Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

SCIENCE TECH

Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi



https://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/sciencetech/

Perbandingan Proses Sterilisasi Kalsium Karbonat (CaCO3) sebagai Bahan Baku


Probiotik Hewan Berdasarkan Jumlah Total Sel Bakteri

Henny Parida Hutapea1(*), Febriyanny Eka Setyowati2


Kimia Industri, Politeknik Santo Paulus Surakarta, Jl. Dr. Rajiman, Pajang, Kec. Laweyan, Kota Surakarta,
Jawa Tengah, 57146, Indonesia1,2,3
E-mail: hennyhtp@gmail.com1(*), febriyannyeka@gmail.com2

Profil Korenspondensi
Henny Parida Hutapea, Kimia Industri, Politeknik Santo Paulus Surakarta, Indonesia.

Submission Revision Accepted


22/01/2023 09/02/2023 11/02/2023
Abstract
Calcium carbonate (CaCO3) is known as an inexpensive inorganic mineral commercially. Currently,
calcium carbonate is widely used as a carrier for animal probiotics. As a carrier material, the use of
calcium carbonate must be free from bacterial contamination. This is so that the probiotics production
also do not contain bacteria other than the probiotics themselves. The method used was descriptive
quantitative method. This study focused on examining the effectiveness of the calcium carbonate
sterilization process with the dry sterilization process using an oven and the wet sterilization process
using an autoclave based on the total plate count of bacteria. Based on the research, the normal
treatment or without sterilization, Total Plate Count (TPC) calcium carbonate results were < 2.2 x 103
cfu/mL, in the wet sterilization treatment using an autoclave the total plate count was < 1.1 x 103 cfu/mL
and the results in the sterilization treatment dry using an oven the total plate count was 0 colonies. The
dry sterilization method using an oven is more suitable for calcium carbonate sterilization than the wet
sterilization method using an autoclave. In the water content test, the same results were obtained for the
three calcium carbonate treatments. This indicates that the dry and wet sterilization methods for calcium
carbonate did not affect the percentage of water content contained therein. In the pathogen test, negative
results were obtained for Escherichia coli and Salmonella sp in all three treatments.

Keywords: Animal probiotics; Calcium carbonate; Sterilization; Total plate count.

Abstrak
Kalsium karbonat (CaCO3) dikenal dengan mineral anorganik yang dengan harga murah secara
komersial. Nilai kesadahan air dapat ditingkatkan dengan menambahkan beberapa senyawa seperti
kalsium karbonat. Sterilisasi adalah proses penghilangan atau membunuh mikroorganisme serta
mencegah terjadinya kontaminasi. Pemanfaatan kalsium karbonat dimasa sekarang banyak digunakan
sebagai bahan pembawa (carier) pada probiotik hewan. Sebagai bahan pembawa (carier), penggunaan
kalsium karbonat haruslah terbebas dari pencemaran bakteri. Ini dimaksudkan agar probiotik yang
dihasilkan juga tidak terdapat bakteri selain dari probiotiknya sendiri. Metode yang digunakan adalah
deskriptif kuantitatif. Penelitian ini difokuskan untuk meneliti perbandingan efektivitas proses sterilisasi
kalsium karbonat dengan proses sterilisasi kering menggunakan oven dan proses sterilisasi basah
menggunakan autoclave berdasarkan jumlah total plate count bakteri. Berdasarkan penelitian pada
perlakuan normal atau tanpa sterilisasi didapatkan hasil total bakteri kalsium karbonat perlakuan
sebanyak < 2,2 x 103 cfu/mL, pada perlakuan sterilisasi basah menggunakan autoclave jumlah total
bakteri sebanyak < 1,1 x 103 cfu/mL dan hasil pada perlakuan sterilisasi kering menggunakan oven
jumlah total bakteri sebanyak 0 koloni. Metode sterilisasi kering dengan menggunakan oven lebih cocok
digunakan pada sterilisasi kalsium karbonat dibandingkan dengan metode sterilisasi basah menggunakan

10.30738/st https://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/sciencetech/ science.tech@ustjogja.ac.id


73
SCIENCE TECH, Vol. 9, No.1, February 2023, pp. 73-83.
e-ISSN. 2579-3624 | p-ISSN. 2460-6286

autoclave. Pada uji water content didapatkan hasil yang sama pada ketiga perlakuan kalsium karbonat,
ini menunjukkan bahwa metode sterilisasi kering dan basah pada kalsium karbonat tidak berpengaruh
terhadap persentase kadar air yang terkandung di dalamnya. Pada uji patogen didapatkan hasil negatif
Escherichia coli dan Salmonella sp pada ketiga perlakuan.

