Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

Tiara Larissa

170

Analisis Praktik Sustainable Fashion pada Brand


Sejauh Mata Memandang
Tiara Larissa1 | Bintan Titisari2
Fakultas Seni Rupa dan Desain
Institut Teknologi Bandung
Jalan Ganesa No.10, Bandung
e-mail: tiaralarissa.tl@gmail.com, bintan.titisari@office.itb.ac.id

ABSTRACT

The aspect of sustainability is currently something that needs to be considered for fashion brands in
Indonesia. Apart from the unresolved problems of fast fashion, paying attention to the sustainability
aspect can have a positive impact in various aspects, starting from the local economy, reducing the
use of toxic materials, and being able to give a big impact by participating in saving planet earth. In
Indonesiaf, sustainability aspect can be adapted with an approach that refers to the cultural aspect,
because Indonesia is rich in traditions from various regions, this can be a strategic step in achieving
sustainability from various aspects. This research uses a descriptive qualitative method by making the
brand Sejauh Mata Memandang as a case study. Sejauh Mata Memandang is a brand from Indonesia
that focuses on fashion products with batik techniques. The data was taken through a literature
study and analyzed based on a sustainable fashion model by describing each aspect referrs to the
practices that carried out by the brand as far as the eye can see. the results are obtained in the form
of conclusions on how the sustainable fashion approach can run from every aspect of sustainability
based on the practices that have been applied by the Sejauh Mata Memandang

Keywords: Sustainable fashion, Fashion Brand, Sustainable Practice, Sejauh Mata Memandang

ABSTRAK

Aspek sustainability saat ini menjadi hal yang perlu diperhatikan bagi fashion brand di Indonesia.
Selain karena permasalahan dari fast fashion yang tidak kunjung terselesaikan, memperhatikan
aspek sustainability dapat menghadirkan dampak positif dalam berbagai aspek, mulai dari jalannya
ekonomi lokal, berkurangnya penggunaan toxic material, hingga dapat memberi impact yang besar
dengan ikut serta dalam penyelamatan planet bumi. Di Indonesia sendiri, aspek sustainability
dapat diadaptasi dengan pendekatan yang mengacu pada aspek kultural, karena Indonesia yang
kaya akan tradisi dari berbagai daerah, hal ini dapat menjadi langkah strategis dalam mencapai
sustainability dari berbagai aspek. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan
menjadikan brand Sejauh Mata Memandang sebagai studi kasus. Sejauh Mata Memandang adalah
brand asal Indonesia yang fokus pada produk fashion dengan teknik batik. Data diambil melalui
studi literatur dan dianalisis berdasarkan model sustainable fashion dengan mengurai masing-
masing aspek mengacu pada praktik yang sudah dijalankan oleh brand Sejauh Mata Memandang.
Sehingga didapat hasil berupa simpulan bagaimana pendekatan sustainable fashion dapat berjalan
dari setiap aspek sustainability berdasarkan praktik yang sudah diterapkan oleh brand Sejauh Mata
Memandang.

Kata kunci: Fashion Berkelanjutan, Fashion Brand, Praktik Sustaianable, Sejauh Mata Memandang

