6241 14803 1 PB

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJASAMA PENGANGKUTAN

BAHAN BAKAR MINYAK BIO SOLAR ANTARA PT PLN (PERSERO)


UNIT PELAKSANA PELAYANAN PELANGGAN DENGAN PT RATAH
INDAH DI SAMARINDA

Azik Kurniawan
Fakultas Hukum, Jurusan Ilmu Hukum
Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda. Indonesia

ABSTRACT Based on the results of the study, it is


known that the implementation of the
Transportation as an agreement is transportation cooperation
always preceded by an agreement agreement between PT PLN
between the carrier and the shipper. (Persero) Unit Pelayanan Pelaksana
In the transport agreement the carrier Pelanggan with PT Ratah Indah of
can be said to have acknowledged Samarinda has been carried out in
receiving the goods and undertakes to accordance with the agreement that
bring them to the designated place has been agreed by both parties,
and deliver them to the addressed which contains the rights and
person. Some of the problems that obligations between the two parties
arise in this study are how the as well as technical procedures for
implementation of the Bio Solar Oil the implementation of the work
Fuel (BBM) transportation starting from the stage of
agreement and what problems arise transportation, acceptance, testing
in the implementation of the Bio Solar and measurement. The problem of
Oil Fuel transportation agreement delays in the delivery of Bio Solar fuel
between PT PLN (Persero) Unit in principle is determined by the
Pelayanan Pelaksana Pelanggan weather conditions at that time, based
with PT Ratah Indah of Samarinda. on real conditions in the field, the
The approach method used is a incident is included in the result of
sociological juridical approach. This force majeure, this is evidenced by PT
juridical-empirical research Ratah Indah with a written letter from
approach uses secondary data as the the Samarinda Department of
initial data, which is then followed by Transportation, so that all delays or
primary data. Primary data were failures will not result in a claim for
obtained by field research, such as compensation for losses suffered by
direct observation of the other parties and is related to the
implementation of the cooperation difference in volume between the
agreement for the transportation of amount of Bio Solar fuel listed in the
Bio Solar fuel. While secondary data Bill of Loading (B/L) or Loading
obtained through primary legal Order Liters 15°C with a physical
materials, secondary legal materials received by PT PLN, then the
and tertiary legal materials. The data shortage is the responsibility of the
collection tools used in this research Carrier and must replace the
are document studies and interviews, difference / shortage of Bio Solar
which are then analyzed qualitatively. BBM within 7 x 24 hours.
Keywords:Agreements,
Transportation, Bio Solar
ABSTRAK Berdasarkan hasil penelitian,
diketahui bahwa Pelaksanaan
Pengangkutan sebagai perjanjian perjanjian Kerjasama pengangkutan
selalu didahului oleh kesepakatan antara PT PLN (Persero) Unit
antara pihak pengangkut dan pihak Pelayanan Pelaksana Pelanggan
pengirim. Dalam perjanjian dengan PT Ratah Indah di Samarinda
pengangkutan itu pihak pengangkut telah dilaksanakan sesuai dengan
dapat dikatakan sudah mengakui perjanjian yang telah disepakati oleh
menerima barang-barang dan Kedua belah Pihak, yang isinya
