Professional Documents
Culture Documents
Akhlak Tasawuf Insan Kamil
Akhlak Tasawuf Insan Kamil
INSAN KAMIL
(Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akhlak Tasawuf)
Dosen Pengampu :
Misdarwati, M. Pd. I
Disusun Oleh :
1. Shaumi Dwianka Rahmawati (2211020072)
2. Zainal Abidin (2211030079)
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah Insan Kamil ini dapat di selesaikan
secara tepat waktu. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak,
terutama kepada dosen Pengampu dan juga kepada semua anggota kelompok yang
sudah banyak membantu dalam pembuatan makalah ini. Penulis menyadari bahwa
makalah ini memiliki banyak kekurangan, baik secara isi maupun bahasa yang
digunakan di dalamnya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
COVER ...........................................................................................................i
KATA PENGANTAR ...................................................................................ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................iii
BAB I
PENDAHULUAN...........................................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................2
BAB II
PEMBAHASAN..............................................................................................3
2.1 Konsep Insan Kamil Dalam Tasawuf.........................................................3
2.2 Filosofi Insan Kamil Dalam Kehidupan.....................................................4
2.3 Keutamaan Menjadi Insan Kamil...............................................................5
2.4 Metode Pengembangan Diri Menuju Insan Kamil.....................................7
2.5 Peran Insan Kamil Dalam Masyarakat.......................................................8
2.6 Tantangan Dan Hambatan Dalam Mencapai Insan Kamil.........................9
BAB III
PENUTUP.......................................................................................................12
3.1 Kesimpulan.................................................................................................12
3.2 Saran...........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
A. Rusdiana, “Pemikiran Ahmad Tafsir tentang Manajemen Pembentuk Insan Kamil,” At-Tarbawi: Jurnal
Kajian Kependidikan Islam 2, no. 2 (2017): 97.
1
tersebut dapat mempengaruhi kehidupan spiritual dan sosial
seseorang?
4. Bagaimana cara pengembangan diri untuk mencapai tahapan insan
kamil? Apa saja praktik-praktik tasawuf dan kegiatan spiritual lainnya
yang dapat dilakukan?
5. Apa peran dan kontribusi insan kamil dalam masyarakat? Bagaimana
mereka dapat membantu memperbaiki keadaan sosial dan moral
masyarakat?
6. Apa tantangan dan hambatan yang mungkin dihadapi dalam mencapai
tahapan insan kamil? Bagaimana cara mengatasinya?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
menjadi perjalanan spiritual seseorang. Karena itu, memahami konsep insan
kamil sangat penting dalam mengejar kesempurnaan dalam hidup dan
menjadikan diri lebih baik dalam menjalani kehidupan ini.
4
4. Menghindari keinginan-keinginan duniawi yang berlebihan
Insan kamil juga memiliki filosofi tentang pentingnya
mengendalikan keinginan-keinginan duniawi. Mereka menghindari
keinginan yang berlebihan dan hanya memenuhi kebutuhan dasar
mereka. Mereka selalu berusaha untuk mengendalikan hawa nafsu dan
ego yang dapat menghalangi perjalanan spiritual mereka.
5. Selalu belajar dan mencari ilmu
Insan kamil memiliki filosofi tentang pentingnya selalu belajar dan
mencari ilmu. Mereka tidak pernah puas dengan ilmu yang mereka
miliki dan selalu berusaha untuk meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman mereka. Mereka sadar bahwa pengetahuan adalah kunci
untuk mencapai kesempurnaan spiritual.3
Filosofi insan kamil dalam kehidupan dapat membantu kita untuk menjadi
manusia yang lebih baik dan berkontribusi bagi masyarakat. Dengan
mengaplikasikan nilai-nilai dari insan kamil dalam kehidupan sehari-hari, kita
dapat mengatasi masalah-masalah kehidupan dan mencapai kebahagiaan dan
kesuksesan yang sejati.
3
Rifa’i, “Internalisasi Nilai-nilai Religius Berbasis Multikultural,” Jurnal Pendidikan Agama Islam 4 (2016):
116–133, http://download.garuda.kemdikbud.go.id/article.php?article=561966&val=9225&title=.
5
mampu menyelesaikan masalah dengan bijaksana. Mereka selalu
mengambil keputusan yang tepat dan berdasarkan pada prinsip-prinsip
kebenaran dan moralitas.
3. Menginspirasi orang lain
Insan kamil selalu menjadi sumber inspirasi bagi orang lain.