Jurnal ATRAT V10/N2/05/2022


Analisis Praktik Sustainable Fashion pada Brand Sejauh Mata Memandang
171
PENDAHULUAN baik (Niinimäki, 2013).
Sustainable fashion adalah konsep terpadu Lebih jauh lagi, Niinimäki (2013)
dan holistic yang melibatkan banyak orang menjelaskan sistem yang berkelanjutan dapat
dalam seluruh supply chain dalam menuju memiliki arti lebih banyak dalam konteks
produksi dan konsumsi yang bertanggung jawab keadilan sosial dan kondisi kerja yang lebih
untuk masa depan fashion yang sustainable. Di baik bagi para pekerja pabrik tekstil, sementara
Indonesia sendiri, inisiatif praktik sustainable dengan memperlambat sistem, dimungkinkan
masih dalam tahap awal, hal ini menjadikan untuk meningkatkan harga akhir produk dan
aspek sustainable sangat penting dalam bisnis berinvestasi di pabrik-pabrik yang lebih baik.
fashion, setiap designer harus memikirkan aspek Bagi lingkungan, melalui produksi yang lebih
sustainability dalam penciptaan produk fashion bersih dapat menjadikan lebih sedikit limbah
(Tanzil, 2017) industri. Dalam model bisnis seperti ini, pelaku
Penting bagi brand fashion Indonesia untuk bisnis harus dapat membuat keuntungan yang
terus mengembangkan inisiatif berkelanjutan sekaligus menguntungkan lingkungan.
serta secara terbuka mengomunikasikan dan Pendekatan praktik berkelanjutan dapat
memvalidasi praktik mereka kepada publik fokus pada materi, membangun komunitas, dan
untuk menginformasikan dan memupuk nilai- mengubah cara pengguna berinteraksi dengan
nilai keberlanjutan. Selain itu, bantuan dan produk dan layanan. Seperti pendekatan dengan
dukungan pemerintah juga sangat penting konsep produk daur ulang dan sebagainya.
dalam kemajuan praktik fashion berkelanjutan Keberlanjutan dapat berarti banyak hal yang
untuk mengembangkan ekonomi kreatif di menjadi tantangan bagi para praktisi untuk
Indonesia (Tanzil, 2017). menjadi visioner, mudah beradaptasi, dan
Bagi manusia, sistem fashion yang inovatif (Sherin, dalam Niinimäki, 2013).
berkelanjutan dapat menciptakan lingkungan Dalam pakaian, estetika terdiri dari
yang aman memalui penggunaan bahan kimia berbagai elemen seperti bentuk, warna, dan
yang lebih sedikit dalam produksi, hal ini tekstur; detail seperti kancing, panah, dan
dapat menghantarkan produk yang aman bagi jahitan; dan ansambel yang mereka buat.
pengguna, dan dapat meningkatkan kepuasan Tingkat estetika lain muncul ketika pakaian
produk melalui kualitas yang lebih baik dikenakan; penampilan masing-masing orang
dan juga produk yang tahan lama. Ini dapat membuat pakaian terlihat berbeda. Pengalaman
meningkatkan kesejahteraan dan kebahagiaan estetis pakaian dapat diperluas ke bagaimana
melalui konsumsi yang tidak materialistis. perasaan seseorang saat mengenakan pakaian
Seseorang dapat berinvestasi pada produk yang tertentu, misalnya sentuhan kain dan berat
lebih berkualitas dan lebih mahal, dengan umur pakaian, seperti kulit kedua kita. (Kupfer dalam
pakai produk yang lebih panjang, barang yang Niinimäki, 2013).
tidak berlebihan sehingga dapat dirawat dengan Serupa dengan estetika, konsep “fashion”

