Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 13

MAKALAH

HAKIKAT PUASA

MATA KULIAH : AL-ISLAM KEMUHAMMADIYAHAN II

Oleh Kelompok 3

Sarah Zakia Putri

Helen Arina Putri

Dhiyul Aulia Ariq

Tiara

Dosen pengampu : ISMAIL SYAKBAN, S.Pd.I, M.Pd.I

S1-Ilmu Keperawatan
Fakultas Kesehatan dan MIPA
Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat
Bukittinggi
2023
DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………………………………………………………..
Bab I PENDAHULUAN……………………………………………………………………………..
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………………….
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………………..
1.3 Tujuan Masalah……………………………………………………............................
Bab II Pembahasan…………………………………………………………………………………..
2.1 Pengertian Puasa…………………………………………………………………………
2.1.1 Pengetian Ibadah Puasa Secara Umum……………………………..……
2.1.2 Pengertian Puasa Secara Syariat Islam…………………………………..
2.2 Hakikat Puasa………………………………………………………………………………
2.3 Mengapa Allah Mewajibkan Puasa………………………………………………
2.2.1 Puasa dengan Hukum Wajib…………………………………………………..
2.2.2 Puasa dengan Hukum Sunnah………………………………………………..
2.4 Tujuan dan Fungsi Puasa…………………………………………….………………..
2.5 Hal-hal yang Membatalkan Puasa………………………………….……………..
2.6 Hikmah Puasa ………………………………………………………………………………
2.7 Puasa dan Pembentukan Insan yang Berkarakter………………………….
Bab lll PENUTUP……………………………………………………………………………………….
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………………..
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil „alamin puja dan puji syukur kami panjatkan kehadirat


Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga
penyusunaa makalah dengan judul “HAKIKAT PUASA ” dapat di selesaikan dengan
baik. Makalah ini di susun guna memenuhi mata kuliah AL-ISLAM
KEMUHAMMADIYAHAN II, program studi Ilmu Keperawatan.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Untuk kedepanya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah agar menjadi lebih baik lagi.

Makalah ini tidak bisa mendekasi atas kesempurnaan karena


kesempurnaan itu hanyalah milik Allah SWT. semata, Karena keterbatasan
pengetahuan maupun pengalaman kami,kami yakin masih banyak kekurangan
dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengahapkan saran dan kritik
yang sifatnya membangun guna kesempurnaan makalah ini. Penulis berharap
makalah ini dapat bermanfaat baik bagi saya maupun untuk semuanya.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Puasa merupakan ibadah yang telah lama berkembang dan dilaksanakan
oleh manusia sebelum Islam. 1 Islam mengajarkan antara lain agar manusia
beriman kepada Allah SWT, kepada malaikat-malaikatNya, kepada kitab-
kitabNya, kepada rosul-rosulNya, kepada hari akhirat dan kepada qodo
qodarNya. Islam juga mengajarkan lima kewajiban pokok, yaitu mengucapkan
dua kalimat syahadat, sebagai pernyataan kesediaan hati menerima Islam
sebagai agama, mendirikan sholat, membayar zakat, mengerjakan puasa dan
menunaikan ibadah haji.

Saumu (puasa), menurut bahasa Arab adalah “menahan dari segala


sesuatu”, seperti menahan makan, minum, nafsu, menahan berbicara yang
tidak bermanfaat dan sebagainya. Sedangkan menurut istilah, puasa adalah
menahan diri dari sesuatu yang membatalkannya, satu hari lamanya, mulai
dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari dengan niat dan beberapa
syarat-syarat.

Menurut Muhammad Asad, puasa adalah the obstinence of speech


memaksa diri untuk tidak bercakap-cakap dengan perkataan yang negatif,
contohnya seperti memfitnah, berbohong, mencaci maki, berkata-kata porno,
mengadu domba dan sebagainya.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa Hakikat Puasa ?
2. Mengapa Allah Mewajibkan Berpuasa ?
3. Apa Tujuan dan Fungsi Puasa ?
4. Hal- hal apa Saja yang Membatalkan Puasa ?
5. Apa Hikmat Puasa ?
6. Membentuk Jiwa yang Berkarakter ?

