Professional Documents
Culture Documents
Tugas Kelompok Ips
Tugas Kelompok Ips
NAMA KELOMPOK
NAMA ANGGOTA
1. MARVEL DS.MANURUNG
CONTOH BENTUK KERJA SAMA ASEAN DIBIDANG PENDIDIKAN , EKONOMI, SOSIAL,
POLITIK, BUDAYA
Bentuk Kerja Sama ASEAN di Bidang Ekonomi – Kodrat manusia sebagai makhluk sosial ternyata
tak hanya terejawantah dalam hubungan antarmanusia, tapi juga antarnegara. ASEAN menjadi salah
satu kerja sama antarnegara yang diperhitungkan karena kian menunjukkan posisi strategisnya.
Salah satu wujud kerja samanya adalah pada bidang ekonomi. Nah, apa sajakah bentuk kerja sama
ASEAN di bidang ekonomi? Yuk simak penjelasannya di bawah ini!
Sebelum kita kupas lebih lanjut tentang kerja sama ekonomi tersebut, kita perlu mengetahui lebih
detail terlebih dahulu apa itu ASEAN dan bagaimana sejarah berdirinya.
ASEAN adalah singkatan dari Association of Southeast Asian Nations. Perhimpunan Bangsa-bangsa
Asia Tenggara, demikian terjemahannya. ASEAN merupakan organisasi di tingkat kawasan yang
menjadi wadah kerja sama bagi sepuluh negara di wilayah Asia Tenggara.
Organisasi ini dibentuk oleh lima negara, yaitu, Thailand, Filipina, Singapura, Malaysia, dan
Indonesia. Secara resmi ASEAN didirikan dengan penandatanganan Deklarasi Bangkok pada 8
Agustus 1967.
Sesuai namanya, deklarasi tersebut dihelat di Bangkok, Thailand. Saat itu masing-masing negara
diwakili oleh para Menteri Luar Negeri-nya. Indonesia diwakili oleh Adam Malik, Thailand oleh
Thanat Khoman, Narsisco Ramos mewakili Filipina, S. Rajaratnam menjadi wakil dari Singapura, dan
Malaysia diwakili oleh Tun Abdul Razak.
Sebagai perwakilan dari Indonesia, Adam Malik beperan aktif merancang, menyusun, berdirinya
organisasi ASEAN tepatnya pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok, Thailand. Keseluruhan ceritanya
dapat kamu baca pada buku Seri Pemipin Bangsa-Adam Malik Aktor Deklarasi ASEAN.
Deklarasi Bangkok menjadi bukti komitmen yang kuat dari lima negara pendiri ASEAN untuk
menciptakan kawasan yang aman, damai, sejahtera, dan stabil.
Wacana untuk membentuk wadah bagi negara-negara di Asia Tenggara itu mengemuka karena pada
kurun waktu 1960-an kawasan tersebut diwarnai situasi yang rawan konflik.
Adanya perebutan wilayah untuk menyebarkan pengaruh ideologi yang dilakukan oleh negara-
negara besar adalah salah satu di antaranya. Belum lagi negara-negara di kawasan Asia Tenggara ini
juga harus menghadapi konflik di antara mereka sendiri.
Konflik-konflik seperti ini jika terus dibiarkan, dapat mengancam stabilitas kawasan dan
menghambat jalannya pembangunan.
Seiring dengan makin berkembangnya organisasi ASEAN, lima negara Asia Tenggara lainnya pun
menyusul bergabung secara bertahap.
Brunei Darussalam bergabung pada 8 Januari 1984, kemudian Vietnam bergabung sebelas tahun
berikutnya, yaitu pada tahun 1995 tepatnya tanggal 28 Juli. Laos dan Myanmar masuk bersamaan
dua tahun kemudian yaitu pada 23 Juli 1997. Bergabungnya Kamboja pada 30 April tahun 1999
melengkapi sepuluh negara anggota ASEAN.
