Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 14

ALINEA DAN PARAGRAF

DISUSUN OLEH :

1. AJENG ANJANI 2022230016


2. ANGGI SAPUTRA 2022230007
3. MAULIDIA ROSINTA 2022230012

FAKULTAS ILMU KOMPUTER


INFORMATIKA
UNIVERSITAS PRABUMULIH
TAHUN AJARAN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT, yang atas rahmat-Nya dan
karuniannya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun
tema dari makalah ini adalah “Alinea Dan Paragraf”.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya


kepada dosen mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah memberikan tugas terhadap
kami. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut
membantu dalam pembuatan makalah ini.

Kami jauh dari sempurna. Dan ini merupakan langkah yang baik dari studi yang
sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami, maka
kritik dan saran yang membangun senantiasa kami harapkan semoga makalah ini
dapat berguna bagi saya pada khususnya dan pihak lain yang berkepentingan pada
umumnya.

Prabumulih, Oktober 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................... ii

BAB 1
PENDAHULUAN............................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang..................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah................................................................................ 2

1.3 Tujuan Masalah.................................................................................... 2

BAB 2

KAJIAN TEORITIS.......................................................................................... 3

2.1 Unsur- Unsur Pembangun Paragraf.......................................................... 3

2.2 Pola Pengembangan Paragraf................................................................... 3

2.3 Hubungan Logis Antar Kalimat............................................................... 5

2.4 Tanda Paragraf.......................................................................................... 6

2.5 Pembagian Paragraf Menurut Teknik Pemaparanya................................ 6

BAB 3

PENUTUP........................................................................................................... 9

3.1 Simpulan............................................................................................. 9

3.2 Saran................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 10

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Umumnya kesulitan pertama membuat karya tulis ilmiah adalah mengungkapkan


menjadi kalimat dalam bahasa ilmiah. Sering dilupakan perbedaan antara paragraf
dan kalimat. Suatu kalimat dalam tulisan tidak berdiri sendiri, melainkan kait-
mengait dalam kalimat lain yang membentuk paragraf, paragraf merupakan sanian
kecil sebuah karangan yang membangun satuan pikiran sebagai pesan yang
disampaikan oleh penulis dalam karangan.

Paragraf atau alinea adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil
penggabungan beberapa kalimat. Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat
menjadi paragraf, yang perlu diperhatikan adalah kesatuan dan kepaduan. Kesatuan
berarti seluruh kalimat dalam paragraf membicarakan satu gagasan (gagasan
tunggal). Kepaduan berarti seluruh kalimat dalam paragraf itu kompak, saling
berkaitan mendukung gagasan tunggal paragraf.

Dalam kenyataanya kadang-kadang kita menemukan alinea yang hanya terdiri


atas satu kalimat, dan hal itu memang dimungkinkan. Namun, dalam pembahasan ini
wujud alinea semacam itu dianggap sebagai pengecualian karena disamping
bentuknya yang kurang ideal juka ditinjau dari segi komposisi, alinea semacam itu
jarang dipakai dalam tulisan ilmiah. Paragraf diperlukan untuk mengungkapkan ide
yang lebih luas dari sudut pandang komposisi, paragraf sebenarnya sudah memasuki
kawasan wacana atau karangan sebab formal yang sederhana boleh saja hanya terdiri
dari suatu paragraf. Jadi, tanpa kemampuan menyusun paragraf, tidak mungkin bagi
seseorang mewujudkan suatu karangan.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja yang menjadi unsur kebahasaan pembangun paragraf ?

2. Apa saja pola pengembangan dan paragraf ?

3. Apa saja hubungan logis antar kalimat ?

4. Apa saja tanda paragraf ?

5. Apa saja pembagian paragraf menurut teknik dan pemaparanya ?

1.3 Tujuan Masalah

1. Mengetahui unsur kebahasaan pembangun paragraf.

2. Mengetahui pola pengembangan dan paragraf.

3. Mengetahui hubungan logis antar kalimat.

4. Mengetahui tanda paragraf.

5. Mengetahui pembagian paragraf menurut teknik pemaparannya.

2
BAB 2

KAJIAN TEORITIS

2.1 Unsur-Unsur Pembangun Paragraf

Sebuah wacana terdiri dari beberapa paragraf. Paragraf adalah bagian bab dalam
suatu karangan, mengandung satu ide pokok dan dimulai penulisannya dengan garis
baru atau alinea (KKBI:1996).

Unsur pembangun paragraf terdiri dari sebagai berikut.

