Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 14

MAKALAH LISTRIK OTOMOTIF

NAMA :
AKHMAD ALFIANOOR

POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT


TEKNOLOGI OTOMOTIF
BAB I
SISTEM PENGAPIAN
1) Pengertian
Sistem pengapian adalah rangkaian mekatronika yang digunakan untuk menyalurkan energi listrik
bertegangan tinggi, dengan input bertegangan rendah ke busi untuk dikonversi menjadi percikan api.
Prinsip yang digunakan pada sistem pengapian, adalah perubahan energi dari energi listrik menjadi
percikan api. Pada dasarnya, energi listrik diubah ke bentuk energi kalor, namun karena beda potensial
antara kedua kutub cukup besar maka akan timbul loncatan elektron.
Ini adalah tugas dari transformator step up, trafo step up adalah dua buah kumparan listrik yang
memiliki jumlah lilitan sekunder lebih banyak dari pada lilitan primer.
Sehingga apabila arus listrik di salurkan ke kumparan primer, maka arus listrik pada kumparan sekunder
memiliki tegangan lebih tinggi.
Untuk mendapatkan tegangan sekunder yang lebih tinggi, maka perbedaan jumlah lilitan primer dan
sekunder dibuat lebih besar.

2) Gambar sistem pengapian

3) Prinsip Kerja sistem pengapian


Sistem pengapian bekerja dengan memercikan api dalam bahan bakar pada saat mesin dihidupkan.
Percikan api terbentuk dengan adanya sulutan energi listrik bertegangan tinggi melewati elektroda busi.
Celah pada elektroda busi menjadi tempat terbentuknya percikan api dengan membuat lompatan elektron.
4) Cara Perawatan Sistem Pengapian

 Memeriksa secara visual kelainan pada komponen dan rangkaian sistem pengapian.
 Memeriksa, membersihkan dan menyetel celah busi.
 Memeriksa dan membersihkan kabel tegangan tinggi.
 Memeriksa, membersihkan rotor dan tutup distributor.
 Memeriksa nok, centrifugal advancer dan vacum advancer.
 Memeriksa koil pengapian.
 Memeriksa, membersihkan dan menyetel celah platina/menyetel sudut dwell.

5) Cara Pemeriksaan dan Perbaikan Sistem Pengapian

Periksa komponen sistem pengapian secara visual dari:


 Elektrolit baterai kurang, terminal baterai  dari sambungan kotor, kabel putus atau
terbakar
 Koil pengapian dari terminal kotor, kabel kendor, putus, terbakar atau bodi retak
 Distributor retak, kotor, terminal aus dan pemasangan kurang baik
 Kabel busi dari retak atau pemasangan kurang rapat

Memeriksa, membersikan dan menyetel celah busi


 Lepas kabel tegangan tinggi yang menempel dibusi, catat urutan kabel yang dilepas agar urutan
pengapian tidak salah.
 Lepas busi satu persatu, periksa bagaimana warna dan deposit karbon pada rongga busi, kondisi
elektrode, masukkan busi pada nampan yang berisi bensin.
 Bersihkan rongga busi menggunakan sikat  dan bersihkan elektrode busi dengan amplas.
 Pasang kembali busi pada silinder.  Pemasangan yang benar adalah memutar busi dengan tenaga
yang ringan, setelah ulir habis 

Memeriksa busi
 Pasang busi pada lubang tempat pemeriksaan, bila diameter lubang dengan busi tidak
tepat ganti ukuran lubang ( diameter lubang yang tersedia untuk ukuran busi 10mm,
12mm dan 14mm).
 Tekan tombol spark test, dan lihat apakah terdapat pecikan api pada celah jarum, yang
dapat dilihat pada kaca pandang (9) dan (10),  bila ada berarti alat berfungsi.
 Pasang kabel tegangan tinggi pada terminal busi.
 Tekan tombol spark test (6), pada beberapa kondisi tekanan:
 Tekanan  2-3 kg/cm2    :  terjadi percikan api pada kaca pandang (9)
 Tekanan 3-4 kg/cm2     :  terjadi percikan pada kaca pandang (9) dan (10)
 Tekanan 5 kg/cm lebih  :   terjadi percikan pada kaca pandang (10).
 Bila saat tekanan 2-3 kg/cm2 terjadi percikan api pada kaca pandang (10) saja berarti busi
sudah jelek.

