Professional Documents
Culture Documents
1 SM PDF
1 SM PDF
1 SM PDF
Sri Haryani
Anggota Ombudsman Swasta DIY
Imam Subkhan
Asisten Ombudsman Swasta DIY
ABSTRACT
“When a specific desired end is attained biaya tinggi. Tetapi yang paling parah adalah
we shall say that the action is effective. tidak efisien dan tidak efektif, artinya ada
When the unsought consequences of the pemborosan atau penghambur-hamburan
action are more important than the sumber daya tanpa mencapai sasaran. Efisien
attainment of the desired end and are harus selalu bersifat kuantitatif dan dapat
dissatisfactory, effective action, we shall diukur (measurable), sedangkan efektif
say, it is inefficient. When the unsought mengandung pula pengertian kualitatif.
consequences are unimportant or trivial, Efektif lebih mengarah ke pencapaian
the action is efficient. Accordingly, we sasaran. Efisien dalam menggunakan masukan
shall say that an action is effective if it (input) akan menghasilkan produktivitas
specific objective aim. It is efficient if it tinggi, yang merupakan tujuan dari setiap
satisfies the motives of the aim, whatever it organisasi apapun bidang kegiatannya. Hal
is effective or not”. yang paling rawan adalah apabila efisiensi
Jadi dapat dikatakan bahwa sebuah selalu diartikan sebagai penghematan, karena
kegiatan tersebut adalah efektif apabila tujuan bisa mengganggu operasi, sehingga pada
dari kegiatan itu akhirnya dapat dicapai. gilirannya akan mempengaruhi hasil akhir,
Tetapi bila akibat-akibat yang tidak dicari dari karena sasarannya tidak tercapai dan
kegiatan mempunyai nilai yang lebih penting produktivitasnya juga tidak setinggi yang
dibandingkan dengan hasil yang dicapai diharapkan.
sehingga mengakibatkan ketidakpuasan Penghematan sebenarnya hanya sebagian
meskipun efektif, kegiatan tersebut dapat dari efisiensi. Persepsi yang tidak tepat
dikatakan tidak efisien. Sebaliknya bila akibat mengenai efisiensi dengan menganggap
yang tidak dicari-cari dari kegiatan itu semata-mata sebagai penghematan sama
mempunyai nilai tidak penting atau remeh, halnya dengan penghayatan yang tidak tepat
maka kegiatan tersebut efisien. Dengan mengenai Cost Reduction Program (Program
demikian kita dapat mengatakan sesuatu Pengurangan Biaya), yang sebaiknya dipan-
efektif bila mencapai tujuan tertentu. dang sebagai Cost Improvement Program
Dikatakan efisien bila hal itu memuaskan (Program Perbaikan Biaya) berarti mengefek-
motif tujuan, terlepas apakah efektif atau tifkan biaya. Efektif dikaitkan dengan
tidak. kepemimpinan (leadership) yang menentukan
Menurut Peter Drucker dalam Menuju hal-hal apa yang harus dicapai (what are the
SDM Berdaya (Atmosoeprapto, 2002 : 139), things to be accomplished), sedangkan efisien
menyatakan : “doing the right things is more dikaitkan dengan manajemen, yang mengukur
important than doing the things right” bagaimana sesuatu dapat dilakukan sebaik-
Selanjutnya dijelaskan bahwa: “effectiveness baiknya (how can certain things be best
is to do the right things : while efficiency is to accomplished).
do the things right”. Atau juga “effectiveness
means how far we achieve the goal and 2. Efektivitas P2KP-REKOMPAK
efficiency means how do we mix various P2KP-REKOMPAK merupakan respon
resources properly” kepedulian P2KP sebagai sebuah program
Efisien tetapi tidak efektif berarti dalam yang mengkhususkan pada pemberdayaan
memanfaatkan sumber daya (input) baik, masyarakat miskin untuk terlibat dalam proses
tetapi tidak mencapai sasaran. Sebaliknya, rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana
efektif tetapi tidak efisien berarti dalam gempa bumi di Provinsi DIY dan Jawa
mencapai sasaran menggunakan sumber daya Tengah. Jauh sebelum bencana gempa bumi
berlebihan atau lazim dikatakan ekonomi melanda Yogyakarta dan sebagian Jawa
2007 Haryani & Subkhan 75
Tengah, P2KP telah beroperasi melakukan ekonomi masyarakat miskin korban gempa
program-program pemberdayaan. Program- adalah memulihkan permukiman. Dalam kon-
program penanggulangan kemiskinan P2KP teks inilah P2KP-REKOMPAK atau yang
diorientasikan pada peningkatan kapasitas dulu disebut sebagai P2KP Peduli hadir di
masyarakat sehingga mereka mampu lokasi yang terkena dampak bencana gempa
membangun ekonomi keluarga secara mandiri. bumi guna memfasilitasi masyarakat memba-
Program penanggulangan kemiskinan itu ngun permukiman mereka yang runtuh.
