Eksplorasi Penyebab Masalah

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 16

LK 1.2.

EKSPLORASI PENYEBAB
MASALAH

NAMA : GUNTUR WICAKSONO


NO. UKG : 201699698621
Masalah yang
Hasil eksplorasi penyebab Analisis eksplorasi penyebab
No. telah
masalah masalah
diidentifikasi
1 Peserta didik Rujukan Literasi: Setelah di analisis terhadap kajian
memiliki 1.Matematika khususnya literartur dan hasil wawancara
pemahaman konsep trigonometri merupakan salah satu diketahui penyebab peserta didik
yang rendah pada mata pelajaran yang dinilai sangat memiliki kemampuan rendah dalam
materi Trigonometri sedikit disukai dan hanya sebagian memecahkan masalah dalam materi
sehingga siswa yang berhasil mempelajari Trigonometri adalah sebagai
mengakibatkan trigonometri (Hidayati, 2020; berikut:
kesulitan dalam Kamber & Takaci, 2018). 1. Peserta didik kurang memahami
mempelajarinya. 2.Konsep trigonometri yang tidak tentang konsep dasar
mudah dipelajari atau diajarkan, Trigonometri yang sangat
sehingga mengakibatkan kesulitan diperlukan materi Trigonometri
dalam mempelajarinya (Mumcu & ini
Aktürk, 2020; Rosenberg, 2021). 2. Peserta didik kurang memahami
3.(Enizalfiah,2020) model Problem dalam konsep dasar trigonomeri
Based Learning (PBL) pada materi yang digunakan dalam soal
Trigonometri dapat meningkatkan Trigonometri
kualitas pembelajaran siswa kelas X 3. Peserta didik hanya menghafal
TPHP SMK Negeri 1 Pasir Penyu saja kurang memahami konsep
Tahun Pelajaran 2016/2017. dasar trigonometri.
penelitian ini bertujuan untuk 4. Peserta didik kurang literasi yang
meningkatkan pemahaman konsep hanya bergantung pada Guru
dan kualitas pembelajaran siswa saja.
dalam menerima pelajaran 5. Siswa mengalami kesulitan
matematika khususnya pada materi untuk memahami
Trigonometri melalui model konsep trigonometri karena
pembelajaran Problem Based Trigonometri terlalu
Learning (PBL) sehingga hasil kompleks dan banyak rumus
belajar siswa mencapai tujuan yang
Saran :
diharapkan.
1. Guru seharusnya bisa
menggunakan metode yang
Hasil Wawancara : tepat dalam materi
(Waka kurikulum yang juga Trigonometri
mengajar matematika) 2. Guru memberikan test
1. Kurangnya kemampuan siswa hitung terlebih dahulu
dalam memahami konsep Pada kepada siswa secara lisan
materi trigonometri. dan cepat
2. Di awal pembelajaran diberikan 3. Selain metode mana yang
motivasi kepada siswa serta tepat dalam pembelajaran
memberikan stimulan-stimulan materi Trigonometri guru
yang dapat merangsang untuk sebaiknya juga harus bisa
anak dapat memahami konsep memberikan motivasi kepada
secara baik dan sistematis. siswa di awal pembelajaran
3. Kesepakatan penilaian sudah 4. Sebaiknya point point dalam
diberikan di awal pembelajaran materi
pembelajaran Trigonometri ini disebutkan
4. Mayoritas siswa Tidak tertarik poin nya apa saja dan berapa
pada pembelajaran materi point yang diperoleh supaya
Trigonometri,dibanding siswa bisa lebih aktif dan
dengan materi matematika semangat.
yang lain karena Rumus yang 5. Memperbanyak Literasi baik
banyak. lewat Google,Buku literasi
5. Banyak siswa yang lebih aktif yang lain serta Tutor sebaya
dalam pembelajaran yang benar benar
Trigonometri karena diefektifkan.
penyampaian serta kolaborasi
siswa dalam menyelesaikan
serta pemahaman konsep
terutama pada kelas
Multimedia yang dominan
adalah perempuan yang lebih
aktif dalam pembelajaran
materi Trigonometri
ketimbang teknik
permesianan yang seluruhnya
laki-laki.
6. Siswa dibentuk dalam
beberapa kelompok mengukur
tingkat keaktifan peserta didik
dalam diskusi Trigonometri
dengan berkeliling dalam
diskusi tersebut dan juga
melihat respon respon yang
diberikan pada waktu
presentasi serta penarikan
kesimpulan dalam
pembelajaran.

