Materi Mengajar PPPL 2

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 33

PENGANTAR SASTRA PUISI DAN SASTRA IBRANI

Bagian ketiga dari Perjanjian Lama disebut Sastra terdiri dari 5 kitab: Ayub; Mazmur; Amsal;
Pengkhotbah dan Kidung Agung. Kitab” ini di bagi dua bagian yakni: Syair/puisi Ibrani (Mzm,
Kidung Agung) dan Hikmat (Ayub, Amsal, Pengkhotbah)
PUISI IBRANI
Salah satu ciri khas puisi Ibrani ialah kesejajaran arti antara dua atau tiga baris pd setiap ayat.
Ada 3 bentuk kesejajaran:
1. Kesejajaran persamaan (2 atau 3 baris hampir sama artinya)
2. Kesejajaran pertentangan (baris kedua bertentangan dgn baris pertama)
3. Kesejajaran perlengkapan (baris kedua melengkapi baris pertama)
Ketiga jenis kesejajaran ini dapat terlihat dalam Mazmur 1. Kesejajaran persamaan terdapat
dalam ayat 1,2,3 dan 5. Kesejajaran pertentangan ayat 6. Kesejajaran perlengkapan ayat 4.
Langkah-Langkah Penafsiran Puisi Ibrani.
 Analisa. Menganalisa perikop/bagian-bagian menurut unsur-unsur sifat nats tersebut.
 Mengenal gaya bahasa puisi.
 Aleterasi, pengulangan bunyi konsunan dari kata-kata
 Menjaga keindahan puisi tersebut.
Kajian kitab Mazmur (Yun: Mizmor ; Ingg: Psalms).
Penulis
Kitab Mazmur merupakan kumpulan nyanyian rohani, doa dan sanjak. Mazmur” ini ditulis lebih
dari 1 org. Sering disebut Mazmur Daud, karena ½ bagian ditulis oleh Daud. Adapun penulis lain
seperti: Anak-anak Korah (42-49; 51-71); Asaf dan Yedutum (50; 73-83); Kheman (88); Etan
(89); Salomo (72; 127) ; Musa (90). Pasal terpendek adalah 117 dan pasal terpanjang adalah 119.
Dalam PB ada banyak kuitpan ktb Mzm baik secara lgsg (79x) maupun tdk lgsg (333x).
Jenis-Jenis Mazmur
1. Nyanyian pujian/memuji Allah (8;19;46;100,103;150)
2. Doa keluhan syafaat/memohon pertolongan/pengampunan (umat n pribadi) (74;79;80;
22;38;42-43;51;139)
3. Nyanyian syukur/krn pertolongan Allah (9;23;30;34;66)
4. Mazmur Kerajaan (93;97;45;72;2;110)
5. Pertobatan/pengakuan dosa (paling terkenal adalah Maz 51; 32; 38)
6. Pengakuan iman (kepada Tuhan sebagai raja, pemerintah dan hakim serta pengatur alam
semesta : 19;93;96;99;104)
7. Khotbah (membicarakan hikmat dan kuasa Tuhan misalnya 78;112;113;119)
8. Mesias (22;45;110)
Tema Pokok
 Allah. Para pengarang menekan bahwa:
1. Allah adalah pencipta (8,104) dan sampai sekarang ia masih memelihara alam
semesta (29)
2. Allah raja atas alam semseta (96-99)
3. Pememrintahan allah adalah pemerintah yang adil benar (11,75)
4. Kebaikan Tuhan tidak dapat dipisahkan dari kekudusannya (34,103)
5. Allah mempunyai pemerintahan yang universal (67)
6. Allah adalah gembala yang baik bagi umatNya (23)
7. Allah mewahyukan diriNya kepada manusia melalui tiga cara: alam semseta
(8,19,104); Sejarah manusia (78,81,105,106,107,114) dan firmanNya (1,19,25,119)
 Kutuk atas musuh (35,58, 59, 69,109)
 Ajaran tentang Mesias. Salah satu kepercayaan yang terpenting bagi orang Israel adalah
Pengharapan akan seorang Mesias. Zaman pemerintahan Mesias digambarkan dalam Maz
2 dan juga dalam Maz 110 Mesias adalah raja, Imam dan Hakim yang duduk di sebelah
kanan Allah. pemerintahanNya bersifat kekal (45) dan universal (72).
Kitab Mazmur terdiri dari 150 pasal yang dibagi dalam lima (5) jilid, yakni:
 Jilid 1 Pasal 1-41
 Jilid II pasal 42-72
 Jilid III Pasal 73-89
 Jilid IV Pasal 90 – 106
 Jilid V Pasal 107 – 150
Mazmur jilid I adalah Mazmur karangan Daud. Bagian Maz 42-89 mengambil Maz dari tiga
sumber utama yakni: Bani Korah, Daud dan Asaf. Kebayakan Maz 90-150 tidak menyebut sama
sekali penulisnya.

KAJIAN KITAB KIDUNG AGUNG


Kidung Agung (Ibrani: Shir-HaShirim) adalah sebuah kumpulan syair-syair cinta. Sering
ditafsirkan sebagai sebuah representasi kiasan dari hubungan Allah dengan Israel atau dengan
orang Kristen atau dengan Gereja yang sangat intim sehingga diibaratkan seperti hubungan
perkawinan.
Kidung Agung berbicara tentang cinta, inilah tema sentral dalam kitab ini. Kekasih laki-laki dan
kekasih perempuan yang sedang dilanda cinta, menjadi lakon utamanya. Mereka berbicara
mengenai kisah cinta mereka, misal tentang kekagumannya terhadap pasangannya, kerinduan
yang amat, juga menceritakan pertemuan mereka.
Penulis
Kitab Kidung Agung yang di tulis oleh raja Salomo (1:1,5;3:7,9,11; 8:11) sesuai pendapat
tradisional. Salomo seorang ahli bercinta yang menuliskan sebuah koleksi dari puisi Ibrani kuno
untuk merayakan pengalaman-pengalaman yang dipenuhi dengan keindahan, kekuatan,
kegelisahan, penderitaan dan sukacita dari kehidupan seksual dari seorang pecinta dengan
kekasihnya.
Tradisi Yahudi mendukung Hizkia sebagai penulis, mengingat kitab ini sebagai kumpulan puisi
yang belum tentu ditulis oleh satu orang.
Tema.
Tema cinta mewarnai seluruh kitab ini dan tidak satupun memuat tema-tema rohani seperti
hukum, dosa, anugerah, keselamatan atau doa. Inilah yang menimbulkan pertanyaan dan
perdebatan (tidak terkeculi hingga pada hari ini): Mengapa Kitab seperti ini bisa masuk ke dalam
kanon Yahudi dan kanon Alkitab?
Beberapa ahli eksegese Alkitab melihat kitab ini dari nilai sastra yang dikandungnya sebagai
sebuah kumpulan nyanyian perkawinan dan cinta yang mengisahkan mengenai kerinduan hati
yang begitu menggelora antara seorang gadis penjaga kebun anggur kepada kekasihnya sang
penggembala domba (1:5-7). Sementara yang lainnya beranggapan, bahwa Kidung Agung adalah
suatu kumpulan nyanyian dalam perkawinan para dewa tumbuhan di daerah Timur kuno (: ieros
gamos) yang kemudian digunakan dalam pesta Mazot oleh orang2 Israel purba yang dirayakan
pada musim semi. Tetapi langka sekali, bila nyanyian2 religius kafir itu bisa masuk ke dalam
kitab suci Yahudi dan Alkitab.
Kitab ini di anggap ‘controversial’ oleh karena keunikan isinya yang dianggap membicarakan
hal2 yang bersifat erotis dan tabu yang di pandang tidak seharusnya masuk ke dalam kanon
Alkitab. Isi kitab penuh dengan ungkapan2 erotisme yang di gubah dalam syair2 halus dan indah.
Barangkali oleh karena tema cinta dalam pernikahan muncul dalam kitab ini, maka beberapa
seksolog dan penasihat pernikahan kristen menggunakan kitab ini sebagai referensi dari Alkitab
bagi kehidupan seks dalam pernikahan.
Meskipun ‘controversial,’ namun kitab Kidung Agung tetap memiliki tempat terhormat di dalam
sinagoge-sinagoge Yahudi dan gereja-gereja. Di Israel, kitab ini selalu dibacakan pada hari ke-8
perayaan Paskah Yahudi setiap tahun. Dikalangan Kristen kitab ini termasuk kitab yang sangat
jarang (bahkan hampir tidak pernah) dibacakan atau di bahas dalam pertemuan2 resmi seperti
dalam kebaktian Minggu maupun persekutuan2 Alkitab.
Beberapa interpretasi (penafsiran) telah diupayakan oleh para ahli baik dari kalangan Yahudi
maupun Kristen (Katolik dan Protestan), namun tetap saja kitab ini merupakan kitab yang penuh
dengan kesulitan-kesulitan tertentu untuk di pahami. Itulah sebabnya ahli kitab Yahudi abad
pertengahan menyebut kitab ini seperti ‘sebuah gembok yang kuncinya telah hilang.
Tujuan Kitab Kidung Agung
 Untuk menunjukan kebaikan keindahan segala aspek cinta kasih yang sejati antara laki-
laki dan perempuan
 Untuk menunjukan kesucian hubungan perkawinan, cinta antara suami dan isteri sesuai
dengan ketetapan Tuhan.
Kitab ini dapat dibagi:
 Kerinduan mempelai perempuan terhadap kekasihnya (1:1 - 2:7)
 Kasih yang semakin besar (2:8 - 3:5)
 Iring-iringan mempelai laki-laki dan pujian bagi kekasihnya(3:6 - 5:1)
 Kesempatan yang hilang dan pujian bagi mempelai laki-laki (5:2 - 8:4)
 Daya tahan cinta kasih yang sejati (8:5-14)
Penafsiran
Pada umumnya ada 2 metode penafsiran yang digunakan untuk memahami kitab ini:
 Pertama, metode Alegori – dimana seluruh arti dan maksud teks bukan terletak pada
kalimat-kalimat hurufiah didalamnya tetapi pada arti rohani yang dikandungnya. Dengan
metode ini maka para ahli Yahudi mengartikan isi Kidung Agung sebagai gambaran
hubungan antara Allah dengan umat pilihan-Nya Israel. Sementara bagi sebagian ahli
kristen melihatnya sebagai pernyataan hubungan antara Kristus dengan mempelai-Nya
yakni gereja.
 Kedua, Natural – dimana seluruh arti dan maksud teks tepat sesuai dengan kalimat2
hurufiah yang ada didalamnya. Metode ini digunakan oleh sebagian besar kalangan
kristen tetapi sangat di tentang oleh kalangan Yahudi. Dalam metode ini, isi Kidung
Agung bercerita mengenai pernikahan raja Salomo, sementara puteri penjaga kebun
anggur adalah puteri dari Firaun, raja Mesir (cf. 1:5-6). Salomo (shalom=damai) sebagai
raja Israel mengambil seorang mempelai dari bangsa non-Israel dan menjadikannya
sebagai bagian dari umat Allah (Israel). Hanya saja dalam kaitan nilai teologis, para ahli
memandang bahwa kisah yang dipahami secara natural ini merupakan bayangan dari
kisah yang akan datang mengenai seorang Raja yang lain, yakni Raja Damai yang akan
mengambil mempelai-Nya dari kalangan orang2 luar Israel, yakni gereja.