diwujudkan dalam 3 bentuk, yaitu Unit Pendekatan yang digunakan dalam P2KP-
Pengelolaan Lingkungan (UPL), Unit Penge- REKOMPOK secara normatif mengacu pada
lolaan Keuangan (UPK) dan Unit Pengelolaan jiwa dan ruh P2KP yaitu partisipasi dan
Sosial (UPS). Salah satu keunggulan P2KP pemberdayaan masyarakat miskin di tingkat
adalah program ini dikembangkan dengan bawah. Rehabilitasi dan rekonstruksi permu-
melibatkan masyarakat sebagai agen utama. kiman ini disebut berbasis komunitas.
Dalam bahasa yang lebih populer dikenal Sedangkan yang dimaksud partisipasi di sini
sebagai community based program. Maka dari adalah keterlibatan aktif masyarakat miskin
itu dalam P2KP peran birokrasi dan fasilitator dalam semua tahapan atau kegiatan program
diminimalisir. Sebaliknya peran BKM (Badan sejak perencanaan hingga monitoring dan
Keswadayaan Masyarakat) sebagai repre- evaluasi. Adapun tahapan pelaksanaan
sentasi kelembagaan masyarakat di tingkat program ini terlukiskan pada Bagan 1.
lokal diberdayakan sebaik mungkin. Delapan kegiatan pada Bagan 1, masing-
Bentuk-bentuk aktivitas yang dilakukan masing dikategorikan dalam tiga tahapan
oleh P2KP sangat beragam tergantung dari utama, yaitu: Tahap I, yaitu penyiapan
masing-masing unit. Namun dari berbagai masyarakat terdiri dari kegiatan 1 dan 2,
program itu yang paling menonjol adalah dana Tahap II, yaitu perencanaan masyarakat terdiri
bergulir bagi kelompok usaha miskin. Sistem dari kegiatan 3,4,5 dan 6, terakhir Tahap III,
yang dibangun dalam dana bergulir ini adalah yaitu pelaksanaan terdiri dari kegiatan 7 dan 8.
tanggung renteng. Dengan demikian setiap Di luar 8 kegiatan ini sebenarnya ada kegiatan
individu dalam kelompok punya tanggung yang selalu melekat pada setiap kegiatan yaitu
jawab untuk mengembalikan dana pinjaman monitoring dan evaluasi.
itu yang selanjutnya akan digulirkan untuk Dalam pelaksanaan program ini ada empat
kelompok usaha miskin lainnya. Modal awal stakeholder utama yang terlibat, yaitu BKM,
dana bergulir yang dialokasikan oleh pemerintah, KSMP dan DMC. BKM meru-
pemerintah melalui P2KP ini sangat bervariasi pakan institusi lokal yang merepresentasikan
disesuaikan dengan kondisi demografis dan masyarakat yang biasanya diduduki oleh
sosial ekonomi. Di Kabupaten Bantul kisaran tokoh formal dan informal masyarakat. BKM
dana awalnya mulai dari Rp. 100 juta sampai inilah yang selama ini bertanggung jawab dan
dengan Rp. 500 juta. melaksanakan program P2KP reguler. Sedang-
Kelompok yang mengalami dampak kan dalam konteks P2KP-REKOMPAK BKM
terberat akibat bencana gempa bumi salah sebenarnya lebih berfungsi sebagai fasilitator
satunya adalah kelompok miskin yang selama dan mediator. Aktor pemerintah yang terlibat
ini menjadi sasaran P2KP. Mereka bukan dalam program ini adalah pemerintah desa
hanya kehilangan saudara dan tetangga, atau kelurahan. Fungsi mereka sebenarnya
namun juga mengalami kelumpuhan akses lebih pada koordinasi karena program ini
sumber daya ekonomi karena sumber daya dan dilaksanakan di wilayah desa dan bersentuhan
kapital yang mereka miliki ikut hancur. Salah langsung dengan penduduk desa.