Memeriksa dan membersihkan  kabel tegangan tinggi


 Lepas kabel tegangan tinggi,  bersihkan ujung kabel dari kemungkinan ada karat dengan
menggunakan amplas.
 Periksa tahanan kabel menggunakan W meter ( multi meter bagian W ,posisi  selector
pada 1xk), tahanan kabel harus kurang dari 25 kW

Memeriksa, membersihkan rotor dan tutup distributor


 Lepas tutup distributor dengan melepas kait penguncinya.
 Periksa tutup distributor dari kemungkinan retak, karat / kotor pada terminal tegangan
tinggi.
 Bersihkan terminal tegangan tinggi dengan amplas.
 Lepas rotor, bersikan karat/ deposit pada ujung rotor menggunakan amplas.

Memeriksa koil pengapian


 Atur selector multi meter kearah x1Ω, kalibrasi Ohm meter dengan cara menghubungkan
kedua colok ukur,  setel penunjukan tepat pada 0 Ω, bila penyetelan tidak tercapai
periksa/ ganti baterai multi meter.
 Periksa tahanan resistor dengan menghubungkan colok ukur pada kedua resistor. Nilai
tahanan resistor 1,3 - 1,5Ω. Pada koil pengapian jenis internal resistor, pengukuran
resistor dengan menghubungkan jolok ukur pada terminal (B) dengan terminal (+).
 Periksa tahanan primer koil dengan menghubungkan jolok ukur antara teminal (+)
dengan terminal (-) koil. Nilai tahanan 1,3 – 1,6 Ω.
 Atur selector pada 1xk, kalibrasi Ohm meter dengan cara menghubungkan kedua colok
ukur,  setel penunjukan tepat pada 0 Ω.
 Periksa tahanan primer koil dengan menghubungkan jolok ukur antara teminal (+)
dengan terminal tinggi koil. Nilai tahanan 10 – 15 kΩ.
 Periksa kebocoran atau hubung singkat dengan menghunungkan (+) koil dengan bodi.
Tahnan harus menunjukkan tak terhingga.
BAB II
SISTEM PENGISIAN

1) Pengertian Sistem Pengisian

Sistem pengisian merupakan sistem yang berfungsi untuk menyediakan arus


listrik yang nantinya dimanfaatkan oleh komponen kelistrikan pada kendaraan
tersebut dan sekaligus mengisi ulang arus pada baterai, karena seperti yang kita
ketahui baterai pada mobil berfungsi untuk mensuplai kebutuhan listrik dalam
jumlah yang cukup besar pada bagian–bagian kelistrikan. Akan tetapi, kapasitas
baterai terbatas dan tidak mampu memberikan semua tenaga yang diperlukan
secara terus menerus oleh mobil. Sistem pengisian akan memproduksi tenaga
listrik untuk mengisi baterai serta untuk memberikan arus yang dibutuhkan oleh
bagian–bagian kelistrikan yang cukup selama mesin bekerja. Sistem pengisian
bekerja apabila mesin dalam keadaan berputar, selama mesin hidup sistem
pengisian yang akan menyuplai arus listrik bagi semua komponen kelistrikan yang
ada, namun jika pemakaian arus tidak terlalu banyak dan ada kelebihan arus,
maka arus akan mengisi muatan di baterai. Dengan demikian baterai akan selalu
penuh muatan listriknya dan semua kebutuhan listrik pada mobil dapat terpenuhi.

2) Gambar Sistem Pengisian

3) Cara Kerja Sistem Pengisian

Sistem pengisian bekerja apabila mesin dalam keadaan berputar, selama mesin hidup sistem
pengisian yang akan menyuplai arus listrik bagi semua komponen kelistrikan yang ada, namun jika
pemakaian arus tidak terlalu banyak dan ada kelebihan arus, maka arus akan mengisi muatan di
baterai.

