Professional Documents
Culture Documents
Evaluasi Holistik Seriti
Evaluasi Holistik Seriti
BAB 7
EVALUASI SECARA HOLISTIK TERHADAP
DAMPAK LINGKUNGAN
Evaluasi secara holistik terhadap dampak lingkungan pada bab ini menguraikan hasil
telaahan dampak Rencana Kegiatan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional
Serdang Bedagai dan Tebing Tinggi (Seriti) Kapasitas 275 Liter/Detik di Kabupaten Serdang
Bedagai dan Kota Tebing Tinggi Provinsi Sumatera Utara oleh Dinas Sumber Daya Air Cipta
Karya dan Tata Ruang Provinsi Sumatera Utara. Berdasarkan evaluasi secara holistik dan
telaahan keterkaitan dan interaksi seluruh dampak penting hipotetik Kegiatan Sistem
Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Serdang Bedagai dan Tebing Tinggi (Seriti)
Kapasitas 275 Liter/Detik dapat diperoleh informasi antara lain :
Berdasarkan hasil telaahan tersebut maka dilakukan telaahan atas berbagai opsi pengelolaan
dampak lingkungan yang mungkin bisa dilakukan oleh pemrakarsa ditinjau dari :
Berdasarkan hasil telaahan tersebut maka dirumuskan arahan pengelolaan dan pemantauan
lingkungan hidup yang menjadi dasar bagi penyusunan RKL-RPL yang lebih operasional.
Arahan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup dilakukan terhadap seluruh
komponen rencana kegiatan yang menimbulkan dampak Kegiatan Sistem Penyediaan Air
Minum (SPAM) Regional Serdang Bedagai dan Tebing Tinggi (Seriti) Kapasitas 275
Liter/Detik.
Opsi yang ditempuh untuk menggambarkan hasil evaluasi dampak antara lain menggunakan
metode diagram alir (flow chart) untuk mengetahui keterkaitan antar dampak sekaligus
ANDAL Rencana Kegiatan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Serdang Bedagai dan Tebing Tinggi (Seriti) VII-1
Kapasitas 275 Liter/Detik di Kabupaten Serdang Bedagai dan Kota Tebing Tinggi Provinsi Sumatera Utara oleh Dinas Sumber
Daya Air Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Sumatera Utara
Hasil Evaluasi Secara Holistik Terhadap Dampak Lingkungan
untuk menggambarkan orde dampak, dimana orde dampak ini terkait dengan prioritas
pengelolaan dan pemantauan lingkungan. Orde dampak disajikan dalam bentuk dampak
primer (primary impact) dan dampak turunan (derivative impact) yaitu dampak sekunder,
tersier. Selain itu jµga digunakan metode matrik terhadap seluruh dampak penting sebagai
sebuah kesatuan yang saling terkait dan saling mempengaruhi sehingga diketahui
perimbangan dampak penting yang bersifat positif dengan yang bersifat negatif. Diagram alir
dan matrik dampak dapat dilihat pada Gambar 7.1 dan Tabel 7.1
ANDAL Rencana Kegiatan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Serdang Bedagai dan Tebing Tinggi (Seriti) VII-2
Kapasitas 275 Liter/Detik di Kabupaten Serdang Bedagai dan Kota Tebing Tinggi Provinsi Sumatera Utara oleh Dinas Sumber
Daya Air Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Sumatera Utara
Hasil Evaluasi Secara Holistik Terhadap Dampak Lingkungan
Gambar 7.1. Diagram Alir Dampak Kegiatan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Serdang
Bedagai dan Tebing Tinggi (Seriti) Kapasitas 275 Liter/Detik
ANDAL Rencana Kegiatan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Serdang Bedagai dan Tebing Tinggi (Seriti) VII-3
Kapasitas 275 Liter/Detik di Kabupaten Serdang Bedagai dan Kota Tebing Tinggi Provinsi Sumatera Utara oleh Dinas Sumber
Daya Air Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Sumatera Utara
Hasil Evaluasi Secara Holistik Terhadap Dampak Lingkungan
ANDAL Rencana Kegiatan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Serdang Bedagai dan Tebing Tinggi (Seriti) Kapasitas 275 Liter/Detik di Kabupaten Serdang Bedagai dan Kota Tebing Tinggi VII-4
Provinsi Sumatera Utara oleh Dinas Sumber Daya Air Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Sumatera Utara
Hasil Evaluasi Secara Holistik Terhadap Dampak Lingkungan
ANDAL Rencana Kegiatan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Serdang Bedagai dan Tebing Tinggi (Seriti) Kapasitas 275 Liter/Detik di Kabupaten Serdang Bedagai dan Kota Tebing Tinggi VII-5
Provinsi Sumatera Utara oleh Dinas Sumber Daya Air Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Sumatera Utara
Hasil Evaluasi Secara Holistik Terhadap Dampak Lingkungan
ANDAL Rencana Kegiatan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Serdang Bedagai dan Tebing Tinggi (Seriti) Kapasitas 275 Liter/Detik di Kabupaten Serdang Bedagai dan Kota Tebing Tinggi VII-6
Provinsi Sumatera Utara oleh Dinas Sumber Daya Air Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Sumatera Utara
Hasil Evaluasi Secara Holistik Terhadap Dampak Lingkungan
ANDAL Rencana Kegiatan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Serdang Bedagai dan Tebing Tinggi (Seriti) VII-7
Kapasitas 275 Liter/Detik di Kabupaten Serdang Bedagai dan Kota Tebing Tinggi Provinsi Sumatera Utara oleh Dinas Sumber
Daya Air Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Sumatera Utara
Hasil Evaluasi Secara Holistik Terhadap Dampak Lingkungan
Mutu Udara Ambien adalah SO2 = 150 µg/m3, NO2 = 200 µg/m3 dan TSP
= 230 µg/m3.
3. Pada titik UA-3 berdasarkan pemodelan mengalami perubahan konsentrasi
SO2 menjadi 939,99 µg/m3, NO2 = 7401,98 µg/m3, dan TSP = 55,91 µg/m3.
Jika dibandingkan dengan baku mutu lingkungan maka konsentrasi SO2, dan
NO2 telah melebihi baku mutu sedangkan konsentrasi TSP masih berada
dibawah baku mutu berdasarkan PPRI No.22 Tahun 2021 Lampiran VII Baku
Mutu Udara Ambien adalah SO2 = 150 µg/m3, NO2 = 200 µg/m3 dan TSP
= 230 µg/m3.
4. Pada titik UA-4 berdasarkan pemodelan mengalami perubahan konsentrasi
SO2 menjadi 921,12 µg/m3, NO2 = 7253,36 µg/m3, dan TSP = 54,79 µg/m3.
Jika dibandingkan dengan baku mutu lingkungan maka konsentrasi SO2, dan
NO2 telah melebihi baku mutu sedangkan konsentrasi TSP masih berada
dibawah baku mutu berdasarkan PPRI No.22 Tahun 2021 Lampiran VII Baku
Mutu Udara Ambien adalah SO2 = 150 µg/m3, NO2 = 200 µg/m3 dan TSP
= 230 µg/m3.
5. Pada titik UA-5 berdasarkan pemodelan mengalami perubahan konsentrasi
SO2 menjadi 662,42 µg/m3, NO2 = 5216,25 µg/m3, dan TSP = 39,40 µg/m3.
Jika dibandingkan dengan baku mutu lingkungan maka konsentrasi SO2, dan
NO2 telah melebihi baku mutu sedangkan konsentrasi TSP masih berada
dibawah baku mutu berdasarkan PPRI No.22 Tahun 2021 Lampiran VII Baku
Mutu Udara Ambien adalah SO2 = 150 µg/m3, NO2 = 200 µg/m3 dan TSP
= 230 µg/m3.
6. Pada titik UA-6 berdasarkan pemodelan mengalami perubahan konsentrasi
SO2 menjadi 910,35 µg/m3, NO2 = 7168,53 µg/m3, dan TSP = 54,15 µg/m3.
Jika dibandingkan dengan baku mutu lingkungan maka konsentrasi SO2, dan
NO2 telah melebihi baku mutu sedangkan konsentrasi TSP masih berada
dibawah baku mutu berdasarkan PPRI No.22 Tahun 2021 Lampiran VII Baku
Mutu Udara Ambien adalah SO2 = 150 µg/m3, NO2 = 200 µg/m3 dan TSP
= 230 µg/m3.
7. Pada titik UA-7 berdasarkan pemodelan mengalami perubahan konsentrasi
SO2 menjadi 755,68 µg/m3, NO2 = 5950,57 µg/m3, dan TSP = 44,95
µg/m3. Jika dibandingkan dengan baku mutu lingkungan maka konsentrasi
SO2, dan NO2 telah melebihi baku mutu sedangkan konsentrasi TSP masih
berada dibawah baku mutu berdasarkan PPRI No.22 Tahun 2021 Lampiran
ANDAL Rencana Kegiatan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Serdang Bedagai dan Tebing Tinggi (Seriti) VII-8
Kapasitas 275 Liter/Detik di Kabupaten Serdang Bedagai dan Kota Tebing Tinggi Provinsi Sumatera Utara oleh Dinas Sumber
Daya Air Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Sumatera Utara
Hasil Evaluasi Secara Holistik Terhadap Dampak Lingkungan
VII Baku Mutu Udara Ambien adalah SO2 = 150 µg/m3, NO2 = 200 µg/m3
dan TSP = 230 µg/m3.
8. Pada titik UA-8 berdasarkan pemodelan mengalami perubahan konsentrasi
SO2 menjadi 802,42 µg/m3, NO2 = 6318,65 µg/m3, dan TSP = 47,73 µg/m3.
Jika dibandingkan dengan baku mutu lingkungan maka konsentrasi SO2, dan
NO2 telah melebihi baku mutu sedangkan konsentrasi TSP masih berada
dibawah baku mutu berdasarkan PPRI No.22 Tahun 2021 Lampiran VII Baku
Mutu Udara Ambien adalah SO2 = 150 µg/m3, NO2 = 200 µg/m3 dan TSP
= 230 µg/m3.
9. Pada titik UA-9 berdasarkan pemodelan mengalami perubahan konsentrasi
SO2 menjadi 915,70 µg/m3, NO2 = 7210,69 µg/m3, dan TSP = 54,47 µg/m3.
Jika dibandingkan dengan baku mutu lingkungan maka konsentrasi SO2, dan
NO2 telah melebihi baku mutu sedangkan konsentrasi TSP masih berada
dibawah baku mutu berdasarkan PPRI No.22 Tahun 2021 Lampiran VII Baku
Mutu Udara Ambien adalah SO2 = 150 µg/m3, NO2 = 200 µg/m3 dan TSP
= 230 µg/m3.
10.Pada titik UA-10 berdasarkan pemodelan mengalami perubahan konsentrasi
SO2 menjadi 1032,15 µg/m3, NO2 = 8127,66 µg/m3, dan TSP = 61,39
µg/m3. Jika dibandingkan dengan baku mutu lingkungan maka konsentrasi
SO2, dan NO2 telah melebihi baku mutu sedangkan konsentrasi TSP masih
berada dibawah baku mutu berdasarkan PPRI No.22 Tahun 2021 Lampiran
VII Baku Mutu Udara Ambien adalah SO2 = 150 µg/m3, NO2 = 200 µg/m3
dan TSP = 230 µg/m3.
11. Pada titik UA-11 berdasarkan pemodelan mengalami perubahan konsentrasi
SO2 menjadi 957,08 µg/m3, NO2 = 7536,56 µg/m3, dan TSP = 56,93
µg/m3. Jika dibandingkan dengan baku mutu lingkungan maka konsentrasi
SO2, dan NO2 telah melebihi baku mutu sedangkan konsentrasi TSP masih
berada dibawah baku mutu berdasarkan PPRI No.22 Tahun 2021 Lampiran
VII Baku Mutu Udara Ambien adalah SO2 = 150 µg/m3, NO2 = 200 µg/m3
dan TSP = 230 µg/m3.
12. Pada titik UA-12 berdasarkan pemodelan mengalami perubahan konsentrasi
SO2 menjadi 580,58 µg/m3, NO2 = 4571,81 µg/m3, dan TSP = 34,53 µg/m3.
Jika dibandingkan dengan baku mutu lingkungan maka konsentrasi SO2, dan
NO2 telah melebihi baku mutu sedangkan konsentrasi TSP masih berada
dibawah baku mutu berdasarkan PPRI No.22 Tahun 2021 Lampiran VII Baku
ANDAL Rencana Kegiatan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Serdang Bedagai dan Tebing Tinggi (Seriti) VII-9
Kapasitas 275 Liter/Detik di Kabupaten Serdang Bedagai dan Kota Tebing Tinggi Provinsi Sumatera Utara oleh Dinas Sumber
Daya Air Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Sumatera Utara
Hasil Evaluasi Secara Holistik Terhadap Dampak Lingkungan
Mutu Udara Ambien adalah SO2 = 150 µg/m3, NO2 = 200 µg/m3 dan TSP
= 230 µg/m3.
ANDAL Rencana Kegiatan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Serdang Bedagai dan Tebing Tinggi (Seriti) VII-10
Kapasitas 275 Liter/Detik di Kabupaten Serdang Bedagai dan Kota Tebing Tinggi Provinsi Sumatera Utara oleh Dinas Sumber
Daya Air Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Sumatera Utara
Hasil Evaluasi Secara Holistik Terhadap Dampak Lingkungan
ANDAL Rencana Kegiatan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Serdang Bedagai dan Tebing Tinggi (Seriti) VII-11
Kapasitas 275 Liter/Detik di Kabupaten Serdang Bedagai dan Kota Tebing Tinggi Provinsi Sumatera Utara oleh Dinas Sumber
Daya Air Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Sumatera Utara
Hasil Evaluasi Secara Holistik Terhadap Dampak Lingkungan
Pada tahap operasional dengan adanya pengopersian mesin genset yang jika
dilakukan terlalu lama akan meningkatan emisi yang menybabkan penurunan
kualitas udara ambien. Berdasarkan hasil analisis prakiraan dampak kegiatan
operasional fasilitas penunjang diketahui besaran dampak berdasarkan simulasi
dispersi kualitas udara yaitu :
1. Pada titik UA-3 berdasarkan pemodelan mengalami perubahan konsentrasi
NOx menjadi 0,0003207 mg/Nm3 dan CO = 0,0001737 mg/Nm3. Jika
dibandingkan dengan baku mutu lingkungan maka konsentrasi NOx dan CO
masih berada dibawah baku mutu berdasarkan PermenLHK No 11 Tahun
2021 Lampiran I Tentang Baku Mutu Emisi Mesin Dengan Pembakaran
Dalam Atau Genset Dengan Kapasitas 101 - 500 KW untuk parameter NOx =
3400 mg/Nm3 dan CO = 170 mg/Nm3.
2. Pada titik UA-7 berdasarkan pemodelan mengalami perubahan konsentrasi
NOx menjadi 0,0003161 mg/Nm3 dan CO = 0,0001713 mg/Nm3. Jika
dibandingkan dengan baku mutu lingkungan maka konsentrasi NOx dan CO
masih berada dibawah baku mutu berdasarkan PermenLHK No 11 Tahun
2021 Lampiran I Tentang Baku Mutu Emisi Mesin Dengan Pembakaran
Dalam Atau Genset Dengan Kapasitas 101 - 500 KW untuk parameter NOx =
3400 mg/Nm3 dan CO = 170 mg/Nm3.
