Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 17

Mata Kuliah : Pengembangan Kurikulum PAI

Dosen Pengampu : ST Muthahharah, S.Pd.I, M.Pd.I

MAKALAH

“ Pendekatan Akuntabilitas, Subjek Akademik, Humanistik, Teknologi dan Pendekatan


Sosial “

Disusun Oleh :

Kelompok 8

Renaldi (105191102120)

Siti Aminah (105191101620)

5(A)

Pendidikan Agama Islam

Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Makassar


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya , yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
serta inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Pendekatan
Akuntabilitas, Subjek Akademik, Humanistik, Teknologi dan Pendekatan Sosial.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca. Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Gowa, 22 Oktober 2022

Kelompok 8

i
DAFTAR ISI

Sampul ……………………………………………………………………………………………

KATA PENGANTAR …………………………………..……………………………………….i

DAFTAR ISI …………………………………………….………………………………………ii

BAB I PENDAHULUAN …………………………………..……………………………….......1

A. Latar Belakang ………………….………………………………………………………..1

B. Rumusan Masalah ...………………………………….…………………………………..2


C. Tujuan ………………….…………………………….…………………………………..2

BAB II PEMBAHASAN …………………………………..…………………………...……….3

A. Pengertian Pendekatan Pengembangan Kurikulum ……………………………………...3


B. Pendekatan-pendekatan Pengembangan Kurikulum …………………………………….4
1. Pendekatan Akuntabilitas………………………………………………………………...4
2. Pendekatan Subjek Akademis …………………………………………………………...5
3. Pendekatan Humanistik ………………….………………………………………………5
4. Pendekatan Teknologi ………………….………………………………………………..7
5. Pendekatan Rekonstruksi Sosial ………………….……………………………………...9

BAB III PENUTUP …………………………..……………………………….………………12


Kesimpulan …………………………………..……………………………………………..….12
DAFTAR PUSTAKA …………………………………..……………………………………..14

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan yang mengenai tujuan, isi dan
bahan pelajaran serta cara-cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Sedangkan pengembangan
kurikulum merupakan bagian yang esensial dalam proses pendidikan. Sasaran yang dicapai
bukan semata-mata memproduksi bahan pelajaran melainkan lebih dititik beratkan untuk
meningkatkkan kualitas pendidikan. Pengembangan kurikulum merupakan proses faktor
yang harus dipertimbangkan dalam pengembangan kurikulum. Karena pengembangan
kurikulum merupakan alat untuk membantu guru dalam melakukan tugasnya mengajarkan
bahan, menarik minat dan memenuhi kebutuhan masyarakat.

Kurikulum merupakan suatu alat yang dipakai untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional dengan memperhatikan tahap perkembangan peserta didik dan kesesuaiannya
dengan lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta kesenian, sesuai dengan jenis dan jenjang masing masing satuan pendidikan.
Sejalan dengan ketentuan tersebut, perlu ditambahkan bahwa pendidikan nasional berakar
pada kebudayaan nasional dan pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan undang
Undang Dasar 1945.

Dalam pengembangan kurikulum, tidak hanya melibatkan orang yang terkait


langsung dengan dunia pendidikan saja, namun di dalamnya melibatkan banyak orang,
seperti: politikus, pengusaha, orang tua peserta didik, serta unsur-unsur masyarakat lainnya
yang merasa berkepentingan dengan pendidikan.

Selain harus memperhatikan unsur-unsur diatas, di dalam mengembangkan sebuah


kurikulum juga harus menganut beberapa prinsip dan melakukan pendekatan terlebih dahulu,
sehingga di dalam penerapannya sebuah kurikulum dapat mencapai sebuah tujuan seperti
yang di harapkan. Dan pendekatan pengembangan kurikulum akan dijelaskan selengkapnya

1
dalam pembahasan makalah ini yang berjudul “Pendekatan Pengembangan Kurikulum Dan
pembelajaran”.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, maka penyusun merumuskan masalah makalah ini sebagai
berikut:

1. Apa pengertian pendekatan pengembangan kurikulum?

2. Pendekatan apa saja yang digunakan dalam pengembangan kurikulum?

C. Tujuan

Dari rumusan masalah diatas, maka tujuan dari pembuatan makalah ini sebagai
berikut :

1. Mengetahui pengertian pendekatan pengembangan kurikulum

2. Mengetahui Pendekatan yang digunakan dalam Pengembangan Kurikulum

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendekatan Pengembangan Kurikulum

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendekatan berati proses, cara, perbuatan
mendekati; atau usaha dalam rangka aktivitas penelitian untuk mengadakan hubungan
dengan orang yang diteliti, metode untuk mencapai pengertian tentang masalah penelitian.
Jika hal ini dikaitkan dengan kurikulum, maka pendekatan adalah cara kerja dengan
menerapkan strategi dan metode yang tepat dengan mengikuti langkah-langkah
pengembangan yang sistematis agar memperoleh kurikulum yang lebih baik.

Pendekatan adalah cara kerja dengan menerapkan strategi dan metode yang tepat
dengan mengikuti langkah-langkah pengembangan yang sistematis agar memperoleh
kurikulum yang lebih baik.

Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang seseorang terhadap
suatu proses tertentu. Istilah pendekatan merujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu
proses yang sifatnya masih sangat umum. Dengan demikian, pendekatan pengembangan
kurikulum menunjuk pada titik tolak atau sudut pandang secara umum tentang proses
pengembangan kurikulum.

Di dalam teori kurikulum setidak-tidaknya terdapat empat pendekatan yang dapat


digunakan dalam pengembangan kurikulum, yaitu: pendekatan subjek akademis; pendekatan
humanistis; pendekatan teknologis/kompetensi; dan pendekatan rekontruksi sosial.

Ditinjau dari tipologi-tipologi filsafat pendidikan Islam sebagaimana uraian


sebelumnya, maka tipologi perennial-esensialis salafi dan perennial-esensialis mazhabi lebih
cenderung kepada pendekatan subjek akademis dan dalam beberapa hal juga pendekatan
teknologis. Demikian pula, tipologi perennial-esensialis kontektual falsitikatif juga
cenderung menggunakan pendekaran subjek akademis dan dalam beberapa hal lebih
berorientasi pada pendekatan teknologis dan pendekatan humanistis. Tipologi modernis lebih

3
berorientasi pada pendekatan humanistis. Sedangkan tipologi rekonstruksi sosial lebih
berorientasi pada pendekatan rekonstruksi sosial.

B. Pendekatan-pendekatan Pengembangan Kurikulum PAI

Pendekatan dalam pengembangan kurikulum merefleksikan pandangan seseorang


terhadap sekolah dan masyarakat. Para pendidik pada umumnya tidak berpegang pada salah
satu pendekatan secara murni, tetapi menganut beberapa pendekatan yang sesuai. Pendekatan
dalam pengembangan kurikulum itu sangat erat hubungannya dengan teori atau aliran
pendidikan yang dominan. Aliran tersebut adalah pendidikan klasik, pendidikan pribadi,
pendidikan teknologi dan pendidikan interaksionis. Empat teori pendidikan mempunyai
pendekatan yang berbeda dalam praktek pendidikan dan pengembangan kurikulum. Aliran
pendidikan klasik menggunakan pendekatan subyek akademik, aliran pendidikan pribadi
menggunakan pendekatan humanistis, aliran pendidikan teknologi menggunakan pendekatan
teknologis, dan aliran interaksionis menggunakan pendekatan rekonstruksi social.

1. Pendekatan Akuntabilitas

Accountability atau pertanggungjawaban lembaga pendidikan tentang pelaksanaan


tugasnya kepada masyarakat adalah hal yang penting dalam dunia pendidikan. Pendekatan ini
dikenal dengan scientific management manajemen ilmiah yang menetapkan tugas-tugas
spesifik yang harus diselesaikan dalam waktu tertentu dengan sistem accountable,
menentukan standar dan tujuan spesifik yang jelas serta mengatur efektifitasnya berdasarkan
taraf keberhasilan siswa untuk mencapai standar itu.Dengan pendekatan ini yang dapat
dijadikan contoh adalah ujian akademis yang ketat sebagai syarat untuk masuk sekolah atau
universitas.

