Professional Documents
Culture Documents
Bab 5 MSDM
Bab 5 MSDM
Bab 5 MSDM
BAB 5
PENGINTEGRASIAN
A. Pentingnya Pengintegrasian
Masalah pengintegrasian adalah menyatuhkan keinginan karyawan dan kepentingan
perusahaan, agar tercipta kerja sama yang serasi saling menguntungkan. Jadi the nature of man
dan the nature of organization perlu mendapat perhatian yang sungguh-sungguh. Agar
pengertian pengintegrasian :nenjadi jelas, penulis mencoba mendefiniskannya sebagai berikut.
Jadi, pengintegrasian adalah hal yang sangat penting dan merupakan salah satu kunci
untuk mencapai hasil yang baik bagi perusahaan maupun terhadap karyawan sehingga
memberikan kepuasan kepada semua pihak. Karyawan dapat memenuhi kebutuhannya dan
perusahaan memperoleh laba.
Prinsip pengintegrasian adalah menciptakan kerja yang baik dan saling menguntungkan
2. Motivasi (Motivation)
3. Kepemimpinan (Leadership)
5. Collective Bargainig.
1
BAB 5 MSDM
B. Hubungan Antarmanusia
Hubugan antara manusia ( Human Relation) adalah hubungan kemanusiaan yang
harmonis, terciptannya atas kesadaran dan kesediaan melebur keinginan individu demi
terpadunya kepentingan bersama. Tujuannya adalah menghasilkan intergrasi yang cukup kukuh,
mendorong kerja sama yang produktif dan kreatif untuk mencapai sasaran bersama. Manajer
kecakapan dan keterampilan tentang komunikasi, psikologi, sosiologi, antropologi, dan etologi,
sehingga dia memahami serta dapat mengatasi masalah-masalah dalam hubungan kemanusiaan.
Hubungan antarmanusia (human relation) akan tercipta seta terpelihara dengan baik, jika
ada kesediaan melebur sebagian keinginan individu demi tercapainya kepentingan bersama yang
didasarkan atas saling pengertian, harga-menghargai, hormat-menghortmati. tolenrasi,
menghargai pengorbanan, dan peranan yang diberikan setiap individu anggota
kelompok/karyawan. Manajer dalam menciptakan hubungan antarmanusia (human relation)
hendaknya memahami masalah kepribadian dan perilaku” dari setiap individu bawahannya.
Kepribadian
Kepribadian adalah serangkaian ciri yang relatif tetap dan sebagian besar dibentuk oleh
faktor keturunan, sosial, kebudayaan, dan lingkungan. Serangkumam variabel ini menentukan
persamaan dan perbedaan dalam perilaku seseorang individu.
2
BAB 5 MSDM
kekuatan lain dari keanggotaan kelompok. Kekuatan-kekuatan utama yang mempengaruhi
kepribadian digambarkan pada konsep Gambar 5.1
Manajer akan dapat memahami perilaku dan kemampuan seseorang karyawan untuk
melebur keinginan dan kepentingan dan kepentingannya demi tujuan bersama setelah
mengetahui kepribadian orang tersebut. Karena sebenarnya kepribadian seseorang karyawan
berhubungan erat dengan persepsi, sikap, belajar, dan motivasinya.
Teori Kepribadian
Sifat atau ciri merupakan bagian yang membentuk kepribadian, petunjuk jalan
bagi tindakan dan merupakan sumber keunikan individu. Sifat/ciri cenderung dapat
diduga sebagai pengarah perilaku individu berbuat dengan cara yang konsisten dan khas.
Selanjutnya, ciri itu menghasilkan perilaku yang konsisten karena merupakan hal yang
tetap dan jangkauannya umum serta luas. Kelemahan teori sifat ini misalnya sifat
pendiam, periang, menyendiri dan ramah-tamah belum pasti menunjukkan kepribadian
individu yang sama pada setiap situası, karena perilaku individu masih dipengaruhi oleh
lingkungan.
Id adalah sebagai bagian yang primitif dan tidak sadar dari kepribadian, gudang
dari perangsang pokok. Id bekerja secara tidak rasional dan secara impulsif, tanpa
mempertimbangkan apakah yang diinginkan itu mungkin atau dapat diterima dari segi
moral.