satu prasyarat terpenting untuk membangun
76 Jurnal Ekonomi & Bisnis Indonesia Januari
5. Pembentukan
4. Rencana
KSMP dan Bengkel
Program
Konstruksi
Prioritas
Rehab
3. Survei KebutuhanRumah dan
Program
Prioritas Rumah dan 6. Pengajuan dan
Program DaruratDarurat Administrasi
Penyaluran Dana
Bantuan
7. Pencairan BLM
2. Rembug Kesiapan Perumahan dan
Masyarakat BLM Prasarana
8. Pelaksanaan
1. Konsolidasi BKM
Pembangunan
dan Lurah
Efektivitas P2KP-
REKOMPAK
6. Waktu dan Tempat Penelitian kriteria sasaran penerima BLM-P antara lain:
Penelitian ini akan dilaksanakan pada miskin; rumah roboh; janda; punya
bulan Desember 2006. Adapun tempat tanggungan anak banyak; belum mendapatkan
penelitian berada di Kabupaten Bantul. bantuan rumah; dan seterusnya.
Sosialisasi kriteria ini biasanya dilakukan
HASIL PENELITIAN DAN bersamaan dengan rembug warga atau rembug
PEMBAHASAN kesiapan masyarakat yang dihadiri oleh
anggota BKM, tokoh masyarakat, aparat dan
1. Aspek Sasaran
lembaga desa. Dalam rembug warga ini pula
Aspek sasaran yang dimaksudkan di sini dilakukan pengajuan nama-nama calon
adalah aspek kelompok sasaran penerima sasaran yang layak mendapatkan bantuan.
Bantuan Langsung Masyarakat Perumahan Setelah ada daftar nama calon sasaran baru
(BLM-P). Dalam petunjuk teknis yang dilakukan survei. Hampir semua responden
disosialisasikan oleh Tim DMC dinyatakan penerima bantuan, yaitu 93 persen mengaku
bahwa sasaran penerima BLM-P harus pernah di survei.
memenuhi kriteria yang sudah ditetapkan
sebelumnya. Secara teknis tahapan paling Grafik 2. Survei Calon Penerima BLM
awal dalam penentuan sasaran program ini Perumahan
adalah sosialisasi kriteria sasaran. Sosialisasi 7%
ini dilakukan oleh fasilitator kelurahan yang
ditunjuk oleh Koordinator Lapangan (Korlap).
Dalam sosialisasi ini tidak semua warga serta
merta mau menerima bantuan.
60
7%
40
22 22 23
20 17
13
4
0
oleh Pak Lik yang kebetulan menjadi kadus, gotong royong. Hasil survei menunjukan
setelah itu kami dapat bantuan P2KP- bahwa 77 persen responden mengetahui tujuan
REKOMPAK,” kata Darsono yang juga KSMP, 9 persen menjawab tidak tahu, dan 14
kebetulan seorang pengusaha angkutan. persen tidak menjawab (Grafik 5).
