Artikel PDF

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

PENGARUH PERBANDINGAN METODE PEMBELAJARAN PEER TEACHING DAN

PEMBELAJARAN DIRECT INTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR DRIBBLING


SEPAK BOLA DI SMA NEGERI 1 KUBU

ARTIKEL PENELITIAN

OLEH :
MUHAAMMAD TADI KURNIAWAN
NIM. F1102151004

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI


JURUSAN ILMU KEOLAHRAGAAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2019
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PEER TEACHING DAN
PEMBELAJARAN DIRECT INTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR
DRIBBLING SEPAK BOLA
Muhammad Tadi Kurniawan, Victor G. Simanjuntak dan Fitriana Puspa Hidasari
Program Studi Pendidikan Jasmani FKIP Untan Pontianak
Emil : Tedykurniawan183@gmail.com

Abstract
The problems of this research whether peer teaching, learning method and
direct instruction, learning method toward learning outcomes of Dribbling football
in SMA Negeri 1 Kubu. The aim of this research was to find out the effectiveness of
peer teaching, learning method and direct instruction, learning method toward
learning outcomes of Dribbling footballs in SMA Negeri 1 Kubu.The method
applied in this study was an experimental research form True-Experimental Pretest-
Postest Control Group Design. The subject of this research was the students in SMA
Negeri 1 Kubu consists of 24 students. The test of data analysis used parametric t-
test.The results of the study showed that there was a significant influence on the
Peer Teaching Method group, the result of t value (14.38) > t table (1.796) indicates
an increased in the degree of learning outcomes by 40.25%. While in the
Direct Instruction group, the t value (10.38) > t table (1.796) shows an increased in
the degree of learning outcomes of 18.75%. And in the group method of Peer
Teaching and Direct Instruction obtained t value (14.38) > t table (1.796) showed
an increased in learning outcomes of 40.25%. From these results it can be
concluded that the treatment of the Peer Teaching Method has a more significant
effect on the learning outcomes of Football Dribbling than the Direct Intruction
treatment model.
Keywords: Peer Teaching Method, Direct Instruction Model, Football Dribbling

PENDAHULUAN
Pendidikan jasmani adalah kajian ilmu motorik, kemampuan fisik, pengetahuan,
yang lebih ditekankan pada aspek gerak penalaran, penghayatan nilai (sikap-mental-
(psikomotor). Maksudnya adalah pendidikan emosional-spiritual-sosial), dan pembiasaan
jasmani bertujuan untuk meningkatkan kualitas pola hidup sehat yang bermuara untuk
dan perkembangan gerak manusia merangsang pertumbuhan serta perkembangan
mempengaruhinya. Kajian penjas lebih yang seimbang.
ditekankan pada perkembangan gerak, Dengan pendidikan jasmani siswa akan
kebugaran dan kesehatan yang berasal dari memperoleh berbagai ungkapan yang erat
aktivitas gerak atau latihan.Perkembangan dan dengan kaitannya dengan kesan pribadi yang
pelaksanaan pendidikan jasmani dilaksanaan di menyenangkan serta berbagai ungkapan yang
sekolah dengan sasaran peserta didik. kreatif, inovatif, terampil, memilikin kebugaran
Menurut Eg Trisna Rahayu (2013 : 1) jasmani, kebiasaan hidup sehat dan memiliki
pendidikan jasmani merupakan media untuk pengetahuan serta pemahaman terhadap gerak
mendorong perkembangan keterampilan manusia.

