Professional Documents
Culture Documents
Materi Mengajar PPPL 2
Materi Mengajar PPPL 2
Materi Mengajar PPPL 2
Bagian ketiga dari Perjanjian Lama disebut Sastra terdiri dari 5 kitab: Ayub; Mazmur; Amsal;
Pengkhotbah dan Kidung Agung. Kitab” ini di bagi dua bagian yakni: Syair/puisi Ibrani (Mzm,
Kidung Agung) dan Hikmat (Ayub, Amsal, Pengkhotbah)
PUISI IBRANI
Salah satu ciri khas puisi Ibrani ialah kesejajaran arti antara dua atau tiga baris pd setiap ayat.
Ada 3 bentuk kesejajaran:
1. Kesejajaran persamaan (2 atau 3 baris hampir sama artinya)
2. Kesejajaran pertentangan (baris kedua bertentangan dgn baris pertama)
3. Kesejajaran perlengkapan (baris kedua melengkapi baris pertama)
Ketiga jenis kesejajaran ini dapat terlihat dalam Mazmur 1. Kesejajaran persamaan terdapat
dalam ayat 1,2,3 dan 5. Kesejajaran pertentangan ayat 6. Kesejajaran perlengkapan ayat 4.
Langkah-Langkah Penafsiran Puisi Ibrani.
Analisa. Menganalisa perikop/bagian-bagian menurut unsur-unsur sifat nats tersebut.
Mengenal gaya bahasa puisi.
Aleterasi, pengulangan bunyi konsunan dari kata-kata
Menjaga keindahan puisi tersebut.
Kajian kitab Mazmur (Yun: Mizmor ; Ingg: Psalms).
Penulis
Kitab Mazmur merupakan kumpulan nyanyian rohani, doa dan sanjak. Mazmur” ini ditulis lebih
dari 1 org. Sering disebut Mazmur Daud, karena ½ bagian ditulis oleh Daud. Adapun penulis lain
seperti: Anak-anak Korah (42-49; 51-71); Asaf dan Yedutum (50; 73-83); Kheman (88); Etan
(89); Salomo (72; 127) ; Musa (90). Pasal terpendek adalah 117 dan pasal terpanjang adalah 119.
Dalam PB ada banyak kuitpan ktb Mzm baik secara lgsg (79x) maupun tdk lgsg (333x).
Jenis-Jenis Mazmur
1. Nyanyian pujian/memuji Allah (8;19;46;100,103;150)
2. Doa keluhan syafaat/memohon pertolongan/pengampunan (umat n pribadi) (74;79;80;
22;38;42-43;51;139)
3. Nyanyian syukur/krn pertolongan Allah (9;23;30;34;66)
4. Mazmur Kerajaan (93;97;45;72;2;110)
5. Pertobatan/pengakuan dosa (paling terkenal adalah Maz 51; 32; 38)
6. Pengakuan iman (kepada Tuhan sebagai raja, pemerintah dan hakim serta pengatur alam
semesta : 19;93;96;99;104)
7. Khotbah (membicarakan hikmat dan kuasa Tuhan misalnya 78;112;113;119)
8. Mesias (22;45;110)
Tema Pokok
Allah. Para pengarang menekan bahwa:
1. Allah adalah pencipta (8,104) dan sampai sekarang ia masih memelihara alam
semesta (29)
2. Allah raja atas alam semseta (96-99)
3. Pememrintahan allah adalah pemerintah yang adil benar (11,75)
4. Kebaikan Tuhan tidak dapat dipisahkan dari kekudusannya (34,103)
5. Allah mempunyai pemerintahan yang universal (67)
6. Allah adalah gembala yang baik bagi umatNya (23)
7. Allah mewahyukan diriNya kepada manusia melalui tiga cara: alam semseta
(8,19,104); Sejarah manusia (78,81,105,106,107,114) dan firmanNya (1,19,25,119)
Kutuk atas musuh (35,58, 59, 69,109)
Ajaran tentang Mesias. Salah satu kepercayaan yang terpenting bagi orang Israel adalah
Pengharapan akan seorang Mesias. Zaman pemerintahan Mesias digambarkan dalam Maz
2 dan juga dalam Maz 110 Mesias adalah raja, Imam dan Hakim yang duduk di sebelah
kanan Allah. pemerintahanNya bersifat kekal (45) dan universal (72).