Jurnal ATRAT V10/N2/05/2022


Tiara Larissa
172
budaya memerlukan pendekatan tataran sistem
(Gambar 1).
Dimensi environmental merupakan usaha
agarnsistem global yang mendukung kehidupan
dapat diamankan tanpa batas waktu (Goodland,
1995). Aspek environmental bertujuan untuk
pencapaian simultan dari pembangunan
ekonomi dan kelestarian lingkungan (Tachega
dkk., 2021).Secaralangsung,kelangsunganhidup
umat manusia berkaitan dengan pencapaian
Gambar 1. Pilar Sustianable Fahion kelestarian lingkungan ayng merupakan salah
(Sumber: Kozlowsky dkk., 2019)
satu perhatian paling mendesak di planet bumi
(Roy dkk., 2020).
tidak mudah didefinisikan. Dalam penggunaan
Dalam international labour organization
sehari-hari kata “fashion” dan “pakaian” tidak
asia-pacific report (ESCAP, 2021) dijelaskan
memiliki batasan yang jelas dandigunakan secara
mengenai dampak lingkungan dalam industri
bergantian, tetapi keduanya adalah konsep yang
fashion & textile terkonsentrasi pada titik-titik
berbeda. Dari sudut pandang sosiologis, pakaian
tertentu dalam rantai pasokan, khususnya di
adalah objek material sedangkan fashion
empat bidang:
adalah sesuatu yang immaterial. Mereka sangat
1. Proses menenun, mewarnai, dan proses
terhubung, meskipun; fashion dapat dikatakan
finishing dalam manufaktur.
sebagai konsep immaterial yang diwujudkan
2. Penggunaan energi di seluruh supply chain
melalui pakaian. Jadi pakaian adalah bahan baku
yang terkonsentrasi pada manufaktur dan
generik yang dipakai seseorang, dan fashion
proses pembuatan material pada tingkat
adalah produk simbolis, elemen tak kasat mata
yang lebih rendah.
yang termasuk dalam pakaian. (Kawamura,
3. Limbah tekstil yang terkait dengan proses
2005).
pembuatan material.
Secara tradisional model keberlanjutan
4. Pengangkutan emisi di seluruh rantai
mencakup tiga dimensi: 1. Environmental, 2.
pasokan sebagai bahan baku dan
social, dan 3. Ecomonic. Namun, untuk desain
kemudian produk akhir dikirim secara
busana yang berkelanjutan, ini dapat diperluas
global.
menjadi model lima dimensi untuk mode
Aspek sosial didasarkan pada kenyataan
berkelanjutan dengan menambahkan aspek
bahwa kesetaraan dan pemahawam tentang
4. aesthetics, dan 5. cultural (Kozlowski dkk.,
orang-orang yang saling berkelompok
2019). Dimensi keberlanjutan estetis tercermin
merupakan prasyarat dasar untuk kualitas hidup
pada tataran produk sedangkan keberlanjutan
yang dapat diterima, yang merupakan tujuan

Jurnal ATRAT V10/N2/05/2022


Analisis Praktik Sustainable Fashion pada Brand Sejauh Mata Memandang
173
utama dari pembangunan, untuk membuat Aspek aesthetics mengacu pada tataran
pembangunan berkelanjutan yang jangka produk, dalam hal ini cultural sustainability
panjang, harus mendistribusikan sedemikian membutuhkan pendekatan pada setiap
rupa sumber daya dan kesempatan yang ada tingkatan sistem (kozlowsky dkk, 2019). Estetika
sehingga semua masyarakat dapat menikmati merupakan aspek yang tidak dapat dipisahkan
standar dasar keamanan, hak asasi manusia, dari desain fungsional (Papanek, 1997). Banyak
dan hak sosial seperti makanan, Kesehatan dan konsumen yang menganggap kualitas estetika
pendidikan, tempat tinggal, serta kesempatan sebagai faktor yang lebih dominan daripada
untuk pembangunan (Arsic, 2016). Menurut prinsip etika saat membeli pakaian. Sekalipun
arsic (2016), untuk mencapai aspek sosial perlu nilai-nilai etika dan lingkungan penting bagi
memperhatikan 5 aspek, diantaranya; sebagian konsumen dan memandu pilihan
1. Perlindungan dan pengembangan nilai- mereka, sebagian besar konsumen menganggap
nilai sosial baru dan peningkatan modal aspek kualitas dan estetika sebagai hal yang
sosial. sangat penting (Niinimäki, 2010). Flethcer
2. Persamaan hak, persamaan di depan (2010) menyatakan siklus normal dalam
hukum dan keamanan untuk semua. membuat pakaian dengan teknik pembuatan
3. Penyediaan dan promosi kesehatan secara tradisional dapat menjadi strategi
serta keselamatan masyarakat yang untuk slow fashion yang menawarkan sudut
komprehensif. pemasaran yang berbeda seperti menambahkan
4. Pendidikan berkualitas yang menyediakan unsur estetika.
kondisi untuk pengembangan individu Budaya dapat dinilai sebagai cultural
dan pelestarian identitas. sustainability yang berada di dimensi keempat
5. Solidaritas dalam dan antar generasi, dan paralel dengan environment, economic, dan
serta solidaritas dengan kelompok social. Keberlanjutan budaya dianggap sebagai
terpinggirkan dan tidak terlihat. bagian dari keberlanjutan sosial budaya yang
Aspek ekonomi mengacu pada meliputi aspek-aspek budaya seperti kesetaraan,
makroekonomi seperti lapangan pekerjaan, partisipasi, dan kesadaran akan keberlanjutan
ekonimi regional, profitabilitas bagi masyarakat, (Murphy, 2012).
dan efek mikroekonomi yang merupakan Indonesia sendiri merupakan negara
dampak moneter pada penduduk dan pemasok yang kaya akan keindahan tradisinya. Orang-
(Spangenberg, 2005). orang di seluruh pulau yang ada di Indonesia
Menurut Ahaddi (2015), aspek ekonomi menyatakan identitas mereka melalui pakaian,
berfokus pada nilai-nilai ekonomi yang yang melibatkan makna pribadi dan sosial
disediakan oleh organisasi untuk lingkungan yang dalam. Pakaian tradisional tidak statis
dengan tujuan untuk memberikan kemakmuran dalam desain, tetapi mencerminkan pilihan
dan tujuan bagi generasi mendatang. individu dalam estetika dan kehidupan yang

