Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 75

Dra. Rosmawati Harahap., M.Pd., Ph.

D
Dwi Dahnisyah Putri
Saniya Gusti Mahdiya

Bedah Novel Tere Liye


Si Anak Badai
Bedah Novel Tere Liye Si Anak Badai

2
Bedah Novel Tere Liye Si Anak Badai

Bedah Novel Tere Liye Si Anak Badai

Penulis: Dra. Rosmawati Harahap., M.Pd., Ph.D.


Dwi Dahnisyah Putri, Saniya Gusti Mahdiya.
Editor: Dwi Dahnisyah Putri
Tata Letak: Saniya Gusti Mahdiya
Sampul: Pembuat Cover

Diterbitkan Oleh:
Guepedia
The First On-Publisher in Indonesia

E-mail: guepedia@gmail.com
Fb. Guepedia
Twitter. @guepedia

Website: www.guepedia.com

Hak Cipta dilindungi Undang-undang


All right reserved

3
Bedah Novel Tere Liye Si Anak Badai

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur Penulis panjatkan


kehadirat Allah SWT, atas rahmat serta karunia-nya
sehingga buku yang berjudul BEDAH NOVEL TERE LIYE
SI ANAK BADAI ini dapat siap dengan baik.
Adapun tujuan penulisan buku memberitahukan
kepada pembaca mengenai pemahaman mengenail novel
karangan Tere Liye yang berjudul Si Anak Badai.
Buku ini tidak akan terwujud tanpa adanya
bantuan dari dosen pengampu untuk mata kuliah
Penulisan Editorial & Feature, Ibu Dra. Rosmawati
Harahap., M.Pd., Ph.D. atas bantuan beliau penulis
dapat menyelesaikan buku ini dengan baik.
Penulis sadar bahwa masih ada kekurangan dan
kesalahan dalam tulisan dan proses penulisan buku ini.
Oleh karena itu, penulis memohon maaf sebesar-
besarnya. Penulis juga selalu mengharapkan kritik serta
saran untuk pengembangan hasil tulisan penulis
kedepannya.
Terima kasih

Medan, 18 Mei 2022


.

4
Bedah Novel Tere Liye Si Anak Badai

Daftar Isi

Kata Pengantar........................................................3
Daftar Isi.................................................................4
Bagian Satu
Resensi Novel Si Anak Badai...................................5
Bagian Dua
Hegemoni Kekuasaan dalam Novel..........................16
Bagian Tiga
Proses Perjuangan Kelas dalam Novel......................34
Bagian Empat
Nilai Nilai Didaktis Novel Si Anak Badai..................46
Bagian Lima
Biografi Tere Liye.....................................................68
Daftar Pustaka........................................................70
Tentang Penulis.......................................................72

5
Bedah Novel Tere Liye Si Anak Badai

Bagian Satu
Resensi Novel Si Anak Badai

Judul : Si Anak Badai


Penulis : Tere Liye
Co-Author : Sarippudin
Editor : Ahmad Rivai
Cover : Resoluzy
Layout : Alfian
Penerbit : Republika Penerbit
Tahun Terbit : 2019
Cetakan : Pertama, Agustus 2019
Jumlah Halaman : 318 Halaman
Berat : 359 Gram
Harga : Rp. 70.000.00

6
Bedah Novel Tere Liye Si Anak Badai

Orientasi
Si Anak Badai adalah karya terbaru Tere Liye yang
merupakan buku ke enam dari Serial Anak Nusantara.
Namun cerita Si Anak Badai ini terpisah dari kelima
buku sebelumnya. Buku ini berisi tentang kehidupan
anak-anak negeri yang kisahnya dapat dinikmati oleh
semua umur.
Sama seperti karya-karya Tere Liye yang lain, Si
Anak Badai ini juga sudah mampu memikat hati saya
sejak awal paragrafnya. "Wah, gila!", itulah kalimat yang
sering keluar dari mulut saya setelah membaca karya-
karya Tere Liye, termasuk Si Anak Badai ini. Entah saya
yang baperan atau memang Tere Liye yang terlalu pandai
mengobrak-abrik mood pembacanya? Tapi sepertinya
opsi kedua lebih tepat, hehe. Kalau bicara tentang Tere
Liye, pasti hasrat hati ingin mengulas semua karya-
karya luarbiasanya. Tahaann... Kali ini kita hanya akan
fokus ke Si Anak Badai saja. Sementara, abaikan yang
lain. Tapi percayalah, Si Anak Badai ini memang tak
kalah istimewa dengan karya-karya Tere Liye yang lain.

Sinopsis
Badai kembali membungkus kampung kami. Kali
ini aku mendongak, menatap jutaan tetes hujan dengan
riang. Inilah kami, Si Anak Badai. Tekad kami sebesar
badai. Tidak pernah kenal kata menyerah.

7
Bedah Novel Tere Liye Si Anak Badai

Buku ini tentang Si Anak Badai yang tumbuh


ditemani suara aliran sungai, riak permukaan muara,
dan deru ombak lautan. Si Anak Badai yang penuh tekad
dan keberanian mempertahankan apa yang menjadi
milik mereka, hari-hari penuh keceriaan dan
petualangan seru.
Itulah ringkasan yang tertulis di bagian belakang
cover buku ini.
Buku ini bercerita tentang kehidupan di Kampung
Manowa. Kampung yang seluruh rumah penduduk,
masjid, hingga sekolahnya pun berada di atas air.
Bangunan-bangunannya kokoh berdiri dengan tiang-
tiang yang tertanam di dasar muara. Karena itulah
Kampung Manowa ini disebut sebagai kampung
terapung. Tadinya, kehidupan di kampung ini sangat
damai, sampai datang seorang utusan gubernur yang
mengatakan akan membangun pelabuhan besar.
Kampung Manowa terancam digusur. 
Dari sinilah aksi Geng Anak Badai dimulai. Zaenal
beserta tiga temannya, Ode, Awang dan Malim,
menyelamatkan Pak Kapten dan Kampung Manowa. Pak
Kapten adalah orang yang paling keras menentang
pembangunan pelabuhan ini. Namun dia justru
ditangkap dengan tuduhan palsu. 
Zaenal bersama Geng Anak Badai berusaha keras
untuk menyelamatkan Kampung Manowa. Mereka
melakukan segala cara demi mempertahankan tanah

8
Bedah Novel Tere Liye Si Anak Badai

kelahirannya itu. Meskipun alasan dari pembangunan


pelabuhan itu adalah untuk kesejahteraan Kampung
Manowa, tapi mereka paham bahwa itu hanyalah
muslihat orang-orang yang berkepentingan saja.
"Sekarang orang-orang pintar itu akan membuat
pelabuhan di sini. Mereka tidak akan tahu apa
dampaknya bagi kita. Lebih celakanya lagi, mereka tidak
peduli apa akibatnya bagi kita. Yang penting pelabuhan
itu jadi, yang penting mereka mendapat uang banyak
dari pembangunan pelabuhan." (Halaman 98)

Unsur Intrinsik
1. Tema
Awalnya, saya pikir buku ini bertemakan tentang
persahabatan. Betapa rasa kesetiakawanan anak-
anak ini diuji saat salah satu sahabatnya
memutuskan untuk putus sekolah. Tere Liye
memang pandai menguras emosi pembaca dengan
menghadirkan konflik internal persahabatan terlebih
dahulu sebelum ke konflik yang sesungguhnya.
Ternyata tema utama novel ini adalah tentang
perjuangan. Perjuangan sekelompok anak kelas 6 SD
yang ingin mempertahankan keberadaan Kampung
Manowa, tanah kelahiran mereka.

9
Bedah Novel Tere Liye Si Anak Badai

2. Tokoh / Penokohan
Tokoh-tokoh yang terlibat dalam novel ini antara lain:
- Zaenal (Za)
- Fatahillah atau Fatah
- Thiyah
- Mamak Fatma
- Bapak Zul
- Malim
- Awang
- Ode
- Pak Kapten (Sakai bin Manaf)
- Paman Deham
- Rahma (anaknya Paman Deham)
- Wak Sidik
- Wak Minah
- Mutia
- Guru Rudi
- Bu Rum
- Kak Ros
- Pak Alex
- Camat Tiong
- Pak Puguh
- Rahan
- Pipit
- Utusan Gubernur
- Bang Kopli

10
Bedah Novel Tere Liye Si Anak Badai

- Pemuda yang dituduh maling (Unan)


- Pak Mustar
- Wak Albet
- Wak Tukal
- Paman Rota
- Bang Sabri
- Adnan Buyung
Dari sekian banyak tokoh yang terlibat dalam kisah
ini, hampir semua karakternya digambarkan dengan
cara yang cukup detil. Semua tergambar jelas melalui
sikap maupun dialognya. Dan setiap tokoh mempunyai
perannya masing-masing untuk membuat jalan cerita
semakin menarik.

3. Alur / Plot
Kisah dalam buku ini terdiri dari 25 bab yang
bercerita dengan alur maju tentang warga Kampung
Manowa, khususnya Zaenal dan keluarganya beserta
Geng Anak Badai dan konflik mengenai proyek
pembangunan pelabuhan.

4. Latar / Setting
Latar tempat terjadinya cerita dalam buku ini adalah
di Kampung Manowa. Kampung ini merupakan kampung
fiksi karangan penulis. Tapi jika dilihat dari deskripsi
yang disajikan tentang kayu ulin, kelapa sawit, nama-

11
Bedah Novel Tere Liye Si Anak Badai

nama tokoh dan bahasa dialognya, kampung ini seperti


perkampungan masyarakat melayu di Pulau Sumatera.
Latar waktu cerita ini terjadi di awal tahun 2000-an.
Ini cukup tergambar jelas dari adanya grup kasidah
Nasida Ria yang memang sedang populer di tahun itu.

5. Sudut Pandang
Kisah dalam buku Si Anak Badai ini diceritakan oleh
Zaenal. Sang tokoh utama dengan sudut pandang orang
pertama.

6. Gaya Bahasa
Tere Liye menulis buku ini dengan menggandeng
kakaknya, Sarippudin. Namun, meskipun ada  2 penulis
di sini, gaya bahasa yang digunakan tidak tampak ada
perbedaan. Bahkan meskipun kejadian-kejadian dalam
kisah ini cenderung berunsur kedaerahan, tapi
bahasanya tetap menggunakan Bahasa Indonesia tanpa
adanya banyak catatan kaki. Sehingga hal ini sangat
memudahkan pembaca untuk mengikuti alur ceritanya.

7. Amanat
Akhirnya sampailah pada bagian paling panjang dari
kisah ini. Banyak hal yang bisa dijadikan pelajaran dari
cerita Zaenal dan Geng Anak Badai, antara lain:

12
Bedah Novel Tere Liye Si Anak Badai

1) Saling Tolong Menolong


Baiklah kalau begitu. Kau tenang saja, Tia.
Sebelum lonceng tanda istirahat selesai, aku
akan membawa kembali bolpoin kesayanganmu
itu. (Halaman 35)
2) Bertanggung Jawab
Mamak menyuruh kita bertanggung jawab. Aku
tidak mau pulang sebelum urusan ini selesai.
Bisa panjang urusannya. (Halaman 43).
3) Memahami bahwa Ilmu Allah itu Luas
Ilmu milik Allah sangat luas, ibarat kita
mencelupkan telunjuk kita di laut, lalu kita
angkat telunjuk itu, maka air yang menempel di
telunjuk kita adalah ilmu yang Allah
anugerahkan. Sedangkan air lautan yang tak
terhingga banyaknya, itulah ilmu Allah. (Halaman
58)
4) Memaafkan dan Belajar dari Kesalahan
Kita tidak boleh terus marah atas kesalahan
orang lain, Fat. Yang membedakan orang yang
melakukan kesalahan itu adalah orang yang
belajar dari kesalahannya, ada juga yang tidak
mengambil pelajaran apa-apa dari kesalahannya
itu. (Halaman 72).