1. Ide pokok atau gagasan pokok, merupakan konsep dasar atau inti yang
dikembangkan dalam sebuah paragraf.

2. Kalimat utama, adalah kalimat pokok yang merupakan hasil dari pengembangan
ide pokok.

3. Kalimat penjelas, adalah kalimat yang menjelaskan atau mendukung kalimat


utama.

Selain memenuhi ketiga unsur tersebut, sebuah paragraf yang baik juga harus
memenuhi syarat kohesi dan koherensi. Kohesi adalah kepaduan makna antarkalimat
yang membentuk satu paragraf, sedangkan koherensi adalah kepaduan dari penataan
kalimat yang sistematis. Penanda koherensi biasanya ditandai dengan pengulangan
kata kunci, kata ganti, dan konjungsi.

Paragraf yang baik adalah paragraf yang hanya mendukung satu gagasan utama.
Gagasan yang lainnya merupakan gagasan yang menjelaskan gagasan utama atau
disebut gagasan penjelas. Gagasan utama biasanya tersimpan pada kalimat utama,
sedangkan gagasan penjelas tersurat dalam kalimat penjelas.

2.2 Pola Pengembangan Paragraf

A. Pola Klimaks Serta Antiklimaks

Saat akan mengembangkan gagasan dalam paragraf, pola klimaks dan


antiklimaks diterapkan dengan menggunakan klimaks sebagai dasarnya. Artinya
gagasan utama akan dijelaskan dengan menggunakan gagasan yang kedudukannya
palng rendah hingga gagasan yang kedudukannya paling tinggi.

3
Sifat dari paragraf juga sangat berpengaruh pada pola pengembangan dan
analisisnya. Umumnya paragraf yang memiliki sifat deduktif atau induktif lebih
mudah dianalis jika dibandingkan dengan paragraf yang bersifat deskriptif dan
naratif. Pola klimaks dan antiklimaks juga dapat diterapkan dengan menggunakan
gagasan yang paling tinggi kedudukannya hingga ke gagasan yang paling rendah.
Contohnya adalah membahas perkembangan alat komunikasi. Dimulai dari
menggunakan kentongan, hingga alat komunikasi modern yakni menggunakan
smartphone.

B. Pola Perbandingan Serta Pertentangan

Penulis akan memperlihatkan kepada pembaca tentang persamaan serta


perbedaan dari orang, objek, serta gagasan tertentu. Umumnya pola pengembangan
paragraf dengan perbandingan serta pertentangan, akan menggunakan kata-kata:

1. Serupa dengan
2. (Sama) seperti halnya
3. Demikian pula
4. Jika atau bila dibandingkan dengan
5. Sejalan dengan
6. Akan tetapi
7. Sedangkan
8. Sementara itu

Contohnya adalah cara memakan nasi. Perbandingannya terletak dari cara


memakannya, ada yang menggunakan sendok dan ada juga yang menggunakan
sumpit. Walau berbeda, namun persamaannya adalah membahas tentang cara
memakan nasi.

C. Pola Analogi

Pola analogi digunakan jika ingin menggambarkan sebuah objek yang bisa
digambarkan dengan menggunakan objek lain yang memiliki kesamaan. Umumnya
pola ini dibantu dengan berbagai kata kiasan, seperti 'ibaratnya' dan 'bagaikan'.
Analogi berarti membandingkan dua hal yang berbeda, namun tetap memperhatikan
adanya kesamaan dari dua hal tersebut. Contohnya adalah menganalogikan cara
membangunkan seseorang. Misalnya ada yang membangunkan dengan berteriak,

4
namun ada juga yang dengan menepuk pundak. Caranya memang berbeda, namun
kesamaannya adalah sama-sama cara membangunkan seseorang.

D. Pola Sebab Dan Akibat

Pola pengembangan ini dilakukan dengan cara menerangkan sebuah kejadian dari
sudut pandang sebab dan akibat. Biasanya menggunakan kata, seperti 'padahal',
'akibatnya', 'karena', serta 'oleh karena itu'. Tidak hanya menerangkan, pola ini juga
bisa digunakan dengan cara menjadikan kejadian penyebab sebagai gagasan
utamanya serta kejadian akibat sebagai pengembangnya. Hal ini bisa dilakukan
berkebalikan, yakni kejadian akibat sebagai dasarnya dan kejadian penyebab sebagai
gagasan utamanya. Contohnya adalah kejadian akibat yakni terlambat datang ke
sekolah. Kejadian sebabnya adalah bangun kesiangan, ban kendaraan bocor, dan lain
sebagainya.

