Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

Available at http://jurnal.stie-aas.ac.id/index.

php/jie
Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 6(02), 2020, 203-211

Pembangunan Infrastruktur dalam Islam: Tinjauan Ekonomi dan Sosial

Rifyal Zuhdi Gultom¹, Annisa Qadarusman Tini²


1,2
Fakultas Ekonomi dan Bisnis,Universitas Airlangga, Surabaya, Indonesia
*Email korespondensi: rifyalgultom@gmail.com

Abstract
As a process and effort to achieve the goals desired by a country is through economic development. One of the
supporting facilities for economic development is infrastructure development. Infrastructure is a driver of
economic development in a country that will have an impact on the sustainability of economic development in
the region. The purpose of this study is to find out how Islam views the infrastructure development carried out
by a country in economic and social review, and what kind of development is a priority. This research uses
literature study methods related to infrastructure, and Islamic principles that must be met in development. The
results showed that infrastructure development became an important part of economic development, but not
absolutely. If a country has adequate infrastructure and is right on target, economic goals will be easily
achieved, so that it will indirectly improve the social aspects of a country's society. In addition, infrastructure
development must be in accordance with Islamic principles, because Islam also pays attention to the problem of
economic development, but still places it on the larger development problem, namely human development. The
main function of Islamic teachings is to guide humans in the right and right direction. All aspects related to
economic development must be integrated with overall human development both economic and social aspects of
concern.

Keywords: Economic development, Islam, human, infrastructure, economy, and social

Saran sitasi: Gultom, R. Z., & Tini, A. Q., (2020). Pembangunan Infrastruktur dalam Islam: Tinjauan Ekonomi
dan Sosial. Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 6(02), 203-211. doi: http://dx.doi.org/10.29040/jiei.v6i2.912

DOI: http://dx.doi.org/10.29040/jiei.v6i2.912

1. PENDAHULUAN Dalam perkembangannya, para ahli memberikan


Pembangunan dalam berbagai bidang adalah pengertian atau batasan tentang ekonomi
salah satu strategi untuk mencapai tujuan yang dicita- pembangunan berdasarkan latar belakang tersebut.
citakan oleh suatu negara. Maka salah satu yang Ekonomi pembangunan adalah suatu studi yang
menjadi perhatian penting adalah pembangunan ditujukan untuk meningkatkan taraf hidup penduduk
dalam bidang ekonomi dan sosial karena berkaitan di negara-negara yang sedang berkembang, dengan
langsung dengan kehidupan sehari-hari masyarakat. memecahkan masalah-masalah utamanya, yakni
Berbagai perencanaan pembangunan selalu mengarah kemiskinan, pengangguran dan pemerataan. Maka
pada penguatan bidang ekonomi. Indikator salah satu penunjang untuk menyelesaikan masalah-
keberhasilan pembangunan suatu negara dapat dilihat masalah utama tersebut adalah pembangunan
pada ketercapaian target-target ekonomi, seperti infrastruktur, baik secara fisik maupun non-fisik.
pertumbuhan ekonomi, pendapatan perkapita Pembangunan fisik merupakan perwujudan
penduduk, jumlah pengangguran, tingkat kemiskinan, nyata dari suatu pembangunan yang meliputi sosial
dan neraca pembayaran adalah ukuran-ukuran yang budaya, sosial ekonomi dan sebagainya. Hal ini
dicapai dalam menilai tingkat keberhasilan sejalan dengan pendapat Sujarto (1985) yang
pembangunan ekonomi (Baswir, 2008). menyebutkan bahwa aspek pembangunan fisik
merupakan perwujudan nyata suatu tuntutan

