Professional Documents
Culture Documents
773 1802 1 SM
773 1802 1 SM
773 1802 1 SM
Analisis Volume Tampungan Sedimen Pada Bangunan Sabo Dam Way Sakula Di Negeri Hatu
Kecamatan Leihitu Barat Maluku Tengah
Abstract
Sedimentation causes siltation in the river which can lead to flooding during the rainy season and drought during the
dry season, this occurs on the Way Sakula river in Hatu Country, West Leihitu District, Maluku Regency, Ambon
Island. Where the problem that occurs is the Sabo Dam building which is full of sediment piles and this greatly affects
the condition of the river and the area around the Way Sakula river. Where around the Way Sakula river there are vital
state objects such as Ambon's Patimura Airport, National Road and surrounding community settlements and there are
also several AMP (Asphalt Mixing Plants) around the Way Sakula river. Way Sakula watershed has a river length of
9.82 Km and an area of 17.00 Km2 and an upstream peak elevation of ± 256.00. This research begins with a survey at
the research site, literature study, then measuring the river discharge, existing buildings and topography around the
sabo building and taking water and sediment samples. From these data, an analysis was carried out to answer the
objectives of this study. That is the full time of the Sabo dam and Way Sakula reservoirs. (11.7 years, for Q normal)
(1.4 years, for Q2) (1.3 years, for Q5) (1.2 years, for Q10) and (1.1 years, for Q25). . The Sabo Dam Way Sakula
capacity can accommodate 151,5800 m3 of sediment. As well as a form of dealing with sediment problems, dredging
is carried out every 5 years to maximize the function of the building.
28
JURNAL MANUMATA VOL 8, N0 1 (2022) ISSN 2087-5703
2. Periode Ulang
Periode ulang (returnperiod) didefinisikan sebagai
waktu hipotetik di mana debit atau hujan dengan suatu
besaran tertentu (xt) akan disamai atau dilampaui
Gambar 1b. Prespektif Bangunan Sabo Dam sekali dalam jangka waktu tersebut.
http://jcpoweryogyakarta.blogspot.com/ Tabel 2. Hubungan antara kala ulang dengan factor
reduksi (Yt) (Suripin, 2004)
Periode Ulang Reduced variate
No
(tahun) (YT )
1 2 0,3668
2 5 15,004
3 10 2,251
4 20 29,709
5 25 31,993
Gambar 1c. Potongan Memanjang Main Dam 6 50 39,028
29
JURNAL MANUMATA VOL 8, N0 1 (2022) ISSN 2087-5703
3. Intensitas Curah Hujan canggih yang berkembang saat ini, tapi fenomena
Untuk menentukan intensitas hujan berdasarkan hujan alam merupakan rahasia alam yang sangat sulit untuk
jangka pendek, maka dibuat kurva IDF (Intensity- diprediksi dengan tepat. Menurut Wischemeier dan
Duration - Frequency Curve) untuk masing masing Smith dalam Asdak (2007)
metode yaitu : Talbot, Sherman, Ishiguro dan yang 7. Faktor Erosivitas Hujan (R)
kemudian dilakukan uji kesesuaian untuk dipilih yang Erosivitas adalah besarnya butir hujan, dan kecepatan
paling mendekati dari kondisi dilapangan tumbukannya. Dapat di hitung dengan persamaan
(Yuono,2014). 3.(Vadari, Subagyono and Sutrisno, 2004)
R E = ½ M² ......................................... ........(3)
I = ................................................... .......(1)
i Dengan :
Dimana : M = m. v ............................................ ........(4)
I = Intensitas hujan (mm/jam) Dimana :
R =Tinggi hujan (mm) M = Momentum (kg.m/s)
i = Lamanya hujan (jam) m = Massa butir hujan (kg)
4. Debit Banjir Rencana v = Kecepatan butir hujan, yang diambil
Beberapa metode perhitungan banjir rencana dengan biasanya kecepatan pada saat terjadi
