205-Article Text-352-1-10-20220429

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

Available online at: http://jtb.ulm.ac.id/index.

php/JTB
Volume 10 Nomor 02
ISSN: 2302-8394 (print)

ANALISIS PERHITUNGAN TINGKAT KEKUMUHAN PERMUKIMAN


DI KABUPATEN BANJAR

Misna Uttri Wiharti1


1
Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Provinsi Kalimantan Selatan

ABSTRACT

Slums are settlements that are unfit for habitation due to the irregularity of the building, the high level of
building density, and the quality of the buildings and facilities and infrastructure that do not meet the
requirements. Banjar Regency is one of the settlements in South Kalimantan Province which has slum areas,
namely in Simpang Warga Dalam Village (Aluh-Aluh District), and Muara Halayung Village (Lucky Baru
District). In order to improve the quality of slum settlements in Banjar Regency, it is necessary to identify the
condition of slums which is an effort to determine the level of slums in a settlement so that the handling of
facilities and infrastructure needs can be determined. The identification carried out by analyzing the slum
level based on the 2016 PUPR Ministerial Regulation. Implementation is carried out based on the results of
survey data, and analysis of the calculation of the slum level scoring assessment. From the results of the
analysis, it is known that the classification of the level of slums in Simpang Warga Dalam Village, Aluh-Aluh
District is included in the Heavy Slum category, and Muara Halayung Village, Lucky Baru District is
included in the Light Slum category.

Keywords: slum settlements, slum level analysis, slum settlement criteria

ABSTRAK

Permukiman Kumuh adalah permukiman yang tidak layak huni karena ketidakteraturan bangunan, tingkat
kepadatan bangunan yang tinggi, dan kualitas bangunan serta sarana dan prasarana yang tidak memenuhi
syarat. Kabupaten Banjar merupakan salah satu permukiman di Provinsi Kalimantan Selatan yang memiliki
lokasi permukiman kumuh, yaitu di Desa Simpang Warga Dalam, Kecamatan Aluh-Aluh, dan Desa Muara
Halayung, Kecamatan Beruntung Baru. Dalam rangka peningkatan kualitas permukiman kumuh di
Kabupaten Banjar ini, perlu dilakukan identifikasi kondisi kekumuhan yang merupakan upaya untuk
menentukan tingkat kekumuhan pada suatu permukiman sehingga dapat ditentukan penanganan kebutuhan
sarana dan prasarana. Identifikasi dilakukan dengan melakukan analisis tingkat kekumuhan berdasarkan
Peraturan Menteri PUPR Tahun 2016. Pelaksanaan dilakukan berdasarkan dari hasil data survei, dan
analisa perhitungan penilaian skoring tingkat kekumuhan. Dari hasil analisis diketahui bahwa klasifikasi
tingkat kekumuhan di Desa Simpang Warga Dalam, Kecamatan Aluh-Aluh termasuk dalam kategori Kumuh
Berat, dan Desa Muara Halayung, Kecamatan Beruntung Baru termasuk dalam kategori Kumuh Ringan.

Kata kunci: permukiman kumuh, analisis tingkat kekumuhan, kriteria permukiman kumuh

Correspondence : Misna Uttri Wiharti


Email : misnawiharti@gmail.com

Jurnal Teknologi Berkelanjutan (Sustainable Technology Journal)


Vol. 10 No. 02 (tahun) pp. 88 - 96 88
ANALISIS PERHITUNGAN TINGKAT KEKUMUHAN PERMUKIMAN DI KABUPATEN BANJAR
Misna Uttri Wiharti

