Pertumbuhan Tanaman Gaharu (Aquilaria SP.) Di Desa Giri Agung Kecamatan Sebulu Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 5

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by AGRIFOR

PERTUMBUHAN TANAMAN GAHARU (Aquilaria sp.) DI DESA GIRI AGUNG


KECAMATAN SEBULU KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROVINSI
KALIMANTAN TIMUR
(Crop Growth of Gaharu (Aquilaria malaccensis) in Giri Agung Village of Sebulu
Sub District, Kutai Regency, East Kalimantan Province)

Datu Bandar Pramana, Jumani*, dan Heni Emawati*


*Dosen Prodi Manajemen Hutan, Fakultas Pertanian Universitas 17 Agustus 1945
Samarinda

ABSTRACT
The experiment was conducted at the Community Forestry area in the Giri Agung
Village of Sebulu Sub District, Kutai Regency. Planting implementation was in
2006. Research carried out for about 2 effective months (from May to June
2012). The object was Gaharu crop of 6 years old in the Giri Agung Village with
the total samples 30 crops planted at the top of hill, and 30 crops planted at the
slope. The data was analysed with SPSS 12 t-test to determine the differences in
growth at the top and on the slopes at the significant level 95%.
The results showed that the Gaharu crop growth at top and at slope hill were not
significantly different on both crop diameter and height growth by the t test.
The results of the statistical test using t-test showed that t-count is less than t-
table which means there is no significant difference in the average of crop height
at the top and slope. There were several limiting factors for optimum growth of
Gaharu. They were soil factors, especially pH and limitation availability of some
macro and micro nutrients, because almost all the nutrients required by the
Gaharu is generally lacking. Therefore, it needed an improvement or increase in
the availability of nutrients by fertilizing with both organic and inorganic
fertilizers that are required by the Gaharu.
Key Words: Growth, slope, peak, Gaharu, Pertumbuhan, Lereng, Puncak.

PENDAHULUAN terhadap perolehan devisa juga


Gaharu merupakan salah satu menunjukkan grafik yang terus
meningkat. Menurut Balai Pusat Statistik,
komoditi hasil hutan bukan kayu (HHBK)
yang cukup dapat diandalkan, khususnya rata-rata nilai ekspor gaharu dari
apabila ditinjau dari harganya yang sangat Indonesia tahun 1990-1998 adalah
sebesar US $ 2 juta, dan pada tahun 2000
istimewa bila dibandingkan dengan HHBK
lainnya. Nilai jual yang tinggi dari gaharu meningkat menjadi US $ 2.2 juta (Anonim,
ini mendorong masyarakat untuk 2009).
Hasil Hutan bukan Kayu
memanfaatkannya. Sebagai contoh, pada
awal tahun 2001, di Kalimantan Timur didefinisikan sebagai segala sesuatu yang
tepatnya di Pujangan (Kayan) harga bersifat material (bukan kayu) yang
diambil dari hutan untuk dimanfatkan bagi
gaharu dapat mencapai Rp. 600.000,- per
kilogram. Pada tingkat eceran di kota- kegiatan ekonomi dan peningkatan
kota besar harga ini tentunya akan kesejahteraan masyarakat. Dalam upaya
mengubah haluan pengelolaan hutan dari
semakin tinggi pula. Kontribusi gaharu