Peserta didik belum Hasil kajian literatur


mampu Menurut Darmawan, Dwiky Setelah dianalisis lebih lanjut
menyelesaikan Sakti, dkk (2021) menyatakan : penyebab kemampuan dasar
1. siswa ABK merasa kesulitan matematis siswa rendah:
permasalahan
mengikuti pembelajaran, 1. Pembelajaran di kelas masih
kontekstual dengan proses kegiatan pembelajaran belum melibatkan keaktifan
2 baik dan belum berjalan maksimal, peserta didik.
diperlukan dan manajemen sekolah yang 2. Peserta didik tidak diberikan
pembimbing belum siap dengan program bimbingan secara khusus
khusus yang inklusi. untuk meningkatkan
memiliki teknik 2. Penyelengaraan sekolah kemampuan dasar
inklusi juga harus matematis siswa(jam
khusus dalam
menciptakan kondisi tambahan belajar).
mengkonstruksi lingkungan yang ramah dan
pemahaman mendukung pembelajaran, 3. Kurangnya pembimbing
peserta didik yang agar memungkinkan untuk khusus dengan teknik
berkebutuhan belajar dengan khusus untuk penyampaian
khusus menyenangkan dan nyaman serta pemahaman
3. Siswa ABK mempelajari khususnya peserta didik
matematika hanya sebatas dengan berkebutuhan
kemampuan pemahaman, khusus.
pemahaman akan berhitung
penjumlahan, pengurangan, 4. Siswa ABK kurang bisa fokus
dan pembagian sehingga untuk pemahaman
4. pembelajaran matematika di konsep materi trigonometri
sekolah pada kenyataannya kurang.
masih banyak siswa yang
beranggapan bahwa Saran:
matematika itu sulit 1. Perlunya pengelompokan peserta
dipelajari, baik itu sulit
didik dengan beberapa klasifikasi
menerima materi maupun
kebutuhan khusus untuk
untuk memecahkan masalah,
menakutkan, dan mengefesiensikan pembelajaran
membosankan serta sesuai dengan tujuan
Dikuatkan oleh kasmawati (2018) pembelajaran.
yang menyatakan 2.Perlunya mengikutsertakan
1. Siswa menganggap pelatihan bagi Guru
matematika tidak bermanfaat pembimbing khusus untuk
karena matematika hanya teknik serta metode yang
berlaku dengan penyajian dipakai dalam pembelajaran
yang berbentuk angka-angka. agar peserta didik dapat
Selain itu, siswa merasa menangkap materi dengan baik.
bosan saat pembelajaran
matematika berlangsung
dengn menggunakan metode
ceramah.
2. Hasil asesmen yang peneliti
lakukan terhadap anak
diskalkulia anak bisa
membaca dan menulis hanya
saja anak tidak mampu
berhitung yaitu pada aspek
sulit membedakan tanda dan
sulit mengoprasikan
hitung/bilangan meskipun
sederhana
3. Diskalkulia adalah gangguan
belajar yang dialami siswa
pada mata pelajaran
matematika dimana
lemahnya pada penguasaan
konsep matematika sehingga
hasil belajar siswa rendah,
tidak dapat menangkap
pelajaran yang dijelaskan
guru yang bersifat metematis.

Hasil Wawancara:
(Guru matematika teman sejawat)
1.Perlunya pengelompokan peserta
didik dengan beberapa klasifikasi
kebutuhan khusus untuk
mengefesiensikan pembelajaran.
2.Penyelengaraan sekolah inklusi
juga harus menciptakan kondisi
lingkungan yang ramah dan
mendukung pembelajaran, agar
memungkinkan untuk belajar
dengan menyenangkan dan
nyaman
3.Siswa ABK mempelajari
matematika hanya sebatas
kemampuan pemahaman,
pemahaman akan berhitung
penjumlahan, pengurangan, dan
pembagian sedangkan untuk
trigonometri tidak semua siswa
berkebutuhan khusus bisa benar
benar memahami konsep.