1 PENDAHULUAN kriteria - kriteria indikator permukiman kumuh


berdasarkan Peraturan Menteri PUPR
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 No.02/PRT/M/2016, meliputi (Direktorat
Tahun 2011, tentang Perumahan dan Kawasan Pengembangan Perumahan, 2016):
Permukiman, yang dimaksud dengan 1. Kondisi Bangunan, dengan kriteria:
permukiman kumuh adalah permukiman yang a. Ketidakteraturan Bangunan
tidak layak huni karena ketidakteraturan b. Tingkat Kepadatan Bangunan
bangunan, tingkat kepadatan bangunan yang c. Kualitas bangunan tidak memenuhi syarat
tinggi, dan kualitas bangunan serta sarana dan 2. Jalan Lingkungan, dengan kriteria:
prasarana yang tidak memenuhi syarat. Pada a. Jaringan jalan lingkungan tidak melayani
kota atau kabupaten di Indonesia tidak jarang keseluruhan lingkungan pada
ditemukan daerah pemukiman kumuh permukiman
(Auliannisa, 2009; Crysta, 2017; Adha, 2018). b. Permukaan jalan lingkungan memiliki
Kabupaten Banjar adalah salah satu Kabupaten kualitas yang buruk
di Indonesia yang tidak luput dari hadirnya 3. Penyediaan Air Minum, dengan kriteria:
Kawasan pemukiman kumuh di wilayahnya. a. Adanya akses aman air minum
Untuk mengetahui permasalahan b. Ketidakterpenuhinya kebutuhan air
kekumuhan yang terjadi di Kabupaten Banjar, minum untuk setiap individu
perlu dilakukan suatu identifikasi kondisi 4. Drainase Lingkungan, dengan kriteria:
kekumuhan. Identifikasi ini bertujuan agar a. Genangan yang timbul akibat Drainase
dapat menentukan tingkat kekumuhan pada Lingkungan tidak mampu mengalirkan
suatu permukiman (Crysta, 2017). limpasan air hujan
Identifikikasi yang dilakukan khususnya b. Ketidaksediaan drainase
terkait dengan permasalahan kondisi c. Drainase Lingkungan tidak terkoneksi
bangunan beserta sarana dan prasarana dengan sistem drainase perkotaan
pendukungnya. d. Pemeliharaan drainase tidak
Berdasarkan Surat Keputusan Bupati dilaksanakan
Kabupaten Banjar Nomor 188.45/189/2014 e. Kualitas konstruksi drainase yang buruk
perihal lokasi perumahan dan permukiman 5 Pengelolaan Air Limbah, dengan kriteria:
kumuh di Kabupaten Banjar, terdapat dua a. Ketidaksesuaian Sistem Pengelolaan Air
Kecamatan yang termasuk dalam kawasan Limbah dengan standar teknis,
kumuh di Kabupaten Banjar, yaitu Desa b. Tidak terpenuhinya persyaratan teknis
Simpang Warga Dalam, Kecamatan Aluh- pada prasarana dan sarana pengelolaan
Aluh, dan Desa Muara Halayung, Kecamatan air limbah
Beruntung Baru. Dalam menentukan 6 Pengelolaan Persampahan, dengan kriteria:
perhitungan tingkat kekumuhan maka perlu a. Ketidaksesuaian Prasarana dan sarana
dilakukan penilaian terhadap 7 (tujuh) persampahan dengan persyaratan teknis
indikator kriteria permukiman kumuh, b. Tidak terpenuhinya persyaratan teknis
sehingga akan menghasilkan klasifikasi pada Sistem pengelolaan persampahan
tingkat kekumuhan pada permukiman kumuh c. Sarana dan prasarana pengelolaan
di Desa Simpang Warga Dalam, Kecamatan persampahan tidak terpelihara dengan
Aluh-Aluh, dan Desa Muara Halayung, baik
Kecamatan Beruntung Baru, Kabupaten 7 Proteksi Kebakaran, dengan kriteria:
Banjar. a. Prasarana untuk proteksi kebakaran tidak
tersedia
b. Sarana proteksi kebakaran
2 METODE PENELITIAN
Identifikasi kriteria-kriteria permukiman
Metode untuk melakukan analisis kumuh dilakukan dengan cara survey dan
tingkat kekumuhan ini dilakukan dengan menganalisis kondisi pada 7 (tujuh) indikator
survei dan pengumpulan data sesuai dengan sebagaimana dituliskan diatas. Selanjutnya

Jurnal Teknologi Berkelanjutan (Sustainable Technology Journal)


