Pengembangan Masyarakat (Sebuah Kerangka Koseptual)

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/346102609

Pengembangan Masyarakat (Sebuah Kerangka Koseptual)

Article  in  Empower Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam · November 2020

CITATION READS

1 2,609

1 author:

Suryadi Suryadi
IAIN Syekh Nurjati Cirebon
16 PUBLICATIONS   16 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Suryadi Suryadi on 23 November 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Pengembangan Masyarakat
(Sebuah Kerangka Koseptual)

Suryadi
suryadie.aj@gmail.com

ABSTRACT

Community is a physical place, but it also can be defined as people who live in
the same location, share common interests, jointly own or participate in
something, share common characteristics, or have mutual relations.
Development relates to realizing potential, growth or expansion of something,
or making something more effective. Put together simply, community
development is the act of growing, expanding or making more effective groups
of people who have mutual interests. Many theories and strategies have been
developed to attain community goals. There are also administrative and
managerial aspects in designing approach in community development
programs.
Key words: community, development, strategies

A. Pendahuluan tanpa teori” atau mereka yang


Istilah pengembangan masyarakat berorientasi pada proyek dan bekerja
(community development) telah dikenal di sebagai organisasi yang
negara-negara maju sejak tahun 1940-an. menyesuaikan diri dengan sistem dan
Namun nilai strategisnya semakin terasa struktur yang ada.
di hampir semua negara di belahan dunia 2. Reformis, dimana pemikiran mereka
pada tahun 1980-an karena semakin didasarkan pada ideologi modernisasi
kompleksnya permasalahan seiring dan developmentalisme. Sebagian
dengan perubahan yang sangat cepat di aktivis LSM masuk kategori ini yang
masyarakat. Pengembangan masyarakat memiliki paradigma tentang perlunya
muncul sebagai akibat dan sekaligus meningkatkan partisipasi masyarakat
sebagai salah satu strategi dalam upaya dalam pembangunan dan korupsi
mensukseskan pembangunan. pemerintah adalah penyebab utama
Keterbatasan negara di hampir seluruh “keterbelakangan”.
dunia dalam memberikan “kesejahteraan” 3. Transformatif, merupakan tipe
yang merata pada seluruh rakyatnya alternatif terhadap 2 pendekatan
menuju ke arah perubahan yang dicita- terdahulu. Salah satu ciri perspektif
citakan menghasilkan reaksi yang transformatif adalah mempertanyakan
beragam. paradigma mainstream yang ada dan
Fakih dari hasil penelitiannya ideologi yang tersembunyi di
membagi gerakan-gerakan kontra dalamnya dan berusaha menemukan
hegemoni pembangunan menjadi 3 paradigma alternatif yang akan
kelompok kategori, sebagai berikut : mengubah struktur dan superstruktur
1. Konformisme, mereka adalah yang menindas rakyat serta membuka
kelompok non pemerintah yang kemungkinan bagi rakyat untuk
melakukan gerakan atau pekerjaannya mewujudkan potensi
didasarkan pada paradigma bantuan kemanusiaannya, sebagai hak yang
karitas, dan sering juga disebut “kerja
harus diterima sebagai warga.1 Demikian pula Long mengartikan
Demikian pula Ife mengungkapkan : pengembangan masyarakat adalah suatu
proses kependidikan yang dirancang
“The crisis in the welfare state is untuk membantu orang dewasa dalam
the result of a wider crisis of a masyarakat untuk menyelesaikan
social, economic and political masalah-masalah yang mereka hadapi
system which is unsustainable, bersama kelompok pembuat keputusan
and which has reached a point of dan kelompok-kelompok pembaharu.
ecological crisis. Each Sebagian besar model dalam
conventional response to the pengembangan masyarakat adalah
crisis the welfare state itself, pelibatan masyarakat secara luas dan
based on the same unsustainable, pelatihan-pelatihan untuk menyelesaikan
