Belum1 PDF

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) ISSN.

2549-
8355Ekonomi PembangunanFakultas Ekonomi dan Bisnis
Vol.3 No.2Mei 2018 : 233-239

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MIGRASI TENAGA KERJA DARI


SEKTOR PERTANIAN KE SEKTOR NON PERTANIAN DIKABUPATEN ACEH
BESAR
Feisal Akbar1*, Eddy Gunawan2
1) Ekonomi PembangunanFakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala BandaAceh,
email: feisalakbar86@gmail.com
2) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala BandaAceh,
email:egunawan@unsyiah.ac.id

Abstract

The study aims to analyze what factors influence labor migration from the agricultural sector to
the non-agricultural sector in Aceh Besar District.The research data used is primary data by
using survey method. The research sample is based on those who work in agriculture and who
have switched jobs from agriculture to non-agricultural sectors.The study was conducted in
Aceh Besar Regency by taking 2 samples of subdistrict, namely Lhoknga and Indrapuri
Subdistricts.The number of samples of 100 respondents was determined using Slovin formula.
This research is to analyze the influence of respondent's income factor-factor, respondent's age,
education level of respondent and land ownership on labor migration in Aceh Besar egency. The
result of analysis used is Logistic Regression Model, explaining that the factors that have
significant on migration as shown in the model are income variable has significant, education
has significant, age has significant, while land ownership is not significant. From the results of
the binary model which states that the respondents will be to remain migrate. So that the logistic
regression model used to know the factors that influence the respondents migrating from the
agricultural sector to non agricultural sector.
Keywords :Migration, Income, Education, Land Ownership, Age.

Abstrak

Penelitian bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi migrasi tenaga kerja
dari sektor pertanian ke sektor non pertanian di Kabupaten Aceh Besar.Data penelitian yang
digunakan adalah data primer dengan menggunakan metode survei.Sampel penelitian
berdasarkan orang yang bekerja di sektor pertanian dan yang telah beralih pekerjaan dari sektor
pertanian ke sektor non pertanian.Penelitian dilakukan di Kabupaten Aceh Besar dengan
mengambil 2 sampel kecamatan, yaitu Kecamatan Lhoknga dan Kecamatan Indrapuri.Jumlah
sampel sebesar 100 responden ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin. Penelitian ini
untuk menganalisis pengaruh faktor-faktor pendapatan responden, usia responden, tingkat
pendidikan responden dan kepemilikan lahan responden migrasi tenaga kerja di Kabupaten Aceh
Besar. Hasil analisis yang di gunakan adalah Logistic Regression Model, menjelaskan bahwa
faktor-faktor yang berpengaruh signifikan terhadap migrasi sebagaimana ditunjukkan dalam
model adalah variabel pendapatan berpengaruh signifikan, pendidikan berpengaruh signifikan,
umur berpengaruh signifikan, sedangkan kepemilikan lahan berpengaruh tidak signifikan. Dari
hasil model regresi yang menyatakan bahwa responden akan untuk tetap bermigrasi. Sehingga
secara model logistic regression yang dipakai dapat mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi responden melakukan migrasi dari sektor pertanian ke non sektor pertanian.
Kata Kunci : Migrasi, Pendapatan, Pendidikan, Kepemilikan Lahan, Umur.

233
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) ISSN.2549-
8355Ekonomi PembangunanFakultas Ekonomi dan Bisnis
Vol.3 No.2Mei 2018 : 233-239