Kitab Mazmur terdiri dari 150 pasal yang dibagi dalam lima (5) jilid, yakni:
Jilid 1 Pasal 1-41
Jilid II pasal 42-72
Jilid III Pasal 73-89
Jilid IV Pasal 90 – 106
Jilid V Pasal 107 – 150
Mazmur jilid I adalah Mazmur karangan Daud. Bagian Maz 42-89 mengambil Maz dari tiga
sumber utama yakni: Bani Korah, Daud dan Asaf. Kebayakan Maz 90-150 tidak menyebut sama
sekali penulisnya.
Permasalahan yang perlu direnungkan dan dapat diambil hikmatnya adalah “Mengapa orang
benar dibiarkan Allah menderita”?.
Kitab Ayub memberi kunci bagi setiap orang yang menderita: seharusnya menerima penderitaan
yang di izinkan oleh Allah dan tetap memuji Dia, dengan penuh keyakinan akan kebaikan-Nya
sebagaimana diungkap poleh Ayub: “ Aku dilahirkan tanpa membawa apa-apa, dan aku akan
kembali tanpa membawa apa-apa. Tuhan yang memberi dan Tuhan pula yang mengambil.
Terpujilah namaNya” (Ayub 1:21). Pengalaman iman Ayub menghantar pada suatu
pengharapan kemenangan di balik penderitaan yakni hikmat terbesar Ayub 42:2; “aku tahu,
bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu yang gagal”.
Penulis Kitab Ayub tidak diketahui, beberapa saran telah dikemukakan: Ayub, Elihu, Musa,
Salomo, Yesaya, Hizkia dan lainnya. Tidak ada seorangpun yang dapat dikatakan dengan pasti.
Hanya satu hal yang pasti penulis adalah seorang Yahudi yang setia. Pokok Kitab Ayub
bukanlah pertobatan seorang yang berdosa, melainkan pengabdian seorang yang saleh.
Tema Kitab Ayub adalah penderitaan. Tempat terjadinya peristiwa dalam Ayub ialah “di
tanah Us”. Lokasinya yang tepat belum diketahui dengan pasti. Namun bukti dalam Alkitab
menunjuk kepada daerah sebelah timur dari Libanon bagian selatan.
3. Kunjungan Elifas, Bildad dan Zofar (3 – 31). Pencobaan yang terberat terjadi, ketika ketiga
orang sahabatnya, yaitu Elifas, Bildad dan Zofar datang untuk menyatakan simpati, tetapi
akhirnya mengecam dirinya. Pada hakekatnya, mereka hanya menyatakan persoalan yang
sangat ditakuti Ayub. Secara tidak langsung mereka mengatakan bahwa orang - orang
beragama akan menganggap Ayub sebagai orang munafik, seorang yang berbuat jahat
dengan sembunyi - sembunyi, karena ia ditimpa berbagai malapetaka yang begitu hebat.
Pidato mereka dan jawaban Ayub mengambil tempat sebagian besar dalam kitab Ayub.
Falsafah mereka ditujukan kepada orang yang terkena bencana itu dalam tiga rentetan pidato,
yang dijawab oleh Ayub dengan perkataan yang membela dirinya.
4. Pidato Elihu (32 – 37). Sementara pidato Elifas, Bildad dan Zofar berlangsung, ada seorang
yang mendengarkan dengan penuh perhatian. Karena usianya yang muda dan kurang
berpengalaman, ia tidak diizinkan untuk ikut bicara. Walaupun Elihu masih muda, namun ia
mendapati bahwa kebijaksanaan tidak hanya dimiliki oleh orang yang sudah lebih tua atau
cendekiaawan. Ketika Elifas, Bildad dan Zofar tidak dapat meyakinkan Ayub bahwa
penderitaannya itu akibat dosa, Elihu tampil dan memberikan sanggahan baru. Ia
menyalahkan ketiga sahabat itu, sebab mereka dengan tidak adil menuduh Ayub sebagai
orang yang munafik, ia juga menyalahkan Ayub sebab menuduh Allah tidak adil. Ia
memperingatkan mereka seemua agar menyaksikan kebesaran Allah dalam penciptaan dan
kebaikan-Nya yang dinyatakan-Nya itu. Elihu ialah “wasit” yang diingini Ayub (9:33),
karena Elihu berpendapat bahwa penderitaan mempunyai faedah sebagai pengajaran dan
bahwa pada akhirnya Allah mempunyai maksud yang baik untuk orang yang menderita. Dia
menjelaskan bahwa tidak ada perbedaan moral diantara mereka bertiga dengan Ayub, mereka
semuanya orang berdosa yang membutuhkan juruselamat.