Mereka menjadi contoh yang baik dan membantu orang lain dalam
mencapai kesempurnaan spiritual. Dengan memiliki aura positif dan
inspiratif, mereka dapat mempengaruhi lingkungan sekitar mereka untuk
menjadi lebih baik.
4. Memiliki integritas yang tinggi
Insan kamil memiliki integritas diri yang sangat tinggi. Mereka
selalu berpegang teguh pada prinsip-prinsip kebenaran dan moralitas.
Mereka tidak akan mengorbankan integritas diri mereka hanya untuk
memenuhi keinginan-keinginan duniawi.
5. Mampu mengendalikan hawa nafsu dan ego
Insan kamil mampu mengendalikan hawa nafsu dan ego mereka.
Mereka tidak tergoda oleh keinginan-keinginan duniawi yang bersifat
sementara dan hanya memenuhi kebutuhan dasar mereka. Mereka tidak
terikat pada dunia material dan mampu melepaskan diri dari hal-hal yang
bersifat sementara.
6. Memiliki kedamaian batin
Insan kamil memiliki kedamaian batin yang membuat mereka
mampu menjalani kehidupan dengan tenang dan penuh kedamaian.
Mereka mampu mengatasi kecemasan dan ketakutan yang bisa muncul
dalam kehidupan. Mereka juga tidak terganggu oleh perbedaan pendapat
atau situasi yang sulit.4
Keutamaan menjadi insan kamil memberikan banyak manfaat dan
keuntungan dalam kehidupan. Dengan mencapai kesempurnaan spiritual,
manusia dapat mengalami kedamaian, kebahagiaan dan memiliki tujuan hidup
yang jelas. Semua keutamaan ini menjadi landasan yang kuat untuk mencapai
4
Kiki Muhamad Hakiki, “Insan Kamil dalam Perspektif Syaikh Abd al-Karim al-Jili,” Wawasan: Jurnal
Ilmiah Agama dan Sosial Budaya 3, no. 2 (2018): 175–186.
6
kehidupan yang lebih baik dan lebih bermakna.
7
membantu orang lain serta lingkungan di sekitarnya. Meningkatkan
kepedulian terhadap sesama manusia dan lingkungan akan membuka
pintu menuju pengalaman spiritual yang lebih dalam dan membuat
manusia menjadi lebih dekat dengan Tuhan.
Menerapkan nilai-nilai moral dalam kehidupan, Menerapkan nilai-
nilai moral dalam kehidupan juga penting dalam pengembangan diri
menuju insan kamil. Manusia harus memperhatikan prinsip-prinsip
moral seperti kejujuran, kebaikan, kesopanan, dan keadilan.
Menerapkan nilai-nilai moral ini akan membantu manusia menjadi
lebih baik dalam menghadapi kehidupan sehari-hari dan
menjadikannya lebih dekat dengan Tuhan.
Menjaga komunikasi yang baik dengan sesama manusia, Menjaga
komunikasi yang baik dengan sesama manusia juga penting dalam
pengembangan diri menuju insan kamil. Manusia harus
memperhatikan cara berkomunikasi yang baik dan efektif dengan
orang lain.5
8
baik bagi masyarakat sekitarnya untuk mengikuti.
9
tantangan dan hambatan yang mungkin dihadapi dalam upaya mencapai status
insan kamil:7
1) Tantangan dalam mengembangkan spiritualitas
Mencapai status insan kamil membutuhkan pengembangan
spiritualitas yang cukup tinggi. Namun, tantangan dalam
mengembangkan spiritualitas seringkali terletak pada kesibukan dan
distraksi yang ada dalam kehidupan sehari-hari, seperti tuntutan
pekerjaan, kegiatan sosial, dan kehidupan keluarga.
2) Tantangan dalam menjaga keseimbangan hidup
Insan kamil harus mampu menjaga keseimbangan hidup antara
dunia dan akhirat, antara kebutuhan fisik dan spiritual. Tantangan
dalam menjaga keseimbangan hidup seringkali terletak pada kesulitan
untuk menentukan prioritas dan mengelola waktu dengan baik.
3) Tantangan dalam mengendalikan nafsu
Nafsu seringkali menjadi hambatan dalam mencapai status insan
kamil. Nafsu dapat menyebabkan seseorang terjerumus pada perilaku
yang tidak baik dan merugikan diri sendiri maupun orang lain. Oleh
karena itu, mengendalikan nafsu merupakan tantangan yang harus
dihadapi dalam upaya mencapai status insan kamil.