Jurnal ATRAT V10/N2/05/2022


Tiara Larissa
174
mengungkapkan perubahan zaman. Di seluruh METODE
Indonesia, banyak pakaian yang dikombinasikan Metode penelitian yang dilakukan
dengan cara-cara baru ataupun cara lama, adalah kualitatif deskriptif, dengan diawali
seperti selektif dalam bergaya modern namun penyusunan dinamika teori mengenai fashion
tetap mempertahankan esensi dari adat istiadat sustainability melalui pengumpulan data
tanah air mereka (Forshee, 2006). berupa studi literatur. Setelah itu dilakukan
Pakaian adat di seluruh Indonesia identifikasi mengenai praktik sustainability
mengkomunikasikan prinsip-prinsip pada produk sejauh mata memandang melalui
kosmologis yang mengikat, identitas kelompok, 2 aspek pengenbangan sustainability yang
dan sistem makna serta kekuasaan lokal. dikembangkan oleh kozlowsky dkk, yaitu aspek
Pakaian tradisional Indonesia mencatat sejarah aesthetics dan cultural.
masyarakat, mengamankan hubungan sosial,
dan berkomunikasi dengan orang lain. Pakaian
adat tersebar luas di berbagai pulau dalam HASIL DAN PEMBAHASAN
motif dan teknik tertentu, tetapi sebagian besar Sejauh Mata Memandang berdiri sejak
selalu muncul dari desainer, penenun, dan 2014, terinspirasi dari kekayaan budaya
pencelup lokal. Perbedaan dalam masyarakat Indonesia seperti makanan, alam dan banyak
adat terletak pada prinsip-prinsip tertentu hal lainnya. Penggunaan material tekstil
yang mempertahankan tradisi. Ini termasuk berkisar dari katun, linen dan tencel, dan juga
penghormatan terhadap leluhur, kepercayaan menggunakan tekstil daur ulang yang terbuat
pada metafisika, dan keberhasilan menjalankan dari limbah konsumen pra dan pasca yang
nilai-nilai garis keturunan klan yang telah diproses menjadi bahan baru, mendorong
hilang di sebagian besar dunia industri. Justru sirkularitas dan melindungi hutan yang
karena orang Indonesia tetap adaptif dan terancam punah. Sejauh Mata Memandang tidak
cerdik secara terus-menerus, mereka mampu menggunakan kulit atau bulu yang berasal dari
dengan cemerlang mempertahankan tradisi hewan.
yang penting bagi mereka dalam menghadapi Pembahasan akan dimulai dengan
tekanan modern (Forshee, 2006). pemetaan product cycle untuk melihat
Pakaian di seluruh nusantara secara bagaimana praktik sustainable berjalan. Setelah
historis berasal dari tanaman lokal dan kulit itu akan diidentifikasi praktik sustainability
kayu. Kain, pewarna, dan alat tenun terkait erat yang mengacu pada 2 aspek pengembangan
dengan ekologi dan kosmologi asli. Sebagian sustainability yang digagas oleh Kozlowsky
besar pakaian adat Indonesia didasarkan pada dkk,. Mengenai aspek aesthetics dan juga aspek
sarung atau kain (Forshee, 2006). cultural yang ada pada produk fashion sejauh
mata memandang.