mengunakan persamaan raisonal. Metode ini sudah tumbukan (m/s)
dipakai sejak pertengahan Abad 19 dan merupakan E = Energi Kinetik (joule/m2)
metode yang sering dipakai untuk perencanaan banjir 8. Faktor Kemiringan Lereng (LS)
daerah perkotaan (Chow dkk.,1988; Grigg,1996). Faktor Kemiringan Lereng merupakan kombinasi
Metode rasional dipakai untuk daerah perkotaan antara faktor panjang lereng (L) dan kemiringan lereng
dengan luas DAS kurang dari 81 Hektar (Subarkah, (S) yang mana merupakan perbandingan antara
1980; Grigg, 1996), dengan persamaan : besarnya erosi dari suatu lereng dengan panjang dan
Q = 0,278.C.I.A ................................... .......(2) kemiringan tertentu terhadap besarnya erosi dari plot
Dimana: lahan. Nilai LS untuk sembarang panjang dan
C = Koefisien run-off (dari tabel atau dengan kemiringan lereng dapat dihitung dengan persamaan
rumus) → besarnya antara 0 - 1. sebagai berikut:(Vadari, Subagyono and Sutrisno,
I = Intensitas maksimum selama waktu 2004)
konsentrasi (mm/jam) LS = (L/22) z (0,006541S2+0,0456S+0,065)...…..(5)
A = Luas daerah aliran (km2 ) Keterangan:
Q = Debit maksimum (m3 /detik) L = Panjang lereng (m)
5. Investigasi Debit Sungai S = Kemiringan lereng (%), dan
Investigasi Das Way Sakula ini merupakan cara Z = Konstanta yang besarnya bervariasi
langsung menggunakan alat ukur arus (current meter). tergantung besarnya S
Teknik pengukuran debit aliran langsung di lapangan Z = 0,5 jika S>5%
pada dasarnya dapat dilakukan melalui empat katagori Z = 0,4 jika 5%>S > 3%> S > 1% z
yaitu: = 0,2 jika S < 1%
a. Pengukuran volume air sungai 9. Sedementasi
b. Pengukuran debit dengan cara mengukur Yang dimaksud sedimentasi adalah suatu proses
kecepatan aliran dan menentukan luas pengendapan material yang ditransport oleh media
penampang melintang sungai. yang berupa air, angin, es, atau gletser di suatu
c. Pengukuran debit dengan menggunakan bahan cekungan. Menurut Asdak (2010),
kimia pewarna yang dialirkan dalam aliran a) Sediment Delivery Ratio (SDR)
sungai (substance tracing method). Sediment Delivery Ratio merupakan perkiraan
d. Pengukuran debit dengan membuat bangunan rasio tanah yang diangkut akibat erosi lahan saat
pengukuran debit seperti aliran air lambat (weir) terjadinya limpasan. (Wischmeier and Smith,
atau aliran cepat (flume). 1978). Menurut Boyce (1975), Sediment Delivery
6. Erosi Dan Sedimentasi ratio dirumuskan dengan :
Secara umum erosi proses terjadinya pelepasan SDR = 0,41*A0,.................................................(6)
butiran tanah dari suatu tempat dan terangkutnya
material tersebut oleh gerakan air dan angin kemudian Keterangan :
diikuti dengan preoses pengendapan pada tempat yang SDR = Sediment Delivery Ratio
lain. Pada dasarnya erosi adalah akibat dari interaksi A = Luas Das (Km2)
kerja antara faktor iklim, topografi, tumbuh-tumbuhan 0,41 = Nilai Tetapan\
dan manusia terhadap lahan. Meskipun faktor-faktor
tersebut dapat diprediksi menggunakan teknologi
30
JURNAL MANUMATA VOL 8, N0 1 (2022) ISSN 2087-5703
31
JURNAL MANUMATA VOL 8, N0 1 (2022) ISSN 2087-5703
3.2 Lokasi Peneltian Dan Waktu kecocokan jenis sebaran, intensitas periode ulang,
Penelitian ini di lakukann di sabo dam way debit banjir rancangan. Analisa data topografi di
sakula dengan koordinat E.397708.72 S. 9590019.19 dalamnya, luasan das way sakula, nilai foktor
dengan Elevasi ± 4. 5 Meter di atas permukaan laut. kemiringan lereng, koefisien nilai das, elevasi puncak
Dengan luas DAS yang di hitung Mencapai 17.00 sabo dam.