110
timber extraction menuju sustainable puncak mempunyai rata-rata tinggi 6,93m
forest management, hasil hutan bukan dan diameter rata-rata 8,80cm, rata-rata
kayu (HHBK) atau Non Timber Forest LBD 0,0061m2 dan volume 0,030m3 pada
Products (NTFP) memiliki nilai yang sangat umur 6 tahun. Pertumbuhan Tanaman
strategis. Hasil hutan bukan kayu (HHBK) Gaharu apabila dianalisa dari diameter
merupakan salah satu sumber daya hutan rata-rata maka pada setiap tahunnya pada
yang memiliki keunggulan komparatif dan tanaman Gaharu yang di tanaman di
bersinggungan langsung dengan puncak bukit sekitar 1,47cm/tahun.
masyarakat sekitar hutan seperti Pertumbuhan tanaman Gaharu
contohnya adalah gaharu. Berdasarkan
yang ditanam pada tempat tumbuh lereng
atas hal tersebut, perlu dilakukan mempunyai rata-rata tinggi 7,2m dan
penelitian berkaitan dengan kesesuaian diameter rata-rata 8,96cm, rata-rata LBD
pertumbuhan tanaman gaharu di daerah
0,0064m2 dan volume 0,031m3 pada umur
puncak dan di lereng perbukitan. 6 tahun. Pertumbuhan Tanaman Gaharu
METODE PENELITIAN apabila dianalisa dari diameter rata-rata
Penelitian ini dilaksanakan selama
maka pada setiap tahunnya pada tanaman
kurang lebih 2 (dua) bulan, yaitu bulan Gaharu yang ditanam di lereng bukit
Mei 2012 sampai dengan Juni 2012 di sekitar 1,49cm/tahun. Pertumbuhan
Desa Giri Agung Kecamatan Sebulu
tanaman gaharu di hutan alam tidak
Kabupaten Kutai Karta Negara. sebaik hasil penanaman yang dicobakan di
Obyek Penelitian adalah tanaman beberapa areal penanaman. Rata-rata
Gaharu umur 6 tahun yang di tanam di
pertumbuhan diameter pohon gaharu
Desa Giri Agung Kecamatan Tenggarong pada hutan alam Berau adalah
Seberang Kabupaten Kutai Kartanegara. 0,4cm/tahun, dengan pertumbuhan
Penelitian ini ditentukan
maksimal sebesar 0,64cm/tahun pada
pengambilan parameter pertumbuhan kelas 40cm. Hal ini mengindikasikan
tanaman Gaharu yaitu diameter dan tinggi bahwa jenis ini kalah bersaing dengan
tanaman yang di tanaman di puncak bukit
pohon disekelilingnya atau tertekan.
dan di lereng dengan jumlah sample Terlebih lagi pada pohon yang kecil atau
masing-masing 30 tanaman. Hasil
berdiameter kurang dari 40cm.
pengukuran di lapangan kemudian
Sedangkan pertumbuhan tanaman pada
dianalisis dengan Pengujian secara penanaman di areal percobaan di Balai
statistik dilakukan untuk mengetahui
Besar Penelitian Dipterocarpa dimana
apakah ada perbedaan yang nyata atau
pada saat penanaman areal sudah
tidak nyata antara dua perlakuan tempat dibersihkan sehingga cahaya dapat masuk
tumbuh tanaman yaitu di puncak dan di
dengan baik langsung ke tanaman gaharu,
lereng. Variabel yang dihitung adalah
pertumbuhan tanaman gaharu pada umur
tinggi dan diameter tanaman gaharu 9 tahun dengan jarak tanam 5 x 5m dapat
dengan menggunakan SPSS 12.0.
mencapai diameter antara 14,7-20,1cm.
Tanaman ini berarti memiliki rata-rata
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN pertumbuhan antara 1,67-2,23cm/tahun
A. Pertumbuhan Gaharu di Desa Giri (Suyana, 2009).
Agung Kecamatan Tenggarong Seberang
Pertumbuhan secara umum pada
Pertumbuhan tanaman Gaharu di lokasi penelitian sudah normal atau sesuai
Desa Giri Agung Kecamatan Tenggarong dengan pertumbuhan secara umum untuk
Seberang, pada tanaman yang berada di jenis gaharu tetapi pertumbuhan lebih