Vol. 10 No. 02 (tahun) pp. 88 - 96 89
ANALISIS PERHITUNGAN TINGKAT KEKUMUHAN PERMUKIMAN DI KABUPATEN BANJAR
Misna Uttri Wiharti

memberikan penilaian skor pada kriteria 3 HASIL DAN PEMBAHASAN


indikator yang ada dalam penilaian aspek
permasalahan. Pemberian skor/penilaian 3.1 Survey Lapangan
adalah seperti terlihat pada Tabel 1 (Crysta,
2017). Kegiatan awal sebelum melakukan
analisis adalah survey dan pengumpulan data
Tabel 1. Kriteria skor permukiman kumuh di Desa Simpang Warga
Dalam, Kecamatan Aluh-Aluh, dan Desa
Penialian Muara Halayung, Kecamatan Beruntung Baru,
No Rentang Skor
Kualitas Kabupaten Banjar. Hasil survey lapangan ini
1 Baik 0% sd 25% 0 kemudian dapat menggambarkan kondisi
2 Cukup 26% sd 50% 1 permukiman di Desa Simpang Warga Dalam
3 Buruk 51% sd 75% 3 dan Desa Muara Halayung.
4 Buruk 76% sd 100% 5
Sekali 3.1.1 Kondisi Bangunan

Setelah pemberian skor/penilaian, Untuk keteraturan bangunan, sebagian


maka dilakukan perhitungan total skoring besar rumah di Kabupaten Banjar, mengikuti
terhadap seluruh indikator kekumuhan. alur dan aliran sungai, sehingga sebagian besar
Selanjutnya klasifikasi tingkat permukiman rumah memiliki keteraturan baik. Kepadatan
kumuh yang digunakan dalam analisis adalah Bangunan di Desa Simpang Warga Dalam
berdasarkan Peraturan Menteri PUPR adalah 35 unit/Ha dan Kepadatan Bangunan di
No.02/PRT/M/2016, yang terdiri atas Desa Muara Halayung adalah 24 unit/Ha.
klasifikasi (Direktorat Pengembangan Sebanyak 11unit bangunan hunian di Desa
Kawasan Permukiman, 2016): Simpang Warga Dalam dan 8 unit bangunan
1. Tingkat Permukiman Kumuh Berat, hunian di Desa Muara Halayung memiliki
dengan indikasi terpenuhinya permukiman kondisi atap, lantai, dinding yang belum sesuai
kumuh antara 76% - 100% persyaratan teknis, dapat dilihat pada Tabel 2.
2. Tingkat Permukiman Kumuh Sedang,
dengan indikasi terpenuhinya permukiman
kumuh antara 51% - 75% Tabel 2. Kondisi bangunan di Desa
3. Tingkat Permukiman Kumuh Ringan, Simpang Warga Dalam dan Desa Muara
dengan indikasi terpenuhinya permukiman Halayung, Kabupaten Banjar
kumuh antara 26% - 50%
4. Tingkat Permukiman Bukan Kumuh, Desa
dengan indikasi terpenuhinya permukiman Simpang Muara
kumuh antara 0% - 25% Kriteria
Warga Halayung
Penentuan penanganan kebutuhan Dalam
sarana dan prasarana pada permukiman
kumuh di Desa Simpang Warga Dalam, Jumlah Bangunan 463 325
Kecamatan Aluh-Aluh, dan Desa Muara (Unit)
Halayung, Kecamatan Beruntung Baru Jumlah Bangunan 74 62
dilakukan dengan memasukan hasil Hunian Tidak
klasifikasi tingkat kekumuhan berdasarkan Teratur (Unit)
analisa dan potensi masalah prioritas yang Tingkat Kepadatan 35 24
ada. Penanganan permukiman untuk Bangunan
klasifikasi kumuh berat dan sedang dapat (Unit/Ha)
dilakukan dengan peremajaan, dan klasifikasi Jumlah Bangunan 11 8
kumuh ringan dapat dilakukan dengan Hunian Tidak
pemugaran permukiman. Layak (Unit)

Jurnal Teknologi Berkelanjutan (Sustainable Technology Journal)


90 Vol. 10 No. 02 (tahun) pp. 88 - 96
ANALISIS PERHITUNGAN TINGKAT KEKUMUHAN PERMUKIMAN DI KABUPATEN BANJAR
Misna Uttri Wiharti