5. Teguran Allah : Pasal 38 – 41. Ayub mengeluh bahwa Allah berdiam diri dan tidak
memperhatkan ratap tangisnya, tetapi stelah pidato Elihu, datanglah jawaban Allah. Dalam
pasal ini yang merupakan bagian yang terindah di dalam Alkitab, Allah menjawab Ayub dan
temanya ialah diri-Nya sendiri. Elihu telah mengemukakan hikmat dan kuasa Allah, kini
Allah menyatakan diri-Nya sendiri. Nyatalah bahwa Allah tidak memberi keterangan tentang
penderitaan Ayub, tidak memberi keputusan tentang pokok perdebatan mereka dan tidak juga
menawarkan ganti rugi kepada hamba-Nya karena penderitaannya itu. Ia menunjukkan bahwa
tindakan-Nya terhadap Ayub tidak dapat dikecam.
6. Pemulihan Ayub : Pasal 42. Sebagai akibat pernyataan Allah ini, Ayub membenci dirinya
sendiri. Kemudian ia disuruh menaikkan doa untuk ketiga temannya dan dengan demikian
nama baiknya dipulihkan dipemandangan mereka. Demikianlah Ayub, seperti Nuh dan
Daniel, menjadi perantara yang agung. Tidak hanya nama baiknya dipulihkan, tetapi ia juga
hidup cukup lama sehingga dapat melihat anak - anak dan cucunya, hartanya yang mula -
mula dilipatgandakan dan ia mendapatkan kembali martabat dan kemakmurannya yang
semula.
Penulis:
Menurut tradisi baik dari orang Yahudi maupun Kristen, kitab ini merupakan satu kesatuan,
karangan Nabi Yesaya sendiri sebagai penulis. Namun ada beberapa teori yang mengatakan
bahwa bahwa Kitab Yesaya terdiri dari tiga bagian yakni : Pasal 1-39 ditulis oleh Yesaya; Pasal
40-66 40-55 disebut Yesaya kedua (Deutero Isaiah) dan pasal 56-66 disebut Yesaya ketiga
(Trito Isaiah) sehingga dikatakan ada orang lain yang menulis “Yesaya kedua” pada zaman
pembuangan. Beberapa alasan yang merupakan dukungan terhadap teori ini adalah :
Suasana dan keadaan yang tercermin dalam pasal 1-39 berbeda sama sekali dengan pasal
40-66.
Pasal 46-40 mencatat peristiwa-peristiwa yang terjadi 150 tahun sesudah peristiwa-
peristiwa dalam pasal 1-39
Nama Yesaya tidak disebutkan sama sekali dalam pasal 40-66 walaupun dalam pasal 1-
39 lebih sering menyebut nama Yesaya.
Kitab Yesaya merupakan satuan kesatuan yang ditulis oleh Nabi Yesaya sendiri dengan
memperhatikan beberapa factor:
Tuhan Yesus dan penulis-penulis PB 21X mengutip dari bagian kitab Yesaya dengan
selalu beranggapan Yesaya sendiri penulisnya, Misalnya: Mat 3:3/Yes 40:3; Mat 12:17-
21/42:1-4; Yoh 12:38/Yes 53:1, dst.
Nama nabi Yesaya melambangkan beritanya. Arti nama yesaya adalah Keselamatan dari
Allah, dan ini merupana inti berita seluruh kitab Nabi Yesaya (40-66)
Dari segi theology pasal 40-66 dipandang sebagai jawaban terhadap problema-problema
yang ditimbulkan oleh nubuatan dalam pasal 1-39.
Tema: Hukuman & Keselamatan
Tanggal Penulisan: Kitab Yesaya ditulis dalam kurun waktu antara tahun 701- 681 SM.