Ajaran bersifat Kiasan


Kitab ini mencakup 2 makna praktis berdasaran pesan harafiah dan spiritual. Secara harafiah
merupakan pujian dan rasa kagum atas misteri kasih manusiawi, dan secara spiritual merupakan
ungkapan kasih Allah kepada umat-Nya yang telah dipenuhi melalui kasih Kristus kepada
Gereja-Nya. Dari pesan harafiah kita akan menemukan nilai-nilai cinta yang mulia bagi
kehidupan pribadi, keluarga, komunitas bersama, sekaligus hal-hal yang menjadi perusak bagi
nilai-nilai tersebut. Dari pesan spiritual akan ditemukan kedalaman kasih Tuhan yang akan
menuntun untuk mengetahui sejauh mana kedalam kasih kita kepada-Nya, kemurnian hidup
percaya, seberapa setiakah dalam melaksanakan tanggungjawab hidup rohani, dan nilai-nilai
rohani seperti apakah yang telah ditanamkan dalam kehidupan dan orang-orang yang dikasihi.
SASTRA HIKMAT
Sastra hikmat adalah karya sastra yang banyak memuat pengalaman-pengalaman hidup dan
pengajaran-pengajaran yang ditampilkan secara ringkas dalam bentuk pepatah dan aforisme.
Aforisme  adalah suatu ungkapan mengenai doktrin atau prinsip atau suatu kebenaran yang
sudah diterima umum. Aforisme harus berupa suatu pernyataan ringkas, tajam, dan mudah
diingat.
Definisi dasar dari "Hikmat" adalah penggunaan suatu pengetahuan dengan benar. Lawan dari
hikmat adalah kebodohan atau kebebalan (foolishness, folly). Masyarakat Yunani kuno
menganggap hikmat adalah suatu kebajikan yang penting, dipersonifikasikan sebagai dewi
Metis dan Athena.
Hikmat dapat diperoleh melalui dua sumber utama yaitu pengalaman dan pemikiran. Setiap
orang walaupun tidak berpendidikan namun ia dapat memperoleh hikmat melalui pengalaman
hidup sehari-hari. Hal ungkapkan melalui bentuk pribahasa dan perumpamaan yang terlihat
dalam kitab Amsal. Pada zaman kuno di Mesir, Mesapotamia dan Kanaan banyak terdapat ajaran
dan nasehat berupa cerita-cerita yang menyandung perumpamaan. Hikmat ini bersifat praktis
tentang apa saja yang perlu diketahui untuk hidup sehari-hari. Jenis hikmat yang kedua adalah
lebih teoritis, yang diperoleh melalui pemikiran, berdasarkan pembelajaran di sekolah atau hasil
penelitian bidang tertentu. Hikmat yang teoritis ditemukan dalam kisah penderitaan Ayub dan
renungan tentang makna hidup menurut kitab pengkhotbah.
Makna hikmat dalam Alkitab menandaskan pertimbangan yang masuk akal, berdasarkan
pengetahuan dan pengertian; kesanggupan menggunakan pengetahuan dan pengertian dengan
sukses untuk memecahkan masalah, menghindari bahaya, mencapai tujuan-tujuan tertentu, atau
menasihati orang lain dalam hal-hal itu. Ribuan tahun sebelum bangsa Israel ada dalam sejarah,
di wilayah Timur Dekat sudah berkembang sebuah jenis sastra yang dikenal sebagai sastra
hikmat. Jenis sastra ini dimulai dalam bentuk susunan beberapa nasihat yang mandiri. Di
dalam kanon Alkitab Perjanjian Lama juga ditemukan tulisan-tulisan
hikmat: Amsal, Ayub, Pengkhotbah.
Dalam tradisi Israel, Musa dikenal sebagai pemberi hukum yang utama dan Daud terkenal
sebagai pemazmur yang utama. Demikian juga dengan raja Salomo yang dianggap sebagai
sumber hikmat Israel dan pengarang beberapa kitab hikmat. Hikmat Salomo ditekankan dalam
kitab Raja-raja, dimana diceritakan:
1. Doa Salomo memohon Hikmat (1Raj 3:3-15)
2. Contoh keputusan hukum Salomo yang bijaksana (1Raj 3:16-28)
3. Kebesaran hikmat Salomo yang tidak tertandingi di dunia pada masa itu (1Raj 4:29-34)
4. Kearifan Salomo dalam bidang politik (1Raj 5:12).
Kitab-Kitab Hikmat
Kajian Kitab Ayub
Kitab Ayub merupakan hikmat terbesar dalam Perjanjian Lama. Ayub hidup pada zaman nenek
moyang Israel (Abraham, Ishak, Yakub), seorang yang kaya dan berpengaruh, yang tulis hati dan
saleh. Tiba-tiba ia kehilangan harta benda dan keluarga, kemudian menderita penyakit yang
parah.

Permasalahan yang perlu direnungkan dan dapat diambil hikmatnya adalah “Mengapa orang
benar dibiarkan Allah menderita”?.
Kitab Ayub memberi kunci bagi setiap orang yang menderita: seharusnya menerima penderitaan
yang di izinkan oleh Allah dan tetap memuji Dia, dengan penuh keyakinan akan kebaikan-Nya
sebagaimana diungkap poleh Ayub: “ Aku dilahirkan tanpa membawa apa-apa, dan aku akan
kembali tanpa membawa apa-apa. Tuhan yang memberi dan Tuhan pula yang mengambil.
Terpujilah namaNya” (Ayub 1:21). Pengalaman iman Ayub menghantar pada suatu
pengharapan kemenangan di balik penderitaan yakni hikmat terbesar Ayub 42:2; “aku tahu,
bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu yang gagal”.
Penulis Kitab Ayub tidak diketahui, beberapa saran telah dikemukakan: Ayub, Elihu, Musa,
Salomo, Yesaya, Hizkia dan lainnya. Tidak ada seorangpun yang dapat dikatakan dengan pasti.
Hanya satu hal yang pasti penulis adalah seorang Yahudi yang setia. Pokok Kitab Ayub
bukanlah pertobatan seorang yang berdosa, melainkan pengabdian seorang yang saleh.
Tema Kitab Ayub adalah penderitaan. Tempat terjadinya peristiwa dalam Ayub ialah “di
tanah Us”. Lokasinya yang tepat belum diketahui dengan pasti. Namun bukti dalam Alkitab
menunjuk kepada daerah sebelah timur dari Libanon bagian selatan.

Ajaran. Ada 8 pelajaran penting dalam Kitab Ayub, yaitu :


1. Pelajaran tentang Alam. Tidak ada Kitab lain di dalam Alkitab yang mencantumkan
begitu banyak fakta tentang alam semesta. Tokoh - tokoh dalam kitab Ayub menyajikan
fakta - fakta astronomi yang baru diketahui secara umum dalam abad ke-20 ini.
Pengetahuan mereka tentang ilmu bumi alam dan hewan sangat tepat. Kitab Ayub
sebagai salah satu buku yang tertua di dunia, telah menerangkan bahwa bumi ini bulat,
tergantung di angkasa, menyebut gerakan berputar dan kepadatan awan, nama bintang -
bintang dan susunan bintang masa kini, perputaran dan perkisaran bumi (Ayub 22:14 ;
26:7 ; 28:24-26 ; 38:31,32).
2. Pelajaran tentang Iblis. Pelajarannya tentang Iblis merupakan salah satu keistimewaan
kitab Ayub. Allah memperlihatkan kenyataan bahwa musuh jiwa manusia itu suatu
oknum yang memiliki kuasa yang besar, ia menguasai angin dan kilat di langit, serta
wabah dan penyakit di bumi. Dialah “pendakwa saudara - saudara kita” tetapi walaupun
ia yang menjadi sumber segala kejahatan, tanpa seizin Allah, ia tidak dapat mencobai
manusia (1 Kor 10:13). Iblis diperkenankan sebagai pendakwa orang beriman. Iblis
mengatakan bahwa Ayub tidak akan setia lagi kepada Allah, Jika Allah mengambil
berkat - berkat jasmaniah itu dari padanya.
3. Pencobaan dan penderitaan tidak hanya disebabkan oleh keadaan hidup, lingkungan atau
tindakan orang lain atau kesalahan sendiri, namun dibelakang semuanya iblis bekerja dan
berusaha untuk menjatuhkan orang saleh serta menghancurkan iman dan kesetian kepada
Tuhan.
4. Dosa manusia yang terbesar adalah kesombongan. Teman-teman Ayub selalu
membicarakan orang berdosa sebagai orang yang melakukan penindasan, pembunuhan,
pencurian, percabulan, dsb.
5. Salah satu penyebab penderitaan adalah dosa/kesalahan manusia sendiri. Tuhan memakai
penderitaan untuk menyadarkan manusia akan dosanya dan perlu untuk bertobat.
6. Tuhan menggunakan penderitaan hamba-hambaNya untuk menunjukan bahwa iblis
adalah pendusta (1:11)
7. Dalam kitab Ayub, Tuhan dinyatakan sebagai Allah yang Mahakuasa dan berdaulat. Ia
mengatur jalan alam semesta sejak penciptaan sampai sekarang (38:1-39:33).
8. Ayub menjadi tipologi Yesus yang tanpa salah salah tetapi banyak menderita, diolok,
dihina oleh sesamanya.
Masa hidup Ayub. Pada waktu pencobaannya itu ia sudah menikah dan anak - anaknya sudah
dewasa. Anak - anak lelakinya tinggal di rumah mereka masing - masing. Ishak menikah pada
usia 40 tahun dan Yakub pada usia 44 tahun. Mungkin usia Ayub itu kira - kira 60 tahun ketika
kisahnya dimulai dalam pasal pertama. Karena ia hidup 140 tahun setelah ujian ini (Ayub 42:16),
maka paling tidak ia berusia 200 tahun ketia ia meninggal dunia.
Ringkasan isi kitab Ayub
1. Kepribadian Ayub : Pasal 1 – 2 . Pembicara dan tokoh utama dalam kitab Ayub ialah Ayub
sendiri. Penting diketahui bahwa nama Ayub dalam bahasa Ibrani berarti: orang yang
dianiaya atau orang yang kembali kepada Allah. Tak ada dasar yang kuat untuk meragukan
Ayub sebagai seorang tokoh sejarah. Dalam Yehezkiel 14, ia disebut bersama - sama dengan
Nuh dan Daniel sebagai seorang dari tiga penengah yang paling berkenan kepada Allah. Di
Perjanjian Baru, di surat Yakobus 5, Ayub disebut bersama - sama Elia. Jika Elia diakui
sebagai tokoh sejarah, maka seharusnya Ayub pun demikian juga.
Tiga hal mengenai seorang Ayub, yaitu :
1. Ayub, seorang yang kaya. Ayub salah seorang yang paling kaya di dunia Timur dan
mungkin ia yang terbesar pada zamannya. Ia memiliki sejumlah besar ternak dan hamba,
yang merupakan harta kekayaan pada zaman itu. (1:4 ; 29:7)
2. Ayub, seorang yang dihormati. Ayub bukan saja seorang yang kaya raya tetapi namanya
juga harum. Ia mempunyai kedudukan sebagai pemimpin dan hidup sebagai seorang raja
di kotanya itu. Ia bagaikan seorang bapa bagi orang miskin dan hakim yang menolong
orang yang tertindas.
3. Ayub, seorang yang benar Ayub menyenangkan hati Allah dan juga manusia. Walaupun
di sekitarnya ada penyembahan berhala, dengan setia ia menyembah Allah yang hidup,
esa dan benar. Setiap hari ia mempersembahkan korban untuk dirinya dan untuk semua
anak - anaknya. Ia mencintai kebenaran dan membenci kejahatan.  Dalam pasal 1 ia
disebut seorang yang “tulus hatinya”, yang menunjukkan bahwa perangainya tak bercela
dan ia jujur dalam pikiran maupun perbuatan. Namun Ayub sendiri mengaku bahwa ia
tidak sempurna dalam kesucian. Pengakuannya bahwa ia memerlukan seorang Penebus
merupakan puncak pengakuan di dalam kitab Ayub (19:25).
2. Pencobaan Ayub : Pasal 3 – 37 . Kesetiaan Ayub kepada Allah mengalami ujian yang sangat
berat. Allah menguji dia, Ia kehilangan semua lembu keledainya, kemudian kambing
dombanya, lalu semua untanya dan akhirnya semua anaknya laki - laki dan perempuan.
Betapa cepat dan hebatnya serangan iblis. Namun Ayub tetap setia kepada Allah. Ia tahu
bahwa semua yang dimilikinya itu pemberian Allah dan Allah berhak mengambilnya
kembali. Iblis tidak puas, dia meminta izin untuk menguji ketulusan hati Ayub dengan
bencana penyakit yang menjijikkan. Keadaan Ayub sangat menyedihkan dan rupanya begitu
mengerikan sehingga istrinya dan sanak saudaranya meninggalkan dia. Namun ia tetap
menolak untuk mengingkari imannya kepada Allah. Ketabahan imannya di dalam masa
pencobaan itu membuktikan, bahwa ia hidup bagi Allah bukan karena kekayaan, keluarga
atau kesehatan.