4) Cara perawatan Sistem Pengisisan

 Melakukan identifikasi komponen sistem pengisian pada kendaraan.


 Melakukan pemeriksaan kondisi komponen sistem pengisian pada kendaraan.
 Melakukan overhaul komponen sistem pengisian pada kendaraan.
 Melakukan perbaikan dan penggantian komponen sistem pengisian pada kendaraan

5) Pemeriksaan dan Perbaikan Sistem Pengisian

 Pemeriksaan Tegangan (voltage) pengisian sepeda motor


1) pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahi besarya arus pengisian yang
mengalir dari alternator menuju ke baterai, berikut langkah-langkah
pemeriksaanya:
Hidupkan mesin sampai mencapai suhu kerja yang optimal.
Ukur tegangan baterai menggunakan multimeter dengan skala voltmeter
Standar tegangan pengisian sepeda motor pada putaran 5.000 rpm:
13,0 – 16, 0 V (Suzuki)
2) 14,0 – 15,0 V (Honda)
14,5 V (Yamaha)

3) Baterai harus dalam keadaan normal jika tegangan yang diukur sesuai standar,
maka cari penyebabnya : semisal soket kendor, kabel terputus untuk
menentukan kemungkinan penyebab yang terjadi jika hasil tegangan pengisian
tidak sesuai dengan standar.

 Pemeriksaan Kebocoran Arus sepeda motor.


pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahi besarya arus yang bocor pada baterai,
jika kebocoran arus terlau besar maka daya baterai akan cepat habis. berikut
langkah-langkah pemeriksaanya:
1) Matikan kunci kontak putar ke posisi OFF kemudian lepaskan kabel negatif
dari terminal baterai.
2) Hubungkan kabel positif (+) ampermeter ke kabel negatif baterai (massa) dan
kabel negatif (-) ke terminal negatif baterai.
3) Jika kebocoran arus melebihi standar yang ditentukan, kemungkinan yang terjadi ada
hubungan arus pendek pada rangkaian sistem pengisian. pemeriksaan dilakukan
dengan cara melepas satu persatu sambungan- sambungan pada rangkaian sistem
pengisian sampai jarum penunjuk pada ampermeter tidak bergerak.

BAB III
SISTEM STARTER

1) Pengetian Sistem Starter

Starter adalah sebuah perangkat yang digunakan untuk menyalakan motor bakar
pembakaran dalam saat proses awal sehingga operasi mesin tersebut berputar berada di
bawah tenaganya sendiri.

Komponen mesin akan mendapatkan putaran awal melalui bantuan dari flywheel yang
dimotori oleh motor starter yang kemudian mesin akan mampu melakukan perputaran
dengan sendirinya karena proses pembakaran dalam mesin mulai berjalan. 

2) Gambar system Starter

3) Cara Kerja Sistem Starter


Prinsip kerja dari motor starter adalah dengan mengubah energi listrik menjadi energi mekanik.
Pada proses ini memanfaatkan kaedah "fleming left hand", yang berbunyi, "apabila terdapat arus
listrik yang mengaliri suatu konduktor, sementara konduktor tersebut terletak dalam medan magnet.
Maka konduktor tersebut akan terdorong sesuai garis gaya magnet yang ditunjukan oleh kaedah
tangan kiri fleming". 
Hubungan dari garis gaya magnet, arus listrik dan gaya dorong ditunjukan dalam tiga jari seperti
gambar diatas. Pada jari tengah menunjukan arah arus, jari telunjuk menunjukan arah medan magnet,
dan jari jempol menunjukan kemana arah gaya dorongan. Dari kaedah tersebut, kemudian disusun
sedemikian rupa agar arah berkebalikan, sehingga gaya yang dihasilkan juga berkebalikan.  Karena
diletakan pada sebuah poros maka akan menyebabkan gaya putar yang berkesinambungan. 
Prinsip motor starter pada umumnya hampir menyamai prinsip kerja motor generator, bedanya jika
pada generator mengubah energi mekanik menjadi listrik sedangkan pada motor starter bekerja
sebaliknya yaitu listrik menjadi mekanik.
4) Cara Perawatan Sistem Starter

Tidak memaksa dinamo bekerja

Memaksa kerja starter dinamo tentu akan membuat dinamo menjadi panas dan
mengalami kerusakan. Dimana hal ini banyak dilakukan orang-orang ketika mesin
mobilnya tidak mau menyala. Sehingga mereka memaksakan untuk men-starter dinamo
tersebut terus menerus sampai mesin menyala. Hal ini tentu akan membuat dinamo
menjadi rusak dan tidak awet pemakaiannya. 