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157; E-ISSN 2579-6534


Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 6(02), 2020, 204
kebutuhan yang disebabkan oleh pertumbuhan dan diserahkan pada keseimbangan berbagai faktor dan
perkembangan kegiatan sosial serta budaya suatu tidak menimbulkan ketimpangan. Penekanan utama
masyarakat. dalam pembangunan menurut Islam, terletak pada;
Maka pengertian pembangunan fisik adalah pertama, pemanfaatan sumber daya yang telah
suatu usaha yang dilakukan oleh suatu bangsa, negara diberikan Allah kepada umat manusia dan
dan pemerintah, dengan maksud untuk mengadakan lingkungannya semaksimal dan sebaik mungkin.
kegiatan ke arah perubahan yang lebih baik dan Kedua, pemanfaatan sumber daya tersebut melalui
perubahan tersebut dapat dilihat secara konkrit, nyata pembagian, peningkatannya secara merata
dari bentuk perubahannya. Dengan kata lain bahwa berdasarkan prinsip keadilan dan kebenaran. Islam
perubahan itu identik dengan adanya wujud atau menganjurkan sikap syukur dan adil dan mengutuk
bentuk dari pembangunan seperti adanya gedung- sikap kufur dan zalim.
gedung, sarana perumahan, sarana peribadatan, Secara umum tujuan pembangunan ekonomi
sarana jalan, sarana pendidikan, dan sarana umum dalam Islam adalah terpenuhinya dan terpeliharanya
lainnya. maqâshid syarῐah (agama, jiwa, akal, keturunan, dan
Salah satu bagian dari pembangunan adalah harta), sehingga tercapai falâh atau kesejahteraan
pembangunan infrastruktur. Pembangunan dunia dan akhirat. Sebagaimana Muhammad Akram
infrastruktur merupakan salah satu aspek penting dan Khan (1994) menjelaskan bahwa falâh meliputi
vital untuk mempercepat proses pembangunan suatu kelangsungan hidup, kebebasan berkeinginan, serta
negara. Infrastruktur juga memegang peranan penting kekuatan dan harga diri dengan beberapa aspek yang
sebagai salah satu roda penggerak pertumbuhan dipenuhi baik dalam skala kecil maupun besar. Sesuai
ekonomi jika dilihat dari periode sekarang, yang dalam Al-Qur’an pada Surah Al-Mulk ayat 15:
mana indikatornya adalah seberapa baik kualitas ‫ه َُو ِ َﳚ َعلَلَ ُ ُﳬ ۡ ۡرضَ َذلُوﻻفَ ۡم ُشو ْا ِفﳰَنَا ِكﳢِ َ َاو ُ ُﳇو ْا ِم ِّﲊ ۡز ِق ِه ۖۦ َوا َﳱۡ ِ ل‬
infrastruktur suatu negara.
Laju pertumbuhan ekonomi dan investasi suatu ‫ُﺷ ُور‬
negara atau wilayah tidak dapat dipisahkan dari
ketersediaan infrastruktur seperti transportasi, Huwallażī ja'ala lakumul-arḍa żalụlan famsyụ fī
telekomunikasi, sanitasi, dan energi. Inilah yang manākibihā wa kulụ mir rizqih, wa ilaihin-nusyụr
menyebabkan pembangunan infrastruktur menjadi Artinya: “Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah
fondasi dari pembangunan ekonomi yang bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya
berkelanjutan. Bertambahnya infrastruktur dan dan makanlah sebahagian dari rezeki-Nya. Dan hanya
perbaikan oleh pemerintah diharapkan memacu kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah)
pertumbuhan ekonomi (Sumadiasa, 2016). dibangkitkan”.
Dalam perspektif Islam, aspek pembangunan Ayat ini mengandung makna bahwa secara
tentu mempunyai karateristik dan orientasi yang umum, bagaimana kewajiban mengeluarkan biaya
berbeda dengan pembangunan dalam ekonomi dan membangun fasilitas yang mendukung
konvensional. Islam memandang bahwa tidak hanya keberhasilan tersebut. Sudah sangat jelas bahwa
pembangunan secara material saja yang penting, dalam Islam pembangunan juga menjadi perhatian
tetapi ada aspek spiritual dan aspek moral juga sangat penting dalam memajukan peradaban. Oleh karena
penting. Karena pembangunan dalam Islam tidak itu, Allah SWT memberikan syariat atau undang-
hanya berorientasi pada yang sifatnya duniawi, tetapi undang Islam yang ditujukan agar dapat membimbing
lebih dari itu, yaitu dunia dan akhirat. manusia mencapai nilai kehidupan yang terbaik di
Kemudian fokus utama pembangunan adalah dunia dan di akhirat. Syariat Islam telah memastikan
manusia dengan lingkungan kulturnya. Ini berbeda adanya kesesuaian di dalam kehidupan manusia,
dengan konsep pembangunan ekonomi konvensional maka apabila peraturan Islam dilaksanakan
yang menegaskan bahwa wilayah operasi berdasarkan panduan objektif-objektif syariah yang
pembangunan adalah lingkungan fisik saja. Dengan umum maupun khusus, maka pasti kestabilan dan
demikian Islam memperluas wilayah jangkauan keadilan sosial ekonomi akan tercapai.
obyek pembangunan dari lingkungan fisik kepada Kembali ke sejarah Islam, ketika Rasulullah
manausia. Pembangunan adalah aktivitas hijrah dari Mekkah menuju Madinah. Hal yang
multidimensional sehingga semua usaha harus pertama dilakukan adalah dengan membangun sebuah