Km2. DAS way sakula sendiri terletak pada Negeri Analisa debit normal sungai way sakula dengan
Hatu Kecamatan Leihitu Barat, Kabupaten Maluku mengunakan alat ukur debit current meter. Analisa
Tengah, pada bagian barat Pulau Ambon. angkutan sedimen di dalamnya ada beberapa analisa
terhadap beberapa perameter di antaranya waktu
konsentrasi hujan, estimasi erosi potensial, erosifitas
hujan dan faktor erodibilitas tanah. Kemudian analisa
kapasitas terhadap durasi tampung bangunan sabo
dam pada tahap analisa ini merupakan tahap akhir dari
proses anlisa yang di dalamnya ada dua jenis
parameter yaitu analisa volume angkutan sedimen dan
analisa volume terdap durasi tampung bangunan sabo
dam..
32
JURNAL MANUMATA VOL 8, N0 1 (2022) ISSN 2087-5703
4.2 Menghitung Besaran Statistik Hujan Tabel 5. Perhitungan dengan Metode Log-Pearson
Tabel 3. Data Curah Hujan Maksimum Bulanan Type III
̅ i dengan (n) = 10
1. Jumlah rata” nilai data 𝑿
∑ Xi 1. Hitung harga rata-rata (Log ̅𝑋)
̅i =
X ∑ni=1 log Xi
n Log X̅ =
2330,5 n
= 23,419603
10 =
= 233,05 10
2. Standar Deviasi (SD) = 2,341
n . (xi-x)² 2. Hitung harga simpagan baku (S)
∑i=1
SD = √ 2 0,5
n-1 ̅́̀ )
n ∑ni=1 (log Xi- (log X
7606,6605
S = [ ]
n-1
= √
9
0,204 0,5
= 91,93 = [ ]
9
3. Koefisien Kemencengan (Cs)
n . ∑ni=1 (xi-x)³ = [0,022]0,5
Cs = = 0,150
(n-1) . (n-2) . SD3
10 . 8466224.859 3. Hitung Koefisien Kemencengan (Ck)
= (10-1) . (10-2) . 91.9339 ³ 3
̅́̀ )
n ∑ni=1 (log Xi- (log X
= 1,513 Ck = [ ( )( ) 3 ]
n-1 n-2 . S
4. Koefisien Kortosis (Ck)
n² . ∑ni=1 ( xi-x )³ 0,023
CK = = [ ]
(n - 1) . ( n - 2 ) . ( n - 3 ) . SD ⁴ (9)(8) . 0,15 3
10² . 846622,4859 0,023
= = [ ]
(10-1) . (10-2) . (10-3) 91,9339 ⁴ 0,245
= 5,41 = 0,096
5. Koefisien Variasi (Cv) 4. Hitung Logaritma Banjir (Log Xt)
CV = (
SD
) Log Xt = Log 𝑋̅ +K . S
Xi Log X2= 2,341 + (1,703 × 0,150)
91,93
= ( ) Log Xt = 0,596
233,05
= 0,3945
5. Uji Kecocokan Distribusi Frekuensi
4.3 Menetukan Jenis Distribusi yang Digunakan a. Jumlah Kelas Distrubusi (K)
Tabel 4. Syarat Pemilihan Distribusi K = 1+3,33 log n
= (1+3,33 log 10) = 4,5 ≈ 5
b. Lebar Kelas Distribusi (Lk)
(nilai terbesar - nilai terkecil)
Lk =
(banyaknya intervals kelas)
(223,9-137)
Lk =
5
= 59,00
33
JURNAL MANUMATA VOL 8, N0 1 (2022) ISSN 2087-5703
∑n
i = 1 A .C
CDAS =
∑ ni = 1 A
10,1753
=
17,00
= 0,60
34
JURNAL MANUMATA VOL 8, N0 1 (2022) ISSN 2087-5703
4.7 Menentukan Harga Hujan Netto 2. Pada kurva turun (decreasing limb)
Rumus : Rn = C.R a. Selang nilai : 0≤ t ≤ (Tp + T0,3)
(t−TP)
Dimana:
Qd1 = Qp. 0,3 T0,3
R = Curah hujan rancangan
b. Selang nilai
C = Koefisien Aliran maks (mm/hari)
(Tp + T0,3) ≤ t≤ (Tp+T0,3 + 1,5 T0,3)
Rn = Hujan Netto (mm) (t-TP+1,5 T0,3 )
1. Rn2Thn = 201,536 𝑥 0,60 Qd2 = Qp.0,3 2 T0,3
= 120,63 mm/hari
2. Rn 5Thn = 285,166 𝑥 0,60 Tabel 12. Data Das Way Sakula
= 170,69 mm/hari