menyanggupi untuk membawa ke memuat tentang hak dan kewajiban
tempat yang telah ditunjuk dan antara kedua belah pihak dan juga
menyerahkannya kepada orang yang prosedur teknis pelaksanaan
dialamatkan. Beberapa permasalahan pekerjaan mulai dari tahap
yang timbul dalam penelitian ini yaitu Pengangkutan, Penerimaan,
bagaimana pelaksanaan perjanjian Pengujian dan Pengukuran.
pengangkutan Bahan Bakar Minyak Permasalahan keterlambatan
(BBM) Bio Solar dan apa pengiriman BBM Bio Solar pada
permasalahan yang timbul dalam prinsipnya ditentukan adanya kondisi
pelaksanaan perjanjian pengangkutan cuaca pada saat itu, berdasarkan
Bahan Bakar Minyak Bio Solar antara kondisi real dilapangan kejadian
PT PLN (Persero) Unit Pelayanan tersebut termasuk dalam akibat
Pelaksana Pelanggan dengan PT keadaan kahar/ force majure hal ini
Ratah Indah di Samarinda. dibuktikan oleh PT Ratah Indah
Metode pendekatan yang digunakan dengan adanya surat tertulis dari
adalah pendekatan yuridis sosiologis. Dinas Perhubungan Samarinda,
Pendekatan penelitian yuridis- sehingga semua keterlambatan atau
empiris ini menggunakan data kegagalan tersebut tidak akan
sekunder sebagai data awalnya, yang mengakibatkan tuntutan ganti rugi
kemudian dilanjut dengan data atas kerugian-kerugian yang diderita
primer. Data primer diperoleh dengan oleh pihak lainnya dan terkait dengan
penelitian di lapangan seperti adanya selisih volume antara jumlah
pengamatan secara langsung terhadap BBM Bio Solar yang tercantum
pelaksanaan perjanjian kerjasama dalam Bill of Loading (B/L) atau
pengangkutan BBM Bio Solar. Loading Order Liters 15°C dengan
Sedangkan data sekunder diperoleh fisik yang diterima oleh PT PLN,
melalui bahan hukum primer, bahan maka kekurangan tersebut menjadi
hukum sekunder dan bahan hukum tanggung jawab Pihak Pengangkut
tersier. Alat pengumpulan data yang dan wajib mengganti selisih /
digunakan di dalam penelitian ini kekurangan BBM Bio Solar tersebut
adalah studi dokumen dan dalam waktu 7 x 24 jam.
wawancara, yang selanjutnya data
dianalisis secara kualitatif. Kata Kunci : Perjanjian,
Pengangkutan, Bio Solar
PENDAHULUAN listrik yang terdapat di wilayah
A. Latar Belakang PT PLN (Persero) Unit Pelaksana
Perusahaan listrik negara Pelayanan Pelanggan Samarinda
adalah salah satu badan usaha (UP3 Samarinda) adalah
milik negara yang diamanatkan pembangkit listrik tenaga diesel
untuk membangun infrastruktur (PLTD) yang menggunakan
dan menjalankan proses bisnis bahan bakar minyak solar.
negara dibidang kelistrikan. Pembangkit listrik tenaga diesel
Dalam menjalankan proses biasanya digunakan untuk
bisnisnya, PT. PLN (Persero) memenuhi kebutuhan listrik
harus melalui beberapa tahapan dalam jumlah beban kecil,
agar listrik dapat dinikmati oleh terutama untuk daerah baru yang
masyarakat antara lain terpencil atau untuk listrik
pembangkit listrik kemudian pedesaan. PT PLN (Persero) UP3
disalurkan melalui saluran udara Samarinda memiliki 16 Unit
tegangan extra tinggi (SUTET) Pembangkit listrik tenaga diesel
kemudian dilanjutkan melalui yang tersebar di berbagai daerah
saluran udara tegangan tinggi mulai dari Kota Samarinda,
(SUTT) lalu diteruskan melalui Kabupaten Kutai Kartanegara,
saluran udara tegangan Kabupaten Kutai Barat dan
menengah (SUTM)/ saluran Kabupaten Mahakam Ulu, untuk
kabel tanah menengah (SKTM) meningkatkan kehandalan sistem
dan terakhir melewati tegangan kelistrikan dan pelayanan
rendah (TR)/ sambungan rumah terhadap masyarakat PT. PLN
