Professional Documents
Culture Documents
Jurnal 2 (s3) Jurnal Aplikasi Teknik Sipil
Jurnal 2 (s3) Jurnal Aplikasi Teknik Sipil
Jurnal 2 (s3) Jurnal Aplikasi Teknik Sipil
Abstrak
Desain pelimpah samping berpotensi menimbulkan aliran helicoidal. Aliran tersebut
berpotensi meningkatkan beban hidrodinamis pada struktur pelimpah. Untuk mencegah
hal tersebut maka saluran pengarah aliran harus didesain kecepatan alirannya maksimal
4 meter/detik. Desain kedalaman saluran pengarah aliran dianggap mampu
mengendalikan kecepatan aliran yang terjadi sehingga perlu dilakukan penelitian dari
pengaruhnya. Pada penelitian ini dilakukan dengan pemodelan numerik karena memiliki
kelebihan yaitu efisiensi waktu dan biaya penelitian. Pemodelan numerik menggunakan
program OpenFOAM karena merupakan program opensource. Data yang dibutuhkan
yaitu dimensi, debit, dan tinggi muka air penelitian sebelumnya. Penelitian ini bertujuan
untuk memperoleh parameter sensitivitas model, menganalisis model numerik terhadap
model eksperimen berdasarkan profil muka air, menganalisis hubungan antara rasio
kedalaman bendungan dan kedalaman saluran pengarah aliran terhadap parameter
hidraulikanya. Didapatkan hasil bahwa model numerik dengan OpenFOAM memiliki
performa yang baik. Hal tersebut ditunjukkan oleh rata-rata nilai RMSE untuk setiap
simulasi yaitu 0,996 dan nilai koefisien NASH yaitu 0,074. Parameter yang paling sensitif
Kata kunci: saluran pengarah aliran, yaitu kerapatan mesh. Rasio (H/P) berpengaruh terhadap profil muka air diatas mercu.
pelimpah, pemodelan numerik, Semakin kecil rasio (H/P) maka, semakin besar penurunan muka air yang terjadi. Semakin
OpenFOAM. besar rasio (H/P) maka semakin kecil penurunan muka air yang terjadi.
353
354 Reszha Pahlavi Ali dkk, Jurnal Aplikasi Teknik Sipil, Volume 20, Nomor 3, Agustus 2022 (353-362)
Saluran pengarah aliran biasanya terletak di hulu saluran terbuka terjadi saling ketergantungan antara luas
pelimpah sebelum mercu pelimpah. Pada umumnya saluran penampang basah, kekentalan fluida (viskositas), kemiringan
pengarah aliran terdapat pada bendungan yang dasar saluran, kekasaran dasar, serta variasi geometrik
menggunakaan pelimpah jenis pelimpah samping (side salurannya.
spillway), terlihat pada Gambar 1 yang merupakan denah Dalam prinsip energi, jumlah energi tiap satuan berat dari
saluran pengarah aliran bendungan logung. Dalam setiap aliran yang melalui suatu penampang saluran dapat
perencanaannya, saluran pengarah aliran masih minim dinyatakan sebagai jumlah tinggi energi (dalam meter) yang
referensi/literatur. Sehingga penelitian ini disusun agar dapat besarnya sama dengan jumlah dari ketinggian diatas suatu
menjadi referensi atau literatur dalam perencanaan saluran bidang persamaan, tinggi tekanan, dan tinggi kecepatan
pengarah aliran untuk dikembangkan lebih lanjut. dihitung dari suatu datum tertentu [4].
titik pada penampang saluran adalah sama, dan untuk pada Gambar 3 diperoleh persamaan momentum
mengoreksi semua pengaruh yang diakibatkan oleh distribusi (momentum equation) yang ditulis dengan persamaan 5.