Jurnal ATRAT V10/N2/05/2022


Analisis Praktik Sustainable Fashion pada Brand Sejauh Mata Memandang
175
Produk juga bisa dibeli langsung di toko fisik
yang berada di Jakarta: Alun-Alun Indonesia, Dia
Lo Gue Art, Galleries Lafayette, dan The Good
Things in Life. Lalu di Bali: The Apurva Kepinski,
Tanjung Sari, dan Six Sense.
Sejauh Mata Memandang didominasi
dengan produk-produk fashion yang dapat
digunakan sebagai pakaian sehari-hari,
mulai dari pakaian, tas, sepatu, kain, hingga
aksesoris. Setiap produk dianjurkan untuk
dirawat mengikuti instruksi yang ada, produk
Gambar 2. Product Cycle Mapping Sejauh Mata
disarankan untuk dicuci menggunakan air
Memandang
(Sumber: Dokumentasi Pribadi) dingin, dan dijemur di area yang tidak terkena
sinar matahari atau di tempat teduh.
Product Cylce Mapping Pada tahap terakir merupakan step
Sejauh Mata Memandang membuat “recycle project”, tahap ini merupakan tindakan
produk fashion yang terinspirasi dari motif- sustainable practice yang cukup rutin dilakukan
motif tradisional hingga cerita rakyat Indonesia. Sejauh Mata Memandang dalam mengajak
Dalam mengembangkan produk fashion, Sejauh masyarakat untuk lebih peduli dengan sampah/
Mata Memandang melakukan inovasi dengan limbah tekstil. Sejauh Mata Memandang sering
membuat produk yang memiliki tampilan mengadakan event yang menyediakan dropbox
kontemporer dan modern hingga modifikasi untuk masyarakat dapat menalurkan sampah/
motif batik yang diterapkan. limbah tekstil hingga sampah plastik. Sampah-
Material yang digunakan didominasi sampah ini akan diolah kembali menjadi material
oleh katun, linen, dan juga Tencel. Sejauh dan produk baru dengan bekerja sama dengan
Mata Memandang juga memanfaatkan bahan perusahaan-perusahaan lain yang memang
atau material daur ulang yang didapatkan beroperasi dalam pengolahan limbah menjadi
dari dropbox yang disediakan di setiap event material dan produk baru, seperti pable. Tahap
seperti pameran, dimana dropbox tersebut ini menjadikan loop tertutup karena Sejauh
menjadi wadah bagi masyarakat untuk dapat Mata Memandang berupaya untuk mengolah
menyalurkan pakaian bekas atau sampah tekstil berbagai macam limbah, meskipun sebagian
lainnya. besar limbah tersebut diolah oleh perusahaan
Sejauh Mata Memandang mengirimkan lain yang bekerja sama dengan Sejauh Mata
setiap produk menggunakan bungkus paperbag. Memandang, beberapa limbah juga diolah
Setiap produk dapat dibeli melalui website, dan menjadi produk Sejauh Mata Memandang
juga e-commerce yaitu di Shopee dan Tokopedia. seperti produk kolaborasi dengan brand sepatu

Jurnal ATRAT V10/N2/05/2022


Tiara Larissa
176
Compass. upaya ini dapat dikatakan bentuk
praktik yang dapat menutup loop sehingga
setidaknya dapat meminimalisir limbah yang
dapat diolah kembali menjadi produk baru, dan
tidak hanya terbatas pada produk tekstil dan
fashion, namun juga furniture dan aksesoris
lainnya.