(SR). (Persero) UP3 Samarinda
Pembangkit listrik adalah membutuhkan bahan bakar
sumber energi dari kekayaan minyak bio solar dengan jumlah
alam yang diolah menjadi energi ± 350 kl/bulan, untuk itu PT.
listrik, salah satu pembangkit PLN (Persero) UP3 Samarinda
melaksanakan perjanjian menyelenggarakan
kerjasama dengan PT. Ratah pengangkutan bahan bakar bio
Indah untuk pelaksanaan solar sampai ke tempat tujuan
pengangkutan bahan bakar bio dengan selamat tanpa adanya
solar dengan menggunakan moda penundaan pengiriman barang
kapal tongkang. dan pihak PT PLN membayar
Penjelasan diatas tercipta sejumlah uang sebagai upah
suatu perjanjian pengangkutan, pengangkutan sesuai dengan
yang dimaksud dengan besarnya jumlah upah yang telah
perjanjian adalah “Suatu disepakati dalam perjanjian.
perbuatan dengan nama satu Sesuai dengan tujuan dari
orang atau lebih mengikatkan pengangkutan bahan bakar bio
dirinya terhadap satu orang atau solar itu sendiri dimana pihak
lebih sebagaimana yang diatur perusahaan dalam hal ini adalah
dalam Pasal 1313 KUH Perdata. PT Ratah Indah melakukan
Adapun yang dimaksud pengangkutan ke tempat tujuan
perbuatan disini adalah dengan selamat tanpa ada yang
perbuatan hukum dan yang kurang atau cacat dan PT PLN
dimaksud dengan mengikatkan berkewajiban membayar upah
diri disini adalah saling angkutan. Dalam kenyataannya
mengikatkan diri, sebagai contoh perjanjian pengangkutan barang
dalam perjanjian jual beli penjual mengalami kendala-kendala
terikat untuk menyerahkan yang menimbulkan risiko dalam
barangnya, pembeli terikat untuk pelaksanaannya seperti bahan
membayar harganya. bakar minyak bio solar yang akan
Berdasarkan kondisi riil dikirim terlambat sampai ke
bahwa PT. PLN (Persero) UP3 tempat tujuan dan terdapat
Samarinda telah melakukan kekurangan pada volume bahan
perjanjian kerjasama bakar bio solar yang dikirim
pengangkutan dengan pihak PT sehingga mengakibatkan
Ratah Indah untuk konsumen mengalami kerugian.
Peristiwa itu dapat disebabkan Diharapkan hasil penelitian
oleh faktor internal yaitu dari ini bermanfaat terhadap
pelaku usaha itu sendiri atau pengembangan ilmu hukum dan
faktor eksternal seperti bencana sebagai masukan bagi para
alam. penyelenggara negara dan yang
B. Rumusan Masalah terkait.
Dari hal-hal di atas maka METODE PENELITIAN
penulis tertarik meneliti Jenis penelitian yang digunakan
1. Bagaimana pelaksanaan adalah jenis penelitian hukum empiris
perjanjian pengangkutan bahan dan dapat disebut juga penelitian
bakar minyak bio solar antara lapangan, yaitu mengkaji ketentuan
PT. PLN (Persero) UP3 dengan hukum yang berlaku serta apa yang
PT. Ratah Indah di Samarinda? terjadi kenyataannya di masyarakat.
2. Apa permasalahan yang timbul Atau dengan kata lain yaitu suatu
dalam pelaksanaan perjanjian penelitian yang dilakukan terhadap
pengangkutan bahan bakar keadaan sebenarnya atau keadaan
minyak bio solar antara PT. nyata yang terjadi di masyarakat
PLN (Persero) UP3 dengan PT. dengan maksud untuk mengetahui
Ratah Indah di Samarinda? dan menemukan fakta-fakta dan data
C. Maksud dan Tujuan Penulisan yang dibutuhkan, kemudian pada
1. Untuk mengetahui pelaksanaan akhirnya menuju pada penyelesaian
perjanjian pengangkutan bahan masalah.
bakar minyak bio solar antara PT. HASIL PENELITIAN DAN
PLN (Persero) UP3 dengan PT. PEMBAHASAN
Ratah Indah di Samarinda.
2. Untuk mengetahui permasalahan 1. Pelaksanaan Perjanjian