Apabila Sahabat tidak ingin hal tersebut terjadi, maka untuk cara mencegahnya agar
dinamo tahan lama dan tidak mudah rusak dengan trik memberikan waktu beberapa saat
sebelum mencoba menstarter ulang dinamo tersebut. Jika Sahabat sudah mencoba sekali,
maka tunggulah sampai dinamo dingin, lalu coba ulang menstarter dinamo mobil
tersebut. 

Cek Carbon Brush Dinamo Starter

Penyebab berikutnya jika starter pada dinamo tidak awet dan cepat rusak adalah bagian
Carbon Brush Dinamonya habis. Tentu hal itu akan membuat starter menjadi cepat rusak
karena putaran pada dinamo menjadi melemah dan mengeluarkan suara-suara yang tidak
enak didengar ketika starter dicoba.

Dalam hal ini Sahabat diharuskan untuk rajin mengecek apakah carbon brush masih ada
atau sudah mulai habis. Jika dinamo mengeluarkan suara yang aneh, maka segeralah
mengecek Carbon Brush tersebut.

Cek aki mobil

Penyebab lainnya yang membuat starter dinamo mobil bermasalah adalah ketika aki
mobil yang rusak. Biasanya aki tersebut menjadi lemah karena suplai listrik dari aki ke
dinamo mobilnya. Sehingga pada saat Sahabat memulai menstarter mobil, maka starter
tersebut tidak menyala.

Trik yang bisa Sahabat gunakan pada permasalahan ini adalah dengan rajin mengecek aki
mobil secara berkala. Sehingga pada saat Sahabat menstarter mobil yang Sahabat miliki
lancar dan tanpa adanya gangguan.

5) Cara Pemeriksaan dan Perbaikan Sistem starter

a. Pemeriksaan Sikat (Brush) motor starter


brus adalah komponen yang memberikan armatur arus listrik sehingga terjadi
kemagnetan pada armatur. brus akan tergerus karna putaran dari armatur. maka perlu
dilakukan pengukuran panjang dari brus supaya tetap dapat menghantarkan arus listrik.
1) Periksa dan amati sikat-sikat terhadap kerusakan atau keretakan. Bila sudah
rusakatau habis, ganti dengan yang baru.
2) Ukur panjang setiap sikat motor starter. Jika panjang sikat sudah di bawah batas
servis (limit), ganti dengan yang baru.
b. Pemeriksaan Komutator dan Armature  motor starter
Komutator adalah bagian yang bersesekan dengan brus. sedangkan armature adalah
bagian yang nenimbukan elektromagnet ketika sistem starter bekerja. 
1) Periksa dan amati lempengan-lempengan komutator terhadap adanya perubahan
warna atau kotor.
a) Bila berubah warna hitam, ganti motor starter karena telah terjadi hubungan
singkat (korslet).
b) Bila permukaan armature kotor bersihkan dengan kertas gosok yang halus
(sekitar nomor 400) kemudian bersihkan dengan lap yang kering.
2) Periksa dengan menggunakan multimeter skala ohmmeter terhadap adanya
kontinuitas/hubungan diantara tiap lempengan (segmen) komutator (lihat gambar di
atas). Bila tidak ada kontinuitas (hubungan), ganti armature.
3) Periksa dengan menggunakan multimeter (skala ohmmeter) terhadap adanya
kontinuitas/hubungan  diantara masing-masing lempengan (segmen) komutator
dengan poros (as) armature (lihat gambar di atas). Bila tidak ada kontinuitas
(hubungan), berarti baik dan bila ada kontinuitas/hubungan, ganti armature.
c. Pemeriksaan pada Saklar Relay Starter/Solenoid (Starter Relay Switch)
1) Periksa bahwa saklar relay starter terdengar bunyi “klik” pada saat kunci kontak
ON dan tombol starter ditekan. Jika tidak terdengar bunyi tersebut, maka lepaskan
konektor lalu periksa terhadap kontinuitas/hubungan  dan tegangan antara
terminal- terminalnya. Starter Relay Switch berfungsi mengubungkan arus yang
besar dari baterai menuju ke motor starter. Jika Starter Relay Switch tidak
berfungsi maka arus tidak akan tersalurkan ke motor starter.
2) Contoh pemeriksaan kontinuitas/hubungan pada relay starter pada Honda Supra
PGM-FI
Periksa terhadap kontinuitas/hubungan menggunakan multimeter (skala ohmmeter)
antara kabel kuning/merah dan massa. Jika ada kontinuitas (hubungan), berarti
relay starter dalam keadaan baik/normal
3) Contoh pemeriksaan tegangan relay starter pada motor Honda Supra PGM-FI
Ukurlah tegangan relay starter menggunakan multimeter (skala voltmeter) antara
kabel hitam (+) dan massa (-). Jika tegangan (voltage) baterai pada multimeter
hanya muncul saat kunci kontak posisi ON, berarti keadaan relay starter
baik/normal.
BAB IV
SISTEM INJEKSI