growth oriented assumptions, and masalah.4
is therefore itself unsustainable.”2 Sanders, Warren dan PBB
mendefinisikan pengembangan
Hal tersebut menunjukkan masyarakat sebagai suatu proses bantuan
gagalnya perubahan yang selalu hanya terhadap masyarakat untuk menganalisis
berorientasi pada pertumbuhan tanpa masalah yang dihadapi mereka dan
memperhatikan aspek-aspek partisipasi kemampuan untuk mengatasinya serta
masyarakat akar rumput yang merupakan untuk meningkatkan kapasitas peran serta
kunci keberhasilan suatu program. individu dan kelompok sebagai anggota
Bahkan pelibatan mereka adalah hak yang masyarakat.5
harus dijunjung dan dihargai. Lebih lanjut Sanders
Padahal, hakikat pengembangan menggambarkan, terdapat empat elemen
masyarakat yang berhasil adalah dalam pengembangan masyarakat, yaitu:
komunitas dengan banyak individu yang 1. PROSES, yaitu partisipasi
bekerja sama untuk mengenali segala individu dan masyarakat secara
potensi yang dimiliki dan masalah yang keseluruhan menuju suatu
dihadapi serta melakukan upaya-upaya perubahan dengan intervensi yang
untuk menyelesaikannya. Kemampuan direncanakan.
untuk membuat kemitraan –team kerja 2. METODA (Proses dan tujuan),
antar stakeholders adalah faktor utama cara untuk mencapai tujuan yang
menuju transformasi sosial. dicita-citakan bersama.
3. PROGRAM (metoda dan fokus
B. Konsep Pengembangan kegiatan), mengacu pada cara
Masyarakat untuk mengatasi masalah yang
Darby dan Morris mengartikan spesifik, mis: cara/program
pengembangan masyarakat sebagai peningkatan pendapatan.
sebuah pendekatan kependidikan yang 4. GERAKAN (program dan
berusaha meningkatkan derajat idealisme/komitmen), sebagai
kepedulian komunitas setempat dan suatu representasi dari komitmen
mengangkat kepercayaan serta kelompok yang diikat oleh suatu
kemampuan mereka untuk nilai atau kesamaan emosional.
mengidentifikasi dan menyelesaikan
masalah-masalah yang mereka hadapi.3 Demikian pula Sumodiningrat
mengungkapkan bahwa upaya
1
Fakih, Mansour. 1996. Masyarakat Sipil: pengembangan atau pemberdayaan
Untuk Transformasi Sosial. Yogyakarta: Pustaka masyarakat harus dilakukan melalui 3
Pelajar.
2
Ife, James W. 1995. Community jurusan. Pertama, menciptakan iklim atau
Development. Melbourne: Longman.
3
Crhristenson, James A & Robinson Jr., Jerry
4
W. 1989. Community Development in Perspective. Ibid
5
Iowa: Iowa State University Press. Ibid.
kemampuan masyarakat untuk
Kec memperbaiki keadaannya sendiri.
Te 2. Technical Assistance (Bantuan
Peran epat Keb
Me kan Sas Teknis), philosofinya bekerja untuk
N agen an erla
tod an ara masyarakat bukan bekerja bersama
o pemba peru njut
a tuj n masyarakat (work for people rather
haru bah an
uan work with people).
an
Kla 3. Conflict (Konflik), mengandung
Sel Fasilit konotasi konfrontasi, perlawanan
s San
f- ator,Pro lam akan hak dan keadilan.
1 me gat
Hel Pendi ses bat
nen baik
p dik Untuk lebih jelasnya, perbedaan 3
gah
Pi pendekatan tersebut dapat dilihat pada
Tec tabel di bawah ini.
mp
hni Penas
ina
cal ehat, Tu seda Bai Tabel
2 n,
Ass konsul gas ng k Perbandingan pendekatan dalam
pen
ista tan Pengembangan Masyarakat
gel
nce
ola
Kel Berdasarkan paparan ringkas di
. atas dapat kiranya ditarik benang merah
Pro Mi antara pengembangan dan pemberdayaan
Pengg masyarakat. Pengembangan adalah satu
Co ses nor
erak, cepa Lem konotasi dengan pembangunan dan
3 nfli & itas
advok t ah mengandung arti proses perubahan ke
ct tuj ,
at arah yang lebih baik. Untuk menuju
uan kel.
mis perubahan tersebut salah satunya dengan
kin memberdayakan masyakarat (self-help).
suasana yang memungkinkan potensi Tetapi, dalam kenyataan
masyarakat berkembang. Kedua, penggunaan 3 metoda secara bersamaan
memperkuat potensi atau daya yang biasanya juga tidak sedikit dipraktekan.
dimiliki masyarakat dan ketiga adalah Karena perbedaan sasaran dan percepatan
melindungi.6 perubahan yang diinginkan.