Kata Kunci: Kalsium karbonat; Probiotik hewan; Sterilisasi; Total sel bakteri.

Copyright © 2023, Henny Parida 10.30738/st.vol9.no1.a14188


Hutapea, Febriyanny Eka Setyowati.

Kalsium karbonat (CaCO3) dikenal dengan mineral anorganik yang memiliki peran
dan kegunaan yang sangat luas. Sifat fisis kalsium karbonat seperti, morfologi, fasa,
ukuran dan distribusi ukuran harus dimodifikasi menurut bidang pengaplikasi (Aprilia,
2018). Mineral kalsit (CaCO3) berwarna putih mengkilap, kuning, kuning kecoklatan dan
putih cream (Indah, 2020). Kalsium karbonat banyak ditemukan dalam batu kapur
(Azkiya et al., 2017), selain itu senyawa ini juga merupakan komponen utama yang
terdapat di dalam cangkang kulit telur, cangkang siput, cangkang mutiara, cangkang
organisme laut. Untuk penggunaan batu kapur dibidang industri kimia, kesehatan dan
teknologi membutuhkan kemurnian yang tinggi (Tasari et al., 2020).
Menurut Elva et al (2021) menambahan kalsium karbonat 2% mengacu pada
kebutuhan udang putih akan kalsium guna pertumbuhan yang optimal. Penambahan
kalsium pada pakan berpengaruh terhadap pertumbuhan udang, karena kalsium berperan
pada pertumbuhan dan perkembangan eksoskeleton, mengatur pembekuan darah, detak
jantung, ginjal, saraf, aktivitas beberapa enzim, dan fungsi sel (Nurfaidah & Agustono,
2021).
Saat ini, penggunaan antibiotik dan hormon pertumbuhan untuk ternak sudah
banyak dilarang oleh peraturan. Probiotik adalah salah satu zat aditif yang aman dan
diizinkan oleh regulasi, dan juga dapat menggantikan penggunaan antibiotik. Probiotik
adalah mikroorganisme hidup yang digunakan dalam ternak untuk meningkatkan
keseimbangan mikroba dan memiliki efek positif pada hewan inang. Dari hasil analisis
statistik menurut Rohmatussolihat et al (2020) menunjukkan bahwa viabilitas probiotik
sangat dipengaruhi oleh Kalsium Karbonat (CaCO3),CGM, dan zeolit (Rohmatussolihat
et al., 2020).
Sterilisasi adalah proses penghilangan atau membunuh mikroorganisme (protozoa,
fungi, bakteri, mycoplasma, dan virus) serta mencegah terjadinya kontaminasi (Yudianti
et al., 2017). Titi & Shofia, (2017) sterilisasi dilakukan dengan menggunakan autoclave
atau juga dapat dilakukan dengan perebusan selama 15-20 menit, pada uji pengaruh
sterilisasi berupa perebusan, terhadap Salmonella dan kadar kalsium. Banyak jenis
Salmonella tidak tahan panas dan mati pada pasteurisasi (Rahayu & Hanifa, 2017).
Pemanfaatan kalsium karbonat dimasa sekarang banyak digunakan sebagai bahan
pembawa (carier) pada probiotik hewan. Sebagai bahan pembawa (carier), penggunaan
kalsium karbonat haruslah terbebas dari cemaran bakteri. Ini dimaksudkan agar probiotik
yang dihasilkan juga tidak terdapat bakteri selain dari probiotiknya sendiri. Penelitian ini
difokuskan untuk meneliti perbandingan efektivitas proses sterilisasi kering dan basah
Kalsium karbonat berdasarkan jumlah total plate count bakteri.

74
SCIENCE TECH, Vol. 9, No.1, February 2023, pp. 73-83.
e-ISSN. 2579-3624 | p-ISSN. 2460-6286

Metode
Persiapan sampel
Sampel CaCO3 masing-masing sebanyak10 gram dimasukkan dalam erlenmeyer
untuk perlakuan sterilisasi oven dan autoclave, tanpa perlakuan (control). Sampel
kemudian di autoclave dengan suhu 121oC selama 20 menit tekanan 1 atm (Hardono &
Supriyadi, 2020). Sedangkan sampel dengan perlakuan sterilisasi kering dimasukkan
oven dengan suhu 170oC selama 2 jam (Ramdhana & Nur, 2020).