13
Bedah Novel Tere Liye Si Anak Badai

5) Menghargai Orang Lain


Ayo habiskan makanan kalian. Bayangkan semua
perjuangan Mamak, pasti akan terasa lezat.
(Halaman 122-123).
6) Berbakti kepada orangtua
Tahu beratnya pekerjaan Mamak membuat kami
tidak banyak protes. Apa pun yang Mamak masak
akan kami makan. Betapa pun tidak rapinya baju
yang disetrika Mamak, selalu kami kenakan
dengan gaya. (Halaman 128).
7) Gotong-Royong
Semua warga ikut gotong-royong. Pembagian
tugas dilakukan. Bapak-bapak dan para pemuda
mengerjakan jembatan. (Halaman 175)
8) Pentingnya Pendidikan
Mau jadi apa pun, sekolah tetap penting. Jadi
pedagang juga butuh sekolah. (Halaman 189)
9) Persahabatan
Seorang kawan tidak akan meninggalkan
kawannya sendirian. (Halaman 202).
10) Berani jika Berada di Pihak yang Benar
Bila tidak bersalah, tidak perlu dibela oleh siapa
pun. (Halaman 223)
11) Percaya diri

14
Bedah Novel Tere Liye Si Anak Badai

Aku memang bukan anak nelayan. Aku hanya


anak pegawai kecamatan. Tetapi, pelaut tidak ada
urusannya dengan siapa orangtua kita. (Halaman
246)
12) Jujur
Andai saja Pak Mustar memilih jujur, proyek
pelabuhan ini pasti dibatalkan. Kelas kita tidak
bising lagi. (Halaman 266)
13) Membalas Kejahatan dengan Kebaikan
Kami tidak bisa melawan kekerasan dengan
kekerasan, kami harus mengambil hati,
memanfaatkan sisi kebaikan mereka. (Hal. 295)

Itu benar sekali. Tidak selalu api dilawan dengan


api. Kadangkala, cara terbaiknya justru dilawan
dengan cara lemah lembut. (Halaman 300).

EVALUASI
Kelebihan
Banyak hal yang menjadi kelebihan novel ini. Pertama,
alurnya yang tidak mudah ditebak. Kedua, karakter tiap
tokohnya yang digambarkan dengan sangat luarbiasa.
Setiap tokoh punya ciri khas dan kekuatan masing-
masing. Ketiga, dari isi ceritanya itu sendiri. Banyak hal
yang bisa dijadikan pelajaran dari isi cerita dalam novel
ini. Tentang kasih sayang orangtua khususnya Ibu,

15
Bedah Novel Tere Liye Si Anak Badai

tentang kesederhanaan sebuah keluarga, dan masih


banyak lagi pelajaran di setiap paragraf-paragrafnya.

Kekurangan
Tere Liye selalu bisa membuat karya-karyanya terlihat
sempurna tanpa cela, termasuk di novel Si Anak Badai
ini. Tapi saat pertama kali membaca novel ini, saya
sempat berpikir kalau novel ini tidak semenarik Serial
Anak Nusantara yang lainnya. Entahlah, atau mungkin
karena mood saya yang kurang bagus saja saat itu,
haha. Tapi setelah sampai di akhir bab 3 saya mulai
menemukan 'gong' nya buku ini. Bahkan saya langsung
berpikir bahwa buku ini harus selesai saya baca dalam
sekali duduk. Kekurangan pertama berhasil diatasi.

Kekurangan selanjutnya adalah mengenai teknis. Ada


satu kesalahan penulisan yang saya temukan di buku
ini. Terdapat di halaman 229 "kali ini mereka tidak sibuk
mengolokku, melalinkan..."

16
Bedah Novel Tere Liye Si Anak Badai

Bagian Kedua
Hegemoni Kekuasaan dalam Novel Si Anak Badai

Karya sastra dikatakan sebagai dokumen yang


merekam segala aspek kehidupan yang terjadi di dalam
masyarakat. Sebagai dokumen masyarakat, karya sastra
tidak bisa lepas dari manusia dan masyarakat sebagai
objek yang dibicarakan. Hal tersebut sesuai dengan apa
yang diungkapkan Waluyo (2002: 54) yang
mengasumsikan bahwa pengarang dalam membuat
karya sastra menampilkan latar belakang yang meliputi
tata cara kehidupan, kebiasaan, adat-istiadat, sikap,
cara berfikir masyarakat dan sebagainya. Oleh karena
itulah, dikatakan bahwa karya sastra khususnya yang
berupa novel merupakan genre yang paling sosiologis
dan responsif karena sangat peka terhadap kehidupan
sosial masyarakat (Ratna, 2013: 336). Oleh karena itu,
Teeuw (dalam Al-Ma’ruf, 2010: 1) berpendapat bahwa
novel juga dikatakan sebagai genre sastra yang
menguasai fiksi Indonesia yang mutakhir. Novel
merupakan karya fiksi yang dengan lengkap dan jelas

17
Bedah Novel Tere Liye Si Anak Badai

memaparkan kehidupan masyarakat serta tata cara


kehidupan yang ada dalam masyarakat tertentu.
Permasalahan kehidupan seperti kekuasaan,
kekerasan, emansipasi, religius dan tematema
kehidupan lainnya merupakan permasalahan yang biasa
ditemukan dalam kehidupan manusia. Permasalahan
tersebut juga menjadi citraan kehidupan manusia baik
dari segi budaya, ekonomi, politik, hukum dan aspek
kemasyarakatan lainnya. Berbagai aspek tersebut, dapat
menimbulkan permasalahan dikarenakan perbedaan
kelas sosial yang terjadi disuatu masyarakat tertentu.
Adanya kelas sosial memiliki potensi memunculnya
unsur masyarakat yang lebih dominan dibandingkan
dengan masyarakat yang lain. Pendominasian terhadap
masyarakat yang didominasi tersebut ada yang terpaksa
dilakukan karena tidak punya pilihan lain dan ada juga
yang telah diterima secara sukarela sebagai bentuk
hegemoni.
Hegemoni merupakan teori yang dikemukakan oleh
tokoh bernama Antonio Gramsci. Konsep yang menjadi
dasar tercetusya teori Antonio Gramsci tentang
hegemoni, dapat dilihat dari pemikirannya yang
menyatakan bahwa suatu kelas berkuasa menjalankan
kepemimpinan baik melalui kekerasan maupun
persetujuan. Gramsci memahami konsep hegemoni yang
dibentuk oleh dasar moral dan persetujuan dengan
menanamkan ideologi dan gagasan yang dapat diterima

18
Bedah Novel Tere Liye Si Anak Badai

tanpa adanya ketidaksetujuan atau penolakan. Dasar


pemikiran hegemoni bagi Gramsci, ialah dengan
mengutamakan akal pikiran (ide) dan bukan dengan
menggunakan kekuatan fisik dalam menguasai
masyarakat, tetapi harus dengan persetujuan dan
penerimaan dari yang dikuasai serta mengikuti
peraturan penguasa tanpa penolakan (Simon, 2004:56).
Konsep hegemoni banyak digunakan oleh para ahli
sosiologi untuk menjelaskan permasalahan dalam upaya
mempertahankan kekuasaan oleh pihak yang
mendominasi tanpa melalui kekerasan, sehingga gagasan
yang diberikan oleh kelompok dominan terhadap
kelompok yang didominasi diperoleh sebagai sesuatu
yang wajar (Kusumawati, 2011:28-29).
Permasalahan pada penceritaan novel Si Anak
Badai karya Tereliye sesuai dengan teori hegemoni
Antonio Gramsci yang mengungkapkan tentang struktur
kekuasaan. Di dalam novel menceritakan empat bocah
laki-laki bernama Zaenal, Ode, Malim, dan Awang yang
berusaha mempertahankan kampungnya yang akan
digusur oleh penguasa, demi kepentingan dan
keuntungan mereka dengan membangun pelabuhan di
kampung Manowa yang terletak di atas muara sungai.
Meskipun keempat bocah itu masih kecil, tetapi mereka
memiliki jiwa dan tekad yang besar untuk
mempertahankan apa yang menjadi milik mereka. Para
pejabat tinggi yang merasa memiliki kekuasaan,

19
Bedah Novel Tere Liye Si Anak Badai

mencoba menghegemoni masyarakat pesisir kampung


Manowa agar menuruti rencana pembangunan
pelabuhan di kampung mereka. Masyarakat yang status
sosialnya lebih rendah tidak berdaya untuk menolak.
Akan tetapi keempat anak yang menjuluki dirinya
sebagai anak badai itu tidak mudah menyerah. Mereka
mengumpulkan bukti kebohongan dan kecurangan
penguasa yang mengatasnamakan pembangunan
pelabuhan padahal hanya untuk mengeruk keuntungan.
Akhirnya mereka berhasil mendapatkan bukti kuat
untuk mengagalkan pembangunan pelabuhan sehingga
kampung mereka tidak jadi digusur.
Untuk itulah, penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui struktur kelas sosial yang terdapat dalam
novel dan cara kelompok kelas atas menghegemoni kelas
bawah. Menurut Gramsci, dominasi kekuasaan dapat
diaplikasikan melalui aspek politik dan kebudayaan.
Hegemoni dalam konsep yang dikemukakan Gramsci
berupa kepemimpinan moral yang terjadi antara
kelompok penguasa dan kelompok yang dikuasai. Setiap
manusia pasti memiliki berbagi tujuan dan keinginan
yang hendak dicapai. Kekuasaan merupakan suatu
bentuk kemampuan seseorang atau sekelompok orang
dalam upaya mempengaruhi pikiran ataupun tingkah
laku seseorang atau kelompok lain, sehingga hal tersebut
sesuai dengan tujuan dan keinginan dari orang atau
sekelompok orang yang memiliki kekuasaan kepada

20
Bedah Novel Tere Liye Si Anak Badai

seseorang atau kelompok yang ingin dikuasai (Budiarjo,


2006:35).

Struktur Kelas Sosial


Dalam novel Si Anak Badai dari semua cerita
didalamnya ditemukan adanya dua kelas sosial yang
saling bertolak belakang. Dua kelas sosial tersebut yaitu
antara masyarakat pesisir kampung Manowa sebagai
kelas bawah dan masyarakat perkotaan (pejabat tinggi
kota provinsi) sebagai kelas atas. Indikasi latar sosial
pesisir ini disajikan dalam bentuk peristiwa antar tokoh
yaitu masyarakat pesisir yang kebanyakan penduduknya
adalah berprofesi sebagai nelayan. Persoalan
kemiskinan, keterbatasan, dan kebodohan terlihat pada
kalangan masyarakat pesisir. Masyarakat pesisir
digambarkan dengan kehidupan yang serba kekurangan
atau miskin. Masyarakat yang mayoritas berprofesi
sebagai nelayan memiliki penghasilan yang tidak
menentu. Masyarakat pesisir sudah terbiasa hidup
dalam keterbatasan dalam segala hal. Seperti yang
terlihat pada kutipan berikut ini:
“Sebenarnya, soal berhenti sekolah di tengah jalan,
Malim bukan yang pertama di kampung Manowa. Ada
banyak anak lain yang putus sekolah. Tapi rata-rata
karena masalah ekonomi, hendak membantu orang tua
melaut. Atau merantau ke kota, bekerja serabutan di
sana.” (hal. 186)

21
Bedah Novel Tere Liye Si Anak Badai

Kutipan di atas menggambarkan anak-anak


kampung Manowa yang tiap tahunnya selalu saja ada
yang terpaksa putus sekolah di tengah jalan hanya
karena masalah ekonomi. Orang tua mereka tidak
sanggup menyekolahkan ke jenjang yang lebih tinggi,
sehingga mereka beranggapan bahwa sekolah tidak
penting lagi. Akhirnya mereka lebih memilih membantu
orang tua bekerja demi menyambung hidup. Kemiskinan
tidak hanya terlihat dari segi ekonomi masyarakat
pesisir, tetapi juga dari segi transportasi yang digunakan
dalam kehidupan sehari-sehari. Seperti pada kutipan
berikut ini:
”Inilah kampungku, Kampung Manowa. Di sini,
seluruh rumah warga berada di atas air. Kokoh berdiri
dengan tiang-tiang yang tertanam di dasar muara.
Bukan hanya rumah, masjid dan sekolah juga di atas
air. Sebagai penghubung antara satu rumah dengan
rumah lainnya, juga penghubung kampung kami dengan
daratan, dibangun jembatan yang terbuat dari papan
ulin selebar satu setengah meter. Itulah jalan papan ulin
tempat kami berlalu-lalang. Penduduk juga
menggunakan perahuperahu kecil untuk bepergian.”
(hal. 18)
Kutipan di atas menggambarkan masyarakat
pesisir yang menggunakan perahu-perahu kecil sebagai
alat transportasi setiap hari. Masyarakat hanya memiliki
alat transportasi berupa perahu karena letak kampung

