Professional Documents
Culture Documents
Pidato Lomba Budaya Sungai
Pidato Lomba Budaya Sungai
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua. Yang terhormat, Ibu Alfisyah
S.Ag., M.Hum dan Bapak Lumban Arofah S.Sos., M. Sc selaku dosen program studi
pendidikan sosiologi Universitas Lambung Mangkurat, serta rekan-rekan sekalian yang saya
banggakan, pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur atas segala rahmat dan
keberkahan yang telah diberikan oleh Allah SWT kepada kita semua. Shalawat serta salam
tak lupa kita haturkan kepada junjungan Nabi besar kita Nabi Muhammad SAW.
Sesuai dengan tema kita hari ini, izinkan saya membawakan sebuah pidato hasil
karangan saya yang berjudul “ Peran Mahasiswa dalam Mempertahankan Eksistensi Nilai-
Nilai Positif dalam budaya Pasar Terapung sebagai Upaya Pelestarian dan Pengembangan
Budaya Sungai “.
Rekan-rekan saya sekalian, perlu kita ketahui bahwa kita tinggal di Kota Banjarmasin
yang terkenal dengan seribu sungainya, kota dengan seribu kearifan lokal dan berbagai
macam kebudayaan di dalamnya. Hingga saat ini, sungai masih menjadi tumpuan hidup bagi
mayoritas masyarakat untuk menunjang kebutuhan sehari-hari.
Lalu, apakah pasar terapung hanya sebatas pasar yang mengapung di atas sungai ?
Apakah pasar terapung hanya sebatas salah satu variasi unik dari pasar ? Atau adakah makna
lebih dari pasar terapung tersebut ? Hadirin yang saya hormati, saya beranikan diri untuk
meyakinkan anda semua bahwa pasar terapung memiliki makna yang lebih mendalam dari
hanya sekedar berjualan di atas sungai.
Rekan-rekan sekalian, pasar terapung adalah simbol kebanggaan dan keunikan daerah
kita yang membuat kebudayaan kita menjadi lebih unggul. Pasar terapung mengajarkan kita
untuk menjadi seorang pejuang dan ini merupakan ciri khas dari suku Banjar. Pejuang yang
di maksud ini adalah orang banjar sejatinya memiliki daya juang dan kedisiplinan yang
tinggi, hal ini tercermin dari keberadaan pasar terapung yang bermunculan dini hari ketika
orang-orang masih tertidur lelap. Orang suku banjar sejatinya adalah manusia-manusia yang
kuat dan rajin dalam menggeluti suatu hal, dan hal ini adalah nilai yang harus kita tanamkan
di dalam diri kita.
Tapi, apa yang di sayangkan saat ini? Yang disayangkan saat ini adalah, kita sebagai
suku banjar masih tidak bisa mengimplementasikan nilai-nilai positif yang terkandung dalam
budaya pasar terapung. Hal ini merupakan tamparan keras untuk kita semua, harusnya kita
malu karena kita belum sepenuhnya bisa menjiwai diri kita dengan jiwa kebanjaran. Tetapi
ada yang lebih menyedihkan lagi wahai rekan-rekan sekalian, bahwa pada kenyataannya,
peminat pasar terapung ini mulai hilang karena menganggap pasar terapung sudah tertinggal
jauh dari majunya era sekarang ini.
Rekan-rekan yang saya hormati, kita sebagai mahasiswa di era milenial ini harusnya
tidak ikut meninggalkan dan harusnya bangga akan adanya kebudayaan ini. Melestarikan dan
mengembangkan budaya pasar terapung merupakan perwujudan dari rasa bangga sebagai
orang banjar. Hal ini dapat terwujud dari diadakannya festival-festival pasar terapung sebagai
ajang promosi dan re-introduce eksistensi pasar terapung kepada kaum milenial.
Rekan-rekan yang saya banggakan, saya minta mulai saat ini tanamkan kesadaran di
dalam diri kalian masing-masing mengenai jiwa kebanjaran. Karena dengan ini, semangat
kita untuk melestarikan kebudayaan sungai dapat terwujudkan. Sadarilah sebagai orang
banjar bahwa kita berkewajiban untuk melestarikan dan mengembangkan kebudayaan
tersebut agar tidak hilang tersapu oleh zaman.
Wassalamu’alaikum wr.wb