Review t3

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

REVIEW MATERI PRAKTIKUM T3R

Nama : Fitra Aini Firman


NIM/Kelas : 2210422019
Kelas : KBI 22

1. Mikro Algae
Algae merupakan organisme autrotrof yang tidak memiliki organ sejati. Sedangkan
mikro algae sendiri adalah tumbuhan renik berukuran mikroskopik (diameter antara 3-
30 µm) yang termasuk dalam kelas alga dan hidup sebagai koloni maupun sel tunggal
di seluruh perairan tawar maupun laut. Termasuk uniseluler ataupun multiseluler tanpa
ada pembagian fungsi komponen komponen sel yang jelas. Hidup di perairan dan
ditemukan pada bagian sedimen sampai area intertidal. Mikro algae yang bersel satu
umumnya berbentuk benang merupakan fitoplankton atau plankton nabati. Berperan
dalam ekosistem perairan yaitu sebagai makanan bagi zooplankton dan hewan laut kecil
lainnya seperti udang dan lain lain. Mikro algae juga berfungsi untuk menghasilkan
bahan organic dan oksigen di perairan.
Berikut pembagian mikro algae berdasarkan jenis pigmen yang ditemukan:
• Cyanobacteria atau Alga Biru Hijau
Cyanobacteria atau Alga Biru Hijau aalah kelompok alga yang paling primitif
dan memiliki sifat-sifat bakterial dan alga. Kelompok ini adalah organisme
prokariotik tidak memiliki struktur-struktur sel, contohnya nukleus dan
chloroplast. Hanya memiliki chlorophila, namun memiliki variasi phycobilin
seperti carotenoid. Pigmen-pigmen ini beragam variasi sehingga warnanya bisa
bermacam-macam. Contohnya Spirulina, Oscillatoria, Anabaena.
• Alga Hijau (Chlorophyta)
Alga hijau adalah kelompok alga yang paling maju dan memiliki banyak sifat-
sifat tanaman tingkat tinggi. Merupakan organisme prokaryotik dan memiliki
struktur-struktur sel khusus, memiliki kloroplas, DNA–nya berada dalam
sebuah nukleus, dan beberapa jenisnya memiliki flagella. Dinding sel alga hijau
sebagaian besar berupa sellulosa, meskipun ada beberapa yang tidak
mempunyai dinding sel. Mempunyai klorophil a dan beberapa karotenoid, dan
biasanya mereka berwarna hijau rumput. Pada saat kondisi budidaya menjadi
padat dan cahaya terbatas, sel akan memproduksi lebih banyak klorophil dan
menjadi hijau gelap. Contoh: Tetraselmis (Air tawar, air laut) dan Pyramimonas
• Alga Coklat Emas (Chrysophyceae)
Alga coklat-emas dikaitkan dengan diatomae, namun mereka memiliki dinding
sel silika yang sedikit selama masa hidup mereka. Alga ini memiliki sifatsifat
yang dapat ditemui pada sebagian besar alga. Beberapa anggota kelompok alga
ini memiliki flagella dan motil. Semua memiliki kloroplas dan memilki DNA
yang terdapat di dalam nukleusnya. Alga ini hanya memiliki chlorophyl a dan c
serta beberapa carotenoid seperti fucoxanthin yang memberikan mereka warna
kecokelatan. Alga ini seringkali dibudidayakan dalam bentuk uniseluler pada
usaha budidaya sebagai sumber pakan. Contoh Isochrysis (air laut),
Nannochloropsis (air tawar, air laut ), Ellipsoidon (Air tawar, air laut).