C. Pendekatan dalam Pengembangan D. Metoda dalam Pengembangan


Masyarakat Masyarakat
Seperti yang dijelaskan terdahulu, Dalam pelaksanaan
bahwa pada hakikatnya pengembangan pengembangan masyarakat terdapat
masyarakat adalah gagasan sekelompok langkah-langkah atau unsur-unsur, yang
orang atau masyarakat untuk melakukan meliputi :
sebuah proses-aksi sosial untuk – Perencanaan (planning),
memperbaiki keadaa mereka menuju – Identifikasi kebutuhan (needs
situasi yang lebih baik. assesment),
Paling tidak terdapat 3 pendekatan dalam – Mengorganisir masyarakat
pengembangan masyarakat, yaitu: (community organizing),
1. Self-Help, yang mengandung arti – Kepemimpinan (leadership), dan
bekerja sama, bahwa dengan segala – Pengelolaan keuangan (fund-raising).
potensi yang dimiliki serta 1. PERENCANAAN
Terdapat 3 model dalam
6
perencanaan, yaitu: model koherensi
Sumodiningrat, Gunawan. 1997.
Pembangunan Daerah Dan Pemberdayaan Masyarakat. (coherency), perencanaan strategis
Edisi 2 Cet. 1. Jakarta: Bina Rena Pariwara.
(strategic planning) dan model tradisional Perhatian utama dari agen
(traditional process). pembaharu adalah membangun kapasitas
Model Koherensi meliputi 5 langkah : (1) masyarakat. Dalam prosesnya meliputi
mengidentifikasi keinginan-keinginan proses bantuan pada optimalisasi
masyarakat yang akan diorganisir; (2) kelembagaan, mengidentifikasi
lebih diforkuskan pada identifikasi permasalahan dan kebutuhan masyarakat,
kebutuhan; (3) identifikasi tujuan-tujuan; mobilisasi sumber daya yang ada baik
(4) gambaran akan situasi dan aktivitas internal maupun eksternal dalam upaya
kini; dan (5) pengembangan rencana memenuhi kebutuhan masyarakat, dan
kegiatan yang didasarkan pada tujuan. mengembangkan strategi untuk aksi
Model perencanaan strategis implementasi yang efektif.
meliputi 7 langkah : (1) penetapan 4. KEPEMIMPINAN
kembali statutory lembaga/organisasi Prinsip dasarnya pemimpin yang
meliputi; misi, struktur, program, dipilih adalah benar-benar representasi
keuangan dlsb.; (2) analisis faktor-faktor dari komunitas. Karena hal tersebut
eksternal – social, ekonomi, politik dan menyangkut keberlanjutan dari program-
teknologi yang berpengaruh pada program yang akan dilaksanakan.
lembaga; (3) diagnosis kritis terhadap Adapun fungsi-fungsi pemimpin dalam
potensi-potensi lembaga; (4) analisis masyarakat, meliputi :
terhadap implikasi dari 3 langkah a. Menjadikan masyarakat yakin akan
sebelumnya; dan (5) penetapan tujuan; (6) potensi yang dimiliki dan mampu
pengembangan strategi pelaksanaan; (7) untuk mengatasi permasalahan;
monitoring dan umpan balik. b. Ada saling kepercayaan di antara
Perencanaan tradisional, meliputi: elemen komunitas;
(1) identifikasi kebutuhan; (2) penetapan c. Menjadikan struktur organisasi yang
sasaran; (3) tujuan; (4) penatapan metoda- koperatif tidak kompetitif;
metoda alternatif; (5) pelaksanaan d. Menyelesaikan friksi-friksi yang ada
kegiatan; (6) dokumentasi dan evaluasi di antara komunitas dengan lebih
proses. mengutamakan perbedaan potensi
2. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN untuk saling melengkapi
Banyak teknik dalam e. Untuk merangsang gagasan dan
mengidentifikasi kebutuhan masyarakat, perilaku yang mendukung tujuan
