Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 11

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan Available online at:

Volume 14 No 2 Juni 2018 http://ejournal.stikesmuhgombong.ac.id/index.php/JIKK/index

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG BAHAYA


PEROKOK PASIF DI DUSUN JARANAN PANGGUNGHARJO
SEWON BANTUL TAHUN 2015

Key word : Eka Yuliana Fatimah 1)*, Maryana 2), Sugeng 3)


family,
Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
knowledge, the
email: ekayulianafatimah@gmail.com *
dangers of
passive smokers

Abstract
The effects of cigarette smoking are not only borne by those who smoke, but
also felt by passive smokers. Passive smokers are more inhale of cigarrette
smoke with more particles of a substance. The data of Susenas shows the
prevalence of passive smokers in Indonesia amounted to 48,9% or 97.560.002
inhabitans, which consist of 31,88% in men and 66% in women. Surveys shows
that more than 90% of active smokers have admitted to smoking in home when
they were together with other family members.This research aims to know the
description of family's level knowledge about the danger of passive smoker in
Dusun Jaranan Panggungharjo Sewon Bantul. The research method used was
descriptive survey. The research was done in 2015. The research location was
in the village of Jaranan, Panggungharjo Sewon Bantul, Yogyakarta. Subjects
of this research were members of the family in Jaranan, Panggungharjo,
Sewon Bantul who become passieve smokers with productive age (15 – 64
years old) as many as 71 people. This research used proportional random
sampling. The research instrument was a questionnaire of 30 statements. Data
were analyzed using frequency distribution. In this research showed that 64,7%
of respondent were aged over 31 years, 43,6% of respondent had a recent
education junior high school,54,92% were housewifes, 93,36% of respondent
got the smoke at home, and 64,78% of respondent were inhaled cigarette smoke
average <1 hour. From data processing obtained results of the research
showed family's level knowledge about the danger of passive smoker was good
by 51 respondent (71,8%), qiute as much as 20 respondent (28,2%), and no
respondent who had less knowledge level. The description of family's level
knowledge about the danger of passive smoker in Dusun Jaranan
Panggungharjo Sewon Bantul was in good categories (71,8%).

PENDAHULUAN oleh orang yang merokok, tetapi juga


Chronic Kidney Disease dirasakan oleh perokok pasif. Perokok
merupakan kondisi hilangnya fungsi pasif lebih banyak menghirup asap
ginjal secara progresif(Bayhakki, rokok dengan partikel zat yang lebih
2012). Salah satu tindakan yang banyak.
dilakukan saat menderita Chronic WHO melaporkan satu dari
Kidney Disease yaitu hemodialisa. Di 100.000 orang meninggal karena
Indonesia terjadi peningkatan pasien menjadi perokok pasif. Diperkirakan
Chronic Kidney Disease yang pertahunnya 600.000 orang diseluruh
menjalani terapi hemodialisa sebesar dunia meninggal karena perokok pasif
2148 orang di Rokok adalah silinder (WHO, 2008)
dari kertas berukuran panjang sekitar Menurut Jamal (2006) survei
70 – 120 mm (bervariasi tergantung membuktikan bahwa lebih dari 90%
negara) dengan diameter sekitar 10
mm yang berisi daun- daun tembakau
yang dicacah (Aulia, 2010). Dampak
asap rokok tidak hanya ditanggung
Fatimah, Maryana & Sugeng Jurnial Ilmiah Kesehatan Keperawatan 77

keluarga tentang bahaya perokok pasif.