22
Bedah Novel Tere Liye Si Anak Badai

mereka yang berada di atas muara sungai dan sebagian


juga memiliki kapal sebagai alat transportasi untuk
mencari ikan di laut. Selain alat transportasi yang sangat
sederhana, sekolah dan rumah-rumah warga juga
terbilang tidak layak. Seperti yang terlihat pada kutipan
berikut ini:
“Saya sudah melihat bangunan sekolah. Masih
bagus kandang kambing di kota. Saya sudah lihat masjid
kalian yang berada di tengah sungai dan tanpa
jembatan. Saya juga sudah melihat rumahrumah yang
tidak layak.” (hal. 148)
Kutipan di atas menggambarkan keadaan
kampung Manowa yang disampaikan oleh Utusan
Gubernur. Utusan Gubernur menganggap bahwa
kampung Manowa tidak layak ditempati. Dengan alasan
itulah para pejabat tinggi ibu kota provinsi ingin
menyulap kampung Manowa menjadi pelabuhan mewah
Di sisi yang lain, dalam novel Si Anak Badai
terdapat kelas atas yang diperankan oleh pejabat tinggi
kota provinsi. Terlihat masyarakat yang kaya dan
berpendidikan. Kehidupan masyarakat kota sebagai
kelas penguasa lebih makmur dan sejahtera daripada
rakyat biasa (nelayan). Jika sebelumnya kelas bawah
digambarkan dengan keadaan masyarakat yang serba
kekurangan dan serba keterbatasan, beda halnya dengan
kondisi kelas atas yang lebih berkecukupan dalam segala
hal. Alat transportasi yang mereka gunakan juga mewah

23
Bedah Novel Tere Liye Si Anak Badai

seperti mobil dan yacht (kapal mewah). Seperti yang


terlihat pada kutipan berikut ini:
“Semua yang hadir menoleh ke jalan aspal. Dua
sedan merah tampak beriringan. Pelan mobil itu
memasuki halaman kantor kecamatan, terus berjalan
mendekati tenda, dan berhenti tepat di sisi depan tenda.
Pak Puguh yang berlari-lari mengikuti mobil sejak dari
halaman, sekarang tergopoh-gopoh membuka pintu
mobil yang berada di depan. Dia membungkuk saat
seseorang dari dalam mobil bersiap keluar.” (hal. 81)
“Dengan segala persiapan itu, ketika yacht utusan
gubernur melaju mendekati dermaga, kemeriahan
langsung menguar.” (hal. 143)
Kutipan di atas menggambarkan kelas atas
(pejabat tinggi kota provinsi) yang memiliki fasilitas
mewah dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut tidak
hanya terlihat dari alat transportasi yang digunakan, tapi
juga dalam kegiatan yang dilakukan dengan
menggunakan barang-barang berkualitas termasuk juga
untuk keperluan primer seperti pada kutipan berikut:
“Luar biasa, Pak Alex. Seumur-umur baru kali ini
aku makan seenak ini, di dalam kabin kapal mewah.”
Camat Tiong memuji, sambil menepuk-nepuk perutnya
yang kekenyangan.” (hal. 308)
Kutipan di atas menggambarkan kehidupan
penguasa yang makmur. Pada saat itu, para pejabat
berkumpul di atas kapal mewah untuk mengadakan

24
Bedah Novel Tere Liye Si Anak Badai

rapat penting. Makanan dan minuman enak tersaji.


Segala fasilitas mewah dengan mudah mereka dapatkan.
Selain itu, apapun yang mereka inginkan bisa
didapatkan dengan uang. Seperti pada kutipan berikut
ini:
“Kau benar. Kakek tua itu pikir dirinya hebat,
menghinaku dengan memanggil ‘Pak Alex Saja’. Sekarang
lihat siapa yang hebat. Dia tidak akan lolos. Besok
hukuman berat pasti dijatuhkan. Saksisaki sudah dibeli,
alat-alat bukti sudah dibuat. Tidak ada celah baginya
untuk lepas dari hukuman. Bukan begitu, ‘Pak
Gubernur’?” (hal. 309)
Kutipan di atas menceritakan sosok Pak Alex yang
menghalalkan segala cara agar tujuannya tercapai.
Termasuk membeli saksi dan bukti palsu untuk
menyudutkan orang lain yang tak lain adalah Pak
Kapten tetua kampung Manowa. Pak Alex membuat
tuduhan palsu agar Pak Kapten ditangkap dan dipenjara,
karena menganggap Pak Kapten dapat mengancam dan
menghalangi rencananya untuk membangun pelabuhan.
Pak Alex selaku pemegang kekuasaan akan melakukan
apa saja termasuk mengeluarkan dana besar agar
tujuannya tercapai.

Hegemoni dalam Bentuk Ideologi


Dalam novel Si Anak Badai terdapat tiga bentuk
hegemoni ideologi yang berupa otoritarisme, feodalisme,

25
Bedah Novel Tere Liye Si Anak Badai

dan kapitalisme. Tokoh-tokoh kelas atas yang


digambarkan memberi hegemoni atau pengaruh kepada
tokoh-tokoh kelas bawah berdasarkan bentuk
ideologinya. Setiap tokoh yang menghegemoni memiliki
cara yang berbeda-beda sesuai dengan kekuasaanya
untuk menghegemoni tokoh lainnya.

Otoritarisme
Otoritarisme adalah bentuk hegemoni dimana
seseorang yang memiliki otoritas, kekuasaa, hak,
wewenang, wibawa dan semacamnya dapat memberikan
perintah, petunjuk atau arahan kepada bawahannya.
Pada novel Si Anak Badai terdapat hegemoni berupa
otoritarisme yang terjadi pada tokoh Utusan Gubernur
sebagai pihak yang menghegemoni karena memiliki
kekuasaan terhadap masyarakat pesisir kampung
Manowa sebagai pihak yang dihegemoni. Seperti yang
terlihat pada kutipan berikut ini:
“Kabar baiknya, di atas kampung ini akan
dibangun pelabuhan besar. terbesar. Kalian mestinya
bangga, nama Manowa tetap akan dipakai buat
pelabuhan nantinya. Mengapa di Manowa dibangun
pelabuhan? Agar kapal-kapal besar bisa bersandar di
sini. Agar barang kebutuhan daerah-daerah sekitar sini
bisa dikirim dari pelabuhan Manowa. Tidak lagi dari kota
kabupaten atau provinsi. Dengan pelabuhan, barang

26
Bedah Novel Tere Liye Si Anak Badai

kebutuhan itu akan lebih cepat sampai dan lebih


murah.” (hal. 149)
Kutipan di atas menjelaskan tentang pernyataan
yang dituturkan oleh Utusan Gubernur sebagai bentuk
hegemoni kepada masyarakat pesisir kampung Manowa.
Pada saat itu, pejabat tinggi kota provinsi mengunjungi
kampung Manowa untuk mengadakan sosialisasi terkait
dengan rencana pembangunan pelabuhan di kampung
Manowa. Utusan Gubernur yang saat itu menjadi
pembicara mencoba membujuk masyarakat dengan janji-
janji manis dan meyakinkan agar mereka menyetujui
rencana pembangunan pelabuhan. Hal tersebut sesuai
dengan pemikiran Gramsci, dengan mengutamakan akal
pikiran (ide) dan bukan dengan menggunakan kekuatan
fisik dalam menguasai masyarakat, tetapi harus dengan
persetujuan dan penerimaan dari yang dikuasai serta
mengikuti peraturan penguasa tanpa penolakan (Simon,
2004: 56). Hegemoni dalam bentuk otoritarisme tidak
hanya ditemukan pada tokoh Utusan Gubernur kepada
masyarakat pesisir kampung Manowa, tetapi juga
diterjadi pada tokoh Pak Alex kepada tukang pukulnya
(anak buah). Seperti yang terlihat pada kutipan berikut
ini:
“Batalkan saja pertemuan sore ini. Dan bilang ke
Tiong di kecamatan, lain kali kita rapat di yacht saja.
Aku tidak mau lagi menginjak dermaga dan kampung
ini. Dan tidak perlu lagi mengundang si Sidik. Suaranya

27
Bedah Novel Tere Liye Si Anak Badai

tidak perlu didengar.” Pak Alex menggerutu kepada salah


satu tukang pukulnya. (hal. 253)
Kutipan di atas menceritakan Pak Alex sebagai
orang yang memiliki kekuasaan atau kedudukan sebagai
atasan dari tukang pukulnya, memberi perintah kepada
bawahannya untuk membatalkan pertemuan pada hari
itu. Sebagai bawahan, si tukang pukul menerima dan
melakukan segala perintah dari atasannya tersebut.
Berdasarkan uraian tersebut, si tukang pukul
dinyatakan sebagai tokoh yang dihegemoni oleh Pak
Alex. Seperti yang telah dijelaskan pada pembahasan
sebelumnya, bahwa hegemoni merupakan bentuk
kepemimpinan dan kekuasaan yang diperoleh melalui
persetujuan dan penerimaan, bukan dengan
keterpaksaan dari pihak yang dihegemoni. Kekuasaan
hegemoni didapat dengan cara yang damai dan sukarela,
bukan dengan cara kekerasan fisik yang akan
menyebabkan penindasan. (Lihat Grmasci, 1971: 57)

Feodalisme
Feodalisme merupakan bentuk hegemoni yang
berupa jabatan atau pangkat yang dimiliki seseorang dan
sangat didewa-dewakan atau dijunjung tinggi oleh
masyarakatnya. Pangkat dan jabatan tersebut
digambarkan oleh tokoh Utusan Gubernur dan Pak Alex.
Seperti yang terlihat pada kutipan berikut ini:

28
Bedah Novel Tere Liye Si Anak Badai

“Termasuk untuk ‘Pak Gubernur’ juga sudah


ditransfer. Mungkin bisa digunakan untuk pencalonan
tahun depan.” Ucapan Pak Alex ditimpali tawa renyah
oleh Utusan Gubernur.” (hal. 309)
Kutipan di atas merupakan bentuk ideologi
foedalisme. Kutipan di atas menceritakan saat Utusan
Gubernur sedang mengadakan rapat bersama Pak Alex
dan pejabat-pejabat lainnya. Disela-sela pembicaraan,
Pak Alex menyebut Utusan Gubernur sebagai ‘Pak
Gubernur’ padahal dia bukan Gubernur tetapi hanya
Utusan Gubernur. Dalam novel ini, Gubernur
merupakan jabatan yang dijunjung tinggi dan disanjung
oleh masyarakat. Dengan demikian, hegemoni mengenai
jabatan Gubernur adalah Pak Alex dengan sadar
mengatakan hal tersebut. Kemudian panggilan Gubernur
tersebut tidak juga dibantah oleh Utusan Gubernur.