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157; E-ISSN 2579-6534


Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 6(02), 2020, 205
masjid. Alasan Rasulullah terkait kebijakan tersebut Dalam hubungan infrastruktur dengan
adalah bahwa jika ingin membangun suatu peradaban pembangunan ekonomi, beberapa ekonom juga
yang berkemajuan, yang unggul dalam berbagai memberikan pendapatnya mengenai infrastruktur.
bidang baik agama, ekonomi, sosial, budaya, dan Todaro (2006) menjelaskan kaitan infrastruktur
lainnya. Maka infrastruktur menjadi faktor yang dengan pembangunan ekonomi bahwa tercakup
penting. Maka tidak ada lagi keraguan bahwa Islam dalam pengertian infrastruktur adalah aspek fisik dan
juga sangat memperhatikan aspek pembangunan baik finansial yang terkandung dalam jalan raya, kereta
fisik dan non-fisik. api, pelabuhan laut dan bentuk-bentuk sarana
Hal ini menjadi perhatian, bahwa pembangunan transportasi dan komunikasi ditambah air bersih,
fisik dalam hal ini adalah pembangunan infarstruktur listrik dan pelayanan publik lainnya. Sedangkan
menjadi sangat penting. Secara tidak langsung, ketika penelitian Ramirez (1999) menunjukkan bahwa
sebuah negara memilki aspek infrastruktur yang baik infrastruktur mempunyai dampak kuat terhadap
maka akan mempengaruhi alur distrubusi ekonomi. pertumbuhan ekonomi dalam suatu negara.
Jika baik, maka distribusi akan lancar sehingga aspek Dari pengertian diatas dapat kita pahami bahwa
ekonomi dan sosial akan terpenuhi dengan baik. pembangunan infrastruktur adalah suatu usaha atau
Namun jika infrastruktur tidak baik, maka akan rangkaian usaha untuk melakukan pertumbuhan dan
menyebabkan alur distibusi akan menjadi terhambat. perubahan yang dilakukan secara terencana untuk
Oleh sebab itu, pembangunan infrastruktur menjadi membangun prasarana atau segala sesuatu yang
aspek yang tidak bisa dikesampingkan begitu saja. merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu
Tulisan ini membahas bagaimanana proses pembangunan dalam suatu negara atau
pembangunan infrastruktur dalam perspektif Islam, wilayah.
lebih khusus dalam aspek ekonomi dan sosial. Di Merujuk pada publikasi World Development
mana pembangunan infrastruktur menjadi penting, Report(1994) bahwa infrastruktur berperan penting
namun tetap melihat pada prioritas apa yang tepat dalam meningkatkan pembangunan ekonomi dimana
dalam pembangunan tersebut, karena setiap daerah pembangunan ekonomi yang lebih tinggi dijumpai
atau wilayah memiliki kebutuhan yang berbeda-beda. pada wilayah dengan tingkat ketersediaan
Selain itu akan di utarakan bagaimana pembangunan infrastruktur yang mencukupi. Identifikasi terhadap
manusia jauh lebih penting sebagai pondasi program pembangunan infrastruktur di beberapa
pembangunan dalam ekonomi Islam. negara menyimpulkan bahwa pada umumnya
Makna Infrastruktur program ditargetkan dalam jangka menengah dengan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia fokus pada peningkatan kebutuhan dasar dan
(KBBI), infrastruktur dapat diartikan sebagai sarana konektivitas manusia, mulai dari air, listrik, energi,
dan prasarana umum. Sarana secara umum diketahui hingga transportasi (jalan raya, kereta api, pelabuhan
sebagai fasilitas publik, contohnya rumah sakit, jalan, dan bandara)(Maryaningsih. dkk, 2014).
sanitasi, jembatan, halte, dsb. Menurut Ronald dalam Jenis dan Esensi dalam Infrastruktur
The Routledge Dictionary of Economics (2002) Dalam World Development Report (1994),
memberikan pengertian bahwa infrastruktur adalah Infrastruktur dibagi kedalam 3 golongan yaitu:
pelayanan utama negara yang dapat membantu a. Infrastruktur Ekonomi, aset fisik yang
kegiatan ekonomi dan kegiatan masyarakat sehingga menyediakan jasa dan digunakan dalam produksi
dapat berjalan dengan membangun sarana prasarana dan konsumsi final maupun sarana publik
dan fasilitas pendukung lainnya. Sedangkan (telekomunikasi, air minum, sanitasi, gas),
Macmillan Dictionary of Modern Economics public works (bendungan, saluran irigasi, dan
mendefinisikan infrastruktur sebagai jembatan dan drainase) serta transportasi (jalan, kereta api,
elemen struktural ekonomi yang memfasilitasi arus angkutan pelabuhan, dan lain-lain)
barang dan jasa antara pembeli dan penjual. Sebagai b. Infrastruktur Sosial, aset yang mendukung
fasilitas yang diberikan oleh pemerintah untuk kesehatan dan keahlian masyarakat meliputi
masyarakat, maka masyarakat dapat memakai pendidikan (sekolah dan perpustakaan),
infrastruktur untuk kegiatan ekonominya. Dengan kesehatan (rumah sakit, puskesmas), serta
kata lain, pembangunan infrastruktur dapat rekreasi (taman, museum).
memajukan ekonomi sebuah negara.