Instrumen penelitian yang digunakan
perokok aktif mengaku telah merokok di adalah kuesioner.
dalam rumah ketika sedang bersama
dengan anggota keluarga lainnya. Paparan HASIL DAN
asap rokok dialami oleh 78,4% atau 133,3 PEMBAHASAN
juta orang dewasa di dalam rumahnya
Berdasarkan tabel 1, dapat
(Departemen Kesehatan RI, 2012).
diketahui bahwa sebanyak 48
Data badan Susenas menunjukkan
responden (64,7%) berusia diatas 31
prevalensi perokok pasif di Indonesia
tahun, 39 responden adalah ibu
sebesar 48,9% atau sebesar 97.560.002
rumah tangga (54,92%), dan 67
penduduk, yang terdiri dari 31,8& laki –
responden mendapat asap rokok di
laki dan 66% pada perempuan (Pradono &
rumah (93,36%). Rata – rata
Kristianti, 2006).
lamanya responden terpapar asap
Hasil observasi dari 14 rumah yang
rokok, adalah < 1 jam sebanyak 46
didalamnya terdapat 16 KK di Dusun
responden (64,78%).
Jaranan RT 03 Panggungharjo Sewon Tabel 1 Distribusi frekuensi
Bantul, terdapat 10 rumah dengan 12 KK karakteristik responden di
yang salah satu atau lebih anggota Dusun Jaranan tahun 2015
keluarga per rumah adalah perokok aktif.
Dari hal tersebut dapat dilihat bahwa dari Karakteristik Frekuensi (f) Persentase (%)
satu anggota keluarga yang merokok dapat Umur
membuat semua anggota KK di rumah a. 10 – 20 tahun 8 11,2
tersebut menjadi perokok pasif. b. 21 – 30 tahun 17 23,9
c. 31 – 40 tahun 22 30,9
Dari hasil wawancara dengan 6 d. 41 – 50 tahun 24 33,8
perokok pasif di Dusun Jaranan RT 03 e. >50 tahun - -
Panggungharjo Sewon Bantul, diketahui Pendidikan Terakhir
bahwa dua dari 6 perokok pasif tahu a. Tidak Sekolah 1 1,4
tentang apa itu perokok pasif, namun tidak b. SD 9 12,6
c. SMP 31 43,6
tahu bahaya menjadi perokok pasif, d. SMA 23 32,3
sedangkan empat orang lainnya tidak tahu e. PT 7 9,8
apa itu perokok pasif dan bahayanya Pekerjaan
menjadi perokok pasif. Penelitian ini a. Ibu Rumah 39 2 54,9 2,8
diharapkan dapat menambah pengetahuan Tangga 14 19,7
b. Petani 3 4,2
bagi peneliti dan pembaca yang ingin
c. Buruh 5 7,0
mengetahui tentang bahaya perokok pasif. d. PNS 8 11,2
e. Wiraswasta
METODE f. Lain – lain
Sumber paparan
Penelitian ini merupakan penelitian asap rokok yang
deskriptif dengan desain survei. Sampel didapat responden
penelitian ini diambil menggunakan a. Rumah 67 93,3
1 1,4
teknik proportional random sampling. b. Kendaraan
3 4,2
c. Tempat umum
Populasi dalam penelitian ini adalah
Rata – rata lama terpapar
semua anggota keluarga di Dusun Jaranan asap rokok
Panggungharjo Sewon Bantul yang a. < 1 jam
46 64,7
merupakan perokok pasif dengan usia b. 1-3 jam
19 26,7
c. > 3 jam
produktif (15-64 tahun) yaitu sebanyak 86 6 8,4
orang. Jumlah sampel sebanyak 71
responden. Peneltian dilaksanakan di Tabel 2 Distribusi frekuensi
Dusun Jaranan responden berdasarkan
Panggungharjo Sewon Bantul pada tingkat pengetahuan keluarga
tanggal 1 Maret - 4 April 2015. Dalam tentang bahaya perokok pasif di
penelitian ini peneliti menggunakan Dusun Jaranan tahun 2015
variabel tunggal yaitu pengetahuan
Kategori Frekuensi Prosentase (%)
(n)
Baik 51 71,8
Cukup 20 28,2
Kurang 0 0
Jumlah 71 100

Fatimah, Maryana & SugengVol. 14 Jurnial


No 2, 2018 Ilmiah Kesehatan
KeperawatanGambara
n tingkat pengetahuan
Berdasarkan tabel 2 … 78
diketahui bahwa tingkat
pengetahuan responden
tentang bahaya perokok Berdasarka
pasif dalam kategori baik n tabel 5
(71,8%) dan pengetahuan diketahui bahwa
cukup (28,2%), sedangkan responden
pengetahuan kurang (0%). memiliki
pengetahuan baik
Tabel 3 Distribusi frekuensi tentang faktor –
responden faktor yang
berdasarkan tingkat mempengaruhi
pengetahuan bahaya perokok
tentang pengertian pasif (59,2%),
perokok pasif di sedangkan
Dusun Jaranan tahun 2015 responden yang
memiliki
pengetahuan
cukup (39,4%)
dan pengetahuan
kurang (1,4%).

