Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 16

MAKALAH

INSAN KAMIL
(Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akhlak Tasawuf)

Dosen Pengampu :
Misdarwati, M. Pd. I

Disusun Oleh :
1. Shaumi Dwianka Rahmawati (2211020072)
2. Zainal Abidin (2211030079)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TERBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah Insan Kamil ini dapat di selesaikan
secara tepat waktu. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak,
terutama kepada dosen Pengampu dan juga kepada semua anggota kelompok yang
sudah banyak membantu dalam pembuatan makalah ini. Penulis menyadari bahwa
makalah ini memiliki banyak kekurangan, baik secara isi maupun bahasa yang
digunakan di dalamnya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Bandar Lampung, 15 Mei 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER ...........................................................................................................i
KATA PENGANTAR ...................................................................................ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................iii
BAB I
PENDAHULUAN...........................................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................2
BAB II
PEMBAHASAN..............................................................................................3
2.1 Konsep Insan Kamil Dalam Tasawuf.........................................................3
2.2 Filosofi Insan Kamil Dalam Kehidupan.....................................................4
2.3 Keutamaan Menjadi Insan Kamil...............................................................5
2.4 Metode Pengembangan Diri Menuju Insan Kamil.....................................7
2.5 Peran Insan Kamil Dalam Masyarakat.......................................................8
2.6 Tantangan Dan Hambatan Dalam Mencapai Insan Kamil.........................9
BAB III
PENUTUP.......................................................................................................12
3.1 Kesimpulan.................................................................................................12
3.2 Saran...........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Insan Kamil adalah istilah dalam tasawuf yang berarti "individu
sempurna" atau "manusia yang sempurna". Konsep insan kamil berasal dari
ajaran tasawuf Islam dan mengacu pada manusia yang mencapai
kesempurnaan dalam spiritualitas, moralitas, dan akhlak. Menurut pemikiran
tasawuf, insan kamil adalah manusia yang telah mencapai tingkat tertinggi
dalam pengembangan diri dan kesadaran spiritual. Insan kamil adalah manusia
yang memiliki kesadaran yang sempurna tentang Tuhan dan memperoleh
kebijaksanaan dan pemahaman tentang segala aspek kehidupan. Mereka juga
dikenal sebagai orang-orang yang memiliki sifat-sifat positif yang
termanifestasi dalam perbuatan dan perilaku mereka. Dalam mencapai
kesempurnaan spiritual, insan kamil harus melewati tahap-tahap atau jalan
spiritual tertentu. Ini melibatkan praktik-praktik tasawuf seperti dzikir,
meditasi, dan latihan-latihan spiritual lainnya yang bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran dan pemahaman manusia tentang Tuhan. Konsep
insan kamil sangat penting dalam tasawuf karena merupakan tujuan akhir dari
praktek-praktek spiritual dan ajaran tasawuf itu sendiri. Selain itu, konsep ini
juga mempengaruhi pandangan para sufi tentang diri mereka sendiri dan dunia
di sekitar mereka, serta hubungan mereka dengan Tuhan dan makhluk-Nya.1

1.2 Rumusan Masalah


Adapun Rumusan Masalah Yang Terdapat Pada Pembasahan Ini Yaitu ;
1. Apa pengertian dan karakteristik insan kamil dalam ajaran tasawuf?
Bagaimana tahapan pencapaiannya?
2. Bagaimana filosofi insan kamil dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari?
3. Apa keutamaan dan manfaat menjadi insan kamil? Bagaimana hal

1
A. Rusdiana, “Pemikiran Ahmad Tafsir tentang Manajemen Pembentuk Insan Kamil,” At-Tarbawi: Jurnal
Kajian Kependidikan Islam 2, no. 2 (2017): 97.