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157; E-ISSN 2579-6534


Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 6(02), 2020, 206
c. Infrastruktur Administrasi/institusi seperti langsung akan mempengaruhi iklim investasi.
penegakan hukum, administrasi kependudukan, Pertumbuhan kapital dan aliran investasi sangat
kebudayaan dan lain-lain. dipengaruhi oleh ketersediaan infrastruktur
Infrastruktur secara umum meliputi fasilitas- pendukung baik pada zona kawasan industri,
fasilitas publik yang disiapkan oleh pemerintah pusat pelabuhan, pasar-pasar, dan perguruan tinggi
maupun daerah sebagai pelayan publik (sebagai yang dapat mendorong penemuan-penemuan
akibat mekanisme pasar tidak bekerja) untuk baru di bidang sains dan dapat diterapkan oleh
menunjang dan mendorong aktivitas ekonomi kalangan industri dan pelaku pasar.
maupun sosial suatu masyarakat. Ciri-ciri utama dari c. Infrastruktur akan sangat mempengaruhi bahkan
barang publik adalah sisi penggunaanya (konsumsi menentukan integrasi sosial ekonomi rakyat satu
barang publik) yaitu non rivalry dan non excludable. daerah dengan daerah lainnya.
Rivalry adalah sifat rivalitas atau persaingan, hal ini d. Pembangunan infrastruktur akan membuka
berarti jika suatu barang digunakan oleh seorang isolasi fisik dan non fisik di sejumlah wilayah.
pengguna, maka barang tersebut tidak dapat Dalam rangka politik integrasi bangsa di bidang
digunakan oleh pengguna lain. Ketika menggunakan sosial dan ekonomi, di mana tantangan bagi
barang tersebut tidak terjadi persaingan dengan orang pemerintah ialah membangun infrastruktur yang
lain dan tidak mempengaruhi kepuasan orang lain dapat mengatasi isolasi fisik daerah di Indonesia
ketika menggunakannya, maka dapat disebut sebagai awal abad 21 kini. Sebab isolasi fisik akan
barang publik. membawa dampak terhadap pembangunan sosial
Excludable merupakan sifat mengeluarkan atau ekonomi pada wilayah-wilayah. Karena isolasi
menghalangi seseorang alam mengkonsumsi atau wilayah sehingga hasil pertanian, perkebunan
menggunakan suatu barang. Artinya, keinginan dan kehutanan sulit dipasarkan ke kota terdekat
seseorang (pengguna) dalam mengkonsumsi suatu sehingga praktis hanya dikonsumsi anggota
barang dapat dihalangi oleh pihak lain (supplier). Jika keluarga. Akibatnya, tingkat pendapatan tetap
konsumsi seseorang dibatasi dalam penggunaan suatu rendah, kemudian mereka di klaim sebagai
barang maka barang tersebut tidak dapat dikatakan masyarakat miskin.
sebagai barang publik. Sehubungan dengan paparan tersebut di atas,
Dapat diketahui dari pendalaman sifat maka peran pemerintah sangat diharapkan dapat
infrastruktur sebagai barang publik maka melahirkan terobosan baru dalam politik
infrastruktur memiliki dampak eksternalitas positif. infrastruktur. Beberapa di antaranya yaitu,
Definisi eksternalitas itu adalah kondisi dimana pemerintah perlu mengkaji ulang dasar kebijakan
tindakan perusahaan atau individu memiliki dampak infrastruktur selama ini yang lebih banyak
kepada individu atau perusahaan lainnya tanpa harus dilaksanakan dengan indikator jumlah penduduk pada
membayar dampak tersebut. Sesuai dengan sifatnya, satu daerah serta nilai ekonomis dari proyek investasi
infrastruktur dibangun oleh pemerintah dan pihak tersebut. Hal ini sangat penting karena jika
yang menggunakan infrastruktur tidak memberikan pertimbangan indikator-indikator tersebut sebagai
bayaran secara langsung atas penggunaan rujukan dasar kebijakan pembangunan infrastruktur,
infrastruktur. maka daerah yang jumlah penduduknya kurang akan
Infrastruktur yang disiapkan pun perlu tetap tertinggal.
disesuaikan dengan kebutuhan setiap wilayah, Dampak lain dari kebijakan dengan indikator
sehingga dapat meningkatkan kesejahteraannya. Ada ekonomi dan penduduk seperti itu adalah dapat
empat alasan pokok yang dapat dikemukakan tentang menimbulkan arus urbanisasi besar-besaran ke kota
pentingnya pembangunan infrastruktur: yang dilengkapi fasilitas infrastruktur yang memadai
a. Pembangunan infrastruktur mampu dan murah. Kebijakan infrastruktur mestinya dapat
menyediakan lapangan pekerja. Hal ini dilakukan untuk mencegah urbanisasi atau pemusatan
merupakan salah satu nilai penting dan langkah jaringan infrastruktur di kota-kota yang akan menarik
ke arah terciptanya rakyat dan negara adil dan terjadinya tingkat urbanisasi yang tinggi (Prapti, dkk,
makmur. 2015).
b. Pembangunan infrastruktur dasar, infrastruktur
teknologi, dan infrastruktur sains secara

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157; E-ISSN 2579-6534


Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 6(02), 2020, 207
Pembangunan Infrastruktur dalam Perspektif pun yang menghidupkan tanah mati berhak
Sejarah Islam memilikinya (Malkawi, 2006).
Paradigma sebagai ruang lingkup berfikir dan 2) Umar bin Al-Khattab
aktivitas yang cukup signifikan dalam membedakan Pada masa Umar, ia melanjutkan pembangunan
paradigma pembangunan ekonomi konvensional dan Baitul Mal dengan melakukan sistematisasi
ekonomi Islam. Menurut Mannan (1997) dalam proses fiskal. Dilakukan dengan cara mengelola
pandangan ekonomi konvensional, semua diukur sumber dan pengeluaran pendapatan. Tidak
dengan pertumbuhan atau sebatas nilai (material) hanya bersumber dari zakat, sedekah, ghanimah,
saja. Sedangkan konsep ekonomi pembangunan Islam dan jizyah tetapi bea cukai, pajak pertambangan,
mempunyai cakupan yang lebih luas. Pembangunan pajak perdagangan, dll (Din, 2006).
ekonomi Islam tidak hanya membangun pada aspek 3) Ustman bin Affan
material saja, tetapi aspek spiritual dan moral juga Pada masa ini, uang tembaga diperkenalkan
sangat penting. Sehingga terintegrasi dengan sebagai pecahan dari uang dirham (Din, 2006).
pembangunan ekonomi. Berikut uraian mengenai Perilaku Ustman mirip dengan Umar dalam segi
pembangunan pada masa pemerintahan Islam: kesederhanaan. Banyak uangnya digunakan
a. Pembangunan di Masa Rasulullah untuk membebaskan para budak (Tangali, 2010).
Sebelum masa-masa kenabian, Mekkah Selain itu, dalam hal pembangunan. Ustman
merupakan sebuah tempat titik perhentian dalam melakukan perluasan pada Masjidil Haram
aspek perdagangan antara jalur utara dan selatan meskipun telah dilakukan pada masa
sehingga membawa keuntungan ekonomi. Mekkah pemerintahan Umar.
menjadi tempat terjadinya kontak budaya dari 4) Ali bin Abi Thalib
berbagai suku. Untuk mempertahankan sistem Pada masa ini tidak ada pembangunan ekonomi
ekonomi dalam potensi konflik yang mungkin terjadi secara besar-besaran karena meneruskan
antar suku, maka dibangun berbagai berhala mewakili kebijakan-kebijakan umum dari pemerintahan
semua suku. sebelumnya. Sumber utama Ali dalam bidang
Kelahiran Islam dengan Muhammad sebagai ekonomi datang dari suratnya yang mana
nabi, menghapuskan praktik hedonik di Mekkah. terdapat pada Al-ashtar dalam Nahjul Balagha.
Ka’bah lalu dibersihkan dari berhala-berhala Sejumlah prinsip yang berhasil disarikan yaitu
sehingga memicu kemarahan masyarakat konservatif salah satunya adalah sumber daya publik tidak
untuk hijrah ke Madinah. Setelah hijrah ke Madinah, digunakan untuk tujuan pribadi.
yang awalnya terbelakang dari sisi ekonomi c. Masa Dinasti Umayyah
kemudian menjadi kota yang makmur karena Dalam masa dinasti ini, kerajaan Islam telah
Muhammad menyatukan para suku yang sedang sangat luas dan pemerintah tidak hanya bertumpu
berkonflik. pada sumber pendapatan lama negara. Pada masa
Maka dibangunlah masjid-masjid untuk ibadah Walid bin Abdul Malik, rumah ibadah, pusat
dan pendidikan, Muhammad segera membangun pendidikan, infrastruktur, dan pertanian dibangun dan
sejumlah peraturan terkait masalah-masalah ekonomi, diperbaiki serta program jaminan sosial dibuat untuk
dalam hal ini perdagangan berdasarkan prinsip melindungi orang-orang miskin dan meminta-minta
kebebasan, keadilan, kejujuran, dan anti-monopoli (Din, 2006). Selain itu, banyak pula dibangun
(Malkawi, 2006). monumen-monumen besar (Hoyland, 2006).
b. Masa Khulafaur Rasyidin d. Masa Dinasti Abbasiyah
1) Abu Bakar Masa dinasti ini merupakan masa keemasan bagi
Abu Bakar pada hari pertama terpilih, langsung ilmu pengetahuan di dunia Islam karena dalam masa
berencana untuk meninjau pasar. Pencapaiannya ini terdapat gerakan penerjemah atas karya-karya
dibidang ekonomi, yaitu pendirian Baitul Maal, ilmuwan Yunani, Syiria, India menjadi bahasa arab
sebuah lembaga keuangan publik yang menjadi untuk dipelajari (Zulkifli, 2011). Kekhalifan ini
pengendali ekonomi makro lewat struktur fiskal dibatasi oleh tiga lapis tembok yang berada dipusat
(Din, 2006). Perluasan wilayah Islam tetap terus kota yaitu, Baghdad. Pembangunan tembok tersebut
berlanjut di masa ini. Setelah Umar terpilih merupakan bentuk peradaban yang membedakan
menggantikan Abu Bakar, ia menyerukan antara dunia luar dan dunia dalam.
kembali kepada hadist Nabi tentang bahwa siapa