Setelah dianalisis lebih lanjut


Sumber Kajian Literatur penyebab kemampuan dasar
Jurnal/artikel: matematis siswa rendah:
• Kemampuan 1. Pembelajaran di kelas masih
1. Yuli, dkk. (2018) mengatakan
dasar belum melibatkan kaeaktifan
kemampuan dasar
matematis(pema peserta didik,hanya berpusat
matematika siswa rendah
haman konsep) pada guru(teacher center)
karena pembelajaran yang
siswa tergolong sehingga kemampuan dasar
diberikan masih berbasis
rendah. siswa menjadi rendah.
teacher center.
2. Peserta didik masih
menganggap matematika
adalah pelajaran yang sulit
2. Artikel detik.com (2019)
dihadapi siswa.
mengatakan pelajaran
3. Kurangnya literature siswa
matematika masih menjadi mata
yang hanya mengandalkan
pelajaran yang sulit yang
informasi dari guru saja.
dihadapi oleh setiap siswa.
4. Peserta didik kurang bisa
3.Matematika khususnya mempelajari dan memahami
trigonometri merupakan salah satu konsep dasar trigonometri
mata pelajaran yang dinilai sangat sehingga mengakibatkan
sedikit disukai dan hanya sebagian kesulitan untuk
siswa yang berhasil mempelajari mempelajarinya.
trigonometri (Hidayati, 2020;
Kamber & Takaci, 2018). Saran:
4.Konsep trigonometri yang tidak 1.Merubah metode belajar agar
mudah dipelajari atau diajarkan, lebih menarik dengan
sehingga mengakibatkan kesulitan mengikutsertakan siswa dengan
memberikan stimulus-stimulus
dalam mempelajarinya (Mumcu & agar kelas menjadi hidup serta
Aktürk, 2020; Rosenberg, 2021). tidak berpusat pada guru.
2.Dengan adanya metode yang
pas serta literatur yang
memadai maka anak anak akan
lebih sering membaca literatur
serta merubah pola fikir anak
yang mana anggapan
Hasil wawancara:
matematika susah menjadi
(Guru matematika senior serta lulus matematika adalah pelajaran
pelatihan Guru ABK) yang menyenangkan dan
1. Peserta didik menyebutkan mudah difahami,sehingga ada
pelajaran matematika tidak motivasi anak untuk belajar
menjadi mata pelajaran yang lebih giat dan memahami
disukai. materi.
2. Trigonometri menjadi materi 3.Ketika anak sudah merasa
yang susah ketika anak tidak nyaman dan memahami bahwa
memahami konsep dasar matematika itu mudah maka
trigonometri untuk mempelajari konsep serta
3. Kelas menjadi hidup karena memahaminya adalah hal yang
para peserta didik memahami bisa terjadi.
konsep serta bisa menjadi
tutor sebaya buat teman
dalam kelompok.
Peserta didik, guru Rujukan: Setelah dilakukan analisis lebih
dan orang tua Menurut Epin Supini (2021) lanjut diperoleh;
masih belum bisa Pada dasarnya yang bisa 1.Orang tua jarang dilibatkan
mengoptimalkan memberikan motivasi kepada siswa pada kepentingan sekolah
komunikasi dua merupakan guru yang berhasil. Hal (rapat atau kemajuan sekolah)
arah yang saling tersebut sesuai dengan yang 2.Sekolah jarang melakukan
3 membangun perlawatan/kunjungan ke
dikemukakan Thorndike tentang
pemahaman siswa rumah orang tua siswa.
untuk
Stimulus Respon, jika guru bisa 3.Adanya Masalah keluarga
menemukan solusi memberi stimulus pada siswa, maka yang membuat informasi
dari kesulitan siswa akan memberi respon dengan sekolah kadang terabaikan oleh
belajar siswa agar baik, begitupun sebaliknya. orang tua sehingga kebutuhan
tercapai tujuan Dari hal tersebut kita dapat anak tidak terpenuhi.
pembelajaran yang mengetahui bahwa kebutuhan 4.Kurangnya perhatian orang
diharapkan psikis siswa dinilai lebih penting tua terkahadap perkembangan
dibandingkan kebutuhan fisik. belajar anak sehingga anak
Sebagai guru BK, Anda harus bisa merasa belum adanya apresiasi
memberikan bimbingan yang dari orang tua sehingga dia
menyenangkan untuk menganggap bahwa sekolah
membangkitkan semangat siswa. hanya untuk menyenangkan
Jika siswa dapat mengurangi atau orang tua.
5.Peserta didik kurang bisa
bahkan keluar dari masalahnya,
fokus dalam proses
perkembangan mereka tidak akan
pembelajaran dikarenakan ada
terganggu, mereka juga akan lebih masalah dengan psikis dengan
fokus mengikuti kegiatan belajar keluarga.
dan meningkatkan prestasi lebih
baik.
SARAN:
Rujukan 1.Sering melakukan koordinasi
Menurut : Nur Fajrina (2022) tentang hasil belajar misalnya
Maksud dari menjaga hubungan baik membagi nilai ulangan harian
antara guru dan siswa bertujuan untuk yang mana harus ditanda
membangun dan membina dengan tangani orang tua serta selalu
baik hubungan antara guru dengan ada catatan pada buku
siswa, sehingga proses belajar- penghubung siswa dalam
kegiatan yang akan
mengajar akan menjadi lebih mudah
dilaksanakan dan wali murid
dilakukan. Hubungan antara guru dan
wajib menandatangani agar
siswa yang baik memungkinkan guru mengetahui bagaimana
untuk lebih mudah memanajemen perkembangan peserta didik.
kelas, mengurangi tingkat stres siswa, 2.Adanya kontrak belajar yang
menjadikan siswa merasa dihargai disepakati baik Guru dengan
dan diapresiasi serta dapat membantu wali murid serta guru dengan
para peserta didik sehingga
menjaga atau meningkatkan rasa tercapai tujuan belajar yang
percaya diri mereka. diharapkan.
Sangat penting hubungan kerjasama 3.Adanya pemberian
antara guru dan orang_tua peserta apresiasi/penghargaan untuk
didik. Hal ini apabila tidak tercapai anak anak agar memicu prestasi
dengan baik akan berimplikasi pada serta mengurangi masalah
psikis yang diakibatkan oleh
kemunduran kualitas proses belajar
keluarga.
mengajar dan tentunya akan
menurunya mutu pendidikan, dan
pada khususnya akan menghambat
prestasi belajar peserta didik.