Super ego adalah gudang dari nilai individu, termasuk sikap moral yang dibentuk
oleh masyarakat. Super ego sesuai dengan hati nurani (conscience). Superego sering
berentangan dengan Id. Id ingin mengerjakan apa yang dirasa baik, sedangkan Superego
cenderung mengerjakan apa yang benar.
Carl Rogers melakukan pendekatan humanistis atau berpusat pada orang (people
centered). Carl Rogers menasihati agar mendengarkan apa yang dikatakan orang
mengenai dirinya sendiri.
Menurut teori humanistis perangsang yang paling dasar dari organisasi manusia
tertuju pada perwujudan diri (self actualization), usaha keras yang terus menerus untuk
mewujudkan potensi yang melekat pada dirinya sendiri.
Menurut teori humanitis perangsang yang paling dasar dari organisasi manusia
tertuju pada perwujudan diri (self actualization), usaha keras yang terus-menerus untuk
mewujudkan potensi yang melekat pada dirinya. Orang yang melakukan perwujudan diri
adalah orang yang berpusat pada persoalan (problem centered), demokratis, sangat
kreatif, mampu mengadakan hubungan interpersonal yang mendalam, memuaskan, dan
dapat segera menerima orang lain sebagaimana adanya.
4
BAB 5 MSDM
1. Teori sifat (trait theory) memberikan daftar yang menguraikan sifat-sifat individu.
2. Teori psikodinamis menyatupadukan ciri-ciri orang dan menjelaskan sifat dinamis dari
perkembangan kepribadian.
3. Teori humanitis menekankan orangnya dan pentingnya perwujudan diri bagi kepribadian.
Tiap-tiap pendekatan teoritis berusaha menerangkan sifat khas dari individu yang
mempengaruhi pola perilakunya.
Pentingnya motivasi karena motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan, dan
mendukung perilaku manusia, supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang
optimal. Motivasi semakin penting karena manajer membagikan pekerjaan pada bawahannya
untuk dikerjakan dengan baik dan terintegrasi kepada tujuan yang diinginkan.
Perusahaan bukan saja mengharapkan karyawan mampu, cakap, dan terampil, tetapi yang
terpenting mereka mau bekerja giat dan berkeinginan untuk mencapai hasil kerja yang maksimal.
Kemampuan dan kecakapan karyawan tidak ada artinya bagi perusahaan jika mereka tidak mau
bekerja giat. Memotivasi karyawan ini sangat sulit, di antaranya karena hal berikut :
2. Mengapa ada orang yang bekerja keras untuk mencapai prestasi kerja yang tinggi,
sedangkan orang lain walaupun dia nampu, cakap, dan terampil, prestasi kerjanya rendah
saja?
3. Alat molivasi apa yang harus diberikan supaya karyawan bersedia bekerja keras?
Untuk memotivasi karyawan, manajer harus mengetahui motif dan motivasi yang
diinginkan karyawan. Orang mau bekerja adalah untuk dapat memenuhi kebutuhan, baik
kebutuhan yang disadari (conscious needs) maupun kebutuhan yang tidak disadari (unconscious
needs), berbentuk materi alau nonmateri, kebutuhan fisik maupun rohani seseorang. Setiap motif
mempunyai tujuan tertentu yang ingin dicapai (penulis).
5
BAB 5 MSDM
Perbedaan pengertian keinginan (want) dan kebutuhan (needs) adalah keinginan (want)
dari setiap orang berbeda karena dipengaruhi oleh selera, latar belakang, dan lingkungannya,
sedangkan kebutuhan (nccds) semua orang adalah sama.
Misalnya, semua orang butuh makan (needs), tetapi jenis makanan yang diinginkannya
(want) tidak selalu sama tergantung pada selera masing-masing individu. Hal inilah yang
menyulitkan manajer untuk memberikan alat motivasi yang tepat bagi setiap individu
bawahannya.
Keterangan:
1. Perangsang berbentuk materiil atau nonmateriil yang tercipta oleh internal (keinginan)
maupun eksternal yang dilakukan oleh manajer.