1) Pengertian Sistem Injeksi


Teknologi EFI (Electric Fuel Injection) adalah sebuah teknologi di dalam mesin, yang
bertugas untuk menggantikan fungsi karburator namun telah terintegrasi secara elektronik. Pada
motor konvensional, karburator berfungsi untuk menyuplai bahan bakar , bersama udara ke dalam
mesin.
Pada sistem EFI komponen karburator disederhanakan hanya menjadi katup gas tanpa venturi.
Sementara bahan bakar langsung disuplai dari tanki melalui injector yang penyemprotanya diatur
secara elektrik oleh ECU (Electronic Control Unit) sehingga lebih efisien.
Kelebihan motor injeksi yakni, lebih hemat dan efisien, karena volume bahan bakar dikalkulasi
secara akurat oleh ECU. Sehingga akan menghasilkan campuran yang selalu ideal. Lebih ramah
lingkungan, karena memiliki campuran yang ideal pembakaran pun berlangsung lebih sempurna.
Sehingga, motor tidak menghasilkan gas beracun yang berlebih. Tidak memerlukan sistem cok,
sistem cok berguna ketika suhu intake masih dingin. Bensin yang diperlukan juga semakin
banyak. Pada sistem EFI cok tidak lagi diperlukan karena sudah diatur oleh ECU.Perawatan lebih
simple, motor EFI tidak lagi memiliki pengaturan ISAS dan IMAS sehingga kita tidak perlu repot
melakukan penyetelan untuk seting idle RPM.
2) Gambar Sistem Injeksi

3) Cara Kerja Sistem Injeksi


prinsip kerja sistem injeksi adalah mengontrol aliran bahan bakar secara elektronik, mulai dari
tangki hingga masuk ke ruang bakar.

Aliran bahan bakar ini diproses dalam bentuk kabut dengan volume, sesuai permintaan mesin
sehingga teknologi ini lebih irit dari teknologi pengabut bahan bakar karburator.

Otak pengontrolnya adalah ECU (Engine Control Unit) atau di motor-motor Honda biasa disebut
ECM (Engine Control Modul).

"Ketika kunci kontak di posisi On, pompa bahan bakar atau fuel pump akan bekerja selama 2
detik dan memberi tekanan pada selang bahan bakar

Setelah mesin di-start, sensor-sensor seperti throttle position sensor (TPS), intake air


temperature (IAT), manifold air pressure (MAP), engine oil temperature (EOT), dan O2 sensor
memberikan input ke ECM.