Hasil wawancara:
(Guru BK disekolah)
1.Peserta didik memiliki masalah
keluarga yang mana
mempengaruhi komunikasi guru
dengan wali murid.
2.Kontrak belajar yang disepakati
oleh Guru dengan wali murid dan
guru dengan peserta didik kadang
kurang perhatikan karena kurangnya
apresiasi anak dikeluarga.
3.Wali murid sering tidak hadir ketika
diadakan rapat dan sosiali sasi
program sekolah yang mana kadang
hanya mendapat informasi lewat
whatsapp grub wali murid saja yang
kurang jelas.
4.Karena kesibukan wali murid
biasanya orang tua kurang
memperhatikan apa yang menjadi
kebutuhan siswa baik litelatur dalam
Trigonometri dan litelatur yang lain.

Guru kurang Rujukan Setelah dianalisis lebih lanjut


mehami tentang Menurut : diperoleh:
model model • (Maharani & Hardini, 2017). 1. Guru tidak memiliki waktu
4 pembelajaran yang Peneliti memilih model pembelajaran yang cukup untuk
lebih inovatif yang penemuan (discovery learning) dari merancang pembelajaran
harus digunakan yang inovatif.
beberapa model pembelajaran yang
pada kurikulum 2. Masih berfokus pada materi
2013
disarankan tersebut. Model discovery yang banyak dan banyaknya
learning merupakan model jam mengajar.
pembelajaran yang mengarahkan 3. Perlu adanya jam tambahan
siswa untuk menemukan suatu untuk lebih memberikan
konsep berdasarkan informasi yang pemahaman konsep materi
didapat melalui kegiatan pengamatan trigonometri tanpa harus
atau percobaan. Proses pembelajaran dihafal saja tapi juga benar
menggunakan model discovery benar difahami.
learning dalam penyampaian 4. Kurangnya literasi tentang
materinya tidak disampaikan secara model pembelajaran yang
pas untuk siswa yang
utuh, hal ini dikarenakan model ini
memiliki beberapa kesulitan
menuntut peserta didik untuk yang bervariasi.
berperan aktif dalam proses 5. Kurangnya inovasi model
pembelajaran dan menemukan pembelajaran.
sendiri konsep pembelajaran
(Maharani & Hardini, 2017). Saran:
• Indah Fajar Friani (2017) 1.Model discovery learning
Semua guru (10 orang guru) guru merupakan model pembelajaran
menghadapi berbagai kendala dalam yang mengarahkan siswa untuk
menerapkan model pembelajaran menemukan suatu konsep
pada pembelajaran tematik berdasarkan informasi yang didapat
berdasarkan kurikulum 2013. Hasil melalui kegiatan pengamatan atau
observasi terhadap aktivitas guru dan percobaan sehingga bisa merang
siswa menunjukkan bahwa terdapat peserta didik dalam memahami
beberapa kegiatan yang belum konsep trigonometri.
maksimal dilakukan oleh guru 2.Adanya tes awal untuk
diantaranya dalam perancangan mengetahui
pelaksanaan pembelajaran guru karakteristik,kemampuan dasar
kurang memahami dan mengingat anak serta pengetahuan anak.
langkah- langkah pembelajaran 3.Membuat soal yang menarik serta
sesuai sintak yang ada pada model dalam kehidupan sehari hari yang
pembelajaran. Sehingga guru kurang mana membuat anak lebih mearik
mampu dalam menstimulus siswa dalam mempelajari,seperti soal
untuk menemukan sendiri masalah cerita.
yang ada pada materi pembelajaran, Melakukan tes awal pemahaman
dalam pengawasan kelas guru kurang konsep Trigonometri di awal