Tujuan Penulisan: Nabi Yesaya dipanggil untuk bernubuat kepada Kerajaan Yudea. Yudea saat
itu sedang melewati masa kebangkitan rohani dan masa pembangkangan. Yudea terancam
binasa oleh kerajaan Asyur dan Mesir, tetapi bisa terhindar oleh karena belas kasih Allah.
Yesaya menyatakan pesan tentang pertobatan dan pengharapan atas penyelamatan Allah di masa
depan.
Isi Kitab : Kitab Yesaya terbagi atas 66 pasal. Isi Kitab ini dibagi ke dalam dua bagian utama.
Bagian pertama adalah nubuatan tentang hukuman yang akan jatuh atas bangsa Israel dan
bangsa-bangsa lain. Bagian kedua adalah penghiburan tentang anugerah Allah yang ada di dalam
Yesus Kristus, di mana kelahiran, penderitaan dan kemenangan Yesus dinubuatkan dengan jelas.
Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Yesaya
Pasal 1-35 (Yes 1:1-35:10 ). Israel, Umat Allah yang tidak setia.
Pasal 36-39 (Yes 36:1-39:8 ). Hizkia, hamba Allah yang penakut. Hizkia sangat takut
kepada Babel, sehingga ia memperlihatkan semua apa yang ada dalam kerajaannya.
Pasal 40-66 (Yes 40:1-66:24 ). Nubuatan tentang Yesus Kristus, hamba Allah yang
setia. Dalam pasal-pasal ini, ada 3 bagian besar, yaitu: Pemberitaan tentang kemuliaan
Allah dalam memberikan penyelamatan dan penghiburan kepada bangsa Israel (pasal 40-
48). Pemberitaan tentang kedatangan seorang penyelamat bangsa Israel dan penyelamat
bangsa lain. Dan juga pemberitaan tentang penderitaan yang akan dialami oleh
penyelamat (pasal 49-53). Pemberitaan keselamatan dan keadaan masa depan dalam
pemerintahan raja (Penyelamat) yang kekal (pasal 54-66).
Rangkuman:
Kitab Yesaya menyatakan penghakiman dan penyelamatan Allah. "Kudus, kudus, kuduslah"
Allah (Yesaya 6:3). Karena itu, Ia tidak dapat membiarkan dosa tanpa dihukum (Yesaya 1:2;
2:11-20; 5:30; 34:1-2; 42:25). Yesaya menggambarkan penghakiman Allah yang akan datang
sebagai "api yang tidak dapat dipadamkan" (Yesaya 1:31; 30:33).
Pada waktu bersamaan, Yesaya mengerti bahwa Allah memiliki belas kasih, pengampunan, dan
rahmat (Yesaya 5:25; 11:16; 14:1-2; 32:2; 40:3; 41:14-16). Bangsa Israel (baik Yudea maupun
Israel) dianggap sudah buta dan tuli terhadap perintah-perintah Allah (Yesaya 6:9-10; 42:7).
Yudea diibaratkan sebagai kebun anggur yang selayaknya, dan akan, terinjak (Yesaya 5:1-7).
Hanya karena kemurahanNya dan janjiNya kepada Israel, Allah tidak membiarkan Israel atau
Yudea binasa secara total. Ia akan menyediakan pemulihan, pengampunan, dan penyembuhan
(43:2; 43:16-19; 52:10-12).
Kitab Yesaya banyak membahas soal keselamatan yang akan datang melalui Mesias
dibandingkan kitab-kitab lain di dalam Perjanjian Lama. Mesias dinyatakan akan memerintah
dengan adil dan benar (Yesaya 9:7; 32:1). Pemerintahan Mesias akan membawa damai dan aman
kepada Israel (Yesaya 11:6-9). Melalui Mesias, Israel akan menjadi pelita bagi bangsa-bangsa
(Yesaya 42:6; 55:4-5). Kerajaan Mesias di bumi (Yesaya pasal 65-66) merupakan tujuan yang
dirujuk oleh kitab Yesaya.
Di masa bertahtanya Mesias, kebenaran Allah akan terungkap secara jelas bagi dunia.
Sebagai paradoks, kitab Yesaya juga menggambarkan Mesias sebagai sosok yang menderita.