PENDAHULUAN

Negara kesatuanIndonesia yang terdiri dari ribuan pulau-pulau saat ini merupakan salah
satu negara berkembang yang memiliki jumlah penduduk dan angkatan kerja yang tinggi. Dari
jumlah penduduk dan tenaga kerja dapat menggambarkan potensi yang dapat digunakan untuk
produktifitas yang bisa menghasilkan suatu barang dan jasa untuk dapat meningkatkan
kebutuhannya, namun disisi lain dapat menunjukkan besarnya tantangan yang dihadapi apabila
tidak ditunjang dengan ketersediaan kesempatan kerja yang memadai sehingga tidak
memperbesar angka pengangguran.
Migrasi tenaga kerja dari pertanian ke non pertanian terdapat disemua negara
berkembang termasuk Indonesia. Sebagai akibat dari sektor informal yang semakin berkembang,
menyebabkan banyak bermunculan industri-industri di daerah berbasis pertanian. Dengan
banyaknya orang yang migrasi dari pertanian ke non pertanian akan memperburuk
perkembangan di sektor pertanian akan yang mengakibatkan kekurangan tenaga kerja sehingga
biaya dan produksinya akan semakin sedikit dan mahal (Sumanto, 2009).
Dalam sektor ketenagakerjaan terdapat dua masalah yaitu pertama adalah tidak adanya
perpaduan dalam penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian dan sektor non pertanian, kedua
adanya perbedaan dalam penyerapan tenaga kerja yang produktif dan yang tidak
produktif.Masalah tersebut menyebabkan ketimpangan penyerapan tenagakerja pada sektor
pertanian dan non sektor pertanian yang pada akhirnya mengakibatkan ketidaksamarataan
alokasi tenaga kerja (Himpuni dkk, 2014).
Di Indonesia yang termasuk wilayah tang memiliki banyak arealahan pertaniannya yang
semakin menurun seperti di Kabupaten Aceh Besar. pada tahun 2014 luas sawah di Kabupaten
Aceh Besar tercatat seluas 31.845 hektar dan pada tahun 2015 menjadi 31.687 hektar, hal ini
menunjukkan bahwa lahan sawah di Kabupaten Aceh Besar mengalami penurunanyang
signifikan (BPS Aceh Besar Dalam Angka, 2015).
Pertumbuhan penduduk di Kabupaten Aceh Besar terus meningkat dari tahun 2011
sampai 2015.Bertambahnya jumlah penduduk di Kabupaten Aceh Besar serta berkurangnya
lahan sawah membuat masyarakat mengalihfungsikan lahan sawahuntuk dijadikan perumahan
untuktempat tinggal serta juga dijadikan sebagai lahan non pertanian sehingga membuat
masyarakat berpindah ke sektor non pertanian.
Berdasarkan data penduduk yang bekerja berdasarkan lapangan usaha menunjukkan
bahwa jumlah tenaga kerja di sektor pertanian di Kabupaten Aceh Besar mengalami penurunan
dari tahun 2012 sampai 2014 dari 33.135 jiwa menjadi 30.875 jiwa, sedangkan tenaga kerjayang
berkerja di sektor jasa mengalami kenaikan yang signifikan dari tahun ke tahunnya sebesar
72.057 jiwa dan di tahun 2014 sebesar 80.118 jiwa. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui
bahwa terjadinyaperpindahan atau migrasi tenaga kerja dari pertanian ke non pertanian (BPS
Aceh Besar Dalam Angka, 2015).
Pedesaan di Kabupaten Aceh Besar tentu identik dengan pertanian, apabila semua
penduduk desa pindah ke kota, tentunya berdampak pada sektor pertanian karena tidak ada lagi
penduduk yang bertani. Bila hal ini dapat terjadi maka sektor pertanian akan mengalami
kekurangan tenaga kerja di sektor pertanin

234
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) ISSN.2549-
8355Ekonomi PembangunanFakultas Ekonomi dan Bisnis
Vol.3 No.2Mei 2018 : 233-239

TINJAUAN PUSTAKA

Teori Migrasi
Migrasimerupakan suatu fenomena dimana berpindahnya penduduk dari suatu tempat ke
tempat yang lain untuk menetap. Secara umum migrasi dapat dikatakan bahwa tempat tinggal
penduduk secara umum yang melibatkan semua gerakan penduduk yang melintasi dan keluar
dari batas wilayah yang di tentukan dalam suatu batasan periode tertentu (Puspitasari, 2010)
Keputusan seorang individu atau kelompokuntuk melakukan migrasi
merupakankeputusan yang direncanakan.Menurut Teori Todaro terjadinya migrasi berlangsung
karena adanya perbedaanpendapatan di desa dengan kota. Sehingga masyarakat perdesaan
menarik untuk menetap di perkotaaan karena di pengaruhi oleh faktor pendapatan yang tinggi
sehingga terjadi migrasi penduduk dari desa ke kota dalam jangka yang panjang.

Pembangunan Sektor Pertanian


Pembangunan dari sektor pertanian di arahkan untuk meningkatkan produksi dari
pertanian itu sendiriuntuk memenuhi kebutuhan pangan indonesia, meningkatkan ekspor,
pendapatan per kapita petani, memperluas kesempatan kerjapemnduduk pada sektor pertanian.
(Ratag dkk, 2016).