3.1.2 Jalan Lingkungan Tabel 4. Kondisi Penyediaan Air Minum di


Desa Simpang Warga Dalam dan Desa Muara
Kondisi jalan lingkungan di Kabupaten Halayung, Kabupaten Banjar
Banjar dengan kondisi jaringan jalan memiiki
kualitas buruk. Kondisi jalan di Desa Desa
Simpang Warga Dalam yang mengalami Simpang Muara
rusak berat sepanjang 1771 meter, dan di Kriteria
Warga Halayung
Desa Muara Halayung sepanjang 1996 meter. Dalam
Sehingga total keseluruhan adalah 3.767
meter yang mengalami kerusakan, sehingga Jumlah Masyarakat 463 325
membutuhkan perbaikan, sebagaimana pada terpenuhi
Tabel 3. penyediaan air
minum (Unit
Rumah Tangga)
Tabel 3. Kondisi Jalan Lingkungan di Ketersediaan Akses 84 0
Desa Simpang Warga Dalam dan Desa aman air minum
Muara Halayung, Kabupaten Banjar (Unit Rumah
Tangga)
Desa Persentase 100% 100%
Masyarakat
Simpang Muara terpenuhi
Kriteria
Warga Halayung penyediaan air
Dalam minum (%)
Panjang Jumlah 1771 2920
Jaringan Jalan 3.1.4 Drainase Lingkungan
(Meter)
Jangkauan Jaringan 0% 0% Pada kawasan kumuh di Desa Simpang
Jalan yang Layak Warga Dalam dan Desa Muara Halayung tidak
(%) terdapat jaringan drainase lingkungan
Panjang Jalan Yang 1771 2920 dikarenakan wilayah ini dengan topologi rawa.
Rusak (Meter)
3.1.5 Pengelolaan Air Limbah
3.1.3 Penyediaan Air Minum
Berdasarkan hasil survey, sebanyak
Sebagian masyarakat yang memiliki 100% masyarakat di Desa Simpang Warga
akses aman air minum (yang terlayani oleh Dalam dan Desa Muara Halayung masih belum
PDAM) di Desa Simpang Warga Dalam memiliki sistem pengelolaan air limbah yang
sebanyak 84 Unit Rumah dengan presentase memenuhi kriteria, sebagaimana dilihat pada
terpenuhi air minum sebanyak 100%. Tabel 5.
Sedangkan masyarakat yang memiliki akses
aman air minum di Desa Muara Halayung
masih belum terlayani sehingga masih harus
membeli air sebagai kebutuhan air minum,
sebagaimana pada Tabel 4.

Jurnal Teknologi Berkelanjutan (Sustainable Technology Journal)


Vol. 10 No. 02 (tahun) pp. 88 - 96 91
ANALISIS PERHITUNGAN TINGKAT KEKUMUHAN PERMUKIMAN DI KABUPATEN BANJAR
Misna Uttri Wiharti