Aspek Environmental
Aspek environment mengacu pada
kegiatan yang dilakukan yang berhubungan
dengan ekologi selama brand berdiri. Pemilihan
material ramah lingkungan seperti tencel, katun,
Gambar 3. Produk Sejauh Mata Memandang
dan linen, dan juga berusaha memanfaatan (Sumber: shop.sejauh.com)

kembali kain perca dan olah kreasi koleksi lama


yang tak terjual menjadi sebuah terobosan baru dengan bekerja sama dengan beberapa

merupakan salah satu upaya sejauh mata perusahaan lain yang memang fokus dalam

memandang untuk memperhatikan efek yang pengolahan limbah seperti pable dan mortier.

ditimbulkan dari penggunaan material dalam


jangka panjang. Aspek Social

Upaya lainnya dari Sejauh Mata Dalam penerapan aspek sosial Sejauh

Memandang dalam menjalankan praktik Mata Memandang fokus pada pengembangan

sustainability yang mengacu pada aspek kehalian dan kelompok ibu-ibu pengrajin,

environmemntal adalah mendukung gerakan seperti yang sudah pernah dilakukan, pendiri

bebas plastik dan telah mendonasikan 2.400 Sejauh Mata Memandang yaitu Chitra Subiyakto

batang pohon untuk restorasi wilayah koridor menjadi mentor dan memberikan pelatihan

di aceh timur. bagi ibu-ibu penghuni desa marunda di Jakarta

Sejauh Mata Memandang juga aktif yang akhirnya menghasilkan kolaborasi motif

dalam mengadakan event atau exhibition yang semanggi, dan berkat kolaborasi ini, para ibu-

bertemakan penyelamatan bumi, seperti event ibu di rusun marunda dapat mandiri secara

yang pernah diselenggarakan bertajuk Bumi finansial dan dapat mengembangkan bakat

Rumah Kita, di sana disediakan drop box tempat mereka untuk menjadi bekal dalam menopang

menaruh limbah yang dapat didaur ulang, agar hidup. Sejauh Mata Memandang juga merangkul

pengunjung dapat menaruh atau menyalurkan para pengrajin kain tradisional dari Jawa, Bali,

limbah tekstil hingga plastik, limbah yang dan Sumba.

terkumpul akan diolah menjadi produk Aspek Economic

Jurnal ATRAT V10/N2/05/2022


Analisis Praktik Sustainable Fashion pada Brand Sejauh Mata Memandang
177
Dalam aspek economic, dampak Sejauh Aspek Cultural
Mata Memandang lebih kepada ekonomi lokal Aspek kultural mengacu pada elemen-
dan ekonomi regional, dalam hal ini karena elemen konstituennya seperti pola perilaku,
Sejauh Mata Memandang melibatkan pengrajin simbol-simbol yang ditransmisikan, nilai-
dari berbagai daerah serta ibu-ibu dari satu nilai, dan sebagainya. Budaya juga digunakan
kelompok atau daerah yang perlu diberikan menunjuk sekelompok dengan budaya yang
pelatihan sehingga ekonomi daerah tersebut sama atau sebagai sinonim untuk kelompom
tetap dapat berputar. etnik tertentu. Biasanya, setiap budaya ataupun
satu kelompok budaya memiliki fitur-fitur dan
Aspek Aesthetics makna-makna yang spesifik serta unik seperti
Aspek estetika pada produk sejauh mata bahasa, makna, dan simbol (Georgas & Mylonas,
memandang fokus pada adaptasi bentuk-bentuk 2006).
pakaian tradisional Indonesia. Pakaian dikemas Dalam design produknya, aspek kultural
dalam look tradisional sekaligus modern. Seperti sangat terlihat pada produk sejauh mata
bentuk kebaya encim yang diisi motif batik memandang, aspek aesthetics merupakan hal
dengan pola dan bentuk yang lebih modern, yang berpengaruh juga dalam hal ini, karena
serta warna-warna yang lebih wearable. terdapat bentuk-bentuk pakaian yang menjadi
Selain itu, penggunaan kain juga ciri khas dari tradisi daerah tertentu yang
menjadi fokus dari Sejauh Mata Memandang, dikemas ulang oleh Sejauh Mata Memandang
kain merupakan salah satu tradisi pakaian menjadi busana sehari-hari yang modern
di Indonesia dengan kisah dan pembuatan namun tetao terlihat ciri khas nilai-nilai cultural
hingga pemakaian yang beragam dari berbagai seperti penggunaan motif-motif pada kain
daerah. Sejauh Mata Memandang mengemas batik yang terinspirasi dari objek-objek lokal,
kain sebagai look yang lebih fresh dan menarik, lalu siluet atau bentuk busana yang mengacu
karena umumnya kain biasa digunakan orang- pada baju-baju tradisional daerah Indonesia
orang daerah asli yang masih menjalankan seperti kebaya encim, baju kurung, ataupun
tradisi, ataupun di kota-kota kain digunakan kain. Produk-produk Sejauh Mata Memandang
hanya pada saat acara-acara formal. Namun banyak terinspirasi dari busana tradisional
sejauh mata membawa keindahan penggunaan sehari-hari masyarakat Indonesia. Contohnya
kain yang dapat dipakai sehari-hari dengan look kemben, celana longgar, kebaya kutu baru,
yang lebih sederhana. Sebagian besar kain yang dan kain jarik. Aspek cultural juga mengacu
diproduksi Sukkha Citta dibuat dengan teknik pada community, dalam hal ini Sejauh Mata
batik dan dengan warna-warna yang wearable Memandang berusaha untuk merangkul para
sehingga dapat dipakai ke acaara formal ataupun pengrajin kain tradisional untuk membuat
untuk berkegiatan sehari-hari. produk secara handmade seperti bekerja sama
dengan pengrajin dari Jawa, Bali, dan Sumba.