Tabel 6 Distribusi
frekuen
si
respond
en
berdasa
rkan
pengeta
huan
tentang
bahaya
menjadi
perokok
pasif di
Dusun
Jaranan tahun
2015
Kategori Frekuensi Prosentase Kategori Frekuensi (n) Prosentase (%)
(n) (%) Baik 35 49,3
Baik 55 77,5 Cukup 33 46,5
Cukup 13 18,3 Kurang 3 4,2
Kurang 3 4,2 Jumlah 71 100
Jumlah 71 100

Berdasarkan tabel 6 diketahui bahwa


Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa responden memiliki pengetahuan baik tentang
responden memiliki pengetahuan yang baik bahaya menjadi perokok pasif (49,3%),
(77,5%) tentang pengertian perokok pasif secara sedangkan responden yang memiliki
umum. Responden dengan pengetahuan cukup pengetahuan cukup (46,5%) dan pengetahuan
(18,3%), dan pengetahuan kurang (4,2%). kurang (4,2%).
Berdasarkan tabel 7 diketahui bahwa
responden yang mempunyai pengetahuan baik
tentang bahaya perokok pasif paling banyak
adalah pada usia 41-50 tahun yaitu sebesar
Tabel 4 Distribusi frekuensi responden
33,8%.
berdasarkan pengetahuan tentang
Pada tabel 8 diketahui bahwa responden
bahaya rokok bagi kesehatan di
Dusun Jaranan tahun 2015 yang memiliki pengetahuan baik tentang

baik tentang bahaya perokok pasif paling


Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa banyak adalah yang bekerja sebagai IRT yaitu
responden memiliki pengetahuan yang baik sebesar 57,7%.
tentang bahaya rokok bagi kesehatan (70,4%), Berdasarkan hasil penelitian yang
sedangkan responden yang memiliki dilakukan menunjukkan bahwa gambaran
pengetahuan cukup (22,5%) dan pengetahuan tingkat pengetahuan keluarga tentang bahaya
kurang (7,1%). perokok pasif dalam kategori baik (71,8%).
Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan
Tabel 5 Distribusi frekuensi responden adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah
berdasarkan pengetahuan tentang orang melakukan penginderaan terhadap suatu
faktor-faktor yang mempengaruhi
objek tertentu. Penginderaan terhadap objek
bahaya perokok pasif di Dusun
Jaranan tahun 2015 terjadi melalui panca indra manusia yakni
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa,
dan raba dengan sendiri. Pada waktu
Kategori
bahaya perokokFrekuensi Prosentase
pasif paling banyak adalah yang memiliki pendidikan SMP yaitu sebesar 43,7%.
(n)
Sedangkan berdasarkan (%)9 diketahui bahwa responden yang memiliki pengetahuan
tabel
Baik 50 70,4
Cukup 16 22,5
Kurang 5 7,1
Jumlah 71 100
Kategori Frekuensi (n) Prosentase (%) penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan
Baik 42 59,2 tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian
Cukup 28 39,4 persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan
Kurang 1 1,4 manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Jumlah 71 100 Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan
Available online at:
FaVolume 14timah, Maryana & Sugeng No 2 Juni 2018
http://ejournal.stikesmuhgombong.ac.id/index Jurnal Ilmiah
Kesehatan Keperawatan.php/JIKK/index 79

Tabel 7 Distribusi Tingkat Pengetahuan Keluarga Tentang Bahaya Perokok Pasif


Berdasarkan Usia Di Dusun Jaranan Tahun 2015

Pengetahuan
Usia
No Baik Cukup Kurang n %
(tahun)
f % f % f %
1 10-20 8 11,3 0 0 0 0 8 11,3

2 13 18,3 4 5,6 0 0 17 23,9


3 31-40 16 22,1 6 8,5 0 0 22 31
4 15 21,1 9 12,7 0 0 24 33,8
Jumlah 52 73,2 19 26,8 0 0 71 100