mampu mengarahkan siswa yang pembelajaran sebelum
kurang pintar untuk terlibat aktif mengelompokkan siswa dan
dengan bekerjasama dalam mengkolaborasikan siswa.
kelompok, terkendala dalam 4.Menggunakan metode belajar
menyediakan alat dan bahan jika yang pas dan sesuai dengan keadaan
diperlukan dalam melakukan proyek. siswa untuk membuat pembelajaran
lebih efektif.

- Peserta didik Rujukan


kurang Menurut :
memahami Mahilda Dea Komalasari dkk (2018)
tentang soal
cerita yang ada
dalam aplikasiPembelajaran matematika realistik
matematika menggunakan soal cerita kerap kali
ataupun materi membuat siswa kesulitan dalam
yang banyak soal membaca dan menginterpretasikan
ceritanya persoalan matematika. Siswa sekolah
khususnya dasar membutuhkan kesabaran dan
materi
kemampuan literasi dalam
TRIGONOMETRI
-
memahami soal cerita. Gerakan
literasi sekolah merupakan salah satu
solusi yang dapat diterapkan dalam
pembelajaran matematika di sekolah
dasar guna mengatasi kesulitan siswa
dalam memahami soal cerita
matematika. Upaya untuk
menggalakkan gerakan literasi
sekolah tersebut dapat dilakukan
melalui kegiatan pembelajaran di
sekolah. Gerakan literasi sekolah
tidak hanya berpusat pada mata
pelajaran bahasa Indonesia, namun
juga dapat melalui pembelajaran
matematika. Terdapat dua tujuan
dalam penerapan gerakan literasi
sekolah guna mengatasi kesulitan
memahami soal cerita matematika,
yaitu (1) gerakan literasi sekolah
membentuk budaya belajar membaca
model matematika yang terkandung
dalam soal cerita matematika; (2)
siswa mampu mengatasi kesulitan
memahami soal cerita berdasarkan
pola literasi.
- Pemahaman Rujukan
guru dalam Menurut :
menggunakan Amalia Setyaningrum dkk (2016)
teknologi/inovasi Sebagian besar guru memiliki
dalam fasilitas teknologi pribadi tetapi
pembelajaran kurang memadai, kemampuan guru
masih kurang
menggunakan teknologi tergolong
-
rendah, sebagian besar guru masih
menggunakan metode konvensional
yang mengandalkan guru sebagai
pusat informasi dikarenakan guru
malas untuk menerapkan metode baru
dan mempelajari teknologi yang
dirasa perkembangan teknologi
terlalu cepat dan rumit.Dengan
kondisi SDM yang sebagian besar
masih menngunakan metode lama
dan sebagian besar tidak
memanfaatkan teknologi, terlihat
kendala yang dihadapai meliputi
kendala fasilitas pribadi guru,
kemampuan guru menggunakan
teknologi, umur, dan waktu.
Kendala yang paling inti merupakan
hambatan dari diri guru sendiri yaitu
kemauan guru untuk mempelajari
teknologi dan memotivasi diri sendiri
untuk mencoba dan belajar suatu
teknologi, sehingga kemampuan guru
yang rendah dalam menggunakan
teknologi dapat teratasi, karena guru
memiliki peran utama, tanpa adanya
kemauan dari diri guru sendiri
pengintegrasian teknologi tidak dapat
berjalan. Dengan adanya kendala
yang dihadapi guru, sebaiknya guru
lebih mengerti akan pentingnya suatu
teknologi dalam pembelajaran diera
sekarang dan meningkatkan kualitas
mengajar dengan memanfaatkan
teknologi dalam pembelajaran
dengan memanfaatkan infrastruktur
yang ada dengan sebaikbaiknya.