3. Kunjungan Elifas, Bildad dan Zofar (3 – 31). Pencobaan yang terberat terjadi, ketika ketiga
orang sahabatnya, yaitu Elifas, Bildad dan Zofar datang untuk menyatakan simpati, tetapi
akhirnya mengecam dirinya. Pada hakekatnya, mereka hanya menyatakan persoalan yang
sangat ditakuti Ayub. Secara tidak langsung mereka mengatakan bahwa orang - orang
beragama akan menganggap Ayub sebagai orang munafik, seorang yang berbuat jahat
dengan sembunyi - sembunyi, karena ia ditimpa berbagai malapetaka yang begitu hebat.
Pidato mereka dan jawaban Ayub mengambil tempat sebagian besar dalam kitab Ayub.
Falsafah mereka ditujukan kepada orang yang terkena bencana itu dalam tiga rentetan pidato,
yang dijawab oleh Ayub dengan perkataan yang membela dirinya.
4. Pidato Elihu (32 – 37). Sementara pidato Elifas, Bildad dan Zofar berlangsung, ada seorang
yang mendengarkan dengan penuh perhatian. Karena usianya yang muda dan kurang
berpengalaman, ia tidak diizinkan untuk ikut bicara. Walaupun Elihu masih muda, namun ia
mendapati bahwa kebijaksanaan tidak hanya dimiliki oleh orang yang sudah lebih tua atau
cendekiaawan. Ketika Elifas, Bildad dan Zofar tidak dapat meyakinkan Ayub bahwa
penderitaannya itu akibat dosa, Elihu tampil dan memberikan sanggahan baru. Ia
menyalahkan ketiga sahabat itu, sebab mereka dengan tidak adil menuduh Ayub sebagai
orang yang munafik, ia juga menyalahkan Ayub sebab menuduh Allah tidak adil. Ia
memperingatkan mereka seemua agar menyaksikan kebesaran Allah dalam penciptaan dan
kebaikan-Nya yang dinyatakan-Nya itu. Elihu ialah “wasit” yang diingini Ayub (9:33),
karena Elihu berpendapat bahwa penderitaan mempunyai faedah sebagai pengajaran dan
bahwa pada akhirnya Allah mempunyai maksud yang baik untuk orang yang menderita. Dia
menjelaskan bahwa tidak ada perbedaan moral diantara mereka bertiga dengan Ayub, mereka
semuanya orang berdosa yang membutuhkan juruselamat.
5. Teguran Allah : Pasal 38 – 41. Ayub mengeluh bahwa Allah berdiam diri dan tidak
memperhatkan ratap tangisnya, tetapi stelah pidato Elihu, datanglah jawaban Allah. Dalam
pasal ini yang merupakan bagian yang terindah di dalam Alkitab, Allah menjawab Ayub dan
temanya ialah diri-Nya sendiri. Elihu telah mengemukakan hikmat dan kuasa Allah, kini
Allah menyatakan diri-Nya sendiri. Nyatalah bahwa Allah tidak memberi keterangan tentang
penderitaan Ayub, tidak memberi keputusan tentang pokok perdebatan mereka dan tidak juga
menawarkan ganti rugi kepada hamba-Nya karena penderitaannya itu. Ia menunjukkan bahwa
tindakan-Nya terhadap Ayub tidak dapat dikecam.
6. Pemulihan Ayub : Pasal 42. Sebagai akibat pernyataan Allah ini, Ayub membenci dirinya
sendiri. Kemudian ia disuruh menaikkan doa untuk ketiga temannya dan dengan demikian
nama baiknya dipulihkan dipemandangan mereka. Demikianlah Ayub, seperti Nuh dan
Daniel, menjadi perantara yang agung. Tidak hanya nama baiknya dipulihkan, tetapi ia juga
hidup cukup lama sehingga dapat melihat anak - anak dan cucunya, hartanya yang mula -
mula dilipatgandakan dan ia mendapatkan kembali martabat dan kemakmurannya yang
semula.

KAJIAN KITAB AMSAL


Kitab Amsal merupakan kitab hikmat yang utama dalam Perjanjian Lama, yang terbentuk
sebagai gabungan dari berbagai tulisan, terutama nasehat-nasehat praktis dalam bentuk “amsal”.
Istilah “amsal” dlm bhs Ibrani dsbt masyal yang berarti pepatah, peribahasa, perumpamaan,
sindiran, teka-teki, dll.
Penulis
Dalam kitab Suci orang Yahudi, kitab ini diberi judul: “ Amsal Salomo anak Daud”. Namun
demikian kitab ini mengandung beberapa bagian tulisan orang lain:
1. Salomo disebut sebagai penulis bagian pasal 10:1-22:16 dan juga pasal 25-29. Salomo
mengubah 3000 amsal dan 1005 nyanyian rohani.
2. Orang-orng bijak disebut sebagai pengarang bagian-bagian Amsal fasal 22:17 dan fasal
24:23
3. Pegawai-pegawai Hizkia disebut sebgai penerbit kupulan amsal salomo yang kedua pasal
25-29.
4. Agur, anak Yake (amasal 30) yang berasal dari “Masa”. Masa adalah sebuah suku orang
Arab keturunan Abraham melalui Ismael (Kej 25:12-14 bdg 1Raj 4:30)
5. Raja Lemuel (Amsal 31:1-9) mungkin berasal dari Masa
6. Amsal 31:10-31 merupakan la,piran kitab Amsal yang penulis tidak diketahui.
Tujuan kitab Amsal :
Untuk mengetahui Hikmat dan Didikan (1:2) yang mencakup pendidikan untuk orang-orang
yang belum mempunyai hikmat (ay 4) dan juga penambahan ilmu bagi orang-orang yang sudah
bijaksana (ay 5).
Tema kitab Amsal : Permulaan Hikmat adalah takut akan Tuhan (9:10; 1:7; 15:33). Orang yang
ingin memperoleh hikmat harus bertitik tolak dari iman dan hormat kepada Allah, satu-satunya
sumber hikmat itu.

Garis Besar kitab Amsal


Kitab Amsal terdiri dari 31 pasal, terbagi dalam:
1. Pasal 1:1-7 merupakan pendahuluan
2. Pasal 1:8-9:18 Ajaran tentang hikmat.
3. Pasal 10:1-22:16, merupakan kumpulan Amsal-amsal Salomo yang pertama
4. Pasal 22:17-24:34 Perkataan-perkataan orang bijak
5. Pasal 25-29 Kumpulan amsal-amsal Salomo yang kedua
6. Pasal 30 Perkataan-perkataan Agur
7. 31:1-9 Perkataan-perkataan Lemuel
8. Pasal 31:10-31 Lampiran, isteri yang sempurna
Ciri-ciri Hikmat di Israel.
1. Pengajaran hikmat itu sendiri didasarkan pada “takut akanTuhan”.  Ini tidakhanya
sekedar ungkapan, tetapi merupakan inspirasi yang berasal dari Allah yangkemudian
terungkap melalui kata-kata orang berhikmat yang hidup takut akan Tuhan.Kata-kata
yang keluar memberikan kehidupan bukan kematian, selanjutnya pendengarnya merasa
disembuhkan dan bukan dilukai. 
2. Pengajaran hikmat itu mengingatkan orang untuk membedakan antara dua macam sikap
dan perilaku orang  yang bertentangan: yang baik dan benar, bijaksana di
satu pihak, yang
buruk dan salah dan bebal di pihak yang lain.  Guru hikmat memberikan petunjuk-
petunjuk hidup praktis yang saling terpisah satu sama lain (tidak dirangkaidengan urutan
atau sistem yang nyata, melainkan mengajak si murid untukmenimbang, kemudian
menarik kesimpulan sendiri. Tetapi dalam pengajaran hikmatitu sendiri juga mengandung
tujuan yang khusus.
3. Pengajaran hikmat selalu dikemukakan dengan penuh keyakinan dan wibawah.
Dalam proses penyampaian guru hikmat tidak menyampaikan pengeharan ata nama dan
wewenang sendiri, karena mereka lebih menghormati seorang raja (Ams. 24:21),namun
tidak berarti juga ia mengajarkan apa yang diperintahkan raja. Sebab seorangraja juga
harus dipimpin oleh hikmat untuk bisa memimpin dengan baik (8:15; 20:28).
4. Pengajaran hikmat dipersonifikasikan. Ini merupakan suatu usaha untuk
menjelaskan pemikiran-pemikiran oran Ibrani yang abstrak dengan pemikiran yang lebih
kongkrit. Misalnya: “Ia bersama dengan Allah walaupun ia adalah ciptaan yang
diciptakan Allah sebelum segala sesuatu ada. Hal serupa juga terdapat dalam Amsal 8:1-
21 danayat 32-36; dan Amsal 1:1-20; Amsal 3:13-20. Terkadang hikmat
jugadipersonifikasikan sebagai seorang yang berseru-seru dan memperdengarkan
suaranyadi tempat-tempat yang tinggi, di tepi jalan, dipersimpangan jalan-jalan, di
sanalah ia berdiri ” (Amsal 8:1, 2).

Ajaran Pokok dalam Kitab Amsal


 Allah--- “Takut akan Tuhan” berarti : manusia mengenal Tuhan dan mengikuti
perintahNya (2:5;9:10;3:6) dan manusia harus percaya akan Tuhan dalam segala hal (3:5-
6;19:21;21:31;29:25).
 Hikmat ----- mempunyai beberapa segi misalnya pengertian dan akal budi (1:2),
didikan/teguran (1:2-3), kepandaian (2:2-6), kecerdasan (1:4) pengetahuan/ilmu (1:5,7)
dan hikmat yang diterima oleh barang siapa yang menginginkannya (9:4,16) dalam hal
ini berasal dari Tuhan (2:6).
 Orang bodoh ---- tiga istilah yang dipakai untuk menyebut orang bodoh: orang yang tak
berpengalaman; orang bebal dan orang pencemooh.
 Orang pemalas ---- tidak mau memulai apa-apa (6:9-10); tidak mau menyelesaikan apa
yang telah dimulainya (26:15), tidak mau menghadapi permasalahan atau persoalan
(22:13), maka kehidupannya sia-sia belakan dan tidak berguna (13:4; 6:6-11)
 Sahabat ---- persahabatan bersifat tetap (18:24,17:17; berbicara terus terang dan secara
terbuka (27:6) mengindahkan perasaan orang lain (25:17; 26:18-19).
 Kata-kata ---- tujuh hal yang dibenci oleh Tuhan(6:16-19) yakni: lidah dusta, saksi dusta,
menimbulkan pertengkaran saudara. Beberapa nasehat untuk berkata-kata : harus jujur
(16:13) jangan berbicara banyak (11:12-13), berbicara dengan tenang (15:1; 17:27) dan
kata-kata harus teliti dan tepat (15:23)
 Hidup kekeluargaan --- maksud Tuhan tentang perkawinan adalah satu suami untuk satu
isteri dalam hubungan yang berahi dan setia (5:18-19). Isteri dapat menolong suami
untuk sukses (12:4). Orang tua berkeajiban mendidik anak-anak (1:8-9). Dan sietri yang
sempurna (31:10-31)
 Hal lain: Tidak menguasai diri sendiri merusak diri sendiri (20:1;6:32); kesombongan
sering menjatuhkan manusia (16:18); orang yang memberi akan diberkati tetapi orang
kikir akan mendapat kekurangan (11:24-25).