3. Pada titik UA-10 berdasarkan pemodelan mengalami perubahan konsentrasi
NOx menjadi 0,0003207 mg/Nm3 dan CO = 0,0001737 mg/Nm3. Jika
dibandingkan dengan baku mutu lingkungan maka konsentrasi NOx dan CO
masih berada dibawah baku mutu berdasarkan PermenLHK No 11 Tahun
2021 Lampiran I Tentang Baku Mutu Emisi Mesin Dengan Pembakaran
Dalam Atau Genset Dengan Kapasitas 101 - 500 KW untuk parameter NOx =
3400 mg/Nm3 dan CO = 170 mg/Nm3.
Dengan demikian dampak penurunan kualitas udara pada tahap konstruksi dan
tahap operasional adalah Negatif Penting dan kontinu antar kegiatan. Adanya
penurunan kualitas udara (dan jika terhirup oleh manusia dalam waktu yang
ANDAL Rencana Kegiatan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Serdang Bedagai dan Tebing Tinggi (Seriti) VII-12
Kapasitas 275 Liter/Detik di Kabupaten Serdang Bedagai dan Kota Tebing Tinggi Provinsi Sumatera Utara oleh Dinas Sumber
Daya Air Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Sumatera Utara
Hasil Evaluasi Secara Holistik Terhadap Dampak Lingkungan
2) Peningkatan Kebisingan
Tahapan Konstruksi yang memberikan dampak penting terhadap parameter
kebisingan adalah pematangan lahan, konstruksi bangunan utama dan fasilitas
penunjang, pekerjaan jaringan distribusi serta pada tahap operasional yaitu
kegiatan operasional fasilitas penunjang.
Selama konstruksi, penggunaan kendaraan alat berat seperti excavator,
bulldozer, compactor, dan motorgrader akan menghasilkan tingkat kebisingan
sekitar 109,5 dB(A). Berdasarkan hasil analisis prakiraan dampak seperti tertera
pada bab VI diketahui besaran dampak pada radius jarak terdekat dari sumber
dampak kegiatan pematangan lahan yaitu:
1. Pada titik K-1 berdasarkan simulasi pemodelan tingkat kebisingan pada
radius jarak 25 m sampai 300 m tingkat kebisingan yaitu 73,5 dBA s/d 55,2
dBA dimana kebisingan telah melewati baku mutu berdasarkan Keputusan
Menteri Lingkungan Hidup No 48 Tahun 1996 tentang Baku Mutu Tingkat
Kebisingan lampiran I tentang baku tingkat kebisingan peruntukan kawasan
perumahan dan pemukiman (55 dBA).
2. Pada titik K-2 berdasarkan simulasi pemodelan tingkat kebisingan pada
radius jarak 25 m sampai 300 m tingkat kebisingan yaitu 73,5 dBA s/d 55,1
dBA dimana kebisingan telah melewati baku mutu berdasarkan Keputusan
Menteri Lingkungan Hidup No 48 Tahun 1996 tentang Baku Mutu Tingkat
Kebisingan lampiran I tentang baku tingkat kebisingan peruntukan kawasan
perumahan dan pemukiman (55 dBA).
3. Pada titik K-3 berdasarkan simulasi pemodelan tingkat kebisingan pada
radius jarak 25 m sampai 300 m tingkat kebisingan yaitu 73,5 dBA s/d 52,1
dBA dimana kebisingan telah melewati baku mutu untuk jarak 25 m – 200
m berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No 48 Tahun 1996
tentang Baku Mutu Tingkat Kebisingan lampiran I tentang baku tingkat
kebisingan peruntukan kawasan perumahan dan pemukiman (55 dBA).
4. Pada titik K-4 berdasarkan simulasi pemodelan tingkat kebisingan pada
radius jarak 25 m sampai 300 m tingkat kebisingan yaitu 73,5 dBA s/d 52,2
dBA dimana kebisingan telah melewati baku mutu untuk jarak 25 m – 200
m berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No 48 Tahun 1996
ANDAL Rencana Kegiatan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Serdang Bedagai dan Tebing Tinggi (Seriti) VII-13
Kapasitas 275 Liter/Detik di Kabupaten Serdang Bedagai dan Kota Tebing Tinggi Provinsi Sumatera Utara oleh Dinas Sumber
Daya Air Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Sumatera Utara
Hasil Evaluasi Secara Holistik Terhadap Dampak Lingkungan
ANDAL Rencana Kegiatan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Serdang Bedagai dan Tebing Tinggi (Seriti) VII-14
Kapasitas 275 Liter/Detik di Kabupaten Serdang Bedagai dan Kota Tebing Tinggi Provinsi Sumatera Utara oleh Dinas Sumber
Daya Air Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Sumatera Utara
Hasil Evaluasi Secara Holistik Terhadap Dampak Lingkungan
ANDAL Rencana Kegiatan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Serdang Bedagai dan Tebing Tinggi (Seriti) VII-15
Kapasitas 275 Liter/Detik di Kabupaten Serdang Bedagai dan Kota Tebing Tinggi Provinsi Sumatera Utara oleh Dinas Sumber
Daya Air Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Sumatera Utara
Hasil Evaluasi Secara Holistik Terhadap Dampak Lingkungan
ANDAL Rencana Kegiatan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Serdang Bedagai dan Tebing Tinggi (Seriti) VII-16
Kapasitas 275 Liter/Detik di Kabupaten Serdang Bedagai dan Kota Tebing Tinggi Provinsi Sumatera Utara oleh Dinas Sumber
Daya Air Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Sumatera Utara
Hasil Evaluasi Secara Holistik Terhadap Dampak Lingkungan
ANDAL Rencana Kegiatan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Serdang Bedagai dan Tebing Tinggi (Seriti) VII-17
Kapasitas 275 Liter/Detik di Kabupaten Serdang Bedagai dan Kota Tebing Tinggi Provinsi Sumatera Utara oleh Dinas Sumber
Daya Air Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Sumatera Utara
Hasil Evaluasi Secara Holistik Terhadap Dampak Lingkungan
Pada tahap operasional dengan adanya pengopersian mesin genset yang jika
dilakukan terlalu lama akan meningkatan kebisingan sekitar 86,8 dB(A).
Berdasarkan hasil analisis prakiraan dampak seperti tertera pada bab VI
diketahui besaran dampak pada radius jarak terdekat dari sumber dampak
kegiatan operasional fasilitas penunjang yaitu:
1. Pada titik K-3 berdasarkan simulasi pemodelan tingkat kebisingan pada
radius jarak 150 m tingkat kebisingan yaitu 38,9 dBA dimana kebisingan
masih berada dibawah baku mutu berdasarkan Keputusan Menteri
Lingkungan Hidup No 48 Tahun 1996 tentang Baku Mutu Tingkat
Kebisingan lampiran I tentang baku tingkat kebisingan peruntukan kawasan
perumahan dan pemukiman (55 dBA).
2. Pada titik K-7 berdasarkan simulasi pemodelan tingkat kebisingan pada
radius jarak 150 m tingkat kebisingan yaitu 47,2 dBA dimana kebisingan
masih berada dibawah baku mutu berdasarkan Keputusan Menteri
Lingkungan Hidup No 48 Tahun 1996 tentang Baku Mutu Tingkat
Kebisingan lampiran I tentang baku tingkat kebisingan peruntukan kawasan
perumahan dan pemukiman (55 dBA).
3. Pada titik K-10 berdasarkan simulasi pemodelan tingkat kebisingan pada
radius jarak 150 m tingkat kebisingan yaitu 38,5 dBA dimana kebisingan
masih berada dibawah baku mutu berdasarkan Keputusan Menteri
Lingkungan Hidup No 48 Tahun 1996 tentang Baku Mutu Tingkat
Kebisingan lampiran I tentang baku tingkat kebisingan peruntukan kawasan
perumahan dan pemukiman (55 dBA).
ANDAL Rencana Kegiatan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Serdang Bedagai dan Tebing Tinggi (Seriti) VII-18
Kapasitas 275 Liter/Detik di Kabupaten Serdang Bedagai dan Kota Tebing Tinggi Provinsi Sumatera Utara oleh Dinas Sumber
Daya Air Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Sumatera Utara
Hasil Evaluasi Secara Holistik Terhadap Dampak Lingkungan
ANDAL Rencana Kegiatan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Serdang Bedagai dan Tebing Tinggi (Seriti) VII-19
Kapasitas 275 Liter/Detik di Kabupaten Serdang Bedagai dan Kota Tebing Tinggi Provinsi Sumatera Utara oleh Dinas Sumber
Daya Air Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Sumatera Utara
Hasil Evaluasi Secara Holistik Terhadap Dampak Lingkungan
ANDAL Rencana Kegiatan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Serdang Bedagai dan Tebing Tinggi (Seriti) VII-20
Kapasitas 275 Liter/Detik di Kabupaten Serdang Bedagai dan Kota Tebing Tinggi Provinsi Sumatera Utara oleh Dinas Sumber
Daya Air Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Sumatera Utara
Hasil Evaluasi Secara Holistik Terhadap Dampak Lingkungan
ANDAL Rencana Kegiatan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Serdang Bedagai dan Tebing Tinggi (Seriti) VII-21
Kapasitas 275 Liter/Detik di Kabupaten Serdang Bedagai dan Kota Tebing Tinggi Provinsi Sumatera Utara oleh Dinas Sumber
Daya Air Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Sumatera Utara
Hasil Evaluasi Secara Holistik Terhadap Dampak Lingkungan
merusak tatanan sosial masyarakat di wilayah studi, dan juga akan menjadi
penghambat kelancaran kegiatan konstruksi. Dengan demikian dampak konflik
sosial dapat dikatagorikan dampak penting negatif dan harus dikelola dan
dipantau.
ANDAL Rencana Kegiatan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Serdang Bedagai dan Tebing Tinggi (Seriti) VII-22
Kapasitas 275 Liter/Detik di Kabupaten Serdang Bedagai dan Kota Tebing Tinggi Provinsi Sumatera Utara oleh Dinas Sumber
Daya Air Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Sumatera Utara
Hasil Evaluasi Secara Holistik Terhadap Dampak Lingkungan
ANDAL Rencana Kegiatan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Serdang Bedagai dan Tebing Tinggi (Seriti) VII-23
Kapasitas 275 Liter/Detik di Kabupaten Serdang Bedagai dan Kota Tebing Tinggi Provinsi Sumatera Utara oleh Dinas Sumber
Daya Air Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Sumatera Utara
Hasil Evaluasi Secara Holistik Terhadap Dampak Lingkungan
Adapun arahan pengelolaan dampak yang ditimbulkan dari setiap tahap Kegiatan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Serdang Bedagai dan Tebing Tinggi
(Seriti) Kapasitas 275 Liter/Detik di Kabupaten Serdang Bedagai dan Kota Tebing
Tinggi Provinsi Sumatera Utara terhadap komponen-komponen lingkungan hidup
disajikan pada tabel 7.2. berikut:
ANDAL Rencana Kegiatan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Serdang Bedagai dan Tebing Tinggi (Seriti) VII-24
Kapasitas 275 Liter/Detik di Kabupaten Serdang Bedagai dan Kota Tebing Tinggi Provinsi Sumatera Utara oleh Dinas Sumber
Daya Air Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Sumatera Utara
Hasil Evaluasi Secara Holistik Terhadap Dampak Lingkungan
ANDAL Rencana Kegiatan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Serdang Bedagai dan Tebing Tinggi (Seriti) Kapasitas 275 Liter/Detik di Kabupaten Serdang Bedagai dan Kota Tebing Tinggi VII-25
Provinsi Sumatera Utara oleh Dinas Sumber Daya Air Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Sumatera Utara
Hasil Evaluasi Secara Holistik Terhadap Dampak Lingkungan
Komponen/
Komponen Kegiatan Parameter
Sumber dan Jenis Dampak Arahan Pengelolaan Lingkungan
Penyebab Dampak Lingkungan
Terkena Dampak
B. TAHAP KONSTRUKSI
1. Penerimaan Tenaga Sosial Ekonomi Peningkatan Kesempatan Kerja dan 1. Merekomendasikan kepada konstraktor pelaksana pembangnan
Kerja Peluang Berusaha untuk memberikan informasi secara transparan adanya kesempatan
kerja yang dibutuhkan pada saat konstruksi kepada masyarakat,
khususnya kepada masyarakat yang bermukim di sekitar lokasi
kegiatan. Bentuk informasi dapat berupa : pengumuman yang dapat
ditempelkan di lokasi rencana kegiatan, di kantor desa/lurah
setempat, dan kantor camat setempat.
2. Merekomendasikan kepada konstraktor pelaksana pembangunan
untuk berkoordinasi dengan aparat desa/lurah setempat terkait
kebutuhan tenaga kerja. Bentuk koordinasi yang dapat dilakukan
antara lain pertemuan ataupun surat pemberitahuan adanya
kebutuhan tenaga kerja untuk kegiatan konstruksi dan
memberitahukan secara tertulis serta menyerahkan laporan jumlah
tenaga kerja yang telah direkrut pada kegiatan konstruksi kepada
kepala desa/lurah setempat.
3. Melalui kontraktor pelaksana melakukan rekrutmen tenaga kerja skill
maupun non-skill. Tenaga kerja yang memiliki keahlian khusus
direkrut dari daerah lain jika tidak tersedia dari tenaga kerja lokal,
sedangkan perekrutan tenaga kerja non-skill diutamakan dari desa-
desa yang berada dekat dengan lokasi proyek. Prioritas perekrutan
tenaga kerja dibagi berdasarkan Ring yakni :
1). Tenaga Kerja Lokal Ring A : Masyarakat Kabupaten Serdang
Bedagai pada Kecamatan Bandar Khalifah, Kecamatan Sei
Bamban, Kecamatan Tebing Syahbandar, Kecamatan Tebing
Tinggi dan Masyarakat Kota Tebing Tinggi pada Kecamatan
Bajenis, Kecamatan Padang Hilir, Kecamatan Padang Hulu,
Kecamatan Rambutan, Kecamatan Tebing Tinggi Kota.
2). Tenaga Kerja Lokal Ring B : Masyarakat Kecamatan lain di
Kabupaten Serdang Bedagai dan Kota Tebing Tinggi.
3). Tenaga Kerja Lokal Ring C : Sumatera Utara Lainnya dan
Nasional.
4. Memberikan rekomendasi kepada konstraktor sebagai pelaksana
pembangunan dalam rangka penerimaan dan perlakukan terhadap
tenaga kerja mengacu pada peraturan perundang-untuk undangan
ketenagakerjaan, yakni Undang-Undang No 13 Tahun 2003 Tentang
ANDAL Rencana Kegiatan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Serdang Bedagai dan Tebing Tinggi (Seriti) Kapasitas 275 Liter/Detik di Kabupaten Serdang Bedagai dan Kota Tebing Tinggi VII-26
Provinsi Sumatera Utara oleh Dinas Sumber Daya Air Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Sumatera Utara
Hasil Evaluasi Secara Holistik Terhadap Dampak Lingkungan
Komponen/
Komponen Kegiatan Parameter
Sumber dan Jenis Dampak Arahan Pengelolaan Lingkungan
Penyebab Dampak Lingkungan
Terkena Dampak
Ketenagakerjaan dan UU No 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja
yang meliputi : Pasal 5, Pasal 6, Pasal 104, dan PP No. 35 Tahun
2021 tentang Perjanjian Kerja Waktu Tertentu, Alih Daya, Waktu
Kerja dan Waktu Istirahat, dan Pemutusan Hubungan Kerja, PP No.
36 Tahun 2021 tentang Pengupahan, UU No. 24 Tahun 2011 tentang
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial pada Pasal 15, serta pemenuhan
hak –hak tenaga kerja yang meliputi : hak untuk melaksanakan
ibadah, hak atas kesehatan dan keselamatan kerja, hak jaminan sosial
(BPJS), hak untuk melakukan mogok kerja dan hak katas pesangon
bila di PHK sesuai masa kerja.