Pengujian Total Plate Count


1. Pembuatan Media Pengencer (Garam fisiologis 0,85%)
NaCl sebanyak 8,5 gram dimasukkan dalam labu takar 1 liter dan ditambahkan
aquadest hingga batas meniskus. Larutan diaduk dengan magnetic stirer hingga
homogen. Garam fisiologis 0,85% telah siap untuk digunakan. Garam fisiologis yang
akan digunakan untuk pengenceran 1 sampel produk ada 2 macam yaitu 9 ml dalam
testtube dan 90 ml dalam erlenmeyer 250 ml. Disterilkan dengan menggunakan
autoclave dengan suhu 121oC selama 20 menit tekanan 1 atm. Secara singkat
pembuatan media pengencer terlihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Pembuatan Media Pengencer Larutan Garam Fisiologis 0,85%

2. Pembuatan Media Uji


Tryptone Soya Agar (TSA) adalah media tumbuh bakteri yang umum digunakan
untuk menumbuhkan bakteri. Kandungan TSA terdiri atas agar, tryptone, soytone, dan
natrium klorida (Nurul Muzayyanah et al., 2021). Sebanyak 40 gram media TSA
dilarutkan dengan aquadest sebanyak 1000 mL. Didihkan dan larutan dimasukkan
dalam botol schot duran. Disterilkan dengan menggunakan autoclave dengan suhu
121oC selama 20 menit tekanan 1 atm. Secara singkat pembuatan media uji TSA
terlihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Pembuatan Media Uji TSA

75
SCIENCE TECH, Vol. 9, No.1, February 2023, pp. 73-83.
e-ISSN. 2579-3624 | p-ISSN. 2460-6286

3. Uji Total Plate Count (TPC)


Ditimbang sampel (autoclave, oven, dan control) masing-masing sebanyak 10
gr lalu dimasukkan dalam larutan garam fisiologis 9 ml. Tahap ini adalah pengenceran
10-1. Larutan 10-1 dipipet menggunakan mikro pipet sebanyak 1 ml kemudian
dimasukkan ke garam fisiologis 9 ml dalam tabung reaksi. Tahap ini adalah
pengenceran 10-2, begitu seterusnya sampai pengenceran 10-6. Dimasukkan media uji
TSA pada setiap cawan petri yang telah dimasukkan 0,1 ml sampel pada semua
pengenceran kemudian dilakukan inokulasi (suhu media TSA suam-suam kuku) dan
diinkubasi dengan inkubator bersuhu 35oC selama 48 jam kemudian dihitung jumlah
sel yang tumbuh. Secara singkat Uji TPC terlihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Uji Total Plate Count

Perhitungan jumlah sel tumbuh (TPC) sebagai berikut:


!
∑ koloni x "# % &'( #()*+,-
Keterangan:
Fp = Faktor pengenceran
Vol. Plating = 0,1 ml = 10-1

Pengujian Bakteri Patogen (Escherichia coli dan Salmonella sp)


1. Pembuatan media Endo agar untuk Escherichia coli
Media endo agar sebanyak 39 gram kemudian dilarutkan dengan aquadest sebanyak 1
L dan direbus hingga mendidih. Media tersebut disterilisasi dengan autoclave bersuhu
12oC tekanan 1 atm selama 15 menit.
2. Pembuatan media Salmonella Shigella Agar (SSA) untuk Salmonella sp
Sebanyak 63 gram media SSA dilarutkan dengan aquadest sebanyak 1 L dan direbus
hingga mendidih dan ditunggu selama 1 menit.
3. Uji Patogen
Media Endo agar dan SSA sebanyak ± 15 mL dituangkan ke dalam masing-masing
cawan petri yang telah disterilkan dan dibiarkan hingga memadat. Sampel diambil
sebanyak 10 gram dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer berisi garam fisiologi 0,85%
sebanyak 90 mL. Homogenisasi dengan menggunakan vortex selama 30 detik. Jarum
ose dibakar dari bagian pangkal dalam terus hingga ke bagian lup (ujung) sampai
berpijar merah dan permukaan atas erlenmeyer yang berisi sampel yang telah
diencerkan dibakar. Jarum ose dimasukkan ke dalam erlenmeyer, lalu dikeluarkan.
Bagi empat permukaan atas cawan petri yang akan distreak dengan spidol atau lainnya.