3
Keberhasilan proses pembelajaran tidak Metzler, yaitu: direct instruction, Personalized
terlepas dari kemampuan guru System for Instruction (PSI), Cooperative
mengembangkan model pembelajaran yang learning, sport education, peer teaching,
berorientasi pada peningkatan intensits inquiry teaching, and tactical games.
keterlibatan siswa secara efektif di dalam Pelaksanaan belajar mengajar penjasorkes
proses pembelajaran. Model pembelajaran di Kubu SMA Negeri tepatnya di kecamatan
diartikan sebagai prosedur sistematis dalam Kubu, belum sepenuhnya menerapkan model
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk pembelajaran yang sesuai. Hal ini dapat dilihat
mencapai tujuan belajar.Dapat juga diartikan dari masih adanya sebagian guru yang belum
suatu pendekatan yang digunakan dalam sepenuhnya menyiapkan model pembelajran
kegiatan pembelajaran. Jadi, sebenarnya model sebelum.
pembelajaran memiliki arti yang sama dengan Tidak ada pendidikan yang tidak
pendekatan, strategi atau metode pembelajaran. mempunyai sasaran pedagogik, dan tidak
Saat ini telah banyak dikembangkan berbagai ada pendidikan yang lengkap tanpa adanya
macam model pembelajaran. Dalam proses pendidikan jasmani karena gerak sebagai
pembelajaran pendidikan jasmani guru aktivitas jasmani adalah dasar bagi manusia
diharapkan mengajarkan berbagai keterampilan untuk mengenal dunia dan dirinya sendiri yang
gerak dasar, teknik dan strategi permainan dan secara alamiah berkembang searah dengan
olahraga, internalisasi nilai-nilai (sportivitas, perkembangan zaman.
jujur, kerjasama, dan lain-lain) serta Namun kondisi pendidikan di SMA Negeri
pembiasaan pola hidup sehat. Pelaksanaannya 1 Kubu masih memperhatinkan hal ini dilihat
bukan melalui pembelajaran konvensional di dari pada proses pembelajaran jasmani di
dalam kelas yang bersifat kajian teoritis, sekolah guru yang mengajarkan pendidikan
namun melibatkan unsur fisik, mental, jasmani tanpa mengetahui model pembelajaran
intelektual, emosi dan sosial. Aktivitas yang apa yang mereka gunakan padahal kalau para
diberikan dalam pembelajaran harus guru mengetahui sebenarnya ada tujuh model
mendapatkan sentuhan diaktik-metodik, pembelajaran penjas yang dikemukakan oleh
sehingga aktivitas yang dilakukan dapat Metzler, yaitu: direct instruction, Personalized
mencapai tujuan pembelajaran. System for Instruction (PSI), Cooperative
Tidak ada pendidikan yang tidak learning, sport education, peer teaching,
mempunyai sasaran pedagogik, dan tidak ada inquiry teaching, and tactical games.
pendidikan yang lengkap tanpa adanya Pelaksanaan belajar mengajar penjasorkes
pendidikan jasmani karena gerak sebagai di Kubu SMA Negeri tepatnya di kecamatan
aktivitas jasmani adalah dasar bagi manusia Kubu, belum sepenuhnya menerapkan model
untuk mengenal dunia dan dirinya sendiri yang pembelajaran yang sesuai. Hal ini dapat dilihat
secara alamiah berkembang searah dengan dari masih adanya sebagian guru yang belum
pierkembangan zaman. sepenuhnya menyiapkan model pembelajran
Namun kondisi pendidikan di SMA Negeri sebelum melaksanakan pembelajaran dan
1 Kubu masih memperhatinkan hal ini dilihat melakukan evaluasi pembelajaran secara
dari pada proses pembelajaran jasmani di keseluruhan, guru belum seutuhnya
sekolah guru yang mengajarkan pendidikan menyampaikan tujuan dan manfaat materi yang
jasmani tanpa mengetahui model pembelajaran disampaikan pada saat pelaksanaan
apa yang mereka gunakan padahal kalau para pembelajaran.
guru mengetahui sebenarnya ada tujuh model
pembelajaran penjas yang dikemukakan oleh