Secara garis besar, ASEAN dibentuk untuk mewujudkan kerjasama, kesejahteraan dan perdamaian di
kawasan Asia Tenggara. Namun, secara mendetail tujuan berdirinya ASEAN termaktub dalam
Deklarasi Bangkok, yaitu:
Mempercepat laju pertumbuhan ekonomi, pengembangan kebudayaan, serta kemajuan sosial lewat
usaha secara bersama dengan semangat persahabatan dan kesamaan guna memperkokoh landasan
masyarakat Asia Tenggara yang damai sejahtera
Memperkuat hubungan saling bantu dan kerja sama aktif dalam mengatasi persoalan-persoalan
dalam koridor kepentingan bersama di berbagai bidang, seperti, ilmu pengetahuan, teknik,
administrasi, serta terutama ekonomi dan sosial
Menguatkan stabilitas dan perdamaian wilayah dengan cara saling menghormati ketertiban hukum
dan keadilan dalam hubungan antarnegara di kawasan Asia Tenggara, serta menuruti prinsip-prinsip
dalam Piagam PBB
Saling membantu antarnegara dalam menyediakan bermacam saran penelitian dan pelatihan dalam
sektor profesi, teknik, pendidikan, dan administrasi
Meningkatkan efektivitas kerja sama untuk menguatkan pemanfaatan industri dan pertanian
antarnegara, melakukan ekspansi terhadap perdagangan dan pelaksanaan kajian terhadap
komoditas internasional, memperbaiki fasilitas komunikasi dan pengangkutan, serta meninggikan
taraf hidup masyarakat
Menyukseskan proses kajian tentang kawasan Asia Tenggara
Membangun dan merawat kerja sama yang kuat dan bermanfaat dengan beragam organisasi—baik
di tingkat regional maupun internasional—yang memiliki visi dan tujuan yang sama, serta
memelihara semua kemungkinan untuk membangun hubungan yang erat antara negara-negara
ASEAN.
C. Pendorong Kerja Sama Antar Negara-negara ASEAN
Menjalin kerja sama antarnegara tidaklah mudah, ada banyak hal yang perlu menjadi perhatian.
Demikian juga dengan negara-negara di Asia Tenggara ini.
Kerja sama yang mereka bangun di ASEAN pastilah memiliki dasar yang kuat. Sekurangnya ada dua
faktor utama yang menjadi pendorong terjadinya kerja sama antar negara-negara ASEAN. Dua faktor
tersebut adalah:
Meski berada pada kawasan yang sama, tapi pada kenyataannya negara-negara ASEAN tidak
mempunyai keseragaman dalam sumber daya alam.
Sebagai contoh, Singapura dengan Indonesia. Jarak yang tak seberapa jauh antara kedua negara ini
tak lantas membuat Singapura mempunyai kekayaan hasil tambang sebanyak Indonesia. Namun, di
sisi lain, Indonesia masih kalah dalam penataan manajemen pelabuhan dibanding Singapura.
Dengan demikian keduanya pada akhirnya sama-sama diuntungkan. Proses ekspor hasil tambang
Indonesia harus melewati pelabuhan Singapura. Hal tersebut karena si Kota Singa ini terletak di
posisi strategis pada jalur perdagangan dunia, yang menghubungkan kawasan Asia Tenggara dengan
negara-negara di Benua Eropa.
Selain sumber daya alam yang terkandung di perut bumi, sumber daya pangan juga dapat menjadi
alasan pendorong kerja sama antarnegara dalam satu kawasan. Pada kasus ASEAN, adanya sumber
daya pangan yang berbeda di negara-negara anggotanya membuat mereka bekerja sama.
Sebagai contoh, Indonesia menjual hasil pertaniannya ke Singapura. Namun, pada saat yang sama,
negara kita juga membeli beras dari Thailand juga Myanmar untuk mencukupi kebutuhan konsumsi
dalam negeri.
Seperti namanya, wilayah Asia Tenggara adalah beberapa negara yang berada di Benua Asia bagian
tenggara. Secara geografis, negara-negara tersebut dikelilingi oleh dua benua yaitu daratan Benua
Asia dan Benua Australia, serta dua samudra yaitu Samudra Hindia dan Samudra Pasifik
Karena persamaan letak geografis itulah sejumlah negara dalam satu wilayah biasanya membangun
hubungan kerja sama. Hal ini bertujuan untuk menjaga keamanan dan stabilitas kawasan pada
umumnya dan negara itu sendiri khususnya. ASEAN adalah salah satu contoh dari kerja sama karena
persamaan geografis tersebut.