5. Menyediakan wadah/tempat pengaduan di lokasi rencana kegiatan
dan di kantor desa/ lurah setempat sebagai wadah menampung
aspirasi dari masyarakat, khususnya bagi masyarakat yang terkena
dampak.
6. Sesegera mungkin bekerja sama dengan kepala desa/lurah beserta
jajarannya serta instansi terkait apabila terjadi kesalahan di lapangan
pada saat berlangsungnya kegiatan penerimaan tenaga kerja
konstruksi.
7. Merekomendasikan kepada kontraktor pelaksana untuk pengadaan
alat, material/barang dan jasa diutamakan dari pelaku usaha
setempat.
Sosial Ekonomi Peningkatan Pendapatan 1. Pemberian pengupahan kepada tenaga kerja mengacu pada
Masyarakat (khususnya masyarakat peraturan perundang-undangan yang berlaku terkait ketenaga
yang terserap menjadi tenaga kerja kerjaan, pada saat ini Undang-Undang No.13 Tahun 2003 Tentang
saat konstruksi) Ketenagakerjaan, Pasal 88 – 98 Tentang pengupahan, yang direvisi
melalui UU No.11 tahun 2020 Tentang Cipta Kerja dan PPRI No. 36
Tahun 2021 tentang Pengupahan.
2. Memberikan asuransi BPJS Ketenagakerjaan dan Kesehatan kepada
tenaga kerja yang direkrut, agar ada jaminan biaya pengobatan untuk
tenaga kerja yang mengalami kecelakaan kerja pada saat konstruksi.
3. Memberikan upah minimal tenaga kerja mengacu pada Upah
Minimum Kabupaten Serdang Bedagai dan Kota Tebing Tinggi.
4. Memprioritaskan tenaga kerja berasal dari masyarakat yang
bermukim diwilayah kegiatan (Ring 1) dan juga diprioritaskan untuk
masyarakat yang lahannya terkena lokasi pembebasan lahan.
5. Merekomendasikan kepada kontraktor pelaksana untuk pengadaan
ANDAL Rencana Kegiatan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Serdang Bedagai dan Tebing Tinggi (Seriti) Kapasitas 275 Liter/Detik di Kabupaten Serdang Bedagai dan Kota Tebing Tinggi VII-27
Provinsi Sumatera Utara oleh Dinas Sumber Daya Air Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Sumatera Utara
Hasil Evaluasi Secara Holistik Terhadap Dampak Lingkungan
Komponen/
Komponen Kegiatan Parameter
Sumber dan Jenis Dampak Arahan Pengelolaan Lingkungan
Penyebab Dampak Lingkungan
Terkena Dampak
alat, material/barang dan jasa diutamakan dari pelaku usaha
setempat.
Sosial Budaya Sikap dan Persepsi Masyarakat 1. primer dan sekunder maupun tersier yang muncul dari kegiatan
penerimaan tenaga kerja, memperhatikan dan merespon saran dari
masyarakat terhadap kegiatan penerimaan tenaga kerja.
2. Membentuk wadah untuk menampung aspirasi masyarakat
khususnya bagi masyarakat terkena dampak. Wadah untuk
menampung aspirasi masyarakat dapat berbentuk kotak saran
tanggapan yang dapat di tempatkan di kantor desa/lurah setempat
dan berkoordinasi dengan pihak pemerintah desa/kelurahan untuk
menanggapi dan merespon langsung serta merealisasikan aspirasi dan
saran yang disampaikan oleh masyarakat terhadap pelaksanaan
kegiatan penerimaan tenaga kerja saat konstruksi.
3. Sesegera mungkin bekerja sama dengan pihak desa/lurah setempat
serta instansi terkait apabila terjadi kesalahan di lapangan pada saat
berlangsungnya kegiatan penerimaan tenaga kerja. Bentuk kerja sama
dapat dilakukan dengan mengadakan pertemuan/rapat dengan pihak
desa/lurah di wilayah kegiatan.
2. Mobilisasi Peralatan Sosial Budaya Sikap dan Persepsi Masyarakat 1. Melakukan kegiatan pengelolaan lingkungan untuk dampak primer
Kerja dan Material yang ditimbulkan dari kegiatan mobilisasi alat dan material dan
memperhatikan, merespon saran dari masyarakat terhadap kegiatan
tersebut.
2. Melakukan upaya untuk pengelolaaan dampak kerusakan jalan yakni
:
Kontraktor pelaksana nantinya akan mengurus perijinan,
berkoordinasi, dan bekerjasama dengan Dinas Perhubungan Kota
Tebing Tinggi dan Kabupaten Serdang Bedagai sesuai perundang-
undangan dan peraturan yang berlaku antara lain :
1). Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor
SK.726/AJ.307/DRJD/2004 Tanggal 30 April 2004 Tentang
Pedoman Teknis Penyelenggaraan Angkutan Alat Berat di Jalan.
2). Untuk menjamin keselamatan dan kesehatan pekerja, maka
seluruh alat angkat dan angkut harus diuji dan sertifikasi sebelum
digunakan, sesuai Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1985 tentang
ANDAL Rencana Kegiatan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Serdang Bedagai dan Tebing Tinggi (Seriti) Kapasitas 275 Liter/Detik di Kabupaten Serdang Bedagai dan Kota Tebing Tinggi VII-28
Provinsi Sumatera Utara oleh Dinas Sumber Daya Air Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Sumatera Utara
Hasil Evaluasi Secara Holistik Terhadap Dampak Lingkungan
Komponen/
Komponen Kegiatan Parameter
Sumber dan Jenis Dampak Arahan Pengelolaan Lingkungan
Penyebab Dampak Lingkungan
Terkena Dampak
Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
3). Pesawat Angkat dan Angkut dan operator harus memenuhi
ketentuan dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 09 Tahun 2010 Tentang
Operator Petugas Pesawat Angkat dan Angkut,dimana operator
ini harus sudah mengikuti pelatihan dan kompeten dalam
mengoperasi alat angkat dan angkut yang digunakan yang
dibuktikan dengan sertifikat.
3. Kendaraan pengangkut material lolos uji emisi gas buang.
4. Mencuci ban kendaraan yang membawa material sebelum keluar dari
lokasi proyek, untuk meminimalisir kotornya jalan raya disekitar
lokasi kegiatan
5. Menyediakan wadah/tempat pengaduan (dapat berupa kotak saran)
di lokasi rencana kegiatan dan di kantor desa/lurah setempat sebagai
wadah menampung aspirasi dari masyarakat, khususnya bagi
masyarakat yang terkena dampak.
6. Sesegera mungkin bekerja sama dengan pihak desa/lurah beserta
jajarannya serta instansi terkait apabila terjadi kesalahan dilapangan
pada saat berlangsungnya kegiatan mobilisasi alat dan material.
Bentuk kerja sama yang dilakukan dengan mengadakan
pertemuan/rapat dengan pihak desa/lurah di wilayah kegiatan.
3. Pematangan Lahan Fisik Kimia Penurunan Kualitas Udara 1. Melengkapi alat pelindung diri termasuk masker bagi pekerja
konstruksi pada kegiatan pematangan lahan.
2. Aktivitas alat berat untuk pematangan lahan dilakukan dari pukul
08.00 sampai dengan 16.00 WIB.
3. Pada proses pembersihan lahan dilarang melakukan pembukaan
lahan dengan pembakaran (zero burning).
4. Menggunakan alat berat yang layak jalan dengan cara melakukan
perawatan secara rutin pada alat berat yang digunakan
5. Melakukan penyiraman disekitar lokasi kegiatan pada saat tidak
hujan setiap pagi dan siang hari khususnya yang berdekatan dengan
area pemukiman.
6. Menyediakan petugas khusus pembersihan jalan.
7. Tidak melakukan pembukaan lahan dengan pembakaran (zero
burning).
ANDAL Rencana Kegiatan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Serdang Bedagai dan Tebing Tinggi (Seriti) Kapasitas 275 Liter/Detik di Kabupaten Serdang Bedagai dan Kota Tebing Tinggi VII-29
Provinsi Sumatera Utara oleh Dinas Sumber Daya Air Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Sumatera Utara
Hasil Evaluasi Secara Holistik Terhadap Dampak Lingkungan
Komponen/
Komponen Kegiatan Parameter
Sumber dan Jenis Dampak Arahan Pengelolaan Lingkungan
Penyebab Dampak Lingkungan
Terkena Dampak
Peningkatan Kebisingan 1. Melakukan perawatan secara periodik 1 kali sebulan terhadap alat-
alat kerja yang digunakan agar dapat mengurangi kebisingan yang
diakibatkan pada saat beroperasinya alat tersebut.
2. Mengatur waktu kerja dengan menghindari waktu kerja saat istirahat
masyarakat setempat yaitu aktivitas yang menimbulkan kebisingan
dilakukan dari pukul 08.00 sampai dengan 16.00 WIB khususnya
pada area yang berdekatan dengan pemukiman masyarakat.
3. Melakukan pendekatan sosial secara intensif (interaksi sosial) terhadap
masyarakat sekitar lokasi proyek.
4. Menggunakan alat berat yang layak jalan
5. Para pekerja konstruksi harus dilengkapi dengan ear plug
6. Membangun pagar keliling tapak proyek pada area bangunan utama
dan mempertahankan vegetasi-vegetasi yang tidak termasuk didalam
area yang akan dibuka agar dapat berfungsi sebagai penahan (barrier)
kebisingan.
Penurunan Kualitas Air Sungai 1. Menjaga vegetasi tutupan lahan diluar lokasi Pembukaan Lahan untuk
meminimalkan terjadinya erosi yang membawa sedimen ke badan
sungai.
2. Membuat larangan untuk tidak membuang sampah atau sisa material
ke sungai
3. Pembuatan sedimen trap dilokasi tapak proyek (Area Kontruksi IPA)
4. Pada area pembangunan IPA membuat saluran air yang dilengkapi
control gate yang berfungsi menahan laju aliran air menuju ke
perairan sungai, sehingga partikel tersuspensi yang terkandung dalam
massa air dapat mengendap sebelum dialirkan ke sungai
Biologi Gangguan Biota Perairan 1. Melakukan penghijauan pada area konservasi bantaran sungai (15
meter) antara Sungai Padang - IPA dengan pohon lokal yang
perakarannya cocok menahan erosi seperti pohon ara (Ficus
racemosa) atau tumbuh-tumbuhan lokal khas pinggir sungai misal
aren (Arenga pinnata, dll).
2. Melarang membuang sampah atau sisa material ke sungai
3. Tidak melakukan pembersihan tumbuhan liar di area bantaran sungai
selebar 15 meter yang dijadikan area konservasi.
4. Melarang penangkapan ikan dengan setrum dan putas.
5. Tidak melakukan program pelepasan ikan invasif di Sungai Padang.
ANDAL Rencana Kegiatan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Serdang Bedagai dan Tebing Tinggi (Seriti) Kapasitas 275 Liter/Detik di Kabupaten Serdang Bedagai dan Kota Tebing Tinggi VII-30
Provinsi Sumatera Utara oleh Dinas Sumber Daya Air Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Sumatera Utara
Hasil Evaluasi Secara Holistik Terhadap Dampak Lingkungan
Komponen/
Komponen Kegiatan Parameter
Sumber dan Jenis Dampak Arahan Pengelolaan Lingkungan
Penyebab Dampak Lingkungan
Terkena Dampak
Sosial Budaya Sikap dan Persepsi Masyarakat 1. Melakukan kegiatan pengelolaan lingkungan untuk dampak primer
yang ditimbulkan dari kegiatan pematangan lahan dan
memperhatikan, merespon saran dari masyarakat terhadap kegiatan
tersebut.
2. Menyediakan wadah/tempat pengaduan (dapat berupa kotak saran)
di lokasi rencana kegiatan dan di kantor desa/lurah setempat sebagai
wadah menampung aspirasi dari masyarakat, khususnya bagi
masyarakat yang terkena dampak.
3. Sesegera mungkin bekerja sama dengan pihak desa/lurah beserta
jajarannya serta instansi terkait apabila terjadi kesalahan dilapangan
pada saat berlangsungnya kegiatan pematangan lahan. Bentuk kerja
sama yang dilakukan dengan mengadakan pertemuan/rapat dengan
pihak desa/lurah di wilayah kegiatan.
Kesehatan Peningkatan Penyakit ISPA 1. Melakukan penyiraman roda kenderaan setiap keluar dari lokasi
Masyarakat proyek untuk mencegah penyebaran debu lebih luas.
2. Penyiraman berkala pada badan-badan jalan terutama yang dilintasi
oleh truk pengangkut yang ada di Lokasi kegiatan agar tebaran debu
tidak menyebar ke lokasi lain dan dilakukan pembersihan tumpahan-
tumpahan material yang tercecer di badan jalan.
3. Menghimbau kepada masyarakat dan tenaga kerja untuk
menggunakan masker jika melewati jalan berdebu agar mengurangi
dampak yang terjadi.
4. Melakukan kegiatan sanitasi lingkungan yang bersih dan sehat di
lingkungan sekitar kegiatan baik didalam dan luar lokasi kegiatan.
5. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait seperti Dinas Kesehatan
dan Puskesmas setempat, untuk melakukan pengurangan angka
kesakitan ISPA dan penyakit lainnya
4. Konstruksi Bangunan Fisik Kimia Peningkatan Kebisingan 1. Membangun pagar keliling tapak proyek pada area bangunan utama
Utama dan Fasilitas dan mempertahankan vegetasi-vegetasi yang tidak termasuk didalam
Penunjang area yang akan dibuka agar dapat berfungsi sebagai penahan (barrier)
kebisingan.
2. Melakukan perawatan pada alat-alat berat (sumber bising) yang
ANDAL Rencana Kegiatan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Serdang Bedagai dan Tebing Tinggi (Seriti) Kapasitas 275 Liter/Detik di Kabupaten Serdang Bedagai dan Kota Tebing Tinggi VII-31
Provinsi Sumatera Utara oleh Dinas Sumber Daya Air Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Sumatera Utara
Hasil Evaluasi Secara Holistik Terhadap Dampak Lingkungan
Komponen/
Komponen Kegiatan Parameter
Sumber dan Jenis Dampak Arahan Pengelolaan Lingkungan
Penyebab Dampak Lingkungan
Terkena Dampak
digunakan.
3. Mengatur waktu kerja dengan menghindari waktu kerja saat istirahat
masyarakat setempat yaitu aktivitas yang menimbulkan kebisingan
dilakukan dari pukul 08.00 sampai dengan 16.00 WIB.
Penurunan Kualitas Air Sungai 1. Menjaga vegetasi tutupan lahan diluar lokasi Pembukaan Lahan
untuk meminimalkan terjadinya erosi yang membawa sedimen ke
badan sungai.
2. Membuat larangan untuk tidak membuang sampah atau sisa material
ke sungai
3. Membuat saluran air yang dilengkapi control gate yang berfungsi
menahan laju aliran air menuju ke perairan sungai, sehingga partikel
tersuspensi yang terkandung dalam massa air dapat mengendap
sebelum dialirkan ke sungai
4. Menaati batas area terbangun diluar area sempadean sungai yaitu 15
meter dari tepi badan sungai
Biologi Gangguan Biota Perairan 1. Melakukan penghijauan pada area konservasi bantaran sungai (15
meter) antara Sungai Padang - IPA dengan pohon lokal yang
perakarannya cocok menahan erosi seperti pohon ara (Ficus
racemosa) atau tumbuh-tumbuhan lokal khas pinggir sungai misal
aren (Arenga pinnata, dll).