KAJIAN KITAB PENGKHOTBAH


Pengkhotbah diterjemahkan dari kata “guru” yang merupakan satu jabatan resmi seperti seorang
yang mempunyai tugas untuk mengadakan persidagan orang Israel.
Latar belakang sejarah kitab Pengkhotbah adalah kemakmuran dan kekuasaan kehidupan Salomo
sendiri. Ada 2 ungkapan yang penting dalam Pengkhotbah, yaitu “segala sesuatu adalah sia - sia”
ditulis sebanyak 34 kali dan “di bawah matahari” sebanyak 31 kali.
Ada yang menduga bahwa riwayat hidup seorang manusia yang kaya, bijaksana dan
menakjubkan seperti Salomo, seharusnya sangat optimis. 
Salomo yang mempunyai semua kesenangan dan kehormatan, kereta perang, kuda, istana dan
harta yang melimpah, merasakan bahwa semuanya itu adalah “kesia - siaan dan usaha menjaring
angin”. Ia mewakili seluruh umat manusia, ketika ia mengemukakan pertanyaan yang penting,
“apakah hidup ini cukup berharga?”.
Pengkhotbah menceritakan pengalaman hidup pribadi Salomo, yang pada saat itu hidup penuh
berkat yang berkelimpahan dan kekayaan yang sungguh luar biasa. Saat penuh dengan
kelimpahan itulah Salomo merasa bahwa “semuanya sia - sia seperti menjaring angin” namun
kekecewaan itu akan hilang dan berganti kesukaan kalau ia melihat “di balik matahari ada
siapa?”
Artinya bahwa tiap - tiap orang akan merasa kecewa dan bosan bila berada di bawah matahari
terus (bekerja/ mencari harta di bumi) namun ketika kita memandang di balik sumber kehangatan
dan terang ini, kepada Pencipta dan Penguasanya maka kita akan mendapati bahwa Dialah satu -
satunya yang dapat memuaskan kekosongan dan kelaparan jiwa.
Kitab pengkhotbah tidak mengaku dan tidak juga menyembunyikan adanya dosa dalam diri
Salomo, berlainan dengan Mazmur 51 yang merupakan “mazmur penyesalan”. Kitab
Pengkhotbah hanya menggambarkan kehampaan “harta di bumi”, agar mendorong manusia
untuk “mengumpulkan harta di surga” dan “memikirkan perkara yang di atas, di mana Kristus
duduk di sebelah kanan Allah”. Artinya bahwa tiap - tiap orang akan merasa kecewa dan bosan
bila berada di bawah matahari terus (bekerja/ mencari harta di bumi) namun ketika kita
memandang di balik sumber kehangatan dan terang ini, kepada Pencipta dan Penguasanya maka
kita akan mendapati bahwa Dialah satu – satunya yang dapat memuaskan kekosongan dan
kelaparan jiwa.
“Segala sesuatu adalah sia-sia.” Itulah kesimpulan Pengkhotbah setelah ia mengeksplorasi
berbagai cara yang ditempuh manusia untuk memuaskan hatinya dan menemukan makna
hidupnya di dunia ini. Perkataan Pengkhotbah itu terdapat pada awal dan akhir kitab
Pengkhotbah, yaitu pada 1:2 dan 12:8. Selain itu, dalam kitab ini kata “sia-sia” dan “kesia-siaan”
muncul berulang kali. Hal itu menunjukkan maksud utama penulisan kitab ini, di mana
Pengkotbah hendak menekankan kesementaraan dan ketidakberartian segala sesuatu yang ada di
dunia ini.
Tujuan
Supaya dengan mengetahui isi Kitab Pengkhotbah, anggota jemaat mengerti bahwa hidupnya
merupakan pemberian Allah, yang harus dinikmati dengan rasa penuh tanggung jawab karena
akhirnya masing-masing akan diadili oleh Allah.
Isi Kitab : Kitab Pengkhotbah terbagi atas 12 pasal, dan isi Kitab ini mengajarkan bahwa segala
sesuatu dari hidup manusia menjadi sia-sia apabila terpisah dari hubungan dengan Allah.

Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Pengkhotbah


1. Pasal 1-2, Ajaran tentang kehidupan yang terbaik
Bagian ini menjelaskan tentang kesia-siaan hidup dan segala yang terbaik bagi manusia
hanya diperoleh apabila berada di dalam Tuhan.
2. Pasal 3-6, Ajaran tentang peranan Tuhan dalam hidup manusia. Segala sesuatu
dalam hidup manusia itu ada waktunya menurut pemberian Tuhan yang tak dapat
ditambahkan atau dikurangi oleh manusia. Mengajar bahwa ketidakadilan yang terjadi di
atas dunia akan diadili.
3. Pasal 7-12 mengajarkan tentang kata himat dan penutup.

PENGANTAR KITAB-KITAB PARA NABI


Bagian keempat dalam Perjanjian Lama adalah Nubuatan yang terdiri dari Nabi-nabi besar (5
kitab) dan Nabi-nabi kecil (12 kitab) yang berjumlah 17 buah kitab.
Sifat Nubuat Dalam Kebudayaan Yahudi.
Definisi Nubuat adalah suatu pengingkapan melalui manusia, yang memakai kata-kata lisan atau
tertulis untuk menyampaiakan penyataan tentang Allah dan menerangkan kehendakNya kepada
manusia. Istilah Nubuat dipakai khusus untuk menyebut tulisan/uraian golongan orang tertentu
yang dipilih dan dikaruniai untuk menjabat sebagai nabi.
Perlu diingat bahwa ada golongan nabi yang disebut nabi lisan yang nubuatannya tidak
tertuliskan ucapanya, walaupun berita mereka terdapat dalam Alkitab Perjanjian Lama, misalnya
nabi Nabi Natan dan Gad pada zaman Daud; Semaya; Ahia; Mikha bin Yimla; Elia; Elisa; Obed;
dan banyak lagi. Nubuatan yang mereka sampaikan hanya dengan kata-kata lisan saja. Nubuatan
pada umunya hanya pada masa-masa krisisi di Israel, dan tidak mengandung arting penting
tentang masa yang akan datang. Ada juga nabi yang menulis dan tulisan-tulisan mereka
merupakan Kitab Para Nabi yang sekarang merupakan sebagian dari Alkitab Perjanjian Lama.
Jabatan Nabi
Pemunculan golongan orang istimewa yang disebut “Nabi” terjadi pada zaman Samuel (1 Sam
10:5,6,10 dst). Dalam Perjanjian Lama istilah Nabi itu menunjukan seorang yang mempunyai
hubungan istimewa dengan Allah sebagai “orang yang terpanggil” dan berhak untuk berbicara
atau bertindak atas nama Allah.
Istilah kedua yang dipakai ialah “abdi Allah”, yang menunjukan bahwa seorang nabi, kesetian
utamanya harus kepada Tuhan, dia harus mengabdikan diri diri secara mutlak untuk melayani
Tuhan, dan dia harus memiliki persekutuan pribadi dengan Tuhan. Oleh karena itu dia dapat
dipercaya untuk menyampaikan firman Allah, karena dia hanya berbicara sebagai dia diajar dan
digerakan oleh Allah.
Istilah yang ketiga ialah “pelihat”, yang menekankan bahwa seorang nabi tidak akan tertipu oleh
sesuatu yang tampak lahiriah, tetapi menilai segala sesuatu dengan pandangan/mata Tuhan
sendiri. Sebagai pelihat, nabi dapat menerima wahyu dan penglihatan khusus dari Tuhan, maka
ia dapat menyampaikan kenyataan-kenyataan rohani yang tidak dapat dilihat oleh orang lain.
Pada mulanya, jabatan nabi dilaksanakan oleh para iman dari suku Lewi, yang ditugaskan untuk
mengajar serta menerapkan hukum Taurat secara praktis dalam kehidupan sehari-hari bangsa
Israel.
Fungsi Nabi dalam Masyarakat Yahudi
G L Archer mengemukan empat fungsi utama pelayanan seorang nabi:
 Nabi harus mendorong umat Allah agar bersandar pada rahmat dan kuasa Tuhan saja.
 Nabi harus mengingat umat Allah bahwa berkat dan keselamatan tergantung pada
kesetian mereka dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban perjanjian dengan Tuhan.
 Nabi harus menghibur umat Allah tentang masa depannya.
 Nubuatan merupakan semacam matrai atas keajiban firman Tuhan, melalui nubuatan-
nubuatan yang telah digenapi. Tanda kenabian sejati adalah ialah penggenapan
perkataannya (Ul 18:22).

Skema Pelayanan Para Nabi


Kitab-kitab para Nabi berasal dari tiga periode sejarah Israel yang dilihat dalam table di bawah
ini:
Periode Kemerosatan Sebelum Pembuangan. Abad ke-9 BC – Yoel dan Obaja
Abad ke- 8 BC – Hos, Amos, Yun, Yes, Mikh
Abad ke-7 BC – Nah, Zef, Yer, Hab
Periode Pembuangan Abad ke-6 BC – Dan, Yehez,
Periode Kembali ke Yerusalem Abad ke- 6 sd ke-5 BC – Hag, Zak, Malea

Mereka bernubuat kepada :


 Kerajaan Israel : Amos, Hosea
 Kerajaan Yehuda : Yoel, Mikha, Yesaya, Zefanya, Habakuk, Hagai, Zakharia, Malekahi
 Babel/orang Yahudi Buangan : Daniel, Yehezkiel
 Niniwe : Yunus dan Nahum
 Edom : Obaja

KAJIAN KITAB YESAYA


Latar Belakang
Latar belakang sejarah bagi pelayanan nubuat Yesaya, anak Amos adalah Yerusalem pada masa
pemerintahan empat raja Yehuda: Uzia, Yotam, Ahas, dan Hizkia (Yes 1:1). Raja Uzia wafat
pada tahun 740 SM (bd. 1Sam 6:1) dan Hizkia pada tahun 687 SM; jadi, pelayanan Yesaya
meliputi lebih daripada setengah abad sejarah Yehuda. Menurut tradisi Yahudi, Yesaya mati
syahid dengan digergaji menjadi dua (bd. Ibr 11:37) oleh Raja Manasye putra Hizkia yang jahat
dan penggantinya (+ 680 SM).
Yesaya rupanya berasal dari keluarga kalangan atas di Yerusalem; dia orang berpendidikan,
memiliki bakat sebagai penggubah syair dan berkarunia nabi, mengenal keluarga raja, dan
memberikan nasihat secara nubuat kepada para raja mengenai politik luar negeri Yehuda.
Yesaya dipandang sebagai nabi yang paling memahami kesusastraan dan paling berpengaruh
dari semua nabi yang menulis kitab. Ia menikahi seorang wanita yang juga berkarunia kenabian,
dan pasangan ini memiliki dua putra yang namanya mengandung pesan yang simbolik bagi
bangsa itu.
Yesaya hidup sezaman dengan Hosea dan Mikha; ia bernubuat selama perluasan yang
mengancam dari kerajaan Asyur, keruntuhan terakhir Israel (kerajaan utara) serta kemerosotan
rohani dan moral di Yehuda (kerajaan selatan).