1
tersebut dapat mempengaruhi kehidupan spiritual dan sosial
seseorang?
4. Bagaimana cara pengembangan diri untuk mencapai tahapan insan
kamil? Apa saja praktik-praktik tasawuf dan kegiatan spiritual lainnya
yang dapat dilakukan?
5. Apa peran dan kontribusi insan kamil dalam masyarakat? Bagaimana
mereka dapat membantu memperbaiki keadaan sosial dan moral
masyarakat?
6. Apa tantangan dan hambatan yang mungkin dihadapi dalam mencapai
tahapan insan kamil? Bagaimana cara mengatasinya?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun Tujuan Penulisan dari makalah ini yaitu ;
1. Memberikan pemahaman yang lebih baik tentang konsep insan kamil
dalam ajaran tasawuf dan cara mencapai tahapan tersebut.
2. Memberikan pandangan dan pengertian tentang bagaimana filosofi
insan kamil dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Memberikan pemahaman dan motivasi kepada pembaca tentang
keutamaan dan manfaat menjadi insan kamil.
4. Memberikan panduan praktis kepada pembaca tentang cara
mengembangkan diri menuju tahapan insan kamil.
5. Memberikan pemahaman dan inspirasi kepada pembaca tentang peran
dan kontribusi insan kamil dalam masyarakat.
6. Memberikan pemahaman dan solusi bagi pembaca untuk mengatasi
tantangan dan hambatan dalam mencapai tahapan insan kamil.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Insan Kamil Dalam Tasawuf


Konsep insan kamil merupakan salah satu konsep penting dalam tasawuf,
yang juga dikenal sebagai ilmu sufisme. Insan kamil merupakan bentuk
puncak dari spiritualitas dan kesempurnaan manusia, dan ia menjadi tujuan
akhir dari perjalanan spiritual dalam tasawuf. Pada dasarnya, insan kamil
diartikan sebagai manusia yang sempurna secara spiritual. Insan kamil telah
mencapai derajat kesempurnaan dalam hubungannya dengan Tuhan, dirinya
sendiri, dan dengan orang lain. Sebagai manusia yang sempurna, ia memiliki
kemampuan untuk mengatasi hawa nafsu dan ego, dan lebih mengedepankan
tindakan yang berlandaskan pada cinta, kasih sayang, dan kebaikan. Dalam
mencapai tahap insan kamil, tasawuf mengajarkan bahwa seseorang harus
melalui beberapa tahapan spiritual yang disebut maqamat. Maqamat ini
menunjukkan proses perjalanan spiritual seseorang dalam mencapai tahapan
insan kamil. Setiap maqam memiliki ciri-ciri khusus dan tantangan tersendiri,
yang harus dihadapi oleh individu untuk melanjutkan perjalanannya.2
Ada beberapa ciri-ciri yang diperlukan agar seseorang bisa mencapai
tahapan insan kamil, yaitu:
1) Mengenal Allah SWT dengan benar
2) Menjaga dan mengendalikan diri dari segala macam perbuatan
dosa
3) Menghindari tindakan dan perilaku yang tidak sesuai dengan
syariat
4) Memperbanyak dzikir dan ibadah yang menguatkan iman
5) Memperkuat relasi antara manusia dengan manusia
6) Mengikuti tuntunan dan petunjuk dari guru sufi yang dipilih
Tahapan mencapai insan kamil dalam tasawuf menjadi tujuan akhir dan
2
Saiful Anwar, “Evaluasi Pendidikan Menuju Insan Kamil Perspektif Filsafat Islam,” Jurnal Pendidikan
Nusantara 1, no. 1 (2021): 62–76.

3
menjadi perjalanan spiritual seseorang. Karena itu, memahami konsep insan
kamil sangat penting dalam mengejar kesempurnaan dalam hidup dan
menjadikan diri lebih baik dalam menjalani kehidupan ini.

2.2 Filosofi Insan Kamil Dalam Kehidupan


Filosofi insan kamil dalam kehidupan adalah tentang bagaimana kita bisa
mengaplikasikan konsep insan kamil dalam kehidupan sehari-hari. Insan
kamil adalah manusia yang mencapai tingkat kesempurnaan spiritual, namun
itu tidak hanya terbatas pada urusan spiritual saja, tetapi juga mempengaruhi
kehidupan kita di dunia nyata. Berikut adalah beberapa filosofi insan kamil
dalam kehidupan:
1. Memiliki integritas diri yang tinggi
Insan kamil memiliki integritas diri yang sangat tinggi. Mereka
berpegang teguh pada prinsip-prinsip kebenaran dan moralitas, dan
mereka tidak akan mengorbankan integritas diri mereka hanya untuk
memenuhi keinginan-keinginan duniawi. Sebagai manusia yang
sempurna secara spiritual, mereka selalu berusaha untuk hidup dengan
penuh kejujuran dan kebenaran.
2. Membangun hubungan yang harmonis dengan sesama manusia
Insan kamil tidak hanya memiliki hubungan yang harmonis dengan
Tuhan, namun juga dengan sesama manusia. Mereka mengedepankan
nilai-nilai kasih sayang, toleransi, dan saling pengertian dalam
hubungan antar sesama manusia. Insan kamil juga selalu berusaha
untuk membantu dan menginspirasi orang lain untuk mencapai
kesempurnaan spiritual.
3. Menjadi sosok yang produktif dan berkontribusi bagi masyarakat
Insan kamil juga memiliki filosofi tentang pentingnya
berkontribusi bagi masyarakat. Mereka selalu berusaha untuk menjadi
sosok yang produktif dan membantu meningkatkan kualitas
kehidupan di masyarakat. Sebagai manusia yang sempurna, mereka
memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi untuk berkontribusi bagi
kebaikan umum.