2. Melarang membuang sampah atau sisa material ke sungai
3. Tidak melakukan pembersihan tumbuhan liar di area bantaran sungai
selebar 15 meter yang dijadikan area konservasi.
4. Melarang penangkapan ikan dengan setrum dan putas.
5. Tidak melakukan program pelepasan ikan invasif di Sungai Padang.
Sosial Budaya Sikap dan Persepsi Masyarakat 1. Melakukan kegiatan pengelolaan lingkungan untuk dampak primer
yang ditimbulkan dari kegiatan konstruksi bangunan utama dan
utilitas penunjang dan memperhatikan, merespon saran dari
masyarakat terhadap kegiatan tersebut.
2. Membuat pagar pembatas di lokasi intake dan offtake.
3. Menugaskan petugas di pintu keluar masuk proyek untuk mencegah
terjadinya kecelakaan lalu-lintas dari kendaraan yang keluar masuk
lokasi proyek.
4. Waktu kerja yang menggunakan peralatan yang mengeluarkan suara
untuk konstruksi intake dan offtake hanya siang hari.
ANDAL Rencana Kegiatan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Serdang Bedagai dan Tebing Tinggi (Seriti) Kapasitas 275 Liter/Detik di Kabupaten Serdang Bedagai dan Kota Tebing Tinggi VII-32
Provinsi Sumatera Utara oleh Dinas Sumber Daya Air Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Sumatera Utara
Hasil Evaluasi Secara Holistik Terhadap Dampak Lingkungan
Komponen/
Komponen Kegiatan Parameter
Sumber dan Jenis Dampak Arahan Pengelolaan Lingkungan
Penyebab Dampak Lingkungan
Terkena Dampak
5. Menyediakan wadah/tempat pengaduan (dapat berupa kotak saran)
di lokasi rencana kegiatan dan di kantor desa/lurah setempat sebagai
wadah menampung aspirasi dari masyarakat, khususnya bagi
masyarakat yang terkena dampak.
6. Sesegera mungkin bekerja sama dengan pihak desa/lurah beserta
jajarannya serta instansi terkait apabila terjadi kesalahan dilapangan
pada saat berlangsungnya kegiatan konstruksi bangunan utama dan
utilitas penunjang. Bentuk kerja sama yang dilakukan dengan
mengadakan pertemuan/rapat dengan pihak desa/lurah di wilayah
kegiatan.
5. Pekerjaan Jaringan Fisik Kimia Penurunan Kualitas Udara 1. Menyediakan petugas khusus pembersihan jalan disepanjang jalan
Distribusi lokasi kegiatan konstruksi jalur pipa
2. Penyiraman berkala pada badan-badan jalan terutama yang dilintasi
oleh truk pengangkut yang ada di Lokasi kegiatan agar tebaran debu
tidak menyebar ke lokasi lain dan dilakukan pembersihan tumpahan-
tumpahan material yang tercecer di badan jalan.
3. Penggalian harus bertahap sesuai dengan perkiraan jumlah pipa yang
dapat dipasang untuk setiap harinya.
4. Pekerjaan penggalian tanah untuk parit pemasangan pipa harus
segera diikuti dengan pelaksanaan pemasangan pipa dan
perlengkapannya, serta diikuti pula dengan penimbunan/pengurugan
kembali dengan segera.
5. Melakukan perbaikan kembali seperti keadaan/ konstruksi semula
(sebelum pemasangan pipa) dengan konstruksi dan kwalitas yang
minimal harus sama, untuk semua bangunan dan konstruksi lainnya
yang rusak akibat pelaksanaan pekerjaan pemasangan pipa.
Peningkatan Kebisingan 1. Menyediakan petugas khusus pembersihan jalan disepanjang jalan
lokasi kegiatan konstruksi jalur pipa
2. Penyiraman berkala pada badan-badan jalan terutama yang dilintasi
oleh truk pengangkut yang ada di Lokasi kegiatan agar tebaran debu
tidak menyebar ke lokasi lain dan dilakukan pembersihan tumpahan-
tumpahan material yang tercecer di badan jalan.
3. Penggalian harus bertahap sesuai dengan perkiraan jumlah pipa yang
dapat dipasang untuk setiap harinya.
4. Pekerjaan penggalian tanah untuk parit pemasangan pipa harus
ANDAL Rencana Kegiatan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Serdang Bedagai dan Tebing Tinggi (Seriti) Kapasitas 275 Liter/Detik di Kabupaten Serdang Bedagai dan Kota Tebing Tinggi VII-33
Provinsi Sumatera Utara oleh Dinas Sumber Daya Air Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Sumatera Utara
Hasil Evaluasi Secara Holistik Terhadap Dampak Lingkungan
Komponen/
Komponen Kegiatan Parameter
Sumber dan Jenis Dampak Arahan Pengelolaan Lingkungan
Penyebab Dampak Lingkungan
Terkena Dampak
segera diikuti dengan pelaksanaan pemasangan pipa dan
perlengkapannya, serta diikuti pula dengan penimbunan/pengurugan
kembali dengan segera.
5. Melakukan perbaikan kembali seperti keadaan/ konstruksi semula
(sebelum pemasangan pipa) dengan konstruksi dan kwalitas yang
minimal harus sama, untuk semua bangunan dan konstruksi lainnya
yang rusak akibat pelaksanaan pekerjaan pemasangan pipa.
Sosial Budaya Sikap dan Persepsi Masyarakat 1. Melakukan kegiatan pengelolaan lingkungan untuk dampak primer
yang ditimbulkan dari kegiatan pekerjaan jaringan distribusi dan
memperhatikan, merespon saran dari masyarakat terhadap kegiatan
tersebut.
2. Melengkapi perizinan-perizinan yang dibutuhkan terkait pemasangan
pipa di jalan raya dan melewati lintasan kereta api.
3. Berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan, aparat pemerintah
setempat (lurah dan kepala desa), pihak kepolisian, dan instansi
terkait lainnya untuk izin melakukan pekerjaan jaringan distribusi.
4. Memanfaatkan Kembali tanah sisa galian untuk menimbunan bekas
galian.
5. Memberlakukan sistem kerja penggalian, pemasangan pipa dan
penutupan dalam satu waktu.
6. Memberlakukan teknis pekerjaan pipa Mengacu sesuai dengan SNI.
7. Menyediakan wadah/tempat pengaduan (dapat berupa kotak saran)
di lokasi rencana kegiatan dan di kantor desa/lurah setempat sebagai
wadah menampung aspirasi dari masyarakat, khususnya bagi
masyarakat yang terkena dampak.
8. Sesegera mungkin bekerja sama dengan pihak desa/lurah beserta
jajarannya serta instansi terkait apabila terjadi kesalahan dilapangan
pada saat berlangsungnya kegiatan pekerjaan jaringan distribusi.
Bentuk kerja sama yang dilakukan dengan mengadakan
pertemuan/rapat dengan pihak desa/lurah di wilayah kegiatan.
Kesehatan Peningkatan Penyakit ISPA 1. Melakukan penyiraman roda kenderaan setiap keluar dari lokasi
Masyarakat proyek untuk mencegah penyebaran debu lebih luas.
2. Penyiraman berkala pada badan-badan jalan terutama yang dilintasi
oleh truk pengangkut yang ada di Lokasi kegiatan agar tebaran debu
tidak menyebar ke lokasi lain dan dilakukan pembersihan tumpahan-
ANDAL Rencana Kegiatan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Serdang Bedagai dan Tebing Tinggi (Seriti) Kapasitas 275 Liter/Detik di Kabupaten Serdang Bedagai dan Kota Tebing Tinggi VII-34
Provinsi Sumatera Utara oleh Dinas Sumber Daya Air Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Sumatera Utara
Hasil Evaluasi Secara Holistik Terhadap Dampak Lingkungan
Komponen/
Komponen Kegiatan Parameter
Sumber dan Jenis Dampak Arahan Pengelolaan Lingkungan
Penyebab Dampak Lingkungan
Terkena Dampak
tumpahan material yang tercecer di badan jalan.
3. Menghimbau kepada masyarakat dan tenaga kerja untuk
menggunakan masker jika melewati jalan berdebu agar mengurangi
dampak yang terjadi.
4. Melakukan kegiatan sanitasi lingkungan yang bersih dan sehat di
lingkungan sekitar kegiatan baik didalam dan luar lokasi kegiatan.
5. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait seperti Dinas Kesehatan
dan Puskesmas setempat, untuk melakukan pengurangan angka
kesakitan ISPA dan penyakit lainnya
C. TAHAP OPERASIONAL
1. Operasional IPA Sosial Ekonomi Terpenuhinya Kebutuhan Air Bersih 1. Melakukan uji kelayakan air bersih yang telah diolah secara kontinue
sebelum disalurkan ke penerima layanan.
2. Melakukan pemeliharaan IPA secara kontiniue, agar IPA dan pipa
distribusi jaringan tetap berfungsi untuk mengolah air sesuai dengan
kapasitas pengolahan.
Sosial Budaya Sikap dan Persepsi Masyarakat 1. Melakukan kegiatan pengelolaan lingkungan untuk dampak primer
yang ditimbulkan dari kegiatan operasional IPA (intake dan offtake)
dan memperhatikan, merespon saran dari masyarakat terhadap
kegiatan tersebut.
2. Menyediakan wadah/tempat pengaduan (dapat berupa kotak saran)
di lokasi rencana kegiatan dan di kantor desa/lurah setempat sebagai
wadah menampung aspirasi dari masyarakat, khususnya bagi
masyarakat yang terkena dampak.
3. Sesegera mungkin bekerja sama dengan pihak desa/lurah beserta
jajarannya serta instansi terkait apabila terjadi kesalahan dilapangan
pada saat berlangsungnya kegiatan operasional IPA (Intake dan
Offtake). Bentuk kerja sama yang dilakukan dengan mengadakan
pertemuan/rapat dengan pihak desa/lurah di wilayah kegiatan.
4. Melakukan uji kelayakan air bersih yang telah diolah secara kontinue
sebelum disalurkan ke penerima layanan.
5. Melakukan pemeliharaan IPA secara kontiniue, agar IPA dan pipa
distribusi jaringan tetap berfungsi untuk mengolah air sesuai dengan
kapasitas pengolahan.
2. Operasional Fisik Kimia Penurunan Kualitas Udara 1. Menggunakan generator set (GENSET) hanya pada saat PLN OFF.
Fasilitas Penunjang 2. Melakukan perawatan / service berkala terhadap genset
ANDAL Rencana Kegiatan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Serdang Bedagai dan Tebing Tinggi (Seriti) Kapasitas 275 Liter/Detik di Kabupaten Serdang Bedagai dan Kota Tebing Tinggi VII-35
Provinsi Sumatera Utara oleh Dinas Sumber Daya Air Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Sumatera Utara
Hasil Evaluasi Secara Holistik Terhadap Dampak Lingkungan
Komponen/
Komponen Kegiatan Parameter
Sumber dan Jenis Dampak Arahan Pengelolaan Lingkungan
Penyebab Dampak Lingkungan
Terkena Dampak
3. Pemasangan alat pengendali emisi pada cerobong genset.
Peningkatan Kebisingan 1. Melapisi dinding ruang genset dengan bahan peredam suara, seperti
rockwool ataupun acourate fiber.
2. Melakukan perawatan/maintenance mesin genset sehingga tingkat
kebisingan yang dihasilkan masih dalam batas standar
3. Melengkapi petugas inspeksi dan pemantau yang masuk ke dalam
area ruang genset dengan APD (alat pelindung diri) berupa earplug
ataupun earmuff.
4. Membuat buffer area yang membatasi lokasi kegiatan dengan
pemukiman terdekat
5. Operasional Genset hanya dilakukan saat terputusnya suplay listrik
dari PLN.
Sosial Budaya Sikap dan Persepsi Masyarakat 1. Melakukan kegiatan pengelolaan lingkungan untuk dampak primer
yang ditimbulkan dari kegiatan operasional fasilitas penunjang dan
memperhatikan, merespon saran dari masyarakat terhadap kegiatan
tersebut.
2. Menyediakan wadah/tempat pengaduan (dapat berupa kotak saran)
di lokasi rencana kegiatan dan di kantor desa/lurah setempat sebagai
wadah menampung aspirasi dari masyarakat, khususnya bagi
masyarakat yang terkena dampak.
3. Melakukan pemeliharaan pipa dan offtake secara berkala.
4. Mengelola limbah cair dan padat serta LB3 sesuai dengan kebijakan
dan peraturan yang berlaku.
5. Bekerja sama dengan pihak ke 3 yang telah memiliki izin untuk
mengangkut LB 3 dari operasional fasilitas penunjang dan
operasional IPA
6. Sesegera mungkin bekerja sama dengan pihak desa/lurah beserta
jajarannya serta instansi terkait apabila terjadi kesalahan dilapangan
pada saat berlangsungnya kegiatan operasional IPA (Intake dan
Offtake). Bentuk kerja sama yang dilakukan dengan mengadakan
pertemuan/rapat dengan pihak desa/lurah di wilayah kegiatan.
Kesehatan Peningkatan Penyakit ISPA 1. Penghijauan dengan menanam pohon perindang dan media tanam
Masyarakat berjajar serta jarak tanam lebih rapat guna menjebak debu serta
mereduksi tingkat kebisingan, sesuai dengan kriteria jenis tanaman
berupa pelindung, mempunyai tajuk (canopy), dan mempunyai nilai
ANDAL Rencana Kegiatan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Serdang Bedagai dan Tebing Tinggi (Seriti) Kapasitas 275 Liter/Detik di Kabupaten Serdang Bedagai dan Kota Tebing Tinggi VII-36
Provinsi Sumatera Utara oleh Dinas Sumber Daya Air Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Sumatera Utara
Hasil Evaluasi Secara Holistik Terhadap Dampak Lingkungan
Komponen/
Komponen Kegiatan Parameter
Sumber dan Jenis Dampak Arahan Pengelolaan Lingkungan
Penyebab Dampak Lingkungan
Terkena Dampak
estetis serta mudah tumbuh.
2. Melakukan kegiatan sanitasi lingkungan yang bersih dan sehat di
lingkungan sekitar kegiatan baik didalam dan luar lokasi kegiatan.
3. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait seperti Dinas Kesehatan
dan Puskesmas setempat, untuk melakukan pengurangan angka
kesakitan ISPA dan penyakit lainnya
ANDAL Rencana Kegiatan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Serdang Bedagai dan Tebing Tinggi (Seriti) Kapasitas 275 Liter/Detik di Kabupaten Serdang Bedagai dan Kota Tebing Tinggi VII-37
Provinsi Sumatera Utara oleh Dinas Sumber Daya Air Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Sumatera Utara
Hasil Evaluasi Secara Holistik Terhadap Dampak Lingkungan
ANDAL Rencana Kegiatan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Serdang Bedagai dan Tebing Tinggi (Seriti) VII-38
Kapasitas 275 Liter/Detik di Kabupaten Serdang Bedagai dan Kota Tebing Tinggi Provinsi Sumatera Utara oleh Dinas Sumber
Daya Air Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Sumatera Utara
Hasil Evaluasi Secara Holistik Terhadap Dampak Lingkungan
ANDAL Rencana Kegiatan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Serdang Bedagai dan Tebing Tinggi (Seriti) VII-40
Kapasitas 275 Liter/Detik di Kabupaten Serdang Bedagai dan Kota Tebing Tinggi Provinsi Sumatera Utara oleh Dinas Sumber
Daya Air Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Sumatera Utara
Hasil Evaluasi Secara Holistik Terhadap Dampak Lingkungan
Diketahui :
Tksp1 = 6,25 %
Tksp0 = 97,20%
ΔTKS = 6,25 % - 97,20%
ΔTKS = - 90,95
Dampak
Penting Sumber Hasil Evaluasi
No Rona Lingkungan Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak
Hipotetik Dampak Dampak
(DPH)
2 Sikap dan Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner dan wawancara (Tanggal Pembebasan Besaran dampak Dampak penting
Persepsi penyebaran kuesioner dan wawancara 7 – 12 Februari 2022) Lahan Metode prakiraan besaran dampak sikap dan persepsi masyarakat dikarenakan sikap
Masyarakat diketahui sebanyak 93,75% dari masyarakat yang menjadi dilakukan dengan perhitungan matematis yakni : dan persepsi
responden setuju dengan adanya kegiatan pembebasan lahan, dan negatif dari
yang tidak setuju sebanyak 6,25%, dengan alasan lahan yang ΔSP = Σ SPm – SPtm masyarakat dapat
terkena tapak intake adalah lahan warisan keluarga, dengan Keterangan : menghambat
demikian harus dilakukan musyawarah dan pendekatan secara ΔSP = Total persentase sikap dan persepsi masyarakat yang pelaksanaan
persuasive. mendukung pembebasan lahan kegiatan
Σ = Penjumlahan konstruksi.