Pada sisi lain dikemukakan bahwa pendekatan pengembangan kurikulum terdiri atas :

 Pendekatan Administratif (administratif approach)


Yaitu pendekatan pengembangan kurikulum dengan sistem komando dari atas ke
bawah (top-down)

4
 Pendekatan Akar Rumput (grassroots approach)
Yaitu pendekatan pengembangan kurikulum yang diawali oleh inisiatif dari bawah
lalu di sebarluaskan pada tingkat yang lebih luas (bottom up)

2. Pendekatan Subjek Akademis

Kurikulum disajikan dalam bagian-bagian ilmu pengetahuan, mata pelajaran yang di


intregasikan. Ciri-ciri ini berhubungan dengan maksud, metode, organisasi dan evaluasi.
Pendekatan subjek akademis dalam menyusun kurikulum atau program pendidikan
didasarkan pada sistematisasi disiplin ilmu masing-masing. Para ahli akademis terus
mencoba mengembangkan sebuah kurikulum yang akan melengkapi peserta didik untuk
masuk ke dunia pengetahuan, dengan konsep dasar dan metode untuk mengamati, hubungan
antara sesama, analisis data, dan penarikan kesimpulan. Pengembangan kurikulum subjek
akademis dilakukan dengan cara menetapkan lebih dahulu mata pelajaran/mata kuliah apa
yang harus dipelajari peserta didik, yang diperlukan untuk persiapan pengembangan disiplin
ilmu.

Pendidikan agama Islam di sekolah meliputi aspek Al-quran/Hadist, keimanan,


akhlak, ibadah/muamalah, dan tarih/ sejarah umat Islam. Di madrasah, aspek-aspek tersebut
dijadikan sub-sub mata pelajaran PAI meliputi : Al-quran Hadits, Fiqih, Aqidah Akhlaq, dan
sejarah. Kelemahan pendekatan ini adalah kegagalan dalam memberikan perhatian kepada
yang lainnya, dan melihat bagaimana isi dan disiplin dapat membawa mereka pada
permasalahan kehidupan modern yang kompleks, yang tidak dapat dijawab oleh hanya satu
ilmu saja.

3. Pendekatan Humanistik

Pendekatan Humanistik dalam pengembangan kurikulum bertolak dari ide


"memanusiakan manusia". Penciptaan konteks yang akan memberi peluang manusia untuk
menjadi lebih human, untuk memprtinggi harkat manusia merupakan dasar filosofi, dasar
teori, dasar evaluasi dan dasar pengembangan program pendidikan..

5
Kurikulum Humanistis dikembangkan oleh para ahli pendidikan Humanistis.
Kurikulum ini berdasarkan konsep aliran pendidikan pribadi yaitu John Dewey. Aliran ini
lebih memberikan tempat utama kepada siswa. Kurikulum Humanistis ini, guru diharapkan
dapat membangun hubungan emosional yang baik dengan peserta didiknya. Oleh karena itu,
peran guru yang diharapkan adalah sebagai berikut:

1) Mendengar pandangan realitas peserta didik secara komprehensif.

2) Menghormati individu peserta didik.

3) Tampil alamiah, otentik, tidak dibuat-buat.

Dalam pendekatan Humanistis ini, peserta didik diajar untuk membedakan hasil
berdasarkan maknanya. Kurikulum ini melihat kegiatan sebagai sebuah manfaat untuk
peserta dimasa depan. Sesuai dengan prinsip yang dianut, kurikulum ini menekankan
integritas, yaitu kesatuan perilaku bukan saja yang bersifat intelektual tetapi juga emosional
dan tindakan. Beberapa acuan dalam kurikulum ini antara lain:

1) Integrasi semua domain afeksi peserta didik, yaitu emosi, sikap, nilai-nilai, dan domain
kognisi, yaitu kemampuan dan pengetahuan.

2) Kesadaran dan kepentingan.

3) Respon terhadap ukuran tertentu, seperti kedalaman suatu keterampilan.