4
4. Menghindari keinginan-keinginan duniawi yang berlebihan
Insan kamil juga memiliki filosofi tentang pentingnya
mengendalikan keinginan-keinginan duniawi. Mereka menghindari
keinginan yang berlebihan dan hanya memenuhi kebutuhan dasar
mereka. Mereka selalu berusaha untuk mengendalikan hawa nafsu dan
ego yang dapat menghalangi perjalanan spiritual mereka.
5. Selalu belajar dan mencari ilmu
Insan kamil memiliki filosofi tentang pentingnya selalu belajar dan
mencari ilmu. Mereka tidak pernah puas dengan ilmu yang mereka
miliki dan selalu berusaha untuk meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman mereka. Mereka sadar bahwa pengetahuan adalah kunci
untuk mencapai kesempurnaan spiritual.3
Filosofi insan kamil dalam kehidupan dapat membantu kita untuk menjadi
manusia yang lebih baik dan berkontribusi bagi masyarakat. Dengan
mengaplikasikan nilai-nilai dari insan kamil dalam kehidupan sehari-hari, kita
dapat mengatasi masalah-masalah kehidupan dan mencapai kebahagiaan dan
kesuksesan yang sejati.

2.3 Keutamaan Menjadi Insan Kamil


Keutamaan menjadi insan kamil adalah mencapai kesempurnaan spiritual
yang dapat membawa manusia ke dalam kehidupan yang lebih berarti dan
bermakna. Berikut ini adalah beberapa keutamaan menjadi insan kamil:
1. Dekat dengan Tuhan
Insan kamil adalah manusia yang telah mencapai kesempurnaan
spiritual dan memiliki hubungan yang dekat dengan Tuhan. Mereka selalu
berada dalam keadaan zikir dan beribadah kepada Tuhan dengan penuh
kesadaran dan keikhlasan.
2. Memiliki kebijaksanaan
Insan kamil memiliki kebijaksanaan yang tinggi dalam
menghadapi kehidupan. Mereka memiliki pemahaman yang luas dan

3
Rifa’i, “Internalisasi Nilai-nilai Religius Berbasis Multikultural,” Jurnal Pendidikan Agama Islam 4 (2016):
116–133, http://download.garuda.kemdikbud.go.id/article.php?article=561966&val=9225&title=.

5
mampu menyelesaikan masalah dengan bijaksana. Mereka selalu
mengambil keputusan yang tepat dan berdasarkan pada prinsip-prinsip
kebenaran dan moralitas.
3. Menginspirasi orang lain
Insan kamil selalu menjadi sumber inspirasi bagi orang lain.
Mereka menjadi contoh yang baik dan membantu orang lain dalam
mencapai kesempurnaan spiritual. Dengan memiliki aura positif dan
inspiratif, mereka dapat mempengaruhi lingkungan sekitar mereka untuk
menjadi lebih baik.
4. Memiliki integritas yang tinggi
Insan kamil memiliki integritas diri yang sangat tinggi. Mereka
selalu berpegang teguh pada prinsip-prinsip kebenaran dan moralitas.
Mereka tidak akan mengorbankan integritas diri mereka hanya untuk
memenuhi keinginan-keinginan duniawi.
5. Mampu mengendalikan hawa nafsu dan ego
Insan kamil mampu mengendalikan hawa nafsu dan ego mereka.
Mereka tidak tergoda oleh keinginan-keinginan duniawi yang bersifat
sementara dan hanya memenuhi kebutuhan dasar mereka. Mereka tidak
terikat pada dunia material dan mampu melepaskan diri dari hal-hal yang
bersifat sementara.
6. Memiliki kedamaian batin
Insan kamil memiliki kedamaian batin yang membuat mereka
mampu menjalani kehidupan dengan tenang dan penuh kedamaian.
Mereka mampu mengatasi kecemasan dan ketakutan yang bisa muncul
dalam kehidupan. Mereka juga tidak terganggu oleh perbedaan pendapat
atau situasi yang sulit.4
Keutamaan menjadi insan kamil memberikan banyak manfaat dan
keuntungan dalam kehidupan. Dengan mencapai kesempurnaan spiritual,
manusia dapat mengalami kedamaian, kebahagiaan dan memiliki tujuan hidup
yang jelas. Semua keutamaan ini menjadi landasan yang kuat untuk mencapai