Kapitalisme
Kapitalisme merupakan sebuah bentuk hegemoni
dalam usaha atau upaya mempertahankan kekuasaan
untuk mengambil keuntungan dan kepuasan pribadi.
Bentuk hegemoni kapitalisme terlihat pada kutipan
berikut:
“Kau benar. Kakek tua itu pikir dirinya hebat,
menghinaku dengan memanggil ‘Pak Alex Saja’. Sekarang
lihat siapa yang hebat. Dia tidak akan lolos. Besok
hukuman berat pasti dijatuhkan. Saksisaksi sudah

29
Bedah Novel Tere Liye Si Anak Badai

dibeli, alat-alat bukti sudah dibuat. Tidak ada celah


baginya untuk lepas dari hukuman. Bukan begitu, ‘Pak
Gubernur’?”
Kutipan di atas menceritakan tokoh kelas atas
(pejabat tinggi kota provinsi) yang menghalalkan cara
agar hegemoni yang telah dilakukan kepada masyarakat
Manowa tidak terhalang oleh tetua kampung yakni Pak
Kapten. Pak Kapten dianggap berbahaya dan dapat
menggagalkan rencana pembangunan pelabuhan karena
ia termasuk tetua yang paling dihormati dan ditaati
masyarakatnya. Kelas atas tetap berusaha
mempertahankan kekuasaannya. Untuk itulah mereka
membuat tuduhan palsu yang memberatkan Pak Kapten
sehingga ia ditangkap. Dengan ditangkapnya Pak Kapten
akan lebih mempermudah para penguasa untuk
menguasai masyarakat pesisir kampung Manowa
Hal ini seperti konsep hegemoni Gramsci yang
berargumentasi dan beranggapan bahwa sebuah
kekuasaan agar bisa dan lebih bertahan lama
memelurkan dua perangkat kerja. Pertama, adalah
perangkat kerja yang mampu melakukan tindak
kekerasan yang bersifat memaksa atau dengan kata lain
kekuasaan membutuhkan perangkat kerja yang
bernuansa law enforcemant. Perangkat pertama ini
biasanya dilakukan oleh pranata negara melalui
lembagalembaga seperti hukum. Kedua, adalah
perangkat kerja yang mampu membujuk masyarakat

30
Bedah Novel Tere Liye Si Anak Badai

beserta pranata untuk taat terhadap mereka yang


berkuasa dilingkungan agama, politik, pendidikan,
kesenian dan keluarga (Heryanto, 1997). Kedua
perangkat kerja ini berkaitan dengan fungsi hegemoni
dimana kelompok dominan menguasai keseluruhan
masyarakat dan disisi lain berkaitan dengan dominasi
langsung atau perintah yang dilaksanakan diseluruh
negara (Grmasci, 2013:67). Permasalahan dalam kutipan
tersebut sesuai dengan perangkat kerja pertama
dikarenakan pejabat tinggi kota provinsi menggunakan
jalur hukum atau dengan kata lain menjadikan hukum
sebagai senjata untuk memaksa Pak Kapten agar tunduk
terhadap perintahnya.

Bentuk Hegenomi dalam Novel Si Anak Badai


Ada tiga tingkatan kategori hegemoni yang
dikemukakan oleh Gramsci dalam konsepnya mengenai
hegemoni, yaitu pertama hegemoni total (integral),
hegemoni merosot (decadent), dan hegemoni minimum.
Dalam novel Si Anak Badai selain adanya hegemoni yang
dapat mempengaruhi masyarakat seperti yang telah
dibahas pada pembahasan sebelumnya, juga terdapat
penolakan terhadap hegemoni yang dilakukan kelas atas
kepada kelas bawah. Hegemoni ini termasuk dalam
kategori hegemoni merosot. hegemoni merosot adalah
suatu kondisi hegemoni yang mengandung kontradiksi
atau pertentangan. Kontradiksi tersebut mengakibatkan

31
Bedah Novel Tere Liye Si Anak Badai

adanya pertentangan-pertentangan antara penguasa


dengan yang dikuasai. Maksudnya, pihak yang
terhegemoni tidak sepenuhnya terhegemoni oleh pihak
yang menghegemoni. Sehingga terjadi penolakan dari
pihak yang terhegemoni. Dengan kata lain, hegemoni
yang dilakukan pihak penguasa ditentang dan tidak
diterima sebagai bentuk persetujuan dari pihak yang
dikuasai. Seperti yang terlihat pada kutipan berikut ini:
“Apa lagi yang harus dibicarakan, Tiong? Kami
tidak mau dipindahkan dari kampung yang telah kami
diami sejak lama.” Suara Pak Kapten bertambah lantang.
Warga bertepuk tangan menyokongnya. (hal. 87)
Kutipan di atas menggambarkan masyarakat
pesisir kampung Manowa yang saat itu dipimpin Pak
Kapten dalam acara sosialisasi, menolak tawaran pejabat
tinggi kota provinsi mengenai pembangunan pelabuhan
di kampung Manowa. Masyarakat sudah tidak percaya
lagi terkait janji-janji yang dilontarkan para pejabat.
Meskipun para pejabat mengatakan bahwa akan
menjamin kesejahteraan masyarakat setelah kampung
mereka digusur, tetapi mereka tetap menolak karena
mereka berpikir bahwa penguasa saat ini sudah tidak
bisa dipegang omongannya. Kasus korupsi yang
dilakukan penguasa dan sudah menjadi rahasia umum,
ataupun banyak kejadian penguasa mengambil
keuntungan dari proyek yang mengatasnamakan
kesejahteraan rakyat membuat masyarakat teguh

32
Bedah Novel Tere Liye Si Anak Badai

menolak rencana pembangunan pelabuhan.


Pertentangan masyarakat inilah yang menjadikan
hegemoni penguasa menjadi merosot. Pertentangan
penguasa dengan masyarakat juga terjadi pada kutipan
berikut ini:
”Maaf, Bapak Utusan Gubernur. Saya minta
Bapak meninjau kembali. Rambas itu bukan daerah
pinggiran sungai. Jaraknya dari sini berkisar enam
kilometer. Itu jauh bagi para nelayan untuk pergi melaut.
Oi, bagaimana ceritanya saya yang sudah tua ini mesti
jalan enam kilo dulu baru bisa mendayung perahu. Itu
akan sangat melelahkan, Pak Utusan Gubernur.” Wak
Tukul bicara dengan caranya, lebih lembut dibandingkan
Pak Kapten.” (hal. 150)
Kutipan di atas menceritakan salah satu warga
yang bernama Wak Tukul menolak dengan halus
tawaran Utusan Gubernur terkait rencana pembangunan
pelabuhan. Wak Tukul mewakili warga yang lainnya
merasa keberatan terkait pemindahan kampung Manowa
ke daerah Rambas. Menurutnya, Rambas terlalu jauh
sebagai tempat pemukiman baru bagi para masyarakat
yang rata-rata berprofesi sebagai nelayan. Secara tidak
langsung Wak Tukul menolak ideologi yang dituturkan
oleh Utusan Gubernur. Artinya, hegemoni yang
dilakukan Utusan Gubernur tidak berhasil dan
menjadikan hegemoninya merosot.

33
Bedah Novel Tere Liye Si Anak Badai

SIMPULAN
Novel Si Anak Badai berisikan tentang strukur
kelas sosial. Struktur kelas sosial digambarkan oleh
kelas atas yakni pejabat tinggi kota provinsi dan kelas
bawah yakni masyarakat pesisir kampung Manowa.
Kelas atas digambarkan sekelompok orang yang memiliki
kekuasaan dengan kehidupan yang serba berkecukupan.
Terlihat masyarakat yang kaya dan berpendidikan.
Kehidupan masyarakat kota sebagai kelas penguasa
lebih makmur dan sejahtera daripada rakyat biasa
(nelayan). Sedangkan kelas bawah digambarkan dengan
kehidupan yang serba kekurangan atau miskin.
Masyarakat yang mayoritas berprofesi sebagai nelayan
memiliki penghasilan yang tidak menentu. Masyarakat
pesisir sudah terbiasa hidup dengan kekurangan dan
serba keterbatasan dalam segala hal.
Selain permasalah struktur kelas sosial, di dalam
novel Si Anak Badai juga terdapat bentuk hegemoni yang
dilakukan kelas atas terhadap kelas bawah yang terdiri
dari otoritarisme, foedalisme, dan kapitalisme. Hegemoni
dalam bentuk otoritarisme dilakukan oleh tokoh Utusan
Gubernur kepada masyarakat pesisir kampung Manowa
dan Pak Alex kepada bawahannya. Foedalisme dilakukan
oleh tokoh Pak Alex kepada utusan Gubernur
Kapitalisme dilakukan oleh Pak Alex kepada Pak Kapten.

34
Bedah Novel Tere Liye Si Anak Badai

Bagian Ketiga
Proses Perjuangan Kelas dalam Novel Si Anak
Badai (Tinjauan Sosiologi Sastra)

Secara etimologi sosiologi berasal dari kata


sosio atau society yang bermakna masyarakat dan logi
atau logos yang berarti ilmu. Jadi sosiologi adalah
ilmu tentang kehidupan masyarakkat. Dalam arti
yang lebih luas lagi sosiologi merupakan telaah yang
objektif atau ilmiah tentang manusia dalam
masyarakat, telaah tentang lembaga dan proses sosial
(dalam Abidin, A., 2016:71). Dalam pendekatan
sosiologi sastra biasanya yang dianalisis yaitu
mengenai manusia dalam masyarakat atau manusia
sebagai individu yang berhubungan erat kaitannya
dengan masalah sosial.
Ratna (2003:332-333) mendeskripsikan bahwa
sastra memiliki hubungan erat dengan masyarakat,
sebagai berikut:
a. Karya sastra ditulis oleh pengarang, diceritakan
oleh tukang cerita, disalin oleh penyalin,
sedangkan ketiga objek tersebut adalah anggota
masyarakat.

35
Bedah Novel Tere Liye Si Anak Badai

b. Karya sastra hidup dalam masyarakat, menyerap


aspek-aspek kehidupan yang terjadi dalam
masyarakat, yang pada gilirannya jadi
difungsikan oleh masyarakat.
c. Medium karya sastra, baik lisan maupun tulisan
dipinjam melalui kompetensi masyarakat, yang
dengan sendirinya telah mengandung masalah-
masalah kemasyarakatan.
d. Berbeda dengan ilmu pengetahuan, agama, adat
istiadat, dan tradisi yang lain, dalam karya sastra
terkandung estetika, etik, bahkan logika.
Masyarakat jelas sangat berkepentingan terhadap
ketiga aspek tersebut.
e. Sama dengan masyarakat, karya sastra adalah
hakikat intersubjektivitas, masyarakat
menemukan citra dirinya dalam suatu karya.

Karya sastra bukan semata-mata gejala individual


tetapi gejala sosial (dalam Ratna, 2003:11). Sosiologi
mengaji keterkaitan antara individu dengan kelompok
dan budayawan sebagai unsur yang bersama-sama
membentuk kenyataan hidup individu dan sosial dalam
lingkup kemasyarakatan. Pendapat yang sedikit
berlainan dinyatakan oleh Roucek dan Warren (dalam
Idianto, 2014:11) bahwa sosiologi adalah ilmu yang
mempelajari hubungan antara manusia dengan
kelompok-kelompok. Ditegaskan oleh Paul B. Horton

36
Bedah Novel Tere Liye Si Anak Badai

(dalam Idianto, 2014:11) yang mengatakan bahwa


sosiologi adalah ilmu yang memusatkan penelaahan
pada kehidupan kelompok dan produk pada kehidupan
kelompok tersebut.
Max Weber (dalam Idianto, 2014:11)
mendeskripsikan bahwa sosiologi adalah ilmu yang
berupaya memahami tindakan-tindakan sosial.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat
disimpulkan bahwa sosiologi adalah ilmu yang
mempelajari tentang hubungan manusia dengan
masyarakat dan peilaku sosial antara individu dengan
individu, individu dengan kelompok, serta kelompok
dengan kelompok. Sedangkan sosiologi sastra adalah
analisis, pembicaraan terhadap karya sastra dengan
mempertimbangkan aspek-aspek kemasyarakatan dan
kondisi sosialnya.