E. Pola Definisi

Sama seperti namanya, pola ini dilakukan dengan cara menjelaskan pengertian
atau definisi dari sebuah istilah yang digunakan. Biasanya menggunakan kata-kata,
seperti 'adalah', 'ialah', 'merupakan, dan 'yaitu'. Umumnya kata 'adalah' akan
digunakan jika menggambarkan suatu hal yang sudah didahului dengan kata benda.
Sedangkan untuk kata 'yaitu' digunakan untuk mendefinisikan suatu hal yang telah
didahului oleh kata kerja atau sifat. Untuk kata 'ialah' digunakan untuk memberi
pengertian tentang rupa atau wujud. Kata 'merupakan' digunakan sebagai kata pakai.
Contohnya adalah 'Buku ini merupakan miliknya', 'Buku adalah sumber ilmu', 'Saat
ini yang perlu dikerjakan ialah membaca buku', serta 'Saya memiliki satu barang
favorit yaitu buku'.

2.3 Hubungan Logis Antar Kalimat

A. Pengertian Tentang Hubungan Logis Antar Kalimat

Mempelajari hubungan antar kalimat-kalimat yang berupa pernyataan dapat


menimbulkan sebuah peristiwa yang dipertemukan dengan sebab akibat, sehingga
dapat menentukan suatu pernyataan yang bernilai benar, walaupun begitu, benar
tidaknya suatu pernyataan lebih mengarah kepada bentuknya, bukan pada arti

5
kalimat. Pernyataan yang mempunyai nilai benar atau salah yang digunakan dalam
penalaran disebut proposisi.

Begitu juga kalimat sebab-akibat adalah suatu bentuk kata pola khusus-umum
yang memiliki gagasan utama di akhir kalimatnya, kalimat sebab-akibat
menggunakan hubungan menjalin antara fakta khusus dan umum yang terletak di
awal dan di akhir kalimat.

B. Contoh Hubungan Logis Antar Kalimat

- Karena nilai ujian saya bagus, saya naik kelas.


- Jika saya malas belajar, maka saya akan miskin ilmu.
- Memakai knalpot racing dijalanakan mengganggu pengendara lainnya, akibatnya
akan rawan terjadi kecelakaan.
- Orang yang malas olahraga, tubuhnya akan gampang terkena penyakit.
- Rudy sering mogok makan, akibatnya Rudy tidak bisa konsentrasi saat belajar
dikelas.
- Bermain hp terlalu lama akan membuat mata menjadi merah.

2.4 Tanda Paragraf

Sebuah paragraf dapat ditandai dengan memulai kalimat pertama agak menjorok
ke dalam, kira-kira lima ketukan mesin ketik atau kira kira dua sentimeter. Dengan
demikian, para pembaca mudah dapat melihat permulaan tiap paragraf sebab awal
paragraf ditandai oleh kalimat permulaannya yang tidak ditulis sejajar dengan garis
margin atau garis pias kiri. Selain itu, penulis dapat pula menambahkan tanda sebuah
paragraf itu dengan memberikan jarak agak renggang dari paragraf sebelumnya.

2.5 Pembagian Paragraf Menurut Teknik Pemaparannya

Paragraf menurut teknik pemaparannya dapat dibagi dalam empat macam yaitu
deskriptif, eskpositoris, argumentatif, dan naratif.

A. Deskritif

Paragraf deskriptif disebut juga paragraf melukiskan (lukisan). Paragraf ini


melukiskan apa yang terlihat didepan mata. Jadi, paragraf ini bersifat tata ruang atau
tata letak. Pembicaraannya dapat berurutan dari atas kebawah atau dari kiri ke kanan.

6
Dengan kata lain, deskriptif berurusan dengan hal-hal kecil yang tertangkap oleh
pancaindra.

Contoh sebuah paragraf deskriptif:

Pasar Tanah Abang adalah sebuah pasar yang sempurna. Semua barang ada di
sana. Di toko yang paling depan berderet toko sepatu dalam dan luar negeri. Di lantai
dasar terdapat toko kain yang lengkap dan berderet-deret. Di samping kanan pasar
terdapat warung-warung kecil penjual sayur dan bahan dapur. Di samping kiri pula
berjenis-jenis buah-buahan. Pada bagian belakang kita dapat menemukan berpiluh-
puluh pedagang daging. Belum lagi kita harus melihat lantai satu, dua, dan tiga.