4
Kiki Muhamad Hakiki, “Insan Kamil dalam Perspektif Syaikh Abd al-Karim al-Jili,” Wawasan: Jurnal
Ilmiah Agama dan Sosial Budaya 3, no. 2 (2018): 175–186.

6
kehidupan yang lebih baik dan lebih bermakna.

2.4 Metode Pengembangan Diri Menuju Insan Kamil


Pengembangan diri merupakan suatu proses yang terus berlangsung dalam
kehidupan manusia. Proses ini dapat membawa manusia ke arah pencapaian
kesempurnaan spiritual dan mencapai status insan kamil. Berikut ini adalah
beberapa metode pengembangan diri menuju insan kamil:
 Menjaga hubungan dengan Tuhan, Menjaga hubungan dengan Tuhan
adalah salah satu kunci untuk mencapai status insan kamil. Hubungan
yang baik dengan Tuhan dapat dibangun melalui ibadah yang
dilakukan dengan ikhlas dan konsisten. Ibadah yang dilakukan dengan
baik akan memperkuat hubungan manusia dengan Tuhan dan
membuka pintu menuju pengalaman spiritual yang lebih dalam.
 Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman agama, Meningkatkan
pengetahuan dan pemahaman agama sangat penting dalam proses
pengembangan diri menuju insan kamil. Hal ini memungkinkan
manusia untuk memahami nilai-nilai spiritual yang terkandung dalam
agama dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Peningkatan
pengetahuan agama juga dapat membuka pintu menuju pemahaman
yang lebih dalam tentang diri, kehidupan, dan Tuhan.
 Menjaga keseimbangan antara fisik dan spiritual, Menjaga
keseimbangan antara fisik dan spiritual adalah kunci untuk mencapai
kesempurnaan spiritual. Manusia harus memperhatikan aspek-aspek
kehidupan fisiknya seperti kesehatan, pola makan, dan olahraga,
namun juga harus memperhatikan aspek spiritual seperti ibadah,
meditasi, dan refleksi diri. Keseimbangan yang baik antara fisik dan
spiritual akan membantu manusia mencapai kesempurnaan spiritual
yang diinginkan.
 Meningkatkan kepekaan terhadap lingkungan sekitar, Meningkatkan
kepekaan terhadap lingkungan sekitar juga merupakan metode
pengembangan diri menuju insan kamil. Manusia harus
memperhatikan keadaan lingkungan sekitar dan berusaha untuk

7
membantu orang lain serta lingkungan di sekitarnya. Meningkatkan
kepedulian terhadap sesama manusia dan lingkungan akan membuka
pintu menuju pengalaman spiritual yang lebih dalam dan membuat
manusia menjadi lebih dekat dengan Tuhan.
 Menerapkan nilai-nilai moral dalam kehidupan, Menerapkan nilai-
nilai moral dalam kehidupan juga penting dalam pengembangan diri
menuju insan kamil. Manusia harus memperhatikan prinsip-prinsip
moral seperti kejujuran, kebaikan, kesopanan, dan keadilan.
Menerapkan nilai-nilai moral ini akan membantu manusia menjadi
lebih baik dalam menghadapi kehidupan sehari-hari dan
menjadikannya lebih dekat dengan Tuhan.
 Menjaga komunikasi yang baik dengan sesama manusia, Menjaga
komunikasi yang baik dengan sesama manusia juga penting dalam
pengembangan diri menuju insan kamil. Manusia harus
memperhatikan cara berkomunikasi yang baik dan efektif dengan
orang lain.5

