Professional Documents
Culture Documents
Pendampingan Praktik Mandiri Bidan (PMB) Bidan Delima Dalam Melaksanakan Pendokumentasian Pelayanan Asuhan Kebidanan
Pendampingan Praktik Mandiri Bidan (PMB) Bidan Delima Dalam Melaksanakan Pendokumentasian Pelayanan Asuhan Kebidanan
ABSTRACT
In the midwifery service all treatment of patients should be documented in the documentation of
midwifery care, which is a legal aspect to avoid lawsuits in the future. There are still independent practice
midwives not documenting care optimally, on the grounds of complexity and are not required to report the
documentation. The purpose of this service accompanies the Midwife Independent Practice (PMB) to document
the care service in order to carry out easily and practically, so that all records of patients are well documented. The
service was carried out to 15 Delima midwives in Buleleng district with lectures, discussions and exercises
documenting midwifery care in pregnant women, maternity, nifas, and family planning. Before mentoring begins,
pre-tests are carried out with an average score of 55.33. After mentoring participants have understood and can
document midwifery care with an average post test score of 79.2, the results of evaluation to the place of practice,
midwives have begun documenting midwifery care services. It can be concluded that the mentoring participants
have understood and practiced documenting and it is expected that the documentation will still be carried out so
that the services performed in accordance with the Midwifery Care Standards.
Dalam pelayanan kebidanan segala perlakuan terhadap pasien seharusnya di dokumentasikan dalam
dokumentasi asuhan kebidanan, yang merupakan aspek legal untuk menghindari tuntutan hukum dikemudian hari.
Masih terdapat bidan praktik mandiri tidak mendokumentasikan asuhan secara optimal, dengan alasan ribet dan
tidak dituntut melaporkan dokumentasi tersebut. Tujuan pengabdian ini mendampingi Praktik Mandiri Bidan
(PMB) melakukan pendokumentasian pelayanan asuhan agar dapat melaksanakan dengan mudah dan praktis,
sehingga semua catatan dari pasien terdokumentasi dengan baik. Pengabdian dilaksanakan terhadap 15 bidan
Delima di kabupaten Buleleng dengan metode ceramah, diskusi dan latihan mendokumentasikan asuhan kebidanan
pada ibu hamil, bersalin, nifas, dan keluarga berencana. Sebelum pendampingan dimulai dilakukan pre-test dengan
perolehan rata-rata nilai 55,33. Setelah pendampingan peserta telah memahami dan dapat mendokumentasikan
asuhan kebidanan dengan rata-rata nilai post test 79.2, hasil evaluasi ketempat praktik, bidan sudah mulai
mendokumentasikan pelayanan asuhan kebidanan. Dapat disimpulkan bahwa peserta pendampingan sudah
memahami dan mempraktikkan pendokumentasian dan diharapkan agar pendokumentasian tetap dilaksankan agar
pelayanan yang dilakukan sesuai dengan Standar Asuhan Kebidanan.
prasekolah termasuk Kesehatan reproduksi yang diperoleh tahun 2021 jumlah praktik
perempuan dan keluarga berencana sesuai tugas mandiri bidan (PMB) saat ini sebanyak 110
dan wewenangnya yang tertuang dalam PMB (Register IBI Buleleng.2021). 56% bidan
Undang-undang RI No 4 Tahun 2019. Dalam yang memiliki PMB belum pernah mengikuti
melaksanakan pelayanan segala kegiatan dan pelatihan pendokumentasian asuhan kebidanan.