Penulis:
Menurut tradisi baik dari orang Yahudi maupun Kristen, kitab ini merupakan satu kesatuan,
karangan Nabi Yesaya sendiri sebagai penulis. Namun ada beberapa teori yang mengatakan
bahwa bahwa Kitab Yesaya terdiri dari tiga bagian yakni : Pasal 1-39 ditulis oleh Yesaya; Pasal
40-66 40-55 disebut Yesaya kedua (Deutero Isaiah) dan pasal 56-66 disebut Yesaya ketiga
(Trito Isaiah) sehingga dikatakan ada orang lain yang menulis “Yesaya kedua” pada zaman
pembuangan. Beberapa alasan yang merupakan dukungan terhadap teori ini adalah :
 Suasana dan keadaan yang tercermin dalam pasal 1-39 berbeda sama sekali dengan pasal
40-66.
 Pasal 46-40 mencatat peristiwa-peristiwa yang terjadi 150 tahun sesudah peristiwa-
peristiwa dalam pasal 1-39
 Nama Yesaya tidak disebutkan sama sekali dalam pasal 40-66 walaupun dalam pasal 1-
39 lebih sering menyebut nama Yesaya.
Kitab Yesaya merupakan satuan kesatuan yang ditulis oleh Nabi Yesaya sendiri dengan
memperhatikan beberapa factor:
 Tuhan Yesus dan penulis-penulis PB 21X mengutip dari bagian kitab Yesaya dengan
selalu beranggapan Yesaya sendiri penulisnya, Misalnya: Mat 3:3/Yes 40:3; Mat 12:17-
21/42:1-4; Yoh 12:38/Yes 53:1, dst.
 Nama nabi Yesaya melambangkan beritanya. Arti nama yesaya adalah Keselamatan dari
Allah, dan ini merupana inti berita seluruh kitab Nabi Yesaya (40-66)
 Dari segi theology pasal 40-66 dipandang sebagai jawaban terhadap problema-problema
yang ditimbulkan oleh nubuatan dalam pasal 1-39.
Tema: Hukuman & Keselamatan
Tanggal Penulisan: Kitab Yesaya ditulis dalam kurun waktu antara tahun 701- 681 SM.
Tujuan Penulisan: Nabi Yesaya dipanggil untuk bernubuat kepada Kerajaan Yudea. Yudea saat
itu sedang melewati masa kebangkitan rohani dan masa pembangkangan. Yudea terancam
binasa oleh kerajaan Asyur dan Mesir, tetapi bisa terhindar oleh karena belas kasih Allah.
Yesaya menyatakan pesan tentang pertobatan dan pengharapan atas penyelamatan Allah di masa
depan.
Isi Kitab : Kitab Yesaya terbagi atas 66 pasal. Isi Kitab ini dibagi ke dalam dua bagian utama.
Bagian pertama adalah nubuatan tentang hukuman yang akan jatuh atas bangsa Israel dan
bangsa-bangsa lain. Bagian kedua adalah penghiburan tentang anugerah Allah yang ada di dalam
Yesus Kristus, di mana kelahiran, penderitaan dan kemenangan Yesus dinubuatkan dengan jelas.
Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Yesaya
 Pasal 1-35 (Yes 1:1-35:10 ). Israel, Umat Allah yang tidak setia.
 Pasal 36-39 (Yes 36:1-39:8 ). Hizkia, hamba Allah yang penakut. Hizkia sangat takut
kepada Babel, sehingga ia memperlihatkan semua apa yang ada dalam kerajaannya.
 Pasal 40-66 (Yes 40:1-66:24 ). Nubuatan tentang Yesus Kristus, hamba Allah yang
setia. Dalam pasal-pasal ini, ada 3 bagian besar, yaitu: Pemberitaan tentang kemuliaan
Allah dalam memberikan penyelamatan dan penghiburan kepada bangsa Israel (pasal 40-
48). Pemberitaan tentang kedatangan seorang penyelamat bangsa Israel dan penyelamat
bangsa lain. Dan juga pemberitaan tentang penderitaan yang akan dialami oleh
penyelamat (pasal 49-53). Pemberitaan keselamatan dan keadaan masa depan dalam
pemerintahan raja (Penyelamat) yang kekal (pasal 54-66).
Rangkuman:
Kitab Yesaya menyatakan penghakiman dan penyelamatan Allah. "Kudus, kudus, kuduslah"
Allah (Yesaya 6:3). Karena itu, Ia tidak dapat membiarkan dosa tanpa dihukum (Yesaya 1:2;
2:11-20; 5:30; 34:1-2; 42:25). Yesaya menggambarkan penghakiman Allah yang akan datang
sebagai "api yang tidak dapat dipadamkan" (Yesaya 1:31; 30:33).
Pada waktu bersamaan, Yesaya mengerti bahwa Allah memiliki belas kasih, pengampunan, dan
rahmat (Yesaya 5:25; 11:16; 14:1-2; 32:2; 40:3; 41:14-16). Bangsa Israel (baik Yudea maupun
Israel) dianggap sudah buta dan tuli terhadap perintah-perintah Allah (Yesaya 6:9-10; 42:7).
Yudea diibaratkan sebagai kebun anggur yang selayaknya, dan akan, terinjak (Yesaya 5:1-7).
Hanya karena kemurahanNya dan janjiNya kepada Israel, Allah tidak membiarkan Israel atau
Yudea binasa secara total. Ia akan menyediakan pemulihan, pengampunan, dan penyembuhan
(43:2; 43:16-19; 52:10-12).
Kitab Yesaya banyak membahas soal keselamatan yang akan datang melalui Mesias
dibandingkan kitab-kitab lain di dalam Perjanjian Lama. Mesias dinyatakan akan memerintah
dengan adil dan benar (Yesaya 9:7; 32:1). Pemerintahan Mesias akan membawa damai dan aman
kepada Israel (Yesaya 11:6-9). Melalui Mesias, Israel akan menjadi pelita bagi bangsa-bangsa
(Yesaya 42:6; 55:4-5). Kerajaan Mesias di bumi (Yesaya pasal 65-66) merupakan tujuan yang
dirujuk oleh kitab Yesaya.
Di masa bertahtanya Mesias, kebenaran Allah akan terungkap secara jelas bagi dunia.
Sebagai paradoks, kitab Yesaya juga menggambarkan Mesias sebagai sosok yang menderita.
Yesaya pasal 53 dengan jelas menggambarkan penderitaan Mesias yang disebabkan dosa
manusia. Melalui lukaNya, penyembuhan itu didapatkan. Melalui penderitaanNya, kesalahan
kita dihapuskan. Kontradiksi ini telah dijawab melalui diri Yesus Kristus. Pada kedatanganNya
yang pertama, Yesus adalah hamba yang menderita, seperti yang dimaksud kitab Yesaya pasal
53. Pada kedatanganNya yang kedua, Yesus akan menjadi Raja yang bertahta dan memerintah
sebagai Raja Damai (Yesaya 9:6).
Bayangan: Sebagaimana tertulis di atas, pasal 53 kitab Yesaya menggambarkan kedatangan
Mesias dan penderitaan yang harus Ia alami untuk melunasi dosa kita. Dalam kedaulatanNya,
Allah telah merancang semua detail penyaliban sebagai penggenapan atas pasal ini, beserta
berbagai nubuatan Mesias lainnya dalam Perjanjian Lama. Gambaran yang kita peroleh dari
pasal 53 sangat jelas mengenai kejelasan Injil.
Kesimpulan/penerapan
Kitab Yesaya mengajarkan tentang kekudusan Allah, karena Allah juga menuntut hidup yang
kudus dari umat-Nya. Kitab Yesaya mengajarkan bahwa kelahiran dan penderitaan dari Tuhan
Yesus sudah menjadi rencana Allah.
Kitab Yesaya menegaskan bahwa Yesus Kristus adalah perwujudan daripada Allah yang
perkasa, Penasehat yang Ajaib, Bapa yang kekal, dan Raja Damai. Kitab Yesaya mengajarkan
bahwa dunia akan mengalami masa penghukuman atau kehancuran. Kitab Yesaya menegaskan
bahwa Kristus Yesus merupakan korban dari dosa-dosa manusia.

KAJIAN KITAB YEREMIA


Dua kali dalam sejara PL umat ALLAH menderita di negeri asing, yaitu di Mesir dan
Mesopotamia.
 Orang Israel pergi ke Mesir dengan rela karena kelaparan, kemudian di perbudak dan
akhirnya di lepaskan oleh kuasa ALLAh.
 Hukuman ALLAH atas dosa umat-NYA bangsa Yehuda dibuang ke negri Babel
(Mesopotamia Selatan ) dan mengalami penderitaan disana ( Mazmur 135 : 1-5 ).
Masa pelayanan nabi Yeremia meliputi jangka waktu 40 tahun, mulai dari panggilan Tuhan
kepadanya pada tahun ke-13 pemerintahan raja Yosia (1:2) sampai dengn keruntuhan Yerusalem
(1;3). Yermia bernubuat pada masa pemerintahan lima raja Yehuda yang terakhir: Yosia,
Yoahas, Yoyakhim dan Zedekia. Kekuasaan besar yang berjuang pada waktu itu ialah Babel dan
Mesir. Mula-mula Yehuda menjadi pengikut Mesir, setelah raja Yosia dikalahkan oleh Firaun
Nekho, raja Mesir (2 Raj 23:29-30). Tidak lama kemudian Mesir dikalahkan oleh Nenukadnezar
raja Babel dan akhirnya Yehuda dikuasai oleh Babel. Yerusalem ditaklukan dan sebagaian dari
pemimpin-pemimpin Yehuda termasuk yoyakim dibuang ke babel ( 2 Raj 24;8 dst). Zedikian
diangkat Nebukdnezar menjadi raja Yehuda, tetapi karena hubungannya terus menerus dengan
Mesir maka dikepung oleh tentara Babel dan akhir Yerusalem diruntuhkan. Sebagian warga
Yerusalem dibuang ke Babel.
Selama kejadian-kejadian tersebut, Yeremia terus mencela rencana raja-raja Yehuda untuk
masuk ke dalam perserikatan Mesir (2:18, 36,; 25:17-19; 37:7), dan pada hari terakhir kerajaan
Yehuda dianjurkan untuk tetap setia kepada janji kepada Babel.
Yeremia sendiri adalah seorang keturunan imam (1:1), dan dia juga mungkin punya hubungan
keluarga dengan raja karena dia tidak mendapat halangan/rintingan eswaktu-waktu ia masuk
istana. Dia seorang yang sangat mengasihi bangsanya sendiri. Dia merasa berita bilah harus
memberitahukan hukuman Tuhan yang menimpa mereka. Oleh karena itu dia menginginkan
Yehuda bertobat dan kembali kepada Tuhan agar hukuman itu dihindarkan. Dalam perasaannya
ia sangat menderita karena nubuatannya ditolak dan disalahpahami oleh bangsanya (20:7-8, 14-
18).

Penulis: Kitab Yeremia 1:1; 7:1; 14:1 menyatakan Nabi Yeremia sebagai penulis kitab ini. Ia
mempunyai seorang jurutulis yang bernama Barukh. Cetakan pertama dibakar oleh raja
Yoyakhim (36:32).
Tanggal Penulisan: Kitab Yeremia diperkirakan dituliskan dalam kurun waktu tahun 630-580
SM.
Tujuan Penulisan:
Kitab Yeremia mencatat beberapa nubuat kepada Yudea, sebuah peringatan mengenai
kehancuran yang akan terjadi jika bangsa itu tidak bertobat. Yeremia berseru supaya bangsa itu
beralih kembali kepada Allah. Pada waktu bersamaan, Yeremia juga menyadari kebinasaan
Yudea tak terhindarkan karena praktik berhala dan kemerosotan moralnya.
Ayat Kunci: Yeremia 1:5, Yeremia 17:9, Yeremia 29:10-11, "
Kitab Yeremia dapat dibagi dalam beberapa bagian seperti yang berikut ini:
1. Pesan dari Tuhan kepada bangsa Yehuda dan penguasa-penguasanya pada masa
pemerintahan Yosia, Yoahas, Yoyakim, Yoyakhin, dan Zedekia.
Petikan-petikan dari buku catatan Barukh juru tulis Yeremia, termasuk berbagai nubuatan
dan peristiwa penting dalam kehidupan Yeremia.
2. Pesan dari Tuhan tentang berbagai bangsa asing. Catatan pelengkap mengenai kisah
jatuhnya Yerusalem dan pembuangan ke Babel.
Rangkuman:
Kitab Yeremia menyatakan pesan mengenai penghakiman atas Yudea terkait penyembahan
berhalanya yang dilakukan secara masif (Yeremia 7:30-34; 16:1-13; 22:9; 32:29; 44:2-3).
Yeremia mencatat penaklukan Yudea di bawah Raja Nebukadnezar (Yeremia 24:1). Setelah
kembali mengadakan pembangkangan, Allah kemudian membawa Nebukadnezar kembali
bersama bala tentara Babel untuk menghancurkan Yudea dan Yerusalem (Yeremia pasal 52).
Di tengah hukuman yang keras itu, Allah menjanjikan pemulihan Yudea; bahwa mereka akan
kembali ke tempat yang Allah berikan bagi mereka (Yeremia 29:10).
Yermia adalah seorang keturunan imam (1:1), dan sudah dikemukakan juga bahwa dia mungkin
mempunyai hubungan famili dengan keluarga raja oleh karena rupanya dia tidak mendapatkan
rintangan kalau sewaktu-waktu masuk istana.
Dia seorang yang sangat mengasihi bangsanya sendiri. Dia merasa Tuhan yang akan menimpa
mereka, maka dia terus mengiginkan agar mereka bertobat dan kembali kepada Tuhan supaya
hukuman itu dapat dihindarkan. Di dalam perasaannya sendiri dia sangat menderita karena
beritannya disalah-fahami dan ditolak oleh bangsanya. Kadang-kadang dia merasa putus asa dan
menganggap pelayanannya sia-sia saja (20:7-8,10,14-18), namun akirnya dia tetap setia pada
panggilannya (20:9) dan berdasarkan kepada Tuhan (20:12-13; 15:16).

Garis besar kitab Yeremia


I. Pasal 1-18, Panggilan dan Berita Yeremia
II. Pasal 19-29, Yeremia menghadapi Pemimpin-pemimpin Yehuda
III. Pasal 30-33, Pengharapan akan Pemulihan
IV. Pasal 34-39, Keruntuhan Kerajaan Yehuda
V. Pasal 40-45, Pelayanan Yeremia sesudah Keruntuhan Kerajaan
VI. Pasal 46-51, Nubuat-nubuat Tentang Bangsa-bangsa Kafir
VII. Pasal 52, Kesudahan Kerajaan Yehuda

Ajaran Kitab Yeremia


1. Allah (seperti Yesaya dan nabi-nabi yang lain) Yeremia memandang Allah sebagai
Pencipta dan Tuhan yang berdaulat baik di sorga maupun di atas bumi (27:5; 23:23-24;
5:22-24; 10:12-13)
2. Penyembahan berhala. Hal ini menjadi beban terbesar dalam nubuat-nubuat Yeremia
tentang penghukuman. Raja Manasye, Kakek Raja Yosia sangan mendorong
perkembangan penyembahan berhala (7:29-24)
3. Percabulan (sesuatu yang biasa pada zaman Yeremia (23:10-14)) dan merupakan akibat
yang sudah pasti dari hal penyembahan berhala. Orang yang menyembah berhala sudah
tidak takut lagi akan Tuhan dan tidak lagi menghormati hukum-Nya.
4. Penghukuman Tuhan harus menghukum umat-Nya yang kurang setia menjadi berita
pokokdalam pelayanan Yeremia. Menurut pemberitaan Yeremia hukuman atas Yehuda
akan memakai berbagai macam bentuk misalnya, masa kekeringan dan kelaparan (14:1-
6)
5. Pengharapan . Walaupun Yeremia terus-menerus memberitakan hukuman yang akan
datang , namun dia juga memberi keyakinan bahwa masa pembuagan orang Yahudi di
Babel tidak untuk selama-lamanya (25:11; 29:10)
6. Agama. Yeremia memberitahukan bahwa kepercayaannya kepada Bait Suci,
persembahan korban dan pelayanan imamat adalah sia-sia tanpa disertai perubahan hati
(7:4-15,21-26)
7. Masa Depan yang Sempurna (seperti Yesaya). Nabi Yeremia melihat lebih jauh dari
pada pengembalian orang Yahudi dari masa pembuangan supaya dapat hidup di Palestina
sekali lagi (30:17-22; 32:15,44; 33:9-13).