D. Hasil Kerja Sama ASEAN
Aktifnya para negara anggota ASEAN dalam bekerja sama satu dengan yang lain pun akhirnya
membuahkan hasil yang bisa dinikmati bersama. Kerja sama antara negara-negara anggota ASEAN
itu dilakukan di hampir seluruh bidang kehidupan. Berikut ini adalah beberapa contoh dari hasil kerja
sama ASEAN tersebut:
ASEAN berhasil mendirikan beberapa pabrik untuk kepentingan bersama. Sejumlah pabrik tersebut
beserta lokasinya adalah:
Untuk menambah manfaat bagi negara-negara anggotanya, ASEAN pun menjajaki kerja sama
dengan negara-negara maju lainnya. Jepang menjadi target kerja sama ini. Di Kota Tokyo, ibu kota
Negeri Sakura ini, ASEAN telah berhasil mendirikan tempat promosi bagi pariwisata, investasi, dan
perdagangan negara-negara anggotanya.
Penyelesaian pertikaian wilayah di Laut Cina Selatan adalah salah satu bentuk kerja sama negara-
negara ASEAN di bidang keamanan. Selain itu, ASEAN juga telah berhasil membentuk Zone of Peace,
Freedom, and Neutrality yang disingkat ZOPFAN, artinya adalah Zona Bebas dan Netral. ZOPFAN ini
dibentuk untuk melindungi kedaulatan dari negara-negara anggota ASEAN.
Masyarakat Ekonomi ASEAN atau yang biasa disingkat dengan MEA, disebut dalam bahasa
internasional dengan ASEAN Economic Community (AEC). MEA dibentuk dengan tujuan untuk
mewujudkan pembauran ekonomi di kawasan ASEAN.
Integrasi ekonomi tersebut meliputi wilayah Asia Tenggara yang aman dengan level dinamika
pembangunan yang lebih tinggi dan sudah terintegrasi, menekan angka kemiskinan masyarakat
ASEAN, serta mengupayakan pertumbuhan ekonomi untuk memperoleh kemakmuran yang
berkelanjutan dan merata.
Buku berjudul Menuju Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 ini hadir untuk memberikan berbagia
informasi seputar MEA 2015 dan berbagai peluang dan juga tantangan di baliknya.
Untuk mewujudkan hal tersebut, MEA mempunyai empat karakter utama, yaitu basis produksi dan
pasar tunggal, kawasan ekonomi yang memiliki daya saing tinggi, wilayah dengan pemerataan
pembangunan ekonomi, serta wilayah regional yang menyatu secara penuh dengan ekonomi dunia.
Dalam MEA ada beberapa pilar komunitas ekonomi yang menyokongnya. Pilar-pilar tersebut
merupakan bentuk hubungan kerja sama guna mendalami dan meluaskan integrasi ekonomi, baik di
dalam kawasan ASEAN maupun dengan negara-negara di luar kawasan ASEAN.
Keempat pilar tersebut termaktub dalam dokumen cetak biru yang disetujui dalam ASEAN Economic
Minister Meeting (AEM) ke-38. Pertemuan tersebut digelar di Kuala Lumpur, Malaysia pada bulan
Agustus tahun 2006.
Setiap anggota ASEAN pasti selalu mendapatkan manfaat dari hasil kerja sama antar anggota begitu
juga Indonesia. Lalu, manfaat apa saja yang dirasakan oleh Indonesia setelah melakukan kerja sama
ASEAN?
Setiap anggota ASEAN dalam melakukan kerja sama memiliki prinsip-prinsip yang harus dipegang.
Berikut ini prinsip-prinsip kerja sama ASEAN.
Setiap anggota ASEAN tidak boleh ikut campur urusan dalam negeri dari anggota ASEAN lainnya.
Setiap kerja sama ASEAN harus diwujudkan secara berguna, efektif, efisien, dan rasional.
Saling menghormati kedaulatan, kesetaraan, kemerdekaan, dan integritas dari setiap negara
anggota.
Apabila ada permasalahan antar anggota, harus diselesaikan tanpa menggunakan senjata yang bisa
menimbulkan konflik dan peperangan.
