Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 4

HABIB AHMAD ISLAMKAN 100 RIBU

ORANG

Al Habib Ahmad Mashur Al Haddad lahir pada tahun 1907 M bertepatan 1325 H.
Ayah beliau Al Habib Toha Bin Ali Al Haddad merupakan waliyulloh yang tersembunyi,
tidak menampakkan kewaliyannya selama hidup. 

Adapun ibunda beliau Syarifah Shofiyyah Binti Imam Sayyid Tohir Bin Umar Al
Haddad merupakan wanita yang istimewa yang dekat dengan Allah Swt. Keluarga al-Habib
Ahmad Mashur al-Haddad sempat tinggal lama di Indonesia sebelum pindah ke negara
asalnya Hadramaut. 

Habib Ahmad merupakan seorang ulama yang tidak diragukan lagi keilmuannya.
Beliau merupakan seorang yang sangat tekun dalam mencari ilmu. Masa mudanya dihabiskan
untuk mencari ilmu di "Rubat Qoidun", nama suatu pesantren di daerah Hadramaut kepada
Habib Abdulloh bin Thahir al-Haddad. Beliau juga mencari ilmu ke Indonesia, kepada
pamannya sendiri yakni Habib Alwi bin Thahir al-Haddad. Dan masih banyak ulama lainnya
yang menjadi guru beliau.

Beliau merupakan sosok yang sangat berbakti kepada kedua orang tuanya. Bahkan
menurut kisah murid beliau, Syeikh Muhammad Ba'athiyah menuturkan begini: "Suatu ketika
ibunda beliau salah faham kepada Habib Ahmad. Lalu saking takutnya kepada murka ibunya,
Habib Ahmad tidur di depan pintu kamar ibunda beliau hingga ibundanya terjaga."
Berdakwah ke Afrika
Doa dari segenap gurunya dan kedua orang tuanya menghantarkan beliau menjadi
seorang ulama besar penggiat dakwah. Bermula dari Hadromaut lalu kemudian ke Jeddah, ia
pun kemudian memutuskan pergi berdakwah ke Kenya, Tanzania, dan Uganda yang sedang
terpuruk baik ekonomi maupun moralitasnya.

Pada mulanya, beliau melakukan dakwah di Afrika Timur, tepatnya di "zinjibar". Di


sana beliau mengajarkan tentang Islam dan memberikan pelajaran mengenai makna ayat Al-
Quran dan memulainya dari makna surat al Fatihah. Saking mendalamnya ilmu, ketika
memaknai ayat "iyyaka na'budu wa iyyaka nastain" saja beliau menghabiskan waktu selama
dua minggu.

Ketika Habib Ahmad mengetahui bahwa di daerah Afrika Timur hanya ada sedikit
orang yang berdakwah kejalan Allah, akhirnya beliau memutuskkan tinggal disana, tepatnya
di daerah "Mambassa". Dari sanalah beliau mulai serius menangani dakwah mengislamkan
penduduk lokal.

Beliau berdakwah tak kenal lelah masuk ke dalam hutan menyusuri padang pasir luas,
masuk ke desa pedalaman hanya demi mengenalkan Islam kepada penduduk lokal yang
masih banyak menyembah berhala, matahari, api dan arwah ghaib. Memang tidak mudah
karena pasti membutuhkan mental tangguh untuk menghadapi watak penduduk lokal yang
masih sangat primitif dan keras.

Selain itu, bahaya terkaman binatang buas juga tidak menyurutkan semangat beliau
berdakwah mengingat negara afrika masih sangat banyak hewan buas dan predator
pemangsa.

Selama berdakwah, Habib Ahmad mengajak muridnya yang bisa berkomunikasi


dengan bahasa penduduk sekitar, metode dakwah beliau sangat simple sekali. Di tengah
hutan beliau memasak makanan dan minuman susu kemudian membagikannya kepada
penduduk di sana. Barulah kemudian beliau mulai mengenalkan tentang makna persaudaraan
Islam. Hingga banyak dikalangan mereka yang menerima Islam bahkan tak jarang seluruh
penduduknya langsung memutuskan masuk Islam.

Beliau tiada henti-hentinya memohon kepada Allah Swt agar penduduk yang beliau
dakwahi bisa luluh hatinya dan masuk agama islam. Lelah dan penat tidak beliau hiraukan
berpindah dari tempat ketempat, dari hutan ke hutan, dari desa ke desa beliau lalui demi
dakwah ilallah.

Habib Umar Bin Hafidz mengisahkan tentang metode awal dakwah Habib
Ahmad: "Al Habib Ahmad al-Haddad membuka toko kecil untuk keperluan sehari hari,
kemudian setiap ada yang membeli sesuatu pasti oleh beliau ditambahi atau diberi bonus.
Misalnya, kalau beli teh oleh beliau dikasih sedikit gula sambil berkata "ini saya tambahi gula
biar seduhan tehnya enak,". Atau ketika ada orang beli gandum diberi bonus garam atau
merica hingga akhirnya orang sekampung heran ini agama apa? Ini ajaran dari mana?
Akhirnya mereka pun tertarik belajar tentang Islam. Jadi setiap Habib Ahmad pindah tempat
dakwah, selalu buka toko" pungkasnya sambil tersenyum.
Seorang da'i yang tulus berjuang dalam dakwah IlaAllah paham betul bagaimana cara
menyampaikan risalah Islam kepada ummat. Menjadikannya sebagai rahmatan lil
alamin disertai penuh kesungguhan melalui hikmah, cinta kasih dan mauidlotul hasanah.