Problem motivasi semakin rumit dan berkembang, karena kemajuan peradaban dan ilmu
pengetahuan. Elton Mayo (1880-1949) melakukan penclitian yang disebut “Hawthorne Studies"
yaitu meneliti masalah manusia dan perilakunya tentang kemauan bekerjanya. Penelitian ini
menciptakan suatu teori yang disebut Human Science Theory, yang isinya adalah:
3. Perlakuan yang baik/wajar terhadap para karyawan lebih besar pengaruhnya terhadap
produktivitas daripada tingkat upah yang besar, walaupun upah juga merupakan hal
penting.
2. Tujuan Motivasi
3. Asas-Asas Motivasi
a. Asas Mengikutsertakan
7
BAB 5 MSDM
jawab atas tercapinya tujuan perusahaan sehingga moral dan gairah kerjanya akan
meningkat.
b. Asas Komunikasi
c. Asas Pengakuan
8
BAB 5 MSDM
e. Asas Perhatian Timbal Balik
4. Model-Model Motivasi
Model motivasi berkembang dari teori klasik (tradisional) menjadi teori modern, sesuai
dengan perkembangan peradaban dan ilmu pengetahuan. Perbandingan antara dasar kefalsafahan
teori klasik (tradisional) dengan teori modern dibedakan dalam dua hal.
Kedua: teori klasik secara tidak langsung menyatakan unidimensi bahwa jika sesuatu
merupakan sebuah benda maka benda tersebut tidak dapat menjadi benda kedua, sedangkan teori
modern biasanya memanfaatkan suatu pandangan yang multidimensi. Misalnya motivasi bukan
saja untuk memenuhi kebutuhan fisik, tetapi juga harus memberi kepuasan rohani. Model-model
motivasi itu ada tiga, yaitu:
a. Model Tradisional
10
BAB 5 MSDM
Jadi menurut model sumber daya manusia, untuk memotivasi bawahan dilakukan dengan
memberikan tanggung jawab dan kesempatan yang luas bagi mereka untuk mengambil
keputusan/kebijaksanaan dalam menyelesaikan pekerjaannya. Motivasi moral/gairah bekerja
seseorang akan meningkatkan, jika kepada mereka diberikan kepercayaan dan kesempatan untuk
membuktikan kemampuannya.
5. Metode Motivasi
Ada dua metode motivasi yaitu motivasi langsung dan motivasi tak langsung
Motivasi langsung adalah motivasi (materiil & nonmateriil) yang diberikan secara
langsung kepada setiap individu karyawan untuk memenuhi kebutuhan serta
kepuasannya. Jadi sifatnya khusus, seperti pujian, penghargaan, tunjangan hari raya,
bonus, dan bintang jasa.
Motivasi tak langsung adalah motivasi yang diberikan hanya merupakan fasilitas-
fasilitas yang mendukung serta menunjang galah kerja/kelancaran tugas sehingga para
11
BAB 5 MSDM
karyawan betah dan bersemangat melakukan pekerjaannya. Misalnya, kursi yang empuk,
mesin-mesin yang baik, ruang kerja yang terang dan nyaman, suasana pekerjaan yang serasi,
serta penempatan yang tepat. Motivasi tidak langsung besar pengaruhnya untuk merangsang
semangat kerja karyawan sehingga produktif.
6. Alat-Alat Motivasi
Alat-alat motivasi (daya perangsang) yang diberikan kepada bawahan dapat berupa
material incentive dan nonmaterial incentive. Material incentive adalah motivasi yang bersifat
materiil sebagai imbalan prestasi yang diberikan oleh karyawan. Yang termasuk material
incentive adalah yang berbentuk uang dan barang-barang.
Nonmaterial incentive adalah motivasi (daya perangsang) yang tidak berbentuk materi.
Yang termasuk nonmaterial adalah penempatan yang tepat, pekerjaan yang terjamin, piagam
penghargaan, bintang jasa, perlakuan yang wajar, dan sejenisnya.
7. Jenis-Jenis Motivasi
Ada dua jenis motivasi, yaitu motivasi positif dan motivasi negatif.