4
Dimana guru yang mengajar penjasorkes saat proses pelaksanaan berlangsung, guru
masih menggunakan model pembelajaran memegang kendali dalam proses pelaksanaan
direct instruction dalam pembelajaran pembelajaran, sedangkan siswa mengikuti
penjasorkes secara turun-temurun masih pembelajaran yang diberikan oleh guru
digunakan oleh guru, mulai dari tingkat kelas pendidikan jasmani. Siswa akan menerapkan
10, 11 dan 12 SMA Negeri 1 Kubu, sehingga kepada siswa yang lain apa yang diperoleh dari
siswa merasa jenuh, bosan dan kurang serius guru ketika menjadi seorang guru pendidikan
dalam proses pembelajaran karena model yang jasmani.
digunakan dalam mengajar selalu dan terus Dari permasalahan tersebut, peneliti ingin
sama sejak awal hingga akhir pelajaran, mengetahui lebih dalam melalui penelitian
sehingga siswa kurang serius apa yang dengan judul Perbandingan Model Pembelajan
diarahkan oleh guru dan asik berbicara dengan Direct Intruction dan model pembelajaran Peer
teman-temannya sendiri. teaching Penjasorkes di SMA Negeri 1 Kubu
Berdasarkan observasi yang dilakukan Kecamatan Kubu Kabupaten Kubu Raya.
penulis, dalam proses pelaksanaan Penelitian ini diharapkan dapat membantu
pembelajaran guru yang belum menerapkan dalam meningkatkan tercapainya tujuan
model pembelajaran peer teaching hanya pendidikan juga sebagai bahan masukan untuk
menggunakan model direct instruction pada pihak guru dan pihak sekolah dalam
pelaksanaan proses belajar mengajar meningkatkan kualitas pendidikan khususnya
penjasorkes. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.
Dampak dari model pembelajaran direct
instruction yang hanya digunakan guru pada

METODE
Metode yang digunakan dalam Dari penjabaran diatas rancangan desain
penelitian ini adalah metode penelitian penelitian yang digunakan peneliti adalah
eksperimen.Menurut Fajri Ismail (Sanjaya metode True-Experimental Pretest Posttest
.2018 : 51) Metode penelitian eksperimen Control Group Design.
adalah metode penelitian yang digunakan Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
mengetahui pengaruh dari suatu tindakan atau bentuk True-ExperimentalDesign yaitu Two
perlakuan tertentu yang sengaja dilakukan group pretest-posttest design,group A dan
terhadap suatu kondisi tertentu.Kondisi tertentu group B akan dilakukan pretest dan posttest
dalam penelitian eksperimen mensyaratkan media yang sama dengan desain penelitian.
adanya dua kelompok yakni kelompok pertama Populasi dalam penelitian ini adalah
yang diberikan treatment atau perlakuan dan seluruh peserta didik kelas X SMANegeri 1
kelompok lainnya tidak diberikan perlakuan.Di Kubu Kecamatan Kubu Kabupaten Kubu
dalam penelitian eksperimen, kelompok ini Rayayang berjumlah 140 orang. Menurut
disebut dengan kelompok kontrol. Metode Suharsimi Arikunto (2010 :173) populasi
yang digunakan dalam penelitian ini adalah keseluruhan subjek penelitian.
bermaksud untuk mengungkapkan ada Apabila seseorang ingin meneliti semua
tidaknya perbandingan model pembelajaran elemen yangada dalam wilayah penelitian,
direct intruction dan model pembelajaran peer maka penelitiannya merupakan penelitian
teaching pada materi sepak bola di SMAN 1 populasi. Studi atau penelitiannya juga disebut
Kubu Kecamatan Kubu Kabupaten Kubu Raya. studi populasi atau studi sensus.