Perjuangan Kelas Menurut Karl Marx


Teori kelas diperkenalkan pertama kali oleh Karl
marx, filusuf terkemuka abad ke-19 asal Prussia sebagai
sebuah ideologi perjuangan politis yang menyemangati
sebagian besar gerakan buruh pada akhir abad ke-19
dan mendasari kebanyakan gerakan pembebasan sosial
pada abad ke-20 (dalam Suseno, 2000:11). Konsep Marx
tentang kelas muncul sebagai akibat dari hubungan-
hubungan penindasan dan pendominasian suatu
kelompok terhadap kelompok lain dalam sistem produksi

37
Bedah Novel Tere Liye Si Anak Badai

(dalam Elster, 2000:65). Dalam penindasan tersebut


kelompok kelas bawah didominasi oleh kelompok kelas
atas dan tanpa persetujuan bersama, menimbulkan
keputusan sepihak yang dalam hal ini mengacu pada
sistem produksi seperti pembuatan bangunan-bangunan
besar, pelabuhan dan lainnya yang mengakibatkan
kelompok kelas bawah harus terpaksa merelakan rumah,
sekolah, pasar dan hak milik tanah yang mereka punya
demi kepentingan pembangunan atau produksi tersebut.
Antara pandangan sejarah Marx yang dianggap
penting oleh pendukung aliran marxisme adalah teori
perjuangan kelas (struggle of classes) (dalam Ismail,
Indriaty & Kamal Basir, 2012:29). Menurut Marx kelas-
kelas tersebut merupakan kumpulan asas-asas sosial
yang didalamnya terdapat konflik dan memberi pengaruh
pada perubahan kelas ekonomi mereka. Marxisme
menyebut adanya pembagian golongan sosial dalam
suatu tatanan masyarakat menjadi 2 kelas, yakni: (1)
Kaum buruh yang merupakan kelompok kelas bawah
dan hidup dari upah sebagai pekerja atau yang disebut
sebagai kaum proletariat (2) Kaum pemilik modal yang
hidup dari laba atau yang disebut dengan kaum
kapitalis/borjuis (dalam Rujikartawi, 2015:81). Kaum
atas merupakan kaum kapitalis. Kaum ini memiliki
segala alat produksi, modal, tanah, dan sebagainya.
Kaum kapitalis diidentikan sebagai kaum yang kuat
mampu mengatur segalanya, sedangkan kaum

38
Bedah Novel Tere Liye Si Anak Badai

proletariat merupakan kaum yang lemah, tertindas, dan


tertinggal sebagai tenaga kerja yang berharap
mendapatkan upah untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Hubungan antara kaum atas dan kaum
bawah adalah tentang kekuasaan. Karena pada dasarnya
kekuasaanlah yang menjadikan kaum atas bisa
bertindak sesuai dengan apa yang diinginkannya dan
tidak memikirkan segala konsekuensi yang dihadapi oleh
kaum bawah. Kaum atas memanfaatkan tenaga kaum
bawah untuk bekerja dan berupaya semaksimal
mungkin demi kepentingan kaum atas tersebut.
Marx dan Engels (dalam Maulana, S., 2015:4296)
menyatakan bahwa sistem kapitalisme yang diciptakan
oleh kaum borjuis menyebabkan rusaknya sistem pasar.
Industri moderen merubah bengkel-bengkel kecil
menjadi pabrik besar dalam industri kapitalis. Merubah
perkampungan kecil menjadi pelabuhan besar sehingga
terpaksa masyarakatnya harus dipindahkan ke tempat
lain yang jauh dari kata layak. Selain faktor ekonomi,
faktor pengetahuan dan keahlian yang minim di
kalangan kaum proletar memaksa mereka harus bekerja
dengan upah yang seadanya. Namun dengan demikian,
kaum proletar semakin meningkat dalam pembentukan
massa yang lebih besar. Terbentuk kerjasama,
kebersamaan, serta satu tujuan yaitu melakukan
perjuangan atas hak yang seharusnya tidak boleh
dirampas dari mereka seperti kepemilikan tanah dan

39
Bedah Novel Tere Liye Si Anak Badai

rumah dalam menentang kaum borjuis. Terorganisasinya


kaum proletar membentuk sebuah partai yang kuat,
yang kemudian membentuk politik dan taktik yang
nantinya menjadi konsep dari perjuangan mereka
terhadap tindak penindasan dilakukan oleh kaum atas.
Marx bertujuan untuk membebaskan manusia
dari tekanan ekonomi, supaya manusia dapat
sepenuhnya bebas dan dapat menyuarakan dirinya
aebagai seorang manusia, kepedulian Marx adalah
emansipasi manusia sebagai seorang individu,
mengentaskan aleniasi, restorasi kemampuan manusia
untuk menghubungkan dirinya secara utuh dengan
sesamanya dan alam (dalam Fromm, 2004:6). Marx
bermaksud mengentaskan pendominasian terhadap
kelas bawah dan menjadikan strata sosial
kemasyarakatan di dunia ini adalah sama statusnya,
baik kelas bawah, kelas menengah, maupun kelas atas.
Semua manusia memiliki hak yang sama dan tidak ada
penindasan satu sama lain.

Analisis Proses Perjuangan Kelas dalam Novel Si Anak


Badai Karya Tere Liye
Perjuangan kelas merupakan usaha yang
dilakukan kelas bawah secara bersama-sama untuk
keluar dari situasi ketertindasan dan penghisapan dari
kelas atas. Perjuangan kelas harus dilakukan secara
kolektif agar kekuatan yang telah terhimpun mampu

40
Bedah Novel Tere Liye Si Anak Badai

melawan kelas atas yang sangat kuat karena kekayaan


dan kekuasaan yang dimiliki serta secara resmi mapun
tidak resmi telah mendapat perlindungan dari negara
sebagai bukti keberpihakannya.
Bentuk perjuangan kelas dalam novel Si Anak
Badai karya Tere Liye diantaranya terbagi menjadi tiga
tahap, yaitu: kesadaran kelas secara internal dari kelas
bawah, penyadaran kelas secara eksternal dari
penduduk Manowa, dan aksi (demonstrasi) yang
dilakukan secara bersama-sama antara kelas bawah
atau penduduk Manowa untuk melawan keputusan
sepihak para penguasa.
1) Kesadaran Kelas Secara Internal
Kesadaran internal yang dimaksut dalam penelitian
ini adalah sebuah bentuk kesadaran yang dialami
oleh kelas bawah dalam mamaknai dan menilai hasil
yang di dapat sebagai seorang nelayan. Kesadaran itu
muncul atas kekurangan dan kondisi lingkungan
yang tidak memadai. Hal ini dibuktikan dalam
kutipan berikut:

“Maaf, Pak Alex yang terhormat.” Wak Tukal lebih


sopan dari pada Pak Kapten, “Saya belum mengerti
bagaimana caranya pelabuhan itu membuat
kampong kami lebih baik. Maaf tadi Pak Alex bilang
kakus kami buruk, nah diantara gambar itu, bisakah

41
Bedah Novel Tere Liye Si Anak Badai

Pak Alex yang terhormat menunjukkan di mana


kakus kami akan di bangun?.”

Pengungkapan tokoh Wak Tukal tersebut mengarah


pada kesadaran pribadi masyarakat kampung
Manowa akan kekurangannya fasilitas buang air
besar, sehingga setiap hari mereka lakukan itu di
sungai dekat rumah mereka. Kesadaran yang lain
muncul ketika jembatan masjid di kampung Manowa
rubuh dan ambruk. Mereka tidak langsung dapat
mengganti dan memperbaikinya dikarenakan mereka
pohon kayu ulin yang berada di kampong Manowa
habis dan hanyut terbawa air laut. Sehingga mereka
perlu memesan kayu ulin dan bamboo dari luar.
Yang terbukti dalam kutipan berikut ini:

“Jumat pagi pesanan kayu ulin tiba di dermaga. Juga


gelondongan bamboo. Maka hari minggu ini, sesuai
kesepakatan warga, gotong royong memperbaiki
jembatan masjid akan dilaksanakan”

Kutipan tersebut mengarah kurangnya bahan yang


dibutuhkan masyarakat Manowa sehingga mereka
perlu memesan ke luar dan membutuhkan waktu
yang lama. Kesadaran secara internal dari para
penduduk Manowa membuat mereka saling
bekerjasama dan berjuang dalam mempertahankan

42
Bedah Novel Tere Liye Si Anak Badai

hak milik mereka yaitu tana h perkampungan


Manowa dari para penguasa yang akan merampasnya
dan dijadikan sebuah pelabuhan besar.

2) Penyadaran Kelas Secara Eksternal


Penyadaran secara eksternal merupakan kesadaran
yang di dapat dari orang lain. Dalam novel Si Anak
Badai karya Tere Liye yang dimaksut yaitu Pak Alex
dan utusan gubernur yang tak lain merupakan para
penguasa yang memaksakan kampong Manowa
dijadikan sebagai pelabuhan besar. Penyadaran yang
dilakukan oleh kedua tokoh tersebut seperti yang
tertulis dalam kutipan berikut ini:

“Saya kemudian ke kota provinsi untuk bertemu


gubernur. Saya menyampaikan sebuah rencana
besar. Bapak-bapak saya datang ke sini untuk
membawa perubahan pada kehidupan Bapak-bapak.
Masyarakat yang tertinggal, rumah tidak layak,
fasilitas MCK buruk, anak-anak terkena diare dan
berbagai penyakit. Saya akan mengubahnya menjadi
lebih baik.”

Kutipan diatas mengarah pada penyadaran akan


kurangnya kondisi lingkungan dan fasilitas di
kampung Manowa. Secara tidak langsung Pak Alex
yang merupakan orang luar menyadarkan

43
Bedah Novel Tere Liye Si Anak Badai

ketertinggalan dan perlunya kemajuan dari kampung


tersebut. Namun maksut yang dikatakan Pak Alex
dalam pidatonya hanya ingin membujuk warga agar
menyetujui pembangunan pelabuhan. Hal tersebut
membuat para penduduk Manowa menentang
keputusan pembangunan, dan akan tetap
mempertahankan hak tanah milik mereka.
Perjuangan yang dilakukan oleh penduduk Manowa
dalam hal ini mengarah pada pembatalan
pembangunan sehingga mereka tidak dipindahkan
dan dapat makan serta tidur di tempatnya. Sekaligus
tidak perlu jauh-jauh dalam mencari mata
pencaharian yaitu sebagai nelayan pencari ikan.

3) Aksi (Demonstrasi)
Setelah kelas bawah mengalami kesadaran mereka
akan bersama-sama menuntut haknya, yang
menurut Karl Marx disebut teori perjuangan kelas.
Perjuangan yang dilakukan oleh kaum bawah
dijalankan dengan cara aksi massa di kampung
Manowa. Anak-anak kampung Manowa yang tidak
setuju dengan keputusan pemerintan untuk
merobohkan sekolah mereka, secara bersama-sama
melakukan aksi dengan protes kepada pekerja
pembangunan pelabuhan. Aksi tersebut dibuktikan
dalam kutipan sebagai berikut:

44
Bedah Novel Tere Liye Si Anak Badai

“Kita ke dermaga juga.” Aku mengajak kawan-


kawanku, dan mereka langsung setuju. Kami murid
kelas enam melangkah di depan, diikuti fatah dan
kawan-kawannya. Seakan tak mau ketinggalan,
murid kelas lain juga mengiringi kami. Maka
berderap-deraplah suara langkah kami di jalan
papan ulin.‟

“Kami mau protes”. Jawab kami gagah

Proletariat atau kelas bawah, semakin ditindas dan


semakin miskin, maka kesadaran kelasnya akan
semakin besar, dan mereka tidak akan membiarkan
kelas atas menguasainya, untuk itu mereka akan
memberontak supaya dapat keluar dari situasi
penindasan (dalam Suseno,2000:169). Kesadaran
akan kelasnya yang tertindas akan membentuk
kerjasama dan solidaritas antar kelompok kaum
proletar dan kemudian akan mengumpulkan
kekuatan yang besar untuk mengalahkan kekuasaan
para penguasa.

SIMPULAN
Dari analisis perjuangan kelas dalam novel ini
ditemukan perbedaan ekonomi antara kelas bawah
dengan kelas atas. Kelas bawah sebagai representasi
kaum miskin yang tidak bisa melawan keputusan dari

45
Bedah Novel Tere Liye Si Anak Badai

penguasa, dan kelas atas sebagai representasi kaum


kaya dan kaum penguasa yang bisa dengan mudah
menguasai atau mendominasi kelas bawah. Kemiskinan
kelas bawah akhirnya disadari secara internal dari dalam
diri para penduduk kampung Manowa. Yang kemudian
mendapat penyadaran secara eksternal dari orang lain.
Hal tersebut memacu kaum kelas bawah untuk segera
melakukan taktik perjuangan melawan kelas atas. Para
penduduk kampung Manowa dengan beraninya melawan
melalui cara protes atau aksi demonstrasi. Walaupun
dengan cara tersebut tidak berhasil mereka tetap tidak
pantang menyerah. Hingga akhirnya siasat yang mereka
susun berjalan dengan apa yang mereka harapkan.
Dengan demikian peneliti menyimpulkan proses
perjuangan kelas yang diantaranya mencakup kesadaran
secara internal. Penyadaran secara eksternal, dan aksi
(demonstrasi) adalah bentuk perjuangan yang dilakukan
kelas bawah dalam melawan kelas atas.