kecepatan yang tidak seragam dipakai suatu koefisien energi 𝓌
(β V − β V ) = P − P + W sin θ − F (5)
(α) [4]. Maka, jumlah energi pada penampang saluran dapat
ditulis dengan persamaan 2. Dimana :
H = z + d cos θ + α (2) Q = Debit aliran (m3/det)
𝓌 = Berat per satuan volume (kg/ m3)
Untuk saluran berkemiringan kecil (θ = 0) maka, jumlah
𝑔 = Gaya gravitasi (m/det2)
energi pada penampang dapat ditulis dengan persamaan 3. 𝑉 dan 𝑉 = Kecepatan rata-rata di penampang 1 dan
H= z+d+ (3) 2 (m/det)
𝑃 dan 𝑃 = Resultan gaya yang bekerja pada kedua
Sehingga menurut prinsip kekekalan energi, jumlah tinggi
penampang (N)
energi pada penampang 1 di hulu saluran akan sama dengan 𝛽 dan 𝛽 = Koefisien pada penampang 1 dan 2
jumlah tinggi energi pada penampang 2 di hilir ditambah 𝑊 = Berat fluida di dalam volume kontrol (N)
dengan jumlah kehilangan energi diantara kedua penampang 𝜃 = Sudut kemiringan dasar saluran
(ℎ ) sehingga ditulis menjadi persamaan 4. 𝐹 = Gaya akibat dari gesekan dan hambatan
yang bekerja sepanjang bidang kontak
z + d cos θ + α = z + d cos θ + α +h (4) antara air dan saluran (N)
Persamaan 4 berlaku untuk aliran sejajar atau berubah
2.3 Perangkat Lunak OpenFOAM
beraturan.
Pemodelan numerik akan dilakukan dengan perangkat
lunak (software) OpenFOAM (Open Field Operation and
2.2 Momentum Aliran pada Saluran Terbuka
Manipulation). OpenFOAM merupakan suatu perangkat
Menurut hukum mekanika fluida, besarnya momentum
lunak (software) untuk Computational Fluid Dynamics
fluida yang melalui suatu penampang saluran per satuan
(CFD) yang dimiliki oleh OpenFOAM Foundation dan
waktu dinyatakan dengan 𝛽 𝜔 𝑄 𝑉/𝑔, dimana 𝛽 adalah
didistribusikan secara eksklusif dibawah General Public
koefisien momentum, 𝜔 adalah berat jenis fluida, Q adalah
License (GPL). GPL memberikan kebebasan bagi para
debit aliran, V adalah rata-rata kecepatan aliran, dan g adalah
pengguna untuk mendistribusikan software dan memastikan
gaya gravitasi [4].
penggunanya akan selalu gratis selama dibawah ranah
ketentuan lisensi.
Computational Fluid Dynamics (CFD) atau komputasi
dinamika fluida adalah ilmu yang mempelajari cara
memprediksi pola aliran fluida dan fenomena aliran lainnya
dengan menyelesaikan persamaan-persamaan matematika
atau model matematikanya. Pada umumnya proses
perhitungan untuk aliran fluida diselesaikan dengan
menggunakan persamaan energi, momentum, dan
kontinuitas [5].
Salah satu metode pemodelan numerik yaitu Finite
Volume Method (FVM). Metode tersebut memiliki
keunggulan dapat menyelesaikan geometri domain yang
kompleks dan perhitungannya yang relatif sederhana. Oleh
sebab itu penyelesaian permasalahan aliran untuk permukaan
bebas menggunakan konsep Volume of Fluid (VOF) yang
Gambar 3. Sket suatu volume kontrol untuk menguraikan menggunakan metode FVM. Konsep VOF membagi dua fase
penerapan hukum momentum [4]. yaitu air dan udara [5]. Sehingga persamaan umum yang
Menurut hukum Newton II, perubahan momentum per digunakan yaitu Navier-Stokes untuk fluida incompressible,
satuan waktu dalam suatu volume kontrol adalah sama unsteady, dan viscous dapat dituliskan sebagai persamaan 6.
dengan gaya-gaya yang bekerja pada volume kontrol tersebut ∇.U = 0 (6)
[4]. Penerapan prinsip tersebut pada suatu volume kontrol ∂ρu
+ ∇ ∙ ρUU = −∇P + ∇ (μ∇U + ρR) + ρg + f
∂t
356 Reszha Pahlavi Ali dkk, Jurnal Aplikasi Teknik Sipil, Volume 20, Nomor 3, Agustus 2022 (353-362)
Dimana :
𝐴 = Nilai data aktual
𝐹 = Nilai hasil pendekatan dengan model
𝑧 = Koordinat sumbu Z
𝑛 = Banyak data
= Summation (penjumlahan keseluruhan nilai)
3. Metode
Tahapan awal penelitian ini yaitu studi literatur. Ini
dilakukan sebagai bahan referensi untuk mengetahui
langkah-langkah yang pernah dilakukan oleh instansi
ataupun personal yang berhubungan dengan saluran
pengarah aliran sehingga penelitian ini dapat disusun dengan
baik.
Selanjutnya yaitu pengumpulan data. Data yang
digunakan pada penelitian ini menggunakan data sekunder.
Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari sumber yang Gambar 2. Diagram alir metode penelitian
sudah ada. Pada pemodelan ini data sekunder yang pertama,
Upstream Boundary Condition yang menggunakan 5 Simulasi pemodelan numerik dilakukan dengan piranti
variabel debit inflow dari penelitian terdahulu [3]. Kedua, lunak (Software) OpenFOAM. Pada tahapan awal yang perlu
menggunakan data hubungan antara debit dan kecepatan dipersiapkan untuk simulasi adalah input data dan batasan
aliran. Untuk setiap debit inflow tersebut memiliki kecepatan model yang telah direncanakan. Pemodelan OpenFOAM
aliran yang berbeda-beda sehingga kecepatan aliran dapat menggunakan data-data dimensi hidrolis penelitian terdahulu
digunakan sebagai input Initial Condition-nya. Ketiga, [3].
menggunakan lebar penampang yang sama sehingga
Reszha Pahlavi Ali dkk, Jurnal Aplikasi Teknik Sipil, Volume 20, Nomor 3, Agustus 2022 (353-362) 357
3.1 Input Data Untuk konfigurasi mesh pada pemodelan numerik dapat
Data hidrolika yang digunakan dalam penelitian ini dilihat pada Gambar 6 terdapat dua bagian block yaitu
menggunakan data hidrolika pelimpah tipe Ogee dari bagian atas untuk block udara sedangkan bagian bawah untuk
penelitian Kalita [3]. Simulasi ini dilakukan dengan block dari fluida itu sendiri. Untuk keseluruhan block
menggunakan debit tertinggi dari penelitian Kalita yaitu tersebut digunakan mesh dengan ukuran 0,5 x 0,5 cm.
Q5=8,46x10-4 m3/det. Kemudian debit tersebut dilakukan Sehingga untuk block sisi bagian bawah (fluida) yang
simulasi terhadap 4 variabel rasio kedalaman saluran panjangnya 3 meter dan tingginya 0,17 meter, untuk arah x
pengarah dibagi kedalaman bendungan (H/P). Penggunaan atau vertikalnya dibagi 600 dan untuk arah z horizontalnya
debit tertinggi karena keterbatasan aplikasi OpenFOAM yang dibagi 34. Sedangkan untuk block sisi bagian atas (udara)
tidak dapat membaca muka air yang terlalu kecil. yang panjangnya 3 meter dan tingginya 0,08 meter, untuk
0.2
arah x atau vertikalnya dibagi 600 dan untuk arah z
horizontalnya dibagi 16.
0.15
0.1
0.05
0
-0.05 0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3
pemodelan yaitu dengan membuka program aplikasi penleitian ini digunakan 2 ukuran mesh yaitu 10 mm x 10
ParaView, lalu buka file spillway foam dan pilih alpha water mm dan 5 mm x 5 mm. Dua mesh tersebut kemudian disimu-
maka akan terlihat hasil pemodelan fluida saat melalui lasikan dengan debit terendah yaitu Q1= 0,000404 m3/det
bangunan pelimpah seperti Gambar 7. dan Q5= 0,000846 m3/det. Hasil simulasi tersebut dapat
dilihat pada Gambar 10 dan Gambar 11.
Tabel 1. Simulasi pemodelan numerik
Q1=0,000404 m3/det
Debit
b h Rasio
No. Simulasi Inflow (Q5) 0.21
(H/P)
(m3/s) (meter) (meter)
Q5=0,000846 m3/det
0.24
Gambar 8. Hasil komputasi muka air bebas (free surface) 0.21
Elv. Muka Air (meter)
0.18
Hasil ekstraksi grafik tinggi muka air dengan jarak dapat
0.15
dilihat pada Gambar 9.
0.12
Q1 = 0,000404 m3/det 0.09
0.21 0.06
0.18
0.03
0.15
0.12 0
0.09 1.25 1.3 1.35 1.4 1.45 1.5 1.55 1.6
0.06 Sumbu X (meter)
0.03
0
1.25 1.3 1.35 1.4 1.45 1.5 1.55 1.6 Mesh 10 mm x 10 mm
numeric spillway
Mesh 5 mm x 5 mm
experiment
Gambar 9. Hasil komputasi muka air bebas (free surface)
Spillway
Analisis sensitivitas bertujuan untuk melihat pengaruh
ukuran mesh terhadap muka air hasil simulasi untuk Gambar 11. Hasil pemodelan dengan debit Q5
kemudian dibandingkan dengan hasil eksperimen. Dalam menggunakan mesh yang berbeda.