4) Cara Perawatan Sistem Injeksi

1. Menggunakan Bahan Bakar dengan Oktan Tinggi

Menggunakan bahan bakar dengan oktan 90 ke atas adalah salah satu cara merawat motor
injeksi yang paling sederhana. Penggunaan bahan bakar beroktan tinggi dapat
menyempurnakan pembakaran di dalam mesin motor. Jangan sesekali menggunakan
bahan bakar berkualitas rendah karena dapat memicu kerusakan pada komponen mesin.

2. Mengganti Oli Secara Berkala

Mengganti oli secara berkala juga menjadi hal penting yang tidak boleh terlewat pada
perawatan motor injeksi. Lakukanlah penggantian oli setiap dua bulan sekali atau saat
motor sudah menempuh jarak 1.000 km. Hindari juga mesin motor yang kekurangan
pelumas (kering) karena akan mengganggu kinerja mesin.

3. Memeriksa Kondisi Aki

Jangan cuma pasangan aja yang diperhatiin, kondisi aki motor kamu juga penting untuk
diperhatikan, guys! Motor dengan teknologi injeksi sangat bergantung pada kondisi aki
untuk menghidupkan mesin pada sistem pembakaran. Nah, kalau kamu memiliki motor
injeksi, pastikan untuk selalu memeriksa kondisi aki motor ya!

4. Merawat Busi

Selain aki, kamu juga perlu memperhatikan kondisi busi. Busi adalah pemantik api yang
penting untuk proses pembakaran pada mesin. Oleh karena itu, penting untuk memeriksa
busi secara berkala agar dapat memaksimalkan pembakaran pada mesin. Jika busi
mengalami kerusakan, proses pembakaran pada mesin tidak sempurna sehingga mesin
kurang bertenaga dan motor tidak dapat menyala. Nah, kalau busi motor kamu sudah
tidak menghasilkan api secara maksimal, sebaiknya lakukan penggantian dengan yang
baru ya!

5. Memeriksa Kondisi ECU

Electronic Control Unit (ECU) adalah otak dari pengoperasian sistem injeksi pada motor.
ECU mengatur keseluruhan unit injektor, baik takaran bahan bakar yang disemprotkan
atau buka tutup klep injektor. Jika sistem ini terganggu, kinerja injektor pun tidak dapat
berjalan sempurna dan membuat motor menjadi mogok. Jadi, pastikan untuk selalu
memperhatikan kondisi ECU motor kamu supaya performa motor tetap prima.

6. Melakukan Servis Secara Berkala

Melakukan servis berkala adalah cara yang sangat penting untuk merawat kondisi motor
injeksi agar tetap prima, minimal setiap tiga bulan sekali. Usahakan untuk melakukan
servis motor injeksi di tempat resmi dengan standar yang telah ditetapkan.

5) Cara Pemeriksaan dan Perbaikan Sistem Injeksi


1. Beberapa Hal Umum yang Perlu Diperhatikan Berkaitan dengan
Service Sistem EFI atau PGM-FI

a. Pastikan untuk membuang tekanan bahan bakar sementara mesin dalam keadaan
mati.
b. Sebelum melepaskan fuel feed hose (slang penyaluran bahan bakar), buanglah
tekanan dari sistem dengan melepaskan quick connector fitting (peralatan
penyambungan dengan cepat) pada fuel pump (pompa bahan bakar)
c. Jangan tutup throttle valve dengan mendadak dari posisi terbuka penuh ke tertutup
penuh setelah throttle cable (kabelgas tangan) telah di lepaskan. Hal ini dapat
mengakibatkan putaran stasioner yang tidak tepat.
d. Programmed fuel injection (PGM-FI) system dilengkapi dengan Self-Diagnostic
System (sistem pendiagnosaan sendiri) yang telah diuraikan. Jika malfunction
indicator (MIL) (lampu indikator kegagalan pemakaian) berkedip-kedip, ikuti Self-
Diagnostic Procedures (prosedur pendiagnosaan sendiri) untuk memperbaiki
persoalan.
e. Sebuah sistem PGM – FI yang tidak bekerja dengan baik seringkali di sebabkan
oleh hubungan yang buruk atau konektornya yang berkarat. Periksalah hubungan-
hubungan ini sebelum melanjutkan.
2. Jadwal Perawatan Berkala Sistem Bahan Bakar Tipe Injeksi (EFI)
Jadwal perawatan berkala sistem bahan bakar tipe injeksi (EFI) sepeda motor yang
dibahas berikut ini adalah berdasarkan kondisi umum, artinya sepeda mesin
dioperasikan dalam keadaan biasa (normal). Pemeriksaan dan perawatan berkala
sebaiknya rentang operasinya diperpendek sampai 50% jika sepeda mesin
dioperasikan pada kondisi jalan yang berdebu dan pemakaian berat (diforsir).