Jurnal ATRAT V10/N2/05/2022


Tiara Larissa
178
PENUTUP DAFTAR PUSTAKA
Berdasarkan paparan data diatas, maka Buku & Jurnal
dapat disimpulkan bahwa praktik sustainabile Alhaddi, H. (2015): Triple Bottom Line and
Sustainability: A Literature Review.
fashion di Indonesia dapat sangat bergantung
Redfame Publishing. 1 (2).
terhatap aspek cultural dan aesthetics, dimana Arsic, A, K., Misic, M., Radojkovic, M., Prlincevic,
dua aspek ini juga menjadi pengaruh yang B. (2016): Social Aspects of Sustainable
penting bagi terlaksananya 3 aspek utama Development og Enterprises. First
International Conference on Quality of
sustainable practice yaitu environmental, social,
Life.
dan economic. ESCAP. (2021). Resilience in a Riskier World:
Pada aspek environment, brand dapat Managing Systemic Risks from Biological
fokus pada kondisi alam serta penggunaan and Other Natural Hazards. In Asia
Pacific Disaster Report 2021.
material hingga pewarna alam yang tidak
Fletcher, K. (2010). Slow Fashion: An Invitation
memberi dampak buruk terhadap lingkungan for Systems Change. Fashion Practice,
Pada aspek sosial, brand dapat fokus pada 2(2), 259–265. ttps://doi.org/10.2752/
kelompok masyarakat yang sudah memiliki 175693810x12774625387594
Forshee, Jill. (2006): Culture and Customs of
bekal dalam hal craftmenship, dan dapat juga
Indonesia. GreenWood Press, USA.
pengembangan skill bagi kelompok baru. Goodland. (1995). Goodland_1995.pdf.
Pada aspek ekonomi, brand dapat fokus Kawamura, Y. (2005) : Fashion-ology : An
pada ekonomi lokal hingga regional. Introduction to Fashion Studies. Berg,
New York.
Pada aspek aesthetics, brand dapat fokus
Kozlowski, A., Bardecki, M., & Searcy, C.
pada nilai-nilai tradisi yang ada di Indonesia, (2019). Tools for sustainable fashion
dapat mengangkat ciri khas busana hingga kain design: An analysis of their fitness for
dan kerajinan dari berbagai daerah yang menjadi purpose. Sustainability (Switzerland),
11(13), 1–19. https://doi.org/10.3390/
ciri khas keindahan produk tradisi Indonesia.
su11133581
Pada aspek kultural, brand dapat fokus
pada mempertahankan tradisi dari proses Murphy, K. (2012): The social pillar of
manufacturing hingga produksi dari produk sustainable development: A literature
review and framework for policy
tradisi yang dikerjakan langsung oleh suatu
analysis. Sustainability: Science, Practice,
kelompok, dengan mengikuti alur yang memang and Policy, 8(1), 15–29. https://doi.org/
sudah menjadi tradisi bagi kelompok tersebut 10.1080/15487733.2012.11908081
seperti ritual, pola/perilaku, hingga simbol dan Niinimäki, K. (2010). Eco-Clothing, consumer
identity and ideology. Sustainable
nilai-nilai yang tidak dihilangkan, dan ini dapat
Development, 18(3), 150–162. https://
menjadi value dalam hal product attachement. doi.org/10.1002/sd.455
Niinimäki, K. (2013): Sustainable Fashion : New
Approaches. Aalto, Finland.
Papanek, V. (1997): Design for the Real World.
***