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157; E-ISSN 2579-6534


Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 6(02), 2020, 208
Selain itu, di kota Baghdad juga terdapat sebuah Baik infrastruktur ekonomi maupun infrastruktur
rumah sakit umum gratis yang dibangun oleh negara sosial merupakan bagian yang penting untuk
untuk melayani masyarakat miskin (Sardar, 2003). diwujudkan dalam satu daerah atau wilayah. Daerah
Rumah sakit ini didanai oleh zakat sebagai bagian dengan kelengkapan sistem infrastruktur yang baik
dari bentuk kewajiban negara dalam cenderung memiliki tingkat laju pertumbuhan
memdistribusikan kekayaan atau zakat yang ekonomi dan kesejahteraan masyarakat yang juga
dibayarkan oleh umat Muslim yang berkecukupan. lebih baik. Ini berarti bahwa penyediaan infrastruktur
Sistem rumah sakit umum gratis ini dipandang ini merupakan faktor penting dalam mendukung
sebagai sistem pelayanan kesehatan nasional pertama pembangunan suatu negara.
di dunia. Adapun tokoh-tokoh pemikir Islam yang Sadr (2015) dalam jurnalnya menjelaskan bahwa
lahir pada masa ini adalah: dalam masa awal periode Islam. Saat Rasulullah
 Ibnu Hazm (994-1064) hijrah ke Madinah, dengan segala kesulitannya ketika
 Al-Ghazali (1058-1111) itu. Ada kebijakan strategis yang diambil. Model
 Ibnu Khaldun (1332-1406) pengembangan ekonomi dari periode paling awal
Islam telah diselidiki dari empat dimensi:
2. METODE PENELITIAN 1) Motif yang disediakan adalah untuk kegiatan
Metode penelitian yang digunakan adalah ekonomi;
metode kualitatif dengan pendekatan studi 2) Terdapat lembaga yang memfasilitasi
kepustakaan (library research). Studi literatur yaitu pertukaran;
metode yang mencari referensi yang relevan dengan 3) Aturan perilaku yang ditentukan untuk tujuan
permasalahan yang ditemukan. Studi kepustakaan membimbing kegiatan ekonomi sementara
menggambarkan analisis teoritis, kajian ilmiah, membatasi distorsi dan konflik kepentingan
rujukan serta literatur yang berhubungan dengan dalam kegiatan ini juga tindakan yang
kebiasaan masyarakat setempat, norma dan nilai yang menyebabkan kerugian bagi publik; dan
terbangun pada kondisi lapangan yang diamati 4) Kebijakan yang diterapkan untuk mencapai
(Sugiyono, 2016). Adapun data yang digunakan tujuan Islam dan nilai keadilan.
adalah data sekunder, yaitu data yang bersumber dari Berdasarkan dimensi ini, menunjukkan bahwa
literatur atau referensi yang ada, seperti yang termuat itu adalah aktualisasi dari kemampuan yang melekat
dalam jurnal dan makalah ilmiah, ensiklopedia, dari umat Islam yang merupakan kebijakan pusat
literatur, serta sumber data lain yang berkaitan yang diterapkan oleh Rasulullah SAW.
dengan topik penelitian. Meningkatnya modal manusia umat Islam
menyebabkan kemajuan ilmu pengetahuan dan
3. HASIL DAN PEMBAHASAN teknologi. Selain itu, keunggulan komparatif
Tinjauan Ekonomi dan Sosial Semenanjung Arab untuk kegiatan, seperti
Infrastruktur dapat dibedakan dalam dua jenis, perdagangan, dimanfaatkan untuk menciptakan
yakni infrastruktur ekonomi dan infrastruktur sosial. peluang pertumbuhan. Selain itu, dan meskipun ada
Infrastruktur ekonomi merupakan jenis infrastruktur kendala yang sangat besar, seperti kekeringan di
yang secara langsung mendorong kegiatan ekonomi daerah itu, kegiatan pertanian mendapat prioritas.
masyarakat berupa infrastruktur fisik, yang Transfer ilmu pengetahuan dan teknologi dari
digunakan dalam proses produksi dan distribusi serta Kekaisaran Bizantium dan Persia memungkinkan
yang dimanfaatkan oleh masyarakat secara luas. pertumbuhan dan endogenisasi sains dan teknologi
Infrastruktur ekonomi meliputi semua prasarana dengan adopsi lembaga yang sesuai untuk proses ini.
umum, berupa tenaga listrik, telekomunikasi, Dalam model pembangunan Islam,
perhubungan, irigasi, air bersih, dan sanitasi, serta konseptualisasi masyarakat miskin atau kaya diberi
pembuangan limbah. Adapun infrastruktur sosial makna baru. Kelangkaan tanah yang subur, lokasi
adalah jenis infrastruktur yang mendukung geografis yang tidak membantu dan tidak tersedianya
kesejahteraan sosial, meliputi prasarana kesehatan tambang dan sumber daya alam lain, tidak berarti
dan pendidikan dan lain-lain. bahwa individu dan ekonomi mereka rendah. Dalam
masyarakat, di mana kemampuan bawaan individu
terwujud melalui pendidikan dan pelatihan, di mana