46
Bedah Novel Tere Liye Si Anak Badai

Bagian Keempat
Nilai Nilai Didaktis Novel Si Anak Badai
(Tinjauan Sosiologi Sastra)

Penulis akan mengkaji lebih mendalam tentang


nilai-nilai didaktis yang terdapat dalam novel Si Anak
Badai karya Tere Liye dengan memanfaatkan tinjauan
sosiologi sastra. Si Anak Badai merupakan novel keenam
dari Serial Anak Nusantara yang merepresentasikan
kehidupan anak-anak di kampung nelayan bernama
Muara Manowa. Novel ini bercerita tentang anak laki-laki
bernama Zaenal dan ketiga temannya yang terus
berupaya mempertahankan kampung halaman mereka
(Muara Manowa) dari gusuran pemerintah akibat
rencana pembangunan pelabuhan. Di saat warga
Kampung Manowa hanya bisa pasrah menghadapi fakta
bahwa tempat tinggal mereka sebentar lagi akan
dirobohkan, lain halnya dengan Za dan kawan-kawan
yang justru berusaha mencari cara untuk menggagalkan
rencana pembangunan tersebut. Pada akhirnya,
kekompakkan dan semangat mereka mampu membawa
bukti tak terbantahkan yang dapat menyelamatkan
Kampung Manowa dari penggusuran. “Si Anak Badai”
merupakan julukan geng Za dan kawan-kawannya, hal

47
Bedah Novel Tere Liye Si Anak Badai

tersebut karena kehidupan mereka tidak terlepas dari


lautan dengan segala macam tantangan dan rintangan.
Cerita mengenai anak bangsa yang hidup dalam
keceriaan dan kesederhanaan tentunya menampilkan
banyak amanat serta pesan bijak mengenai kehidupan
yang hendak disampaikan penulis kepada pembaca.
Maka dari itu, dalam penelitian ini penulis berfokus
menganalisis nilai-nilai pendidikan yang terkandung
dalam novel Si Anak Badai berdasarkan data empiris
yang ditemukan. Data tersebut dapat berupa dialog
antar tokoh maupun narasi.
Nilai Didaktis dapat diartikan sebagai Nilai-nilai
yang bersifat mendidik atau nilai yang memberi ajaran
tentang kebaikan. Setiap karya sastra memiliki nilai-nilai
didaktis yang terkandung didalamnya.

1. Nilai Moral
Membantu Orang Tua
Kutipan yang menunjukkan adanya sikap membantu
orang tua, yaitu:
Aku mendapati Fatah menunggu berdiri di luar
rumah–di atas jalan papan ulin. Tangannya
memegang buku dan meteran kain, di telinga terselip
pensil. Urusan mengukur pakaian seperti ini sudah
beberapa kali kami lakukan. Sudah bisa membantu
Mamak mengukur baju atau celana, jadi paham
caranya.

48
Bedah Novel Tere Liye Si Anak Badai

Sekarang kami berjalan menuju rumah Pak Kapten.


Meniti jalan papan ulin. Rumahnya di hulu
kampung, dekat dengan jembatan ke masjid. Pak
Kapten tinggal bersama istrinya. Mereka punya anak
satu-satunya, Paman Deham–sudah menikah, sudah
punya rumah sendiri pula. Rahma–anak sulung
Paman Deham, sekelas denganku. (Bagian 2)

Kutipan tersebut dilontarkan oleh tokoh Za. Dalam


kutipan tersebut, terlihat bahwa tokoh Za dan Fatah
menunjukkan akhlak terpuji berupa membantu
Mamak mengukurkan pakaian milik Kakek (Pak
Kapten). Tindakan tersebut bukanlah untuk pertama
atau kedua kalinya, karena mereka kerap kali
membantu tokoh Mamak mengukur baju dan celana
milik warga Kampung Manowa yang memesan
jahitan. Membantu orang tua merupakan salah satu
bentuk sikap khidmat seorang anak terhadap sosok
yang telah merawat, membesarkan, dan
mendidiknya. Tokoh Za dan Fatah telah tumbuh
dalam lingkungan keluarga yang membentuk
kesadaran mereka untuk senantiasa berbakti dan
menghormati Mamak Bapak

Berdasarkan kutipan tersebut, maka bagi tokoh Za


dan Fatah, membantu orang tua adalah suatu

49
Bedah Novel Tere Liye Si Anak Badai

kewajiban yang didasari pada kedudukan sebagai


seorang anak, tuntutan hidup (berupa tuntutan
ekonomi), serta kebiasaan dan pengajaran sejak
kecil.

Sikap Kasih Sayang Kepada Sesama


Kutipan yang menunjukkan adanya sikap kasih
sayang kepada sesama, yaitu:
“Nanti, kalau jahitan ini selesai, Thiyah, Fatah dan
Zaenal akan Mamak bawa ke pasar terapung, Bang.
Mamak akan bebaskan mereka beli makanan apa
saja. Biar mereka tahu kalau Mamak sungguh
sayang dengan mereka bertiga.”

Di ruang tengah, aku tersenyum dengan mata


berkaca-kaca, tak tertahankan. Aku menangis. Aku
baru tahu betapa sayangnya Mamak kepada kami.
(Bagian 11)

Dalam kutipan tersebut, terlihat bahwa tokoh Mamak


menunjukkan rasa kasih sayang kepada anak-
anaknya–Thiyah, Fatah, dan Zaenal, dengan
berencana untuk mengajak mereka berjalan-jalan ke
pasar terapung. Hal tersebut ia lontarkan kepada
tokoh Bapak. Sikap kasih sayang kepada sesama
dalam novel ini tidak hanya dijewantahkan dalam
bentuk kasih sayang orangtua kepada anak, tetapi

50
Bedah Novel Tere Liye Si Anak Badai

juga anak kepada orang tua, kepada sesama teman,


kepada sesama tetangga, maupun kepada sesama
manusia. Berikut salah satu kutipannya:

“Tapi Pak, kan yang lebih penting membuat masakan


buat kami, bukan membuat enam belas baju kurang
itu.” Fatah masih protes.

“Itu juga sama pentingnya, Fat. Mamak kalian tidak


bisa ikut latihan rebana, tapi dia tetap mau terlibat
dalam grup itu, dengan menjahitkan gratis baju
kurungnya. Ayo, habiskan makanan kalian.
Bayangkan semua perjuangan Mamak, pasti akan
terasa lezat.” (Bagian 11)

Dalam kutipan tersebut, terlihat bahwa tokoh Bapak


tengah berusaha menenangkan Fatah (anaknya) yang
merengek karena kesibukan Mamak berimbas pada
hasil masakannya yang tidak lezat. Tokoh Bapak
menegaskan bahwa hal tersebut wajar karena tokoh
Mamak memang sedang sibuk-sibuknya menjahit
baju kurung milik ibu-ibu grup rebana. Adapun
alasan pembuatan baju kurung itu ialah untuk
digunakan ibu-ibu pada saat penampilan qosidah
dalam rangka menyambut kunjungan gubernur ke
Kampung Manowa. Sikap kasih sayang tercermin
dari fakta yang menyebutkan bahwa tokoh Mamak

51
Bedah Novel Tere Liye Si Anak Badai

menawarkan bantuan untuk membuatkan 16 baju


kurung dengan sukarela, tanpa meminta sedikit pun
bayaran.

Dari kenyataan itu, dapat kita ketahui pula bahwa


masyarakat Kampung Manowa telah hidup
berdampingan dengan rukun dan damai selama
bertahun-tahun. Kerukunan dan kedamaian seperti
inilah yang dapat melahirkan sikap kasih sayang
kepada sesamanya.

Meminta Maaf Saat Melakukan Kesalahan


Kutipan yang menunjukkan adanya sikap meminta
maafsaat melakukan kesalahan, yaitu:
“Mamak minta maaf, Fat. Mamak tidak sengaja.
Harus berapa kali Mamak bilang hingga kau mau
memaafkan.” Mamak menatap Fatah. (Bagian 6)

Dalam kutipan tersebut, terlihat bahwa tokoh Mamak


meminta maaf kepada Fatah atas kesalahan yang
diperbuatnya. Adapun kesalahan itu berupa
kekeliruan membungkus baju hasil jahitan milik
Kakek dan Wak Sidiq perempuan. Meminta maaf
memang sepatutnya dilakukan seseorang ketika
berbuat salah kepada orang lain, meskipun hanya
karena persoalan yang kecil. Terdapat fakta yang
perlu digarisbawahi dan dipelajari dalam kutipan di

52
Bedah Novel Tere Liye Si Anak Badai

atas, fakta bahwa yang meminta maaf adalah seorang


ibu kepada anak. Mengapa perlu digarisbawahi?
Karena hal tersebut jarang terjadi. Umumnya,
seorang ibu enggan meminta maaf kepada anaknya
meskipun ia menyadari telah berbuat salah, hal itu
terjadi karena stigma yang berkembang di
masyarakat yang menyebutkan bahwa orang tua
adalah superior.

Mengucapkan Terima Kasih


Kutipan yang menunjukkan adanya tindakan
mengucapkan terima kasih, yaitu:

Tidak sempat aku memperhatikan Malim dan Ode


menggodaku, ada urusan yang lebih penting, karena
Rahma terlihat nyaris jatuh ke sungai saat lompat ke
atas perahu. Aku reflek meraih tangannya,
membantunya menjaga keseimbangan. “Terima
kasih, Za.” Wajah Rahma sedikit pias. (Bagian 15)

Dalam kutipan tersebut, terlihat bahwa tokoh Rahma


berterima kasih kepada Za karena telah
membantunya menjaga keseimbangan saat lompat ke
atas perahu. Terima kasih diucapkan oleh seseorang
kepada orang lain yang telah memberikan bantuan.
Sama seperti meminta maaf, mengucapkan terima
kasih juga sepatutnya dilakukan seseorang kepada

53
Bedah Novel Tere Liye Si Anak Badai

orang lain, sekalipun hanya karena pertolongan yang


kecil.

Bersikap Amanah
Kutipan yang menunjukkan adanya sikap amanah,
yaitu:
“Apa pesan yang kalian bawa dari Wak perempuan?”
Aku menggamit Fatah, mengajaknya berdiri dekat
dengan
Wak Sidiq. “Wak perempuan minta dibelikan beras.”
(Bagian 4)

Dalam kutipan tersebut, terlihat bahwa tokoh Za dan


Fatah tengah menyampaikan amanah kepada Wak
Sidiq. Adapun amanah yang mereka dapatkan ialah
Wak Sidiq

perempuan meminta Wak Sidiq laki-laki untuk


membelikan beras. Amanah tersebut pun berhasil Za
dan Fatah sampaikan dengan baik dan jujur.

Pantang Menyerah
Kutipan yang menunjukkan adanya sikap pantang
menyerah, yaitu:
“Oi! Oi!” Awang mengangkat bahuku, “Kita punya
bukti hebat sekarang.”

54
Bedah Novel Tere Liye Si Anak Badai

“Kita harus segera ke rumah Wak Sidiq, rekaman ini


harus dibawa ke ibu kota secepat mungkin.”
CTAR!
BUM!
Petir sekali menyambar, disusul dentum geledek.
Badai kembali turun membungkus kampung kami.
Tapi kali ini, aku mendongak, menatap jutaan tetes
air hujan dengan riang. Inilah kami, Si Anak Badai.
Tekad kami sebesar badai. Kami Tidak pantang
menyerah. (Bagian 25)

Dalam kutipan tersebut, terlihat bahwa tokoh Aku


(Za) memiliki tekad yang kuat dalam menjaga
sekaligus membela kebenaran. Narasi tersebut
ditampilkan dalam novel ketika tokoh Za dan kawan-
kawannya–Awang, Ode, dan Malim–berhasil
menjalankan rencana mereka menggagalkan
pembangunan pelabuhan dengan menyusup ke kapal
yacht untuk mendapatkan bukti pendukung.
Awalnya, rencananya mereka memang tidak
membuahkan hasil, tetapi karena sikap pantang
menyerah yang mereka miliki, akhirnya rencana
kedua sukses dijalankan dengan hasil yang sesuai
dan memuaskan. Sebelum menjalankan rencana
kedua, mereka juga senantiasa belajar dari
kesalahan pada saat menjalankan rencana pertama,
yakni dengan menyusun strategi yang lebih baik,

55
Bedah Novel Tere Liye Si Anak Badai

melakukan pengamatan, serta memikirkan


kemungkinan-kemungkinan dan peluang-peluang
yang terjadi. Sikap pantang menyerah merupakan
nilai karakter yang dapat membentuk kepribadian
seseorang menjadi berani dan tangguh.