Reszha Pahlavi Ali dkk, Jurnal Aplikasi Teknik Sipil, Volume 20, Nomor 3, Agustus 2022 (353-362) 359
Berdasarkan Gambar 10 dan Gambar 11 dapat dilihat 0 artinya simulasi dapat dilakukan dengan OpenFOAM
bahwa kerapatan mesh sangat berpengaruh terhadap hasil karena mendekati hasil eksperimennya.
simulasi. Misalnya pada Gambar 10 dimana simulasi Hasil simulasi model dengan program aplikasi
dilakukan dengan debit terendah yaitu Q1= 0,000404 m3/det OpenFOAM didapatkan profil muka air yang berbeda untuk
kemudian dilakukan simulasi dengan variasi mesh berbeda setiap rasio kedalaman (H/P). Hasil simulasi untuk setiap
yaitu 10 mm2 dan 5 mm2, hasil yang paling mendekati hasil rasio dapat dilihat pada gambar
eksperimennya yaitu simulasi yang dilakukan dengan mesh 5
Muka Air Pelimpah Rasio H/P = 0,1
mm2. Terlihat pada sisi hilir pelimpah, perubahan muka air
pada simulasi tersebut sangatlah kasar. Namun, sebaliknya 0.21
FOAM dengan hasil eksperimen jurnal Kalita [8]. Pada jurnal 0.15
tersebut terdapat 5 variabel debit inflow (Q1, Q2, Q3, Q4 dan 0.12
Q5), sehingga kalibrasi muka air dilakukan terhadap 5 0.09
variabel debit tersebut dengan menggunakan NASH dan 0.06
RMSE (Root Mean Square Error). Hasil kalibrasi muka air 0.03
untuk 5 variabel debit dapat dilihat pada Tabel 2. 0
Tabel 2. Hasil kalibrasi muka air 1.25 1.3 1.35 1.4 1.45 1.5 1.55 1.6
No. Variabel NASH RMSE Sumbu X (meter)
1 Q1 0,998 0,076 Gambar 13. Muka air pelimpah untuk setiap rasio H/P = 0,2
2 Q2 0,993 0,074
3 Q3 0,999 0,072
Muka Air Pelimpah Rasio H/P = 0,3
4 Q4 0,993 0,073
5 Q5 0.21
0,998 0,073
0.18
Rata-rata 0,996 0,074
Elv.Muka Air (meter)
0.15
0.15 0.195
0.12
0.09
Gambar 15. Muka air pelimpah untuk setiap rasio H/P = 0,4 0.185
1.25 1.27 1.29 1.31 1.33
Pada Gambar 12, 13, 14, 15 menunjukkan bahwa grafik Sumbu X (meter)
muka air untuk setiap rasio kedalam saluran pengarah aliran
dibagi kedalaman bendungan (H/P) tidak terlihat H/P = 0 H/P = 0,1 H/P = 0,2
pengaruhnya. Untuk lebih jelasnya setiap grafik muka air H/P = 0,3 H/P = 0,4
tersebut harus dijadikan dalam satu grafik sebagaimana
Gambar 17. Skala grafik muka air diatas mercu pelimpah.
Gambar 16.
Grafik Muka Air Sepanjang Pelimpah Gambar 17 dapat menjelaskan bahwa saluran pengarah
0.21 aliran berpengaruh terhadap profil muka air yang terjadi di
0.18
atas mercu pelimpah. Hal tersebut ditunjukkan dengan profil
muka air selain rasio H/P = 0 (tanpa saluran pengarah aliran),
Elv. Muka Air (meter)
0.15
muka airnya berada diatas profil muka air yang lain. Artinya,
0.12 semakin kecil rasio saluran pengarah aliran dibagi kedalaman
0.09 bendungan (H/P) maka, semakin besar penurunan muka air
0.06 yang terjadi. Dan sebaliknya, semakin besar rasio saluran
0.03 pengarah aliran dibagi kedalaman bendungan (H/P) maka
semakin kecil penurunan muka air yang terjadi.