3. Rn 10Thn= 360,324 𝑥 0,60
= 215,67 mm/hari
4. Rn 25Thn= 680,203 𝑥 0,60
= 407,13 mm/hari
Tabel 11. Hujan Netto
Perhitungan Parameter Tg
Tg = 0,4 + 0,058 . L
= 0,4 + 0,058×9,82
= 0,97 Jam
Perhitungan Parameter
4.8 Perhitungan Debit Puncak Banjir 0,47 ( A.L)0.25
α =
Perhitungan puncak banjir dengan Pendekatan tg
Hidrograf Sintentik Nakayashu. 0,47×(37,305×9,82)0,25
(A). Ro =
0,75
Rumus : Qp = = 2,121 Jam
3.6 (0.3 TP +T0.3 )
Dengan : Perhitungan Parameter Tr
Qp = Debit puncak banjir (m3/dt) Tr = 0,5 . Tg
A = Luas Das (Km2) = 0,5 𝑥 0,97
Ro = Hujan satuan diambil 1(mm) = 0,485 Jam
T = Tenggang waktu dari permulaanhujan Perhitungan Parameter Tp
sampai puncak banjir (jam) Tp = Tg + (0,8 . Tr)
T0,3 = Waktu yang diperlukan oleh penurunan = 0,97 + (0,8 𝑥 0,485 )
debit, dari puncak sampai 30% dari debit = 1,357 Jam
puncak (jam)
Untuk menentukan Tp dan T0,3 digunakan 3. Perhitungan Parameter T03 Sd (2,5 .T03)
pendekatan rumus sebagai berikut : Tabel 13 Tabel Perhitungan Puncak Banjir
Tp = tg + 0,8 tr
T0,3 = α tg
tr = 0,5 tg sampai tg
tg adalah time lag yaitu waktu antara hujan sampai
debit puncak banjir dengan satuan jam tg dihitung
dengan persamaan dan ketentuan sebagai berikut :
a. Sungai dengan panjang alur L > 15 km
tg = 0,4 + 0,058 L
b. Sungai dengan panjang alur L < 15 km
tg = 0,21 L0,7
Perhitungan T0,3 menggunakan ketentuan :
0.47 ( A.L0.25 )
α =
tg
Bentuk hidrograf satuan oleh persamaan berikut :
1. Pada waktu naik : 0 < t < Tp
Qa = (t/Tp)2,4
Dimana Qa adalah limpasan sebelum mencapai
debit puncak (m3/dt)
35
JURNAL MANUMATA VOL 8, N0 1 (2022) ISSN 2087-5703
Tabel 14. Tabel Debit Puncak Banjir Jam-jaman Tabel 15 Intensitas Puncak Banjir
36
JURNAL MANUMATA VOL 8, N0 1 (2022) ISSN 2087-5703
37
JURNAL MANUMATA VOL 8, N0 1 (2022) ISSN 2087-5703
Tabel 19. Nilai Faktor P untuk Aspek Pengolahan Tabel 21. Rekapitulasi Debit Pengukururan Curen-
Lahan (Sumber : Abduracman,1984 dalam Asdak Meter (Sumber : hasil analisa)
2002)
38
JURNAL MANUMATA VOL 8, N0 1 (2022) ISSN 2087-5703
11,228
QB10thn=
2 × 0,427 0,140 3/2
Rumus: (G) = 1+ ( )
10,752 0,040
3
= 0,850 (m /det)
𝑄
Dengan QB = 3
1+
2𝑑 𝑛𝑤 2
( )
(G)10thn=
𝐵 𝑛𝑠
2/3
2𝑑 𝑛𝑤 3/2
ns = 𝑛𝑚 [1 + 𝐵
{1 − ( 𝑛𝑚
)}] (G)10thn= 3,42 ton/hr ≈ 3420,49 kg/hari
Keterangan :
G = Beban alas (ton/hari) 5. (G) 25 Tahun :
B = Lebar sungai (m) ns = 0,040
QB = Debit di atas beban layang (m3/det) Q25thn = 21,309 (m3/det)
Q = Debit sungai (m3/det) 21,309
QB25thn=
D90 = Presentase butiran lolos yang saringan 90mm 2 × 0,427 0,140 3/2
1+ 10,752 (0,040)
ns = Koefisien Manning dasar sungai 3
= 0,914 (m /det)
nm = Koefisien Manning untuk seluruh sungai
Dm = Diameter efektif Sungai (diameter rata-rata) (G)25thn=
d = Kata-rata kedalaman air (m)
S = Kemiringan sungai
(G)25thn= 3,68 ton/hr 368≈ 1,031 kg/hari
1. (G) Normal :
2/3