tindakan yang dilakukan kepada klien agar di Dokumentasi merupakan suatu catatan yang
dokumentasikan dengan baik, karena hal ini otentik atau dokumen asli yang dapat dijadikan
merupakam aspek legal untuk menghindari bukti dalam persoalan hukum (Wildan, dan
tuntutan hukum di kemudian hari. Hidayat. 2011), sedangkan Fausiah, Afroh, dan
Di Kabupaten Buleleng terdapat 52 bidan Sudarti (2010) memberikan arti bahwa
delima yang memiliki tempat pelayanan secara dokumentasi adalah bahan pustaka, baik
mandiri yaitu Bidan Praktik Mandiri (Register berbentuk tulisan, maupun rekaman lainnya,
IBI.2020). Bidan Delima adalah sistem seperti video, foto, dan gambar. Dokumentasi
standarisasi kualitas pelayanan praktek mandiri dalam pelayanan asuhan kebidanan sangat perlu
bidan, dengan penekanan pada kegiatan dilakukan karena kegunaan dari dokumentasi
monitoring dan evaluasi serta kegiatan tersebut adalah sebagai data atau fakta yang
pembinaan, pelatihan yang rutin dan dapat digunakan mendukung ilmu dan
berkesinambungan. Bidan Delima pengetahuan, sebagai alat untuk mengambil
melambangkan pelayanan berkualitas dalam keputusan, perencanaan, dan pengontrolan
Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana suatu masalah. Bidan sebagai provider dalam
yang berlandaskan kasih sayang, sopan santun, pelayanan kebidanan bertanggungjawab
ramah-tamah,sentuhan yang manusiawi, terhadap dokumentasi. Dalam Kepmenkes
terjangkau, dengan tindakan kebidanan sesuai 938/Menkes/SK/VIII/2007 pada salah satu
standar dan kode etik profesi. Sebagai bukti standarnya yaitu standar VII berisi tentang
pelayanan sudah dilaksanakan maka perlu di pencatatan asuhan kebidanan dengan
dokumentasikan. Pendokumentasian asuhan pernyataan adalah setiap bidan harus
kebidanan dibuat dengan dokumentasi SOAP melakukan pencatatan secara lengkap, akurat,
dalam blanko laporan yang sudah ditentukan. singkat dan jelas mengenai keadaan/kejadian
Kebijakan pendokumentasian tersebut telah yang ditemukan dan dilakukan dalam
tertuang dalam permenkes 28 tahun 2017 dan memberikan asuhan kebidanan. PPIBI (2004)
Kepmenkes No 938/Menkes/SK/VIII/2007. juga menetapkan salah satu kewajiban bidan
Setelah semua kegiatan di dokumentasikan, adalah mendokumentasikan asuhan yang
selanjutnya di buat dalam suatu laporan untuk diberikan kepada pasien. Dokumentasi asuhan
dilaporkan kepada koordinator bidan delima. kebidanan dibuat dengan tujuan dapat
Untuk mewujudkan dokumentasi tersebut maka menunjang tertib administrasi dalam upaya
dibutuhkan format meningkatkan pelayanan Kesehatan di fasilitas
pendokumentasian/pencatatan dan pelaporan, kesehatan termasuk di Praktik Mandiri Bidan.
format itu wajib ada pada praktik mandiri Menurut Muslihatun, Mudlilah, dan Setiyawati
bidan(Kepmenkes RI. 2017). Hasil penelitian (2009) tujuan dokumentasi kebidanan adalah
yang dilakukan oleh Mertasari, L, dan sebagai sarana komunikasi ke tiga arah, yaitu
Sugandini, W (2020) di bidan delima yang kebawah untuk melakukan instruksi, ke atas
praktik mandiri di Kabupaten Buleleng untuk memberi laporan, dan kesamping untuk
menunjukkan bahwa 63% bidan delima tidak memberi saran. Artinya semakin banyak bidan
mendokumentasikan asuhannya dalam yang tidak patuh melakukan pendokumentasian
dokumentasi SOAP, 70% tidak mengisi banko asuhan kebidanan maka akan semakin tinggi
partograf, hanya 35% bidan menyiapkan terjadinya risiko keterbatasan komunikasi,
formulir pendokumentasian, dan 65% bidan sehingga semakin kurang bukti
