Ni Ketut Somoyani1 JSH V9N1

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

ASTAXANTHIN ORAL MEMPERTAHANKAN JUMLAH SEL

SPERMATOGENIK MENCIT YANG MENGALAMI


AKTIVITAS FISIK MAKSIMAL

Ni Ketut Somoyani1

Abstract. Fertility is one of important thing in determining a person’s survival.


Fertility can be impaired when in the body presence quite a lot of free radicals.
Astaxanthin is able to break the chain of free radical reactive oxygen in cell membrane
to prevent lipid peroxidation. This study was aimed at determining the effect of
astaxanthin in the number of spermatogenic cells of mice (Mus musculus) induced
by physical overtraining. This was a true experimental study with pre-test and post-
test control group design. The samples of this study were strain Balb-C adult male
mice. Randomly, 32 mice were divided into two groups, 16 mice were used for control
group ( P0=the group was given physical overtraining and glyserin), and 16 mice
were used for treatment group (P1=the group was given physical overtraining and
astaxanthin 0,01 mg which was dissolved in glyserin). The rests of the mice were
used for post-test examination after 35 days treatment. On the 36th day, all the rest
mice were necropsied for microscopic testicle preparation. Data were analyzed by
independent sample t-test. The result showed that there was a significant difference
in the number of spermatogenic cells (p<0,05) after astaxanthin treatment. It can
be concluded that astaxanthin increase the number of spermatogenic cells of mice
induced by physical overtraining. The result of this study is expected to be used as a
baseline of further study to test influence of astaxanthin on the function of the
other reproduction organ like the function of tubulus seminiferus, Leydig cells, and
level of testosterone hormon.
Keywords : Astaxanthin, pyisical overtraining, spermatogenic cels.

Setiap pasangan (laki-laki dan perempuan) beberapa faktor yang dikelompokkan


mengharapkan dapat hidup secara normal dan menjadi dua yaitu faktor internal dan
memiliki keturunan untuk kelangsungan eksternal. Salah satu faktor tersebut adalh
hidupnya. Kesuburan atau fertilitas terbentuknya radikal bebas di dalam tubuh2.
merupakan hal yang penting dalam Olah raga dengan intensitas tinggi dan durasi
menentukan kelangsungan hidup manusia. lama terbukti dapat menimbulkan kerusakan
Kesuburan atau fertilitas pasangan dapat sel. Aktivitas fisik maksimal juga dapat
dinilai dari jumlah dan kualitas spermatozoa menyebabkan terjadinya penurunan jumlah
pada pria dan sel telur (ovum) pada wanita. dan motilitas spermatozoa3.
Pada pria, proses spermatogenesis dimulai Penelitian tentang pelatihan fisik berlebih (stres
pada usia pubertas yang kemudian mengalami fisik) yang disertai dengan penurunan kualitas
penurunan seiring bertambahnya usia. Proses spermatozoa menunjukkan bahwa terjadi
terbentuknya sel spermatogenik melalui tiga peningkatan Reactive Oxygen Species
fase yaitu spermatositogenesis, miosis, dan (ROS) dalam seminal plasma dan penurunan
spermiosis. Semua proses tersebut perlindungan oleh antioksidan. Sitoplasma sel
berlangsung pada epitel tubulus seminiferus1. spermatogenik mengandung sejumlah kecil
Spermatogenesis dapat dipengaruhi oleh scavenging enzyme, namun enzim antiok-