SPm = Persentase sikap dan persepsi masyarakat terhadap kegiatan
pembebasan lahan
SPtm = Persentase sikap dan persepsi masyarakat tidak mendukung
kegiatan pembebasan lahan
Diketahui :
SPm = 93,75 %
SPtm = 6,25 %
ΔSP = 93,75 % - 6,25 %
ΔSP = 87,5%.
Dampak
Penting Sumber Hasil Evaluasi
No Rona Lingkungan Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak
Hipotetik Dampak Dampak
(DPH)
dan persepsi ketidak dukungan dari kegiatan pembebasan lahan
merupakan dampak negatif kecil
Dampak
Penting Sumber Hasil Evaluasi
No Rona Lingkungan Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak
Hipotetik Dampak Dampak
(DPH)
UA-12 33,4 29,1 61,4 komponen
Kesimpulan : dari hasil prakiraan dampak untuk parameter SO2 dan lingkungan yang
NO2 pada titik UA-1 s/d titik UA-12 telah melebihi baku mutu serta lain.
Hasil analisa laboratorium pada titik sampel rona awal kualitas untuk untuk parameter TSP pada titik UA-1 s/d titik UA-12 masih Berdasarkan
udara pada titik UA-1 s/d titik UA-12 masih dibawah baku mutu dibawah baku mutu berdasarkan Peraturan Pemerintah No 22 penjelasan diatas
udara ambien berdasarkan Peraturan Pemerintah No 22 Tahun tahun 2021 (Lampiran VII tentang Baku Mutu Udara Ambien). maka dampak
2021 (Lampiran VII tentang Baku Mutu Udara Ambien). Penurunan
Sifat Dampak Kualitas Udara
Penurunan kualitas udara yang diakibatkan kegiatan pematangan dapat
lahan akan berdampak terhadap masyarakat yang berada disekitar dikatagorikan
lokasi area yang akan dimatangkan yang berlangsung selama tahap dampak Penting
kontruksi (1 tahun). Selain itu, kegiatan ini jµga menimbulkan
dampak sekunder/dampak terhadap komponen kesehatan
masyarakat dan sikap persepsi masyarakat, maka dampak
penurunan kualitas udara dikategorikan menjadi dampak penting.
Hasil pengukuran kualitas udara rona awal disekitar pemukiman Pekerjaan Besaran Dampak Kegiatan
terdekat dengan lokasi pekerjaan jaringan distribusi dapat dilihat Jarigan pekerjaan jaringan
pada tabel berikut : Distribusi distribusi
dilakukan dengan
Besaran Dampak Baku Mutu*) menggunakan alat
Rona Titik (µg/m3) (µg/m3) berat dimana
Baku Mutu*)
Lingkungan penggunaan
Titik (µg/m3)
(µg/m3) SO2 NO2 SO2 NO2 peralatan berat
berpotensi
SO2 NO2 SO2 NO2 UA-1 245,22 1930,95 memberikan
UA-2 194,48 1531,44 dampak terhadap
UA-1 34,6 29,4
penurunan
UA-2 32,8 26,2 UA-3 254,71 2005,70 kualitas udara
yang dihasilkan
UA-3 34,6 28,5 UA-4 237,30 1868,62
dari emisi gas
UA-4 32,6 28,4 UA-5 181,01 1425,37 buang peralatan
150 200 berat tersebut,
UA-5 33,7 28,2 150 200 UA-6 219,87 1731,38 khususnya pada
UA-7 240,23 1891,69 area yang
UA-6 32,6 27,3 dekat/berbatasan
UA-7 33,8 28,5 UA-8 209,23 1647,60 langsung dengan
pemukiman
UA-8 34,2 29,7 UA-9 222,38 1751,17 masyarakat.
UA-10 288,17 2269,22 Penurunan
UA-9 32,2 25,4
kualitas udara
ANDAL Rencana Kegiatan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Serdang Bedagai dan Tebing Tinggi (Seriti) Kapasitas 275 Liter/Detik di Kabupaten Serdang Bedagai dan Kota Tebing Tinggi VII-44
Provinsi Sumatera Utara oleh Dinas Sumber Daya Air Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Sumatera Utara
Hasil Evaluasi Secara Holistik Terhadap Dampak Lingkungan
Dampak
Penting Sumber Hasil Evaluasi
No Rona Lingkungan Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak
Hipotetik Dampak Dampak
(DPH)
UA-10 32,6 27,3 UA-11 233,61 1839,54 akibat kegiatan
pekerjaan jaringan
UA-11 32,9 28,9 UA-12 142,01 1118,28 distribusi akan
berdampak
UA-12 33,4 29,1
Kesimpulan : dari hasil prakiraan dampak untuk parameter SO2 dan terhadap
NO2 pada titik UA-1 s/d titik UA-12 telah melebihi baku mutu komponen
Hasil analisa laboratorium pada titik sampel rona awal kualitas berdasarkan Peraturan Pemerintah No 22 tahun 2021 (Lampiran VII lingkungan yang
udara pada titik UA-1 s/d titik UA-12 masih dibawah baku mutu tentang Baku Mutu Udara Ambien). lain.
udara ambien berdasarkan Peraturan Pemerintah No 22 Tahun Berdasarkan
2021 (Lampiran VII tentang Baku Mutu Udara Ambien). Sifat Dampak penjelasan diatas
Penurunan kualitas udara yang diakibatkan kegiatan pekerjaan maka dampak
jaringan distribusi akan berdampak terhadap masyarakat yang Penurunan
berada disekitar lokasi untuk pekerjaan jaringan distribusi yang Kualitas Udara
berlangsung selama tahap kontruksi (1 tahun). Selain itu, kegiatan dapat
ini jµga menimbulkan dampak sekunder/dampak terhadap dikatagorikan
komponen kesehatan masyarakat dan sikap persepsi masyarakat, dampak Penting
maka dampak penurunan kualitas udara dikategorikan menjadi
dampak penting.
2 Peningkatan Hasil pengukuran tingkat kebisingan rona awal disekitar Pematangan Besaran Dampak Kegiatan
Kebisingan pemukiman terdekat dengan lokasi pematangan lahan dapat dilihat Lahan pematangan lahan
pada tabel berikut : Besaran Dampak Baku dilakukan dengan
Jarak (dBA) Mutu*) menggunakan alat
(m)
Tingkat Bising Rona Awal Baku K-1 K-2 K-3 K-4 K-5 K-6 (dBA berat dimana
(dBA) Mutu*) 25 73,5 73,5 73,5 73,5 75,1 73,9 penggunaan
K-1 K-2 K-3 K-4 K-5 K-6 (dBA 50 67,6 67,5 67,5 67,5 71,9 68,8 peralatan berat
100 62,0 61,5 61,5 61,5 70,6 65,3 55 berpotensi
200 57,2 55,5 55,6 55,6 70,2 63,7 menghasilkan
52,3 35,1 36,4 38,4 70,0 63,0 55 300 55,2 55,1 52,1 52,2 70,1 63,3 kebisingan dengan
Besaran Dampak Baku nilai tertentu,
Jarak
(dBA) Mutu*) khususnya pada
(m)
K-7 K-8 K-9 K-10 K-11 K-12 (dBA) area yang
Tingkat Bising Rona Awal Baku 25 73,5 73,7 79.3 73,5 73,5 73,5 dekat/berbatasan
(dBA) Mutu*) 50 67,5 68,3 78,4 67,5 67,5 67,5 langsung dengan
(dBA) 100 61,7 64,0 78,1 61,5 61,5 61,5 55
K-7 K-8 K-9 K-10 K-11 K-12 pemukiman
200 56,1 61,6 78,0 55,6 55,5 55,5
masyarakat.
300 53,2 61,0 78,0 52,1 55,1 55,1
Peningkatan
46,9 60,4 78,0 35,7 34,1 33,8 55 kebisingan akibat
Kesimpulan : dari hasil prakiraan dampak untuk tingkat kebisingan
kegiatan
pada titik K-1 s/d K-12 radius jarak 25 meter dari sumber bising
pematangan lahan
telah melewati baku mutu baku tingkat kebisingan peruntukan
akan berdampak
ANDAL Rencana Kegiatan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Serdang Bedagai dan Tebing Tinggi (Seriti) Kapasitas 275 Liter/Detik di Kabupaten Serdang Bedagai dan Kota Tebing Tinggi VII-45
Provinsi Sumatera Utara oleh Dinas Sumber Daya Air Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Sumatera Utara
Hasil Evaluasi Secara Holistik Terhadap Dampak Lingkungan
Dampak
Penting Sumber Hasil Evaluasi
No Rona Lingkungan Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak
Hipotetik Dampak Dampak
(DPH)
kawasan perumahan dan pemukiman (55 dBA) berdasarkan terhadap
Hasil analisa laboratorium rona awal tingkat kebisingan pada titik Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No 48 Tahun 1996 tentang komponen
K-5, K-6, K-8, dan K-9 telah melebihi baku mutu sedangkan pada Baku Tingkat Kebisingan. lingkungan yang
titik lainnya masih berada dibawah baku mutu baku tingkat lain.
kebisingan peruntukan kawasan perumahan dan pemukiman (55 Sifat Dampak Berdasarkan
dBA) yang dipersyaratkan berdasarkan Keputusan Menteri Peningkatan kebisingan yang disebabkan kegiatan pematangan penjelasan diatas
Lingkungan Hidup No 48 tahun 1996 tentang Baku Tingkat lahan akan berdampak terhadap masyarakat yang bermukim maka dampak
Kebisingan. disekitar lokasi area yang akan dimatangkan pada jarak 25 m – 300 Peningkatan
m dari sumber bising yang berlangsung secara terus menerus selama kebisingan dapat
12 bulan (1 Tahun) pada tahap konstruksi, kegiatan ini jµga dikatagorikan
menimbulkan dampak sekunder/dampak terhadap sikap persepsi dampak Penting
masyarakat, maka dampak peningkatan kebisingan dikategorikan
menjadi dampak penting.
Hasil pengukuran tingkat kebisingan rona awal disekitar Konstruksi Besaran Dampak Kegiatan
pemukiman terdekat dengan lokasi konstruksi bangunan utama dan Bangunan konstruksi
fasilitas penunjang dapat dilihat pada tabel berikut : Utama dan Besaran Dampak Baku bangunan utama
Fasilitas Jarak (dBA) dan fasilitas
Mutu*)
Tingkat Bising Rona Penunjang (m) penunjang
K-3 K-7 K-10 (dBA
Awal Baku dilakukan dengan
Mutu*) 40 72,2 72,2 72,2
(dBA) menggunakan alat
(dBA 80 66,1 66,3 66,1
K-3 K-7 K-10 berat dimana
145 61,0 61,2 61,0 55
36,4 46,9 35,7 penggunaan
55 245 56,4 56,9 56,4 peralatan berat
335 53,8 54,5 53,8 berpotensi
Hasil analisa laboratorium rona awal tingkat kebisingan pada titik menghasilkan
K-3, K-7, dan K-10 masih berada dibawah baku mutu baku tingkat Kesimpulan : dari hasil prakiraan dampak untuk tingkat kebisingan kebisingan dengan
kebisingan peruntukan kawasan perumahan dan pemukiman (55 pada titik K-3, K-7 dan K-10 radius jarak 40 meter dari sumber nilai tertentu,
dBA) yang dipersyaratkan berdasarkan Keputusan Menteri bising telah melewati baku mutu baku tingkat kebisingan khususnya pada
Lingkungan Hidup No 48 tahun 1996 tentang Baku Tingkat peruntukan kawasan perumahan dan pemukiman (55 dBA) area yang
Kebisingan. berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No 48 Tahun dekat/berbatasan
1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan langsung dengan
pemukiman
Sifat Dampak masyarakat.
Peningkatan kebisingan yang disebabkan kegiatan konstruksi Peningkatan
bangunan utama dan fasilitas penunjang akan berdampak terhadap kebisingan akibat
masyarakat yang bermukim disekitar lokasi tapak proyek pada jarak kegiatan
40 m – 335 m dari sumber bising yang berlangsung secara terus konstruksi
menerus selama 12 bulan (1 Tahun) pada tahap konstruksi, kegiatan bangunan utama
ini jµga menimbulkan dampak sekunder/dampak terhadap sikap dan fasiltas
persepsi masyarakat, maka dampak peningkatan kebisingan penunjang akan
ANDAL Rencana Kegiatan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Serdang Bedagai dan Tebing Tinggi (Seriti) Kapasitas 275 Liter/Detik di Kabupaten Serdang Bedagai dan Kota Tebing Tinggi VII-46
Provinsi Sumatera Utara oleh Dinas Sumber Daya Air Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Sumatera Utara
Hasil Evaluasi Secara Holistik Terhadap Dampak Lingkungan
Dampak
Penting Sumber Hasil Evaluasi
No Rona Lingkungan Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak
Hipotetik Dampak Dampak
(DPH)
dikategorikan menjadi dampak penting berdampak
terhadap
komponen
lingkungan yang
lain.
Berdasarkan
penjelasan diatas
maka dampak
Peningkatan
kebisingan dapat
dikatagorikan
dampak Penting
Hasil pengukuran tingkat kebisingan rona awal disekitar Pekerjaan Besaran Dampak Kegiatan
pemukiman terdekat dengan lokasi pekerjaan jaringan distribusi Jaringan pekerjaan jaringan
dapat dilihat pada tabel berikut : Distribusi Besaran Dampak Baku distribusi
Jarak (dBA) Mutu* dilakukan dengan
Tingkat Bising Rona Awal (m) ) menggunakan alat
Baku K-1 K-2 K-3 K-4 K-5 K-6
(dBA) (dBA
Mutu*) berat dimana
(dBA 10 79,5 79,5 79,5 79,5 80,0 79,6
K-1 K-2 K-3 K-4 K-5 K-6 penggunaan
55 64,9 64,7 64,7 64,7 71,1 66,9
peralatan berat
105 59,9 59,1 59,1 59,1 70,3 64,5 55
195 56,1 53,8 53,8 53,8 70,1 63,5 berpotensi
52,3 35,1 36,4 38,4 70,0 63,0 55 menghasilkan
250 54,9 51,6 51,6 51,7 70,1 63,3
Besaran Dampak Baku kebisingan dengan
Jarak (dBA) Mutu* nilai tertentu,
(m) ) khususnya pada
Tingkat Bising Rona Awal Baku K-7 K-8 K-9 K-10 K-11 K-12
(dBA) area yang
(dBA) Mutu*) 10 79,5 79,6 81,8 79,5 79,5 79,5 dekat/berbatasan
(dBA) 55 64,8 66,1 78,2 64,7 64,7 64,7
K-7 K-8 K-9 K-10 K-11 K-12 langsung dengan
105 59,4 62,8 78,1 59,1 59,1 59,1 55 pemukiman
195 54,5 61,2 78,0 53,8 53,8 53,7 masyarakat.