2.5 Peran Insan Kamil Dalam Masyarakat


Insan kamil memiliki peran penting dalam masyarakat karena memiliki
kemampuan untuk mengarahkan masyarakat ke arah yang lebih baik dan
beradab. Berikut adalah beberapa peran insan kamil dalam masyarakat:
1. Sebagai pemimpin yang bijaksana
Insan kamil memiliki kemampuan untuk menjadi pemimpin yang
bijaksana dan memiliki pandangan yang luas tentang masalah-masalah
sosial. Dalam memimpin, insan kamil akan mengutamakan kepentingan
bersama dan memperjuangkan keadilan dan kesejahteraan untuk seluruh
masyarakat.
2. Sebagai panutan moral
Insan kamil memiliki kemampuan untuk menjadi panutan moral
bagi masyarakat. Dengan menerapkan nilai-nilai moral yang baik dalam
kehidupannya sehari-hari, insan kamil dapat memberikan contoh yang
5
Akilah Mahmud, “Insan Kamil Perspektif Ibnu Arabi,” Sulesana 9, no. 2 (2014): 33–45.

8
baik bagi masyarakat sekitarnya untuk mengikuti.

3. Sebagai mediator dalam konflik sosial


Insan kamil memiliki kemampuan untuk menjadi mediator dalam
konflik sosial yang terjadi dalam masyarakat. Dengan memiliki kepekaan
dan empati terhadap semua pihak yang terlibat, insan kamil dapat
membantu untuk menyelesaikan konflik secara damai dan adil.
4. Sebagai agen perubahan positif
Insan kamil memiliki kemampuan untuk menjadi agen perubahan
positif dalam masyarakat. Dengan memiliki pengetahuan dan pemahaman
yang luas tentang agama dan nilai-nilai spiritual, insan kamil dapat
memberikan solusi yang kreatif dan inovatif dalam menghadapi berbagai
masalah sosial yang kompleks.
5. Sebagai penggerak dakwah dan amar ma'ruf nahi munkar
Insan kamil juga memiliki peran sebagai penggerak dakwah dan
amar ma'ruf nahi munkar dalam masyarakat. Dengan menggunakan cara-
cara yang bijaksana dan efektif, insan kamil dapat mengajak masyarakat
untuk menjalankan amal kebajikan dan meninggalkan segala bentuk
perbuatan yang tidak baik.
6. Sebagai pendidik dan pembimbing
Insan kamil dapat berperan sebagai pendidik dan pembimbing bagi
masyarakat, terutama dalam hal-hal yang berkaitan dengan nilai-nilai
spiritual dan moral. Dengan memberikan pengajaran dan bimbingan yang
baik, insan kamil dapat membantu masyarakat untuk tumbuh dan
berkembang secara holistik, baik dari segi fisik, mental, maupun spiritual.6

2.6 Tantangan Dan Hambatan Dalam Mencapai Insan Kamil


Mencapai status insan kamil bukanlah hal yang mudah, karena ada banyak
tantangan dan hambatan yang harus dihadapi. Berikut adalah beberapa
6
Zaidi Ahmad, Azhar Abdul Wahid, dan Abdul Halim Ali, “Kerasulan insan kamil membentuk modal insan
dalam novel Imam,” Rumpun Jurnal Persuratan Melayu 8, no. 2 (2020): 16–27.

9
tantangan dan hambatan yang mungkin dihadapi dalam upaya mencapai status
insan kamil:7
1) Tantangan dalam mengembangkan spiritualitas
Mencapai status insan kamil membutuhkan pengembangan
spiritualitas yang cukup tinggi. Namun, tantangan dalam
mengembangkan spiritualitas seringkali terletak pada kesibukan dan
distraksi yang ada dalam kehidupan sehari-hari, seperti tuntutan
pekerjaan, kegiatan sosial, dan kehidupan keluarga.
2) Tantangan dalam menjaga keseimbangan hidup
Insan kamil harus mampu menjaga keseimbangan hidup antara
dunia dan akhirat, antara kebutuhan fisik dan spiritual. Tantangan
dalam menjaga keseimbangan hidup seringkali terletak pada kesulitan
untuk menentukan prioritas dan mengelola waktu dengan baik.
3) Tantangan dalam mengendalikan nafsu
Nafsu seringkali menjadi hambatan dalam mencapai status insan
kamil. Nafsu dapat menyebabkan seseorang terjerumus pada perilaku
yang tidak baik dan merugikan diri sendiri maupun orang lain. Oleh
karena itu, mengendalikan nafsu merupakan tantangan yang harus
dihadapi dalam upaya mencapai status insan kamil.
4) Tantangan dalam menjaga integritas
Integritas merupakan salah satu kualitas penting yang harus
dimiliki oleh insan kamil. Namun, menjaga integritas seringkali sulit
karena terdapat tekanan dari lingkungan untuk melakukan hal-hal
yang tidak sesuai dengan nilai-nilai moral dan etika.
5) Tantangan dalam meraih pengetahuan yang luas
Insan kamil harus memiliki pengetahuan yang luas dan mendalam,
baik dalam hal agama, filsafat, maupun ilmu pengetahuan lainnya.
Tantangan dalam meraih pengetahuan yang luas seringkali terletak
pada keterbatasan waktu dan sumber daya untuk belajar.
6) Tantangan dalam menghadapi perbedaan