Paradigma Pergeseran Tenaga Kerja Pertanian Ke Non Pertanian


Menurut Utomo (2014) paradigmaperalihan tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor
non pertanian menjadi kompleks, apabila terdapat keyakinan bahwa hal ini disebabkan adanya
faktor pendukung dari sektor pertanian. Misalnya karena ketidak seimbangan antara permintaan
dan penawaran tenaga kerja di sektor pertanian saja.
Pergesaeran tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor non pertanian dapat di sebabkan
karena tenaga kerja tersebut terpaksa keluar dari pertanian dan menjalankan pekerjaan di luar
pertanian, alasan dari perpindahan itu antara lain :
1. Penyerapan tenaga kerja semakin menurun.
2. Sektor non pertanian tampaknya telah menjadi sebagai sektor yang mampu menampung
tenaga kerja yang lebih banyak.
3. Tingkat pendapatan dari sektor luar pertanian lebih tinggi dan lebih cepat meningkat dari pada
di sektor pertanian (Noragawati, 2002).

Mobilitas Tenaga Kerja


Mobilitas tenaga kerja yaitu penjelasan ketidakseimbangan pertumbuhan ekonomi antara
desa dan daerah tujuan.Permasalahan migrasi didorong oleh ketidak seimbangan pertumbuhan
kesempatan kerja dan pertumbuhan angkatan kerja serta terbatasnya peluang terbukanya
pekerjaan, walaupun akses terhadap sumberdaya relative lebih mudah.Mobilitas penduduk secara
umum dapat diartikan sebagai pergerakan penduduk dari satu wilayah ke wilayah tertentu dalam
jangka waktu tertentu (Martini dan Sudibia, 2013).

Kesempatan Kerja
Menurut Chotib (2007) kesempatan kerja bukan saja orang yang sedang mencari
pekerjaan yang berarti bisa juga di katakan jumlah orang yang sedang bekerja,bukan saja dilihat
seberapa banyak pekerjaan yang dimiliki tiap seseorang atau pendapatan mereka.Kesempatan
kerja yang terus berubah, yang membuat terjadinya perubahan tersebut
terutama akibat adanya perubahan didalam perekonomian.Dalam hal ini
juga sangat sesuai dengan konsep ekonomi yang menyatakan bahwa

235
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) ISSN.2549-
8355Ekonomi PembangunanFakultas Ekonomi dan Bisnis
Vol.3 No.2Mei 2018 : 233-239

permintaan tenaga kerja merupakan permintaan masyarakat terhadap jasa


dan barang dalam suatu perekonomian.

METODE PENELITIAN

Jenis Dan Sumber Data


Data yang dipakaidalam penelitian ini adalah data primer.Pengumpulan data primer
didapat dari hasil observasi dan kuisioner kepada responden yang merupakan masyarakat di
Kabupaten Aceh Besar.Penentuan sampel ditentukan pada masyarakat yang telah berpindah atau
beralih pekerjaan dari pertanian ke non pertanian.Data primer juga meliputi data karakteristik
dan alasan responden meninggalkan pekerjaan di sektor pertanian sehingga beralih ke non
pertanian.

Populasi dan Sampel


Dari populasi yang di ambil dalam penelitian ini adalah orang yang bekerja di sektor
pertanian dan yang dulunya bekerja di sektor pertanian unsur-unsur metode survai turut dipakai
juga yaitu dalam tahap pengumpulan sampel dan pengumpulan data yang menggunakan
kuesioner. Penentuan responden di lakukan sebagai berikut: (1) Memilih dua Kecamatan di
Kabupaten Aceh Besar sebagai lokasi penelitian. Dua kecamatan yang dipilih yakni Kecamatan
Lhoknga dan Kecamatan Indrapuri. (2) Menentukan lokasi ini dengan alasan Kabupaten Aceh
Besar rata-rata masih bermata pencaharian di sektor pertanian dan berkembangnya industri.
Wilayah ditentukan secara purposive sampling yakni pengambilan sampel secara sengaja di
Kecamatan Lhoknga dan Indrapuri
n = N/ (1+Ne²) ……………………...……(1)
Keterangan :
n = Jumlah sampel
N = Jumlah total populasi
e = Batas margin error

Tabel 1.Distribusi Sampel Penelitian Jumlah Penduduk Aceh Besar


No Kecamatan Jumlah Penduduk Sampel
1 Lhoknga 16.552 43
2 Indrapuri 22.218 57
Total 38.770 100
Sumber : Badan Pusat Statistik, Aceh Besar dalam angka 2015