Tabel 8 Distribusi Tingkat Pengetahuan Keluarga Tentang Bahaya Perokok


Pasif Berdasarkan Pendidikan Di Dusun Jaranan Tahun 2015

Pengetahuan
Pendidikan
No Baik Cukup Kurang n %
Terakhir
f % f % f %

Tabel 9 Distribusi Tingkat Pengetahuan Keluarga Tentang Bahaya Perokok Pasif


Berdasarkan Pekerjaan Di Dusun Jaranan Tahun 2015

Pengetahuan
No Pekerjaan Baik Cukup Kurang n %
f % f % f %
1 IRT 28 39,5 13 18,3 0 0 41 57,7

1 Lain - lain 8 11,3


Jumlah 100
2 Buruh 10 0 0 19,7

3 PNS 3 4,2 0 0 0 0 3 4,2


4 Wiraswasta 4 1,4 0 0 5 7

paru. Menurut PP RI No.19 Tahun 2003,


Berdasarkan hasil penelitian yang perokok pasif memiliki resiko terkena penyakit
dilakukan menunjukkan bahwa responden kanker 30% lebih besar dibandingkan dengan
yang merupakan perokok pasif paling perokok aktif. Aditama (2009) menjelaskan
banyak pada usia 41-50 tahun sebesar bahwa pengaruh rokok pada perokok pasif
33,8% dan usia 31-40 tahun sebesar tiga kali lipat lebih buruk daripada debu atau
30,9%, kemudian pada usia 2130 tahun batu bara. Selain itu, Setyo Budiantoro dari
sebesar 23,9% dan usia 10-20 tahun Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia
sebesar 11,2 %. Dilihat dari tingkat (IAKMI) mengatakan, sebanyak 25 persen zat
pendidikan, perokok pasif paling banyak berbahaya yang terkandung dalam rokok
memiliki pendidikan terakhir SMP yaitu masuk ke tubuh perokok, sedangkan 75
sebesar 43,6%, SMA sebesar 32,3%, dan persennya beredar di udara bebas yang
yang paling sedikit adalah tidak sekolah berisiko masuk ke tubuh orang di
sebesar 1,4%. Dari tingkat pekerjaan, sekelilingnya.
perokok pasif paling banyak adalah ibu Hasil penelitian menunjukkan bahwa
rumah tangga yaitu sebesar 54,9%, buruh tingkat pengetahuan responden tentang faktor
sebesar 19,7% dan paling sedikit adalah – faktor yang mempengaruhi bahaya perokok
petani sebesar 2,8%. Selain itu juga pasif dalam kategori baik (59,2%) dan kategori
didapatkan data bahwa sumber paparan cukup (39,4%). Dari hasil penelitian ini masih
asap rokok yang didapat responden adalah ada responden yang belum mengetahui bahwa
di rumah yaitu sebesar 93,3%. Responden asap dari rokok yang baru mati di asbak
rata – rata terpapar asap rokok selama < 1 mengandung tiga kali lipat bahan pemicu
jam yaitu sebesar 64,7%. kanker di udara. Menurut Soerodjo dalam
Berdasarkan penelitian Aulia (2010) asap dari rokok yang baru mati di
menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan dalam asbak mengandung tiga kali lipat bahan
responden tentang pengertian perokok pemicu kanker di udara dan 50 kali
pasif dalam kategori baik (77,5%) dan mengandung bahan pengiritasi mata dan
kategori kurang (4,2%). Responden dengan pernapasan. Selain itu responden juga belum
tingkat pengetahuan kurang (4,2%) mengetahui bahwa asap yang dihasilkan dari
dikarenakan kurang mengetahui bahwa rokok yang masih menyala mengandung gas
orang yang tidak terpapar langsung oleh berbahaya yang sangat tinggi. Menurut
asap tembakau dari orang yang merokok Husaini (2007) asap yang dihasilkan dari
bukan merupakan perokok pasif. Menurut rokok yang masih menyala namun tak diisap
Soerodjo dalam Aulia (2010) perokok pasif (sidestream smoke) disimpulkan bahwa asap