7
Nur Alfiana dan Wahyu Budiantoro, “Al-Quran dan Budaya Profetik: Mencetak Insan Kamil di Era
Milenial,” intiqad: Jurnal Agama dan Pendidikan Islam 13, no. 2 (2021): 319–330.

10
Insan kamil harus mampu menghadapi perbedaan dengan cara
yang bijaksana dan toleran. Tantangan dalam menghadapi perbedaan
seringkali terletak pada adanya konflik dan ketidaksepahaman antara
individu dan kelompok yang berbeda.
Mengatasi tantangan dan hambatan tersebut membutuhkan kemauan yang
kuat dan komitmen yang tinggi untuk terus mengembangkan diri dan
mengembangkan spiritualitas. Dalam menghadapi tantangan dan hambatan
tersebut, insan kamil dapat mengambil inspirasi dan teladan dari tokoh-tokoh
spiritual yang telah mencapai status insan kamil.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari materi yang telah dibahas, dapat disimpulkan bahwa insan kamil
merupakan ideal manusia yang dicita-citakan dalam tasawuf. Insan kamil
memiliki karakteristik yang kuat dalam hal spiritualitas, moralitas, dan
kebijaksanaan dalam menghadapi kehidupan. Dalam mencapai status insan
kamil, terdapat tantangan dan hambatan yang harus dihadapi, seperti kesulitan
dalam mengembangkan spiritualitas, menjaga keseimbangan hidup,
mengendalikan nafsu, menjaga integritas, meraih pengetahuan yang luas, dan
menghadapi perbedaan.

3.2 Saran
Untuk mengatasi tantangan dan hambatan tersebut, diperlukan kemauan
yang kuat dan komitmen yang tinggi untuk terus mengembangkan diri dan
mengembangkan spiritualitas. Selain itu, dapat dilakukan dengan cara
memperkuat iman dan amal, menumbuhkan kesadaran akan pentingnya
menjaga keseimbangan hidup, mengendalikan nafsu, dan menjaga integritas.
Pengembangan pengetahuan melalui studi dan diskusi dapat membantu dalam
meraih pengetahuan yang luas. Selain itu, mengembangkan kemampuan
dalam menghadapi perbedaan dan konflik dengan cara yang bijaksana dan
toleran dapat membantu dalam mencapai status insan kamil.

12
DAFTAR PUSTAKA

Alfiana, Nur, dan Wahyu Budiantoro. “Al-Quran dan Budaya Profetik: Mencetak
Insan Kamil di Era Milenial.” intiqad: Jurnal Agama dan Pendidikan Islam
13, no. 2 (2021): 319–330.
Anwar, Saiful. “Evaluasi Pendidikan Menuju Insan Kamil Perspektif Filsafat
Islam.” Jurnal Pendidikan Nusantara 1, no. 1 (2021): 62–76.
Hakiki, Kiki Muhamad. “Insan Kamil dalam Perspektif Syaikh Abd al-Karim al-
Jili.” Wawasan: Jurnal Ilmiah Agama dan Sosial Budaya 3, no. 2 (2018):
175–186.
Mahmud, Akilah. “Insan Kamil Perspektif Ibnu Arabi.” Sulesana 9, no. 2 (2014):
33–45.
Rifa’i. “Internalisasi Nilai-nilai Religius Berbasis Multikultural.” Jurnal
Pendidikan Agama Islam 4 (2016): 116–133.
Rusdiana, A. “Pemikiran Ahmad Tafsir tentang Manajemen Pembentuk Insan
Kamil.” At-Tarbawi: Jurnal Kajian Kependidikan Islam 2, no. 2 (2017): 97.
Zaidi Ahmad, Azhar Abdul Wahid, dan Abdul Halim Ali. “Kerasulan insan kamil
membentuk modal insan dalam novel Imam.” Rumpun Jurnal Persuratan
Melayu 8, no. 2 (2020): 16–27.

13

You might also like