Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 3

KELOMPOK 2

-Andry Tisel

-Gilbert Takean

-Kritian Dalla

-Chintami Hara Aji

-Jumarlin Bani

-Wandine Tiran

1. MEMBUAT ANALISI KETERKAITAN ANTARA KELANGKAAN,BIAYA PELUANG DAN


SKALA PRIORITA TERKAIT ARTIKEL/BERITA YANG DI PEROLEH .

kelangkaan minyak goreng


terhitung sejak awal oktober 2021 lalu, harga minyak goreng di indonesia naik secara
signifikan. Berdasarkan data dari pusat informasi harga pangan strategis nasional
dalam katadata.id, harga minyak goreng pada 7 Oktober 2021 telah mencapai
Rp15.550,- per kilogram. Mirisnya lagi, harga minyak minyak goreng dai awal
Januari 2022 semakin melambung tinggi mencapai angka 18.550,- per kilogramnya.
Harga minyak goreng kemasan bermerek pun tak mau kalah dan mencetak harga
yang lebih tinggi lagi yakni seharga Rp21.150,- per kilogram.
Tingginya permintan dan turunnya penawaran minyak goreng mengakibatkan
klangkaan dan kenaikan harga miyak goreng. Minyak goreng merupakan salah satu
komoditas yang paling dibutuhkan oleh masyarakat setiap harinya untuk mencukupi
kebutuhan pangan. Masyarakat mulai bertanya-tanya mengenai kenaikan harga dan
kelangkaan minyak goreng di pasaran?
Berikut adalah faktor-faktor penyebab kenaikan harga dan kelangkaan minyak
goreng
-Kenaikan harga minyak nabati dunia

Rupanya, kenaikan harga miny

ak goreng nabati tak hanya terjadi di Indoneia tetapi terjadi juga di seluruh
dunia. Saat ini, harga Crude palm oil (CPO) atau minyak nabati mentah telah
melonjak menjadi US$ 1.340/mT atau setara dengan 19.291.243,-. Permintaan
minyak nabati semakin meningkat setelah kebijakan-kebijakan yang berkaitan
dengan protokol kesehatan COVID-19 mulai longgar. Tetapi di sisi lain,
produksi minyak nabati dunia anjlok 3,5% di tahun 2021 dan menyebabkan
terganggunya suplai minyak mentah untuk olahan minyak lainnya.

-Penerapan Kebijakan B30

Sejak kuartal pertama tahun 2020 silam, pemerintah telah menerapkan


kebijakan B30. Kebijakan ini mewajibkan para perusahaan bahan bakar minyak
di Indonesia untuk mencampur bahan bakar minyak jenis solar sebanyak 70%
dengan biodiesel sebanyak 30%. Tujuan dari diadakannya kebijakan ini adalah
untuk menghemat bahan bakar fosil yang serba terbatas dengan cara
mencampur bahan bakar lain dalam proses pegolahan bahan bakar minyak.
Kebijakan mencampur BBM jenis solar dengan biodesel dibawah 30% yakni
tidak setinggi kebijakan B30 yang diterapkan oleh Indonesia.

Awalnya, pemerintah meluncurkan kebijakan B30 untuk mengurangi laju impor


BBM sehingga mengikatkan devisa negara. Namun, kebijakan ini berdampak
pada bertambahnya pemerintah CPO di Indonesia yang kemudian turut
berkontribusi sebagai penyebab kelangkaan bahan baku minyak goreng di
Indonesia. Untuk menahan laju harga minyak di pasaran, GIMNI mencoba
untuk melakukan lobi pada pemerintah agar meringankan kebijkan B30
menjadi B20. Melalui usulan tersebut, harapannya kebijakan B20 dapat
menekan jumlah permintaan minyak nabati mentah yang terus meningkat
untuk mengurangi angka konsumsi hingga 3 juta ton yang dapat mencukupi
jumlah kebutuhan minyak goreng di dalam negeri.

-Terganggunya Arus Logistik

Selain dari angka produksi minyak nabati mentah yang anjlok, arus logistik
yang berperan dalam distribusi minyak nabati mentah pun ikut macet.
Penyebabnya tak lain adalah pandemi COVID-19 yang masih belum kunjung
teratasi. Banyak pekerja kasar pada sektor logistik terkena PHK karena dampak
dari pandemi COVID-19 yang menyerang stabilitas perusahaan-perusahaan
logistik. Selain itu, kondisi finansial perusahaan logistik yang tak kunjung
membaik kunjung membaik juga berdampak langsung pada jumlh unit
transportasi yang mereka miliki untuk kegiatan distribusi bahan baku.
Terjadi kelangkaan minyak goreng karena beberapa faktor di atas lantas
mendorong pemerintahan untuk melakukan kebijakan baru.

(https:/cwts.ugm.ac.id)

You might also like