Hubungan kerja sama antara negara-negara ASEAN kian menguat dari tahun ke tahun. Beragam
inovasi pun dihasilkan dari rangkaian kerja sama tersebut. Dengan kata lain, manfaat kerjasama
ASEAN di bidang ekonomi adalah bisa memperkuat perkenomian di ASEAN. Untuk lebih jelasnya,
berikut ini adalah contoh kerja sama ASEAN di bidang ekonomi yang telah terjalin:
1. Kerja Sama ASEAN di Sektor Industri Melalui ASEAN Industrial Cooperation (AICO)
Kerja sama yang dilakukan melalui AICO ini diwujudkan dengan membangun sejumlah sentra
industri di beberapa negara—seperti yang telah disebutkan di atas—, yaitu:
ASEAN Vaccine Project , pabrik yang memproduksi vaksin ini berdiri di Singapura
ASEAN Urea Project , pabrik pupuk urea ini telah dibangun di Malaysia
ASEAN Aceh Fertilizer Project , sesuai namanya sentra industri pupuk ini berdiri di Aceh, Indonesia
ASEAN Copper Fabrication Project , yaitu pabrik industri tembaga yang berdiri di Filipina
Rock Salt Soda Ash Project , merupakan pabrik yang memproduksi abu soda, berkedudukan di
Thailand.
2. Kerja Sama ASEAN di Sektor Cadangan Pangan
ASEAN memiliki dua lumbung padi utama, yaitu Vietnam dan Thailand. Kedua negara itu pun
terus berkomitmen untuk menjadi penyedia cadangan pangan bagi negara-negara tetangga
mereka, anggota ASEAN yang lain.
Selain kedua lumbung padi itu, negara-negara lainnya, seperti, Singapura, Malaysia, Filipina, dan
Indonesia juga memiliki komitmen untuk menyediakan cadangan pangan dalam kondisi darurat.
3. Kerja Sama ASEAN Melalui Kawasan Perdagangan Bebas, ASEAN Free Trade Area (AFTA)
Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN atau ASEAN Free Trade Area (AFTA) adalah satu bentuk kerja
sama yang berfungsi membantu produsen dari sektor produksi di tingkat lokal untuk
mendapatkan fasilitas yang bersifat khusus.
Sebagai contoh, mereka berhak untuk mendapatkan Tarif Efektif Bersama—atau Common Effective
Preferential Tariff —hanya sebesar 5%—10% per produk. Ketentuan ini berlaku baik untuk produk
impor maupun ekspor.
AFTA sangat berperan penting dalam proses perdagangan antara negara-negara anggota ASEAN.
Dengan kerja sama ini, sejumlah kendala perdagangan dapat teratasi.
Pada gilirannya, secara tidak langsung kerja sama ini juga dapat membantu memperbaiki daya saing
produk buatan lokal dari negara-negara anggota di pasar ASEAN.
Kerja sama ASEAN dalam bidang perdagangan ini tidak hanya berlaku untuk produk berupa
komoditas atau barang saja. Produk jasa pun diberlakukan pula, dengan varian yang cukup
bervariasi. Sebut saja produk jasa berupa telekomunikasi dan transportasi, keuangan, serta
pariwisata, semuanya dapat diakomodir oleh AFTA.
Kerja sama ASEAN yang dilakukan di sektor ekonomi pariwisata ini dapat menjadi jembatan untuk
memajukan dan melestarikan budaya lokal masing-masing negara anggota ASEAN.
Hal itu menjadi penting, mengingat para wisatawan baik domestik maupun mancanegara sangat
tertarik dengan budaya lokal ini. Karena itulah budaya menjadi salah satu yang terus dikembangkan
dan menjadi daya tarik di sektor pariwisata ini.
Tak hanya sebatas memperkenalkan, tetapi program ini juga melakukan upaya untuk mendalami
pola pikir dan menyambungkan dialog antarbudaya dari masing-masing anggota ASEAN.
Selain pariwisata, kompetisi olahraga antarnegara ternyata juga mampu menarik wisatawan.
Karenanya kerja sama pada sektor ini pun tak hanya menarik perhatian, tetapi juga strategis.
Salah satu gelaran olahraga yang banyak diminati adalah SEA Games atau Southeast Asian Games,
yaitu ajang kompetisi olahraga dua tahunan di antara negara-negara anggota ASEAN.
Pusat Promosi ASEAN saat ini telah dibuka di Jepang. Harapannya, negara yang pesat kemajuannya
ini dapat meningkatkan ekspor negara-negara anggota ASEAN ke dalam negerinya. Di samping itu,
promosi di Jepang juga dimaksudkan untuk menarik investor dari Negeri Sakura itu ke negara-negara
ASEAN.
Demikianlah ulasan tentang ASEAN dan kerja sama ASEAN di bidang ekonomi yang perlu kita
ketahui. Bagi Indonesia sendiri banyak manfaat yang didapatkan dengan bergabung dan aktif di
ASEAN. Tak hanya ekonomi, manfaat kerja sama untuk Indonesia juga meliputi sektor sosial, budaya,
politik, dan keamanan. Semuanya itu dapat kita nikmati bersama sebagai warga negara dan
masyarakat ASEAN.