Hasil Wawancara:
(Guru matematika senior disekolah)
1.Guru dituntut lebih memahami
karakter peserta didik.
2.Melakukan tes awal pemahaman
konsep Trigonometri di awal
pembelajaran sebelum
mengelompokkan siswa dan
mengkolaborasikan siswa.
3.Menggunakan metode belajar yang
pas dan sesuai dengan keadaan siswa
untuk membuat pembelajaran lebih
efektif.
4.Memberikan stimulu-stimulus
untuk merangsang belajar siswa serta
memacu siswa untuk lebih memiliki
rasa ingin tahu terhadap materi
TRIGONOMETRI.
5.Merubah pemikiran siswa yang
menganggap bahwa Trigonometri
adalah hafalan serta materi yang
susah dipelajari dengan
menggunakan penyampaian yang
lebih mudah difahami serta konsep
konsep yang ada bisa diterima oleh
pserta didik.

5 • Pembelajaran di Rujukan: Setelah dianalisis lebih lanjut


kelas masih 1.kemampuan berpikir kreatif diperoleh:
belum matematis peserta didik dapat 1. Guru tidak pernah mendapat
seluruhnya ditingkatkan salah satunya dengan pelatihan dalam merancang
terbiasa melaksanakan pembelajaran berbasis pembelajaran berbasis
berbasis HOTS HOTS (High Order Thinking Skills). HOTS.
2. Sekolah juga tidak
Pembelajaran berbasis HOTS
memberikan pemahaman
maksudnya adalah membiasakan terhadap pembelajaran
peserta didik menyelesaikan soal-soal berbasis HOTS.
non rutin dengan kriteria HOTS 3. Kurangnya literasi
melalui berbagai interaksi dan pendukung untuk soal HOTS
pengalaman belajar (Sani, 2019; pada materi Trigonometri.
Aviory & Susetyawati, 2021; Gradini 4. Peserta didik Kurang berfikir
dkk, 2022) Kreatif matematis,dalam
2.Penelitian kemampuan berpikir pelaksanaan Pembelajaran
kreatif terhadap materi trigonometri berbasis HOTS
sudah dijalankan oleh para peneliti di
Indonesia yang berupaya
meningkatkan kemampuan berpikir
kreatif matematis siswa pada materi
trigonometri. Arilaksmi, Susiswo dan
Sulandra (2021)
• Peserta didik Menurut Deda, Yohanis Ndapa, Saran:
belum mampu dkk (2020) 1.Adanya pelatihan untuk
menyelesaikan menyatakan bahwa Faktor-faktor pengembangan pembelajaran dan
masalah yang menyebabkan siswa keliru pemahaman tentang kriteria HOTS.
kontekstual dalam dalam menyelesaikan soal-soal 2.Diharapkan Guru menerapkan
permasalahan HOTS diantaranya adalah pemahaman soal HOTS terutama
Trigonometri kurang teliti dalam proses pada materi Trigonometri,sehingga
maupun HOTS mengerjakan soal, rendahnya
mulai berbenah sejak awal
yang berkaitan kemampuan awal matematis
peserta didik, tidak maksimalnya
pembelajaran.
dengan
penggunaan proses yang dilalui selama 3.Literasi yang Perlu ditambah
konsep dasar pembelajaran, kurangnya sehingga peserta didik tidak hanya
Trigonometri pemahaman siswa terhadap soal, tergantung dan monoton oleh guru
ketidaklengkapan dalam dengan harapan untuk penyelesaian
membaca soal dan kurangnya soal HOTS semuanya bisa difahami
perhatian dari orang tua. oleh peserta didik.
Hal ini diperkuat oleh Purnasari,
Pebria Dheni, dkk (2021)
menyatakan bahwa instrumen
pengukuran HOTS di Indonesia
masih kurang bahkan
kemampuan HOTS siswa di
Indonesia seperti nalar,
menganalisis, dan mengevaluasi
tergolong masih lemah. Hal ini
dikarenakan siswa tidak terbiasa
dengan soal-soal berbasis HOTS.
Di sisi lain, peran guru dalam
mengembangkan instrumen
HOTS sendiri juga masih pasif.