Model Analisis Data


Dari lapangan dengan berdasar pada kuesioner responden didapat data mentah yang
kemudian akan diolah, dianalisis, dan dilakukan pengujian hipotesis. Model menggunakan
metode analisis Binary Logistic Regression.Metode Binary Logistic Regression yang digunakan
karena selain variabel dependennya bersifat dikotomi yaitu menggunakan variabel dummy,
(Imam Ghozali, 2006).
Model ekonometrinya dapat dilihat dalam persamaansebagai berikut :

Ln P/(1-P) = β0 + β1WAGE + β2AGE + β3EDU + β4LAND + e…...................... (2)

236
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) ISSN.2549-
8355Ekonomi PembangunanFakultas Ekonomi dan Bisnis
Vol.3 No.2Mei 2018 : 233-239

Keterangan :
Ln P/(1-P) = 1 bila iya melakukan migrasi dan 0 bila sebaliknya yaitu tidak bermigrasi.
WAGE = pendapatan responden per bulan
AGE = usia
EDU = pendidikan
LAND = kepemilikan lahan
β0 = intersep
β1,2,3,4, = koefisien regresi
e = error

HASIL PEMBAHASAN

Uji Reliabilitas
Salah satu yang dilakukan dalam penelitian ilmiah adalah menguankan
kuisioner.Apabila data kuisioner telah selesai, dilakukan uji reliabilitas dan validitas, karna itu
merupakan dua syarat penting yang berlaku dalam sebuah kuisioner.Uji reliabilitas adalah alat
ukur yang menunjukkan bahwa yang digunakan dalam penelitian ini, diantaranya diukur melalui
konsistensi hasilini dari waktu ke waktu jika fenomena yang telah diukur tidak berubah (Saputra,
2013).Instrumen penelitian ini dikatakan reliabel apabila nilai alphanya lebih besar dari 0,533.

Tabel 2. Uji Reliabilitas


Cronbach's Alpha N of Items
0.533 16
Sumber: Pengolahan, 2017

R tabel = (n-2)
= (100-2)
= 98
Dalam perhitungan R tabel pada tingkat signifikansi 5 persen yakni 0,1966. Pada uji
reability ini, dari nilai alpha lebih besar dari pada nilai r tabel (0,533 < 0,1966), artinya item-item
petanyaan dikatakan terpercaya sebagai alat pengumpul data dalam penelitian.
Hasil Regresi
Responden yang dipilih dalam penelitian sebanyak 100 responden yang akan mewakili
para migran di Kabupaten Aceh Besar. Dengan tujuan ingin membuktikan kebenarandari
hipotesisdengan menggunakan model Binary Logistic Regression. Model terbaik dipilih
berdasarkan nilai statistic dan yang dilihat pada masing-masing hasil regresi adalah tingkat
signifikansi dan precentage of correct prediction-nya. Tingkat signifikansi berdasarkan pada nilai
wald ratiosebesar 0.05 persen (batas kesalahan yang digunakan dalam penelitia) yang dianggap
terbaik. Apabila nilai probabilitasnya 0,05 persen dapat disimpulkan bahwa variabel independen
memiliki pengaruh secara signifkan terhadap variabel dependen. Untuk melihat kesesuaian dari
variabel terikat, hal ini dapat dilihat dari besaran nilai presentasinya.Semakin besar nilai
presentasinya dianggap semakin baik terhadap model.

237
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) ISSN.2549-
8355Ekonomi PembangunanFakultas Ekonomi dan Bisnis
Vol.3 No.2Mei 2018 : 233-239

Tabel 4.HasilRegresi Logistik


Variabel Bebas B Wald Sig. Exp(B)
Pendapatan (WAGE) 0,000 10,611 0,001 1,000
Pendidikan (EDU) 0,117 0,889 0,346 1,124
Lahan (LAND) 0,263 3,021 0,082 1,301
Umur (AGE) -0,078 5,667 0,017 0,925
Constant -1,714 0,807 0,369 0,180

Chi-Square (Hosmer and Lemeshow Test = 0,690 5,616


-2Likelihood = 113,187
Omnibus Test of Model Coefficients = 0,000 23,999
Sumber : Hasil Output SPSS, 2017 (diolah)

Dari hasiluji t pada Tabel 4terlihatpada bagian variabel,ada 3 variabel bebas yang
memiliki nilai signifikan, yaitu variabel usia responden (AGE), variabel pendapatan responden
(WAGE) dan variabel pendidikan responden (EDU)sementaravariabel kepemilikan lahan
responden (LAND) tidak berpengaruh signifikan.