5
Adapun sampel yang digunakan adalah bola. Tes yang dilakukan bertujuan untuk
peserta didik kelas X ipa 1, X ipa 2, X ips 1 mengetahui hasil perbandingan model
dan X ips 2 di SMAN 1 Kubu yang berjumlah pembelajaran direct instruction dan model
24 orang, dari peserta didik yang berjumlah pembelajaran peer teaching dalam melakaukan
140 dari 4 kelas, dengan menggunakan tes dribbing bola menggunakan kisi – kisi
campuran setiap kelas atau gabungan dari 4 lembar observasi.
kelas. Jumlah keseluruhan peserta didik adalah Analisis data adalah tahap yang sangat
140 dari 4 kelas, jadi sampel yang diambil dari penting dalam penelitian. Karena dengan
140 yaitu 24 peserta didik.Jadi tiap kelas ada adanya analisis data, maka hipotesis yang
perwakilan sebagai sampel. Peneliti ditentukan dapat diuji kebenarannya untuk
menggambil kelas X ipa 1 yang berjumlah 6 selanjutnya bisa diambil suatu kesimpulan.
siswa dan kelas X ipa 2 yang berjumlah 6 Berdasarkan pemaparan diatas, maka analisis
siswa, kelas X ips 1 berjumlah 6 siswa dan data yang dilakukan yaitu uji normalitas, uji
kelas ips 2 berjumlah 6 siswa sebagai sampel homogenitas dan uji t.
perbandingan.
Teknik Pengumpulan Data Melakukan
pengamatan langsung dengan tes dribbling √
sepak bola terhadap model pembelajaran direct
intruction dengan lembar observasi. Keterangan :
Melakukan pengamatan langsung dengan tes = Mean dari perbedaan pretest dan postest
dribbling sepak bola terhadap model = Deviasi masing-masing subjek (d-Md)
pembelajaran peer teaching dengan lembar = Jumlah kuadrat deviasi
observasi. ̅ = Subjek pada sampel
Alat Pengumpulan Data alat =Ditentukan dengan N
pengumpulan data adalah tes passing sepak
Data didapatkan dari hasil tes Pada penelitian ini, proses penelitian
menggiring bola menggunakan lari zig-zag kun dilakukan dengan melihat hasil belajar peserta
sebelum subjek mendapatkan perlakuan dan peserta didik melalui tes awal (pretest)
setelah subjek mendapatkan perlakuan selanjurnya diberikan proses pembelajaran
(treatment)Metode Peer Teaching. Adapun dengan metode peer teaching dan model
distribusi frekuensi data hasil penelitian pembelajaran direct intruction. Proses
tentang hasil belajar menggiring bola dapat pembelajaran atau treatmen dilakukan sebelum
dilihat pada tabel di bawah ini. masuk pada pembelajaran inti atau teknik
Penelitian ini merupakan penelitian sepak bola sebanyak 16 kali pertemuan, dengan
eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar pembelajaran 3 kali seminggu yaitu selasa
yang dimiliki peserta didik hasil belajar yaitu pagi,kamis pagi dan jum’at pagi dan setiap
pembelajaran menggiring bola dengan pertemuan diadakan evaluasi. Maka dari itu
menggunakan metode pembelajaran peer pada pertemuan ke 16, peneliti melihat hasil
teaching dan model pembelajaran direct belajar peserta didik yang cukup signifikan,
intruction yang dilakukan pada peserta peserta kemudian dilakukanlah tes akhir (postest).
didik di SMA Negeri 1 Kubu.

6
Tes akhir dilakukan dengan bertujuan Penelitian ini dilaksanakan di lapangan bola di
untuk membandingkan kemampuan tes SMANegeri 1 Kubu. Pengambilan data pretest
awal(pretest) dan tes akhir (postest)menggiring dan posttest dilaksanakan pada tanggal 22 Juli
bola setelah diberikan metode dan model 2019. Subjek penelitian ini adalah peserta didik
pembelajaran pada masing-masing kelompok di SMA Negeri 1 Kubu dengan jumlah 24
yaitu kelompok metode pembelajaran peer orang. Pemberiann perlakuan Metode Peer
teaching dan kelompok model pembelajaran Teaching dan Model Direct Intruction
direct intruction. dilakukan sebelum pembelajaran yang telah
Data penelitian ini didapatkan dari diberikan guru untuk melihat perbedaan
hasil tes pembelajaran berupa nilair tes hasil pengaruh terhadap hasil belajar menggiring
belajar menggiring bola di SMA Negeri 1 bola peserta didik di SMA Negeri 1 Kubu.
Kubu dengan instrument menggiring bola.

Tabel 1. Data Pretest dan Posttest Metode Peer Teaching


20
NILAI

10 17.42
12.42
0
Pretest Posttest
PERLAKUAN

Gamabar 1 Data Pretest dan Posttest Metode Peer Teaching

Test Mean Max Min Standar Daviasi


Pretes 12,42 17 11 8,26
Postest 17,42 17 14 9,26
Sumber : Hasil Data Penelitian 2019

Berdasarkan histogram di atas adalah posttrest dari model pembelajaran direct


hasil pretest dan posttrest dari metode peer intruction dengan menggunakan dribbling
teaching dengan menggunakan dribbling sepak sepak bola. Dengan data pretest 12 dan posttest
bola. Dengan data pretest 12,42 dan posttest 14,25 dengan data di atas bahwa terdapat
17,42 dengan data di atas bahwa terdapat peningkatan dalam hasil belajar dengan model
peningkatan dalam hasil belajar dengan metode pembelajaran direct intruction dalam
peer teaching dalam menggiring sepak bola. menggiring sepak bola. Dari data pretest
Dari data pretest dengan rata-rata 12,42 nilai dengan rata-rata 12, nilai maksimal 16, nilai
maksimal 17, nilai minimal 11 dan standar minimal 10 dan standar deviasi 2,29. Dan data
deviasi 8,26. Dan data posttest dengan rata-rata posttest dengan rata-rata 17,42, nilai maksimal
17,42, nilai maksimal 20, nilai minimal 14 dan 18, nilai minimal 12 dan nilai standar deviasi
nilai standar deviasi 9,26. Berdasarkan 6,90.
histogram di atas adalah hasil pretest dan