Jurnal ATRAT V10/N2/05/2022


Analisis Praktik Sustainable Fashion pada Brand Sejauh Mata Memandang
179
Human Ecology and Social Change. chitra-subyakto-founder-creative-
Thames and Hudson, London. director-sejauh-mata-memandang.
Roy, S., Das, M., Ali, S. M., Raihan, A. S., Paul, S. K., Diakses pada tanggal 5 Mei 2022
& Kabir, G. (2020). Evaluating strategies Sejauh Mata Memandang Story Telling
for environmental sustainability in a Through Indonesian Textiles. (2019):
supply chain of an emerging economy. Diperoleh melalui situs: https://www.
Journal of Cleaner Production, 262, d ew m ag az i n e. c om / s ej au h - m at a -
121389. https://doi.org/10.1016/j. memandang -storytelling-through-
jclepro.2020.121389 indonesian-textiles/. Diakses pada
Spangenberg, J. H. (2005). Economic tanggal 5 mei 2022.
sustainability of the economy: Concepts Ichsan, B. (2021): Sejauh Mata Memandang,
and indicators. International Journal Merek Lokal yang Lestarikan Budaya
of Sustainable Development, 8(1–2), 47– dan Lingkungan. Diperoleh melalui
64. https://doi.org/10.1504/ situs: https://sinarpaginews.com/
ijsd.2005.007374 de s t i n a s i / 4 1 2 5 3 / s e j a u h - m a t a-
Tachega, M. A., Yao, X., Liu, Y., Ahmed, D., Ackaah, m e m a n d a n g - m e r e k-l ok al -y a n g -
W., Gabir, M., & Gyimah, J. (2021). Income lestarikan-budaya-dan-lingkungan.html.
heterogeneity and the environmental Diakses pada tanggal 9 Mei 2022.
kuznets curve turning points: Evidence Bumi Rumah Kita. (2021): diperoleh melalui
from Africa. Sustainability (Switzerland), situs: https://senayancity.com/view-
13(10). https://doi.org/10.3390/ event-id/108-sejauh-mata-memandang-
su13105634 g elar- p am er an -b umi - rum ah -k it a.
Tanzil, M. Y. (2017). The Sustainable Practices Diakses pada tanggal 9 Mei 2022.
of Indonesian Fashion Brands.
Sustainability, Inter-and Trans-Discipline,
Culture towards Creative Economy, 203–
211.

Website
Sejauh Mata Memandang luncurkan koleksi
“Daur” di JFW 2020. (2019). Diperoleh
melalui situs: https://www.antaranews.
com/berita/1129208/sejauh-mata-
memandang-luncurkan-koleksi-daur-di-
jfw-2020#. Diakses pada tanggal 5 Mei
2022.
Kampanye Indonesia Chitra Subyakto. (2021):
Diperoleh melalui situs: https://
www.femina.co.id/profile/kampanye-
indonesia-chitra-subyakto-#. Diakses
pada tanggal 5 Mei 2022.
Chitra Subyakto | Founder & Creative Director
of Sejauh Mata Memandang. (2021):
Diperoleh melalui situs: https://www.
ajourneybespoke.com/journey/people/

Jurnal ATRAT V10/N2/05/2022

You might also like