1 Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Denpasar


16
Somoyani (Astaxanthin oral mempertahankan...)

sidan intrasel ini tidak mampu melindungi pre-test dan post-test pada masing-masing
membran plasma yang melingkupi akrosom kelompok kemudian diuji secara statistik.
dan ekor spermatozoa dari serangan radikal Penelitian ini dilakukan di Laboratory
bebas. Pada aktivitas maksimal jumlah Animal Unit Bagian Farmakologi Fakultas
antioksidan tidak mampu menetralisir radikal Kedokteran, Universitas Udayana, dan
bebas, akibatnya muncul stres oksidatif. Stres pemeriksaan histopatologi dikerjakan di
oksidatif dapat menyebabkan kerusakan Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas
jaringan testis terutama tubulus seminiferus(4) Kedokteran Hewan, Universitas Udayana.
Antioksidan diyakini dapat melindungi Penelitian dilaksanakan pada bulan April - Juni
biomolekul terhadap stres oksidatif. 2011. Sampel dalam penelitian ini adalah
Astaxanthin merupakan salah satu pigmen mencit jantan dewasa yang memenuhi kriteria
karotenoid (seperti beta karoten), yang inklusi;berat badan 20-22 gram,umur 2 – 3
diekstraksi dari strain mikroalga tropis yang bulan, sehat, satu hibrid, Galur Balb-C. Besar
disebut Haematococcus pluvialis. Penelitian sampel sebanyak 16 ekor mencit pada
yang dilakukan oleh Wood dan Yamasitha masing-masing kelompok, sehingga secara
(2009), menyimpulkan bahwa Astaxanthin keseluruhan berjumlah 32 ekor.
adalah antioksidan kuat, bersifat alami dan Data yang dikumpulkan meliputi; sel
memiliki elektron untuk menetralkan radikal spermatogonium A, spermatosit pakhiten,
bebas5. Penelitian terhadap 30 pria infertil spermatid 7, dan spermatid 16. Data pre-test
yang terpapar radikal bebas dan diberikan 16 dan post-test yang telah diperoleh kemudian
mg Astaxanthin setiap hari selama 3 bulan dianalisis dengan program SPSS. Analisis
menunjukkan terjadi peningkatan angka data dimulai dari analisis deskriptif, uji
kehamilan sebesar 54,5%, dan pada normalitas data dengan Shapiro-Wilk ,
kelompok yang diberikan plasebo sebesar didapatkan data berdistribusi normal dengan
10,5%6. Tujuan penelitian ini adalah untuk nilai p>0,05. Sedangkan uji homogenenitas
mengetahui pengaruh pemberian Astaxanthin dengan Levene’s test dan data homogen
oral dalam mempertahankan jumlah sel dengan nilai p>0,05. Untuk mengetahui
spermatogenik mencit yang mengalami perbedaan rerata jumlah sel spermatogenik
aktivitas fisik maksimal. antar kelompok digunakan uji t-independent.
Sedangkan analisis perbandingan pre-test
Metode kelompok kontrol dengan post-test kelompok
Penelitian ini merupakan penelitian kontrol, dan pre-test kelompok perlakuan
eksperimental dengan menggunakan pretest- dengan post-test kelompok perlakuan
postest control group design (7), dimana digunakan uji Paired T-test. Analisis data
pengelompokan subyek dilakukan secara menggunakan tingkat kepercayaan 95% atau
acak sederhana. Subyek dibagi atas dua dinyatakan berbeda bila p< 0,05.
kelompok, yaitu; kelompok I (Kontrol)
diinduksi aktivitas fisik maksimal setelah itu Hasil Penelitian
diberikan plasebo(gliserin 0,5 ml). Kelompok Data jumlah rerata sel spermatogenik dari
II diinduksi aktivitas fisik maksimal lalu kelompok kontrol dan kelompok perlakuan
diberikan staxanthin oral 0,01 mg dalam terlihat pada tabel 1.
larutan gliserin 0,5 ml. Perlakuan dilakukan
selama 35 hari. Sebelum perlakuan dilakukan
pemeriksaan sel spermatogenik (pre-test),
dan sesudah perlakuan (hari ke-36) dilakukan
pemeriksaan sel spermatogenik (post-test).
Kemudian dihitung rerata sel spermatogenik
17
Jurnal Skala Husada Volume 9 Nomor 1 April 2012 : 16 - 21