2. Aspek Kelembagaan
Grafik 5. Pengetahuan Tujuan KSMP
Aspek kelembagaan dalam konteks ini
adalah institusi KSMP sebagai kelompok
100
penerima bantuan yang beranggotakan rata- 77
rata antara 10–15 orang. Sebagai subjek 80
Prosentase
utama, kelompok penerima yang dilemba-
60
gakan dalam bentuk institusi KSMP memiliki
peran yang sangat penting dalam pencapaian 40
tujuan P2KP-REKOMPAK secara keselu- 14
20 9
ruhan. Salah satu tolok ukur keberhasilan
P2KP-REKOMPAK adalah kemampuan 0
KSMP dalam mengorganisir dirinya secara Tahu Tidak Tahu Tidak Jawab
mandiri dalam menjalankan program reha-
bilitasi dan rekonstruksi permukiman. Untuk Dari 77 persen yang mengetahui tujuan
mencapai ini setiap anggota KSMP KSMP hanya 55 persen yang meyakini bahwa
semestinya diberikan pemahaman yang utuh tujuan KSMP telah tercapai dan 44 persen
dan menyeluruh tentang tujuan, tugas dan mengatakan belum tercapai. Beberapa faktor
fungsi KSMP dalam pelaksanaan program penyebab belum tercapainya tujuan itu adalah
P2KP-REKOMPAK. sikap pasif anggota KSMP dalam kegiatan
P2KP-REKOMPAK. Sikap pasif ini tidaklah
Tujuan utama dibentuknya KSMP adalah
muncul dari ruang kosong, namun ada konteks
mengorganisir kelompok penerima bantuan
yang menjadikan partisipasi mereka rendah,
untuk melakukan rehabilitasi dan rekonstruksi
yaitu terbatasnya ruang akses mereka. Namun
permukiman secara mandiri, partisipatif dan
Meskipun rumah mereka roboh dan hancur karena terkena dampak bencana gempa
bumi yang meluluhlantakan bumi Bantul di pagi hari 27 Mei 2006, tidak serta merta
membuat mereka menerima dengan lapang setiap bantuan yang datang. Sulit dipahami
bahwa ada kelompok masyarakat korban gempa yang menolak bantuan, padahal mereka
sangat membutuhkan.
Bantuan pembangunan rumah melalui program P2KP-REKOMPAK siklus 1 ternyata
ditolak oleh warga salah satu dusun di Desa Mulyodadi, Kecamatan Bambanglipuro dan Desa
Pendowoharjo, Kecamatan Sewon. Penolakan ini disebabkan karena hanya beberapa gelintir
saja warga yang mendapatkan bantuan. Padahal saat itu hampir seluruh rumah di sana
roboh. “Kami takut jika menerima bantuan itu akan menimbulkan kecemburuan sosial”,
demikian kata salah seorang warga. Mereka lebih memilih menjaga solidaritas sosial dan
menolak atau lebih tepatnya”menunda” bantuan P2KP-REKOMPAK. Hal ini terbukti ketika
program POKMAS sudah masuk ke seluruh desa di Bantul, dan jumlah penerima bantuan
pembangunan rumah P2KP-REKOMPAK lebih banyak pada siklus 2, akhirnya warga dusun
menerima bantuan ini.
82 Jurnal Ekonomi & Bisnis Indonesia Januari
Prosentase
60
60 44
40
responden. Penunjukan ini secara objektif
20 didasarkan pada kapasitas orang itu atau
berdasarkan kedekatan personal yang dapat
0 diajak kerjasama dalam pelaksanaan program
Tercapai Belum Tercapai P2KP-REKOMPAK ini. Beberapa BKM bah-
kan sengaja menunjuk langsung ketua KSMP
Keterbatasan ruang akses anggota KSMP untuk mempercepat proses pembangunan
untuk terlibat dalam pelaksanaan P2KP- rumah. “Kesuwen, kalau pakai musyawarah
REKOMPAK juga disebabkan oleh peran dan rapat segala”, kata mereka. Mekanisme
BKM, aparat desa dan fasilitator yang terlalu lain yang ditempuh adalah melalui voting.
dominan sejak dari pembentukan KSMP, Jumlahnya tidak banyak hanya 7 persen dari
pemilihan ketua KSMP hingga pengelolaan total responden. Mekanisme ini biasanya
dana KSMP. Pembentukan KSMP dilakukan ditempuh manakala mekanisme musyawarah
setelah dilakukan survei dan penetapan tidak mencapai mufakat (Grafik 8).
sasaran yang berhak mendapatkan bantuan
perumahan. Sebanyak 27 persen responden Grafik 8. Proses Pemilihan Ketua KSMP
berpendapat bahwa pembentukan KSMP
kurang demokratis dan partisipatif, 5 persen 100
menyatakan tidak demokratis dan partisipatif.