Agar lebih memahami lagi bentuk kerjasama dalam organisasi ASEAN ini, buku Kontrak Bisnis Di
ASEAN oleh Sophar Maru Hutagalung dapat membantu Grameds di bidang bisnis & ekonomi.
Bukan hanya dalam bidang ekonomi saja, kerja sama ASEAN juga dilakukan pada bidang politik,
yaitu:
Di bawah ini akan dijelaskan lebih lanjut tentang kerjasama ASEAN di bidang pendidikan.
1. Pertukaran Pelajar
Kerja sama ASEAN yang pertama adalah adanya pertukaran pelajar yang membuat para pelajar
menjadi semangat dalam melakukan kegiatan belajat. Pertukaran pelajar ini biasanya dilakukan
dalam ASEAN University Network. Adapun durasi dari pertukaran pelajar berbeda-beda
tergantung dari kesepakatan lembaga pendidikan dari anggota ASEAN. Contoh, pertukaran
pelajar dapat dilakukan dalam waktu 1 semester dan ada juga yang dilakukan dalam waktu 3
bulan saja.
Bukan hanya dalam ASEAN saja, tetapi dari luar negara-negara ASEAN juga memberikan beasiswa
untuk pelajar-pelajar negara berkembang.
Organisasi tersebut memiliki tujuan berupa meningkatkan kualitas pendidikan Asia Tenggara. Selain
itu, berfungsi juga sebaga kesetaraan pendidikan setiap masyarakat Asia Tenggara.
4. Olimpiade Pendidikan
Dalam hal ini, pelajar-pelajar ASEAN bisa ikut serta dalam olimpiade pendidikan, sehingga tingkat
pendidikan di Asia Tenggara bisa terus mengalami peningkatan. Dengan adanya kerja sama
ASEAN berupa olimpiade pendidikan, maka pelajar-pelajar ASEAN tak menutup kemungkinan bisa
ikut olimpiade ke tingkat yang lebih tinggi lagi.
Setiap anggota ASEAN juga melakukan kerja sama di bidang sosial dengan tujuan meningkatkan
kesejahteraan masayarakat Asia Tenggara. Bentuk kerja sama ASEAN di bidang sosial sebagai berikut
Anggota ASEAN juga bekerja sama di bidang budaya. Berikut ini contoh kerja sama ASEAN di bidang
budaya.
4. Film dan Penghargaan Festival Internasional ASEAN (ASEAN Internastional Festival Film and
Award)
ASEAN juga memiliki penghargaan untuk film, sehingga film-film dari anggota ASEAN bisa dikenal
oleh masyarakat ASEAN lainnya. Berkat adanya festival ini, maka perfilman pada negara-negara
ASEAN bisa terus mengalami kemajuan.
1. Kerja Sama di Sektor Industri Melalui ASEAN Industrial Cooperation (AICO). ASEAN Vaccine
Project , pabrik yang memproduksi vaksin ini berdiri di Singapura ASEAN Urea Project , pabrik
pupuk urea ini telah dibangun di Malaysia.
2. Kerja Sama di Sektor Cadangan Pangan ASEAN memiliki dua lumbung padi utama, yaitu Vietnam
dan Thailand. Kedua negara itu pun terus berkomitmen untuk menjadi penyedia cadangan
pangan bagi negara-negara tetangga mereka, anggota ASEAN yang lain.
3. Kerja Sama Melalui Kawasan Perdagangan Bebas, ASEAN Free Trade Area (AFTA). Sebagai
contoh,
mereka berhak untuk mendapatkan Tarif Efektif Bersama—atau Common Effective Preferential
Tariff —hanya sebesar 5%—10% per produk.
4. Kerja Sama di Bidang Ekonomi Pariwisata.
5. Dibentuknya Pusat Promosi ASEAN
Hasil kerjasama yang berbentuk infrastruktur: Pabrik pupuk ASEAN didirikan di Indonesia Pabrik
pupuk urea-amoniak berlokasi di Malaysia Pabrik tembaga ASEAN dibangun di Filipina Pabrik abu
soda berdiri di Thailand Pabrik vaksin untuk penyakit Hepatitis di Singapura
6 Faktor Pendorong Kerja Sama Antarnegara dan penghambat nya Indonesia merupakan salah satu
negara pendiri Association of Southeast Asian Nations atau ASEAN. Negara-negara ASEAN bekerja
sama untuk memajukan Asia Tenggara di berbagai bidang. Tahukah kamu, apa faktor pendorong
kerjasama antarnegara ASEAN dan faktor penghambatnya?