KAJIAN KITAB RATAPAN


Penulis dan Waktu Penulisan
Menurut tradisi orang Yahudi, ktab ini ditulis oleh nabi Yeremia, mengingat kitab ini merupakan
catatan-catatan seorang saksi mata keruntuhan Yerusalem dan Yehuda. Dalam kitab Yermia dan
Ratapan dikatan bahwa malapetaka-malapetaka itu disebabkan oleh dosa dan penolakan hukum
Allah ( 1:8; 3:39-42; 4:6,13). Penulis Ratapan memakai symbol yang sama dengan apa yang
dipakai oleh Yeremia, misalnya: “putri Sion” (2:1 bdg Yer 4:31) dan permohonan agar Hakim
yang adil membalas kejahatan manusia (1:22; 4:21-22 bdg Yer 48,49).
Susunan dan Ringkasan
 Pasal 1, Ratapan pertama : Yerusalem dibinasakan, kebinasaan adalah akibat dosa dan
dan seruan belaskasihan kepada Allah.
 Pasal 2, Ratapan kedua : Murka Allah terhadapt UmatNya, penderitaan karena
kekeringan dan kelaparan, nabi palsu dan nabi benar dan doa tangisan kepada Allah.
 Pasal 3, Ratapan ketida: Ratapan orang berdukacita, mengingat kasih setia Tuhan pada
masa-masa lampau, penggilan untuk pembaharuan hati, akibat-akibat dosa dan doa
mengharapkan keadilan Tuhan.
 Pasal 4, Ratapan keempat: mengingat sukacita pada masa lampau, dosa dan akibatnya
dan penghukuman bagi Edom.
 Pasal 5, Ratapan kelima: doa memohon rahmat Than, daftar segala penderitaan mereka
dan permohonan pelepasan dan pembaharuan.
Ajaran:
Kitab ratapan ini melukiskan pergumulan dan reaksi-reaksi orang-orang Yahudi, teristimewa
penulis, terhadap penderitaan dan hukuman mereka. Mereka menemukan suatu kesadaran
bahwa Allah yanga adil dan mereka layak menerima hukuman karena mereka telah berdosa
kepada Tuhan (1:17-18). Perasaan bersalah itu sangang jeas dalam pasal 1:5; 4:13. Dengan
pandangan seorang nabi, penulis dapat melihat bahwa hukuman Tuhan bersifat disiplin dan
didikan yang dimaksud untuk mendorong umatNya agar kembali kepadaNya (3:25-33).

KAJIAN KITA YEHEZKIEL


Latar Belakang
Yehezkiel adalah seorang Imam yang dibuang ke Babel pada tahun 597 sebelum Masehi,
sepuluh tahun sebelum jatuhnya Yerusalem. Dia menerima panggilan Allah untuk menjadi nabi
melalui suatu penglihatan. Kemudian ia menubuatkan tentang hukuman dan pengharapan kepada
Umat Allah baik di buangan Babel dan masih tinggal di Yerusalem. Banyak nubuatan Yehezkiel
disampaiakan dalam bentuk lambang, misalkan lambang pengepungan Yerusalem (4-5):Anak
manusia, batu bata, sebidng besi, timbangan, sebilah pedang
Berita Yehezkiel menekankan bahwa setiap orang bertanggungjawab secara pribadi kepada
Allah. Suatu pepatah terkenal adalah “ ayah-ayah makan buah mentah dan gigi anak-anaknya
menjadi ngilu (18:2 bdg Yer 31:29). Bagi Yehezkiel masa depan adalah masa yang penuh
pengharapan. Karena itu dia menyampaiakan tentang pembaharuan hati manusia (11:17-20; 34;
36-37).
Tema : Penghakiman dan Pembaharuan
Penulis dan Waktu Penulisan
Kitab ini ditulis oleh Yehezkeil sendiri di negeri Babel (1:3).
Garis Besar
 Pasal 1-3 : Panggilan yehezkiel
 Pasal 4-24 : Israel akan dihukum
 Pasal 25-32 : Bangsa-bangsa tentangga akan dihukum juga
 Pasal 33-39: Pengahapan bagi Israel
 Pasal 40-48: Pembaharuan Tanah perjanjian
Ringkasan:
1. Panggilan Tuhan kepada Yehezkeil, terlihat dua sifat Allah yakni kemahakuasaan dan
kekudusanNya, diwahyukan melalui penglihatan pertama kepada Yehezkeil (1:1-28).
Penglihatan itu disusul oleh panggilan Tuhan kepada Yehezkeil dengan tugas
memberikan peringatan, penghukuman dan penghiburan bagi mereka (2:1-3:27)
2. Nubuat-nubauat tentang dosa dan penghukuman Israel. Tugas Yehezkeil yang pertama
ialah untuk melambangkan pengepungan dan kebinasaan Yerusalem dengan cara
membuat model kota dari batu bata (4:1-3), lalu mengikat dirinya sendiri (4:4-8),
membatasi makanan dan minumannya sebagai lambang kelaparan dan kehausan yang
akan diderita penduduk Yerusalem (4:9-17), mencukur dan membakar rambutnya (5:1-
17).
3. Dosa Yerusalem dan penghukumannya. Yang ditonjolkan adalah Yerusalem dan
keburukannya serta penyimpangan dari ibadah yang sejati (8:1-18).
4. Nubuatan –nubuatan tentang keruntuhan yerusalem. Dilambangkan dengan pokok anggur
yang tidak berbuah dan hanya layak dibakar (15:1-8). Gambaran lain ialah sebagai isteri
yang kurang setia dan menolak suaminya serta melenggar janji-janji pernikahan (16:1-
52).
5. Nubuatan terhadap bangsa-bangsa kafir seperti: amon, moab, edom, dan filistin (25:1-17)
sebagai tetangga yerusalem. Tirus dan sidon (26-28) bangsa-bangsa congkak karena
prestasinya sendiri setelah kejatuhan yerusalem. Mesir ( 29-32) dikenal kecongkakannya
yang besar sehingga mengalami kehancuran dibawah tangan nebukatnezar.
6. Pemulihan Israel dimulai dari pemulangan kembali ketanah Israel (33-37), nubuatan
terhadap gog (38-39), dan pembaharuan kembali bait suci (40-48).
Ajaran :
1. Allah – Yezkiel menekankan dua sifat Allah yakni kemahakuasaan dan kekudusannya
2. Manusia – salah satu tema terpenting dari kitab ini ialah pertanggungjawaban perorangan.
Yezkiel menekankan bahwa tiap-tiap orang harus bertanggung jawab atas dosanya sendiri
dan konsep ini merupakan dasar penghukuman Tuhan (18:4,20,30).

KAJIAN KITAB DANIEL


Latar belakang kitab Daniel
Daniel seorang buangan dari Yehuda, yang hidup dibabel pada abad 6 sebelum Masehi. Dia
seorang yang berpendidikan yang sudah ada di Mesopotania dan mendapat beasiswa dari Raja
Nebukatnezar untuk mempelajari sasra Babel, sebagai persiapan untuk jabatan diistana (1).
Daniel naik pangkat dari tawanan menjadi pemimpin Negara asing. Dia seorang yang setia
kepada Allah dan melaksanakan tugasnya dengan baik. Ia memiliki tiga sahabat yakni: Sadrakh,
Mesakh, dan Abednego.
Sebenarnya Daniel seorang pegawai yang setia kepada Allah dinegeri asing, bukan Nabi tetapi
Dia pernah mendapat beberapa penglihatan karena itu kita Daniel digolongkan sebagai kitab
nubuatan dalam kanon Yunani.
Penulis dan Waktu Penulisan
Pendapat tradisional mengatakan bahwa kitab ini ditulis oleh Daniel. Pada waktu pembuangan di
Babel.
Tema : Kitab Daniel adalah yang setia akan menang.
Tujuan Kitab Daniel :
1. Untuk mencatat beberapa peristiwa yang terjadi pada masa pembuangan Yahudi di Babel
selama 70 tahun (pememrintahan Nebukatnezar samapai dengan pemerintahan Raja
Darius/koresi).
2. Untuk menegaskan kebenaran bahwa umat Allah sering diperlakukan oleh kekuasaan-
kekuasaan duniawi, tetapi Tuhan sendiri adalah yang Mahakuasa dan beraulat atas
jalannya kehidupa sejarah manusia.
Garis besar Kitab Daniel
1. Pasal 1 samapai 6: Riwayat Daniel dan ketiganya rekannya
2. Pasal 7 sampai 12: Pengliatan- penglihatan

Ajaran :
1. Kitab Daniel sangat menekankan kedaulatan dan kekusaan Allah dalam segala urusan
manusia baik perorang maupun unifersal (1 : 9, 12, 17; 5 : 18,26-28)
2. Melalui mempelajar Nebukatnezar dan penglihatan yang diberikan kepada Daniel,
dinubuatkan dengan jelas tentang kedatangan Mesias untuk Merajai bumi (2 : 34-35, 44-
45; 7 : 13-14).
3. Ajaran tentang kebangkitan/ kehidupan sesuadah mati sangat jelas (12 :2-3).
4. Teladan Daniel dan kawan-kawan dalam hal doa sangat besar pengaruhnya (2:17-23).
KAJIAN KITAB HOSEA
Latar Belakang Kitab
Hosea bernubuat pada abad ke-8 sebelum Masehi. Nubuatannya ditujukan kepada umat di
Kerajaan Israel Utara, empat puluh tahun menjelang runtuhnya kota Samaria. Dosa bangsa Isreal
yang menonjol pada masa itu adalah dibidang moral dan politik (2 Raj 14:23-17:41). Dalm
ubuatan Hosea Israel digambarkan sebagai seorang isteri yang tidak setia kepada suaminya,
seperti Gomer (isteri Hosea). Gomer sering meninggalkan Hosea untuk mengikuti laki-laki lain,
menggambarkan Israel meninggalkan Allah untuk menyembah berhala meski Allah selalu
menunjukan kasih setiannya kepada mereka.
Tema : Kasih Setia
Penulis dan Waktu Penulisan
Kitab Hosea ditulis oleh Hosea sendiri walaupun tidak terpadat banyak keterangan tentang diri.
Kitab Hosea ditulis di Kerajaan Utara Israel sesuai dengan tujuan nubuatan Hosea. Hosea hidup
sezaman dengan Yesaya dan Amos.
Garis Besar
 Pasal 1-5 : Perkawinan Hosea
 Pasal 4-13 : Umat Israel yang tidak setia kepada Allah
 Pasal 14 : Pertobatan dan keselamatan
Ringkasan:
1. Hubungan Israel denga Allah. Bagian ini perkawinan Hosea melambangkan hubungan
kasih antara Allah dengan umatNya serta kehancuran hubungan itu. Hosea mengawini
seorang perempuan yang mulanya setia dan mereka mendapat tiga anak yang nama-
namanya juga menjadi berita penghukuman bagi Israel (1:11-12).
2. Dosa Israel mengakibatkan penghukuman. Bukti pelanggaran bidang moral dan politik
seperi : pengutukan, pembohongan, pembunuhan, pencurian, perzinahan, kekerasan dan
kelalalian dalam pengenalan akan Allah (4:1-6).
3. Penyembahan berhala digambarkan sebagai perzinahan rohani yang mengakibatkan
penghukuman (4:7-19)
4. Kesedihan Allah dan kasihNya terhadap umatNya digambarkan dengan sangat indah
dalam pasal 11:1-9.
5. Pertobatan sungguh-sungguh meliputi pengakuan dosa dan seterusnya kesetian Tuhan
saja (14:2-4). Akibat dari pertobatan adalah perdamaian dan pembaharuan (14:5-9).

KAJIAN KITAB YOEL


Latar Belakang
Peristiwa yang mendasari pelayanan Yoel adalah beberapa bencana alam : wabah belalang yang
luar biasa (1:4); Masa kekeringan (1:17,20) disusul dengan kebakaran (1:19). Yoel menafsirkan
keadaan demikian sebagai murka Allah, yang dimaksudkan untuk mendorong umatNya bertobat.
Jadi kitab ini adalah seruan kepada orang Yahudi untuk kembali dalam hubungan yang baik
dengan Allah. Apa bila hubungan itu baik maka tanah akan dipulihkan menjadi subur oleh
Tuhan (2:17-19). Wabah seruan belalang melambangkan serbuan milietr dari sebelah utara (2:1-
11) yang kemudian tertuju kepada hal-hal akhirat yang mendatangkan kerajaan Allah di bumi
(2:30-32; 3:9-17).