B. Ekspositoris

Paragraf ekspositoris disebut juga paragraf paparan. Paragraf ini menampilkan


suatu objek. Peninjaunnya tertuju pada suatu unsur saja. Penyampainnya dapat
menggunakan perkembangan analisis kronologis atau keruangan.

Contoh paragraf ekspositoris:


Pasar Tanah Abang adalah pasar yang kompleks. Di lantai dasar terdapat sembilan
puluh kios penjual kain dasar. Setiap hari rata-rata terjual tiga ratus meter untuk
setiap kios. Dari data ini dapat diperkirakan berapa besarnya uang yang masuk ke
kas DKI dari Pasar Tanah Abang.

C. Argumentatif

Paragraf argumentatif sebenarnya dapat dimasukkan ke dalam ekspositoris.


Paragraf argumentatif disebut juga persuasi. Paragraf ini lebuh bersifat membujuk
atau menyakinkan pembaca terhadap suatu hal atau objek. Biasannya, paragraf ini
menggunakan perkembangan analisis.

Contoh paragraf argumentatif:

Dua tahun terakhir, terhitung sejak Boeing B-737 milik maskapai penerbangan
Aloha Airlines celaka, isu pesawat tua mencuat ke permukaan. Ini bisa dimaklumi
sebab pesawat yang badannya koyak sepanjang 4 meter itu sudah dioperasikan lebih
dari 19 tahun. Oleh karena itu, adalah cukup beralasan jika orang menjadi cemas
terbang dengan berusia tua. Di Indonesia, yang mengagetkan, lebih dari 60%

7
pesawat yang beroperasi adalah pesawat tua. Amankah? Kalau memang aman, lalu
bagaimana cara merawatnya dan berapa biayanya sehingga ia tetap nyaman dinaiki?.

D. Naratif

Karangan narasi biasanya dihubung-hubungkan dengan cerita. Oleh sebab itu,


sebuah karangan narasi atau paragraf narasi hanya kita temukan dalam novel, cerpen,
atau hikayat.

Contoh paragraf naratif:

Malam itu ayah kelihatan benar-benar marah. Aku sama sekali dilarang berteman
dengan Syairul. Bahkan ayah mengatakan bahwa aku akan diantar dan dijemput ke
sekolah. Itu semua gara-gara Slamet yang telah memperkenalkan aku dengan siti.

8
BAB 3

PENUTUP

3.1 SIMPULAN

Paragraf adalah satuan bahasa yang mengemukakan sebuah pokok pikiran atau
satu gagasan utama yang disampaikannya dalam himpunan kalimat yang koherensif.

Fungsi paragraf adalah mengekspresikan gagasan tertulis dengan memberi bentuk


suatu pikiran dan perasaan ke dalam serangkain kalimat yang tersusun secara logis,
Dalam suatu kesatuan, koherensi, pengembangan, dan efektif. Jenis paragraf
menurut posisi kalimat topiknya, jenis paragraf menurut sifat isinya, dan jenis
paragraf menurut fungsinya dalam karangan.

Alinea adalah seperangkat kalimat yang dipergunakan oleh pengarang sebagai


alat untuk menyatakan dan menyampaikan jalan pikirannya kepada para pembaca.
Bentuk atau jenis tulisan yaitu: paragraf naratif, deskriptif, eksposisi, argumentasi
dan persuasif. Ringkasan adalah menyajikan kembali sebuah tulisan yang panjang ke
dalam bentuk yang pendek disebut meringkas. Abstrak adalah karangan ringkas
berupa rangkuman Sintesis adalah merangkum intisari bacaan yang berasal dari
beberapa sumber.

3.2 SARAN

Kita harus menggunakan bahasa indonesia dengan baik dan benar, karena kita
sebagai bangsa indonesia harus mengerti dan memahami bagaimana penggunaannya
dalam hal apapun. Dalam alinea dan paragraf pun kita harus memahami dan
mengerti apa isinya agar tidak terjadi kesalah pahaman.

9
DAFTAR PUSTAKA

Roishare.2020.Unsur-UnsurPembangunParagraf.terlihatpada
https://roishare.blogspot.com. Diakses pada 30 September 2022.

Putri,vanyakaruniamulia.2021.PolaPengembanganParagraf.terlihatpada
https://www.kompas.com. Diakses pada 30 September 2022.

Abdullah Muhammad Hamid.2021.Hubungan Logis Antar Kalimat.terlihat pada


https://e-learning.unim.ac.id. Diakses pada 30 September 2022.

E.ZainalArifin.2010.CermatBerbahasaIndonesia.Jakarta:PenerbitAkademika
Pressindo.

9
10

You might also like