Kerja sama antar negara ASEAN dilakukan dalam bidang sosial, politik, budaya, pendidikan, dan lain-
lain. Kerja sama negara-negara ASEAN juga membantu mencapai kesepakatan bersama dan
meminimalisasi masalah yang timbul karena interaksi di berbagai bidang.
Kerja sama antar negara ASEAN terjadi karena sejumlah faktor pendorong dan faktor penghambat.
Berikut faktor pendorong dan penghambat kerja sama antarnegara ASEAN seperti dikutip dari buku
Ilmu Pengetahuan Sosial SMP/MTs Kelas VIII dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Faktor pendorong kerja sama antar negara ASEAN dan faktor penghambatnya
A. Faktor pendorong
Faktor pendorong kerja sama antarnegara ASEAN yaitu:
B. Faktor penghambat
Faktor penghambat kerja sama di kawasan ASEAN antara lain:
1. Perbedaan Ideologi
Perbedaan ideologi dapat menjadi faktor penghambat terjadinya kerja sama antar negara. Tetapi,
faktanya, saat ini hampir tidak ada negara ASEAN yang menutup diri dari kerja sama antarnegara
ASEAN.
3. Kebijakan protektif
Suatu negara dapat menerapkan kebijakan yang bertujuan melindungi kepentingan dalam negeri
dan meningkatkan daya saing. Contohnya, sebuah negara tidak menerima impor hasil pertanian
karena dapat mempengaruhi kondisi pendapatan hasil pertanian di dalam negerinya.
Dampak kebijakan di atas dapat mempengaruhi hubungan antarnegara. Dengan demikian, sebuah
kebijakan protektif dapat menghambat kerja sama antarnegara ASEAN.
Perbedaan kepentingan tiap negara dapat menghambat kerja sama antar negara.
Nah, sudah tahu ya detikers apa saja faktor pendorong kerjasama antarnegara ASEAN dan faktor
penghambatnya
Ada beragam konflik di Asia Tenggara - termasuk kudeta militer di Myanmar; masihkah ASEAN
relevan?
Kudeta militer di Myanmar awal bulan ini menjadi tantangan terbaru bagi ASEAN.
Sejak berdiri pada 1967, Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara – lebih dikenal sebagai
ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) – memiliki misi untuk menciptakan stabilitas dan
keamanan regional serta mempercepat pertumbuhan ekonomi dan pembangunan sosial di kawasan.
Misi ini berulang kali menghadapi tantangan, mulai dari infiltrasi komunisme di era Perang Dingin,
konflik di Laut Cina Selatan, sengketa wilayah negara, terhambatnya penerapan pasar bebas, hingga
belum mengakarnya rasa memiliki di antara warga negara-negara anggota.
Sikap ASEAN terhadap kudeta di Myanmar terbelah dan lemah. Filipina, Kamboja, dan Thailand
memilih untuk menunggu sebelum menentukan sikap. Vietnam, Brunei Darussalam, dan Laos
cenderung diam. Indonesia dan Malaysia hanya menyatakan keprihatinan dan menyarankan dialog.
Sikap ASEAN tersebut menuai kritik dari berbagai kalangan karena dianggap tidak bisa berbuat
banyak soal kudeta di Myanmar.
Sebagai contoh, konflik Rohingnya di Myanmar berdampak ke negara-negara ASEAN lain karena
banyak orang Rohingnya yang mengungsi ke Thailand, Malaysia, dan Indonesia.
Prinsip non-intervensi juga menghambat penyelesaian isu politik-keamanan lainnya.
Dalam konflik Laut Cina Selatan, misalnya, ASEAN “hanya” menghimbau untuk menahan diri dan
mengutamakan dialog. Terakhir, ASEAN mencoba menengahi dengan memulai membuat tata
berperilaku di Laut Cina Selatan.
Contoh lainnya ialah konflik perbatasan Kamboja-Thailand akibat sengketa terhadap Kuil Preah
Vihear pada 2008 yang sempat pecah menjadi konflik bersenjata. Peran ASEAN ketika itu hanya
melakukan mediasi konflik tersebut tanpa ada keputusan mengikat.