Penulis dan Waktu Penulisan


Dalam kitab ini tidak ada keterangan yang jelas tentang penulisnya. Berita nubuatannya
ditujukan kepada umat Yehuda ketika berkumpul dalam perayaan hari-hari besar di bait suci.
Yoel artinya Allahku.
Ringkasan dan Garis Besar.
 Pasal 1, Bencana Alam : Belalang, kekringan dan kebakaran.
 Pasal 2:1-27, Wabah belalang sebagai lambang: serbuan melitir, seruan untuk bertobat
dan berkat berdasarkan pertobatan.
 Pasal 2:28-3:21, hari-hari terkahir: Tanda-tada akhir zaman, hukuman atas bangsa-
bangsa, pembaharuan Yehuda dan Yerusalem.
Ajaran
1. Pertobatan harus sungguh-sungguh, supaya diterima oleh Tuhan. Timbul dari hati bukan
dari luar dan bergantung secara mutlah atas rahmat Tuhan (2:12-14).
2. Keselamatan bergantung atas iman manusia dan anugerah Tuhan (2:23).
3. Hari Tuhan akan ditandai oleh beberapa hal: pekerjaaan Roh Kudus secara luar biasa
(2:28-29), Mujizat (2:30-31), Masa Anugerah (2:32), Hukuman (3:1-3,14) dan
Pembaharuan (3:17, 20,21).

KAJIAN KITAB AMOS


Latar Belakang
Amos adalah seorang gembala dan petani yang berasal dari kota Tekoa di Yahuda. Walaupun
Amos berasal dari kerajaan Yahudi bagian selatan, namun Amos bernubuat kepada Kerjaan
Israel utara. Pada abad ke- 8 sebelum Masehi, Tuhan mengutus dai untuk bernubuat kepada
Kerjaan Israel Utara (7:14-15). Kitab Amos merupakan kitab yang penting karena merupakan
sumber keterangan utama tentang keadaan interen kerajaan Israel pada masa pemerintahan
Yerobian II. Israel Utara tampak makmur, namun kemakmuran itu hanya dinikmati oleh
beberapa orang saja. Mereka tidak berlaku adil terhadap orang-orang miskin, melainkan
menindas orang-orang miskin agar para pemimpin dapat hidup mewah.
Bangsa itu rajin beribadah, namun ibadah yang tidak disertai keadilan adalah bohong. Olek
karena itu Amos memberi peringatan bahwa Allah akan menghukum umatNya yang berdosa itu.
Mereka diajak untuk bertobat dan melaksanakan keadilan agar Allah bermurah kepada mereka
(5:15). Namun Nubuatan Amos di tolak dan Amazia, iman di Betel menyuruh Amos untuk
pulang ke Yahuda.
Penulis dan Waktu Penulisan
Ditulis oleh Amos seorang yang berasal dari kota Tekoa di Yehuda (1:1), seorang gembala dan
pemungut buah ara hutan (7:14). Amos hidup pada masa pemerintahan Uzia di Yehuda.
Ringkasan dan Garis Besar
1. Pasal 1-2 : Nubuat terhadap bangsa-bangsa, Amos menyampaikan berita hukuman secara
umum terhadap bangsa tetangga Israel dan Yehuda: Siria (Damsyik), Felsita (Gaza),
Tirus, Edom, Amon, Moab. Dosa mereka banyak namun yang paling menonjol adalah
ketidak adilan dan penyembahan berhala.
2. Pasal 3-6 : Hukuman atas Israel yang telah mengkhianati hubungan istimewanya dengan
Tuhan (3:1-18). Penyelenggaraan upacara-upacara ibadah secara formal tanpa pertobatan
rohaniah (4:4-13).
3. Pasal 7-9 : Penglihatan-Penglihatan tentang Penghukuman atas Israel. Dengan maksud
menunjukan bahwa hukuman itu mempunyai tujuan mendidik /memperbaiki dan bukan
menghapuskan sama sekali. Penglihatan pertama dan kedua tentang wabah belalang dan
kebakaran api, penglihatan ketiga tentang sifat penghakiman Allah dan penglihatan
keempat tentang buah-buah musim kemarau yang melambangkan Israel sudah siap untuk
dihukum karena karena kejahatannya (8:1-14).
Ajaran
 Allah terlihat sebagai pencipta (4;12) yang terus mangatur jalannya dunia (5:8; 9:6).
 Israel, Yahwe adalah Allah Israel dalam arti unik karena Dia telah mengikat diriNya
sendiri dalam suatu hubungan perjanjian dengan bangsa itu (3:2).
 Ibadah seperti banyak nabi lain, Amos menegaskan bahwa pelanggaran-pelanggaran
hukum moral tidak dibenarkan melalui upacara-upacara perayaan hari besar melalui
persembahan korban saja. Tuhan membenci ibadah kosong yang terceraikan dari
moralitas dan pertonatan yang sungguh-sungguh (5:21-27).
 Keadilan merupakan salah satu sifat Allah yang paling penting bagi Amos sehingga
Ia menuntut umatNya untuk berlaku adil (5:24).
 Hari Tuhan, sesuai dengan beban utama pemberitaan Amos yaitu menegaskan
hukuman sebagai cirikhas utama hari Tuhan (5:18-20).
 Pengharapan, berita Amos yang paling terakhir adalah pengharapan dan pemulihan,
jia umat berbalik dan bertobat sungguh-sungguh (7:10-17).
KAJIAN KITAB OBAJA
Latar belakang
Sejarah rasa benci antara Yehuda dan orang Edom sudah berlangsung berabad-abad, dan
mempunyai akar dalam perbedaan antara Yakub (Israel) dan Esau (Edom) sebagaimana
diceritakan dalam Kej 25:23; 27:39-40. Edom menjadi hamba bagi Israel karena memandang
rendah hak kesulungannya. Rasa benci berkobar lagi waktu Edom tidak mengijinkan orang Israel
melintasi tanah Edom waktu keluar dari Mesir (Bil 20:14-21). Dalam masa sebelum
pembuangan, para nabi juga mencela Edom terus menerus (Yes 35:5; Yer 49:7-22). Ketika
Yerusalem runtuh orang Edom menyatakan diri gembira (Rat 4:21) dan bersikap balas dendam
terhada Israel (Yehez 2:12). Orang Edom membantu Babel untuk membinasakan Yerusalem
(Yehez 35:5, 12,15).
Penulis dan Waktu Penulisan
Tidak ada sedikit keterangan tentang identitas Obaja. Obaja artinya Hamba Allah. Dengan
demikian penulis kitab Obaja tidak diketahui. Waktu penulisan kitab ini berhubungan dengan :
 Masa sebelum pembuangan (abad ke – 9 sebelum Masehi)
 Masa di pembuangan (abad ke-6 sebelum Masehi)
 Masa sesudah pembuangan ( abad ke- 5 sebelum Masehi).
Garis Besar /Susunan
1. Ayat 1-14, Hukuman Atas Edom
2. Ayat 15-16, Hukuman atas sehala bangsa
3. Ayat 17-21, Pemulihan Israel
Ajaran
 Obaja menegaskan tentang Ilham Ilahi dengan kata “ firman Tuhan sendiri” (4x).
 Berita obaja yang utama adalah penghukuman Ilahi atas bangsa-bangsa pada hari Tuhan.
 Tujuan akhir dari hukuman Allah ialah Kerajaan Ilahi yang ditandai dengan
kekudusanNya.

KAJIAN KITAB YUNUS


Penulis dan Waktu Penulisan
Dalam pasal 1:1 menjelaskan datang firman Tuhan kepada … Yunus bin Amitai. Dengan
demikian orang berpendapat bahwa penulisnya adalah Yunus sendiri. Soal waktu penulisan ,
pendapat tradisonal mengatakan bahwa ditulis pada zaman raja Yerobeam II sesuai dengan
waktu pelayanan Yunus abad ke -8 sebelum Masehi.
Tema : Tidak Setia
Susunan dan Ringkasan
1. Pasal 1, Panggilan Tuhan; ketidak setiaan Yunus. Tuhan memanggil Yunus untuk
berkhotbah ke Nenewi, namun Yunus pergi ke Tarsis.
2. Pasal 2, Pemeliharaan Tuhan; setelah tiga hari tiga malam di dalam perut ikan, Yunus
berdoa mengakui kesalahannya kepada tuhan dan berharap Tuhan menyelamatkannya.
3. Pasal 3, Panggilan tuhan diperharui, setelah yunus menyatakan kesetiannya
4. Pasal 4, Kasih sayang Tuhan diwujudkan melalui teguran bagi Yunus.
KAJIAN KITAB MIKHA
Latar Belakang
Meskipun tinggal diluar kota, Mikha cukup mengetahui tentang korupsi yang sudah menjadi
kebiasaan diKerajaan Israel dan Yehuda. Yang memperingatkan Samaria (Ibu Kota Kerajaan
Israel) dan Yerusalem (Ibu Kota Kerajaan Yehuda) tentang penghukuman Tuhan karena
kejahatan-kejahatan mereka Mikha memperlihatkan keadaan social dimana rakyat umum
ditindas oleh orang kaya (2: 1-2,6: 11-12), ketidak adilan yang menjadi kebiasaan pemimpin
pada waktu itu. Inti pemberitaan Mikha adalah pasal 8. Mikha menubuatkan juga bahwa kota
Betlehem akan menjadi tempat kelahiran Mesias (5:1).
Penulis dan Waktu Penulisan
Seluruh kitab ini ditulis oleh Nabi Mikha. Mikha melayani Kerajaan Yehuda pada abad ke 8
sebelum Masehi, pada masa pemerintahan Raja Yotam, Ahas, dan Hizkia. Mikha melayani
sejaman Nabi Yesaya dan Hosea. Mikha tinggal di Moresyet (1:1). Daerah perbatasan Filistia di
gat.
Susunan dan Ringkasan
1. Pasal 1-3, hukuman atas Israel dan Yehuda. Ketidakadilan social, yaitu penindahasn
orang miskin oleh orang kaya menjadi alasan pertama (1: 8-16).
2. Pasal 4-5, masa kemuliaan yang akan datang. Pemerintahan Mesias bersifat Universal da
ditandai dengan kebenaran dan keadilan serta ibadah yang sejati (4: 1-5). Kerajan itu
akan didirikan melalui pengumpulan kembali orang Israel (4: 6-8). Kedatangan mesias
yang bersifat ilahi menggembalakan umat-Nya dan juga membinasakan kekuasaan dunia
(5:1-5).
3. Pasal 6-7, penghukuman dan pemulihan. Bangsa Israel akan dipulihkan dan akan
menikmati kemuliaan serta kekuasaan ditengah-tengah bangsa-bangsa karena Tuhan
menunjukkan kasih sayang dan rahmatnya secara berkelimpahan (7:10-20).
Ajaran
1. Mikha menekankan sifat keadilan Tuhan, maka dengan demikian Tuhan menuntut
keadilan dari umat-Nya ( 6: 8,11).
2. Mikha menekankan dan mencela penyembahan berhala atau standar-standar moral yang
rendah dalam kehidupan social bermasyarakat (2:3-5;6:12-16).
3. Mikha memberitakan suatu pemulihan pada suatu masa yang akan datang sebagai
pengharapan Israel (7 : 7-20), yang ditandai oleh suasana keagamaan yang baru di
Yerusalem (4 : 1-2), dan kelahiran Mesias di Betlehem (5 : 1-3).
KAJIAN KITAB NAHUM
Latar belakang
Nubuatan kitab Nahum, merupakan kelanjutan pelayanan nabi Yunus. Ketika Yunus
berkhotbah di Niniwe, penduduk dikota itu bertobat namun 100 tahun kemudian, mereka
melupakan Tuhan dan kembali kepada dosa mereka serta hidup dalam kejahatan yang
dilakukan dahulu.
Penulis dan Waktu Penulisan
Penulis kitab Nahum adalah Nahum sendiri. Nama Nahum berarti penghiburan atau belas
kasihan. Nahum berasal dari Elkosyi (1:1), dan Nahum melayani di Yehuda.
Susunan dan Ringkasan
1. Pasal 1, Murka Allah terhadap Niniwe. Setelah menggambarkan kedasyatan Tuhan dalam
menghukum musuh-musuhNya, Nahum memberitakan hukuman Tuhan atas Niniwe
secara khusus (1-15).
2. Pasal 2, Kemusnahan Niniwe. Usaha orang Niniwe mempertahankan kota itu dari
hukuman Allah sia-sia.
3. Pasal 3, Dosa mengakibatkan kehancuran. Kota yang suka menumpahkan darah, akan
ditaklukan dan diperlakukan seperti sundal.
Ajaran
1. Nahum melukiskan Allah sebagai Allah yang cemburu dan pembalas dan murkaNya
dibangkitkan oleh kefasikan. Allah panjang sabar terhadap manusia,namun tetap akan
menghukum dosa.
2. Scara khusus, Nahum mencela dosa militer yang kejam, yang sering dilakukan oleh asyur
(3 : 1-3). Dosa itu mengakibatkan banyak pembunuhan, penghapusan bangsa, dan
kekejaman lainnya. Hal-hal demikian sangatlah dibenci oleh Tuhan (2 : 1-13).
3. Nahum memberitakan bahwa, walaupun mereka sudah banyak menderita, orang Yahudi
akan menang pada waktu Tuhan menghukum musuh-musuh mereka (2:2).