Hasil Wawancara:
(Kurikulum disekolah)
1.Kurangnya pelatihan untuk
pengembangan pembelajaran dan
pemahaman tentang kriteria HOTS.
2.Tidak semua Guru menerapkan
pemahaman soal HOTS terutama
pada materi Trigonometri.
3.Literasi yang kurang dimiliki
peserta didik karena tergantung dan
monoton oleh guru sehingga untuk
penyelesaian soal HOTS tidak
semuanya bisa difahami oleh peserta
didik.
Menurut:
6. Wahyuni & Yolanda (2020), Setelah dilakukan analisis lebih
• Guru masih penggunaan media pembelajaran lanjut diperoleh:
belum dapat meningkatkan keefektifan 1. Guru kurang memahami
mengoptimalkan proses pembelajaran dan penggunaan media
pemanfaatan penyampaian isi pelajaran, pembelajaran.
teknologi 2. Kurangnya pelatihan TIK
meningkatkan motivasi, minat, dan
informasi (TIK) yang didapat guru.
pemahaman peserta didik, serta 3. Peserta didik kurang bisa
dalam
membantu peserta menyajikan data menggunakan TIK dengan
pembelajaran
secara menarik dan terpercaya, baik sehingga merasa
memudahkan penafsiran data, dan pembelajaran kurang
memadatkan informasi. menarik
4. Sarana dan prasarana yang
mendukung serta
penggunaan secara bijak
agar tepat sesuai tujuan
pembelajaran.
5. Media pembelajaran yang
mudah difahami untuk
pengoperasiannya agar
membuat motivasi belajar
menjadi meningkat.

• Sarana dan
prasarana (Dabas, 2018)
yang Komputer telah meningkatkan Saran:
mendukung kualitas pengajaran dan 1.Semua Guru dan peserta didik
proses meningkatkan proses pembelajaran dapat menguasai dan
pembelajaran menggunakan teknologi baik itu
dengan bantuan berbagai alat seperti
serta kualitas komputer,dll.
proyektor multimedia, presentasi 2.Dapat memanfaatkan TIK
pengajaran.
PowerPoint dll. Teknologi informasi sebagai penunjang pembelaran
membuat proses belajar lebih sehingga dipergunakan dengan
menarik melalui permainan, grafik sebagaimana mestinya.
animasi dll 3.TIK sangat membantu dalam
pembelajaran terutama saat pademi
yamsuar & Reflianto (2019: 52) serta saat kemajuan zaman seperti
Inovasi pembelajaran pada era saat ini.
revolusi 4.0 dilakukan dengan 4.Dengan adanya kemajuan IT maka
memanfaatkan teknologi informasi anak anak dapat mencari literasi dari
untuk meningkatkan mutu internet yang mana ada pada setiap
pembelajaran dan sistem hp yang dimiliki para peserta didik.
pembelajaran berbasis TIK. Inovasi 5.Perlunya pemahaman Konsep
yang digunakan oleh guru dalam serta motivasi belajar yang
proses pembelajaran yaitu dengan didukung TIK
mengunakan perangkat komputer,
media pembelajaran berbasis TIK dan
LCD Proyektor. Selain itu, media
pembelajaran online menjadi sebuah
alternatif utama agar aktivitas
pembelajaran bisa terus dijalankan.
Media pembelajaran menggunakan
TIK mempunyai peran signifikan
dalam mendukung kelancaran
aktivitas pembelajaran jarak jauh.
Media pembelajaran bisa berbentuk
teknologi dengan menggunakan
internet dan aplikasi.