Yesaya pasal 53 dengan jelas menggambarkan penderitaan Mesias yang disebabkan dosa
manusia. Melalui lukaNya, penyembuhan itu didapatkan. Melalui penderitaanNya, kesalahan
kita dihapuskan. Kontradiksi ini telah dijawab melalui diri Yesus Kristus. Pada kedatanganNya
yang pertama, Yesus adalah hamba yang menderita, seperti yang dimaksud kitab Yesaya pasal
53. Pada kedatanganNya yang kedua, Yesus akan menjadi Raja yang bertahta dan memerintah
sebagai Raja Damai (Yesaya 9:6).
Bayangan: Sebagaimana tertulis di atas, pasal 53 kitab Yesaya menggambarkan kedatangan
Mesias dan penderitaan yang harus Ia alami untuk melunasi dosa kita. Dalam kedaulatanNya,
Allah telah merancang semua detail penyaliban sebagai penggenapan atas pasal ini, beserta
berbagai nubuatan Mesias lainnya dalam Perjanjian Lama. Gambaran yang kita peroleh dari
pasal 53 sangat jelas mengenai kejelasan Injil.
Kesimpulan/penerapan
Kitab Yesaya mengajarkan tentang kekudusan Allah, karena Allah juga menuntut hidup yang
kudus dari umat-Nya. Kitab Yesaya mengajarkan bahwa kelahiran dan penderitaan dari Tuhan
Yesus sudah menjadi rencana Allah.
Kitab Yesaya menegaskan bahwa Yesus Kristus adalah perwujudan daripada Allah yang
perkasa, Penasehat yang Ajaib, Bapa yang kekal, dan Raja Damai. Kitab Yesaya mengajarkan
bahwa dunia akan mengalami masa penghukuman atau kehancuran. Kitab Yesaya menegaskan
bahwa Kristus Yesus merupakan korban dari dosa-dosa manusia.
Penulis: Kitab Yeremia 1:1; 7:1; 14:1 menyatakan Nabi Yeremia sebagai penulis kitab ini. Ia
mempunyai seorang jurutulis yang bernama Barukh. Cetakan pertama dibakar oleh raja
Yoyakhim (36:32).
Tanggal Penulisan: Kitab Yeremia diperkirakan dituliskan dalam kurun waktu tahun 630-580
SM.
Tujuan Penulisan:
Kitab Yeremia mencatat beberapa nubuat kepada Yudea, sebuah peringatan mengenai
kehancuran yang akan terjadi jika bangsa itu tidak bertobat. Yeremia berseru supaya bangsa itu
beralih kembali kepada Allah. Pada waktu bersamaan, Yeremia juga menyadari kebinasaan
Yudea tak terhindarkan karena praktik berhala dan kemerosotan moralnya.
Ayat Kunci: Yeremia 1:5, Yeremia 17:9, Yeremia 29:10-11, "
Kitab Yeremia dapat dibagi dalam beberapa bagian seperti yang berikut ini:
1. Pesan dari Tuhan kepada bangsa Yehuda dan penguasa-penguasanya pada masa
pemerintahan Yosia, Yoahas, Yoyakim, Yoyakhin, dan Zedekia.
Petikan-petikan dari buku catatan Barukh juru tulis Yeremia, termasuk berbagai nubuatan
dan peristiwa penting dalam kehidupan Yeremia.
2. Pesan dari Tuhan tentang berbagai bangsa asing. Catatan pelengkap mengenai kisah
jatuhnya Yerusalem dan pembuangan ke Babel.
Rangkuman:
Kitab Yeremia menyatakan pesan mengenai penghakiman atas Yudea terkait penyembahan
berhalanya yang dilakukan secara masif (Yeremia 7:30-34; 16:1-13; 22:9; 32:29; 44:2-3).
Yeremia mencatat penaklukan Yudea di bawah Raja Nebukadnezar (Yeremia 24:1). Setelah
kembali mengadakan pembangkangan, Allah kemudian membawa Nebukadnezar kembali
bersama bala tentara Babel untuk menghancurkan Yudea dan Yerusalem (Yeremia pasal 52).
Di tengah hukuman yang keras itu, Allah menjanjikan pemulihan Yudea; bahwa mereka akan
kembali ke tempat yang Allah berikan bagi mereka (Yeremia 29:10).