46,9 60,4 78,0 35,7 34,1 33,8 250 52,8 60,9 78,0 51,6 51,6 51,6
55 Peningkatan
kebisingan akibat
Kesimpulan : dari hasil prakiraan dampak untuk tingkat kebisingan kegiatan
pada titik K-1 s/d K-12 radius jarak 10 meter dari sumber bising telah pekerjaan jaringan
melewati baku mutu baku tingkat kebisingan peruntukan kawasan distribusi akan
Hasil analisa laboratorium rona awal tingkat kebisingan pada titik perumahan dan pemukiman (55 dBA) berdasarkan Keputusan
K-5, K-6, K-8, dan K-9 telah melebihi baku mutu sedangkan pada berdampak
Menteri Lingkungan Hidup No 48 Tahun 1996 tentang Baku terhadap
titik lainnya masih berada dibawah baku mutu baku tingkat Tingkat Kebisingan
kebisingan peruntukan kawasan perumahan dan pemukiman (55 komponen
dBA) yang dipersyaratkan berdasarkan Keputusan Menteri lingkungan yang
Lingkungan Hidup No 48 tahun 1996 tentang Baku Tingkat lain.
ANDAL Rencana Kegiatan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Serdang Bedagai dan Tebing Tinggi (Seriti) Kapasitas 275 Liter/Detik di Kabupaten Serdang Bedagai dan Kota Tebing Tinggi VII-47
Provinsi Sumatera Utara oleh Dinas Sumber Daya Air Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Sumatera Utara
Hasil Evaluasi Secara Holistik Terhadap Dampak Lingkungan
Dampak
Penting Sumber Hasil Evaluasi
No Rona Lingkungan Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak
Hipotetik Dampak Dampak
(DPH)
Kebisingan. Sifat Dampak Berdasarkan
Peningkatan kebisingan yang disebabkan kegiatan pekerjaan penjelasan diatas
jaringan distribusi akan berdampak terhadap masyarakat yang maka dampak
bermukim disekitar lokasi tapak proyek pada jarak 10 m – 250 m Peningkatan
dari sumber bising yang berlangsung secara terus menerus selama 12 kebisingan dapat
bulan (1 Tahun) pada tahap konstruksi, kegiatan ini jµga dikatagorikan
menimbulkan dampak sekunder/dampak terhadap sikap persepsi dampak Penting
masyarakat, maka dampak peningkatan kebisingan dikategorikan
menjadi dampak penting.
3. Kualitas Air Parameter TSS hasil pengukuran rona awal disekitar lokasi kegiatan Pematangan Besaran Dampak Bagian hilir Sungai
Sungai SPAM Regional Seriti yaitu, Lahan Padang dari lokasi
Besaran Dampak kegiatan saat ini
Rona Awal masih digunakan
BM K- untuk kegiatan
∆C
BM K- No. Kode Lokasi II domestik (MCK)
Co (mg/l)
No. Kode Lokasi II (mg/l) dan kegiatan
(mg/l)
(mg/l) Pertanian.
Air Sungai Padang
1 AS.1 12,07 50 Kegiatan
Air Sungai Padang Hulu Intake
1 AS.1 8 50 pematangan lahan
Hulu Intake Air Sungai Padang akan
2 AS.2 11,07 50
Air Sungai Padang Hilir Intake menimbulkan
2 AS.2 24 50
Hilir Intake Air Sungai Padang limbah padat
3 AS.3 12,07 50
Air Sungai Padang Hilir Titi Gantung berupa tanah.
3 AS.3 8 50
Hilir Titi Gantung Air Sungai Padang Limbah padat
Air Sungai Padang 4 AS.4 Hilir Jembatan 13,46 50 yang ditimbulkan
4 AS.4 Hilir Jembatan 414 50 Sungai Padang ini apabila tidak
Sungai Padang Air Sungai Hilir dikelola dengan
Air Sungai Hilir 5 AS.5 Jembatan 7,48 50 baik akan
5 AS.5 Jembatan 81 50 Soekarno-Hatta meningkatkan
Soekarno-Hatta 11,23 50 volume sedimen
107 50 pada Sungai
Kesimpulan : dari hasil prakiraan dampak akibat kegiatan Padang sehingga
Hasil pengukuran pada AS.4 dan AS.5 sudah berada diatas nilai pematangan lahan terjadi peningkatan parameter TSS pada AS.1 berpotensi
baku mutu yaitu 50 mg/l berdasarkan PP No.22 tahun 2021 sebesar 12,07 mg/L, AS.2 sebesar 11,07 mg/L dan AS.3 sebesar 12,07 mempengaruhi
(Lampiran VI) Baku Mutu Air Nasional untuk Kelas II. mg/L dimana hasil peningkatan tersebut masih memenuhi baku kualitas air Sungai
mutu, namun terjadi peningkatan dengan rona yang sudah melebihi Padang.
baku mutu pada AS.4 sebesar 13,46 mg/L dan AS.5 sebesar 7,48 Penurunan
mg/L dimana hasil peningkatan tersebut melebihi baku mutu yaitu kualitas air sungai
50 mg/l berdasarkan PP No.22 tahun 2021 (Lampiran VI) Baku akan berdampak
ANDAL Rencana Kegiatan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Serdang Bedagai dan Tebing Tinggi (Seriti) Kapasitas 275 Liter/Detik di Kabupaten Serdang Bedagai dan Kota Tebing Tinggi VII-48
Provinsi Sumatera Utara oleh Dinas Sumber Daya Air Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Sumatera Utara
Hasil Evaluasi Secara Holistik Terhadap Dampak Lingkungan
Dampak
Penting Sumber Hasil Evaluasi
No Rona Lingkungan Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak
Hipotetik Dampak Dampak
(DPH)
Mutu Air Nasional untuk Kelas II. terhadap
kesehatan dan
Sifat Dampak kenyamanan
Dampak penting karena peningkatan parameter TSS yang masyarakat
disebabkan kegiatan Pematangan Lahan akan berdampak langsung disekitar lokasi
terhadap penurunan kualitas air sungai dikarenakan sisa material- kegiatan yang
material yang digunakan serta agregat tanah yang berjatuhan ke masih
badan air. Penurunan kualitas air sungai akan berdampak terhadap menggunakan air
kesehatan dan kenyamanan masyarakat disekitar lokasi kegiatan sungai untuk
yang masih menggunakan air sungai untuk kegiatan domestik. kegiatan domestik.
Berdasarkan
penjelasan diatas
maka dampak
Penurunan
Kualitas Air Sungai
dapat
dikatagorikan
dampak Penting
Parameter TSS hasil pengukuran rona awal disekitar lokasi kegiatan Konstruksi Besaran Dampak Persebaran
SPAM Regional Seriti yaitu: Bangunan dampak
Utama dan Besaran Dampak penurunan
Rona Awal Fasilitas kualitas air sungai
Penunjang BM K- akibat adanya
∆C
BM K- No. Kode Lokasi II kegiatan
Co (mg/l)
No. Kode Lokasi II (mg/l) Konstruksi
(mg/l)
(mg/l) Bangunan Utama
Air Sungai Padang dan Fasilitas
1 AS.1 8,93 50
Air Sungai Padang Hulu Intake Penunjang hanya
1 AS.1 8 50
Hulu Intake Air Sungai Padang pada lokasi tapak
2 AS.2 7,93 50
Air Sungai Padang Hilir Intake proyek saja.
2 AS.2 24 50
Hilir Intake 8,43 50
16 50 Berdasarkan
penjelasan diatas
Hasil pengukuran data rona parameter TSS masih memenuhi nilai Kasimpulan : dari hasil pengukuran dampak parameter TSS akibat maka dampak
baku mutu yaitu 50 mg/l berdasarkan PP No.22 tahun 2021 kegiatan Konstruksi Bangunan Utama dan Fasilitas Penunjang Penurunan
(Lampiran VI) Baku Mutu Air Nasional untuk Kelas II. terjadi peningkatan yaitu pada AS.1 sebesar 8,93 mg/L dan AS.2 Kualitas Air Sungai
sebesar 7,93 mg/L dimana hasil pengukuran tersebut masih dapat
memenuhi baku mutu yaitu 50 mg/l berdasarkan PP No.22 tahun dikatagorikan
2021 (Lampiran VI) Baku Mutu Air Nasional untuk Kelas II. dampak Penting
ANDAL Rencana Kegiatan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Serdang Bedagai dan Tebing Tinggi (Seriti) Kapasitas 275 Liter/Detik di Kabupaten Serdang Bedagai dan Kota Tebing Tinggi VII-49
Provinsi Sumatera Utara oleh Dinas Sumber Daya Air Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Sumatera Utara
Hasil Evaluasi Secara Holistik Terhadap Dampak Lingkungan
Dampak
Penting Sumber Hasil Evaluasi
No Rona Lingkungan Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak
Hipotetik Dampak Dampak
(DPH)
Sifat Dampak
Dampak penting karena kegiatan konstruksi bangunan utama dan
fasilitas penunjang berdampak langsung terhadap penurunan
kualitas air sungai dikarenakan sisa material-material yang
digunakan serta agregat tanah yang berjatuhan ke badan air.
Penurunan kualitas air sungai akan berdampak terhadap kesehatan
dan kenyamanan masyarakat disekitar lokasi kegiatan yang masih
menggunakan air sungai untuk kegiatan domestik.
4. Gangguan Nekton atau ikan yang terdapat di lokasi studi dan dapat terkena Pematangan Besaran Dampak Dampak penting
Biota Perairan dampak dari kegiatan berjumlah sedikitnya 8 jenis dimana sebagian Lahan Kegiatan konstruksi pada tahap pematangan lahan dapat karena nekton,
besar jenis ikan bernilai ekonomis bagi masyarakat sekitar. Adapun mengakibatkan penurunan kualitas air dengan naiknya nilai TSS plankton, dan
jenis-jenis nekton yang bernilai ekonomis adalah Clarias gariepinus, yang diperkirakan dapat memicu gangguan terhadap nekton benthos
Cyprinus carpio, Mystus spp, Oreochromis niloticus, dan Tor spp. khususnya jenis nekton yang rentan terhadap peningkatan TSS. Dari merupakan salah
Dari semua jenis ikan, tidak dijumpai ikan yang dilindungi atau kajian yang telah dilakukan, terdapat 8 jenis ikan di wilayah studi. satu hasil alam
terancam punah. Tiga jenis di antaranya yakni Cyprinus carpio, Tor Tiga jenis di antaranya adalah jenis ikan yang cukup rentan dengan yang ekonomis
spp, dan Puntius binotatus diperkirakan peka terhadap perubahan keberadaan peningkatan TSS yang semuanya berasal dari suku bagi masyarakat
lingkungan terutama peningkatan TSS di perairan. Cyprinidae. Jenis-jenis yang terpengaruh dampak TSS sebagiannya dan merupakan
adalah hasil tangkapan ekonomis masyarakat sekitar seperti jurung komponen
Nama Status Konservasi (Tor spp). Oleh karena itu dampak gangguan terhadap nekton penting dalam
No Spesies dapat dikategorikan dampak negatif besar. rantai makanan.
Indonesia IND IUCN CITES
Aplocheilus Kepala
1 - LC - Sifat Dampak
armatus timah
Clarias Jumlah manusia atau yang memanfaatkan sumber daya sungai
2 Lele dumbo - LC - berupa nekton/ikan relatif banyak di wilayah studi dan banyaknya
gariepinus
Cyprinus komponen lingkungan lain yang terpengaruh jika keberadaan
3 Ikan Mas - - - nekton terganggu dapat mengakibatkan dampak lain yang tidak
carpio
4 Mystus spp Keting - - - baik. Oleh karena itu, dampak ini dikategorikan sebagai dampak
penting.
Oreochromis
5 Nila - LC -
niloticus
Poecilia
6 Gupi - LC -
reticulata
Puntius Wader
7 - LC -
binotatus bintik dua
8 Tor spp Jurung - - -
ANDAL Rencana Kegiatan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Serdang Bedagai dan Tebing Tinggi (Seriti) Kapasitas 275 Liter/Detik di Kabupaten Serdang Bedagai dan Kota Tebing Tinggi VII-50
Provinsi Sumatera Utara oleh Dinas Sumber Daya Air Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Sumatera Utara
Hasil Evaluasi Secara Holistik Terhadap Dampak Lingkungan
Dampak
Penting Sumber Hasil Evaluasi
No Rona Lingkungan Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak
Hipotetik Dampak Dampak
(DPH)
Nekton atau ikan yang terdapat di lokasi studi dan dapat terkena Konstruksi Besaran Dampak Dampak penting
dampak dari kegiatan berjumlah sedikitnya 8 jenis dimana sebagian Bangunan Kegiatan konstruksi pada tahap Kontruksi Bangunan Utama dan karena nekton,
besar jenis ikan bernilai ekonomis bagi masyarakat sekitar. Adapun Utama dan Fasilitas Penunjang dapat mengakibatkan penurunan kualitas air plankton, dan
jenis-jenis nekton yang bernilai ekonomis adalah Clarias gariepinus, Fasilitas dengan naiknya nilai TSS yang diperkirakan dapat memicu benthos
Cyprinus carpio, Mystus spp, Oreochromis niloticus, dan Tor spp. Penunjang gangguan terhadap nekton khususnya jenis nekton yang rentan merupakan salah
Dari semua jenis ikan, tidak dijumpai ikan yang dilindungi atau terhadap peningkatan TSS. Dari kajian yang telah dilakukan, satu hasil alam
terancam punah. Tiga jenis di antaranya yakni Cyprinus carpio, Tor terdapat 8 jenis ikan di wilayah studi. Tiga jenis di antaranya adalah yang ekonomis
spp, dan Puntius binotatus diperkirakan peka terhadap perubahan jenis ikan yang cukup rentan dengan keberadaan peningkatan TSS bagi masyarakat
lingkungan terutama peningkatan TSS di perairan. yang semuanya berasal dari suku Cyprinidae. Jenis-jenis yang dan merupakan
terpengaruh dampak TSS sebagiannya adalah hasil tangkapan komponen
Nama Status Konservasi ekonomis masyarakat sekitar seperti jurung (Tor spp). Oleh karena penting dalam
No Spesies itu dampak gangguan terhadap nekton dapat dikategorikan rantai makanan.
Indonesia IND IUCN CITES
Aplocheilus Kepala dampak negatif besar.
1 - LC -
armatus timah
Clarias Sifat Dampak
2 Lele dumbo - LC - Jumlah manusia atau yang memanfaatkan sumber daya sungai
gariepinus
Cyprinus berupa nekton/ikan relatif banyak di wilayah studi dan banyaknya
3 Ikan Mas - - - komponen lingkungan lain yang terpengaruh jika keberadaan
carpio
4 Mystus spp Keting - - - nekton terganggu dapat mengakibatkan dampak lain yang tidak
baik. Oleh karena itu, dampak ini dikategorikan sebagai dampak
Oreochromis
5 Nila - LC - penting.
niloticus
Poecilia
6 Gupi - LC -
reticulata
Puntius Wader
7 - LC -
binotatus bintik dua
8 Tor spp Jurung - - -
5. Terbukanya Penerimaan tenaga kerja untuk kegiatan tahap konstruksi Penerimaan Besaran Dampak Dampak
Kesempatan diprakirakan sebanyak lebih dari 430 orang Tenaga Kerja Kegiatan penerimaan tenaga kerja konstruksi akan menimbulkan kesempatan
Kerja dan Konstruksi dampak primer yakni dampak terbukanya kesempatan kerja yang tenaga kerja dan
Peluang akan dirasakan langsung oleh masyarakat penerima kerja. Kegiatan peluang usaha
Berusaha konstruksi akan mempekerjakan tenaga lokal khususnya tukang. merupakan
Total tenaga kerja yang dibutuhkan sebanyak 430 orang. Proses dampak penting
perekrutan tenaga kerja konstruksi dilakukan oleh pemrakarsa hipotetik.
kegiatan bekerja sama dengan kontraktor pelaksana kegiatan.