atau yang dikenal dengan nama jenis ini mengandung kadar tembakau dan gas
Involuntary Smoking adalah orang yang berbahaya yang sangat tinggi, lebih dari kadar
tidak merokok tetapi terpapar langsung yang ada pada asap yang sedang diisap
oleh asap tembakau dari orang yang (mainstream smoke).
sedang merokok disekitarnya. Penelitian menunjukkan bahwa tingkat
pengetahuan responden tentang bahaya
Fatimah, Maryana & SugengVol 14 No 2, 2018 menjadi perokok pasif dalam kategori baik
(49,3) dan kategori cukup (46,5). Dari hasil
penelitian, rata – rata responden belum
mengetahui bahwa iritasi mata dan mual
Berdasarkan penelitian menunjukkan merupakan efek langsung dari asap rokok.
bahwa tingkat pengetahuan responden tentang Selain itu juga responden belum mengetahui
bahaya rokok bagi kesehatan dalam kategori bahwa nikotin dari asap rokok dapat
baik (70,4%) dan kategori cukup (22,5%). Jurnial Ilmiah Kesehatan
Tingkat pengetahuan responden tentang KeperawatanGambaran tingkat pengetahuan
bahaya rokok bagi kesehatan kategori kurang … 8073
(7,1%), hal ini dimungkinkan karena
responden tidak mengetahui bahwa perokok
pasif memiliki risiko lebih tinggi terkena menyebabkan kanker. Menurut Aulia
penyakit jantung, kanker, dan tumor paru – (2010) efek asap rokok ada dua
macam yaitu efek langsung dan tidak dengan kedewasaan berfikir.
langsung. Efek langsung yaitu iritasi Individu dengan usia dewasa
mata, batuk – batuk, pusing dan mual. cenderung memiliki pengetahuan
Selain itu Aulia (2010) juga yang lebih baik dibandingkan
menjelaskan bahwa perokok pasif dengan individu yang jauh lebih
mempunyai risiko lebih besar muda.
dibandingkan dengan perokok aktif, 2. Tingkat pendidikan
mereka kemungkinan mengalami Berdasarkan penelitian
serangan kanker payudara, kanker menunjukkan bahwa responden
ginjal, kanker pankreas, kanker otak yang memiliki jenjang
karena memperoleh nikotin dari asap pendidikan SMP mempunyai
rokok. Menurut Sitepoe (2000) tingkat pengetahuan yang baik
perokok pasif juga tidak kalah tentang bahaya perokok pasif
berbahayanya dibandingkan dengan yaitu sebanyak 43,7% responden.
perokok aktif karena mereka Kemudian diikuti oleh responden
menghirup aliran samping dengan jenjang pendidikan SMA
(sidestream) dan aliran utama yaitu sebanyak 32,4% responden.
(mainstream). Menurut Notoatmodjo Menurut Notoatmodjo (2012)
(2010), pengetahuan dipengaruhi oleh bahwa pengetahuan itu sendiri
beberapa faktor yaitu usia, tingkat dipengaruhi oleh faktor tingkat
pendidikan dan pekerjaan. pendidikan formal. Pengetahuan
1. Usia sangat erat hubungannya dengan
Berdasarkan hasil penelitian pendidikan, dimana diharapkan
menunjukkan bahwa jumlah bahwa dengan pendidikan yang
responden paling banyak adalah tinggi maka orang tersebut akan
pada usia 41 – 50 tahun. semakin cenderung memiliki
Responden yang mempunyai pengetahuan yang lebih baik
tingkat pengetahuan baik tentang dibandingkan dengan individu
bahaya perokok pasif yang yang jauh lebih muda.
terbanyak adalah yang berusia 3. Tingkat pendidikan
41- 50 tahun yaitu sebanyak Berdasarkan penelitian
33,8%. Hasil ini sesuai dengan menunjukkan bahwa responden yang
teori Notoatmodjo (2010) yang memiliki jenjang
menyatakan bahwa usia terkait