yang timbul dalam pelaksanaan Pengangkutan Bahan Bakar

perjanjian pengangkutan bahan Minyak Bio Solar Antara PT

bakar minyak bio solar antara PT. PLN (Persero) UP3 dengan PT.

PLN (Persero) UP3 dengan PT. Ratah Indah di Samarinda

Ratah Indah di Samarinda.


Perjanjian pengangkutan Tahap pengangkutan, PT PLN
antara PT PLN (Persero) UP3 akan menyerahkan BBM Bio
Samarinda dengan PT. Ratah Solar kepada PT Ratah Indah
Indah selain atas dasar adanya dengan cara menyerahkan
kesepakatan bersama kedua belah langsung dari PT Pertamina
Pihak juga dituangkan dalam TBBM (Terminal Bahan Bakar
bentuk perjanjian tertulis, ini Minyak) di Samarinda kemudian
dimaksudkan untuk adanya diangkut menuju ke tempat
kepastian hukum dalam penerimaan di lokasi ULPLTD
perlaksanaan perjanjian. tersebar milik PT PLN dengan
Sehingga para pihak mengetahui menggunakan mobil tangki/kapal
kedudukan hukumnya masing- tongkang/kapal SPOB.
masing dalam melakukan hak dan Penyerahan BBM Bio Solar
kewajiban. Perjanjian dimaksud dilakukan berdasarkan
pengangkutan ini berlaku sebagai penyerahan Loading Order
Undang-Undang bagi Pihak- Observed dan/atau Bill of
Pihak yang membuatnya, yaitu PT Loading dengan memakai Berita
PLN (Persero) UP3 Samarinda Acara Penyerahan. Apabila PT
dengan PT. Ratah Indah. Ratah Indah mengalami kendala
Berdasarkan Pasal 1313 Kitab dalam pengangkutan BBM Bio
Undang-Undang Hukum Perdata Solar yang disebabkan oleh
tersebut, Para Pihak yaitu PT PLN kondisi alam (air surut pada
(Persero) UP3 Samarinda dengan musim kemarau), maka PT PLN
PT. Ratah Indah harus dan PT Ratah Indah sepakat
menaati/mematuhi isi dari bahwa biaya pengangkutan
perjanjian pengangkutan tersebut. tambahan ditanggung bersama
Proses penyelenggaraan masing-masing 50%. Kondisi air
pengangkutan meliputi tiga tahap tersebut dibuktikan dengan
kegiatan, yaitu: tahap laporan dari Dinas Perhubungan
pengangkutan, tahap penerimaan, Perum ASDP setempat secara
tahap pengujian dan pengukuran. tertulis.
Pada tahap Penerimaan, Tahap Pengujian dan
Penyerahan BBM Bio Solar Pengukuran, pada tahap ini
dilakukan pada siang dan sore hari dilakukan pemeriksaan keutuhan
maksimal jam 18.00 Wita dengan segel pengaman pada main hole
menggunakan Berita Acara Serah dan kran mobil tangki atau kapal
Terima BBM Bio Solar dari PT tongkang, kemudian dilakukan
Ratah Indah kepada PT PLN yang pemeriksaan mutu BBM Bio
dilampiri dengan bukti Solar dengan menggunakan
penerimaan Barang (TUG 3) dan Water Indicator Pasta dengan
bukti Pemeriksaan barang (TUG disaksikan Pihak PT Ratah Indah
4) dengan batas waktu dan juga PT PLN. Selanjutnya
penyerahan fisik BBM Bio Solar pemeriksaan kelengkapan
sesuai dengan Surat Perintah dokumen mobil/kapal tongkang
Pengangkutan. Apabila keadaan jika salah satu tidak lengkap atau
tidak memungkinkan penyerahan masa berlaku sudah habis maka
dapat dilakukan pada malam hari tidak diijinkan untuk proses
sejauh pengujian dan pengukuran pembongkaran. Hasil pengujian
dilakukan dengan teliti. dan pengukuran BBM Bio Solar
Penyerahan BBM Bio Solar dari harus memenuhi standar mutu
PT Ratah Indah kepada PT PLN sesuai spesifikasi BBM Bio Solar
dilakukan dengan proses bongkar dari PT Pertamina, tidak
habis di mobil/kapal mengandung air dan kotoran serta
tongkang/kapal SPOB, jika jumlah/ volumenya sesuai dengan
terdapat kekurangan fisik BBM yang tercantum dalam Quantity
Bio Solar Quantity Bill of Bill of Loading (B/L) disertai
Loading (B/L) maka PT Ratah Loading Order (LO) yang
Indah harus mengganti diterbitkan oleh PT Pertamina
kekurangan BBM Bio Solar Samarinda.
tersebut dengan jangka waktu Metode pengukuran BBM Bio
7x24 jam. Solar di Unit ULPLTD Tersebar
dilakukan dengan ketentuan apabila unit penerima BBM
sebagai berikut: dilokasi penerima tidak memiliki
a. Untuk unit penerima Flowmeter sebagai alat ukur,
BBM Bio Solar yang sudah maka penerimaan diukur
tersedia alat ukur metode 15°C, volumenya dengan cara sounding
BBM Bio Solar akan dipompakan di tangki induk, hasil pengukuran
kedalam tangki induk sampai kemudian dibandingkan dengan
habis tidak ada BBM tersisa di Quantity Bill of Loading (B/L)