2 × 0,14 0,14 3/2
ns = 0,040 × [1+ 10,752
{( ) }]
0,04
4.15 Volume Dan Waktu Tampung Sabo DAm
= 0,040 (m3/det)
1. Volume Tampung Sabo Dam
h² × B
0,122 Rumus : Vt = 0,50 × tan α +
QB Nrml = tan β
2 × 0,427 0,140 3/2
1+ 10,752 ( 0,04 ) Vt = Kapasitas tampungan Sabo Dam (m3)
= 0,084 (m3/det) h = Tinggi main dam dari kolam olak (4 m)
B = Lebar rata-rata sungai ( 10,751 m)
(G)Nrml = α = Sudut kemiringan asli sungai (0.6 %)
β = Sudut kemiringan sungai (0.9%)
(G)Nrml = 0,33 ton/hr ≈ 333,41 kg/hari Berikut ini adalah Gambar Sabo Dam:
2. (G) 2Tahun :
ns = 0,040
Q2thn = 6,314 (m3/det)
6,314
QB2thn =
2 × 0,427 0,140 3/2
1+ ( )
10,752 0,04
3
(G) 2thn = 0,760 (m /det)
(G) 2thn = 3,06 ton/hr ≈ 3057,77 kg/hari
3. (G) 5Tahun :
ns = 0,040 Gambar 7a. Lay Out Sabo Dam
Q5thn = 8,933 (m3/det)
8,933
QB5thn =
2 × 0,427 0,140 3/2
1+ ( )
10,752 0,04
3
= 0,817 (m /det)
(G)5thn =
4. (G) 10Tahun :
ns = 0,40
Q10thn = 11,228 (m3/det)
Gambar 7b: Denah Sabo Dam
39
JURNAL MANUMATA VOL 8, N0 1 (2022) ISSN 2087-5703
1,931+3289,96
3. ρt 5Tahun = 2.650-1.000
= 1,99 Kg/hr
2,440+3420,49
4. ρt 10Tahun = 2.650-1.000
= 2,07 Kg/hr
4,606+3681,031
5. ρt 25Tahun = 2.650-1.000
= 2,23 Kg/hr
3. Analisa Perhitungan Waktu Penuh Bangunan
Sabo Dam
Gambar 7c: Potongan Melintang Sabo Dam Vt
Rumus : V = ( Pt )
Vt = Volume daya tampung
Pt = Periode tampung sedimen
5.254,9
1. VNormal =
0,20
= 26.082 hari ≈ 71 Tahun
5.254,9
2. V2Tahun =
1,85
= 2.843 hari ≈ 7,8 Tahun
5.254,9
3. V5Tahun =
1,99
= 2.642 hari ≈ 7,2 Tahun
5.457,057
4. V10Tahun =
Gambar 7d: Potongan Memanjang Sabo Dam 2,07
= 2.541 hari ≈ 7 Tahun
4,4² × 10,751 5.457,057
Vt = 0,50 × 5. V25Tahun =
2,23
tan 0,6 + tan 0,9
= 5.254,9 m3 = 2.360 hari ≈ 6,5 Tahun
2. Analisa Volume Sedimen Harian
Qs+G 4. Solusi Penanganan Masalah Sedimendasi
Rumus : ρt = ρs-ρw Berdasarkan hasil analisa terhadap data curah
Qs = Beban layang (m3/hr) hujan, investigasi di lapang dan analisa terdap
G = Beban alas (m3/hr) transport sedimen dan kapasitas durasi tampung
ρsed = Faktor endapan sedimen (2.650 Kg/m )..(grafik)
3 bangunan Sabo Dam dan berdasarkan pertimbangan
teknis lainya seperti tinjauan terdap dimensi bangunan
ρw = Rapat massa air (1000 Kg/m3).(dari grafik)
Sabo, Maka solusi penanganan masalah sedimen
terhadap bagunan Sabo Dam Way Sakula adalah :
1. Normalisasi sungai dalam rangka mengembalikan
penampang sungai dan dengan Melakukan
pengerukan minimal 6,5 Tahun Sekali bedasarkan
perhitungan dengan Q25 Tahun dengan Volume
angkutan sadimen harian mencapai 2,23 m3/hr
2. Melakukan rehabilitasi terhadap struktur
bangunan-bangunan pedukung yang sudah tidak
berfungsi seperti, Dam utama, dinding penahan
tanah, pondasi main dam, tangul sungai, serta
gronsil. Hal ini bertujuan untuk mengembalikan
Gambar 8. Faktor Endapan Sedimen fungsi bangunan sebagaimana mestinya.