Fatimah, Maryana & Jurnal Ilmiah


SugengFatimah, Kesehatan Keperawatan
Maryana & Sugeng Jurnial Ilmiah Kesehatan
Keperawatan 8174
pendidikan
SMP pasif di Dusun Jaranan
mempunyai Panggungharjo Sewon
tingkat Bantul Tahun 2015 dalam
pengetahuan kategori baik
yang baik (71,8%), secara rinci
tentang bahaya sebagai berikut :
perokok pasif 1. Gambaran tingkat
yaitu sebanyak
pengetahuan
43,7%
keluarga tentang
responden.
pengertian
Kemudian
perokok pasif
diikuti oleh
sebagian besar
responden
dalam kategori
dengan jenjang
baik (77,5%).
pendidikan
2. Gambaran tingkat
SMA yaitu
pengetahuan
sebanyak
32,4% keluarga tentang
bahaya rokok
responden. bagi kesehatan
Menurut sebagian besar
Notoatmodjo dalam kategori
(2012) bahwa baik (70,4%).
pengetahuan itu 3. Gambaran tingkat
sendiri pengetahuan
dipengaruhi keluarga tentang
oleh faktor faktor – faktor
tingkat yang
pendidikan mempengaruhi
formal. bahaya perokok
Pengetahuan pasif sebagian
sangat erat besar dalam
hubungannya kategori baik
dengan (59,2%).
pendidikan, 4. Gambaran tingkat
dimana pengetahuan
diharapkan keluarga tentang
bahwa dengan bahaya menjadi
pendidikan perokok pasif
yang tinggi sebagian besar
maka orang dalam kategori
tersebut akan baik (49,3%).
semakin luas
pula SARAN
pengetahuanny 1. Bagi Perokok Pasif
a. Pada
Perokok
penelitian ini
pasif diharapkan
jenjang
dapat
pendidikan
menghindari
paling tinggi
paparan asap
adalah
rokok dari
Perguruan
perokok aktif
Tinggi (PT),
yang merokok di
namun tingkat
dalam rumah.
pengetahuan
2. Bagi Peneliti
responden yang
baik pada Selanjutnya
jenjang PT Perlu
berada pada dipertimbangkan
tingkatan ketiga untuk melakukan
setelah SMP penelitian yang
dan SMA sama bagi peneliti
dikarenakan selanjutnya, tetapi
jumlah pengumpulan
responden yang data dilakukan
paling sedikit dengan metode
diantara jenjang wawancara
lainnya yaitu sehingga
sebanyak 7 diharapkan akan
responden mendapatkan
(9,8%). informasi yang
4. Pekerjaan lebih mendalam
Berdasarka dan lengkap.
n hasil
penelitian yang DAFTAR PUSTAKA
dilakukan Ahmadi, Abu & Uhbiyati,
menunjukkan Nur.(2001).Ilmu
bahwa Pendidikan.Jakarta
responden yang : Rineka Cipta.
bekerja sebagai
Ibu Rumah Aditama. (2009). Rokok
Tangga (IRT) Dan Kesehatan.
mempunyai Jakarta :Universita
tingkat s Indonesia.
pengetahuan
paling baik
Arikunto, S.(2006).
diantara jenis
Prosedur
pekerjaan
Penelitian Suatu
lainnya yaitu
Pendekatan
sebanyak
57,7% Praktek.
responden. Jakarta:RinekaCipt
Hasil ini tidak a.
sesuai dengan
teori Mubarak Arikunto, S. (2010).
(2007) yang Prosedur
menyatakan Penelitian Suatu
bahwa dengan Pendekatan
bekerja Praktek.
seseorang akan Jakarta :
memperoleh RinekeCipta.
pengetahuan
dari lingkungan Arikunto, S..(2013).
bekerjanya. Prosedur
Dari hasil Penelitian Suatu
penelitian Pendekatan
tersebut IRT Praktek.
memiliki Jakarta:RinekaCipt
tingkat a.
pengetahuan
yang paling
baik tentang
bahaya perokok
pasif mungkin
dikarenakan
banyak IRT
yang
memperoleh
informasi
tentang bahaya
perokok pasif
dari televisi,
internet atau
surat kabar.
Selain itu,
responden yang
memiliki
pekrjaan
sebagai PNS
memiliki
tingkat
pengetahuan
tentang bahaya
perokok pasif
yang baik yaitu
sebesar 7%, hal
ini dikarenakan
karena jumlah
responden yang
bekerja sebagai
PNS hanya 3
orang dan dari
3 orang tersebut
semuanya
memiliki
pengetahuan
yang baik.