Tabel 5 Hasil dari Regresi Logistik Katagori Pendidikan


Variabel B Wald Sig. Exp(B)
Pendapatan (WAGE) 0,000 14,437 0,000 1,000
Pendidikan (EDU) 0,117 0,889 0,346 1,124
Pendidikan (SMP) -18,224 0,000 0,999 0,000
Pendidikan (SMA) 2,331 2,904 0,088 10,293
Pendidikan (DIPLOMA) 3,258 5,951 0,015 25,986
Pendidikan (SARJANA) 4,243 6,024 0,014 69,613
Lahan (LAND) 0,184 1,243 0,265 1,202
Umur (AGE) -0,098 7,050 0,008 0,907
Constant -3,604 3,801 0,051 0,027
Sumber : Hasil Output SPSS, 2017 (diolah)

Namun berdasarkan hasil estimasi Binary Logistic Regression katagorikal pendidikan


pada Tabel 5 yang menyatakan bahwa variabel pendidikan berpengaruh signifikan terhadap
migrasi tenaga kerja, dapat dilihat pada variabel pendidikan SMP dengan tingkat signifikan
0,999, pendidikan SMA dengan tingkat signifikan 0,088, pendidikan Diploma dengan signifikan
0,015 dan pendidikan Sarjana dengan tingkat signifikan 0,014. Dari hasil estimasi katagorikal
dapat kita simpulkan bahwa semakin naiknya atau tingkat pendidikan responden maka semakin
besar pula responden untuk bermigrasi ke non pertanian.

KESIMPULAN DAN SARAN

238
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) ISSN.2549-
8355Ekonomi PembangunanFakultas Ekonomi dan Bisnis
Vol.3 No.2Mei 2018 : 233-239

Kesimpulan
Dari hasil model analisis,migrasi dipengaruhi oleh tingkat umur seseorang, pendapatan
dan pendidikan, disisi lainkepemilikan lahan tidak berpengaruh terhadap migrasi tenaga kerja.
Variabel pendapatan (WAGE) menunjukkan positif dan signifikan yang
berartisemakin besar pendapatan yang diperoleh di sektor non pertanian,
maka semakin besar keputusan seseorang untuk melakukan migrasi ke non
sektor pertanian.Berdasarkan hasil observasi pada variabel pendidikan, ditemukan bahwa
sebagian besar responden merupakan tamatan SLTA sebesar 66,0 persen. Hasil menunjukan rata-
rata responden mememiliki tingkat pendidikanyangtinggi.Variabel kepemilikan lahan (LAND)
menunjukkan positif dan tidak signifikan terhadap migrasi tenaga kerja. Ini dikarenakan
banyak tenaga kerja yang berpindah pindah pekerjaan dari sektor pertanian
menjadi sektor non pertanian yang memeiliki lahan pertanian, namun ada
dari lahan responden yang pengolahannya diserahkan orang lain dengan
sistem bagi hasil. Sehingga faktor kepemilikan lahan bukan menjadi alasan
berpindahnya tenaga kerja dari pertanian ke non pertanian.Variabel usia (AGE)
menunjukkan negatif dan signifikan yang menunjukan semakin bertambahnya atau
meningkatnya usia seseorang maka akan semakin menurunnya tingkat untuk berpindah dari
pertanian ke non pertanian dan begitu juga sebaliknyaa.

Saran
Peneliti menyarankan kepada pemangku kekuasaan atau pemerintahan untuk
mengembangkan potensi-potensi di sebagian daerah perdesaansupaya kesejahteraan masyarakat
meningkat, hal ini dikarenakan hampir semua responden dalam penelitian menyebutkan bahwa
faktor pendapatan di sektor pertanian lebih rendahdibandingkan dengan sektor non pertanian.
Pemerintah juga perlu mengadakan program penyuluhan masalah kesempatan kerja di
sektor pertanian, supaya terciptanya kesempatan kerja yang banyak sehingga dapat mempertahan
penduduk untuk tidak keluar dari perdesaan dan masyarakat dapat bekerja meningkatkan
pembangunan dan hendaknya pemerintah juga memberikan sosialisasi pemberdayaan di desa
untuk sektor pertanian, serta juga bisa merangkul masyarakat khususnya yang berpendidikan
tinggi dan menengah untuk dapat berpartisipasi dalam sosialisasi di masyarakat.

239

You might also like