76
SCIENCE TECH, Vol. 9, No.1, February 2023, pp. 73-83.
e-ISSN. 2579-3624 | p-ISSN. 2460-6286

Sebelum berpindah dari satu kuadran ke kuadran berikutnya lakukan pemanasan/


pensterilan ose, selanjutnya goreskan ose dari ujung terakhir kuadran satu ke kuadran
lainnya. Streak ke atas permukaan agar dengan perlahan-lahan dan jangan sampai agar
hancur atau tergores. Selanjutnya, tahap inkubasi dengan suhu 37oC selama 24 jam
dilakukan pengamatan ada tidaknya bakteri patogen. Jika pada media endo agar
muncul goresan berwarna hijau metalik maka menandakan bahwa pada produk
tersebut telah terkontaminasi bakteri escherichia coli. Jika pada media Salmonella-
Shigella Agar (SSA) muncul goresan berwarna hitam maka menandakan bahwa pada
produk tersebut telah terkontaminasi bakteri Salmonella sp. Secara singkat Uji TPC
terlihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Pengujian Bakteri Patogen

Penggujian Kadar Air dan pH


Sampel sebanyak ± 5 gram diuji kadar air nya menggunakan Moisture Analyzer.
Waktu yang digunakan untuk pengujian dengan bahan CaCO3 adalah 105oC selama 5
menit. Pada pengujian pH, sampel sebanyak 5 gram ditambahkan 45 mL aquadest dalam
beker gelas dan dilarutkan, kemudian dilalukan pengujian pH menggunakan pH meter.

Metode Pengelolaan dan Analisa Data


Penelitian ini menggunakan teknik analisa data deskriptif kuantitatif. Data diolah
menggunakan grafik statistik perbandingan tanpa sterilisasi, proses sterilisasi kering
menggunakan oven dan sterilisasi basah autoclave. Analysis of Varians (ANOVA) adalah
tergolong analisis komparatif lebih dari dua variabel. Analisis varian satu jalan atau lebih
sering disebut ANOVA one way digunakan untuk menguji hipotesis komparatif rata-rata
sampel secara serentak (Icam Sutisna, 2020). Data hasil penelitian dianalisis dengan
Microsoft Excel menggunakan Analisis Varian Satu Arah (ANOVA one way) pada taraf
signifikansi 5% untuk mengetahui pengaruh.

77
SCIENCE TECH, Vol. 9, No.1, February 2023, pp. 73-83.
e-ISSN. 2579-3624 | p-ISSN. 2460-6286

Hasil dan Pembahasan


Hasil
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil total bakteri pada pengujian carier
kalsium karbonat terhadap proses sterilisasi kering menggunakan oven dan proses
sterilisasi basah menggunakan autoclave, mengetahui proses sterilisasi yang paling
efektif untuk digunakan pada kalsium karbonat, perbandingan kadar air yang dihasilkan
dari proses sterilisasi kering dan basah dan hasil uji cemaran patogen terhadap proses
sterilisasi kering dan basah pada kalsium karbonat. Hasil dari uji TPC, uji bakteri patogen,
pH, dan water content sebagai berikut:

1. Uji Total Plate Count (TPC)

Tabel 1. Uji Total Plate Count


Normal Autoclave Oven
Faktor (Tanpa Sterilisasi) (Sterilisasi Basah) (Sterilisasi Kering)
Pengenceran Jumlah TPC Jumlah TPC Jumlah TPC
Koloni (cfu/mL) Koloni (cfu/mL) Koloni (cfu/mL)
10-1 22 11 0
10-2 10 0 0
10-3 0 0 0
< 2,2 x 103
< 1,1 x 103 0
10-4 0 0 0
10-5 0 0 0
10-6 0 0 0

Berdasarkan hasil uji Total Plate Count (TPC) yang ditunjukkan pada Tabel 1
didapat hasil untuk sampel kalsium karbonat dengan tanpa sterilisasi (normal) pada
pengenceran 10-1 terdapat 22 koloni, jumlah koloni menurun pada pengenceran 10-2 yaitu
sebanyak 10 koloni dan menurun pada pengenceran 10-3 sampai 10-6 dengan tidak
terdapatnya koloni, untuk sampel kalsium karbonat dengan sterilisasi basah (autoclave)
hanya terdapat koloni sebanyak 11 koloni pada pengenceran 10-1, dan mengalami
penurunan pada pengenceran 10-2 sampai 10-6 dengan tidak terdapat koloni dan untuk
sampel kalsium karbonat dengan sterilisasi kering (oven) untuk pengenceran 10-1 sampai
10-6 tidak terdapat koloni.