delima yang ada tidak menyetor laporan kepada pertanggungjawaban dan pertanggung gugat
koordinator. Dari semua bidan delima yang bidan. Untuk menghindari ini maka peran
praktik mandiri tersebut keseluruhan telah seorang coordinator bidan delima dalam
beroperasi diatas 5 tahun, berarti selama itu pengelolaan dokumentasi pelayanan asuhan
mereka memberikan pelayanan kepada kebidanan sangat penting, terutama terkait
masyarakat sasaran tidak mendokumntasikan dengan ketidak patuhan bidan delima. Bidan
pelayanannya dengan semestinya. Dari data harus mengetahui dan memahami tentang
Proceeding Senadimas Undiksha 2021 | 207
ISBN 978-623-7482-72-7
dukumentasi pelayanan asuhan kebidanan. Dari oleh bidan, maka pendokumentasian sangat
hasil wawancara dengan ketua IBI kabupaten dibutuhkan untuk menyimpan data dan tindakan
buleleng diperoleh informasi bahwa kualifikasi yang telah dilaksanakan. Selama ini dari
pendidikan bidan di kabupaten buleleng 63% sejumlah bidan yang praktik di Kabupaten
masih tingkat diploma tiga, sepertinya hal ini Buleleng 63% tidak melakukan
tidak mempengaruhi optimalisasi pendokumentasian dengan berbagai macam
pendokumentasian asuhan kebidanan didukung alasan. Menurut Ketua IBI Cabang Buleleng hal
dengan studi yang dilakukan di Kabupaten tersebut terjadi karena anggotanya kurang
Bantul oleh Palifiana, DA (2016) menujukkan memahami pendokumentasian asuhan secara
tidak terdapat hubungan antara pendidikan baik, serta kurangnya kesempatan mengikuti
dengan penerapan pendokumentasian asuhan pelatihan terkait pendokumentasian pelayanan
kebidanan. Disamping itu juga disampaikan kebidanan. Adapun pendokumentasian yang
bahwa untuk pelatihan pendokumentasian seharusnya dilakukan adalah
pelayanan asuhan kebidanan memang belum pendokumentasian asuhan pada kehamilan,
pernah dilakukan oleh IBI kabupaten Buleleng, persalinan, bayi baru lahir, masa nifas dan
Berdasarkah latar belakang tersebut diatas, pelayanan keluarga berencana. Berdasarkan hal
koordinator bidan Delima melalui Ketua Ikatan tersebut kami ingin melakukan pendampingan
Bidan Indonesia kabupaten Buleleng memohon dalam pendokumentasian asuhan pelayanan
kepada kami untuk memberikan pelatihan dan kebidanan pada bidan yang melakukan praktik
pendampingan pendokumentasian pelayanan mandiri di Kabupaten Buleleng.
asuhan kebidanan kepada Bidan Delima di Berdasarkan analisis situasi, teridentifikasi
Kabupaten Buleleng. beberapa permasalahan yang dihadapi oleh
Ikatan Bidan Indonesia Kabupaten Buleleng Praktik Mandiri Bidan Delima di Kabupaten
adalah salah satu ikatan organisasi profesi yang Buleleng. 1) Pendokumentasian pelayanan
ada di kabupaten Buleleng yang memiliki asuhan kebidanan belum dilakukan oleh seluruh
anggota kurang lebih 400 orang tersebar di Praktik Mandiri Bidan Delima, 2) Praktik
sembilan kecamatan yang ada di kabupaten Mandiri Bidan kurang memahami
Buleleng. Namun dari 400 orang anggotanya pendokumentasian pelayanan asuhan
yang memenuhi syarat sebagai Bidan Delima kehamilan. Persalinan, bayi baru lahir, masa
sebanyak 52 orang dan memiliki tempat praktik nifas dan pelayanan keluarga berencana. 3)
berupa Praktik Mandiri Bidan. 52 bidan delima Belum pernah dilaksanakan pelatihan
yang ada dinyatakan sudah lulus seleksi sesuai pendokumentasian pelayanan asuhan kebidanan
dengan kriteria yang telah ditentukan, ditambah dengan melibatkan akademisi dari instansi
satu standar yang menjadi kriteria adalah penyelenggara Pendidikan bidan yang ada di
standar dokumentasi (IBI,2015). Mereka yang kabupaten Buleleng.