Dalam praktek, kedua jenis motivasi di atas sering digunakan oleh senatu
perusahaan. Penggunaannya harus tepat dan seimbang supaya dapat meningkatkan
semangat kerja karyawan. Yang menjadi masalah ialah kapan motivasi positif atau
motivasi negatif dapat efektif merangsang gairah kerja karyawan. Motivasi positif efektif
untuk jangka panjang sedangkan motivasi negatif efektif untuk jangka pendek. Akan
tetapi, manajer harus konsisten dan adil dalam menerapkannya.
12
BAB 5 MSDM
8. Proses Motivasi
a. Tujuan. Dalam proses motivasi perlu ditetapkan terlebih dahulu tujuan organisasi, baru
kemudian para karyawan dimotivasi ke arah tujuan itu.
b. Mengetahui Kepentingan. Hal yang penting dalam proses motivasi adalah mengetahui
keinginan karyawan dan tidak hanya melihat dari sudut kepentingan pimpinan atau
perusahaan saja.
c. Komunikasi efektif. Dalam proses motivas harus dilakukan komunikasi yang baik dengan
bawahan. Bawahan harus mengetahui apa yang akan diperolehnya dan syarat apa saja yang
harus dipenuhinya supaya insentif tersebut diperolehnya.
d. Integrasi Tujuan. Proses motivasi perlu untuk menyatukan tujuan organisasi dan tujuan
kepentingan karyawan. Tujuan organisasi adalah needscomplex yaitu untuk memperoleh laba
serta perluasan perusahaan, sedangkan tujuan individu karyawan ialah pemenuhan kebutuhan
dan kepuasan. Jadi, tujuan organisasi dan tujuan karyawan harus disatukan dan untuk itu
penting adanya penyesuaian motivasi.
e. Fasilitas. Manajer penting untuk memberikan bantuan fasilitas kepada organisasi dan
individu karyawan yang akan mendukung kelancaran pelaksanaan pekerjaan, seperti
memberikan bantuan kendaraan kepada salesman.
f. Team Work. Manajer harus membentuk team work yang terkoordinasi baik yang bisa
mencapai tujuan perusahaan. Team work penting karena dalam suatu perusahaan biasanya
terdapat banyak bagian.
13
BAB 5 MSDM
9. Teori-Teori Motivasi
a. Teori Kepuasan
3) Frederick Herzberg dengan Herzberg's Two Factor Theory (Teori Dua Faktor
Herzberg).
14
BAB 5 MSDM
5) Mc. Clelland dengan Mc. Cleland's Learned Needs Theory (Teori Kebutuhan
Dipelajari).
Freederik Winslow Taylor mengemukakan teori motivasi klasik atau teori motivasi
kebutuhan tunggal. Teori ini berpendapat bahwa manusia mau bekerja giat untuk dapat
memenuhi kebutuhan fisik/biologisnya, berbentuk uang/barang dari hasil pekerjaannya.
Konsep dasar teori ini adalah orang akan bekerja giat, bilamana ia mendapat imbalan
materi yang mempunyai kaitan dengan tugas-tugasnya. Manajer menentukan bagaimana
tugas dikerjakan dengan menggunakan sistem insentif untuk memotivasi para pekerja.
Semakin banyak mereka berproduksi, semakin besar penghasilan mereka.
a) Manusia adalah makhluk sosial yang keinginan la selalu menginginkan lebih banyak.
Keinginan ini terus menerus dan waya akan berhenti bila akhir hayatnya tiba.
b) Suatu kebutuhan yang telah cipuaskar tidak menjadi slat motivator bagi pelakunya,
hanya kebutuhan yang belum terpenuhi yang akan menjadi motivator
15
BAB 5 MSDM
c) Kebutuhan manusia tersusun dalam suatu jenjang /hierarki, yakni:
Contoh: seorang bayi akan menangis atau meronta apabila merasa haus atau lapar.
Jika semakin besar ia menyatakannya dalam bentuk gerak atau kata-kata. Yang menjadi
motif dari kelakuan tersebut adalah dorongan rasa lapar. Proses ini berlangsung terus
tanpa disadari dan berkembang menurut besar kecilnya jenis kepuasan yang diinginkan.
Safety and security needs adalah kebutuhan akan kebebasan dari ancaman yakni
merasa aman dari ancaman kecelakaan dan keselamatan dalam melaksanakan pekerjaan.