• Alga Merah (Rhodophyta)
Alga merah merupakan makroalga i. hanya memiliki chlorophyl a di samping
memiliki pigmen lainnya seperti phycocyanin (pigmen biru), dan phycoeretrin
(pigmen merah), seperti juga halnya berbagai carotenoid. Phycoeretrin memberi
7 warna merah pada alga ini. Selain itu alga ini juga terkadang berwarna hijau
kebiruan hingga ungu. Alga merah uniseluler tidak motil dan tidak memiliki
flagel. Dapat digunakan dalam lingkungan budidaya. Contohnya Porphyridium.
Alga ini digunakan pada lingkungan budi daya untuk memenuhi kebutuhan
karbohidrat.
• Euglenophyta
Euglenophyta dimasukkan dalam kelompok alga hijau oleh beberapa ahli
taksonomi dan dimasukkan ke dalam golongan protozoa oleh sebagian ahli
lainnya dikarenakan organisme ini memiliki sifat-sifat tanaman sekaligus
hewan. Organisme ini merupakan organisme eukaryotik dengan struktur-
struktur tubuh yang dapat dijumpai pada sebagian besar alga, namun mereka
juga memiliki kerongkongan sehingga mereka dapat memasukkan partikel ke
dalam tubuhnya. Mereka memiliki satu flagella yang panjang dan bisanya
berenang dengan cara menarik diri mereka melalui air. Beberapa di antaranya
melakukan gerakan amoeboid. Organisme ini tidak memiliki dinding sel, namun
mereka memiliki lapisan luar yang keras yang tersusun dari protein yaitu
pellicle, yang memiliki fungsi yang sama seperti dinding sel. Euglenophyta
memiliki chlorophyl a dan b beberapa carotenoid dan biasanya mereka terlihat
berwarna hijau rumput. Euglena umum ditemukan di perairan yang kaya akan
nutrien. Contoh Euglena sp.
• Cryptophyta
Cryptophyta adalah kelompok uniseluler yang unik yang tidak memiliki
kedekatan dengan kelompok alga lainnya. Kelompok ini merupakan organisme
eukaryotik, dan mereka juga memiliki kerongkongan. Semua spesies kelompok
ini memiliki flagel, bersifat motil, dan memiliki satu atau dua kloroplast serta
memiliki chlorophyl a dan c, phycocyanin dan phycoeretrin serta beberapa
carotenoid yang memberikan warna kecokelatan pada tubuh mereka.
Cryptomonas (Air tawar, air laut;). memiliki 1-2 kloroplas cokelat dan dapat
melakukan fotosintesa ataupun bertahan hidup menggunakan bakteri. Pada
umumnya tidak digunakan sebagai pakan pada lingkungan budidaya, namun
demikian populasi di alam merupakan makanan bagi rotifer, kerang, tiram, dan
larva udang.
• Phyrrophyta
Dalam kelompok ini terdapat dinoflagellata yang merupakan suatu kelompok
organisme uniseluler yang unik yang memiliki dua flagella dan umum dijumpai
di air tawar maupun air laut. Kelompok ini merupakan organisme eukaryotik..
Salah satu ciri khas kelompok organisme ini adalah keberadaan dinding sel yang
terbuat dari lapisan selulosa. Akan tetapi ada beberapa organisme yang tidak
memiliki dinding sel ini. Organisme ini memiliki dua flagella. Banyak
organisme dari golongan ini yang memiliki trichocyst, yaitu struktur protein