80
Meskipun demikian mayoritas responden yaitu
Prosentase
66
sebesar 68 persen berpendapat bahwa 60
pembentukan KSMP sudah demokratis dan
40
partisipatif (Grafik 7). 20
20
Proses pembentukan KSMP yang 7 7
demokratis dan partisipatif linier dengan 0
proses pemilihan ketua KSMP yang Penunjukan Musya- Voting Lainnya
langsung warah
mayoritas, yaitu 66 persen dilakukan dengan
musyawarah mufakat. Peran BKM dan aparat
desa dalam proses pemilihan ketua KSMP
Proses pembentukan KSMP yang tidak
terlihat dalam penunjukan langsung terhadap
demokratis dan ketua KSMP yang ditunjuk
anggota KSMP yang mereka layak menjadi
langsung oleh BKM atau aparat desa
ketua KSMP, yaitu 20 persen dari total
menunjukan relasi KSMP yang tidak
2007 Haryani & Subkhan 83
seimbang dengan BKM. Ada tiga pola relasi hal yang dibahas dalam pertemuan sebagian
yang muncul, yaitu KSMP mandiri dari BKM, besar berkenaan dengan pembangunan rumah
BKM hanya memfasilitasi KSMP, BKM yang tengah dilakukan antara lain soal
dominan atas KSMP. Pola relasi yang terbesar pembelian bahan material, jadwal pemba-
adalah BKM dominan atas KSMP yang ngunan, struktur bangunan, target pemba-
berjumlah 50 persen, disusul pola BKM hanya ngunan. Kedua adalah yang berhubungan
memfasilitasi KSMP sebesar 41 persen. dengan aspek keuangan antara lain soal
KSMP yang benar-benar mandiri dari BKM pencairan dana, penggunaan dana, laporan
hanya 9 persen. pengeluaran dana. Terakhir dalam pertemuan
koordinasi ini juga disampaikan masalah dan
Grafik 9. Relasi BKM dan KSMP keluhan yang dihadapi oleh anggota. Dalam
pertemuan koordinasi KSMP biasanya salah
100
seorang anggota BKM dan fasilitator juga
80 hadir.
Prosentase
60 50
41 Grafik 10.Penyebab KSMP Kurang
40 Berperan
20 100
9
0 80
Prosentase
61
KSMP Mandiri BKM Hanya BKM Dominan 60
dari BKM Memfasi- atas KSMP
litasi KSMP 40
21
20 11
Minimal ada tiga sebab utama mengapa 7
pola relasi terbanyak adalah BKM dominan 0
atas KSMP, yaitu: kapasitas KSMP rendah; Kapasitas Dominasi Koordi- Lainnya
peran BKM yang terlalu dominan; dan KSMP BKM nasi
koordinasi antaranggota KSMP yang lemah. rendah Lemah
Faktor kapasitas KSMP yang rendah menjadi
penyebab terbesar dari pola relasi itu, yaitu Grafik 11.Pertemuan Koordinasi KSMP
sebesar 61 persen, disusul oleh koordinasi
KSMP yang lemah sebesar 21 persen dan
peran BKM yang terlalu dominan sebesar 11 100
persen. Khusus untuk pertemuan koordinasi 77
80
KSMP selain pertemuan pertama pada saat
Prosentase
60
80
42
Prosentase
39
40 60
40 30 30
20 12 23
6 20
6 9
0 0 2
Sebulan Seminggu Dua Insidental Faskel BKM KSMP Tokoh Peme- Lain-
Sekali Sekali Minggu Masya- rintah nya
Sekali rakat Desa
Dengan demikian sebenarnya sistem pemba- Grafik 16. Pencapain Target Waktu
ngunan yang berjalan menggunakan sistem Pembangunan
kombinasi tenaga tukang profesional dan 100
keterlibatan penerima bantuan. Dalam banyak
kasus pelibatan penerima bantuan sebagai 80
Prosentase
tenaga bangunan yang dibayar sengaja dilaku- 60 52
kan untuk menambah pendapatan mereka. 41
40
57%
Grafik 17. Struktur Bangunan Sesuai
Standar
Tidak Terlibat 2% 11%
Terlibat
imbal swadaya dalam pembangunan rumah pencapaian tujuan KSMP adalah aspek
mereka. administrasi keuangan. Aspek ini berkenaan
dengan pengelolaan dana BLM Perumahan
yang diterima oleh KSMP. Sebagaimana
Grafik 18.Kontribusi Imbal Swadaya
diketahui bahwa singkatnya setelah proposal
20% pengajuan pembangunan rumah beserta
dokumen disetujui oleh Tim DMC, maka dana
bantuan akan dikirimkan kepada penerima
bantuan melalui rekening KSMP. Jadi tidak
langsung dikirimkan kepada rekening setiap
orang penerima bantuan. Untuk mengambil
Ada 80% uang di rekening KSMP harus mendapatkan
Tidak Ada persetujuan dari lurah, BKM dan anggota
KSMP yang lain. Dana tidak dikirimkan
secara keseluruhan, melainkan berdasarkan
Grafik 19.Monitoring dan Evaluasi termin masing-masing 30 persen, 40 persen
Bangunan dari Tim DMC dan termin ketiga 30 persen.