Kebutuhan ini mengarah kepada dua bentuk.
Pertama: kebutuhan akan keamanan jiwa terutama jiwa di tempat pekerjaan pada
saat mengerjakan pekerjaan di waktu jam-jam kerja. Para pekerja membutuhkan alat
pelindung seperti masker bngi tukang las yang harus dipenuhi oleh manajer. Dalam arti
luas, setiap manusia membutuhkan keamanan dan keselamatan jiwanya di pun ia berada.
16
BAB 5 MSDM
Kedua: kebutuhan akan keamanan harta di tempat pekerjaan pada waktu jam-jam
kerja, seperti motor yang disimpan jangan sampai hilang. Pentingnya memuaskan
kebutuhan-kebutuhan ini jelas terlihat pada organisasi modern. Organisasi selalu
mengutamakan keamanan dengan menggunakan alat-alat canggih atau pengawalan untuk
tempat pimpinan. Bentuk lain dari pemuasan kebutuhan adalah dengan memberikan
perlindungan asuransi (astek) kepada para karyawan.
Pertama: kebutuhan akan perasaan diterima orang lain di lingkungan tempat tinggal dan
bekerja (sense of belonging).
Kedua: kebutuhan akan perasaan dihormati karena setiap manusia merasa dirinya
penting (sense of importance). Serendah-rendahnya pendidikan dan kedudukan seseorang, ia
tetap merasa dirinya penting. Oleh karena penting, dalam memotivasi bawahan, pimpinan harus
dapat melakukan tindakan yang menimbulkan kesan bahwa tenaga kerja mereka diperlukan
dalam proses pencaian tujuan perusahaan.
Ketiga: kebutuhan akan kemajuan dan tidak gagal (sense of achievement). Setiap orang
senang akan kemajuan dan tidan tidak seorang pun yang menyenangi kegagalan. Kemajuan, baik
dalam bidang karier, harta, jabatan, dan sebagainya merupakan kebutuhan serta idaman setiap
orang.
Keempat: kebutuhan akan perasaan ikut serta (sense of participation). Setiap individu
anggota organisasi, dalam arti diberi kesempatan untuk memberikan saran-saran atau pendapat-
pendapatnya kepaeda pimpinan mereka.
Esteem or status needs adalah kebutuhan akan penghargaan diri dan pengakuan
serta penghargaan prestise dari karyawan dan masyarakat lingkungannya. Idealnya
prestise timbul karena adanya prestasi, tetapi tidak selamanya demikian. Akan tetapi,
perlu juga diperhatikan oleh pimpinan bahwa semakin tinggi kedudukan seseorang dalam
masyarakat atau posisi seseorang dalam organisasi, semaikin tinggi pula prestisenya.
17
BAB 5 MSDM
Prestise dan status dimanifestasikan oleh banyak hal yang digunakan sebagai symbol
status itu.
Misalnya: dengan kursi meja yang istimewa, memakai dasi, untuk membedakan
seorang kepala dengan anak bualmnya, dan tempat parkir mobilnya tertentu.
Kebutuhan aktualisasi diri berbeda dengan kebutuhan lain dalam dua hal.
Pertama: kebutuhan aktualisasi diri tidak dipenuhi dari luar, pemenuhannya berdasarkan
keinginan atas usaha individu itu sendiri.
18
BAB 5 MSDM
Menurut Herzberg, orang menginginkan dua macam faktor kebutuhan, yaitu:
Jika kondisi ini tidak ada, tidak akan menimbulkan rasa ketidakpuasan yang berlebihan.
Serangkaian faktor ini dinamakan satisfiers atau motivators yang meliputi:
Rangkaian ini melukiskan hubungan seseorang dengan apa yang dikerjakannya (job
content) yakni kandungan pekerjaan pada tugasnya. Motivasi yang ideal yang dapat merangsang
usaha adalah peluang untuk melaksanakan tugas yang lebih membutuhkan keahlian dan peluang
untuk mengembangkan kemampuan.
Menurut Herzberg cara terbaik untuk memotivasi karyawan adalah dengan memasukkan
unsur tantangan dan kesempatan guna mencapai keberhasilan dalam pekerjaan mereka.