sudah lulus seleksi tersebut yang dianggap Berdasarkan permasalahan yang dihadapi oleh
layak memberikan pelayanan asuhana Ikatan Bidan Indonesia Kabupaten Buleleng,
kebidanan kepada penduduk kabupaten maka tujuan dari kegiatan pelatihan ini, adalah
khususnya yang perempuan. Proyeksi jumlah : 1)Para bidan yang memiliki Praktik Mandiri
penduduk kabupaten Buleleng tahun 2020 Bidan Delima memahami tentang
sebanyak 6.640.000 jiwa yang terdiri dari pendokumentasian pelayanan asuhan kebidanan
3.307.000 laki-laki dan 3.333.000 jiwa oleh bidan Delima, 2)Para bidan yang memiliki
penduduk perempuan. (BPS. Kabupaten Praktik Mandiri Bidan Delima memahami
Buleleng) pendokumentasian asuhan kebidanan pada
https://bulelengkab.bps.go.id/statictable/2015/0 kehamilan. Persalinan, bayi baru lahir, masa
3/30/11/proyeksi-penduduk-kabupaten- nifas dan pelayanan keluarga berencana. 3)Para
buleleng-menurut-jenis-kelamin-dan- bidan yang memiliki Praktik Mandiri Bidan
kecamatan-2010-2020.html Jumlah pasangan Delima dapat melakukan pendokumentasian
usia subur di kabupaten buleleng tahun 2020 pelayanan asuhan kebidanan, 4)Para bidan yang
sebanyak 136.330 pasang. (Bank Data Kab. memiliki Praktik Mandiri Bidan Delima dapat
Buleleng melaksanakan pendokumentasian asuhan
https://www.bulelengkab.go.id/bankdata/lapor kebidanan pada kehamilan. Persalinan, bayi
an-jumlah-pus-dan-kb-aktif-tahun-2020-20) . baru lahir, masa nifas dan pelayanan keluarga
Begitu banyak perempuan yang harus dilayani berencana dengan baik.
Proceeding Senadimas Undiksha 2021 | 208
ISBN 978-623-7482-72-7
Praktik Mandiri Bidan adalah tempat menginterpretasikan secara akurat dan logis
pelaksanaan rangkaian kegiatan pelayanan untuk menegakkan diagnose dan masalah
kebidanan yang dilakukan oleh Bidan secara kebidanan yang tepat. Menentuka diagnose dan
perorangan. Bidan dapat menjalankan praktik masalah kebidanan hendaknya sesuai dengan
mandiri bidan, paling rendah dengan kualifikasi kriteria yaitu sesuai dengan nomenklatur, sesuai
Pendidikan diploma tiga kebidanan. Memiliki dengan kondisi klien dan dapat diselesaikan
Surat Tanda Resgitrasi Bidan (STRB), dan dengan asuhan kebidanan secara mandiri,
Surat Izin Praktik Bidan (SIPB). Selain koloborasi dan rujukan, 3) Perencanaan, bidan
persyaratan tersebut lokasi, bangunan. merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan
peralatan, serta obat habis pakai juga diagnose dan masalah yang ditegakkan,
merupakan persyaratan yang harus dipenuhi perencanaan disusun berdasarkan prioritas,
oleh bidan yang meyelenggarakan praktik meilbatkan klien dan keluarga,
mandiri. Dalam penyelenggaraan Praktik mempertimbangkan kondisi psikologis dan
Kebidanan, Bidan memiliki kewenangan untuk sosial budaya klien, memilih tindakan yang
memberikan :1)Pelayanan kesehatan ibu, aman sesuai kondisi dan kebutuhan pasien
2)Pelayanan kesehatan anak, dan 3)Pelayanan berdasarkan evidence based dan memastikan
kesehatan reprodukdi perempuan dan keluarga asuhan yang diberikan bermanfaat, serta
berencana. Dalam menyelenggarakan parktik mempertimbangkan kebijakan dan peraturan
mandiri bidan, bidan diwajibkan melakukan yang berlaku, sumberdaya serta fasilitas yang
pencatatan dan pelaporan sesuai dengan ada. 4) Implementasi. Bidan melaksanakan
pelayanan yang diberikan. Pelaporan yang rencana asuhan kebidanan secara komprehensif,
dibuat tersebut ditujukan kepada puskesmas efektif, efisien dan aman berdasarkan evidence