Penduduk yang diprakirakan dapat terserap menjadi tenaga kerja
adalah penduduk usia produktif secara khusus di wilayah kegiatan.
Kondisi ini pun jika sumber daya manusia dari penduduk usia
ANDAL Rencana Kegiatan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Serdang Bedagai dan Tebing Tinggi (Seriti) Kapasitas 275 Liter/Detik di Kabupaten Serdang Bedagai dan Kota Tebing Tinggi VII-51
Provinsi Sumatera Utara oleh Dinas Sumber Daya Air Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Sumatera Utara
Hasil Evaluasi Secara Holistik Terhadap Dampak Lingkungan
Dampak
Penting Sumber Hasil Evaluasi
No Rona Lingkungan Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak
Hipotetik Dampak Dampak
(DPH)
produktif di wilayah kegiatan mumpuni/memadai. Pada rona awal
diketahui ketersediaan penduduk usia produktif di Kabupaten
Serdang Bedagai pada tahun 2021 diketahui sebanyak 66,88%
berada pada komposisi penduduk usia produktif dan di Kota
Tebing Tinggi di di 5 wilayah kecamatan lokasi kegiatan sebanyak
66,85%. Dengan demikian rata-rata persentase penduduk usia
produktif di Kabupaten Serdang Bedagai dan Kota Tebing Tinggi
sebesar 66,87%. Dengan demikian diprakirakan jumlah penduduk
usia produktif di 9 kecamatan wilayah kegiatan sebanyak 124.468
orang. Dengan dmeikian bBesaran dampak tenaga kerja dari
kegiatan penerimaan tenaga kerja sebagai berikut :
Penyerapan tenaga kerja secara total tanpa proyek (TK0) dihitung
dari perbandingan penduduk usia produktif (Nilai kualitas
lingkungan tanpa proyek):
TK0 = 0/124.468x100% = 0
ANDAL Rencana Kegiatan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Serdang Bedagai dan Tebing Tinggi (Seriti) Kapasitas 275 Liter/Detik di Kabupaten Serdang Bedagai dan Kota Tebing Tinggi VII-52
Provinsi Sumatera Utara oleh Dinas Sumber Daya Air Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Sumatera Utara
Hasil Evaluasi Secara Holistik Terhadap Dampak Lingkungan
Dampak
Penting Sumber Hasil Evaluasi
No Rona Lingkungan Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak
Hipotetik Dampak Dampak
(DPH)
Diketahui :
TK0 = 0 %
TK1 = 0,35%
Δ TK = 0,35%
ANDAL Rencana Kegiatan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Serdang Bedagai dan Tebing Tinggi (Seriti) Kapasitas 275 Liter/Detik di Kabupaten Serdang Bedagai dan Kota Tebing Tinggi VII-53
Provinsi Sumatera Utara oleh Dinas Sumber Daya Air Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Sumatera Utara
Hasil Evaluasi Secara Holistik Terhadap Dampak Lingkungan
Dampak
Penting Sumber Hasil Evaluasi
No Rona Lingkungan Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak
Hipotetik Dampak Dampak
(DPH)
6. Peningkatan Penerimaan tenaga kerja untuk kegiatan tahap konstruksi Penerimaan Besaran Dampak Dampak
Tingkat diprakirakan sebanyak lebih dari 430 orang Tenaga Kerja Dampak terbukanya kesempatan kerja akan berdampak turunan peningkatan
Pendapatan Konstruksi terhadap peningkatan pendapatan masyarakat khususnya tingkat
Masyarakat pendapatan masyarakat yang diterima menjadi tenaga kerja pendapatan
(Khususnya konstruksi. Besaran dampak peningkatan pendapatan dihitung masyarakat
Masyarakat dengan total upah untuk keseluruhan tenaga kerja yang terserap (khususnya
yang Terserap menjadi tenaga kerja (diprakirakan dengan pendekatan UMK), masyarakat yang
Menjadi menggunakan perhitungan matematis yakni : terserap menjadi
Tenaga Kerja ΔPPM = Σ TPTK1 - TPTK 0 tenaga kerja
Konstruksi) konstruksi)
Keterangan : merupakan
ΔPPM = Besaran Dampak Peningkatan Pendapatan Masyarakat dampak penting
Σ = Penjumlahan hipotetik.
TPTK1 = Prakiraan total pendapatan tenaga kerja yang terserap
untuk konstruksi yang meliputi total tenaga kerja yang berasal dari
wilayah Kabupatan Serdang Bedagai dan Kota Tebing Tinggi
TPTK0 = Pendapatan masyarakat tanpa adanya penerimaan tenaga
kerja konstruksi
Diketahui :
Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan = 430 orang (diprakirakan
akan diserap dari desa/kelurahan di wilayah kegiatan)
UMK Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2022 sebesar Rp.
2.869.292 dan UMK Kota Tebing Tinggi Tahun 2022 sebesar Rp.
2.565.424.
Nilai kualitas lingkungan pendapatan masyarakat tanpa proyek = 0
dikarenakan tidak ada potensi perputaran uang diwilayah kegiatan
dan tidak ada lapangan kerja yang terbuka dari rencana kegiatan
ini.
Nilai kualitas lingkungan dengan proyek diprediksi jika penyerapan
tenaga kerja sebanyak 50% dari tenaga kerja berasal dari
Kabupaten Serdang Bedagai = 215 jiwa x Rp. 2.869.292 = Rp.
616.897.780 dan untuk Kota Tebing Tinggi sebanyak 215 jiwa x
Rp. 2.565.424 = Rp. 551.566.160. Dengan demikian diprakirakan
minimal pendapatan dari total tenaga kerja jika disumsikan
diprioritaskan dari wilayah Kabupaten Serdang Bedagai dan Kota
Tebing Tinggi saat konstruksi sebesar Rp 1.168.463.940 Dengan
demikian dari total upah yang diterima tenaga kerja dari rencana
kegiatan ini akan berdampak adanya peningkatan pendapatan
masyarakat (penambahan perputaran uang diwilayah proyek tahun
ANDAL Rencana Kegiatan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Serdang Bedagai dan Tebing Tinggi (Seriti) Kapasitas 275 Liter/Detik di Kabupaten Serdang Bedagai dan Kota Tebing Tinggi VII-54
Provinsi Sumatera Utara oleh Dinas Sumber Daya Air Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Sumatera Utara
Hasil Evaluasi Secara Holistik Terhadap Dampak Lingkungan
Dampak
Penting Sumber Hasil Evaluasi
No Rona Lingkungan Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak
Hipotetik Dampak Dampak
(DPH)
2024) sebanyak Rp. 1.168.463.940/bulan. Dengan demikian
besaran dampak peningkatan pendapatan masyarakat (total
penerimaan tenaga kerja konstruksi) :
TPTK1 = 1.168.463.940/bulan
TPTK 0 = 0
ΔPPM = Besaran dampak pendapatan masyarakat dengan proyek –
Nilai kualitas lingkungan pendapatan masyarakat tanpa proyek
= Rp. 1.168.463.940/bulan – 0
ΔPPM = Rp. 1.168.463.940/bulan
Keterangan :
ΔSPptk = Besaran dampak sikap dan persepsi masyarakat terhadap
kegiatan penerimaan tenaga kerja
Σ = Penjumlahan
SPptkal = Persentase sikap dan persepsi masyarakat yang
mendukung terhadap adanya kegiatan penerimaan tenaga kerja
ANDAL Rencana Kegiatan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Serdang Bedagai dan Tebing Tinggi (Seriti) Kapasitas 275 Liter/Detik di Kabupaten Serdang Bedagai dan Kota Tebing Tinggi VII-55
Provinsi Sumatera Utara oleh Dinas Sumber Daya Air Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Sumatera Utara
Hasil Evaluasi Secara Holistik Terhadap Dampak Lingkungan
Dampak
Penting Sumber Hasil Evaluasi
No Rona Lingkungan Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak
Hipotetik Dampak Dampak
(DPH)
konstruksi
SPptka0 = Persentase sikap dan persepsi masyarakat tanpa adanya
proyek (kegiatan penerimaan tenaga kerja).
Diketahui :
SPptka l = 81,07 %
SPptka 0 = 0 %
ΔSPptk = 81, 07 % - 0 %
ΔSPptk = 81,07 %.
Dampak
Penting Sumber Hasil Evaluasi
No Rona Lingkungan Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak
Hipotetik Dampak Dampak
(DPH)
Diketahui :
SPmpk0 = 0 %
SPmpk1 = 89,95% - 57% (persentase sikap persepsi masyarakat
dari pendapat responden mengatakan kegiatan mobilisasi alat dan
material hendaknya tidak menganggu aktivitas masyarakat)
Maka SPmpk1 = 89,95% - 57 %
= 32,95%.
ANDAL Rencana Kegiatan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Serdang Bedagai dan Tebing Tinggi (Seriti) Kapasitas 275 Liter/Detik di Kabupaten Serdang Bedagai dan Kota Tebing Tinggi VII-57
Provinsi Sumatera Utara oleh Dinas Sumber Daya Air Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Sumatera Utara
Hasil Evaluasi Secara Holistik Terhadap Dampak Lingkungan
Dampak
Penting Sumber Hasil Evaluasi
No Rona Lingkungan Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak
Hipotetik Dampak Dampak
(DPH)
Berdasarkan rona awal hasil penyebaran kuesioner dan wawancara Pematangan Besaran Dampak Dampak Sikap dan
diketahui sebanyak 89,95% dari responden mendukung / setuju Lahan Dampak sikap dan persepsi masyarakat merupakan dampak Persepsi
dengan adanya rencana usaha dan/atau kegiatan (Wawancara dan turunan yang timbul dari dampak primer pada komponen fisik Masyarakat
penyebaran kuesioner tanggal 7 -12 Februari 2022), dan persentase kimia dan dampak sekunder dari komponen biologi dari kegiatan merupakan
terbanyak pendapat masyarakat yang menjadi responden (8,41%) pematangan lahan. Besaran dampak sikap dan persepsi masyarakat dampak penting
mengatakan pelaksanaan kegiatan pematangan lahan hendaknya dari kegiatan pematangan lahan sebagai berikut ; hipotetik.
tidak merusak tumbuhan di Sungai Padang dan tidak merusak turap ΔSPpl = Σ SPpl1 – SPpl0
yang telah dibangun oleh pemerintah. Keterangan :
ΔSPpl= Besaran dampak sikap dan persepsi masyarakat terhadap
kegiatan pematangan lahan
Σ = Penjumlahan
SPpl1 = Persentase sikap dan persepsi masyarakat yang mendukung
adanya proyek (rencana kegiatan/kegiatan pematangan lahan)
SPpl0 = Persentase sikap dan persepsi masyarakat tanpa adanya
proyek (tanpa adanya kegiatan pematangan lahan).
Diketahui :
SPpl0 = 0 %
SPpl1 = 89,95% - 8,41% (persentase sikap persepsi masyarakat dari
pendapat responden mengatakan kegiatan pematangan mobilisasi
alat dan material hendaknya tidak menganggu aktivitas masyarakat)
Maka SPmpk1 = 89,95% - 8,41 %
= 81,54%.
Dampak
Penting Sumber Hasil Evaluasi
No Rona Lingkungan Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak
Hipotetik Dampak Dampak
(DPH)
Diketahui :
SPkbu0 = 0 %
SPkbu1 = 89,95 - 8,41% (persentase sikap persepsi masyarakat dari
pendapat responden mengatakan kegiatan pematangan hendaknya
tidak merusak di Sungai Padang dan tidak merusak turap yang telah
dibangun oleh pemerintah)
Maka SPkbu1 = 89,95% - 8,41 %
= 81,54%.
Dampak
Penting Sumber Hasil Evaluasi
No Rona Lingkungan Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak
Hipotetik Dampak Dampak
(DPH)
sebanyak 89,95% setuju/mendukung, dan besaran perubahan
dampak sikap dan persepsi masyarakat dari kondisi lingkungan
sebelum ada kegiatan masih positif, dengan angka persentase
sebesar 81,54%. Kondisi ini akan menjadi modal sosial diwilayah
kegiatan untuk mendorong dan melancarkan pelaksanaan kegiatan
konstruksi bangunan utama dan fasilitas penunjang, walaupun
demikian masyarakat yang menjadi responden tetap memberikan
beberapa harapan terkait pelaksanaan kegiatan ini untuk
meminimalisir turunnya persentase sikap dan persepsi masyarakat
yang mendukung terhadap pelaksanaan kegiatan konstruksi
bangunan utama dan fasilitas penunjang.
Dengan demikian besaran dampak sikap dan persepsi masyarakat
dari kegiatan konstruksi bangunan utama dan fasilitas penunjang
merupakan dampak positif besar
Keterangan :
ΔSPpj = Besaran dampak sikap dan persepsi masyarakat terhadap
pekerjaan jaringan distribusi
Σ = Penjumlahan
SPpjl = Persentase sikap dan persepsi masyarakat yang mendukung
adanya proyek (rencana kegiatan/kegiatan pekerjaan jaringan
distribusi).
SPpj0 = Persentase sikap dan persepsi masyarakat tanpa adanya
proyek (tanpa adanya rencana kegiatan /pekerjaan jaringan
distribusi).
ANDAL Rencana Kegiatan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Serdang Bedagai dan Tebing Tinggi (Seriti) Kapasitas 275 Liter/Detik di Kabupaten Serdang Bedagai dan Kota Tebing Tinggi VII-60
Provinsi Sumatera Utara oleh Dinas Sumber Daya Air Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Sumatera Utara
Hasil Evaluasi Secara Holistik Terhadap Dampak Lingkungan
Dampak
Penting Sumber Hasil Evaluasi
No Rona Lingkungan Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak
Hipotetik Dampak Dampak
(DPH)
Diketahui :
SPpj0 = 0%
SPpjl = 89,95 %
ΔSPpj =89,95 % - 0 %
ΔSPpj = 89,95 %.
Dampak
Penting Sumber Hasil Evaluasi
No Rona Lingkungan Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak
Hipotetik Dampak Dampak
(DPH)
kenaikan penyakit ISPA. Rona awal gangguan kesehatan pada akan dapat
tahun terakhir, yaitu tahun 2021: mengakibatkan
perubahan
persepsi dan sikap
masyarakat
terhadap rencana
kegiatan
Besaran Kesimpulan:
Rona Dengan
Dampak Dampak Penting
No Puskesmas Penyakit Awal Proyek
Penyakit
(Kasus) (Kasus)
(Kasus)
Bandar
1 ISPA 1.426 998 2.424
Khalipah
2 Desa Pon ISPA 2.759 1.931 4.690
Tebing
3 ISPA 1.820 1.274 3.094
Syahbandar
Paya
4 ISPA 771 540 1.311
Lombang
5 Berohol ISPA 564 395 959
6 Satria ISPA 3.368 2.358 5.726
7 Pabatu ISPA 2.576 1.803 4.379
Tanjung
8 ISPA 1.272 890 2.162
Marulak
Rantau
9 ISPA 703 492 1.195
Laban
10 Sri Padang ISPA 703 492 1.195
Pasar
11 ISPA 693 485 1.178
Gambir
12 Rambung ISPA 835 585 1.420
Sumber: Analisis Konsultan, 2022
Sifat Dampak
Kegiatan ini dapat menurunkan derajat kesehatan masyarakat
sekitar lokasi kegiatan.