Tabel 1 40,75 dengan SB±1,67. Rerata Spermatid 7


Jumlah rerata spermatogenik kelompok perlakuan
kelompok kontrol adalah 26,88 dengan SB
dan kontrol sebelum dan sesudah perlakuan ±2,64, rerata kelompok Astaxanthin adalah
27,88±1,64. Rerata Spermatid 16 kelompok
kontrol adalah 31,75 dengan SB ±3,69,
Kelompok
Sel Spermatogenik Kontrol Perlakuan
rerata kelompok Astaxanthin adalah 30,88
Pre- Post- Pre- Post- dengan SB ±2,95. Analisis kemaknaan
Spermatogonium A 38,13 27,18 38,25 39,40 dengan uji t-independent menunjukkan
Spermatosit Pakhiten 41,00 29,73 40,75 41,03 bahwa sebelum diberikan perlakuan tidak
Spermatid 7 26,88 18,93 27,88 26,45 terdapat perbedaan pada kedua kelompok
Spermatid 16 31,75 26,53 30.88 31,38
(p > 0,05).
Tabel 1 menunjukkan bahwa kelompok Analisis Efek Perlakuan
kontrol mengalami penurunan jumlah sel-sel
Analisis efek perlakuan diuji berdasarkan
spermatogenik, sedangkan pada kelompok
rerata Sel Spermatogenik antar kelompok
perlakuan terjadi peningkatan jumlah sel-sel
sesudah diberikan perlakuan. Hasil analisis
spermatogenik. Hasil uji Shapiro-Wilk
kemaknaan dengan uji t-independent
terhadap data jumlah sel Spermatogonium A,
disajikan pada Tabel 3.
Spermatosit Pakhiten, Spermatid 7, dan
Spermatid 16 baik sebelum dan sesudah Tabel 3
Rerata spermatogenik antar kelompok sesudah perlakuan
perlakuan pada masing-masing kelompok
menunjukkan data berdistribusi normal Sel Spermatogenik Kelompok N Rerata SB t P
Spermatogonium A Kontrol 8 27,18 2,11
(p>0,05). 9,98 0,00
Astaxanthin 8 39,40 2,75
Spermatosit Pakhiten Kontrol 8 29,73 1,56
14,26 0,00
Uji Beda Rerata Sel Spermatogenik Astaxanthin 8 41,03 1,61
Sebelum Perlakuan Spermatid 7 Kontrol 8 18,93 1,92
8,70 0,00
Astaxanthin 8 26,45 1,52
Untuk membandingkan rerata Sel Spermatid 16 Kontrol 8 26,53 1,59
4,58 0,00
Astaxanthin 8 31,38 2,54
spermatogenik antar kelompok sebelum
diberikan perlakuan digunakan uji t- Tabel 3 menunjukkan bahwa rerata Sel
independent. Hasil selengkapnya seperti spermatogenik setelah diberikan perlakuan
pada tabel 2. berupa Astaxanthin, didapatkan rerata
Spermatogonium A kelompok kontrol adalah
Tabel 2
Rerata spermatogenik antar kelompok sebelum perlakuan 27,18 dengan SB ±2,11, rerata kelompok
Sel Spermatogenik Kelompok N Rerata SB t P
Astaxanthin adalah 39,40 dengan SB ±2,75.
Spermatogonium A Kontrol 8 38,13 1,96
0,151 0,882
Rerata Spermatosit Pakhiten kelompok
Astaxanthin
Spermatosit Pakhiten Kontrol
8
8
38,25
41,00
1,28
2,00
kontrol adalah 29,73 dengan SB ±1,56,
0,271 0,79
Astaxanthin 8 40,75 1,67 rerata kelompok Astaxanthin adalah 41,03
Spermatid 7 Kontrol 8 26,88 2,64
Astaxanthin 8 27,88 1,64
0,909 0,379 dengan SB ±1,61. Rerata Spermatid 7
Spermatid 16 Kontrol 8 31,75 3,69 kelompok kontrol adalah 18,93 dengan SB
0,524 0,609
Astaxanthin 8 30,88 2,95
±1,92, rerata kelompok Astaxanthin adalah
Tabel 2, menunjukkan bahwa rerata 26,45 dengan SB ±1,52. Rerata Spermatid
Spermatogonium A sebelum perlakuan pada 16 kelompok kontrol adalah 26,53 dengan
kelompok kontrol adalah 38,13 dengan SB ±1,59, rerata kelompok Astaxanthin
Simpangan Baku(SB)± 1,96, rerata adalah 31,38±2,54. Analisis kemaknaan
kelompok Astaxanthin adalah 38,25 dengan dengan uji t-independent didapatkan bahwa
SB±1,28. Rerata Spermatosit Pakhiten kedua kelompok berbeda secara bermakna
kelompok kontrol adalah 41,00 dengan SB (p < 0,05).
±2,00, rerata kelompok Astaxanthin adalah