KESIMPULAN
Berdasarkan
hasil penelitian yang
telah dilakukan di
Dusun Jaranan
dengan jumlah
responden 71 orang,
maka peneliti
mengambil
kesimpulan bahwa
gambaran tingkat
pengetahuan
keluarga tentang
bahaya perokok
Fatimah, Maryana & SugengVol 14 No 2, 2018
Jurnial Ilmiah Kesehatan KeperawatanGambaran tingkat pengetahuan …
8275
2 013/02/kti-gambaran-
pengetahuanibu-tentang-kebutuhan-
Aulia, E. L. (2010). Stop gizi-balita.pdf
Merokok.Yogyakarta : Gara Ilmu.
Mubarak, Wahit, Iqbalet al. (2009). Ilmu
Budiantoro, S. (2009). Bahaya Perokok Pasif 3 Kesehatan Masyarakat :Teori dan
Kali Perokok Aktif. Diunduh tanggal Aplikasi. Jakarta : Salemba Medika.
19
Juni 2015 dari Notoatmodjo,S. (2010). Ilmu Perilaku
http://www.life.viva.co.id/news/read/6 Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta.
9076bahaya_perokok_pasif_3_kali_pe
roko k_aktif. Notoatmodjo,S.(2012). Metodologi Penelitian
Kesehatan. Jakarta : Rineke Cipta.
Husaini , A. (2007). Tobat
Merokok RahasiaDan Cara Novita, R.L. (2013). Skripsi.
Empatik BerhentiMerokok. Depok : Tingkat Pengetahuan Remaja Putra
Pustaka Ilmiah. Tentang
Bahaya
Jamal, S. (2006). Pria Desa Berpendidikan
Rendah, Perokok Rokok Pada Siswa Kelas XI Di SMA Negeri 2
Terbanyak. Surakarta. Dipublikasikan. Sekolah
http://www.pusdiknakes.or.id/pdpersi/ Tinggi Ilmu Kesehatan
?show=arsipnews&search=1&tgli=% Kusuma
20&tbl=artikel&startnews=30 -. Husada Surakarta.
Diakses 23 Januari 2015
Pradono, J & Kristianti, C. (2006). Perokok
Maimonah, M. (2009). Gambaran Pasif Bencana yang
Pengetahuan Ibu tentang Kebutuhan Terlupakan.Diunduh tanggal 23
Gizi Balita Di Wilayah Posyandu Putri, A. (2003). Skripsi.Pengetahuan Perokok
Klurahan III Desa Pasif Tentang Bahaya Asap Rokok
Klurahan Kecamatan Ngronggot Bagi Perokok Pasif. Dipublikasikan.
Kabupaten Nganjuk.Skripsi. Diunduh Fakultas Ilmu Keperawatan
pada tanggal 12 Januari 2015 dari
Universitas Indonesia.
https://andigayo.files.wordpress.com/
Republik Indonesia. Undang–Undang Republik
Indonesia No. 19 Tahun 2003 tentang
Pengamanan Rokok Bagi Kesehatan.

Riset Kesehatan Dasar.(2007).


Laporan Provinsi DKI Jakarta.Badan
Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Kementrian Kesehatan
Republik
Indonesia.

Riwidikdo.(2009).Statistik Kesehatan.
Yogyakarta : Mitra Cendika Press.

Setiadi. (2007). Riset Keperawatan. Surabaya :


Graha Ilmu.

Setiadi.(2008). Konsep & Keperawatan


Keluarga. Yogyakarta : Graha ilmu.

Sitepoe, M. (2000).Kekhususan Rokok


Indonesia. Jakarta : PT Grasindo.

Sugiyono. (2007). Metode Penelitian


Pendidikan. Bandung : CV Alfabet.

Tarwoto. ( 2010). Kesehatan Remaja:Problem


dan Solusinya. Jakarta:
Salemba Medika.

WHO. (2008). Mpower Upaya Pengandalian


Konsumsi Tembakau. Jakarta.

Widiana, N.S. (2007). Skripsi. Hubungan


Tingkat Pengetahuan Dengan Sikap
Dan Perilaku Perempuan Usia Subur
Terhadap Bahaya Menjadi Perokok
Pasif. Dipublikasikan. Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Indonesia.
Diunduh tanggal 23 Januari 2015.

Winarni, N.Y. (2014). Karya Tulis Ilmiah.


Gambaran Pengetahuan Remaja Laki
– Laki Kelas VIII
Tentang_________.(2007). Promosi
Bahaya Asap Rokok Terhadap
Kesehatan Di SMP N 1 Gamping.
Tidak dipublikasikan. Politeknik
Kesehatan Kemenkes Yogyakarta.

You might also like