Tabel 5. Kondisi pengelolaan air limbah


di Desa Simpang Warga Dalam dan Desa
Muara Halayung, Kabupaten Banjar Tabel 6. Tabel Klasifikasi Tingkat
Permukiman
Desa
Simpang Muara No Parameter Nilai
Kriteria 1 76% - 100% area tidak
Warga Halayung
Dalam memiliki prasarana pada
masing-masing kriteria 5
Jumlah Rumah 463 325 permukiman
Tangga (Unit)
Sistem 463 325
2 51% - 75% area tidak
Pengelolaan air
memiliki prasarana pada
limbah tidak
masing-masing kriteria 3
sesuai standar
permukiman
teknik (unit)
Prasarana dan 463 325 3 26% - 50% area tidak
sarana memiliki prasarana pada
pengelolaan air masing-masing kriteria 1
limbah tidak permukiman
memenuhi
standar teknik
(unit)
Pada Tabel 6, dapat dilihat bahwa
apabila 76% - 100% area yang tidak memiliki
3.1.6 Pengelolaan Persampahan
prasarana pada masing-masing kriteria
permukiman mendapat nilai 5, apabila 51% -
Kawasan kumuh di Desa Simpang
75% area tidak memiliki prasarana pada
Warga dalam dan desa muara halayung
masing-masing kriteria permukiman mendapat
mayoritas tidak memiliki Tempat
nilai 3, dan apabila 26% - 50% area tidak
Pembuangan Sampah (TPS) sehingga sampah
memiliki prasarana pada masing-masing
dibiarkan menumpuk di sungai.
kriteria permukiman mendapat nilai 1.
Kemudian perhitungan total skoring terhadap
3.1.7 Proteksi Kebakaran
seluruh indikator kekumuhan dimasukan pada
3 (tiga) klasifikasi tingkat kekumuhan yaitu
Pada lokasi di Desa Simpang Warga
Kumuh Berat, Kumuh Sedang, dan Kumuh
Dalam dan Desa Muara Halayung diketahui
Ringan, dengan menggunakan parameter
seluruh kawasan permukiman tidak
seperti pada Tabel 7.
dilengkapi dengan prasarana dan sarana
proteksi kebakaran.
Tabel 7. Analisis Perhitungan Tingkat
Kekumuhan
3.2 Analisis Perhitungan Tingkat
Kekumuhan
Tingkat
No Skor/Nilai
Kekumuhan
Berdasarkan data hasil survey,
dilakukan penilaian skor pada kriteria 1 76 - 100 Kumuh Berat
indikator yang ada dalam penilaian aspek 2 51 - 75 Kumuh Sedang
permasalahan. Kemudian dari hasil total 3 26 - 50 Kumuh Ringan
skor/penilaian dapat diketahui tingkat
kekumuhan dan permasalahan pada lokasi
Hasil skoring dari setiap indikator
permukiman. Perhitungan nilai dengan
berdasarkan hasil penilaian dari kriteria untuk
parameter yang digunakan sebagai berikut:

Jurnal Teknologi Berkelanjutan (Sustainable Technology Journal)


92 Vol. 10 No. 02 (tahun) pp. 88 - 96
ANALISIS PERHITUNGAN TINGKAT KEKUMUHAN PERMUKIMAN DI KABUPATEN BANJAR
Misna Uttri Wiharti

mengetahui tingkat kekumuhan pada lokasi Tabel 8. Lanjutan


permukiman di Desa Simpang Warga Dalam, No Indikator Kriteria Nilai
Kabupaten Banjar dapat dilihat pada Tabel 8.
5 Pengelolaan Ketidaksesuaian 5
Air Limbah Sistem Pengelolaan
Air Limbah dengan
Tabel 8. Skoring /Penilaian Tingkat standar teknis
Kekumuhan di Desa Simpang Warga Tidak terpenuhinya 5
Dalam, Kabupaten Banjar persyaratan teknis
pada prasarana dan
No Indikator Kriteria Nilai sarana pengelolaan
air limbah
1 Kondisi Ketidakteraturan 1 6 Pengelolaan Ketidaksesuaian 5
Bangunan Bangunan Persampaha Prasarana dan
Tingkat Kepadatan 1 n sarana
Bangunan persampahan
Kualitas bangunan 3 dengan persyaratan
tidak memenuhi teknis
syarat Tidak terpenuhinya 5
2 Jalan Jaringan jalan 5 persyaratan teknis
Lingkungan lingkungan tidak pada Sistem
melayani pengelolaan
keseluruhan persampahan
lingkungan pada Sarana dan 5
permukiman prasarana
Permukaan jalan 5 pengelolaan
lingkungan persampahan tidak
memiliki kualitas terpelihara dengan
yang buruk baik
3 Penyediaan Adanya akses 3 7 Proteksi Prasarana untuk 5
Air Minum aman air minum Kebakaran proteksi kebakaran
Ketidakterpenuhin 5 tidak tersedia
ya kebutuhan air Sarana proteksi 5
minum untuk kebakaran
setiap individu
4 Drainase Genangan yang 5 Nilai Total 83
Lingkungan timbul akibat
Drainase
Lingkungan tidak Pada Tabel 8, total skoring dari setiap
mampu indikator berdasarkan hasil penilaian dari
mengalirkan kriteria pada lokasi permukiman di Desa
limpasan air hujan Simpang Warga Dalam, Kabupaten Banjar
Ketidaksediaan 5 adalah 83. Selanjutnya hasil skoring pada
drainase lokasi permukiman di Desa Muara
Drainase 5 Halayung, Kabupaten Banjar dapat dilihat
Lingkungan tidak Tabel 9.
terkoneksi dengan
sistem drainase
perkotaan
Pemeliharaan 5
drainase tidak
dilaksanakan
Kualitas konstruksi 5
drainase yang
buruk