Puluhan ribu berhasil beliau islamkan bahkan murid beliau Syidi Syeikh Muhammad
bin Ali Baatiyah mengatakan bahwa orang yang masuk Islam kepada beliau tercatat hampir
mendekati 100 ribu orang dan itu terus bertambah hingga hari ini. Subhanalloh..!!

Selama al-Habib Ahmad bin Thaha Mashur al-Haddad berada di Kambala, Uganda
beliau mendapatkan sambutan hangat. Setiap orang yang melihat beliau langsung jatuh cinta
pada beliau dan merasakan mereka ketenangan. Beliau juga bisa merubah beberapa tradisi
lokal yang tidak baik, serta memperbaiki kebiasaan kebiasaan yang diwariskan turun temurun
yang buruk akibat ketidaktahuan terhadap syariat Islam.

Beliau sering mengisi dakwah dan majelisnya di masjid "Nakasiru", memberikan


pelajaran kepada anak anak dan dewasa mulai dari Nol hingga pelajaran tafsir, hadits dan
akhlaq.

Sebelum dari masjid Nakasiru ini aHabib Ahmad pernah juga berada di kediaman
Habib Abdullah Bidh di kota Arwa. Di sana beliau meletakkan batu pertama pembangunan
masjid Riyadh dan madrasah Hayatul Islam dan juga dua masjid lainnya di dekat Sungai Nil.
Sebab banyak sekali penduduk setempat yang sudah masuk Islam di tangan al Habib Ahmad
Mashur Thaha al Haddad.

Kemudian di daerah "Orinku" beliau mendirikan madrosah An Nur dan Masjid At


Taqwa. Pada tahun 1966 M daerah yang semula non muslim, setelah berada dalam dakwah
beliau, daerah itu kini berubah menjadi kawasan muslimin dan hampir 90% penduduknya
menjadi muallaf.

Di daerah tersebut beliau banyak membangun madrasah dan masjid. Perjalanan beliau
sering ditemani oleh Sayyid Sa'id Bidh pada 1949-1950 M dan ditemani pula Syeikh
Abdullah Ba Rua'idah dan Syeikh Amin. Beliau pun meneruskan dakwah hingga kawasan
Timur Selatan Uganda, yaitu padang panjang "Karomoja", barat Kenya "Kosomo" dan
sekitarnya.

Bersama Habib Said Bidh, Habib Ahmad berdakwah tanpa kenal lelah bahkan beliau
terus melanjutkan hingga batas Timur Utara Negara Kongo dan masuk ke pedalaman di sana.
Juga masuk ke daerah Selatan negara Sudan, "Jhoba" dan "Wawu". Perjalanan rihlahnya
tersebut memberikan dampak positif bagi setiap orang yang melihat, mendengar dan bertemu
dengannya.

Dampak positif itu bisa anda lihat hingga saat ini di daerah tersebut segenap
penduduk yang telah menjadi muslim menjadikan al Habib Ahmad al Haddad sebagai sosok
primadona penyelamat mereka dari kegelapan menuju kehidupan yang terang benderang.

Beliau merupakan sosok ulama yang sangat tawadlu', zuhud, waro' dan santun.
Dakwah beliau terdengar hingga seluruh penjuru Afrika. Sosok ulama sufi yang satu ini siang
malam tidak pernah sepi dari tamu di rumahnya. Di jeddah, datang tamu berbagai negara,
dari Indonesia, Argentina, Spanyol, Inggris, Amerika, Singapura, dan yang mengherankan
mereka kebanyakan tidak bisa berbahasa Arab tetapi dengan melihat Habib Ahmad saja
mereka langsung jatuh cinta.

Bahkan banyak dari kalangan presiden negara negara Afrika yang berkunjung dan
memohon doa pada beliau di kediaman meskipun beliau sendiri bukanlah orang yang terjun
kedunia politik seperti presiden Jirrzul Qomar Sayyid Ahmad Abdulloh, Presiden Jirzul
Qomar Muhammad Jauhar, presiden Tanzania, serta menteri menteri lainnya.

Sementara kalangan ulama yang sering berjumpa beliau di kediamannya, antara lain
teman akrabnya Syeh Mutawalli Assya'rowi, Sayyid Amin al Husaini mufti Palestina, Syeikh
Allamah Muhammad Blantu mufti Halabi Syiria, Muhaddits Sayyid Abdulloh al-Ghimari,
Syeikh Muhammad Abdul Fath Abu Ghudah, Syeikh Muhammad Ali Ashobuni, Syeikh DR
Saifuddin, Syeikh Ahmad Ali Abul Aza'im Sudani, Habib Abdul Qodir Assegaf, Habib
Muhammad Alwi al Maliki dan banyak lagi ulama lainnya.

Kisah ini saya dapatkan dari guru saya Syeikh Muhammad Ba'atiyah, murid Habib
Ahmad Mashur Thaha al-Haddad dan beberapa referansi lainnya.

ANALISIS DAN NILAI KETELADANANNYA


 Menuntut ilmu tidak kenal lelah, sampai akhirnya banyak mendapatkan ilmu yang
baik dan juga bermanfaat untuk kedepannya.
 Sabar menjalankan dan menyebarkan dakwah islam dengan cara yang santun dan
hangat.
 Saantun terhadap sesama, walaupun berbeda keyakinan tetap menghargai dan
membantu menuntun ke jalan yang benar.

NUZULA WARDHA AULIYA


XII MMC / 28

You might also like