4) Tantangan dalam menjaga integritas
Integritas merupakan salah satu kualitas penting yang harus
dimiliki oleh insan kamil. Namun, menjaga integritas seringkali sulit
karena terdapat tekanan dari lingkungan untuk melakukan hal-hal
yang tidak sesuai dengan nilai-nilai moral dan etika.
5) Tantangan dalam meraih pengetahuan yang luas
Insan kamil harus memiliki pengetahuan yang luas dan mendalam,
baik dalam hal agama, filsafat, maupun ilmu pengetahuan lainnya.
Tantangan dalam meraih pengetahuan yang luas seringkali terletak
pada keterbatasan waktu dan sumber daya untuk belajar.
6) Tantangan dalam menghadapi perbedaan
7
Nur Alfiana dan Wahyu Budiantoro, “Al-Quran dan Budaya Profetik: Mencetak Insan Kamil di Era
Milenial,” intiqad: Jurnal Agama dan Pendidikan Islam 13, no. 2 (2021): 319–330.
10
Insan kamil harus mampu menghadapi perbedaan dengan cara
yang bijaksana dan toleran. Tantangan dalam menghadapi perbedaan
seringkali terletak pada adanya konflik dan ketidaksepahaman antara
individu dan kelompok yang berbeda.
Mengatasi tantangan dan hambatan tersebut membutuhkan kemauan yang
kuat dan komitmen yang tinggi untuk terus mengembangkan diri dan
mengembangkan spiritualitas. Dalam menghadapi tantangan dan hambatan
tersebut, insan kamil dapat mengambil inspirasi dan teladan dari tokoh-tokoh
spiritual yang telah mencapai status insan kamil.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari materi yang telah dibahas, dapat disimpulkan bahwa insan kamil
merupakan ideal manusia yang dicita-citakan dalam tasawuf. Insan kamil
memiliki karakteristik yang kuat dalam hal spiritualitas, moralitas, dan
kebijaksanaan dalam menghadapi kehidupan. Dalam mencapai status insan
kamil, terdapat tantangan dan hambatan yang harus dihadapi, seperti kesulitan
dalam mengembangkan spiritualitas, menjaga keseimbangan hidup,
mengendalikan nafsu, menjaga integritas, meraih pengetahuan yang luas, dan
menghadapi perbedaan.
3.2 Saran
Untuk mengatasi tantangan dan hambatan tersebut, diperlukan kemauan
yang kuat dan komitmen yang tinggi untuk terus mengembangkan diri dan
mengembangkan spiritualitas. Selain itu, dapat dilakukan dengan cara
memperkuat iman dan amal, menumbuhkan kesadaran akan pentingnya
menjaga keseimbangan hidup, mengendalikan nafsu, dan menjaga integritas.
Pengembangan pengetahuan melalui studi dan diskusi dapat membantu dalam
meraih pengetahuan yang luas. Selain itu, mengembangkan kemampuan
dalam menghadapi perbedaan dan konflik dengan cara yang bijaksana dan
toleran dapat membantu dalam mencapai status insan kamil.
12
DAFTAR PUSTAKA
Alfiana, Nur, dan Wahyu Budiantoro. “Al-Quran dan Budaya Profetik: Mencetak
Insan Kamil di Era Milenial.” intiqad: Jurnal Agama dan Pendidikan Islam
13, no. 2 (2021): 319–330.
Anwar, Saiful. “Evaluasi Pendidikan Menuju Insan Kamil Perspektif Filsafat
Islam.” Jurnal Pendidikan Nusantara 1, no. 1 (2021): 62–76.
Hakiki, Kiki Muhamad. “Insan Kamil dalam Perspektif Syaikh Abd al-Karim al-
Jili.” Wawasan: Jurnal Ilmiah Agama dan Sosial Budaya 3, no. 2 (2018):
175–186.
Mahmud, Akilah. “Insan Kamil Perspektif Ibnu Arabi.” Sulesana 9, no. 2 (2014):
33–45.
Rifa’i. “Internalisasi Nilai-nilai Religius Berbasis Multikultural.” Jurnal
Pendidikan Agama Islam 4 (2016): 116–133.
Rusdiana, A. “Pemikiran Ahmad Tafsir tentang Manajemen Pembentuk Insan
Kamil.” At-Tarbawi: Jurnal Kajian Kependidikan Islam 2, no. 2 (2017): 97.
Zaidi Ahmad, Azhar Abdul Wahid, dan Abdul Halim Ali. “Kerasulan insan kamil
membentuk modal insan dalam novel Imam.” Rumpun Jurnal Persuratan
Melayu 8, no. 2 (2020): 16–27.
13