akan tetapi pada umumnya meliputi komunitas.
langkah-langkah sebagai berikut : (1) gali 5. PENGELOLAAN KEUANGAN
informasi dari masyarakat; (2) urutkan Pada dasarnya pengelolaan dana
informasi yang telah diperoleh; (3) pilih atau keuangan meliputi hal sbb:
prioritas kebutuhan tersebut; (4) lakukan perencanaan, konseptualisasi program-
obeservasi ke lapangan; (5) lakukan program, penulisan dan penyampaian,
diskusi dengan tokoh masyarakat memiliki visi, delegasi tugas, penelitian,
setempat; (6) lakukan pula saresehan negosiasi, kreativitas dan ketepatan.
dengan masyarakat; (7) lakukan
wawancara khusus dengan masyarakat E. Model lain dalam Pengembangan
calon penerima program; (8) pastikan Masyarakat
semua informasi yang dibutuhkan telah 1. Participatory Rural Appraisal
terekam dalam formulir/format; dan (9) (PRA)
pertemukan semua unsur masyarakat PRA adalah sekumpulan pendekatan dan
untuk mendiskusikan kebutuhan- metoda yang mendorong masyarakat
kebutuhan masyarakat tersebut. (desa) untuk turut serta meningkatkan dan
3. MENGORGANISIR menganalisis pengetahuan mereka
MASYARAKAT mengenai hidup dan kondisi mereka
sendiri, agar mereka dapat membuat 8) Mengoptimalkan hasil; kuantitas
rencana dan tindakan. dan akurasi informasi dan sikap
a. Prinsip-prinsip PRA cermat dan realistis.
1) Belajar dari masyarakat, PRA 9) Belajar dari kesalahan.
dibangun pada pengalaman serta
kepercayaan akan nilai dan b. Pengelompokkan Teknik-teknik
relevansi pengetahuan serta PRA
kemampuan masyarakat untuk Tujuan penerapan teknik PRA
memecahkan masalah- adalah pengembangan program bersama
masalahnya sendiri. masyarakat, sehingga penerapan PRA
2) Orang luar sebagai fasilitator, perlu senantiasa mengacu pada daur
masyarakat sebagai pelaku. pengembangan program dan tujuan-tujuan
Fasilitator bukan sebagai: guru, program.
pelaku, penyuluh atau peneliti. 1) Teknik yang bersifat
Sedangkan masyarakat sebagai: mengumpulkan informasi umum
narasumber, yang dominan, yang yang biasanya digunakan pada
menetapkan, yang menganalisa, tahap awal pengembangan
dan yang merencanakan. program dan bersifat penjajagan
3) Saling belajar, saling berbagi (eksploratif).
pengalaman, pengalaman dan 2) Teknik yang berkenaan dengan
pengetahuan masyarakat – tata ruang (spatial)
pengalaman dan pengetahuan 3) Waktu (temporal)
orang luar melengkapi dan sama 4) Kelembagaan (institutional)
bernilainya. 5) Aspek-aspek kemasyarakatan
4) Keterlibatan semua kelompok (social)
masyarakat. Untuk mengurangi 6) Aspek-aspek ekonomi dan mata
bias keterwakilan, representasi pencaharian
kelompok tertentu maka semua 7) Aspek-aspek teknis tertentu
strata dalam masyarakat harus (topikal/teknikal), misal: tentang
dilibatkan, khususnya kelompok- disabilitas, aksesibilitas,
kelompok yang memiliki akses kesehatan dll.
rendah dalam kehidupan sosial
komunitasnya.
5) Santai dan informal. Suasana
komunikatif dan kekeluargaan.
6) Menghargai perbedaan. Inti dari
PRA adalah mencoba melihat
sejumlah variasi informasi dan
masalah, jalan keluar dari
permasalah; pengorganisasian
masalah dan pengurutan prioritas
masalah yang akan ditentukan
oleh masyarakat sendiri sebagai
pemiliknya.
7) Triangulasi (validasi); 1)
penggunaan variasi dan
kombinasi berbagai teknik PRA,
2) menggali berbagai jenis dan