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157; E-ISSN 2579-6534


Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 6(02), 2020, 209
visi dan proses berpikir individu berkembang dan 5) Pembangunan yang seimbang, yaitu
berbagai keterampilan ilmiah dan teknologi pembangunan yang harmoni, tidak terjadi
berkembang bersama dan ekonomi yang berkembang kepincangan pembangunan di berbagai sektor
dengan baik pula. Anggota masyarakat semacam itu dan wilayah.
melakukan kompensasi kelangkaan melalui 6) Pembangunan teknologi baru.
penggunaan pengetahuan, keterampilan, dan 7) Pengurangan ketergantungan terhadap utang luar
kecerdikan mereka serta mengembangkan ekonomi negeri.
mereka. Berdasarkan pendapat Joni Tamkin Borhan, di
Tujuan murni dari Islam adalah kemajuan umat atas dapat dinyatakan bahwa pembangunan yang
manusia (sumber daya manusia). Untuk ekonomi, ini menjadikan pertambahan dalam perkembangan
diterjemahkan menjadi fokus pada bimbingan dan ekonomi di suatu wilayah atau daerah memiliki
pertumbuhan modal manusia. Islam menargetkan beberapa kebijakan terutama kebijakan yang
peran manusia sebagai individu, keluarga dan bersumber dari sumber daya insani atau manusia itu
masyarakat, dan melalui pembagian kerja sosial, sendiri sebagai objek utama dari kebijakan
keadilan yang berlaku di masyarakat. Ini diwujudkan pembangunan. Sehingga tujuan yang ingin dicapai
melalui menetapkan tugas dan tanggung jawab untuk dapat terlaksana dengan baik karena sumber daya
individu, keluarga dan masyarakat, di satu sisi manusianya telah memilki Islamic Worldview yang
penentuan adil adalah penghargaan ketika mereka kuat, sehingga setiap kebijakan yang diambil dalam
melakukan tugas mereka. Atas dasar ini, hak ekonomi hal ini ekonomi dan sosial, berlandaskan nilai-nilai
dan sosial didefinisikan. Selain itu, hak-hak ini Islam.
diklarifikasi dan dijelaskan melalui pembentukan Untuk meningkatkan kualitas keseimbangan
undang-undang, peraturan, dan lembaga yang sesuai. dalam pembangunan ekonomi yang berdampak
Berdasarkan model pengembangan periode Islam terhadap ekonomi dan sosial, tentunya butuh adanya
paling awal. Indikator-indikator yang dapat sebuah keseimbangan pembangunan yang dilakukan
digunakan untuk menilai kebijakan ekonomi dan oleh pemerintah dari segi ketepatan pembangunan.
kemajuan menuju pembentukan masyarakat Muslim Kemudian tidak terjadi ketidakmerataan
yang ideal. Mereka juga dapat digunakan untuk pembangunan di berbagai sektor dan wilayah,
mengevaluasi tingkat keberhasilan berbagai terutama kebijakan pembangunannya sendiri harus
kebijakan ekonomi. tegas dan sesuai dengan keadaan pembangunan yang
Menurut Joni Tamkin Borhan (2008) dibutuhkan. Karena jika terjadi ketidaktegasan dalam
mengungkapkan tentang tujuan kebijakan pembangunan akan terjadi ketidakseimbangan
pembangunan dalam kerangka Islam adalah sebagai pembangunan maka pembangunan yang terjadi tidak
berikut: terintegrasi sehingga akan membuat kegagalan
1) Pembangunan sumber daya insani, yaitu pembangunan dan berdampak terhadap pertumbuhan
menjadikan manusia sebagai objek utama dari ekonomi di suatu wilayah, apalagi di sini sumber
kebijakan pembangunan Islam. Fokus utama daya insani atau manusia ini sebagai objek utama
dilakukan pada pengembangan pendidikan, pembangunan yang memiliki amanat untuk
orientasi spiritual dan pengembangan struktur mengendalikan pembangunan itu sendiri.
hubungan yang berbasiskan kepada kerjasama, Dalam Islam, Umer Chapra (2000)
perkongsian dan penyertaan. mengungkapkan bahwa masyarakat sekulerisme lebih
2) Pertambahan pengeluaran yang bermanfaat, mengedepankan aspek harta benda (material) dengan
dalam hal ini diutamakan pada pengeluaran yang tidak melihat pada aspek moral, maka pembangunan
mengutamakan keperluan dasar (dharûriyât) material tidak akan mencapai sebuah keadilan tanpa
dibandingkan dengan pengeluaran atas barang mendapat dukungan dari moral itu sendiri. Hal itu
pelengkap (kamâliyât) dan barang mewah karena pembangunan yang adil memerlukan
(tahsiniyât). penggunaan semua sumber dengan cara yang efektif
3) Peningkatan kualitas kehidupan, yaitu melalui dan efisien. Sehingga kedua-duanya mustahil dapat
penciptaan lapangan kerja, pengadaan sistem tercapai melainkan dibarengi dengan moral dan
jaminan sosial, dan pemerataan pendapatan. akhlak dalam seluruh kegiatan ekonomi. Hal itu
4) karena, aktivitas ekonomi manusia tidak hanya