KAJIAN KITAB HABAKUK


Latar Belakang
Nama Habakuk berasal dari kata Ibrani yang berarti “memeluk” atau “bergulat”. Kitab ini ditulis
oleh nabi Habakuk sendiri (1:1). Waktu penulisannya pada saat Babel berkuasa kira-kira abad
ke-7 sebelum Masehi. Nubuatan-nubuatan Habakuk ditujukan kepada kerajaan babel yang belum
mencapai kuasa yang penuh, maka Tuhan akan memakai bangsa itu untuk menghukum Yahuda.
Susunan dan Ringkasan
 Pasal 1:1-11, berbicara tentang Pengaduan Habakuk dan Jawaban Allah yang
pertama.
 Pasal 1:12-2:5, tentang Pangaduan Habakuk dan Jawaban Allah yang kedua.
 Pasal 2:6-20, tentang Ucapan-ucapan celaka kepada Babel.
 Pasal 3:1-19, tentang Penglihatan mengenai penghukuman Allah.
Ajaran
1. Habakuk menekankan sifat keadilan Allah terhadap setiap orang dan bangsa.
Kesombongan akan menjatuhkan Babel, sedangkan orang benar akan diselamatkan oleh
Allah. Allah akan menghakimi semua orang dengan adil (2:4 bdg Roma 1:17; Gal 3:11;
Ibr 10:38)
2. Tuhan sebagai hakim yang Mahakuasa akan meleyapkan segala kejahatan dan semua
lawan-lawanNya (2:9-14).
3. Kepercayaan kepada Tuhan merupakan sumber kekuatan yang sajati bagi manusia,
walaupun di tengah-tengah kesulitan (3:17-19).

KAJIAN KITAB ZEFANYA


Latar Belakang
Kitab Zefanya mempunyai tema penghukuman, pembaharuan dan nubuatan. Kitab agak
istimewa karena merupakan berita pertama sejak pelayanan nabi Yesaya dan Mikha 70 tahun
sebelum. Kehidupan moral dan keadaan agama sduah mengalami kemerosotan besar setelah
kematian raja HIzkia (th 687 BC). Anaknya Manasye mendirikan kembali Mesbah- mesbahn
Baal yang telah dibinasakan oleh Hizkia. Tahyun, kepercayaan kepada Horoskop, persembahan
korban berupa orang pun menjadi kebiasaan dalam agama dan upacara, tetapi tidak memiliki
realitas rohani atau moral. Orang yang berusaha memelihara kemurnian penyembahan kepada
Allah dibalas dengan penganiyaan dan kematian (2 Raja-raja 21: 16).
Meskipun Manasye bertobat dari hal demikian sebelum Dia mati, anaknya Amon membiarkan
doa penyembah berhala dimulai kembali. Zefanya menghadapi situati yang demikian, mak ia
bersemangat untuk mereformasi Raja Yosia yang masih muda itu. Ia menjadi pelopor perubahan
termasuk Yermia, Abakuk, Yehezkiel, Nahum, untuk menyelamatkan Yehuda dan Israel.
Pernulis dan Waktu Penulisan
Ditulis oleh Zefanya sendiri yang tinggal di Yeruzalem dengan pengetahun yang cukup teliti
(1: 4, 10-12). Zefanya bernubuat pada masa pemerintahan Yosia Raja Yehuda (th 621 BC).
Zefanya melayani sebelum reformasi besar yang dilakukan Raja Yosia.
Susunan
1. Pasal 1-2: 3, berbicara tentang Hari Tuhan bagi Yehuda.
2. Pasal 2:4-15, berbicara tentang Hari Tuhan bagi bangsa-bangsa.
3. Pasal 3: 1-8, berbicara tenang Hari Tuhan bagi Yerusalem.
4. Pasal 3:9-20, bebicara tentang Hari Tuhan bagi sisa-sisa Israel.
Ajaran
Tema pokok dalam berita Zefanya adalah “Hari Tuhan”, yang diuraikan sebagai:
1. Waktu yang sudah dekat, maka harus ada persiapan dapi pihak manusia yang berdosa
(1:7,14).
2. Waktu penderitaan besar (1:15).
3. Waktu Penghukuman (2:12,17
4. Waktu yang berakibat bagi seluruh ciptaan (1:2-3; 2:14).
5. Waktu pemusnahan bagi semua lawan Allah (1:4-15; 3:8).
6. Waktu yang hanya dapat dihindarkan melalui pertobatan yang sungguh-sungguh (2:1-3).
7. Waktu yang akan dipakai Tuhan untuk membersihkan dosa dan memurnikan Israel
sehingga sisa-sisa yang saleh akan diselamatkan dan dipulihkan keadaannya (3:12-13,
17-20).
8. Tuhan akan mendirikan kerajaanNya sendiri yang berpusat di Yerusalem (3:14-15) dan
akan mendapatkan kesetian dari segala bangsa (3:9-10).
KAJIAN KITAB HAGAI
Latar Belakang
Pada zaman Hagai, wilayang-wilayah kerajaan Persia yang terpencil mengalami penghentian
bantuan langsung dari pemerintah pusat. Prinsip ekonomi local bagi bangsa-bangsa jajahan
dimulai oleh raja Koresi dan berakhir pada kematian anaknya Kambyses (th. 530-486 B.C).
Sesudah kematian Kambyses, munculah pemberontakan-pemberontakan yang menyebabkan
kemacetan dalam bidang ekonomi dan komunikasi dikerajaan Persia bagian Barat sampai
keadaan dipulihkan kembali oleh raja baru Darius I. Dalam situasi tersebut, keadaan Yehuda
semakin buruk karena mengalami kelaparan berturut-turut (1 : 9-11; 2 : 17-18). Akibatnya orang
Yahudi lebih mementingkan kepentingan diri sendiri dan mengabaikan pekerjaan Tuhan (1:2).
Dalam keadaan demikian, Hagai mendorong orang Yahudi untuk meneruskan pembangunan bait
Allah, serta mendorong pembaharan hidup kemasyarakatan melalui penkanan prioritas-prioritas
rohani. Tugas Hagai iyalah meyakinkan penduduk Yerusalem dan Yehuda bahwa ketaatan pada
kehendak Allah akan menjamin damai sejahtera dan kemakmuran. Pelayanan Hagai kepada
pemmimpin-pemimpin bangsa ialah mendorong serta mengingatkan bahwa mereka dipilih dan
dilengkapi Allah untuk tugas istimewa mereka masing-masing (2;3 dst;21 dst).
Penulis dan Waktu Penulisan
Ketiga kitab perjanjian lama yang terakhir Hagai, Zakharia, Maleakhi meninggung masa setelah
pembuangan, pada waktu orang Yahudi diperbolehkan kembali ke Yerusalem sebagai mana
dicatat dalam kitab Ezra dan Nehemia. Hagai dan Zakharia adalah nabi-nabi pertama yang
melayani pada zaman tersebut disusul oleh Maleakhi 60 tahun kemudian. Waktu pelayanan
Hagai ditentukan mulai masa pemerintahan raja Darius I. Berita yang disampaikan pada hari
yang pertama bulan ke 6 tahun ke II raja Darius (1:1).
Susunan /
1. Pasal 1 : 1-2a, 2 : 1a; berbicara tentang tantangan untuk meneruskan pekerjaan Tuhan.
2. Pasal 2 : 1b-10, berbicara tentang hiburan bagi pekerja-pekerja yang kecewa.
3. Pasal 2 : 11-20, berbicara tentang janji berkat atas ketaatan.
4. Pasal 2 : 21-24, berbicara tentang dorongan dan hiburan bagi zeru babel.
AJARAN ;
1. Hagai memusatka perhatiannya pada bait suci sebagai tempat kehadiran dan kemuliaan
Allah (1:8 ; 2:4&6).
2. Pekerjaan Tuhan harus selalu mendapat prioritas yang lebih tinggi dari kebutuhan sehari-
hari secara material.
3. Ketaatan yang sungguh-sungguh kepada Allah sebagai bukti perbuatan pertobatan (1 : 7-
8).
4. Hagai melihat masa depan yang sangat mulia, dimana bait Allah menjadi pusat bagi
semua bangsa (2 : 7-10).
KAJIAN KITAB ZAKHARIA
Latar Belakang
Kitab Zakharia persis sama dengan kitab Hagai yatu dimana orang Yahudi pulang dari
pembuangan 17 tahun sebelumnya. Bersama-sama dengan nabi Hagai, Zakharia dipanggil
untuk memberitakan kepada pemimpin rohani agar masyarakat teogratis itu mengetahui
kewajibannya sebagai saksi yang hidup bagi bangsa-bangsa. Kelalaian para imam terhadap
tugas-tugas mereka ditandai oleh keacuhan terhadap hukum taurat, termasuk tuntuna-
tuntunan moralnya.
Penulis dan Waktu Penulisan
Menurut pendapat radisional Nabi Zakharia menjadi penulis diseluruh kitab ini (1:1,7 ; 6:9 ;
7:1&8). Waktu penulisan dimulai kira-kira pada tahun 520 BC, 2 bulan sesudah pelayanan
nani Hagai.
Susunan dan Ringkasan Kitab
1. Pasal 1-8, penglihatan-penglihatan yang berhubungan dengan keadaan setempat : 4
punggung kuda tentang keadaan damai didalam dunia menghasilkan janji pemulihan
bagi Yerusalem sebagai tempat pendiaman Tuhan (1:7-17); 4 tanduk melambangkan
kehancuran bangsa yang pernah menindas orang Yahudi (1:18-21); Tali ukuran
mnuju kepada tempat kediaman Allah ditengah-tengah umatNya yang dipulihkan;
Imam besar Youshua setelah dicobai iblis dna disucikan dan ditabiskan Tuhan serta
diperbolehkan masuk kedalam hadiratNya melambangkan Mesias (3;1-10); Kandil
emas sebagai lambing umat Allah dengan kedua pohon zaitun sebagai lambing
Youshua (Imam Besar), dan Zeru Babel (Gurbenur) selaku wakil Mesias sebagai
Imam dan Raja (4:1-14); penglihatan berikutnya adalah gulungan kitab yang terbang
sebagai lambang hukuman Tuhan atas semua orang jahat dalam masyarakat Yahudi
(5:1-4); Perempuan dalam gantang sebagai lambang pebuangan kejahatan (5:5-11)
dan 4 kereta kuda sebagai lambang kekuasaan Tuhan atas bangsa-bangsa (6:1-8).
2. Pasal 9 -14, penglihatan-penglihatan tentang Mesias pembebasan Yehuda dan
Yerusalem akan terjadi sesudah masa kesushan (12:1-9) yang disusul oleh pertobatan
yang sungguh-sungguh dan pembersihan dari penyembah berhala dan nubuat palsu
(12:10-13:6).
Ajaran
1. Allah terlihat sebagai Tuhan semesta alam yang berkuasa meliputi semua bangsa dan
semua bangsa akan mengaku Dia sebagai raja (8:20-22; 14:9 & 16).
2. Tujuan Allah mendirikan kerajaanNya tidak dapat terlaksana tanpa suatu persiapan oleh
umat Israel. Pertobatan dan penyucian dari dosa menjadi persyaratan dari menerima
berkat Allah (1:1-4; 13 : 9).
3. Mesias berasal dari keturunan Daud (“sang pentunas” 3:8; 6:12) dan melayani umatNya
sebagai gembala serta memerintah sebagai raja (9:9; 14:9)
KAJIAN KITA MALEAKHI

You might also like