1.3 Tujuan Masalah


1. Mengetahui Hakikat puasa ?
2. Mengapa Allah Mewajibkan kita Berpuasa ?
3. Menjelskan apa Tujuan dan Fungsi Puasa ?
4. Mengetahui hal-hal yang Membatalkan Puasa ?
5. Memberitahu apa Hikmat Puasa ?
6. Bisa Membentuk Jiwa yang Berkarakter ?
Bab II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Puasa


puasa merupakan salah satu ibadah yang dilakukan dengan cara menahan
rasa lapar dan haus. Puasa sendiri memiliki pengertian-pengertian lain baik
pengertian secara umum dan pengertian puasa dalam agama islam.

2.1.1 Pengertian Ibadah Puasa secara Umum


Secara umum, puasa merupakan salah satu kegiatan yang dinilai sebagai
kegiatan sukarela yang dilaksanakan dengan cara menahan diri dari makanan,
minuman atau juga bisa keduanya, perilaku buruk, dan semua hal yang memiliki
potensi untuk membatalkan puasa tersebut selama masih dalam periode
pelaksanaan puasa tersebut.

Puasa yang murni biasanya dilakukan dengan menahan diri untuk makan
dan minum dalam kurun waktu tertentu, umumnya puasa dilaksanakan dalam
kurun waktu satu hari atau selama 24 jam, atau juga bisa beberapa hari. Lamanya
periode puasa ini bergantung pada ketentuan puasa.

2.1.2 Pengertian Ibadah Puasa secara Syariat Islam


Menurut agama islam, puasa disebut dengan Shaum yang berasal dari
Bahasa Arab : ‫ ص وم‬merupakan ibadah yang bersifat wajib untuk dilaksanakan
ketika bulan Ramadhan telah tiba. Ibadah ini juga dilaksanakan selama satu bulan
penuh lalu akan ditutup dengan perayaan Hari Raya Idul Fitri.

Pelaksanaan puasa yang sesuai dengan syariat islam adalah dengan menahan diri
dari makan minum serta semua perbuatan yang dapat membatalkan puasa dari
terbitnya matahari hingga matahari tenggelam dengan diawali niat yang sudah
tercantum dalam kitab suci Al-Qur’an. Puasa ditujukan untuk dapat membentuk
serta menanamkan sikap-sikap teladan dan meningkatkan ketakwaan seorang
Muslim kepada Allah SWT.
2.2 Hakikat Puasa

Ibadah puasa disyariatkan kepada umat Nabi Muhammad saw. Ibadah


puasa diwajibkan bagi umat Islam selama bulan Ramadhan pada setiap tahunnya.
Ibadah puasa sejatinya bukan syariat baru. Ibadah puasa telah disyariatkan
kepada umat-umat terdahulu sebelum umat Nabi Muhammad saw. Ibadah puasa
mengandung banyak manfaat dan keutamaan bagi umat manusia baik secara
jasmani maupun secara rohani. Oleh karena itu, ibadah puasa tidak hanya
disyariatkan kepada umat terdahulu, tetapi juga umat Nabi Muhammad saw,
umat akhir zaman.

Ibadah puasa sendiri cukup unik. Ibadah puasa berbeda dari jenis ibadah
lainnya. Pada ibadah puasa, umat Islam diperintahkan untuk menahan dan
meninggalkan sesuatu (takhalli), bukan diperintahkan untuk melakukan sesuatu.
Karena sifatnya yang takhalli, ibadah puasa tidak terlihat secara kasatmata. Sifat
takhalli ini menempatkan ibadah puasa menjadi istimewa

. Imam Al-Ghazali menjelaskan keistimewaan ibadah puasa. Imam Al-


Ghazali dalam karyanya yang terkenal Ihya Ulumiddin menjelaskan hakikat puasa.
Imam Al-Ghazali menyebut secara singkat dan tepat perihal hakikat puasa
sebagaimana berikut:

‫أن الصوم كف وترك وهو في نفسه سر ليس فيه عمل يشاهد وجميع أعمال الطاعات بمشهد من الخلق‬
‫ومرأى والصوم ال يراه إال هللا عز و جل فإنه عمل في الباطن بالصبر ا‬
‫لمجرد‬

Artinya: “Puasa itu menahan diri dan meninggalkan (larangan puasa). Puasa pada
hakikatnya sebuah rahasia. Tidak ada amal yang tampak padanya. Kalau semua
ibadah disaksikan dan dilihat oleh makhluk, ibadah puasa hanya dilihat oleh Allah
saw. Puasa adalah amal batin, murni kesabaran,” (Imam Al-Ghazali, Ihya
Ulumiddin)
2.3 Mengapa Allah Mewajibkan Puasa

Allah memerintahkan umat muslim berpuasa karena Allah ingin


mendekatkan hambaNya kepada surga, bahkan pintu surga bagi orang-orang yang
berpuasa telah disiapkan Allah SWT.” sambung Novinsa mengenai kultumnya
yang berjudul tujuan dari puasa.

2.2.1 Puasa dengan Hukum Wajib

Puasa wajib atau shaum wajib merupakan jenis puasa yang harus
dilaksanakan oleh umat muslim. Apabila seorang umat muslim berhasil
melaksanakan puasa jenis ini maka ia akan mendapatkan pahala. Sebaliknya
apabila seorang umat muslim tidak melaksanakan puasa jenis ini maka ia akan
mendapatkan dosa atau ganjaran. Berikut ini daftar puasa yang termasuk dalam
puasa wajib.

a. Puasa wajib Ramadhan


b. Puasa yang disebabkan karena bernazar
c.  Puasa denda atau kafarat
d. Puasa ganti atau qadha

2.2.2 Puasa dengan Hukum Sunnah

Puasa Sunnah atau shaum Sunnah merupakan jenis puasa yang apabila dikerjakan
maka akan mendapatkan pahala dan apabila tidak dikerjakan tidak mendapat
dosa dan pahala. Berikut ini daftar puasa yang termasuk dalam puasa Sunnah.

a. Puasa senin kamis tiap minggu


b. Puasa Sunnah enam hari yang dilaksanakan pada bulan Syawal, kecuali saat
hari raya Idul Fitri.
c. Puasa sunah arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah untuk umat muslim yang tidak
melaksanakan ibadah haji.
d. Puasa Tarwiyah pada tanggal 8 Dzulhijjah untuk umat muslim yang tidak
melaksanakan ibadah haji.
e. Puasa Daud atau sehari puasa besoknya tidak, puasa ini dilaksanakan untuk
meneladani puasa miliki Nabi Daud.
f. Puasa Tasu’a pada tanggal 9 Muharram.
g. Puasa Asyura pada tanggal 10 Muharram.
h. Puasa Yaumul Bidh, sekitar tanggal 13, 14, dan 15 setiap bulan.
i. Puasa Nisfu Sya’ban dilaksanakan pada pertengahan bulan Sya’ban.
j. Puasa Asyhurul Hurum yang dilakukan pada bulan Dzulqa’dah, Dzulhijjah,
Muharram, dan bulan Rajab.

2.4 Tujuan dan Fungsi Puasa

Sebagaimana ditegaskan dalam surah Al-Baqarah [2]: ayat 183, bahwa


tujuan puasa adalah untuk membentuk pribadi Muslim yang bertakwa. Yakni,
senantiasa melaksanakan segala yang diperintahkan oleh Allah SWT, dan menjauhi
larangan-larangan-Nya

. Tujuan Puasa Menurut Islam

1. Bertakwa Kepada Allah SWT

2. Menjadi Lebih Bersyukur

3. Mendapatkan Pintu Surga

4. Meleburkan Dosa

5. Introspeksi Diri

6. Melatih Untuk Menahan Diri

7. Menghindari Perbuatan Maksiat


2.5 Hal- hal yang Membatalkan Puasa

Ibadah puasa dalam agama islam memberikan beberapa hal yang dapat
membatalkan puasa menurut syariat puasa dalam agama islam. Berikut ini
beberapa hal yang dapat membatalkan puasa dalam agama islam.