wilayah tempat praktik. Sedangkan untuk based kepada klien/pasien dalam bentuk upaya
pencatatan dalam pelayanan yang dilakukan promotive, preventif, kuratif, dan rehabilitative
disimpan sesuai dengan peraturan perundang- yang dilaksanakan secara mandiri, kolaborasi,
undangan. dan rujukan. Dalam melakukan tindakan
Bidan Delima adalah system standarisasi hendaknya memperhatikan kriteria keunikan
kualitas pelayanan bidan praktik swasta, dengan klien, mendapat persetujuan klien/keluarga
penekanan pelayanan pada kegiatan monitoring (inform consent) , melakukan berdasarkan
dan evaluasi serta kegiatan pembinaan dan evidence based, melibatkan klien, menghargai
pelatihan yang rutin dan berkesinambungan. klien, melaksankana prinsip pencegahan
Bidan Delima melambangkan Pelayanan infeksi, mengikuti perkembangan klien, sesuai
berkualitas dalam Kesehatan reproduksi dan fasilitas, sumber daya manusia, sarana serta
keluarga berencana yang berlandaskan kasih mendokumentasikan semua Tindakan yang
sayang, sopan santun, ramah tamah, sentuhan telah dilakukan. 5) Evaluasi, bidan melakukan
yang manusiawi, terjangkau, dengan tindakan evaluasi secara sistematik dan
kebidanan sesuai standar dan kode etik profesi. berkesinambungan untuk melihat efektivitas
Standar asuhan kebidanan merupakan acuan dari asuhan yang sudah diberikan, sesuai
dalam proses pengambilan keputusan dan dengan perubahan perkembangan kondisi klien.
Tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai Penilaian dilakukan segera setelah selesai
dengan wewenang dan ruang lingkup melaksanakan asuhan, didokumentasikan
praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat dalam catatan klien sesuai standar kemudian
kebidanan. Standar asuhan kebianan terdiri dari ditindaklanjuti sesuai kondisi klien. 6)
enam (6) standar, yakni ; 1) Pengkajian ; pada Pencatatan Asuhan Kebidanan, bidan
satandar ini bidan mengumpulkan semua melakukan pencatatan secara lengkap, akurat,
informasi yang akurat, relevan dan lengkap dari singkat dan jelas mengenai keadaan/ kejadian
semua sumber yang berkaitan dengan kondisi dan yang dilakukan dalam memberi asuhna
klien. Data yang dikaji terdiri dari data subjektif kebidanan. Pencatatan asuhan kebidanan di
dan objektif. Pengkajian dilakukan dengan dokumentasikan dalam dokumentasi SOAP.
metode anamnesa, pemeriksaan fisik, dan Dokumentasi dalam asuhan kebidanan
mengamati catatan rekam medis klien. 2) adalah suatu bukti pencatatan dan pelaporan
Perumusan Diagnosa dan atau masalah yang dimiliki oleh bidan dalam melakukan
kebidanan, bidan menganalisa data yang pencatatan perawatan yang berguna untuk
diperoleh dari hasil pengkajian, kepentingan pasien, bidan dan tim Kesehatan
Proceeding Senadimas Undiksha 2021 | 209
ISBN 978-623-7482-72-7
dokumen asli yang dapat dijadikan bukti dalam mengaku merasa termotivasi untuk bangkit dan
persoalan hukum berjanji akan melaksanakan pendokumentasian
sesuai dengan yang kami sampaikan karena
merasa mendapat cara simple untuk membuat
dokumentasi asuhan kebidanan dan mereka
mengatakan bahwa cara yang kami berikan
tidak akan memakan banyak waktu untuk
menulis. Terbukti saat kami kunjungan ke
beberapa tempat Praktik Mandiri Bidan kami
temukan bahwa terdapat beberapa dokumentasi
asuhan yang telah dibuat meskipun masih ada
kekurangannya. Pada saat kunjungan tersebut
kami dapat memberikan masukan langsung atas
kekurangan tersebut dan harapan kami
kedepannya akan menjadi lebih baik.