Jurnal Teknologi Berkelanjutan (Sustainable Technology Journal)


Vol. 10 No. 02 (tahun) pp. 88 - 96 93
ANALISIS PERHITUNGAN TINGKAT KEKUMUHAN PERMUKIMAN DI KABUPATEN BANJAR
Misna Uttri Wiharti

Tabel 9. Skoring /Penilaian Tingkat Tabel 9. Lanjutan


Kekumuhan di Desa Muara Halayung, No Indikator Kriteria Nilai
Kabupaten Banjar
5 Pengelolaan Ketidaksesuaian 3
Air Limbah Sistem Pengelolaan
No Indikator Kriteria Nilai Air Limbah dengan
1 Kondisi Ketidakteraturan 1 standar teknis
Bangunan Bangunan Tidak terpenuhinya 3
Tingkat Kepadatan 1 persyaratan teknis
Bangunan pada prasarana dan
Kualitas bangunan 1 sarana pengelolaan
tidak memenuhi air limbah
syarat 6 Pengelolaan Ketidaksesuaian 1
2 Jalan Jaringan jalan 1 Persampaha Prasarana dan
Lingkungan lingkungan tidak n sarana
melayani persampahan
keseluruhan dengan persyaratan
lingkungan pada teknis
permukiman Tidak terpenuhinya 3
Permukaan jalan 1 persyaratan teknis
lingkungan pada Sistem
memiliki kualitas pengelolaan
yang buruk persampahan
3 Penyediaan Adanya akses 1 Sarana dan 3
Air Minum aman air minum prasarana
Ketidakterpenuhin 3 pengelolaan
ya kebutuhan air persampahan tidak
minum untuk terpelihara dengan
setiap individu baik
4 Drainase Genangan yang 3 7 Proteksi Prasarana untuk 5
Lingkungan timbul akibat Kebakaran proteksi kebakaran
Drainase tidak tersedia
Lingkungan tidak Sarana proteksi 5
mampu kebakaran
mengalirkan
limpasan air hujan Nilai Total 43
Ketidaksediaan 1
drainase Pada Tabel 9, total skoring dari setiap
Drainase 3 indikator berdasarkan hasil penilaian dari
Lingkungan tidak kriteria pada lokasi permukiman di Desa
terkoneksi dengan Muara Halayung, Kabupaten Banjar adalah 43.
sistem drainase
Hasil perhitungan total skor kemudian
perkotaan
Pemeliharaan 1
dimasukkan dalam formulir analisis
drainase tidak perhitungan tingkat kekumuhan seperti
dilaksanakan tercantum pada Tabel 10 dan Tabel 11.
Kualitas konstruksi 3
drainase yang
buruk

Jurnal Teknologi Berkelanjutan (Sustainable Technology Journal)


94 Vol. 10 No. 02 (tahun) pp. 88 - 96
ANALISIS PERHITUNGAN TINGKAT KEKUMUHAN PERMUKIMAN DI KABUPATEN BANJAR
Misna Uttri Wiharti