2. Uji Bakteri Patogen

Tabel 2. Uji Bakteri Patogen


Sampel
Escherichia coli Salmonella sp
Kalsium Karbonat
Normal Negatif Negatif
Autoclave Negatif Negatif
Oven Negatif Negatif

Berdasarkan hasil uji patogen yang ditunjukkan pada Tabel 2 didapat hasil untuk
sampel kalsium karbonat dengan tanpa sterilisasi (normal) tidak terdeteksi adanya bakteri
E.Coli maupun Salmonella sp, untuk sampel kalsium karbonat dengan sterilisasi basah
(autoclave) tidak terdeteksi adanya bakteri E.Coli maupun Salmonella sp dan untuk
sampel kalsium karbonat dengan sterilisasi kering (oven) juga tidak terdeteksi adanya
bakteri E.Coli maupun Salmonella sp.

78
SCIENCE TECH, Vol. 9, No.1, February 2023, pp. 73-83.
e-ISSN. 2579-3624 | p-ISSN. 2460-6286

3. Uji pH dan Water Countent


Tabel 3. Uji pH dan Water Countent
Sampel Kalsium Karbonat pH Water Countent
Normal 7,98 0,20%
Autoclave 7,94 0,20%
Oven 7,79 0,20%

Berdasarkan hasil uji pH dan kadar air yang ditunjukkan pada Tabel 3 didapat
hasil untuk sampel kalsium karbonat dengan tanpa sterilisasi (normal) dengan pH 7,98
dan kadar air sebesar 0,20 %, untuk sampel kalsium karbonat dengan sterilisasi basah
(autoclave) dengan pH 7,94 dan kadar air sebesar 0,20 % dan untuk sampel kalsium
karbonat dengan sterilisasi kering (oven) dengn pH 7,79 dan kadar air sebesar 0,20 %.

Pembahasan
Pada penelitian ini bahan baku yang akan diuji adalah kalsium karbonat. Pengujian
CaCO3 ini meliputi uji total plate count, uji bakteri patogen, uji pH, dan uji water
countain. Perlakuan pada sampel kalsium karbonat pun juga berbeda-beda. Terdapat 3
perlakuan yang dilakukan pada penelitian ini, yaitu sampel kalsium karbonat normal
tanpa perlakuan, dengan perlakuan sterilisasi menggunakan oven 170oC selama 2 jam,
dan perlakuan sterilisasi menggunakan autoclave selama 20 menit dengan suhu 121oC
tekanan 1 atm. Suhu penyimpanan merupakan faktor yang mempengaruhi stabilitas dan
pencegahan bakteri Escherichia coli (Arimbawa, Putu Eka; Santika, 2019).
Dari ketiganya tersebut diperoleh hasil yang berbeda. Pada perlakuan normal (tanpa
sterilisasi) hasil TPC kalsium karbonat sebanyak < 2,2 x 103 cfu/g dengan pH sebesar
7,98 dan hasil uji water countent sebesar 0,20%. Pada perlakuan sterilisasi menggunakan
autoclave, hasil TPC kalsium karbonat sebanyak < 1,1 x 103 dengan pH sebesar 7,94 dan
hasil uji water countent sebesar 0,20%. Pada perlakuan sterilisasi menggunakan oven,
hasil TPC kalsium karbonat sebanyak 0 (tidak muncul koloni) dengan pH sebesar 7,79
dan hasil uji water countent sebesar 0,20%. Pada uji patogen didapatkan hasil negatif
Escherichia coli dan Salmonella sp pada ketiga perlakuan. Penelitian (Titi & Shofia,
2017) menunjukkan bahwa sterilisasi perebusan 100oC selama 15-20 menit cukup efektif
untuk membunuh Salmonella sp (Rahayu & Hanifa, 2017).