0
1.25 1.3 1.35 1.4 1.45 1.5 1.55 1.6
Muka Air Bagian Hilir Pelimpah
Sumbu X (meter)
0.12
H/P = 0 H/P = 0,1 H/P = 0,2
Elv. Muka Air (meter)
0.09
H/P = 0,3 H/P = 0,4
Pada Gambar 18 dapat dilihat bahwa muka air untuk Method”". Department of Civil Engineering, National
setiap rasio tersebut berhimpitan artinya pengaruh rasio H/P Institute Technology of Meghalaya, Meghalaya,
terhadap hilir pelimpah sangat kecil. Untuk profil muka air India, 1995.
bagian hilirnya tidak terlihat pengaruh rasio saluran pengarah [6] Direktorat Jendral Departemen Pekerjaan Umum, ,
aliran dibagi kedalaman bendungan (H/P). “Standar Perencanaan Irigasi – Kriteria
Perencanaan 02”, Badan Penerbit Departemen
5. Simpulan Pekerjaan Umum, Jakarta, 2010.
Berdasarkan analisis dan pembahasan tentang pengaruh [7] D. Ulfiana, N. Anwar, W. Wardoyo, “Model test
rasio kedalaman saluran pengarah aliran dibagi kedalaman variations of baffled block installation pattern in
bendungan (H/P) didapatkan disimpulkan sebagai berikut: energy dissipator USBR type III for reduce flow
1. Parameter yang paling sensitif dalam pemodelan energy”, AIP Conf Proc, 2018;1977.
menggunakan OpenFOAM yaitu kerapatan Mesh atau [8] E. Goodarzi, J. Farhoudi, N. Shokri, “Flow
grid. Semakin rapat mesh atau grid maka hasil yang characteristics of rectangular broad-crested weirs
didapatkan semakin baik. with sloped upstream face”, J. Hydrol. Hydromech.,
2. Berdasarkan profil muka air hasil pemodelan dengan 60, 2, 87–100, 2012.
OpenFOAM dan eksperimen didapatkan hasil yang baik [9] G. P. Galdi, “An Introduction To The Mathematical
dengan nilai koefisien NASH dan RMSE yaitu 0,996 dan Theory Of The Navier Stokes Equations (Steady-State
0,074. Problems)”, Second Edition, New York: Springer,
3. Rasio kedalaman saluran pengarah aliran dibagi 2011.
kedalaman bendungan (H/P) berpengaruh terhadap [10] L. Prasetyorini, D. E. Nurhayati, N. Anwar, W.
profil muka air diatas mercu pelimpah. Semakin kecil Wardoyo, “Pool-Type Fishway on The Sembayat
rasio saluran pengarah aliran dibagi kedalaman Barrage”, IOP Conf. Series: Earth and Environmental
bendungan (H/P) maka, semakin besar penurunan muka Science 437 (2020) 012011.
air yang terjadi. Dan semakin besar rasio kedalaman [11] T. M. M. A, Elmageed, “Flow Over Spillway Chute
saluran pengarah aliran dibagi kedalaman bendungan Channels”, Civil Engineering Department, University
(H/P) maka semakin kecil penurunan muka air yang of Khartoum, Sudan, 2005.
terjadi. [12] United States Departement of Interior Bureau of
Reclamation (USBR), “Appurtenant Structures for
Daftar Pustaka Dams (Spillways and Outlet Works) Design
[1] S. Sosrodarsono, “Bendungan Tipe Urugan”, Pradnya Standard” USBR, Washington, 2014.
Paramita, Jakarta, 2002. [13] United States Departement of Interior Bureau of
[2] BBWS Pemali Juana, "Sertifikasi Desain Reclamation (USBR), “Design of Small Dams”,
Pembangunan Bendungan Logung, Kabupaten Government Printing Office, Washington, 1987.
Kudus, Jawa Tengah", Jakarta: Kementrian Pekerjaan [14] V. L. Streeter, dan E. B. Wylie, “Mekanika Fluida
Umum Direktorat Sumber Daya Air, 2015. (Fluid Mechanics)”, 8th edition, Erlangga, Jakarta,
[3] H.M. Kalita, R. Das, A. Hajong, N. Kumar, D. 1992.
Kharnaior, H.C. Dkhar, “Experimental and [15] V. T. Chow, “Hidrolika Saluran Terbuka (Open
Numerical Flow Simulation over Weirs". New York: Channel Hydraulics)”, Erlangga, Jakarta, 1997.
John Wiley & Sons, 2019. [16] Z. Zachoval, J. Pařílková, L. Roušar, “Velocity
[4] Anggrahini, "Hidrolika Saluran Terbuka", Surabaya: measurements in front of rectangular broad-crested
Citra Media, 2005. weir”, Proc. 26th Symp. Anemometry, pp. 113–119 in
[5] H.K. Versteeg, W. Malalasekera, “An Introduction to Czech, 2012.
Computational Fluid Dynamics “The Finite Volume
362 Reszha Pahlavi Ali dkk, Jurnal Aplikasi Teknik Sipil, Volume 20, Nomor 3, Agustus 2022 (353-362)