Pada Tabel 10, total skoring dari setiap limbah,pengelolaan persampahan, dan
indikator di Desa Simpang Warga Dalam, proteksi kebakaran.
Kabupaten Banjar dimasukkan kedalam 2. Desa Muara Halayung, Kecamatan
parameter analisis perhitungan tingkat Beruntung Baru, memiliki tingkat
kekumuhan berada pada tingkat kekumuhan permukiman kumuh ringan dan prioritas
berat. Sedangkan Pada Tabel 11, total skoring penanganan kebutuhan sarana dan prasarana
dari setiap indikator di Desa Muara Halayung, permukiman adalah peningkatan kualitas
Kabupaten Banjar dimasukkan kedalam pada indikator sistem drainase, penyediaan
parameter analisis perhitungan tingkat air minum, pengelolaan air limbah,
kekumuhan berada pada tingkat kekumuhan pengelolaan persampahan, dan proteksi
ringan. kebakaran.
3. Dalam penanganannya, peningkatan kualitas
permukiman kumuh berat di Desa Simpang
Tabel 10. Analisis Perhitungan Tingkat Warga Dalam, Kecamatan Aluh-Aluh,
Kekumuhan di Desa Simpang Warga Kabupaten Banjar, dapat dilakukan dengan
Dalam,Kabupaten Banjar peremajaan, dan penanganan permukiman
kumuh ringan di Desa Muara Halayung,
Nilai Tingkat Kecamatan Aluh-Aluh, Kabupaten Banjar,
Skor
Total Kekumuhan dapat dilakukan dengan pemugaran
83 76 - 100 Kumuh Berat permukiman.
Kumuh
- 51 - 75
Sedang
UCAPAN TERIMAKASIH
Kumuh
- 26 - 50
Ringan
Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya
ditujukan kepada :
1. Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan
Tabel 11. Analisis Perhitungan Tingkat
Permukiman Provinsi Kalimantan
Kekumuhan di Desa Muara Halayung
Selatan.
,Kabupaten Banjar
2. Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan
Permukiman Kabupaten Banjar.
Nilai Tingkat
Skor
Total Kekumuhan
- 76 - 100 Kumuh Berat DAFTAR RUJUKAN
Kumuh
- 51 - 75
Sedang Adha, Anggiyaza. (2017). Pelaksanaan
Kumuh Program Kota Tanpa Kumuh Dalam
43 26 - 50
Ringan Perspektif Fungsi Administrasi. Fakultas
Ilmu Administrasi. Jurusan Administrasi
Publik. Universitas Brawijaya.
4 KESIMPULAN Auliannisa, D. (2009). Permukiman Kumuh di
Kota Bandung. Fakultas Matematika dan
Dari hasil analisis perhitungan tingkat Ilmu Pengetahuan Alam, Departemen
kekumuhan disimpulkan sebagai berikut: Geografi, Universitas Indonesia.
1. Desa Simpang Warga Dalam, Kecamatan Crysta, Elpidia Agatha. (2017). Analisis
Aluh-Aluh Kabupaten Banjar memiliki Tingkat Kekumuhan dan Pola
tingkat permukiman kumuh berat, dan Penanganannya (Studi Kasus: Kelurahan
prioritas penanganan kebutuhan sarana dan Keputih, Surabaya). Fakultas Teknik Sipil
prasarana permukiman adalah peningkatan dan Perencanaan, Departemen Teknik
kualitas pada indikator sistem drainase, Geomatika, Institut Teknologi Sepuluh
penyediaan air minum, pengelolaan air Nopember.

Jurnal Teknologi Berkelanjutan (Sustainable Technology Journal)


Vol. 10 No. 02 (tahun) pp. 88 - 96 95
ANALISIS PERHITUNGAN TINGKAT KEKUMUHAN PERMUKIMAN DI KABUPATEN BANJAR
Misna Uttri Wiharti

Direktorat Pengembangan Kawasan Surat Keputusan Bupati Kabupaten Banjar


Permukiman. 2016. Panduan Rencana Nomor 188.45/189/2014 Tahun 2016
Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Tentang Lokasi Perumahan dan
Permukiman Kumuh Perkotaan Permukiman Kumuh di Kabupaten Banjar
(RP2KPKP). Jakarta: Direktorat Jenderal Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011
Cipta Karya Kementrian Pekerjaan Tentang Perumahan dan Kawasan
Umum dan Perumahan Rakyat. Permukiman.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Nomor: No.02/PRT/M/2016 tentang
Peningkatan Kualitas Terhadap
Perumahan Kumuh dan Permukiman
Kumuh.

Jurnal Teknologi Berkelanjutan (Sustainable Technology Journal)


96 Vol. 10 No. 02 (tahun) pp. 88 - 96

You might also like