Mobil Tangki/Kapal Tongkang liter obsorved (pengukuran
dengan melalui alat ukur flowmeter) dari PT Pertamina
flowmeter, apabila unit penerima Samarinda.
BBM dilokasi penerima tidak 2. Permasalahan Yang Timbul
memiliki Flowmeter sebagai alat Dalam Pelaksanaan Perjanjian
ukur, maka penerimaan diukur Pengangkutan Bahan Bakar
volumenya dengan cara sounding Minyak Bio Solar Antara PT
di tangki induk, hasil pengukuran PLN (Persero) UP3 dengan PT.
kemudian dikonversikan ke dalam Ratah Indah di Samarinda yaitu
15°C dengan menggunakan alat Adanya keterlambatan
Hidrometer dan Gelas ukur untuk pengiriman bahan bakar minyak
mengetahui suhu dan densitinya Bio Solar dan adanya selisih /
kemudian dibandingkan dengan kekurangan volume pengiriman
Quantity Loading Order 15°C BBM Bio Solar yang diakibatkan
dari PT Pertamina Samarinda. oleh kondisi alam seperti cuaca
b. Untuk unit penerima yang buruk atau hujan yang
BBM Bio Solar belum tersedia mengakibatkan perairan Sungai di
alat ukur metode 15°C, BBM Bio Wilayah Kabupaten Mahakam
Solar akan dipompakan kedalam Ulu yang tidak menentu sehingga
tangki induk sampai habis tidak pengiriman Bahan Bakar Minyak
ada BBM tersisa di Mobil Bio Solar mengalami
Tangki/Kapal Tongkang dengan keterlambatan.
melalui alat ukur flowmeter,
Terkait dengan terjadinya C. 10 Perjanjian Pengangkutan
keterlambatan pengiriman BBM BBM Bio Solar Nomor :
Bio Solar pada prinsipnya 0053.PJ/DAN.01.03/B14040000/
ditentukan adanya kondisi cuaca 2020.
pada saat itu, oleh sebab itu PENUTUP
penulis berkesimpulan A. Kesimpulan
berdasarkan kondisi real Pelaksanaan Perjanjian
dilapangan kejadian tersebut Pengangkutan Bahan Bakar
termasuk dalam akibat keadaan Minyak Bio Solar Antara PT
kahar/ force majure hal ini PLN (Persero) UP3 dengan PT.
dibuktikan oleh PT Ratah Indah Ratah Indah di Samarinda
dengan adanya surat tertulis dari dilaksanakan sesuai dengan
Dinas Perhubungan Samarinda, perjanjian yang telah disepakati
sehingga semua keterlambatan oleh Kedua belah Pihak, yang
atau kegagalan tersebut tidak akan isinya memuat tentang hak dan
mengakibatkan tuntutan ganti rugi kewajiban antara kedua belah
atas kerugian-kerugian yang pihak dan juga prosedur teknis
diderita oleh pihak lainnya. pelaksanaan pekerjaan mulai
Selanjutnya terkait dengan dari tahap Pengangkutan,
adanya selisih volume antara Penerimaan, Pengujian dan
jumlah BBM Bio Solar yang Pengukuran. Dan terkait dengan
tercantum dalam Bill of Loading terjadinya keterlambatan
(B/L) dan Loading Order Liters pengiriman BBM Bio Solar pada
15°C dengan fisik yang diterima prinsipnya ditentukan adanya
oleh PT PLN, maka kekurangan kondisi cuaca pada saat itu,
tersebut menjadi tanggung jawab berdasarkan kondisi real
Pihak Pengangkut dan wajib dilapangan kejadian tersebut
mengganti selisih / kekurangan termasuk dalam akibat keadaan
BBM Bio Solar tersebut dalam kahar/ force majure hal ini
waktu 7 x 24 jam, hal ini tertuang dibuktikan oleh PT Ratah Indah
di dalam Lampiran 1 Romawi II. dengan adanya surat tertulis dari
Dinas Perhubungan Samarinda, Martha Eri Safira, 2017, Hukum
Perdata, CV. Nata Karya,
sehingga semua keterlambatan
Ponorogo
atau kegagalan tersebut tidak
…………., 2017, Hukum
akan mengakibatkan tuntutan Dagang Dalam Sejarah dan
ganti rugi atas kerugian- Perkembangannya di
Indonesia, CV. Nata
kerugian yang diderita oleh Karya, Ponorogo
pihak lainnya dan terkait dengan
Mariam Firdaus Badrulzaman,
adanya selisih volume antara 2009, Kompilasi Hukum
jumlah BBM Bio Solar yang Perikatan, PT Citra Aditya
Bakti, Bandung
tercantum dalam Bill of Loading
(B/L) atau Loading Order Liters Mulyoto, 2012, Perjanjian,
Cakrawala media,
15°C dengan fisik yang diterima Yogyakarta
oleh PT PLN, maka kekurangan
Munir Fuady, 2015 Konsep
tersebut menjadi tanggung Hukum Perdata, PT Raja
Grafindo Persada, Jakarta,
jawab Pihak Pengangkut dan
wajib mengganti selisih / R. Subekti, 2005, Hukum
Perjanjian, PT. Intermasa,
kekurangan BBM Bio Solar Jakarta
tersebut dalam waktu 7 x 24 jam.
…………., 2003, Pokok-pokok
DAFTAR PUSTAKA Hukum Perdata, PT.
1. Buku Bacaan Intermasa, Jakarta