111
rendah apabila kita banding dengan hasil maupun secara alami yaitu penggunaan
penelitian dari Balai Besar Dipterocarpa pupuk organik yang disesuaikan dan dapat
yang mencapai rata-rata pertumbuhan dilakukan dengan penambahan unsur
1,67-2,23cm/tahun dengan persiapan hara sesuai dengan faktor lingkungan yang
lahan penanaman dan pemeliharaan yang baik (Sutejo, 2002).
cukup intensif. Sedangkan pertumbuhan
di hutan alam di Berau hanya mencapai Adapun KTK yang rendah dapat
rata-rata maksimum 0,64cm/tahun, ditingkat dengan penggunaan pupuk
pertumbuhan tanaman gaharu di Giri organik yang berguna untuk
Agung tempat penelitian dengan meningkatkan tanah menjadi gembur dan
perawatan yang tidak intensif sudah daya jerap tanah dan untuk meningkatkan
cukup besar dengan rata-rata kapasitas tukar kation sehingga dapat
pertumbuhan diamater mencapai menampung apabila dilakukan
1,47cm/tahun pada puncak dan penambahan unsur hara baik secara alami
1,49cm/tahun pada lereng gunung. maupun dengan penambahan pupuk.
Sedangkan menurut Hanafiah (2005),
Selain faktor yang secara alami suatu unsur hara penting diperlukan agar
mempengaruhi pertumbuhan tanaman dapat melengkapi siklus
diperkirakan pada tanaman gaharu di hidupnya, sehingga tanaman yang
desa Giri Agung kurang intensif mengalami defisiensi hanya dapat
perawatannya sehingga pertumbuhannya diperbaiki dengan unsur tersebut dan
kurang baik, sehingga masih perlu unsur tersebut harus terlibat langsung
perawatan terutama pembersihan gulma dalam penyediaan nutrisi yang dibutuhkan
dan tanaman pengganggu lainnya untuk tanaman.
mendapatkan intensitas sinar dan ruang
tumbuh yang lebih bagus untuk B. Pertumbuhan Diameter Tanaman
pertumbuhan karena masih berumur 6 Gaharu di Puncak dan di Lereng
tahun dan masih dapat berkembang baik Pertumbuhan tanaman gaharu
untuk pertumbuhan riap diameter dan yang berada di puncak bukit dan di lereng
tinggi. bukit tidak berbeda nyata baik
pertumbuhan diameter dan tingginya
Selain perawatan tersebut di atas
berdasarkan uji t. Hasil uji statistik
diperkirakan kesanggupan tanah untuk
dengan menggunakan uji-t untuk
menyediakan unsur hara yang diperlukan diameter rataan gaharu ditunjukkan pada
oleh tanaman gaharu dengan jumlah yang
Tabel 1 memperlihatkan bahwa t-hitung
tepat sehingga dapat menghasilkan
lebih kecil dari t-tabel yang berarti tidak
produktifitas yang optimum. Kekurangan ada perbedaan yang signifikan rataan
unsur hara pada tanah dapat dilakukan
diameter yang di puncak dan di lereng
berbagai perbaikan baik secara kimia pada taraf 95%.
Tabel 1. Uji-t Diameter Rataan Gaharu Terhadap Tempat Tumbuh di Puncak dan di Lereng

Tempat _ Sd (Std Probabilitas Df (Derajat t-tab


n X t-hit
Tumbuh (P) Deviation) (Sig) bebas) (t0,95)

Diameter
(Lahan di 30 8,7959 2,47760 0,508 58 -0,240 1,67
puncak)

112
Diameter
(Lahan di 30 8,9551 2,64702 0,508 58 -0,240 1,67
lereng)

C. Pertumbuhan Tinggi Tanaman Gaharu dengan menggunakan uji-t untuk tinggi


di Puncak dan di Lereng rataan gaharu ditunjukkan pada Tabel 2
memperlihatkan bahwa t-hitung lebih
Pertumbuhan tanaman gaharu kecil dari t-tabel yang berarti tidak ada
yang berada di puncak bukit dan di lereng perbedaan yang signifikan rataan tinggi
bukit tidak berbeda nyata baik yang di puncak dan di lereng pada taraf
pertumbuhan diameter dan tingginya 95%.
berdasarkan uji t. Hasil uji statistik

Tabel 2. Uji-t Tinggi Rataan Gaharu Terhadap Tempat Tumbuh di Puncak dan di Lereng