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157; E-ISSN 2579-6534


Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 6(02), 2020, 210
ditujukan sebagai pemuasan keperluan fisik saja, dan sumber daya yang ada dalam suatu pola yang
akan tetapi manusia juga memiliki tanggung jawab menyatu sehingga semua kebutuhan manusia, dapat
kepada Sang Pencipta. Kebahagiaan di dunia dan di dipenuhi secara utuh dan terwujud suatu distribusi
akhirat (falah) tidak dapat tercapai, kecuali jika kekayaan yang adil dan merata.
ajaran Islam dilaksanakan secara menyeluruh atau Dalam pembangunan ekonomi Islam
kaffah. Sehingga pembangunan ekonomi harus dapat menghendaki adanya kemakmuran dan kesejahteraan
menciptakan keseimbangan antara kepentingan untuk setiap penduduknya tanpa melihat status
individu dan kepentingan masyarakat, kebaikan yang sosialnya, apalagi manusia sebagai pengemban
seimbang dan kekal, kebaikan yang selaras dengan amanah di bumi ini sebagai pengendali (khalifah)
kaidah-kaidah agama Islam, sehingga kekayaan tidak untuk kemakmuran manusia dan alam sekitarnya.
berhenti pada satu individu atau satu komunitas saja. Sehingga apa yang menjadi tujuan awal dapat
Sehingga dengan adanya sebuah kebijakan yang tercapai dengan sebaik-baiknya dengan
dilakukan pemerintah selaku pemegang amanat yang berlandasakan nilai-nilai Islam.
telah diberikan oleh masyarakat kepadanya dapat Maka pembangunan infrastruktur yang menjadi
menyeimbangkan dalam mengambil kebijakan bagian penting juga tidak luput dari perhatian. Jika
mengenai rancangan dalam pembangunan ekonomi, suatu negara memiliki infrastruktur yang memadai
karena pembangunan ekonomi ini harus bisa dan tepat sasaran maka tujuan ekonomi akan mudah
menciptakan keseimbangan antara individu dan tercapai. Selain itu, aspek sosial juga terkena dampak
kepentingan masyarakat, apalagi pembangunan sehingga secara tidak langsung juga akan
ekonomi ini sangat berdampak positif terhadap meningkatkan sisi sosial masyarakat suatu negara
perekonomian suatu wilayah. Dari pembangunan tersebut. Tentu tidak kalah pentingnya adalah bahwa
ekonomi ini juga dapat dilihat, apakah perekonomian pembangunan infrastruktur tersebut hendaknya untuk
di wilayah tersebut mengalami kenaikan atau kepentingan seluruh elemen masyarakat, bukan atas
penurunan setiap tahunnya. Selain itu, aspek sosial dasar kepentingan kepentingan-kepentingan individu
yang ditimbulkan harus terasa dampaknya di tertentu.
masyarakat, dengan tersedianya fasilitas-fasilitas
yang memadai dan sesuai kebutuhan. Karena pada 5. UCAPAN TERIMA KASIH
akhirnya, masyarakat juga sangat membutuhkan Peneliti mengucapkan rasa syukur kepada Allah
infrastruktur sosial, sebagai bagian dari kehidupan SWT, terima kasih kepada kolega yang berkenan
berbangsa dan bernegara. memberikan bantuan untuk menyelesaikan tulisan ini
secara maksimal.
4. KESIMPULAN
Ekonomi Pembangunan Islam pada hakikatnya 6. REFERENSI
merupakan upaya untuk memformulasikan suatu ilmu Abdullah, Mohammad, 2018, Waqf, Sustainable
ekonomi yang berorientasi kepada manusia dan Development Goals (Sdgs) and Maqasid Al-
masyarakat yang tidak mengakui individualisme yang Shariah, International Journal of Social
berlebihan, juga tidak membenarkan kolektifitas yang Economics, Vol 45 Issue 1, hal 158-172.
melanggar hak-hak perorangan, dengan berdasarkan Aedy, Hasan, 2011, Teori dan Aplikasi Ekonomi
kepada nilai-nilai Islâm, yaitu Al-Qur’ân dan Al- Pembangunan Perspektif Islam, Yogyakarta:
Sunnah. Graha Ilmu.
Tujuan ekonomi Islam seirama dengan tujuan Beik, Irfan Syauqi dan Arsyianti, Laily Dwi, 2016,
pokok Islam, yaitu menciptakan kesejahteraan bagi Ekonomi Pembangunan Syariah,
semua umat manusia (falah). Kesejahteraan ini Jakarta:RajaGrafindo Persada.
meliputi kepuasan fisik dan kedamaian mental yaitu Borhan, Joni Tamkin Bin, 2008, Pemikiran
kebahagiaan, yang hal ini dapat diperoleh melalui Pembangunan Ekonomi Berteraskan Islam,
realisasi yang seimbang antara kebutuhan materi dan Jurnal Ushuluddin, Vol 27, hal 93-107.
rohani dari personalitas individu. Pemenuhan Canning, David, 1999, Infrastucture’s contribution to
kebutuhan rohani membutuhkan pembangunan moral, Aggregate Output, World Bank Policy
dan pemenuhan kebutuhan materi dapat Research working paper No 22-46.
direalisasikan dengan pembangunan umat manusia