Gambar 4.4 Pendampingan
Manfaat dari PKM yang kami laksanakan
Mendokomentasikan di PMB
adalah para bidan yang hadir pada saat
Setelah semua kegiatan terlaksana,
pendampingan memahami pentingnya
selanjutnya dilakukan evaluasi. Sebagai hasil
pendokumentasian, memahami cara
pemberian materi dilakukan evaluasi melalui
mendokumentasikan asuhan secara singkat dan
pemberian kasus kepada peserta untuk di
mereka bersedia untuk menularkan kepada
dokumentasikan ke dalam dokumentasi SOAP
teman bidan yang lain yang tidak mendapat
dan catatan perkembangan, hasilnya
kesempatan hadir saat pendampingan karena
menunjukkan bahwa peserta mampu
terbatasnya kesempatan yang ada. Yang paling
memahami dengan baik pendokumentasian
penting bagi kami adalah bangkitnya semangat
asuhan kebidanan dengan dokumentasi SOAP
para bidan untuk melaksankan
dan catatan perkembangan dengan rata-rata
pendokumentasian sehingga pasien yang
penguasaan 79,2.(Nilai post test terlampir)
mereka asuh memiliki catatan dan riwayat
Disamping evaluasi pemahaman juga dilakukan
selama kehamilan, persalinan, masa nifas, dan
evaluasi terhadap pelaksanaan
apabila kedepannya mereka datang kembali
pendokumentasian asuhan ke tempat praktik
dengan kondisi yang sama bidan telah
mandiri bidan Delima, evaluasi dilakukan
mengetahui riwayat sebelumnya, dimana hal ini
dengan mengamati pendokumentasian yang
berdampak terhadap waktu serta kualitas
dilakukan pasca pendampingan. Hasil
pelayanan yang diberikan.
pengamatan dari beberapa PMB berupa, sudah
dimulainya secara bertahap pendokumentasian
Asuhan yang dilaksanakan oleh bidan yang SIMPULAN
meliputi asuhan kehamilan, asuhan persalinan,
Kegiatan PKM yang dilaksanakan dengan
asuhan masa nifas, asuhan bayi baru lahir, dan
melibatkan Bidan Delima, secara umum dapat
asuhan keluarga berencana. Sudah terdapat
berjalan dengan baik dan lancar. Dilihat dari
blanko yang dibutuhkan untuk
hasil pre-test dan post-test terdapat peningkatan
pendokumentasian layanan asuhan kebidanan
nilai rata-rata dari 55,33 menjadi 79,2. Dapat
seperti, blanko partograph, blanko rujukan,
disimpulkan bahwa para bidan telah memahami
blanko keterangan lahir, blanko asuhan
dengan baik pendokumentasian asuhan
kebidanan. Menurut pengakuan para bidan
kebidanan. Hasil dari evaluasi yang dilaksankan
dalam upaya memulai tertib administrasi
baik secara pemahaman konsep dan praktiknya
mereka dibantu oleh mahasiswa D3 Kebidanan
para bidan sudah mulai secara bertahap
prodi Kebidanan Fakultas Kedokteran
mendokumentasikan asuhan kebidanan dengan
Undiksha yang melaksanakan Praktik Klinik di
cara yang mudah dan praktis di tempat praktik
PMB yang bersangkutan.
mandiri.
Dengan dilaksankan pendampingan ini para
Bidan Delima yang hadir sebagai peserta
pendampingan sangat antusias menyimak
materi yang kami sampaikan, dan mereka
Proceeding Senadimas Undiksha 2021 | 213
ISBN 978-623-7482-72-7