18
Somoyani (Astaxanthin oral mempertahankan...)

Uji Paired T-Test Kelompok Penelitian (2004) yang menyatakan bahwa olah raga
dengan intensitas tinggi dan durasi lama
Kelompok kontrol terbukti dapat menimbulkan kerusakan sel.
Analisis Paired T-test dilakukan untuk Di samping itu, penelitian yang dilakukan pada
mengetahui perbedaan rata-rata antara tikus yang diberikan beban kerja aktivitas fisik
kelompok pre-test dengan post-test. Hasil (swimming stress) dengan beban ekor 2%
analisis kemaknaan dengan Paired T-test dari dari berat badan tikus menunjukkan adanya
data sel-sel spermatogenik sebelum dan peningkatan kadar Malondialdehide (MDA)
sesudah perlakuan pada kelompok kontrol yang bermakna dibandingkan dengan
berbeda bermakna (p< 0,05), seperti pada kelompok yang tidak diberikan beban kerja
Tabel 4. aktivitas fisik8. Senyawa MDA menyebabkan
Tabel 4
kerusakan membran spermatozoa dan
Uji Paired t-test kelompok kontrol sebelum dan sesudah penurunan integritas membran spermatozoa
perlakuan sehingga akan terjadi penurunan kualitas
Pair Pre-Post-Test Perbedaan spermatozoa9
T Df P
Kontrol Mean SD Radikal bebas menyebabkan kerusakan sel-
Spermatogonium A 1,09 2,22 13,959 7 0
Spermatosit Pakhiten 1,13 1,78 17,893 7 0
sel spermatogenik melalui mekanisme
Spermatid 7 7,95 2,41 9,316 7 0 peroksidasi komponen lipid dari membran sel.
Spermatid 16 5,23 4,32 3,419 7 0,011 Kerentanan spermatozoa dari proses lipid
peroksidasi karena struktur dari membran sel
Kelompok Perlakuan spermatozoa sangat tinggi kandungan asam
Analisis Paired T-test dilakukan untuk lemak tak jenuh khususnya Docosa-
mengetahui rata-rata antara kelompok pre- hexaenoic yang penting dalam mengatur
test dan post-test. Hasil analisis kemaknaan proses spermatogenesis dan fluiditas
dengan Paired T-test dari data sel-sel membran. Peroksidasi dari asam lemak tak
spermatogenik sebelum dan sesudah jenuh yang terjadi pada membran sel
perlakuan pada kelompok perlakuan tidak spermatozoa adalah reaksi self-propagation,
berbeda bermakna (p> 0,05). yang dapat meningkatkan disfungsi sel akibat
hilangnya fungsi dan integritas membran(10) .
Tabel 5
Uji Paired t-test kelompok perlakuan sebelum dan Penurunan sel-sel spermatogenik ini
sesudah perlakuan disebabkan oleh degenerasi maupun
kerusakan sel-sel spermatogenik yang
Pair Pre-Post-Test Perbedaan
T Df P disebabkan oleh adanya radikal bebas yang
Kontrol Mean SD
Spermatogonium A -1,15 3,38 -0,962 7 0,368 terbentuk dari aktivitas fisik maksimal yang
Spermatosit Pakhiten -0,28 0,67 -1,166 7 0,282
dialami oleh hewan coba11. Stres oksidatif
Spermatid 7 1,43 1,47 2,725 7 0,055
Spermatid 16 -0,50 1,42 0,997 7 0,352 akibat aktivitas fisik maksimal pada
spermatozoa akan menyebabkan gangguan
Pembahasan pada proses oksidasi fosforilasi sehingga
Terjadinya penurunan Spermatogonium A, terjadi peningkatan produksi ROS
Spermatosit Pakhiten, Spermatid 7, dan spermatozoa. Peningkatan ROS ini dapat juga
Spermatid 16 setelah mencit mengalami disebabkan karena antioksidan yang tersedia
aktivitas fisik maksimal disebabkan karena dalam sperma tidak mampu lagi mengubah
aktivitas dengan intensitas tinggi dan durasi oksigen reaktif menjadi senyawa yang netral9.
lama dapat mengakibatkan terjadinya Rerata jumlah sel spermatogenik sesudah
kerusakan sel. Hal ini didukung oleh penelitian perlakuan dengan pemberian Astaxanthin oral
yang dilakukan oleh Sutarina dan Edward 0,01 mg setiap hari pada mencit yang
mengalami aktivitas fisik maksimal,
19
Jurnal Skala Husada Volume 9 Nomor 1 April 2012 : 16 - 21