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157; E-ISSN 2579-6534


Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 6(02), 2020, 211
Chapra, Umer, 2000, Islam dan Pembangunan Ramirez, 1999, Infrastructure, and Economics
Ekonomi, diterjemahkan oleh Ikhwan Abidin Growth, Journal of Development Economic,
Basri. Jakarta:Gema Insani Press. Vol 70, hal 443-477.
Chapra, Umer, 2000, Masa depan Ekonomi Islam: Rarasati, Dita. Dkk, 2014, The opportunity for
Sebuah Tinjauan Islam, diterjemahkan oleh implementing Islamic project financing to the
Ikhwan Abidin Basri. Jakarta: Gema Insani Indonesian infrastructure development, Book
Press dan Tazkia Institute. series: Contemporary Studies in Economic and
Din, S, 2006, Trading Halal Commodities: Financial Analysis Vol 95.
Opportunities and Chalenges for the Muslim Rutherford, Donald, 2002, Routledge Dictionary of
World, Siri Syarahan Perdana Profesor, Economics, New York: Routledge.
Universiti Teknologi Malaysia. Sardar. 2003, Islam, Postmodernism, and Other
Hassan, Abul, 2016, Islamic ethical responsibilities Futures, Ed: S. Inayatullah dan G. Boxwell,
for business and sustainable development, London: Pluto Press.
Humanomics, Vol 32 Issue 1, hal 80-94. Seyed Kazem Sadr, 2015, The role of human capital
Hoyland, R, 2006, Epigraphy. Encyclopedia of the in economic development of the earliest
Qur’an. Volume Two E-I. J.D. McAuliffe, Islamic period, International Journal of Islamic
Leiden: Drill. and Middle Eastern Finance and Management,
Huda, Nurul dkk, 2015, Ekonomi Pembangunan Vol 8 Issue 4, hal 398-417.
Islam, Jakarta: Prenadamedia Group. Sujarto. 1985. BeberapaPengertianPerencanaanFisik.
Macmillan Dictionary of Modern Economics. BharataraKaryaaksara, Jakarta.
Palgrave Macmillan; 4th Revised edition edition. Sumadiasa.(2016). AnalisisPengaruh Pembangunan
Malkawi, B, 2006, Jordan and the World Trading InfrastrukturJalan, Listrikdan PMA
System: A Case Study for Arab Countries. PhD terhadapPertumbuhan PDRB BALI tahun
Dissertation, The American University. 1993-2004. E-Jurnal E.P Unud, Vol.5, No.7 :
Mannan, Abdul A, 1997, Islamic Economics, Theory 925-947
and Practice, diterjemahkan oleh M. Nastangin, Tangali, 2010, Serving His Creation: Understanding
Teori dan Praktik Ekonomi, Yogyakarta: Dana the Connection between Creator and Creation,
Bhakti Prima Yasa. Master Thesis. Hijaz Collage Islamic
Maryaningsih, Novi, dkk, 2014. Pengaruh Univercity.
Infrastruktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi Todaro, M.P dan Smith, S.C, 2006, Pembangunan
Indonesia, Buletin Ekonomi Moneter dan Ekonomi diterjemahkan oleh Haris Munandar,
Perbankan, Vol 17, No 1. Puji A.L, Jakarta: Erlangga.
Peerzade, S. A, 2014, A Note on Economic Ideas of Yanuar, R, 2006, Kaitan Pembangunan Infrastruktur
Imam Ali (A.S) with Special Reference to his dan Pertumbuhan Output serta Dampaknya
Letter to Malik al-Ashtar. terhadap Kesenjangan di Indonesia, Bogor:
Prapti N.S.S, Lulus, dkk, 2015. Analisis Dampak Tesis pada Sekolah Pascasarjana Institut
Pembangunan Infrastruktur Jalan Terhadap Pertanian Bogor.
Pertumbuhan Usaha Ekonomi Rakyat Di Kota Zulkifli, M.Y Danesghar, 2011, Islam and the
Semarang, Jurnal Dinamika Sosbud, Vol 17, Relation of Science and the Qur’an,
No 2. Internasional Conference on Humanities,
Society, and Culture, Vol 20, hal 53-57.

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157; E-ISSN 2579-6534

You might also like