2. Nilai Sosial
Tanggung Jawab
Kutipan yang menunjukkan adanya sikap
bertanggung jawab, yaitu:
“Mamak menyuruh kita bertanggung jawab, Fat.
Kakak tidak mau pulang sebelum urusan ini selesai.
Bisa panjang. Kita bisa dihukum tidur di teras
rumah. Kalau kau tidak mau ikut, biar aku saja.”
Tanpa menunggu reaksi Fatah, aku mengulurkan
tangan, meminta buku tulis dan pensil yang ada
padanya. (Bagian 4)

Dalam kutipan tersebut, terlihat bahwa tokoh Za


menyadari akan kesalahannya dan mau bertanggung
jawab. Adapun kesalahan yang Za lakukan ialah
telah keliru mengukur ukuran baju Wak Sidiq,
kemudian ia pun bertanggung jawab untuk menebus
kesalahan itu dengan mendatangi Wak Sidiq dan
mengukurnya kembali. Hal yang sama dilakukan
pula oleh adiknya Za, yakni Fatah. Dari kutipan
tersebut, kita ketahui bahwa tokoh Za mampu

56
Bedah Novel Tere Liye Si Anak Badai

berpikir secara matang dan bijak, meskipun usianya


terbilang sangat muda (masih duduk di bangku kelas
6 sekolah dasar). Ia segera bertanggung jawab setelah
menyadari kesalahannya. Tanggung jawab itu pun
dilakukannya dengan sungguh-sungguh. Sikap
tanggung jawab dan karakter yang dimiliki Za boleh
terbentuk karena kedudukannya sebagai seorang
kakak yang memiliki dua adik, kedudukannya
sebagai anak pertama. Ia memiliki pengalaman yang
lebih banyak. Ia memiliki kesadaran bahwa ia harus
menjadi contoh yang baik bagi kedua adiknya.

Tolong Menolong
Kutipan yang menunjukkan adanya sikap tolong
menolong, yaitu:
Tapi entah apa yang dipikirkannya, mungkin karena
kasihan melihat Mutia yang hendak menangis lagi,
atau karena barusan dibilang jahat, Awang
mendadak menawarkan membantu, “Baiklah kalau
begitu. Kau tenang saja, Tia. Sebelum lonceng tanda
istirahat selesai, aku akan membawa kembali pena
kesayangan kau itu.” (Bagian 3)

Dalam kutipan tersebut, terlihat bahwa tokoh Awang


menawarkan bantuan kepada Mutia untuk
mengambil pena kesayangannya yang terjatuh di
muara sungai di bawah bangunan sekolah. Sebagai

57
Bedah Novel Tere Liye Si Anak Badai

teman sekaligus kakak kelas, Awang bersedia


menolong Mutia dengan ikhlas

Gotong Royong
Kutipan yang menunjukkan adanya rasa gotong
royong, yaitu:
Sore ini kami membuat tangga darurat. Bang Kopli
dan pemuda kampung sudah mengambil batang
bamboo dan beberapa potong kayu di seberang
sungai. Akan ada dua tangga yang dibuat. Satu di
sisi masjid, satunya lagi di sisi jalan papan. Wak
Albet berikut nelayang stelah menyanggupi
menyeberangkan jamaah dari jalan papan ke masjid
dan sebaliknya dengan perahu. (Bagian 8)

Dalam kutipan tersebut, terlihat bahwa warga


Kampung Manowa tengah melakukan gotong royong
untuk menyiasati akses jalan ke masjid yang
terputus. Terdapat dua bentuk gotong royong yang
mereka lakukan, 1) gotong royong membuat tangga
darurat, dan 2) gotong royong menyeberangkan
jamaah dari jalan papan ulin ke masjid ataupun
sebaliknya dengan perahu.

Kepedulian terhadap Sesama


Kutipan yang menunjukkan adanya rasa peduli
terhadap sesama, yaitu:

58
Bedah Novel Tere Liye Si Anak Badai

“Kenapa kalian datang ke sini?” Suara Malim tidak


ramah, dia tahu kami hanya akan mengganggunya
saja. Siang ini aku, Awang, dan Ode datang bertiga.
Malim terlihat tidur-tiduran di atas bale, menunggu
kapal melintas.
“Kalian hanya merecokiku dengan memintaku
sekolah, kan?” Malim melotot. (Bagian 16)

Dalam kutipan tersebut, terlihat bahwa tokoh Aku


(Za), Awang, dan Ode memiliki kepedulian kepada
kawannya, bernama Malim. Kepedulian itu
dicurahkan dalam bentuk ajakan untuk kembali ke
sekolah, karena pada saat itu diceritakan bahwa
Malim tidak ingin lagi bersekolah, melainkan lebih
memilih untuk mencari uang dengan menunggu
kapal. Tindakan mendatangi Malim untuk
mengajaknya kembali ke sekolah bukan sekali
dilakukan oleh Za dan kawan-kawannya, melainkan
berkali-kali. Sebab Malim tak lantas menyanggupi
permintaan mereka, menolak satu sampai tiga kali.
Namun, hal tersebut tidak menyurutkan semangat
Za dan kawan-kawannya untuk terus membujuk
Malim hingga bersedia. Pada akhirnya, kepedulian Za
dan kawan-kawannya mampu meluluhkan hati
Malim dan membuatnya mau kembali bersekolah.

59
Bedah Novel Tere Liye Si Anak Badai

Musyawarah
Kutipan yang menunjukkan adanya sikap
bermusyawarah, yaitu:
Di rumah Wak Sidiq, Bang Kopli yang melapor. Wak
Sidiq memerintahkan pemuda yang dituduh maling
didudukkan di ruang depan. Kak Ros dan kami
bertiga diminta masuk juga. Malim yang tidak
disebut namanya, penuh percaya diri ikut masuk.
Sementara anak-anak lain menonton dari teras.
(Bagian 14)

Dalam kutipan tersebut, terlihat bahwa tokoh Wak


Sidiq dan beberapa pihak yang bersangkutan tengah
melakukan musyawarah untuk menyelesaikan
masalah. Adapun persoalan yang mereka selesaikan
ialah mengenai pencurian yang diduga terjadi pada
Kak Ros. Dalam novel diceritakan bahwa tas berisi
uang milik tokoh Kak Ros telah hilang, dan diduga
dicuri oleh pencuri bernama Unan. Namun, dugaan
tersebut ternyata salah setelah dilakukan
penyelidikan dan perembukan. Faktanya, tas milik
Kak Ros tertinggal di perahu saat membeli sayur
rebung di pasar terapung.

60
Bedah Novel Tere Liye Si Anak Badai

3. Nilai Budaya
Mengangkat Tangan Sebagai Permintaan Izin
Bertanya/Menjawab
Kutipan yang menunjukkan adanya tindakan
mengangkat tangan sebagai permintaan izin
bertanya/menjawab, yaitu:
“Nah, terkait kapal ini, mengapa Allah
memerintahkan Nabi Nuh membuat kapal yang
besar, bukan pesawat yang besar, atau gedung yang
tinggi, atau balon terbang raksasa?” Guru Rudi
memandangi kami.
Kami saling tatap. Apa maksud Guru Rudi?
“Guru,” Thiyah mengangkat tangannya–seperti biasa
dia selalu semangat menjawab,”Sebab saat itu
manusia baru bisa membuat kapal. Belum bisa
membuat pesawat terbang.” (Bagian 5)

Dalam kutipan tersebut, terlihat bahwa tokoh Thiyah


mengangkat tangannya sebagai permintaan izin
menjawab pertanyaan yang diajukan oleh Guru Rudi
setelah kegiatan mengaji. Budaya mengangkat
tangan berlaku di Kampung Manowa saat ingin
bertanya/menjawab, hal ini sebagai bentuk
kesopanan terhadap yang lebih tua/berilmu. Dalam
kehidupan nyata, budaya ini banyak dilakukan di
berbagai macam tempat di belahan dunia, dan

61
Bedah Novel Tere Liye Si Anak Badai

Kampung Manowa sebagai latar tempat novel ini pun


memiliki tradisi yang sama.

Menghormati Tamu
Kutipan yang menunjukkan adanya sikap
menghormati tamu, yaitu:
… Kami bertiga memandang tak berkedip. Bapak itu
berjalan ke dalam tenda ditemani seorang berbaju
pegawai, dengan emblem melekat di bajunya. Kupikir
itulah Camat Tiong. Dari mobil kedua keluar lima
orang pemuda seumuran Bang Kopli. Semuanya
memakai baju safari hitam, pandangan mereka
tampak selalu waspada.
“Selamat datang Bapak dari provinsi, selamat datang
juga Bapak Camat.” Bapak menyambut dari atas
panggung. (Bagian 7)

Dalam kutipan tersebut, terlihat bahwa tokoh Bapak


memberikan salam hormat kepada Bapak Provinsi
dan Bapak Camat sebagai bentuk penghormatan
terhadap tamu. Diceritakan dalam novel bahwa
kutipan tersebut diucapkan tokoh Bapak ketika
menyambut pegawai atas yang baru saja tiba di
kantor camat, Muara Manowa. Budaya menghormati
tamu sangat kental dalam masyarakat, baik di
pedesaan maupun di perkotaan. Sebab tamu
dianggap sebagai sosok yang telah mengorbankan

62
Bedah Novel Tere Liye Si Anak Badai

tenaga, waktu, dan biaya untuk menyempatkan


datang. Pengorbanan tersebut sepatutnya kita hargai
dengan menunjukkan sikap ramah dan rasa senang
hati.

4. Nilai Agama
Mendirikan Shalat Sebagai Kewajiban Terhadap
Tuhan
Kutipan yang menunjukkan adanya sikap memenuhi
kewajiban terhadap Tuhan dengan mendirikan
shalat, yaitu:
“Baik, kita sudahi untuk malam ini.”
Anak-anak bergegas membereskan peralatan
mengaji.
“Za.”
“Ya, Guru.” Sigap aku menjawab.
“Kau yang adzan Isya. Bergegas sana ke masjid,
sudah hampir masuk waktunya.” Aku mengangguk.
(Bagian 5)

Dalam kutipan tersebut, terlihat bahwa Guru Rudi


memerintahkan Za untuk adzan karena sebentar lagi
memasuki waktu Isya. Hal ini mengartikan bahwa
warga Kampung Manowa didominasi oleh pemeluk
agama islam, dan shalat merupakan kewajiban yang
harus dikerjakan. Dalam novel, Guru Rudi
diceritakan sebagai guru ngaji di Kampung Manowa.

63
Bedah Novel Tere Liye Si Anak Badai

Oleh karena itu, karakter serta kepribadian Guru


Rudi digambarkan melekat dengan akhlak-akhlak
yang terdapat dalam ajaran islam, salah satunya
senantiasa mengingatkan murid laki-lakinya untuk
adzan setiap kali waktu shalat wajib tiba.

Mengaji Sebagai Amalan


Kutipan yang menunjukkan adanya kegiatan mengaji
yang merupakan amalan seorang muslim, yaitu:

Seperti biasa, habis maghrib kami mengaji di rumah


Guru Rudi–tidak jauh dari jembatan menuju mesjid.
Yang tidak biasa, setelah anak-anak menyetor
bacaan, Ode mendadak mengangkat telunjuknya
bertanya. (Bagian 5)

Dalam kutipan tersebut, terlihat bahwa anak-anak


Kampung Manowa melakukan kegiatan mengaji
setiap selesai shalat maghrib di rumah Guru Rudi.
Kegiatan membaca dan menghafal Al-Qur’an
merupakan amalan dalam islam. Umumnya dalam
lingkungan masyarakat muslim di Indonesia,
kegiatan mengaji anak-anak dilakukan di sore hari,
selepas ibadah shalat ashar ataupun shalat maghrib.
Ternyata, hal tersebut berlaku pula di Kampung
Manowa.