7
Gambar 2. Data Preetest dan Posttest Model Pembelajaran Direct Intruction

20

NILAI
;
10
12 [VALUE
0 ]
Pretest Posttest
PERLAKUAN

Tabel 2 Data Preetest dan Posttest Model Pembelajaran Direct Intruction

Test Mean Max Min Standar Daviasi


Pretes 12 16 10 2,29
Postest 14,25 18 12 6,9
Sumber : Hasil Data Penelitian 2019

Tabel 3. Hasil Uji Normalitas Pretest dan Posttest Metode Peer Teaching dan Model
Pembelajaran Direct Intruction
Kelompok Data xhitung xtabel Keterangan
Metode Perr Teaching Pretest 9,596 7,815 Normal
Postest 15,057 7,815 Normal
Model Direct Intruction Pretest 9,247 7,815 Normal
Postest 12,787 7,815 Normal
Sumber : Hasil Data Penelitian 2019

Berdasakan tabel diatas, diperoleh nilai keputusan nilai Fhitung ≥ Ftabel maka dikatakan
hitung dari masing-masing data pretest dan bahwa data homogen dan jika Fhitung ≤ Ftabel
posttest. Data yang diperoleh menunjukkan maka data tidak homogen. Adapun hasil
semua data berdistribusi normal karena nilai statistik untuk uji homogenitas sebagai berikut.
sig Xhitung>Xtabel yaitu 7,815. Dari data pretest Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui
dan posttest di atas dapat dilihat bahwa semua kesamaan variansi atau untuk menguji bahwa
data normal dengan pretest metode peer data yang diperoleh berasal dari populasi yang
teaching Xhitung 9,596 dan posttest 15,057 homogen. Variansi dikatakan homogen jika
dengan Xtabel 7,815 maka data normal.Pada data nilai Fhitung< Ftabel yaitu 2,76. Hasil uji
model pembelajaran direct intruction dengan homogenitas veriabel penelitian menyatakan
pretest 9,247 dan posttest 12,787 dengan Xtabel bahwa data varians kelompok Metode Peer
7,815 Data normal. Teaching dan kelompok Model Intruction
Dalam statistik uji homogenitas digunakan berdistribusi homogen dengan nilaiFhitung < Ftabel
untuk mengetahui varian dari beberapa yaitu 2,63.
populasi sama atau tidak. Uji homogenitas
varians dilakukan dengan pengambilan

8
Tabel 4. Hasil Uji Homogenitas Pretest dan Posttest Metode Peer Teaching dan Model
Pembelajaran Direct Intruction
Kelompok FHitung FTabel Keterangan
Metode Peer Teaching 1,14 2,76 Homogen
Model Direct Intruction 1,11 2,76 Homogen
Sumber : Hasil Data Penelitian 2019

Tabel 5. Analisis Data Uji t Pretest dan Posttest Metode Peer Teaching – Model Direct
Intruction
Kelompok Analisis Uji t Signifikansi
Metode Peer Teaching Thitung > Ttabel 14,38 > 1,796
Model Direct Intruction Thitung > Ttabel 10,38 > 1,796
Sumber : Hasil Data Penelitian 2019