yang dapat dikeluarkan dari permukaan sel untuk melindungi diri dari predator.
Fenomena ‘red tide’ adalah peristiwa yang dihubungkan dengan ledakan
(berkumpulnya) dinoflagellata karena adanya pigmen kemerahan yang
terakumulasi dalam organisme-organisme ini dan dalam jumlah yang besar yang
terjadi pada kondisi lingkungan tertentu.
2. Makro Algae
Makro algae merupakan tumbuhan thallus yang hidup di air atau tempat basah dan
lembab. Selnya selalu jelas mempunyai inti dan plastida, dan di dalam plastida terdapat
zat zat warna derivat yaitu klorofil a dan b atau dua duanya. Ada pula yang mengandung
zat warna lain yang mempengaruhi warna algae seperti fikosianin (warna biru),
fikosantin (warna pirang), fikoetrin (warna merah), xantofil, dan karotin. Struktur
umum yang ditemukan pada makro algae adalah holdfast, bagian yang berbentuk
seperti akar untuk menempel pada substratnya atau thallus. Berfungsi untuk menyerap
nutrisi dari inangnya atau nutrisi yang dibawa oleh arus air. Memiliki tipe percabangan
yang berbeda beda yaitu tidak bercabang, dichotomous, pinnate alternate, pinnate
distichous, tetratichous, ferticillate, polystichous, pectinate, monopodial, dan
sympodial.
Berikut tiga pembagian algae yang dibedakan dari pigmennya dan termasuk makro
algae:
• Cholorophyta atau gangang hijau
Memili warna hijau yang jelas karena mengandung dari pigmen klorofil a dan
b, xantofil, karotin, violasantin, dan lutein. Pigmen ini selalu berada dalam
kloroplas. Memiliki bentuk umum seperti filamen(tanpa atau dengan sekat) dan
lembaran. Umumnya tumbuh di perairan yang dangkal dan menempel pada
substrat batu. Beberapa genusnya antara lain Caulerpa, Ilva, Dityophaera,
Halimeda, Caethomotpha, Codium, Udotea, Tydemania, dan lain lain.
• Phaeophyta atau alga coklat
Berwarna pirang dengan pigmen klorofil a, karotin, xantofil, dan fikosantin
yang menyebabkan warna pirang pada algae. Memiliki dinding sel lapisan luar
dari bahan pektin sedangkan bagian dalam terdiri atas selulosa. Kebanyakan
spesies punya kantong udara dan perkembangbiakannya secara seksual atau
aseksual. Umumnya hidup di laut beberapa spesies di air tawar. Melekat pada
batu, kayu, sering juga epifit pada thallus bahkan ada yang endofit. Bentuk
umumnya berbentuk benang halus, rantai , tangkaki pendek, thallus lebar,
bercabang banyak, dan ukurannya bisa raksasa.
• Rhodophyta atau ganggang merah
Berwarna merah hingga ungu, kadang kadang lembayung atau pirang kemerah
merahan. Mengandung klorofil a dan karetenoid tapi warna itu tertutup oleh zat
warna merah yang mengadakan fluoresensi, yaitu fikoetrin. Sebagian besar hidu
di laut, terutama pada lapisan laut yang dalam yang terkena cahaya gelombang
pendek. Hidup sebagai bentos, melekat pada suatu substrat dengan benang
benang pelekat. Dapat hidup epifit pada algae dan juga pada hewan lain. Bentuk
thallusnya ada yang silendris, pipih, dan lembaran.dan yang sederhana ada
filamen.