sumber informasi, dan 3) team
PRA yang memiliki multi
disipliner.
c. PRA dalam konteks program ditentukan apa yang akan diatasi
Gambaran umum daur atau siklus terlebih dahulu (masalah-masalah
program/langkah-langkah pengembangan yang merupakan prioritas).
program ringkas sbb: 3) Identifikasi alternatif-alternatif
pemecahan masalah/
Pengenalan pengembangan gagasan. Dari
masalah/ke prioritas masalah yang
butuhan ditetapkan, selanjutnya dapat
dibahas berbagai kemungkinan
pemecahan masalah-masalah
Evaluasi &
tersebut melalui urun-rembuk dan
Rencana
Perumusan pengembangan gagasan oleh
Tindak
Masalah
Lanjut dan
masyarakat.
Prioritas 4) Pemilihan alternatif pemecahan
masalah yang paling tepat. Selain
ketepatgunaan pemecahan itu
Pemantaua
secara umum, pertimbangan
n/ penting dalam hal ini adalah
Identifikasi
pengendalia
Alternatif
kemampaun masyarakat dan
n sumberdaya yang tersedia itu
dapat menerapkan pemecahan itu
secara swadaya. Untuk itu bagian
dari pencarian alternatif ini
adalah pengenalan sumberdaya
Pelaksanaa Pilih
n Alternatif
tersebut.
(Realisasi) 5) a) Perencanaan penerapan
gagasan pemecahan masalah
tersebut, hasil kegiatan ini
Perencanaa
n&
selanjutnya dituangkan ke dalam
Presentasi rencana kegiatan yang kongkrit.
Rencana Rencana ini perlu menyatakan
dengan jelas apa yang akan
1) Pengenalan masalah/kebutuhan dilakukan, siap yang akan
dan potensi serta penyadaran. melakukannya dan kapan waktu
Pada tahap awal ini yang biasa pelaksanaannya. Makin kongkrit
digali adalah informasi-informasi dan jelas rencana yang dihasilkan,
yang mengungkapkan keberadaan makin besar kemungkinan bahwa
lingkungan dan masyarakatnya rencana itu sungguh-sungguh
secara umum serta melakukan dakan dilakukan. b) Penyajian
analisa dan refleksi atas rencana kegiatan, guna
keberadaan itu. mendapatkan masukan bagi
2) Perumusan masalah dan penyempurnaannya, hasil tersebut
penetapan prioritas; Berdasarkan selanjutnya disajikan kembali
hasil pengumpulan dan pada sebuah pertemuan yang
pengkajian informasi tersebut diikuti kelompok yang lebih besar
diperoleh catatan yang berbagai (mis: tingkat desa). Penyajian ini
masalah dan potensi setempat. juga berguna sebagai bahan
Guna memudahkan proses masukan bagi penyusunan
perencanaan kegiatan, berbagai rencana tingkat yang lebih tinggi
masalah tersebut kemudian dan menjadi semakin penting jika
dirumuskan kembali dan masalah yang muncul merupakan
masalah yang tidak hanya adalah dengan menunjukkan
dirasakan oleh masyarakat yabg minat yang sungguh-sungguh
bersangkutan, tetapi juga oleh pada pengetahuan dan
masyarakat umum (mis: dari pengalaman masyarakat setempat
beberapa desa disekitarnya), sebagai sumber pengetahuan yang
berarti pemecahannya memang kaya. Penghargaan itu bukan
selayaknya dilakukan bersama. hanya terhadap kepribadian orang
6) Pelaksanaan/ Pengorganisasian; perorang, namun juga masyarakat
betapapun canggihnya suatu secara keseluruhan. Artinya, adat-
rencana, rencana itu baru akan istiadat dan kebiasaan setempat
bermakna jika kemudian harus juga diperhatikan.
sungguh-sungguh dilakukan, (3) Melebur ke dalam kelompok.
untuk itu perlu pengorganisasian. Artinya, kita harus berpartisipasi
Pengorganisasian itu bisa secara penuh dalam setiap