9% Setelah dana diambil dari bank, maka
dana tersebut dikelola atau dibelanjakan untuk
kebutuhan pembangunan rumah. Dalam
mengelola dana itu masing-masing berbeda di
setiap kelurahan. Ada tiga pola umum
pengelolaan dana bantuan perumahan ini,
yaitu: pertama, dana dikelola sepenuhnya
Ada 91%
secara mandiri oleh KSMP; kedua, dana
Tidak Ada dikelola oleh badan khusus yang dibentuk oleh
BKM atas persetujuan KSMP, ketiga, dana
Keberhasilan pembangunan rumah yang dikelola sepenuhnya oleh BKM. Pengelolaan
sesuai standar tahan gempa P2KP- oleh KSMP misalnya dijumpai di Desa
REKOMPAK tidak dapat dilepaskan dari Sriharjo, Kecamatan Imogiri. Secara bergilir
peran Tim DMC terutama fasilitator teknis antara Ketua, Bendahara dan Sekretaris
yang secara ketat mendampingi dan memegang dana itu dan dibelanjakan
mengawasi pembangunan. Kalaupun dijumpai bersama-sama didampingi oleh fasilitator
kejadian pembangunan rumah yang tidak kelurahan. Dalam kasus ini, kemandirian
sesuai standar jumlah sangat sedikit seperti KSMP juga dipengaruhi oleh faktor BKM
yang terjadi di Desa Mulyodadi, Kecamatan
Bambanglipuro yang akhirnya diminta Grafik 20. Tenaga Administrasi Khusus
dibongkar kembali. Sebanyak 91 persen Yang Mengelola Dana BLM Perumahan
responden mengaku ada monitoring dan
2%
evaluasi pengecekan bangunan dari Tim DMC
dan hanya 9 persen yang tidak pernah merasa
43%
dimonitoring dan dievaluasi.
55%
4. Aspek Administrasi Keuangan
Ya
Aspek yang tidak kalah penting yang Tidak
sangat berpengaruh bagi keberhasilan Tidak Tahu
2007 Haryani & Subkhan 87
yang secara institusi tidak kuat dan intervensi belum selesai sehingga belum dibuat lapo-
fasilitator yang terlalu jauh ke KSMP sehingga rannya. Namun demikian mereka mengaku
mengabaikan BKM. nanti akan membuat laporan berdasarkan
Tenaga administrasi atau keuangan yang catatan pengeluaran dan pemasukan dana.
khusus mengelola dana ini hanya dijumpai Untuk menjamin pemenuhan prinsip
pada pola pengelolaan yang kedua dan ketiga. transparansi semestinya seluruh penggunaan
Pada model pengelolaan yang kedua, badan dana bantuan diketahui oleh semua anggota
khusus yang diciptakan beragam. Ada yang KSMP sebagai kelompok penerima bantuan.