Yermia adalah seorang keturunan imam (1:1), dan sudah dikemukakan juga bahwa dia mungkin
mempunyai hubungan famili dengan keluarga raja oleh karena rupanya dia tidak mendapatkan
rintangan kalau sewaktu-waktu masuk istana.
Dia seorang yang sangat mengasihi bangsanya sendiri. Dia merasa Tuhan yang akan menimpa
mereka, maka dia terus mengiginkan agar mereka bertobat dan kembali kepada Tuhan supaya
hukuman itu dapat dihindarkan. Di dalam perasaannya sendiri dia sangat menderita karena
beritannya disalah-fahami dan ditolak oleh bangsanya. Kadang-kadang dia merasa putus asa dan
menganggap pelayanannya sia-sia saja (20:7-8,10,14-18), namun akirnya dia tetap setia pada
panggilannya (20:9) dan berdasarkan kepada Tuhan (20:12-13; 15:16).
Ajaran :
1. Kitab Daniel sangat menekankan kedaulatan dan kekusaan Allah dalam segala urusan
manusia baik perorang maupun unifersal (1 : 9, 12, 17; 5 : 18,26-28)
2. Melalui mempelajar Nebukatnezar dan penglihatan yang diberikan kepada Daniel,
dinubuatkan dengan jelas tentang kedatangan Mesias untuk Merajai bumi (2 : 34-35, 44-
45; 7 : 13-14).
3. Ajaran tentang kebangkitan/ kehidupan sesuadah mati sangat jelas (12 :2-3).
4. Teladan Daniel dan kawan-kawan dalam hal doa sangat besar pengaruhnya (2:17-23).
KAJIAN KITAB HOSEA
Latar Belakang Kitab
Hosea bernubuat pada abad ke-8 sebelum Masehi. Nubuatannya ditujukan kepada umat di
Kerajaan Israel Utara, empat puluh tahun menjelang runtuhnya kota Samaria. Dosa bangsa Isreal
yang menonjol pada masa itu adalah dibidang moral dan politik (2 Raj 14:23-17:41). Dalm
ubuatan Hosea Israel digambarkan sebagai seorang isteri yang tidak setia kepada suaminya,
seperti Gomer (isteri Hosea). Gomer sering meninggalkan Hosea untuk mengikuti laki-laki lain,
menggambarkan Israel meninggalkan Allah untuk menyembah berhala meski Allah selalu
menunjukan kasih setiannya kepada mereka.
Tema : Kasih Setia
Penulis dan Waktu Penulisan
Kitab Hosea ditulis oleh Hosea sendiri walaupun tidak terpadat banyak keterangan tentang diri.
Kitab Hosea ditulis di Kerajaan Utara Israel sesuai dengan tujuan nubuatan Hosea. Hosea hidup
sezaman dengan Yesaya dan Amos.
Garis Besar
Pasal 1-5 : Perkawinan Hosea
Pasal 4-13 : Umat Israel yang tidak setia kepada Allah
Pasal 14 : Pertobatan dan keselamatan
Ringkasan:
1. Hubungan Israel denga Allah. Bagian ini perkawinan Hosea melambangkan hubungan
kasih antara Allah dengan umatNya serta kehancuran hubungan itu. Hosea mengawini
seorang perempuan yang mulanya setia dan mereka mendapat tiga anak yang nama-
namanya juga menjadi berita penghukuman bagi Israel (1:11-12).
2. Dosa Israel mengakibatkan penghukuman. Bukti pelanggaran bidang moral dan politik
seperi : pengutukan, pembohongan, pembunuhan, pencurian, perzinahan, kekerasan dan
kelalalian dalam pengenalan akan Allah (4:1-6).
3. Penyembahan berhala digambarkan sebagai perzinahan rohani yang mengakibatkan
penghukuman (4:7-19)
4. Kesedihan Allah dan kasihNya terhadap umatNya digambarkan dengan sangat indah
dalam pasal 11:1-9.
5. Pertobatan sungguh-sungguh meliputi pengakuan dosa dan seterusnya kesetian Tuhan
saja (14:2-4). Akibat dari pertobatan adalah perdamaian dan pembaharuan (14:5-9).