Hasil Wawancara:
(Dengan Guru IT,sekaligus operator
sekolah)
1.TIK sangat membantu dalam
pembelajaran terutama saat pademi
serta saat kemajuan zaman seperti
saat ini.
2.Dengan adanya kemajuan IT maka
anak anak dapat mencari literasi dari
internet yang mana ada pada setiap hp
yang dimiliki para peserta didik.
3.Perlunya pemahaman Konsep serta
motivasi belajar yang didukung TIK
yang memadai dalam pembelajaran
khususnya materi Trigonometri.
4.Sarana dan prasarana yang
mendukung serta penggunaan
secara bijak agar tepat sesuai
tujuan pembelajaran.
5.Media pembelajaran yang
mudah difahami untuk
pengoperasiannya agar membuat
motivasi belajar menjadi
meningkat.

DAFTAR PUSTAKA

Adhikari, T. N., & Subedi, A. (2021). Difficulties of Grade X students in learning Trigonometry.
Siddhajyoti Interdisciplinary Journal, 2(01). https://doi.org/10.3126/sij.v2i01.39243

Ambarwati, D., & Kurniasih, M. D. (2021). Pengaruh Problem Based Learning Berbantuan
Media Youtube Terhadap Kemampuan Literasi Numerasi Siswa. 05(0), 2857–2868.

Apriyanti, D., Syarif, H., & Ramadhan, S. (2021). Video feature making in esp-based public
speaking class: A studentcentred learning in vocational higher education context. International
Journal of Language Education, 5(1), 469–476. https://doi.org/10.26858/IJOLE.V5I1.15419

Murtiyasa, B. (2012). Pemanfaatan Teknologi Informatika dan Komunikasi untuk meningkatkan


Kualitas Pembelajaran Matematika. Surakarta: FKIP Univ. Muhammadiyah Surakarta.

Riwayadi, P. (2013). Pemanfaatan Perkembangan Teknologi Informasi Dan Komunikasi Untuk


Kemajuan Pendidikan Di Indonesia. Imadiklus.

Rosenberg, M. J. (2001). Building Successful Online Learning in Your Organization E-learning


Strategies for Delivering Knowledge in The Digital Age. New York: McGraw Hill.
Chaidar Husain, (2014) Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran
di SMA Muhammadiyah Tarakan, Jurnal Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan, Jilid 2,
Nomor 2, Juli 2014.

Zayyadi, Moh. dkk. 2017. Pemanfaatan Teknologi Komputer Sebagai Media Pembelajaran Pada
Guru Matematika. Jilid 1. No 2. Krismanto, A. (2003). Beberapa Teknik, Model, dan
Strategi Dalam Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: Departemen Pendidikan
Nasional Direktorat jendral Pendidikan Dasar Dan Menengah Pusat Pengembangan
Penataran Guru (PPPG) Matematika.

Muh. Tamimuddin H dkk. (2013). Pemanfaatan Software . Pemanfaatan Tik Dalam


Pembelajaran Matematika. Yoyakarta: PPPPTK Matematika

I Gusti Putu. A.S dan I Wayan S,”Pengembbangan Perangkat Pembelajaran Matematika


Realistik Dengan Peta Konsep Pada Materi Trigonometri Di Kelas XI SMK”, e- Journal Program
Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha,2013, Vol. 2,

You might also like