menunjukkan tidak ada perbedaan secara Meskipun pada penelitian ini menunjukkan
bermakna dengan nilai p>0,05. Hasil ini bahwa pemberian Astaxanthin oral dapat
menunjukkan bahwa, pemberian Astaxanthin mempertahankan sel spermatogenik mencit,
oral dapat mempertahankan jumlah sel namun perlu mempertimbangkan
spermatogenik mencit yang mengalami penggunaanya pada manusia.
aktivitas fisik maksimal. Hal tersebut
disebabkan karena Astaxhantin merupakan Daftar Pustaka
salah satu pigmen karotenoid (seperti beta 1. Sadller, T.W. Embriologi Kedokteran
karotin) yang memiliki gugus radikal yang Langman. Edisi 10. Alih Bahasa: Brahm
mampu melindungi tubuh terhadap proses U Pendit; Editor: Andita Novariani.
peroksidasi lipid dan kerusakan sel yang Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
diakibatkan oleh proses-proses oksidasi pada p: 30-34. 2010.
membran sel dalam jaringan tubuh (12) . 2. Huhtaniemi, I.T.Endocrine Regulation Of
Astaxanthin menunjukkan aktivitas kuat dalam Male Reproduction. University of Turku.
mencerna radikal bebas dan memberikan Finland. 2009
perlindungan melawan peroksidasi lemak dan 3. Sutarina, N., Edward, T. Pemberian
mencegah kerusakan membran sel dan Suplemen pada Olahraga. 2004.Majalah
jaringan (13,14). Astaxanthin menetralkan singlet GizMindo. Vol.3 No.9 September 2004.
oksigen melalui mekanisme fisik, dimana 4. Safarinejad, M.R., Amza, K., Kolahi, AA.
energi yang berlebihan dari singlet oksigen The Effect of Intensive Long-Term
tersebut ditransfer ke struktur karotenoid Treadmill Running on Reproductive
yang kaya akan elektron dan mengubah Hormones, Hypothalamus-Pituitary-Testis
energinya menjadi panas, sehingga tidak Axis, and Semen Quality: A Randomized
terbentuk singlet oksigen lagi serta bereaksi Controlled Study. 2009. Available at: http:/
dengan radikal lain untuk mencegah dan /www.endocrinology.journals.org.
menghentikan reaksi rantai. Astaxanthin Accessed : Januari 2011.
memiliki potensi menghambat terjadinya 5. Wood, V., Yamashita, E. Antioxidant
singlet oksigen yang merupakan radikal Symposium 2009: An Update on Clinical
bebas, lebih besar dibandingkan karotenoid Research. Jakarta. 2009. Available at:
lain dan vitamin E. Astaxanthin seperti vitamin http://blog.perriconemd.com/astaxanthin-
E merupakan antioksidan yang larut dalam side-effects. Accessed Januari 2011
lemak, sehingga memungkinkan melewati 6. Comhaire, F.H., Garem, YR., Mahmoud.,
membran sel yang kaya lemak (12). Eertmans., Schoonjans. Combined
Conventional/antiokxidant”Astaxanthin”
Kesimpulan dan saran Treatment fopr Male Infertility: a double
Pemberian Astaxanthin oral 0,01 mg setiap blind, Randomized Trial. Asian Journal
hari selama 35 hari dapat mempertahankan Andrology(2005) 7, 257-262;doi:10.1111
jumlah sel spermatogonium A, spermatosit /j.1745-7262.2005.00047.x. 2004.
pakhiten, spermatid 7 dan spermatid 16 Available at: http://www.nature.com/aja/
mencit yang mengalami aktivitas fisik journal/v7/n3/abs/aja200549a.html.
maksimal. Hal yang dapat disarankan dari hasil accessed: Januari 2010.
penelitian ini adalah; perlu dilakukan penelitian 7. Pocock, S.J. The Size of A Clinical Trial,
lebih lanjut untuk mengetahui pengaruh Clinical Trials, A Practical Approach, p
Astaxanthin terhadap proses spermatogenesis 123-127. 2008.
mencit yang terpapar oleh radikal bebas lain
dan terhadap kadar hormon LH, dan
testosteron.
20
Somoyani (Astaxanthin oral mempertahankan...)