kongkrit dan sederhana ataupun kegiatan. Jangan sampai ada
bisa canggih dan mendasar anggota tim yang hanya
sampai mengarah pada menonton. Bersikap sebagai
pengembangan kelembagaan penonton akan menempatkan diri
desa, tergantung pada kebutuhan di luar kebersamaan dan mungkin
dan tingkat perkembangan menciptakan kesan “orang luar”
masyarakat. yang menilai masyarakat, hal ini
7) Pemantauan dan pengarahan akan membuat suasana kaku.
kegiatan, semua kegiatan yang (4) Bersikap terbuka: caranya dengan
kemudian dilaksanakan perlu mendorong peserta untuk
dipantau secara berlanjut untuk mengemukakan dan menganalisa
melihat kesesuaiannya dengan masalah, antara lain dengan
rencana yang telah disusun. Jika mengajukan pertanyaan-
menyimpang, perlu diusahakan pertanyaan kritis (bukan
tindakan-tindakan yang sesuai mengeritik) yang merangsang
untuk mengarahkannya kembali. refleksi masyarakat akan
8) Evaluasi dan rencana tindak keberadaan diri dan
lanjut, setelah suatu tahapan kerja lingkungannya. Ingatlah bahwa
selesai, maka hasilnya layak tugas fasilitator adalah
dievaluasi; apakah hasilnya sesuai menggerakan diskusi dan bukan
dengan yang diharapkan? Apakah mengarahkan diskusi.
masalahnya terpecahkan? (5) Bersikap sederajat dan tidak
Masalah apa lagi yang muncul? menggurui: Artinya, janganlah
d. Sikap dan perilaku fasilitator yang bersikap sebagai dewa penolong
baik yang datang untuk memberi
(1) Bersikap sabar dan tidak segala jawaban. Tetapi,
mendominasi. Salah satu aspek bersikaplah sebagai “orang luar”
PRA yang terpenting adalah yang juga ingin belajar tentang
aspek belajar. Tetapi belajar itu masyarakat, dengan menyadari
perlu waktu. Ingatlah jika kurang bahwa banyak hal yang bisa
sabar melihat proses yang kurang dipelajari dari mereka.
lancar, lalu mengambil alih (6) Bersikap akrab dan santai.
proses itu, berarti kita mengambil Diskusi yang dilakukan dengan
alih kesempatan belajar suasana santai dan tidak formal
masyarakat. akan menimbulkan keakraban dan
(2) Bersikap rendah hati dan suasana kesederajatan.
menghargai peserta. Caranya
(7) Bersikap kreatif. Kita harus
menjaga agar masyarakat tetap
berminat pada kegiatan PRA
yang sedang dijalankan.
Perhatikan apakah diskusi tetap
relevan dan menarik. Jika terjadi
kejenuhan lakukan kegiatan yang
menarik.
(8) Membiarkan masyarakat
mendominasi: Hal ini merupakan
inti dari kegiatan PRA yang
sering “dilupakan” oleh kita.
Tetapi jangan lupa, sekalipun
masyarakat sangat dominan
dalam kegiatan, kita harus
menjaga agar diskusi tetap
terarah.
(9) Tidak memihak, menilai,
mengeritik, apalagi menyalahkan
pendapat pesertaKita harus
bersikap netral dan tidak
melakukan penilaian salah dan
benar.

Bahan Bacaan
Crhristenson, James A & Robinson Jr.,
Jerry W. 1989. Community
Development in Perspective.
Iowa: Iowa State University Press.
Fakih, Mansour. 1996. Masyarakat Sipil:
Untuk Transformasi Sosial.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ife, James W. 1995. Community
Development. Melbourne:
Longman.
Studio Driya Media. 1994. Berbuat
Bersama Berperan Setara:
Pengkajian dan Perencanaan
Program Bersama Masyarakat.
Sumodiningrat, Gunawan. 1997.
Pembangunan Daerah Dan
Pemberdayaan Masyarakat. Edisi
2 Cet. 1. Jakarta: Bina Rena
Pariwara.

View publication stats

You might also like