Kondisi rona awal lingkungan hidup, penyakit ISPA merupakan Pekerjaan Besaran Dampak Penurunan derajat
salah satu penyakit utama pada masyarakat di sekitar lokasi Jaringan Kegiatan pekerjaan jaringan distribusi berpotensi mengakibatkan kesehatan
kegiatan. Distribusi penurunan kualitas udara bila dikaitkan dengan rona awal masyarakat
lingkungan, jenis penyakit yang berhubungan dengan dampak merupakan
tersebut adalah peningkatan penyakit ISPA di masyarakat. dampak turunan
ANDAL Rencana Kegiatan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Serdang Bedagai dan Tebing Tinggi (Seriti) Kapasitas 275 Liter/Detik di Kabupaten Serdang Bedagai dan Kota Tebing Tinggi VII-62
Provinsi Sumatera Utara oleh Dinas Sumber Daya Air Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Sumatera Utara
Hasil Evaluasi Secara Holistik Terhadap Dampak Lingkungan
Dampak
Penting Sumber Hasil Evaluasi
No Rona Lingkungan Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak
Hipotetik Dampak Dampak
(DPH)
Pada prakiraan besaran dampak untuk kegiatan ini akan dipilih dari perubahan
dampak peningkatan penyakit ISPA berdasarkan perhitungan kualitas
kenaikan penyakit ISPA. Rona awal gangguan kesehatan pada lingkungan dan
tahun terakhir, yaitu tahun 2021: akan dapat
mengakibatkan
Besaran perubahan
Rona Dengan
Dampak persepsi dan sikap
No Puskesmas Penyakit Awal Proyek
Penyakit masyarakat
(Kasus) (Kasus)
(Kasus) terhadap rencana
Bandar kegiatan
1 ISPA 1.426 998 2.424 Kesimpulan:
Khalipah
2 Desa Pon ISPA 2.759 1.931 4.690 Dampak Penting
Tebing
3 ISPA 1.820 1.274 3.094
Syahbandar
Paya
4 ISPA 771 540 1.311
Lombang
5 Berohol ISPA 564 395 959
6 Satria ISPA 3.368 2.358 5.726
7 Pabatu ISPA 2.576 1.803 4.379
Tanjung
8 ISPA 1.272 890 2.162
Marulak
Rantau
9 ISPA 703 492 1.195
Laban
10 Sri Padang ISPA 703 492 1.195
Pasar
11 ISPA 693 485 1.178
Gambir
12 Rambung ISPA 835 585 1.420
Sumber: Analisis Konsultan, 2022
Sifat Dampak
Kegiatan ini dapat menurunkan derajat kesehatan masyarakat
sekitar lokasi kegiatan.
Tahap Operasional
1. Penurunan Hasil pengukuran kualitas udara rona awal disekitar pemukiman Operasional Besaran Dampak Kegiatan
Kualitas Udara terdekat dengan lokasi intake, offtake 1 dan offtake 3 dapat dilihat Fasilitas operasional
pada tabel berikut : Penunjang fasilitas penunjang
dilakukan dengan
adanya
operasional genset
ANDAL Rencana Kegiatan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Serdang Bedagai dan Tebing Tinggi (Seriti) Kapasitas 275 Liter/Detik di Kabupaten Serdang Bedagai dan Kota Tebing Tinggi VII-63
Provinsi Sumatera Utara oleh Dinas Sumber Daya Air Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Sumatera Utara
Hasil Evaluasi Secara Holistik Terhadap Dampak Lingkungan
Dampak
Penting Sumber Hasil Evaluasi
No Rona Lingkungan Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak
Hipotetik Dampak Dampak
(DPH)
dimana
penggunaan mesin
Rona Lingkungan Baku Mutu*) Besaran Dampak Baku Mutu*) genset berpotensi
(mg/Nm3) (mg/Nm3) (mg/Nm3) (mg/Nm3) memberikan
Titik Titik
dampak terhadap
penurunan
NOx CO NOx CO NOx CO NOx CO kualitas udara
UA-3 34,6 28,5 UA-3 0,0003207 0,0001737 yang dihasilkan
dari emisi genset
UA-7 0,1145 0,0285 3400* 170* UA-7 0,0003161 0,0001713 3400* 170* tersebut,
khususnya pada
UA-10 32,6 27,3 UA-10 0,0003207 0,0001737
area yang
dekat/berbatasan
Hasil analisa laboratorium pada titik sampel rona awal kualitas Kesimpulan : dari hasil prakiraan dampak untuk parameter NOx langsung dengan
udara pada titik UA-3, UA-7 dan UA-10 masih dibawah baku mutu dan CO pada titik U UA-3, UA-7 dan UA-10 masih dibawah baku pemukiman
udara ambien berdasarkan Peraturan Pemerintah No 22 Tahun mutu berdasarkan PermenLHK No 11 Tahun 2021 Lampiran I masyarakat.
2021 (Lampiran VII tentang Baku Mutu Udara Ambien). Tentang Baku Mutu Emisi Mesin Dengan Pembakaran Dalam Atau Penurunan
Genset Dengan Kapasitas 101 - 500 KW. kualitas udara
akibat kegiatan
Sifat Dampak operasional
Penurunan kualitas udara yang diakibatkan kegiatan operasional fasilitas penunjang
fasilitas penunjang (penggunaan genset) akan berdampak terhadap akan berdampak
masyarakat yang berada disekitar lokasi intake, offtake 1 dan terhadap
offtake 3 yang berlangsung selama tahap operasional. Selain itu, komponen
kegiatan ini jµga menimbulkan dampak sekunder/dampak terhadap lingkungan yang
komponen kesehatan masyarakat dan sikap persepsi masyarakat, lain.
maka dampak penurunan kualitas udara dikategorikan menjadi Berdasarkan
dampak penting. penjelasan diatas
maka dampak
Penurunan
Kualitas Udara
dapat
dikatagorikan
dampak Penting
2. Peningkatan Hasil pengukuran tingkat kebisingan rona awal disekitar Operasional Besaran Dampak Kegiatan
Kebisingan pemukiman terdekat dengan lokasi operasional fasilitas penunjang Fasilitas operasional
dapat dilihat pada tabel berikut : Penunjang fasilitas penunjang
dilakukan dengan
penggunaan mesin
genset berpotensi
ANDAL Rencana Kegiatan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Serdang Bedagai dan Tebing Tinggi (Seriti) Kapasitas 275 Liter/Detik di Kabupaten Serdang Bedagai dan Kota Tebing Tinggi VII-64
Provinsi Sumatera Utara oleh Dinas Sumber Daya Air Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Sumatera Utara
Hasil Evaluasi Secara Holistik Terhadap Dampak Lingkungan
Dampak
Penting Sumber Hasil Evaluasi
No Rona Lingkungan Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak
Hipotetik Dampak Dampak
(DPH)
menghasilkan
Tingkat Bising Rona Besaran Dampak Baku kebisingan dengan
Awal Baku Jarak (dBA) nilai tertentu,
Mutu*)
(dBA) Mutu*) (m) khususnya pada
K-3 K-7 K-10 (dBA
(dBA area yang
K-3 K-7 K-10 150 38,9 47,2 38,5 55
36,4 46,9 35,7 dekat/berbatasan
55 langsung dengan
Kesimpulan : dari hasil prakiraan dampak untuk tingkat kebisingan
pemukiman
Hasil analisa laboratorium rona awal tingkat kebisingan pada titik pada titik K-3, K-7 dan K-10 radius jarak 150 meter dari sumber
masyarakat.
K-3, K-7, dan K-10 masih berada dibawah baku mutu baku tingkat bising masih berada dibawah baku mutu baku tingkat kebisingan
Peningkatan
kebisingan peruntukan kawasan perumahan dan pemukiman (55 peruntukan kawasan perumahan dan pemukiman (55 dBA)
kebisingan akibat
dBA) yang dipersyaratkan berdasarkan Keputusan Menteri berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No 48 Tahun
kegiatan
Lingkungan Hidup No 48 tahun 1996 tentang Baku Tingkat 1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan
operasional fasiltas
Kebisingan. penunjang akan
Sifat Dampak
berdampak
Peningkatan kebisingan yang disebabkan kegiatan operasional
terhadap
fasilitas penunjang akan berdampak terhadap masyarakat yang
komponen
bermukim disekitar lokasi tapak proyek pada jarak 150 m dari
lingkungan yang
sumber bising yang berlangsung pada tahap operasional, kegiatan
lain.
ini jµga menimbulkan dampak sekunder/dampak terhadap sikap
Berdasarkan
persepsi masyarakat, maka dampak peningkatan kebisingan
penjelasan diatas
dikategorikan menjadi dampak penting
maka dampak
Peningkatan
kebisingan dapat
dikatagorikan
dampak Penting
3. Terpenuhinya Berdasarkan deskripsi kegiatan Sistem Penyediaan Air Minum Operasional Besaran Dampak Dampak
Kebutuhan Air (SPAM) Regional di Kabupaten Serdang Bedagai – Kota Tebing IPA Besaran dampak terpenuhinya kebutuhan air bersih dari Terpenuhinya
Minum Tinggi (Seriti) dengan Kapasitas 275 liter/detik, akan melayani operasional IPA yakni : Kebutuhan Air
kebutuhan air minum dengan target layanan/Sambungan Rumah Δ Service Target = Σ ST1 – Σ ST0 Minum
(SR) sebanyak 23.859 SR. merupakan
Keterangan : dampak penting
Δ Service Target = Besaran dampak terpenuhinya kebutuhan air hipotetik.
bersih dari operasional IPA (Banyaknya RT yang menjadi service
target)
Σ = Penjumlahan
ST1 = Service target (banyaknya RT) dari operasional IPA
ST0 = Jumlah pelanggan PDAM di lokasi kegiatan sebelum adanya
SPAM Regional
ANDAL Rencana Kegiatan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Serdang Bedagai dan Tebing Tinggi (Seriti) Kapasitas 275 Liter/Detik di Kabupaten Serdang Bedagai dan Kota Tebing Tinggi VII-65
Provinsi Sumatera Utara oleh Dinas Sumber Daya Air Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Sumatera Utara
Hasil Evaluasi Secara Holistik Terhadap Dampak Lingkungan
Dampak
Penting Sumber Hasil Evaluasi
No Rona Lingkungan Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak
Hipotetik Dampak Dampak
(DPH)
Diketahui :
ST1 = 23.859 SR
ST0 = 0
Δ Service Target = 23.859 SR
Diketahui :
SPoi0 = 0 %
ANDAL Rencana Kegiatan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Serdang Bedagai dan Tebing Tinggi (Seriti) Kapasitas 275 Liter/Detik di Kabupaten Serdang Bedagai dan Kota Tebing Tinggi VII-66
Provinsi Sumatera Utara oleh Dinas Sumber Daya Air Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Sumatera Utara
Hasil Evaluasi Secara Holistik Terhadap Dampak Lingkungan
Dampak
Penting Sumber Hasil Evaluasi
No Rona Lingkungan Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak
Hipotetik Dampak Dampak
(DPH)
SPoil = 89,95 % - 41,35% (persentase sikap persepsi masyarakat
dari pendapat responden mengatakan kegiatan operasional IPA
harus dikelola dengan manajemen yang profesioanal)
ΔSPoi = 89,95 % - 41,35%
ΔSPoi = 48,6%.
Dampak
Penting Sumber Hasil Evaluasi
No Rona Lingkungan Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak
Hipotetik Dampak Dampak
(DPH)
pemeliharaan pipa jaringan distribusi dilakukan secara berkala Keterangan :
untuk menghindari kebocoran. ΔSPop = Besaran dampak sikap dan persepsi masyarakat terhadap
operasional fasilitas penunjang
Σ = Penjumlahan
SPopl = Persentase sikap dan persepsi masyarakat yang mendukung
terhadap proyek (kegiatan operasional fasilitas penunjang)
SPop0 = Persentase sikap dan persepsi masyarakat tanpa adanya
proyek (tanpa adanya operasional fasilitas penunjang)
Diketahui :
SPop0 = 0 %
SPop1 = 89,95 % - 47,89% (persentase sikap persepsi masyarakat
dari pendapat responden mengatakan kegiatan operasional fasilitas
penunjang yang menghasilkan limbah harus dikelola sesuai dengan
ketentuan yang berlaku)
ΔSPoi = 89,95 % - 47,89%
ΔSPoi = 42,06%.
Dampak
Penting Sumber Hasil Evaluasi
No Rona Lingkungan Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak
Hipotetik Dampak Dampak
(DPH)
baik oleh Pemrakarsa maka akan terjadi perubahan sikap dan
persepsi masyarakat yang semula mendukung berubah kearah tidak
mendukung dan berpersepsi negatif terhadap kegiatan operasional
fasilitas penunjang..
5. Peningkatan Kondisi rona awal lingkungan hidup, penyakit ISPA merupakan Operasional Besaran Dampak Penurunan derajat
Penyakit ISPA salah satu penyakit utama pada masyarakat di sekitar lokasi Fasilitas Kegiatan operasional fasilitas penunjang berpotensi mengakibatkan kesehatan
kegiatan. Penunjang perubahan kualitas udara yaitu diakibatkan adanya peningkatan masyarakat
konsentrasi NOx dan CO diudara, bila dikaitkan dengan rona awal merupakan
lingkungan, jenis penyakit yang berhubungan dengan dampak dampak turunan
tersebut adalah peningkatan penyakit ISPA di masyarakat.Pada dari perubahan
prakiraan besaran dampak untuk kegiatan ini akan dipilih dampak kualitas
peningkatan penyakit ISPA berdasarkan perhitungan kenaikan lingkungan dan
penyakit ISPA. Rona awal gangguan kesehatan pada tahun akan dapat
terakhir, yaitu tahun 2021: mengakibatkan
Besaran perubahan
Rona Dengan persepsi dan sikap
Dampak
No Puskesmas Penyakit Awal Proyek masyarakat
Penyakit
(Kasus) (Kasus) terhadap rencana
(Kasus)
Tebing kegiatan
1 ISPA 1.820 1.274 3.094 Kesimpulan:
Syahbandar
Paya Dampak Penting
2 ISPA 771 540 1.311
Lombang
3 Pabatu ISPA 2.576 1.803 4.379
Sumber: Analisis Konsultan, 2022
Sifat Dampak
Kegiatan ini dapat menurunkan derajat kesehatan masyarakat
sekitar lokasi kegiatan.
ANDAL Rencana Kegiatan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Serdang Bedagai dan Tebing Tinggi (Seriti) Kapasitas 275 Liter/Detik di Kabupaten Serdang Bedagai dan Kota Tebing Tinggi VII-69
Provinsi Sumatera Utara oleh Dinas Sumber Daya Air Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Sumatera Utara
Hasil Evaluasi Secara Holistik Terhadap Dampak Lingkungan
Contents
BAB 7 ................................................................................................................................................. 1
ANDAL Rencana Kegiatan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Serdang Bedagai dan Tebing Tinggi (Seriti) Kapasitas
275 Liter/Detik di Kabupaten Serdang Bedagai dan Kota Tebing Tinggi Provinsi Sumatera Utara oleh Dinas Sumber Daya Air
Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Sumatera Utara