disebut panitia sembilan beranggota BKM, Sebanyak 80 persen responden menyatakan
tokoh masyarakat dan aparat desa/lembaga bahwa semua penggunaan dana bantuan
desa. Ada juga yang menyebutnya sebagai diketahui oleh anggota KSMP. Dalam
kelompok relawan. Meskipun disebut relawan, kerangka pemenuhan prinsip ini, ada berbagai
tenaga administrasi ini mendapatkan insentif cara yang ditempuh oleh pihak pengelola dana
yang diambil dari dana operasional sebesar 2,5 untuk menginformasikan penggunaan dana
persen setiap rumah atau Rp 500 ribu setiap kepada seluruh anggota KSMP. Sebagian
rumah. Sedangkan pada pola yang ketiga, besar, yaitu 44 persen menginformasikan
BKM menggunakan institusi UPK (Unit dengan cara melalui pemberitahuan tertulis
Pengelola Keuangan) untuk mengelola dana yang tertera dalam laporan. Cara lain adalah
bantuan perumahan. Dari data survei menun- memberitahukan dalam pertemuan KSMP
jukan bahwa mereka yang menggunakan secara periodik, yaitu 27 persen, dan
tenaga administrasi khusus dalam pengelolaan pemberitahuan lisan kepada setiap anggota
dana sebesar 55 persen dan 43 persen tidak KSMP sebanyak 16 persen. Sisanya menjawab
menggunakan tenaga administrasi khusus. tidak tahu.
Keberadaan tenaga administrasi khusus
Grafik 22. Penggunaan Dana BLMP
sebenarnya ditujukan untuk membantu dalam Diketahui KSMP
pencatatan dan pembuatan laporan keuangan 20%
penggunaan dana BLM-P. Laporan ini sangat
penting untuk memenuhi prinsip akuntabilitas
dalam penggunaan dana. Sebanyak 75 persen
responden mengaku membuat laporan
keuangan penggunaan dana BLM-P, dan
sebanyak 25 persen mereka mengaku belum
80%
membuat laporan keuangan. Pada umumnya Diketahui
mereka yang belum membuat laporan Tidak Diketahui
keuangan penggunaan dana beralasan
pembangunan rumah, terutama untuk siklus II, Grafik 23.Cara Anggota KSMP mengetahui
Penggunaan Dana BLM Perumahan
100
Grafik 21. Laporan Keuangan
80
Penggunaan Dana BLMP Secara Tertulis
Prosentase
25% 60
44
40 27
20 16 13
0
Pertemuan Pemberi- Pemberi- Lainnya
Ada 75% KSMP tahuan tahuan
Tidak Ada Lisan Tertulis
88 Jurnal Ekonomi & Bisnis Indonesia Januari
Dana bantuan sebesar Rp. 20 juta untuk Berdasarkan data survei, ternyata ada 23
setiap rumah terkadang tidak habis persen responden yang mengaku dana bantuan
dibelanjakan atau bahkan kurang. Sebagian itu tidak habis dibelanjakan atau masih sisa.
besar responden mengaku tidak merasa Jumlah sisanya bervariasi antara Rp. 500 ribu
kekuarangan dana dalam membangun rumah. sampai Rp. 1 juta per rumah. Sisa dana ini
Sebanyak 27 persen responden menyatakan disebabkan karena mereka mampu menekan
masih kekurangan dana untuk membangun biaya tukang dan mendapatkan harga bahan
rumah sesuai standar P2KP-REKOMPAK. bangunan yang murah.
Untuk menutup kekurangan dana ini sebanyak
42 persen berasal dari swadaya anggota Grafik 25. Apakah Semua Dana Bantuan
KSMP. BKM juga membantu dengan Habis?
100
mengalokasikan dana pinjaman dari Kas BKM
yang berasal dari dana reguler. Kekurangan 80 66
Prosentase
dana ini diakibatkan oleh naiknya harga bahan
60
bangunan dan mahalnya tenaga tukang yang
menggarap. 40
23
20 11
Grafik 24. Apakah Ada Kekurangan
Dana? 0
7% Ya Tidak Tidak Tahu
27%
Ya
66%
Tidak
Tidak Tahu
Ya
80%
Tidak
Grafik 25. Sumber Untuk Menutup
Kekurangan
Penggunaan sisa dana sangat tergantung
25%
33% dari keputusan seluruh anggota KSMP. Seperti
yang terjadi di Desa Jambidan, Kecamatan
Banguntapan anggota KSMP siklus I sepakat
untuk membelanjakan dana sisa untuk
membeli keramik yang nanti akan dipasang di
seluruh rumah anggota KSMP siklus I. Namun
42% Kas BKM yang jelas dana sisa itu masuk dalam laporan
sebagai bentuk akuntabilitas anggaran. Hanya
Swadaya KSMP
BKM 20 persen dari total responden yang
Lainnya
KSMP menyatakan bahwa dana sisa itu tidak
a dimasukkan dalam laporan.