0,040+333,4 5. PENUTUP
1. ρt Normal = 5.1 Kesimpulan
2.650-1.000
= 0.20 Kg/hr Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1,365+3057,8 1. Volume hasil sedimen harian dengan mengunakan
2. ρt 2Tahun = persamaan Meyer Petter Muller, maka diperoleh
2.650-1.000
= 1,85 Kg/hr sebesar.
40
JURNAL MANUMATA VOL 8, N0 1 (2022) ISSN 2087-5703
a. (0.20 Kg/hr) untuk debit normal Penelitian, K. P., Sumber, P. and Air, D. (2015)
b. (1,85 Kg/hr) untuk debit banjir PU 2 tahun ‘Kolokium Pusat Penelitian dan
c. (2,07 Kg/hr) untuk debit banjir PU 5 tahun Pengembangan Sumber Daya Air’, (022), pp.
d. (1,99 Kg/hr) untuk debit banjir PU 10 tahun 1–12.
e. (2,23 Kg/hr) untuk debit banjir PU 25 tahun Fahri.S Fitra.(2016) ‘Studi Keandalan Tampungan
2. Kapasitas volume tampungan sabo dam mencapai Sedimen Sabodam Sehati Maluku Tengah’.
5.254,9 m3 sedangkan durasi tampung Sabo Dam Bambang Triatmodjo Hridraulik Terapan IIB Beta
yaitu : Offset, 200'.
a. 71 Tahun untuk debit normal Sumani, N. and Tadulako, U. (2018) BUKU AJAR|
b. 7,8 Tahun untuk debit periode ulang 2 tahun PENGELOLAAN DAS DAN APLIKASINYA
c. 7,2 Tahun untuk debit periode ulang 5 tahun DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR.
d. 7 Tahun untuk debit periode ulang 10 tahun Vadari, T., Subagyono, K. and Sutrisno, N. (2004)
e. 6,5 Tahun untuk debit periode ulang 25 tahun ‘Model Prediksi Erosi: Prinsip, Keunggulan,
3. Solusi penanganan masalah sedimen yaitu Dan Keterbatasan’, Model Prediksi Erosi:
melakukan normalisasi alur sungai dengan cara Prinsip, Keunggulan dan Keterbatasan, pp.
pengerukan kemudian untuk masalah kerusakan 31–71. Available at:
bangunan yaitu, Dengan cara melakukan http://balittanah.litbang.pertanian.go.id/.
rehabilitasi atau pemeliharaan rutin terhadap Google Earth pro
bangunan bangunan pendukung Sabo Dam, Hal ini
di lakukan untuk mengambalikan fungsi
bangunan.
DAFTAR PUSTAKA
I Lubis, A. M. (2016) ‘Analisis Sedimentasi Di Sungai
Way Besai’, p. 41.
Kusumosubroto, H. (2015) Seri Buku Teknologi Sabo
Tahun 2015.
Nasrullah (2009) ‘Model Hidrologi DAS Aih Tripe
Hulu untuk Prediksi Banjir dan Kekeringan
Hydrological Model of Upstream Aih Tripe
Watershed for Drought and Flood Prediction’,
1, pp. 35–52.
41