Abdulkadir Muhammad, 2004, Salim. HS, 2005, Hukum


Hukum dan Penelitian Kontrak Teori dan
Hukum, PT. Citra Aditya Penyusunan Kontrak, Sinar
Bakti, Bandung Grafika, Jakarta

Dedi Ismatullah, 2011, Hukum Sigit Sapto Nugroho dan Hilman


Perikatan, Cet. X, CV Syahrial Haq, 2019,
Pustaka Setia, Bandung Hukum Pengangkutan
Indonesia, Navida,
Jamal Wiwoho dan Anis Surakarta
Mashdurohatun, 2017,
Hukum Kontrak, Ekonomi Wirjono Prodjodikoro, 2004,
Syariah dan Etika Bisnis, Asas-asas Hukum
Undip Press, Semarang Perjanjian, Cet. VII, Sumur
Bandung, Bandung
2. Peraturan Perundang- Peraturan Direksi PT PLN
(Persero) Nomor:
Undangan
0022.P/DIR/2020 Tentang
Pedoman Pengadaan
Undang - Undang Dasar Barang / Jasa PT PLN
Republik Indonesia Tahun (Persero)
1945

Kitab Undang-Undang Hukum


Perdata

Kitab Undang-Undang Hukum


Dagang

Undang - Undang Republik


Indonesia Nomor 23 Tahun
2007 Tentang
Perkeretaapian

Undang - Undang Republik


Indonesia Nomor 27 Tahun
2008 Tentang Pelayaran

Undang - Undang Republik


Indonesia Nomor 1 Tahun
2009 Tentang Penerbangan

Undang - Undang Republik


Indonesia Nomor 22 Tahun
2009 Tentang Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan

Peraturan Pemerintah Republik


Indonesia Nomor 22 Tahun
2011 Tentang Perubahan
atas Peraturan Pemerintah
Nomor 20 Tahun 2010
Tentang Angkutan di
Perairan

Peraturan Pemerintah Republik


Indonesia Nomor 61 Tahun
2016 Tentang Perubahan
atas Peraturan Pemerintah
Nomor 72 Tahun 2009
Tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Kereta Api

You might also like