Penerapannya dengan pengayaan pekerjaan (job enrichment), yaitu suatu teknik untuk
memotivasi karyawan yang melibatkan upaya pembentukan kelompok-kelompok kerja natural,
19
BAB 5 MSDM
pengkombinasjan tugas-tugas, pembinaan hubungan dengan klien, pembebanan vertikal, dan
pembukaan saluran balikan. Teknik ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan tingkat tinggi
karyawan. Pengayaan pekerjaan ini merupakan upaya menciptakan motivator seperti kesempatan
untuk berhasil dalam pekerjaan dengan membuat pekerjaan lebih menarik dan lebih menantang.
Douglas Mc. Gregor adalah seorang psikolog sosial Amerika yang memimpin
suatu varietas proyek riset dalam hal motivasi dan tingkah laku umum dari para anggota
organisasi. Mc. Gregor adalah seorang guru besar manajemen pada lembaga teknik
Massachusetts (Massachusetts Institute of Technology), Mc. Gregor terkenal dengan teori
X dengan teori Y-nya, dalam bukunya The Human Side of Enterprise (Segi Manusiawi
Perusahaan). Teori ini didasarkan pada asumsi bahwa manusia secara jelas dan tegas
dapat dibedakan atas manusia penganut teori X (teori tradisional) dan manusia penganut
teori Y (teori demokratik).
Teori X
2. Umumnya karyawan tidak berambisi mencapai prestasi yang optimal dan selalu
menghindarkan tanggung jawabnya dengan cara mengkambinghitamkan orang lain.
Teori Y
2. Lazimnya karyawan dapat memikul tanggung jawab dan berambisi untuk maju
dengan selalu berusaha mendapatkan metode kerja yang terbaik. mencapai prestasi
kerja yang optimal.
20
BAB 5 MSDM
Mereka kreatif dan inovatif mengembangkan dirinya untuk memecahkan persoalan
dalam menyelesaikan tugas-tugas yang dibebankan pada pundaknya. Jadi, mereka
selalu berusaha mendapatkan metode kerja yang baik.
Karena ego manusia yang selalu menginginkan hasil yang baik-baik saja, daya
penggerak yang memotivasi semangat kerja seseorang terkandung dari harapan yang
akan diperolehnya pada masa depan. Inilah sebabnya teori ini disebut teori harapan
(expectancy theory). Apabila harapan dapat menjadi kenyataan, karyawan akan
cenderung meningkatkan gairah kerjanya. Sebaliknya, jika harapan tidak tercapai,
karyawan akan menjadi malas.
Sifat imbalan atau hukuman dan bagaimana kedua hal itu dilaksanakan sangat
mempengaruhi perilaku karyawan. Manajer periu sekali mengatur waktu secara tepat
dalam penggunaan imbalan dan hukuman dalam organisasi. Pengaturan waktu yang tepat
dari perolehan ini dinamakan penjadwalan pengukuhan (reinforcement scheduling).
Dalam jadwal yang paling sederhana, tanggapan itu dikukuhkan pada setiap waktu
terjadinya tanggapan. Jika pengukuhan diberikan hanya sesudah beberapa kejadian dari
suntu tanggapan dan tidak sesudah setiap tanggapan maka digunakan jadwal pengukuhan
sewaktu-waktu (intermitten reinforcement). Jadwal pengukuhan malar (terus-menerus)
dan sewaktu-waktu akan menghasilkan prestasi yang sangat berbeda.
Pertama, selama perkembangan awal dari suatu tanggapan manajer lebih baik
menggunakan pengukuhan malar (terus-menerus) karena akan mempercepat adaptasi
penampilan awal.
22
BAB 5 MSDM
D. Pemimpin dan Teori Kepeniimpinan
Kepemimpinan leadership) yang ditetapkan oleh seorang manajer dalam organisasi dapat
menciptakan integrasi yang serasi dan mendorong gairah kerja karyawan untuk mencapai sasaran
yang maksimal. Kepemimpinan adalah kata benda dari pemimpin (leader).