Tempat _ Sd (Std Probabilitas Df (Derajat t-tab


n X t-hit
Tumbuh (P) Deviation) (Sig) bebas) (t0,95)

Tinggi (Lahan
30 6,9333 1,11211 0,328 58 -0,835 1,67
di puncak)

Tinggi (Lahan
30 7,2000 1,34933 0,328 58 -0,835 1,67
di lereng)

Pertumbuhan gaharu pada lokasi hara tanaman secara umum masih


puncak bukit dan di lereng bukit secara diperlukan perbaikan, baik untuk unsur
visual hampir sama baik pertumbuhan makro dan unsur hara mikronya. Sesuai
diameter dan pertumbuhan tinggi dengan Siran (2005) dan Sumadiwangsa
walaupun hanya ada perbedaan yang (1997), sebagai komoditi Hasil Hutan
tidak nyata tetapi pertumbuhan di lereng Bukan Kayu sesuai dengan site di
lebih baik. Kalimantan maka gaharu adalah andalan
Aquilaria malacensis sesuai Kalimantan Timur setelah hasil hutan kayu
ditanam di antara kawasan dataran mulai menipis.
rendah hingga pegunungan pada
ketinggian 0-750 m dpl dengan curah KESIMPULAN
hujan kurang dari 2000 mm/thn. Suhu Dari hasil penelitian dapat
yang sesuai adalah antara 27oC hingga
disimkpulkan bahwa pertumbuhan
32oC dengan kadar cahaya matahari
tanaman gaharu baik diameter dan tinggi
sebanyak 70%. Kesesuaian tanah adalah tanaman yang berada dilokasi puncak dan
jenis lembut dan liat berpasir dengan pH
lereng berdasarkan uji-t tidak signifikan
4-6 (Sumarna, 2002) dan (Abdurachman,
pada taraf 95%. Kesesuaian tempat
2009). tumbuh tanaman gaharu dilihat dari iklim
Dari uraian di atas, iklim tempat
sudah sesuai tetapi untuk pertumbuhan
penelitian sudah cocok sebagai tempat
secara optimal berdasarkan hasil
tumbuh secara lingkungan, tetapi apabila penelitian dan pengamatan perlu adanya
dibandingkan dengan kebutuhan unsur
perawatan berupa pembebasan dari

113
gulma dan pemberian pupuk organik UCAPAN TERIMA KASIH
untuk perbaikan fisik tanah dan biologi Ucapan terima kasih kami
tanah. sampaikan kepada Ketua Kelompok Tani
Sederhana Bapak Sariman yang telah
membantu dalam pelaksanaan penelitian
sebagai pemandu lapangan dan hal-hal
teknis di lapangan.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2009. Standarisasi & Lingkungan Kehutanan. Tersedia pon line di:
http://www.dephut.go.id/Halaman/Standarisasi & Lingkungan Kehutanan/Info V02
V02.htm. Diakses 1 April 2012
Abdurachman, A. Saridan dan I. Lanniari, 2009. Potensi dan Riap Diameter Jenis Aquilaria
malacensis Lamk di Hutan Hutan Alam Labanan, Kabupaten Berau, Kalimanatan
Timur. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam (P3HKA) Vol.VI. No.1 tahun
2009. Bogor.
Hanafiah, KA. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Sulistyo A Siran, Ngatiman dan Yusliansyah. 2005. Gaharu Komoditi HHBK Andalan
Kalimantan Timur. Balai Litbang Kehutanan Kalimantan Timur.
Sumadiwangsa, S. 1997. Kayu Gaharu Komodite Elite. Kalimantan Timur.
Sumarna, Y. 2002. Budidaya Gaharu. Penebar Swadaya. Bogor.
Sutejo,MM. 2002. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta Jakarta.
Suyana, A. Dan Abdurachman, 2009. Prospek Tanaman Gaharu pada Lahan Bekas Tambang
Batubara. Prosiding Workshop IPTEK Penyelamatan Hutan Melalui Rehabilitasi Lahan
Bekas Tambang Batu Bara.

114

You might also like