3. Lichen dan lumut


Lichen
merupakan symbiosis antara fungi dan algae. Jadi lichen merupakan struktur tubuhnya.
Umumnya struktur anatomi lichen yaitu korteks ( jalinan hifa jamur)O. daerah algae,
dan medulla yang membentukk lapisan hifa yang longgar. Berdasarkan bentuk struktrur
thallusnya diketahui ada foliose, crustose, leprose, fruticose. Foliose berbentuk daun,
thallusnya berupa lembaran dan mudah dipisah dari substrat, biasanya melekat pada
batu . sedangkan crustose adalah bentuk lichen datar seperti kerak, memiliki thallus
yang kecil datar dan tipis, biasanya tumbuh terbenam pada batu dan juga pada jaringan
pohon. Leprose sendiri merupakan lichen yang berbentuk longgar dan bertepung,
strukturnya tidak berlapis, merupakan campuran dari kerak dan daun, punya lobus
kayak sisik. Sedangkan fruticose thallusnya mirip perdu, menempel pada substrat,
hidup bergelantungan pada pohon di pegunungan.
Lumut
Tumbuhan lumut berwarna hijau dengan pigmen klorofil a dan b, lumut merupakan
tumbuhan peralihan antara kormus dan thallus, bersifat autotrof. Memiliki rhizoid
untuk merekatkan diri pada tempoat hidup. Belum punya jaringan pengangkut. Hidup
pada tempat yang lembab. Mengambil makanan dengan rhizoid dengan cara difusi.
Menempel pada ponon dan daun. Memiliki alat perkembang biakan seksul yaitu
arkegonium dan anteridium.
Lumut terbagi atas tiga filum:
1. Lumut hati atau Hepatopsida
Lembaran daunnya berbentuk hati dan terdapat banyak lekukan. Tidak ada jaringan
merismatik dan umumnya ditemukan pada tebing tebing basah.
2. Lumut tanduk atau Anthocerotopsida
Mempunyai sporofit yang kapsulnya berbentuk tanduk. Rhizoid nya halus seperti
rambut. Thallusnya lebar tepis dan tepinya berlekuk. Hidup di tepi sungai, danau dan
sepanjang selokan.
3. Lumut daun atau Bryopsida
Ditemukan pada tempat yang basah, menempel pada batu bata, dan tempat tempat
terbuka lainnya.. tubuhnya berukuran kecil, semu dan lembarannnya tersusun rapi.
terdapat rhizoid yang bercabang dan bersepta pada pangkal batang yang fungsinya
sebagai akar. Bagian saprofitnya terdiri dari kaki seta dan kapsul.
4. Pteridophyta.
Merupakan tumbuhan cormus berspora yaitu dapat dibedakan akar, batang dan
daunnya. Memiliki susunan daun yang pada umumnya menyirip dan pada bagian
pucuknya berbulu. Daun mudanya menggulung atau melingkar. Ada dua bagian utama
pada paku yaitu organ generatif dan organ vegetative. Organ generative terdiri atas
spora, sporangium, anteridium, dan arkegonium. Sedangkan organ vegetative terdiri
atas akar, batang, rimpang dan daun. Terdiri atas daun fertile dan steril. Batang yang
tumbuh di dalam tanah disebut rhizome. Hidup menempel di atas batu atau kulit pohon,
di atas tanah, dan di tempat lembab. Beberapa ada yang dimanfatkan sebagai pakan,
obat, estetika dan pupuk hijau. Pengelompokan paku berdasarkan jenis sporanya yaitu
homospra, hetero spora, dan peralihan. Pada homospora dihasilkan spora yang jenis
dan ukurannya sama, contoh paku kawat. Pada hetero spora dihasilkan spora yang jenis
sama tapi ukuran beda. Sedangkan pada peralihan dihasilkan spora yang bentuk dan
ukuran yang sama namun beda jenis. Contohnya pada paku ekor kuda.terdapat
perbedaan daun hidup paku homo, hetero dan peralihan. Pada homospora protaliumnya
menghasilkan anteridium dan arkegonium kemudian akan menjadi zigot sampai ke
spora lagi yang menghasilkan protalium. Pada heterospora, sporanya terbagi jadi makro
dan mikro lalu berkembag menjadi sel gamet. Sedangkan pada peralihan, sebagian daur
hidupnya itu seperti hetero dan sebagian lainnya homo. Tapi sporanya punya ukuran
yang sama.
Pteridophyta terbagi atas empat kelas yaitu:
• Pteridopsida (paku sejati)
Strukturnya dapat dibedakan dengan jelas yaitu antara akar batang dan daunnya.
Spora yang dihasilkan ada pada sporofil bagian bawah daun. Daun mudanya
menggulung. Contohnya yaitu Asplenium nidus.
• Lycopsida (paku kawat)
Daunnya kecil, sporanya dihasilkan oleh strobilus. Pada selaginella ada dua
macam spora yang dihasilka yaitu makrospora dan mikrospora. Contohnya
Lycopdium cernuum.
• Sphenopsida (paku ekor kuda)
Daunnya kecil, sporanya dihasilkan stronilus, batangnya keras berongga
mengandung silika. Contohnya Equisetum debile.
• Psilopsida (Paku Purba)
Daunya kecil, batangnya dikotom, dan terdapat ruas ruas batang yang
menghasilkan sporangium. Contohnya Psilotum nodum.

You might also like