Kurikulum Humanistis memiliki kelemahan, antara lain:

1) Keterlibatan emosional tidak selamanya berdampak positif bagi perkembangan individual


peserta didik.

2) Meskipun kurikulum ini sangat menekankan individu tapi kenyataannya terdapat


keseragaman peserta didik.

3) Kurikulum ini kurang memperhatikan kebutuhan masyarakat secara keseluruhan.

6
4) Dalam kurikulum ini prisip-prinsip psikologis yang ada kurang terhubungkan.

4. Pendekatan Teknologi

Pendekatan ini memiliki kesamaan dengan pendekatan subyek akademis yang


menekankan pada isi dan materi kurikulum. Tetapi mempunyai perbedaan, yaitu diarahkan
pada penguasaan kompetensi bukan diarahkan pada pengawetan dan pemeliharaan ilmu
pengetahuan. Suatu kompetensi yang besar atau standar diuraikan menjadi kompetensi-
kompetensi yang lebih sempit atau kompetensi dasar, yang ada pada akhirnya menjadi
perilaku-perilaku yang bisa diamati dan diukur. Penerapan teknologi dalam bidang
kurikulum terwujud dalam dua bentuk yaitu bentuk perangkat lunak(software) dan perangkat
keras(hardware). Aplikasi teknologi perangkat lunak disebut juga teknologi system,
sedangkan aplikasi perangkat keras disebut teknologi alat. Teknologi alat lebih menekankan
pada pengunaan alat-alat teknologis yang menunjang efisiensi dan efektivitas program
pendidikan.

Kurikulumya berisi rencana-rencana penggunaan berbagai alat dan media serta


model-model pembelajaran yang banyaj melihat alat. Tanpa bantuan media maka proses
pembelajaran tidak dapat berlangsung, karena perencanaan pembelajaran telah tersusun
terpadu antara kegiatan-kegiatan pendidikan dengan media tersebut. Misalnya pembelajaran
dengan media video, VCD, modul, computer, internet,dan lain-lain. Adapun teknologi sistem
menekankan pada penyusunan program pembelajaran atau perencanaan pembelajaran yang
menggunakan pendekatan sistem, baik dibantu oleh alat dan media maupun tidak. Dalam
teknologi sistem ini pembelajaran tetap dapat berlangsug tanpabentuan media, karena media
itu digunakan jika diperlukan. Pendekatan teknologis dalam menyusun kurikulum atau
program pendidikan bertolak dari analisis kompetensi yang dibutuhkan untuk melaksanakan
tugas-tugas atau pekerjaan tertentu.

Materi yang diajarkan, kriteria evaluasi sukses dan strategi belajarnya ditetapkan
sesuai dengan analisis tugas (job description) tersebut. Rencana dan proses pembelajaran
dirancang sedemikian rupa, sehingga hasilnya dapat dievaluasi dan diukur dengan jelas dan
terkontrol. Dalam menyusun kurikulum, sesungguhnya tidak semua materi pelajaran dapat

7
menggunakan pendekatan teknologis, karena sifat-sifat atau karakter materi pelajaran itu
berbeda. Termasuk dalam pendekatan ini adalah kurikulum berbasis computer yang kini
sedang diterapkan oleh pemerintah.

 Ciri-ciri kurikulum teknologi

a) Tujuan

Tujuan pada kurikulum ini diarahkan pada pengarahan kompetensi yang dirumuskan
dalam bentuk perilaku. Tujuan yang ersifat umum yaitu kompetensi dirinci menjadi tujuan-
tujuan khusus, yang disebut obyektif atau tujuan instruksional atau indicator. Obyektif atau
indicator ini menggambarkan perilaku, perbuatan, atau kecakapan keterampilan yang dapat
diamati atau diukur. Oleh karena itu tujuan pembelajaran sistem teknologi cenderung
memperkuat pentingnya gagasan konvensional dan bagian tradisional dan bagian tradisional
dari subyek akademik.