Dari tabel di atas, pada perhitungan peer teaching dan model direct intruction
kelompok Metode Peer Teaching maka terbukti terdapat perbedaan pengaruh antara
diperoleh thitung sebesar 14,38 dengan db = 12- metode peer teaching dan model direct
1= 11 dengan taraf signifikan 5 % diperoleh intruction terhadap hasil belajar pada peserta
ttabel sebesar 1,796. Karena thitung sebesar 14,38 didik di SMANegeri 1 Kubu., metode peer
> ttabel sebesar 1,796, dapat disimpulkan bahwa teaching dan model direct intruction terbukti
Ha diterima. Artinya metode Pembelajaran diperoleh nilai t (14.38) > t (1,796
hitung tabel
Metode Peer Teaching berpengaruh terhadap
hasil belajar mendribbling bola. Dari )menunjukan perbedaan pengaruh antara
perhitungan kelompok Model direct Intruction, metode peer teaching dan model direct
maka diperoleh thitung sebesar 10,38 dengan db intruction terhadaphasil belajar , dengan
= 12-1= 11 dengan taraf signifikan 5% perbedaan hasil belajar sebesar 18,75%. Pada
diperoleh ttabel sebesar 1,796. Karena thitung perlakuan Metode Peer Teaching peneliti
sebesar 10,38 > ttabel sebesar 1,796, dapat menyimpulkan berdasarkan analisis data
disimpulkan bahwa Ha diterima. Artinya medel bahwa Metode Peer Teaching lebih efektif
pembelajaran direct intruction berpengaruh dalam meningkatkanhasil belajar, yang
terhadap kemampuan mendribbling bola. Dari ditandai dengan hasil menggiring bola pada
perhitungan kelompok Metode Peer Teaching- peserta didik yang menunjukan perbedaan yang
Model Direct Intruction, maka diperoleh thitung lebih signifikan dibandingkan treatment Model
sebesar 10,38 dengan db = 12-1= 11 dengan Direct Intruction. Hal tersebut dikarenakan
taraf signifikan 5 % diperoleh ttabel sebesar Metode Peer Teaching lebih menunjang karena
1,796. Karena thitung sebesar 14,38 > ttabel sebesar pada treatment tersebut terdapat ketidak
1,796, dapat disimpulkan bahwa terdapat seriusan siswa dalam pembelajaran, sehingga
perbedaan pengaruh antara Metode Peer hasil belajar kurang meningkat,. Berdasarkan
Teaching-Model Direct Intruction terhadap uraian di atas bahwa Metode Peer Teaching
hasil belajar menggiring bola. Dapat diketahui lebih efektif dalam meningkatkan
disimpulkan bahwa metode peer teaching lebih hasil belajar menggiring bola
baik dan dapat meningkatkan hasil belajar dibandingkanModel Direct Intruction.
siswa. Hasil analisis dari penelitian ini metode

9
KESIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data, deskripsi, perbedaan hasil belajar menggiring bola
pengujian hasil penelitian, dan pembahasan, sebesar 18,75%.
dapat diambil kesimpulan yaitu: 1. Terdapat Saran
pengaruh yang signifikan pada Metode Peer Berdasarkan kesimpulan penelitian di atas, ada
Teaching terhadap hasil belajar menggiring beberapa saran yang dapat disampaikan yaitu:
bola peserta didik di SMA Negeri 1 Kubu 1.Dalam pembelajaran untuk meningkatkan
denganthitung sebesar 14,38 > ttabel sebesar 1,796, hasil belajar dapat menerapkan Metode
dan menunjukan peningkatan derajat tingkat pembelajaran peer teaching dan Model
hasil belajar sebesar 40,25%. 2.Terdapat pembelajaran Direct Intruction sebelum
pengaruh yang signifikan pada Model pembelajaran untuk meningkatkan hasil
Pembelajaran Direct Intruction terhadap hasil belajar.
belajar menggiring bola peserta didik di SMA 2.Penerapan metode pembelajaran disarankan
Negeri 1 Kubu denganthitung sebesar 10,38 > dalamproses pembelajaran , agar tercapainya
ttabel sebesar 1,796, dan menunjukan suatu tujuan pembelajaran yang diinginkan
peningkatan derajat hasil belajar sebesar yaitu untuk meningkatkan hasil belajar.
18,75%. 3.Penerapan prinsip proses pembelajaran ini
3.Terdapat perbedaan pengaruh pada dilakukan oleh orang guru yang paham betul
Kelompok Metode Peer Teaching dan mengenai metode ini, sebab dalam pelaksanaan
Kelompok Model Direct Intruction terhadap metode ini, kalau tidak dilakukan secara
hasil belajar menggiring bola peserta didik di dengan baik dapat menimbulkan kejenuhan dan
SMA Negeri 1 Kubu dengan thitung sebesar tidak serius dalam pembelajaran.
14,38 > ttabel sebesar 1,796 dan menunjukan

DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, Suharsimi.(2013). Prosedur Belajar Renang Gaya Dada Siswa
Penelitian. Jakarta: PT Renika Cipta Kelas XI Ips 1 SMA Negeri 5.
Darmadi.( 2017). Pengembangan Model Surakarta : Fakultas Keguruan Dan
Metode Pembelajaran Dalam Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Dinamika Belajar Siswa. Yogyakarta : Maret
Deepublish Ismail, Fajri. (2018). Statistika Untuk
Penelitian Pendidika dan Ilmu – Ilmu
Fatmawati.(2015). Desain Laboratorium Skala Sosil. Jakarta : Prenadamedia Group
Mini Untuk Pembelajaran Sains Kristanto, Viqih Hery. (2018). Metodologi
Terpadu.Yogyakarta : Deepublish Penelitian.Yogyakarta : Deepublish
Herawan, Andhica Harfie.(2013).Perbedaan Lefudin.(2017). Belajar dan Pembelajaran
Pengaruh Model Pembelajaran Dilengkapi Dengan Model
Langsung dan Tidak Langsung Pembelajaran dan Metode
Terhadap Hasil Kemampuan Servis Pembelajaran.Yogyakarta :
Atas Sepak Takraw Pada Siswa Deepublish
Ekstrakulikuler SMA MTA. Surakarta: Lugaya, Yugi Rahmanudin. (2017). Pengaruh
:Fakultas Keguruan dan Ilmu Model Pembelajaran Peer Teaching
Pendidikan, Universitas Dan Pembelajaran Direct Intruction
Irawan, Aditya. ( 2010). Penerapan Model Terhadap Jumlah Waktu Aktif Belajar
Pembelajaran Langsung Untuk Dalam Pembelajaran Permainan Bola
Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil

10
Basket. Universitas Indonesia : Program Studi Saputra, Guntur, Kaswari, Atiq, Ahmad. Survei
Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Keterampilan Teknik Dasar Sepak
Rekreasi Departemen Pendidikan Bola Di Kelas XI SMAN 1. Mempawah
Olahraga Hilir : Program Studi Pendidikan
Martono, Nanang. (2016). Metode Penelitian Jasmani dan Rekreasi FKIP Untan
Kuantitatif : Analisis Isi dan Analisis Suherman, Ayi. (2018).Kurikulum
Data Sekunder. Jakarta : PT Pembelajaran Penjas. Sumedang : Upi
Rajagrafindo Persada Sumedang Press
Margono.(2014). Metodologi Penelitian Sugiyono.(2018). Metode Penelitian
Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta Kuantitatif. Bandung : Alfabeta
Prasetya, Mi’raz Galih.(2017). Penerapan (2015). Metode Penelitian Tindakan
Metode Pembelajaran Perr Teaching Komprehensif. Bandung : Alfabeta
untuk Meningkatkan Hasil Belajar (2015). Metode Penelitian Kuantitatif,
Siswa Kelas X Pada Mata Pelajaran Kualitataif, dan R&D.
Dasar Pemprograman Di SMK Negeri Bandung.:Alfabeta Cv
2 Salatiga.Yogyakarta : Fakultas Sugiarto, Eko. (2015). Menyusun Proposal
Teknik Universitas Negeri. Penelitian Kuantitatif : Skripsi dan
Rahayu ,Ega, Trisna.(2013).Strategi Tesis.Yogyakarta : Suaka Media
Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Trianto.(2007). Model Pembelajaran Terpadu
Bandung : Alfabeta,Cv Dalam Teori dan Praktek. Jakarta :
Rosdiani, Dini.(2012). Model Pembelajaran Perpustakaan Nasional
Langsung dalam Pendidikan Jasmani Zahriani, (2014). Kontektualisasi Direct
dan Kesehatan. Bandung : Alfabeta Instruction Dalam Pembelajaran
Sugiarto, Eko. (2015). Menyusun Sains. Banda Aceh :Program Studi
Proposal Penelitian Magister Pendidikan Biologi Unsyi
Kuantitatif.Yogyakarta : Suaka Media

11
12

You might also like