Tabel di bawah ini menunjukkan jadwal perawatan berkala sistem bahan bakar
konvensional yang sebaiknya dilaksanakan demi kelancaran dan pemakaian yang
hemat atas sepeda mesin yang bersangkutan. Pelaksanaan servis dapat dilaksanakan
dengan melihat jarak tempuh atau waktu, tinggal dipilih mana yang lebih dahulu
dicapai.
Jadwal perawatan berkala (teratur) sistem bahan bakar tipe injeksi (EFI)
No Bagian yg Tindakan
diservis
1 Saluran (slang) Periksa saluran bahan bakar setelah
bahan bakar menempuh jarak
(bensin) 4.000 km, 8.000 km, 12.000 dan
seterusnya setiap
4.000 km
2 Sistem Periksa dan bersihkan saluran udara
penyaluran sekunder
udara sekunder setelah menempuh jarak 12.000 km.
Ganti setiap 3
tahun atau setelah menempuh jarak
24.000 km
3 Putaran Periksa, bersihkan, setel putaran
stasioner mesin stasioner/langsam
setelah menempuh jarak 500 km,
2.000 km, 4.000
km, dan seterusnya setiap 2.000 km
4 Cara kerja gas Periksa dan setel (bila perlu) gas
tangan tangan setelah
menempuh jarak 4.000 km, 8.000
km, 12.000 km dan
seterusnya setiap 4.000 km
5 Saringan udara Periksa dan bersihkan saringan udara
setelah
menempuh jarak 2.000 km, 4.000
km dan seterusnya
bersihkan setiap 2.000 km. Ganti
setiap 12.000 km
3. Sumber-Sumber Kerusakan Sistem Bahan Bakar Tipe Injeksi (EFI)
Tabel di bawah ini menguraikan permasalahan atau kerusakan sistem bahan bakar dan
sistem pendukung lainnya pada tipe injeksi (EFI) yang umum terjadi pada sepeda
mesin, untuk diketahui kemungkinan penyebabnya dan menentukan jalan keluarnya
atau penanganannya (solusinya).
Permasalahan Kemungkinan Tindakan
Mesin mati, sulit 1. Terdapat kebocoran 1. Periksa &
dihidupkan, udara masuk Perbaiki
putaran 2. Tekanan dalam 2. Periksa &
stasioner kasar sistem bahan perbaiki  
bakar terlalu tinggi 3. Periksa dan
3. Tekanan dalam perbaiki
sistem bahan 4. Periksa &
bakar terlalu rendah Perbaiki
4. Saringan injektor 5. Stel ulang
(injektor filter) 6. Bersihkan
tersumbat 7. Ganti
5. Penyetelan
stasioner tidak tepat
6. Saluran udara
stasioner tersumbat
7. Bahan bakar
tercemar/kualitas
jelek
Mesin tidak mau 1. Pompa tidak periksa bila perlu
hidup bekerja ganti
2. Saringan injector
tersumbat
3. Jarum injector
tertahan
4. Bahan bakar jelek
5. Terdapat kebocoran
udara masuk
Terjadi ledakan 1. Sistem penyaluran Periksa bila perlu
(misfiring) saat bahan bakar tidak ganti
melakukan bekerja dengan baik
akselerasi 2. saringan injector
tersumbat
3. Sistem pengapian
tidak bekerja dengan
baik

You might also like