b) Metode

Pengajaran bersifat individual, tapi peserta didik menghadapi serentetan tugas yang
harus dikerjakannya, dan maju sesuai dengan kecepatan masing-masing. Pada saat tertentu
ada tugas-tugas yang harus dikerjakan secara kelompok. Setiap peserta didik harus
menguasai secara tuntas tujuan-tujuan program pengajaran. Pelaksanaan pengajaran
mengikuti langkah-langkah : 1) Penegasan tujuan Para peserta didik diberi ejelasan tentang
pentingnya mempelajari tujuan dan bahan tertentu. Atau, paling tidak mereka diberi uraian
secara jelas tentang hal yang harus mereka pelajari. 2) Pelaksanaan pengajaran Para peserta
didik belajar secara individual malalui media buku ataupun media elektronik. Dalam kegiatan
belajarnya mereka dapat menguasai keterampilan-keterampilan dasar ataupun perilaku-
perilaku yang dinyatakan dalam tujuan program. Mereka belajar dengan cara memberikan
respon secara cepat terhadap persoalan-persoalan yang diberikan. 3) Pengetahuan tentang
hasil Kemajuan peserta didik dapat segera diketahui oleh peserta didik sendiri, sebab dalam
model kurikulum ini umpan balik selalu diberikan. Para peserta didik dapat segera
mengetahui apa yang telah mereka kuasai dan apa yang masih harus dipelajari lebih serius.

8
c) Organisasi bahan ajar

Bahan ajar atau isi kurikulum banyak diambil dari disiplin ilmu,tetapi telah diramu
sedemikian rupa sehingga mendukung penguasaan suatu kompetensi. Tujuan akhir program
dinyatakan secara tepat dan operasional dan tujuan ini merupakan dasar untuk
mengorganisasikan bahan pembelajaran. Bahan ajar atau kompetensi yang luas/besar dirinci
menjadi bagian-bagian atau subkompetensi yang lebih kecil, yang menggambarkan
objektif/indicator. Urutan dari obyektif-obyektif atau indikator-indikator ini pada dasarnya
menjadi inti organisasi bahan.

d) Evaluasi

Fungsi evaluasi bermacam-macam, sebagai umpan balik bagi peserta didik dalam
penyempurnaan penguasaan suatu susunan pelajaran (evaluasi formatif),umpan balik bagi
peserta didik pada akhir suatu program atau semester (evaluasi sumatif). Evaluasi juga bisa
menjadi umpan balik bagi pendidik dan pengembangan kurikulum untuk penyempurnaan
kurikulum. Evaluasi yang mereka gunakan umumnya berbentuk tes obyektif. Sesuai dengan
landasan pemikiran mereka,bahwa model pengajarannya menekankan sifat ilmiah, bentuk ini
tes dipandang yang paling cocok.

5. Pendekatan Rekonstruksi Sosial

Pendekatan rekonstruksi social bersumber pada aliran interaksional. Pandangannya


adalah bahwa pendidikan bukanlah upaya sendirianm tetapi adalah usaha bersama, kerja
sama dan interaksi. Interaksi ini bukan hanya antara guru dengan murid tetapi juga antara
murid dengan murid, antara murid dengan orang-orang disekitarnya dan dengan berbagai
sumber belajar. Melalui interaki dan kerjasama ini para murid berusaha memecahkan
masalah-masalah dalam masyarakar, menuju tatanan masyarakat yang lebih baik. Dalam
menyusun kurikulum atau program pendidikan keahlian bertolak dari problem yang dihadapi
dalam masyarakat, untuk selanjutnya untuk memerankan ilmu-ilmu dan teknologi serta
bekerja secara kooperatif dan kolaboratif akan dicarikan upaya pemecahannya menuju
pembentukan masyarakat yang lebih baik. Kurikulum tersebut disamping menekankan isi

9
pembelajaran atau pendidikan juga sekaligus menekankan proses pendidikan dan
pengalaman belajar. Pendekatan tersebut berasumsi bahwa manusia adalah makhluk social
yang dalam kehidupannya selalu membutuhkan manusia yang lain, selalu hidup bersama,
berinteraksi dan bekerjasama

 Ciri dari disain Rekonstruksi Sosial yaitu:

a) Tujuan

Tujuannya adalah menghadapkan peserta didik pada tantangan, ancaman, hambatan-


hambatan atau gangguan-gangguan yang dihadapi manusia.

