang menonjol dari suatu kelompok itu, antara lain:
1. Adanya dua orang atau lebih;
2. Yang berinteraksi satu sama lainnya;
3. Yang saling membagi beberapa tujuan yang sama;
4. Dan melihat dirinya sebagai suatu kelompok.5
C. Fungsi dari kelompok dalam organisasi
D. Ciri-ciri kelompok sekunder
E. Fakktor-faktor yang mempengaruhi perilaku kelompok sekunder

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

4
Ibid., h. 81
5
Ibid., h. 82-84

You might also like