2007 Haryani & Subkhan 89
juga halnya jika ada sisa dana akan menentukan prioritas calon penerima
dimasukkan dalam laporan yang penggu- bantuan hibah rumah P2KP-REKOMPAK.
naannya harus sesuai kesepakatan seluruh Hal ini dimaksudkan untuk menghindari
anggota KSMP. ketidaktepatan dan ketidaksesuaian kriteria
Meskipun penelitian ini menyimpulkan penerima bantuan.
bahwa proyek P2KP-REKOMPAK efektif, 2. Penentuan berapa jumlah bantuan rumah
namun dari hasil wawancara kepada pihak- untuk masing-masing BKM hendaknya
pihak yang berkompeten terhadap pelaksanaan didasarkan pada need assessment, bukan
P2KP-REKOMPAK yaitu Badan Keswada- penjatahan.
yaan Masyarat (BKM), Kelompok Swadaya 3. DMC dan BKM di masing-masing desa
Masyarakat Perumahan (KSMP), Distric penerima bantuan rumah P2KP-
Management Consultant (DMC) dan REKOMPAK hendaknya mengoptimalkan
perangkat desa namun ada 3 permasalahan rembug warga, sehingga proses perenca-
yang perlu mendapat perhatian. naan, penentuan kriteria penerima, dan
1. Rembug warga yang semestinya menjadi implementasi program P2KP-
forum penentu penerima sasaran kurang REKOMPAK dapat sesuai dan tepat
berjalan optimal. Pihak-pihak seperti sasaran.
BKM, dan perangkat desa seperti Ketua 4. Tugas pemberdayaan masyarakat miskin,
RT, Kadus , dan Lurah/Kepala Desa masih dalam hal ini KSMP, merupakan tugas
dominan dalam menentukan siapa yang bersama DMC, fasilitator kelurahan
layak mendapatkan bantuan rumah. Hal ini (faskel), koordinator lapangan (korlap),
yang menyebabkan penerima bantuan BLM, dan aparat pemerintah desa. Untuk
rumah adalah mereka yang tidak itu masing-masing dapat mengambil
memenuhi kriteria dan asas-asas P2KP- tanggung jawab sesuai dengan tugas dan
REKOMPAK. wewenangnya.
2. Relasi yang terjadi antara KSMP dengan 5. DMC hendaknya melibatkan Badan
BKM menunjukkan bahwa sebagian besar Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan
BKM terlalu dominan dalam setiap (BPKP) untuk dapat melakukan penga-
tahapan REKOMPAK, sehingga tujuan wasan dalam setiap tahap, baik menyang-
memandirikan atau memberdayakan kut sasaran maupun prosedur yang harus
KSMP menjadi terhambat. dijalankan.
3. Meskipun dari aspek pembangunan rumah 6. Bank Dunia sebagai pemberi bantuan
efektif, namun karena adanya kelambatan dalam bentuk pinjaman hendaknya ikut
pencairan dana untuk setiap terminnya, bertanggung jawab dalam pengawasan
maka terlambat pula target penyelesaian dengan membentuk lembaga pengawas
rumah yang telah direncanakan. Selain itu, independen yang bertugas mengawasi
mekanisme pembangunan rumah yang penggunaan dana ini sampai sasaran.
berprinsip pada kegotong-royongan atau
dikenal dengan istilah “sambatan” diantara DAFTAR BACAAN
anggota KSMP juga tidak banyak berjalan.
Anonim. 2002. Pedoman Umum P2KP:
Merujuk pada kesimpulan diatas, ada
Bersama Membangun Kemandirian dalam
beberapa rekomendasi yang perlu dilakukan
Pengembangan Masyarakat serta
yaitu:
Perumahan dan Permukiman yang
1. DMC bersama-sama BKM setempat hen- Berkelanjutan. Dirjen Perumahan dan
daknya melakukan need assessment untuk
2007 Haryani & Subkhan 91