b) Metode

Para pengembang kurikulum berusaha mencari keselarasan antara tujuan-tujuan


nasional dengan tujuan peserta didik. Para pendidik berusaha membantu peserta didik
menemukan minat dan kebutuhannya. Sesuai dengan minat masing-masing peserta didik,
baik dalam kegiatan pleno maupun kelompok- kelompok berusaha memcahkan masalah
social yang dihadapinya.

c) Pola organisasi

Pola organisasi kurikulum disusun seperti sebuah roda. Ditengah-tengahnya sebagai


poros dipilih sesuatu masalah yang menjadi temautama dan dibahas sevara pleno. Dari tema
utama dijabarkan sejumlah topic yang dibahas dalam diskusi-diskusi kelompok, latihan-
latihan, kunjungan dan lainnya. Topic-topik dengan berbagai kegiatan ini merupakan jari-
jari. Suatu kegiatan jari-jari dirangkum menjadi satu kesatuan sebagai bingkai.

d) Evaluasi

Para peserta didik juga dilibatkan. Keterlibatan mereka terutama dalam memilih,
menyusun, dan menilai bahan yang akan diujikan. Soal-soal yang akan diujikan dinilai lebih
dulu baik ketepatan atau keluasan isinya, juga keampuhan menilai pencapaian tujuan-tujuan
pembangunan masyarakat yang sifatnya kualitatif. Evaluasi tidak hanya menilai pengaruh

10
kegiatan yang telah dikuasai peserta didik, tetapi juga menilai pengaruh kegiatan sekolah
terhadap masyarakat. Pengaruh tersebut terutama menyangkut perkembnagna masyarakat
dan peningkatan taraf kehidupan masyarakat.

11
BAB 3

PENUTUP

Kesimpulan

Pembahasan makalah diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa :

1. Pendekatan pengembangan kurikulum ialah cara kerja dengan menerapkan strategi dan
metode yang tepat dengan mengikuti langkah-langkah pengembangan yang sistematis
untuk menghasilkan kurikulum yang lebih baik

2. Pendekatan-pendekatan kurikulum sebagai berikut :

1) Pendekatan accountability atau pertanggungjawaban lembaga pendidikan tentang


pelaksanaan tugasnya kepada masyarakat adalah hal yang penting dalam dunia
pendidikan.

2) Pendekatan Pengembangan Kurikulum Humanistik berpusat pada siswa dan


mengutamakan perkembangan afektif siswa sebagai prasyarat dan sebagai bagian
integral dari proses belajar.

3) Pendekatan Rekayasa Sosial disebut rekonstruksi sosial karena memfokuskan


kurikulum pada masalah-masalah penting yang dihadapi dalam masyarakat,
seperti polusi, ledakan penduduk, rasialisme, interdependensi, global, kemiskinan,
malapetaka akibat kemajuan teknologi, perang dan damai, keadilan sosial, hak
asasi manusia, dan lain-lain.

4) Pengembangan kurikulum subyek akademik dilakukan dengan cara menetapkan


lebih dahulu mata pelajaran/mata kuliah apa yang harus dipelajari peserta didik,
yang diperlukan untuk (persiapan) pengembangan disiplin ilmu.

5) Kurikulum berbasis kompetisi (KBK) dapat diartikan sebagai suatu kurikulum


yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi)
tugas-tugas dengan standar performansi tertentu, sehingga hasilnya dapat

12
dirasakan oleh peserta didik berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi
tertentu.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://anisachy.weebly.com/pendekatan-pengembangan-kurikulum-pai-berbasis-humanistik-
rekonstruksi-sosial-akademik-dan-kompetensi.html

https://educhannel.id/blog/artikel/pendekatan-pengembangan-kurikulum.html

http://kamiluszaman.blogspot.com/2019/07/pendekatan-pengembangan-kurikulum-pai.html?
m=1

https://www.kumpulanmakalahmahmud.com/2013/06/pendekatan-dalam-pengembangan-
kurikulum.html?m=1

14

You might also like