– Makan, minum atau memasukkan benda dengan sengaja ke dalam lubang atau
rongga tubuh,
– Melakukan kegiatan seksual,
– Menyengajakan muntah,
– Menyengajakan keluarnya air mani,
– Tiba-tiba haid atau nifas,
– Kehilangan akal (gila atau tiba-tiba pingsan),
– Keluar dari agama islam dan memeluk agama lain (murtad).

2.6 Hikmah Puasa

 hikmah yang diperoleh dari melaksanakan ibadah puasa dalam agama islam.

1. mendapatkan beberapa pendidikan rohani,


2. memperbaiki cara bergaul seorang muslim,
3. bermanfaat untuk kesehatan.

2.7 Puasa dan Pembentukan Insan yang Berkarakter

Tujuan dari ibadah puasa yang dikerjakan adalah membentuk pribadi


yang bertaqwa. Hal ini sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-
Baqarah ayat 183 yang artinya “hai orang-orang yang beriman diwajbkan
atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang
sebelum kamu, mdah-mudahan kamu bertaqqa”.
Puasa, merupakan sebuah proses pembentukan jiwa yang bersih dan
watak yang jujur. Puasa juga merupakan perisai bagi orang-orang yang
menjalankannya. Hal ini disampaikan oleh Rasulullah Saw dalam hadits
yang diriwayatkan oleh Bukhari yang artinya ‘’Puasa itu perisai selama ia
tidak merusaknya dengan dusta dan umpatan. Bahkan apabila ada orang
yang mengajak bertengkar, orang yang berpuasa diperintahkan untuk
mengatakan: Saya sedang berpuasa’’.

Puasa yang dikerjakan akan mampu mengantarkan menjadi pribadi


yang bertaqwa ketika semua aturan yang ada dalam puasa dipatuhi
dengan sebaik-baiknya. Dalam ibadah puasa ada banyak hal yang harus
diperhatikan. Misalnya makan sahur. Makan sahur merupakan ibadah
sunat yang memiliki manfaat luar biasa. Dalam makan sahur ada sebuah
komitmen bangun bagi dan melakukan sebuah persiapan untuk
menghadapi puasa yang akan dijalankan selama kurang lebih 13 jam
lamanya.
Bab lll
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN

Kesimpulan menurut bahasa etimologis adalah Shyam atau puasa berarti


menahan diri dan menurut ajaran agama, puasa adalah menahan diri dri segala
yang membatalkannya dari mulai terbit fajar hingga terbenam matahari karena
Allah SWT semata-mata dan disertai niat dan syarat tertentu.

  Adapun hikmah dari berpuasa yaitu :


a. Menumbuhkan nilai-nilai persamaan selaku hamba Allah, karena sama-sama
memberikan rasa lapar dan haus serta ketentuan-ketentuan lainnya.
b. Menumbuhkan rasa perikemanusian dan suka member, serta peduli terhadap
orang- orang yang tak mampu.
c. Memperkokoh sikap tabah dalam menghadapi cobaan dan godaan, karna
dalam berpuasa harus meninggalkan godaan yang dapat membatalkan puasa.
d. Menumbuhkan sikap amanah (dapat dipercaya), karna dapat mengetahui
apakah seseorang melakukan puasa atau tidak hanyalah dirinya sendiri.
e. Menumbuhkan sikap bersahabat dan menghindari pertengkaran selama
berpuasa seseorang tidak diperbolehkan saling bertengkar.
f. Menanamkam sikap jujur dan disiplin
g. Mendidik jiwa agar dapat menguasai diri dari hawa nafsu, sehingga mudah
menjalankan kebaikan dan meninggalkan keburukan.
h. Meningkatkan rasa syukur atas nikmat dan karunia Allah.
i. Menjaga kesehatan jasmani.
Saran Penulis memohon maaf atas segala kekhilafan dan kekurangan
makalah ini dan senantiasa mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar
makalah ini lebih bermanfaat dan lebih baik kualitasnya dimasa mendatang.
Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

You might also like