64
Bedah Novel Tere Liye Si Anak Badai

Berdoa sebelum/sesudah melakukan kegiatan


Kutipan yang menunjukkan adanya kegiatan berdoa
sebelum/setelah melakukan kegiatan, yaitu:
Wajah Fatah kembali cerah, dia tidak sabaran
menunggu centong selesai digunakan Bapak.
Langsung meraihnya–padahal itu seharusnya giliran
Mamak dulu
“Oi, kau sudah baca bismillah, Fat? Bapak menegur.
“Shu-dha, Phak.” Fatah menjawab dengan mulut
penuh nasi. (Bagian 11)

Dalam kutipan tersebut, terlihat bahwa tokoh Bapak


menegur sekaligus mengingatkan Fatah untuk tidak
melupakan membaca bismillah sebelum makan.
Berdoa sebelum makan merupakan bentuk syukur
umat islam terhadap rezeki yang telah diberikan
Tuhan.

Kutipan di atas adalah contoh adanya nilai agama


yang tercermin melalui tindakan berdoa sebelum
melakukan kegiatan, adapun berdoa setelah
melakukan kegiatan ditunjukkan dalam kutipan
berikut ini:

“Rahan, kau pimpin do’a, Nak.” Kata Bu Rum


beberapa saat kemudian. Kali ini Rahan menurut.
Kami memasukkan buku ke dalam tas. Membaca doa

65
Bedah Novel Tere Liye Si Anak Badai

bersama, memberi salam pada Bu Rum kemudian


berjalan lesu keluar kelas. (Bagian 23)

Dalam kutipan tersebut, terlihat bahwa tokoh Bu


Rum memerintahkan Rahan untuk berdoa setelah
kegiatan belajar mengajar di hari itu selesai. Berdoa
setelah belajar merupakan bentuk syukur dan
pengharapan umat islam agar ilmu yang didapat
senantiasa dilimpahkan keberkahan.

Terdapat cukup banyak nilai didaktis ataupun nilai


pendidikan yang tercermin dalam novel ini. Meskipun
pada dasarnya nilai-nilai tersebut saling
berhubungan dan memiliki keterkaitan yang erat.
Misalnya, nilai budaya menghormati tamu dapat pula
dikatakan sebagai nilai moral, nilai moral kasih
sayang terhadap sesama dapat pula dikatakan
sebagai nilai sosial, dan lain sebagainya. Novel Si
Anak Badai menyajikan cerita yang erat
hubungannya dengan latar belakang kehidupan
manusia, adapun latar belakang tersebut meliputi
kepercayaan, cara berpikir, nilai-nilai masyarakat,
moral, etika, seni, hiburan, dan lain-lain. Selain itu,
adanya nilai-nilai didaktis seperti yang telah
dijabarkan di atas memungkinkan pembaca
termotivasi untuk terus mengembangkan diri serta
memperbaiki diri.

66
Bedah Novel Tere Liye Si Anak Badai

SIMPULAN
Novel Si Anak Badai karya Tere Liye mengandung
nilai-nilai didaktis yang mencakup nilai moral, nilai
sosial, nilai budaya, dan nilai agama. Nilai-nilai
tersebut dapat diimplementasikan ke dalam
kehidupan sehari-hari. Novel ini mengandung begitu
banyak amanat serta nilai-nilai kehidupan yang
menjadikan pembaca memahami kebermanfaatan
dalam menjalani kehidupan. Nilai moral menjadikan
seseorang dapat membedakan hal yang baik dan hal
yang buruk, nilai sosial menjadikan seseorang
mampu berinteraksi dan berkomunikasi dengan
lingkungan sekitar, nilai budaya menjadikan
seseorang dapat mempertahankan apa yang dinilai
baik dalam masyarakat, kemudian nilai agama
menjadikan seseorang menyadari kewajiban dan
tanggung jawabnya kepada Tuhan.

Dalam penelitian ini, peneliti menemukan nilai moral,


di antaranya: membantu orangtua, sikap kasih
sayang kepada sesama, meminta maaf saat
melakukan kesalahan, mengucapkan terima kasih,
bersikap amanah, dan pantang menyerah. Sementara
nilai sosial yang ditemukan, di antaranya: tanggung
jawab, tolong menolong, gotong royong, kepedulian
terhadap sesama, dan musyarah. Kemudian nilai

67
Bedah Novel Tere Liye Si Anak Badai

budaya yang ditemukan, di antaranya: mengangkat


tangan sebagai permintaan izin bertanya atau
menjawab, serta menghormati tamu. Lalu nilai
agama yang ditemukan, di antaranya: mendirikan
shalat sebagai kewajiban terhadap Tuhan, mengaji
sebagai amalan, serta berdoa sebelum dan setelah
melakukan kegiatan.

Adapun saran yang perlu diperhatikan bagi peneliti


selanjutnya yang tertarik meneliti mengenai nilai-
nilai yang terkandung dalam karya sastra diharapkan
mencari lebih banyak sumber dan referensi yang
relevan, sehingga hasil penelitian dapat lebih
lengkap, serta lebih mempersiapkan diri dalam
proses pengumpulan data, sehingga penelitian dapat
dilakukan dengan sebaik-baiknya.

68
Bedah Novel Tere Liye Si Anak Badai

Bagian Kelima
Biografi Tere Liye

Tere Liye merupakan nama pena seorang penulis tanah


air yang produktif dan berbakat. Nama pena Tere Liye sendiri
diambil dari bahasa India dan memiliki arti untukmu. Sebelum
nama pena Tere Liye terkenal, ia menggunakan nama pena
Darwis Darwis. Dan sampai sekarang, masyarakat umum bisa
berkomunikasi dengan Tere Liye melalui facebook dengan
nama „Darwis Tere Liye”. Banyak penulis biografi singkatnya
yang menyimpulkan nama aslinya adalah Darwis.
Meskipun Tere Liye bisa di anggap salah satu penulis
yang telah banyak menelurkan karya-karya best seller. Tapi
biodata atau biografi Tere Liye yang bisa ditemukan sangat
sedikit bahkan hampir tidak ada informasi mengenai kehidupan
serta keluarganya. Bahkan di halaman belakang novelnovelnya
pun tidak ada biografi singkat penulisnya.
Berbeda dari penulis-penulis yang lain, Tere Liye
memang sepertinya tidak ingin dipublikasikan ke umum terkait
kehidupan pribadinya. Mungkin itu cara yang ia pilih, hanya
berusaha memberikan karya terbaik dengan tulus dan
sederhana. Namun jika kita mencari di internet, biografi Tere
Liye bisa kita temukan secara singkat seperti tertulis di bawah
ini.

69
Bedah Novel Tere Liye Si Anak Badai

Tere Liye lahir dan tumbuh dewasa di pedalaman


Sumatera Selatan. Ia lahir pada tanggal 21 mei 1979. Tere Liye
menikah dengan Riski Amelia dan dikarunia seorang putra
bernama Abdullah Pasai dan seorang puteri bernama Faizah
Azkia.
Ia berasal dari keluarga sederhana yang orang tuanya
berprofesi sebagai petani biasa. Anak ke enam dari tujuh
bersaudara ini sampai saat ini telah menghasilkan 14 karya.
Bahkan beberapa di antaranya telah di angkat ke layar lebar.
Tere Liye meyelesaikan masa pendidikan dasar sampai
SMP di SDN 2 dan SMN 2 Kikim Timur, Sumatera Selatan.
Kemudianmelanjutkan ke SMUN 9 Bandar Lampung. Setelah
selesai di Bandar lampung, ia meneruskan ke Universitas
Indonesia dengan mengambil fakultas Ekonomi.
Karya Tere Liye biasanya mengetengahkan seputar
pengetahuan, moral dan Agama Islam. Penyampaiannya yang
unik serta sederhana menjadi nilai tambah bagi tiap novelnya.
Justru karena kesederhanaannya, tiap kita membaca
lembaran demi lembaran novelnya, kita serasa melihat di depan
mata apa yang Tere Liye sedang sampaikan. Uniknya kita tidak
akan merasa sedang di gurui meskipun dari tulisan-tulisannya
itu tersimpan pesan moral, sosial dan pendidikan agama Islam
yang penting.

70
Bedah Novel Tere Liye Si Anak Badai

Kesederhanaanlah yang mampu membuka hati, dan kalau


hati kita sudah terbuka maka akan sangat mudah setiap pesan-
pesan positif itu sampai

DAFTAR PUSTAKA

Falah, Fajrul. (2018). Hegemoni Ideologi Dalam Novel


Ayat-Ayat Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy
(Kajian Hegemoni Gramsci). NUSA, Vol. 13 No. 3..

Miatin, G. (2020). PROSES PERJUANGAN KELAS DALAM


NOVEL SI ANAK BADAI KARYA TERE LIYE
(SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA).
Metabahasa: Jurnal Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia, 3(1).

Ratna, Nyoman Kutha. (2013). Teori, Metode, dan Teknik


Penelitian Sastra. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.

Suharyan, I. (2021). Analisis Nilai-nilai Didaktis Novel Si


Anak Badai Karya Tere Liye: Tinjauan Sosiologi
Sastra.

Tereliye. (2019). Si Anak Badai. Jakarta: Republika


Penerbit.

71
Bedah Novel Tere Liye Si Anak Badai

Zahro, S. F. (2019, November). Hegemoni Kekuasaan


dalam Novel Si Anak Badai Karya Tere Liye:
Pendekatan Teori Hegemoni Gramsci. In Prosiding
Seminar Nasional Bahasa dan Sastra Indonesia
(SENASBASA) (Vol. 3, No. 2).

Zein, Laila Fariha. dkk. (2019). Hegemoni Dalam Novel


Memoires D'Hadrien Karya Marguerite Yourcenar.
Jentera: Jurnal Kajian Sastra, 8(1), 12–25.

72
Bedah Novel Tere Liye Si Anak Badai

Tentang Penulis

Dra. Rosmawati Harahap M.Pd, Ph.D. lahir di Sipirok


30 Agustus 1959. Dra. Rosmawati Harahap menempuh.
Sekarang beliau sedang mengabdi di Universitas
Muslim Nusantara Al Wasliyah Medan sebagai dosen
untuk Pendidikan S1 dan S2.

Dwi Dahnisyah Putri atau biasa dipanggil Dwi oleh


orang-orang disekitarnya memiliki hobi foto dan
berbersih. Ia lahir di kota Medan pada tanggal 13
November 2000 dari pasangan Bapak Dahlan dan IBu
Linda Hermaya. Dwi memiliki seorang abang yang
bernama Dio Habib Bagus Setiadi dan satu adik lelaki
yang bernama Hafiz Syah Habibi. Ia pertama kali
masuk sekolah di SD N 101823 Bekala kemudian lulus
dan melanjutkan ke MTS Al-Washliyah Pancur Batu
dan kemudian melajuntkan ke SMA N 1 Pancur Batu
dan setelah lulus ia melanjutkan pendidikan ke
Universitas Muslim Nusantara Al-wasliyah Medan
sampai sekarang. Mengambil jurusan pendidikan
bahasa dan sastra Indonesia karena ia menyukai

73
Bedah Novel Tere Liye Si Anak Badai

pelajaran mengarang sewaktu sekolah dan nemiliki


cita-cita menjadi seorang guru seperti yang di cita-
citakan kedua orang tuanya.

Saniya Gusti Mahdiya atau biasa dipanggil Saniya oleh


orang-orang disekiarnya, memiliki hobi makan dan
menonton film. Ia lahir di Sidodadi. R pada tanggal 11
Agustus 2000 dari pasangan Bapak Sri Agus Muhaimin
dan Ibu Susie Sugiarto. Saniya memiliki dua orang adik
perempuan dan laki-laki, yang perempuan bernama
Mufliqa Oktaviana Agustin dan adik laki-laki yang
bernama Abqari Muhaimin. Ia pertama kali masuk
sekolah di SD Swasta Nasional kemudian setelah lulus
melanjutkannya ke SMPN 1 Beringin dan kemudian
melanjutkannya ke SMA Sinar Harapan. Dan setelah
lulus ia melanjutkan pendidikan ke Universitas Muslim
Nusantara Al-washliyah Medan sampai sekarang.
Mengambil jurusan pendidikan bahasa dan sastra
Indonesia karena ia menyukai Pelajaran sastra bahasa
Indonesia. Dia memiliki cita-cita ingin menjadi seorang
guru dan ingin memiliki membuka sebuah tempat
makan.

74
Bedah Novel Tere Liye Si Anak Badai

75

You might also like