Head adalah seorang pemimpin yang dalam melaksanakan kepemimpinannya hanya atas
kekuasaan (power) yang dimilikinya. Falsafah kepemimpinannya bahwa bawahan adalah untuk
pemimpin. Pemimpin menganggap dirinya paling berkuasa, paling cakap, sedangkan bawahan
dianggap hanya pelaksana keputusan-keputusannya saja. kepemimpinannya dengan memberikan
instruksi/perintah-perintah, ancaman hukuman, dan pengawasan yang ketat.
23
BAB 5 MSDM
1) Kepemimpinan Otoriter
Falsafah pemimpin ialah “pimpinan (dia) adalah untuk bawahan”. Bawahan harus
berpartisipasi memberikan saran, ide, dan pertimbangan-pertimbangan dalam proses
pengambilan keputusan. Keputusan tetap dilakukan pimpinan dengan
mempertimbangkan Saran atau ide yang diberikun bawahannya. Pemimpin menganut
sistem manajemen terbuka (open mangement) dan desentralisasi wewenang.
3) Kepemimpinan Delegatif
4) Kepemimpinan situasional
Menurut kepemimp situasional, tidak ada satu cara yang terbaik untuk
mempengaruhi orang lain. Gaya kepemimpinan mana yang harus digunakan terhadap
individu atau kelompok tergantung pada tingkat kesiapan orang yang akan dipengaruhi.
a. Gaya Otoratif, diterapkan pada situasi ketika manajer memiliki pengalaman dan
informasi untuk menghasilkan kor:klusi, sementara pengikut tidak memiliki kemampuan,
kesediaan, dan keyakinan untuk memecahkan masalah (RI). Jadi, manajer harus membuat
keputusan tanpa bantuan pengikut. Gaya ini mempersyaratkan perilaku direktif dan pada
situasi ketika hanya pemimpin yang memiliki informasi atau keahlian.
b. Gaya Konsultatif, adalah strategi yang tepat apabila manajer mengenali bahwa
pengikut juga mempunyai beberapa pengalaman atau pengetahuan tentang masalah dan
bersedia memecahkan masalah meskipun belum mampu (R2). Dalam situasi ini Strategi
yang terbaik adalah memperoleh masukan mereka, sebelum membuat keputusan final
Dengan cara ini ada dua keuntungan atau hasil yang segera didapat, yaitu kerja sama
berbagi pengetahuan sehingga neningkatkan keakuratan keputusan dan pemimpin
memberi motivasi dan membantu pengikut mengidentifikasi tujuan kelompok secara
lebih jelas.
c. Gaya Fasilitatif, merupakan upaya kooperatif yang manajer dan pengikut bekerja sama
mencapai keputusan bersama. Dalam hal ini, pemimpin secara efektif memiliki komitmen
26
BAB 5 MSDM
terhadap diri sendiri untuk berbagi dalam proses pengambilan keputusan.
Gaya ini merupakan cara yang sempurna manakala terhadapan dengan pengikut yang
mampu, tetapi belum yakin akan dirinya (R3).
d. Gaya Delegatif, digunakan terhadap pengikut yang memiliki tingkat kesiapan (R4)
yang memiliki pengalaman dan informasi yang diperlukan untuk keputusan atau
rekomendasi yang layak.
Tidak ada gaya kepemimpinan yang mutlak baik/buruk yang penting asal tujuan
tercapai dengan baik. Hal ini disebabkan karena kepemimpinan dipengaruhi oleh faktor-
faktor; tujuan, pengikut (bawahan), organisasi, karakter pimpinan, dan situasi yang ada.
Misalnya: kenaikan gaji/upah, tunjangan hari raya, pemecatan buruh, dan lain-lain.
Collective Bargaining
27
BAB 5 MSDM
Collective Bargaining adalah adanya perundingan antara pimpinan perusahaan
dengan pimpinan serikat buruh (karyawan) dalam menetapkan keputusan-keputusan yang
menyangkut kepentingan perusahaan dan kebutuhan buruh. Hal ini dilakukan agar
tercipta integrasi yang 'harmonis dan usaha-usaha untuk menghindari terjadinya konflik
dalam perusahaan.
Untuk menciptakan dan membina integrasi yang baik dalam perusahaan dapat
diusahakan dengan human relations, motivasi, kepemimpinan, perjanjian kerja bersama
(PKB), dan collective bargaining melalui peranan komunikasi dua arah.
28