Meski tidak mengungkapkan secara gamblang memihak Barat, pemrakarsa ASEAN tegas menolak
masuknya pengaruh komunisme, sehingga ASEAN dibentuk untuk mencegah paham tersebut masuk.
Tiga belas tahun lalu, ASEAN memperbarui visinya yang telah termaktub sejak 1967 dalam Deklarasi
Bangkok ke dalam Piagam ASEAN 2008. Dalam piagam tersebut, ASEAN mulai melihat bahwa isu
demokrasi, tata kelola pemerintahan, dan HAM perlu diprioritaskan. Namun, apakah tujuan baru
ASEAN telah diterapkan?
Selama ini, ASEAN cenderung bersikap setengah-setengah dalam menyikapi konflik dalam negeri
negara anggota yang terkait pelanggaran HAM. ASEAN terlibat dalam isu-isu yang sedang marak di
suatu negara anggota – melalui forum dialog, misalnya, namun tindakan ASEAN tidak bisa mengikat
negara yang terlibat dalam isu tersebut. Sehingga meski ASEAN ikut membicarakan isu yang terjadi,
persoalan tidak terselesaikan. Prinsip non-intervensi kembali menjadi penghalang ASEAN untuk
mengimplementasikan visi yang telah diperbarui. Sebagai contoh, dalam isu pelanggaran hak asasi
manusia (HAM) di Rohingnya, negara anggota ASEAN melakukan tindakan namun hanya sebatas
diskusi bilateral atau menggunakan forum Komisi Antar-Pemerintah ASEAN untuk HAM (ASEAN
Intergovernmental Commission on Human Rights, atau AICHR).
ASEAN sebagai organisasi juga hanya meminta Myanmar untuk selalu menginformasikan kondisi
terkini serta menawarkan bantuan jika dibutuhkan, tapi tidak bertindak langsung untuk
memfasilitasi pengungsi di kawasan terdampak atau menekan pemerintah Myanmar untuk
bertindak non-koersif.
Belum ada totalitas dari ASEAN untuk menyelesaikan persoalan HAM yang menimpa masyarakat
Rohingya karena terhalang oleh prinsip non-intervensi. Padahal, di saat yang sama, ASEAN
berkomitmen untuk menegakkan nilai-nilai kemanusiaan.
Sementara itu, bila ASEAN memang lebih mementingkan aspek ekonomi, ASEAN lebih baik fokus
bergerak dalam menciptakan zona perdagangan bebas di kawasan Asia Tenggara dan
mengesampingkan urusan politik dan keamanan. Jika ASEAN memang ingin menjaga stabilitas politik
regional, ASEAN perlu menegaskan kepada lingkungan internasional bahwa ASEAN tidak
mencampuri urusan politik domestik jika negara yang bersangkutan tidak mengizinkan.
Dalam isu kudeta di Myanmar, misalnya, ASEAN lebih baik memberikan pernyataan tegas kepada
publik bahwa apa yang terjadi di Myanmar bukan kewenangan organisasi tersebut.
Implementasi lainnya adalah ASEAN tidak perlu berinisiatif membuka diskusi tentang isu demokrasi
Myanmar, kecuali memang diminta oleh Myanmar dan disetujui negara anggota ASEAN lainnya.
Posisi Indonesia
Apapun perubahan dalam tujuan ASEAN, Indonesia tetap perlu mempertahankan pengaruhnya di
Asia Tenggara. MWalaupun dominasi peran Indonesia sempat memudar di awal era Reformasi,
Indonesia tetap dianggap sebagai motor utama ASEAN. Dengan tetap menjadi pemimpin di Asia
Tenggara, Indonesia punya peluang lebih besar untuk menyalurkan kepentingannya di level
internasional. Jika Indonesia tetap ingin memperjuangkan integrasi ASEAN, Indonesia perlu fokus
memperkuat rezim pasar bebas di Asia Tenggara.Selain itu, Indonesia perlu menggerakkan ASEAN
untuk menciptakan budaya berbagi seperti merealisasikan pertukaran mahasiswa dalam kawasan
Asia Tenggara, mencontoh program Erasmus di kawasan Uni Eropa.
Dengan menjalankan integrasi ekonomi dan sosial-budaya, integrasi kawasan lebih mungkin tercipta
ketimbang berkutat pada persoalan politik keamanan terus-menerus