8. Maslachah. Pengaruh Antioksidan 11.Maneesh, M and Jayaleshmi, H. Role of


Probucal Terhadap kadar Malondi Reactive Oxygen Species and Antioxidant
aldehide (MDA) dalam Darah dan Jumlah on Pathophisiology of Male Reproduction.
Circulating Endotel pada Tikus Putih Yang 2006. Indian Journal of Clinical
menerima Stressor. 2008. Available from: Biochemistry, 21 (2) 80-8
h t t p : / / a d l n . l i b . u n a i r. a c . i d / 12.Winarsi, H.. Antioksidan Alami dan
go.php?id=jiptunar-gld-res-2001- Radikal Bebas. Potensi dan Aplikasinya
maslachah2c-435-probucal. Accessed: dalam Kesehatan. Penerbit Kanisius.
Desember 2010. Jakarta. 2007.
9. Hayati, A., Mangkoewidjojo,S., Hinting, 13.Goto, S., Kogure,K., Abe,K.,
A., and Moeljopawiro,S. Hubungan Kitahama,K., Yamasitha, E., Terada,H..
Kadar MDA Sperma dengan Integritas Efficient Radical Trapping at Surface and
Membran Spermatozoa Tiklus Setelah Inside The Phospholipid Membrane is
Pemaparan 2-Methoxyethanol. 2006. Responsible for Highly Potent
Available from: http://www/ Antiperoxidative Activity of The
berk.penel.hayati/11. Accessed: April Carotenoid Astaxanthin. 2001.
2011. Biochemica et Biophysica Acta. Vol
10.Saleh, A. Oxidative Stress and Male 1512:251-258.
Infertility : From Research Bench to Clinical 14.Suseela, M.R.., Toppo, K. Haemoto
Practice. 2002. Available at: http://www/ coccus pluvialis-a Green Algae, Richest
andrologyjournal. org/ci/content/full/23/6/ Natural Source of Astaxanthin. Current
737. Accessed: April 2011. Science. 2006. Vol 90 (12): 1602-1603.

21

You might also like