TPC CaCO3
25
20
15
10
5
0
10-1 10-2 10-3 10-4 10-5 10-6

Normal Autoclave Oven

Gambar 5. TPC CaCO3

Pada uji pH didapatkan hasil yang tidak jauh berbeda pada ketiga perlakuan.
Rentang pH yang didapatkan pun juga masih dalam batas pH netral yaitu 7. Sedangkan,
pada uji water content didapatkan hasil yang sama pada ketiga perlakuan kalsium

79
SCIENCE TECH, Vol. 9, No.1, February 2023, pp. 73-83.
e-ISSN. 2579-3624 | p-ISSN. 2460-6286

karbonat. Ini menunjukkan bahwa metode sterilisasi kering dan basah pada kalsium
karbonat tidak berpengaruh terhadap prosentase kadar air yang terkandung di dalamnya.
Menurut hasil penelitian T.Wahyuningsih et al (2022), kandungan utama batu gamping
adalah kalsium karbonat (CaCO₃), hasil penelitian analisis kadar air pada batu gamping
memiliki kadar air yang rendah, dengan pengujian kalsium karbonat memiliki kandungan
kadar air <0,03% (Wahyuningsih et al., 2022). Pada penelitian E. Cahyono et al (2019),
kandungan air kalsium karbonat cukup kecil sehingga dapat dijadikan sediaan
farmaceutika karena kemungkinan tumbuh mikroba dan jamur sangat kecil. Kadar air
kalsium karbonat hasil penelitian 0,69±0,30% (Cahyono et al., 2019). Sehingga dengan
jumlah kalsium karbonat yang sama dengan perbandingan proses sterilisasi yang berbeda
tidak memiliki pengaruh yang besar terhadap kadar air dalam kalsium karbonat. Kadar
air yang rendah dapat mencegah pertumbuhan mikroorganisme perusak.
(a)

(b)
Gambar 5. (a) Uji Patogen CaCO3 terhadap Bakteri Salmonella sp.
(b) Uji Patogen CaCO3 terhadap Bakteri Escherichia Coli.

Uji deteksi bakteri Escherichia coli media endo agar dan bakteri Salmonella sp
media SSA pada sampel kalsium karbonat tanpa sterilisasi, sterilisasi oven dan sterilisasi
autoclave menunjukkan hasil negatif (Tabel 2). Identifikasi sampel positif mengandung
bakteri Escherichia coli pada media endo agar menunjukkan adanya koloni berwarna
merah tua (Andreas, 2019). Hal ini serupa menurut Indrayati & Akma (2018) yang
menyakatan bahwa bakteri Escherichia coli akan tumbuh pada medium endo agar dengan
ciri-ciri koloni besar-besar, elevasi cembung smooth, dan berwarna merah tua metalik
(Indrayati & Akma, 2018). Pada Gambar 5 (b) terlihat cawan petri sampel tanpa
sterilisasi, sterilisasi oven dan sterilisasi autoclave, warna yang dihasilkan media endo
agar berwarna pink yang menunjukkan hasil negatif bakteri Escherichia coli.
SSA merupakan salah satu media untuk mengidentifikasi adanya bakteri
Salmonella sp. Dinyatakan positif Salmonella sp jika pada media SSA dilakukan
pengamatan secara makroskopis menunjukkan ada pertumbuhan koloni dengan ciri
koloni kecil, smooth, tak berwarna (bening) dengan inti hitam, permukaan cembung
dengan tepian halus (Yunus et al., 2017). Beberapa Salmonella sp menghasilkan bulatan
hitam ditengah koloni (black centre) sebagai hasil produksi gas H2S. Hasil pengamatan
pada media SSA ditemukan koloni berbentuk bulat, cembung dan berwarna hitam ini
diduga sebagai Salmonella sp (Sari et al., 2018). Hasil negatif untuk pengujian Salmonella
sp pada semua sampel dengan media SSA (Tabel 1) menunjukkan bahwa tidak terdapat
bakteri Salmonella sp, hal ini terlihat pada Gambar 5 (a) dengan tepian yang rata,
permukaan yang halus serta tidak ditemukannya inti berwarna hitam.
Pada uji patogen dengan bakteri Escherichia coli dan Salmonella sp perlakuan pada
sampel tanpa sterilisasi, sterilisasi oven dan sterilisasi autoclave didapat hasil negatif
untuk semua sampel. dan pada media SSA tidak terlihat munculnya goresan berwarna

80
SCIENCE TECH, Vol. 9, No.1, February 2023, pp. 73-83.
e-ISSN. 2579-3624 | p-ISSN. 2460-6286

hitam yang merupakan tanda terkontaminasi bakteri Salmonella sp (Wardani &


Tanikolan, 2021).

Tabel 4. Analisis ANOVA One Way


Kelompok Menghitung Jumlah Rata-rata Perbedaan
Normal 6 32 5,33 82,67
Autoclave 6 11 1,83 20,17
Oven 6 0 0 0

ANOVA
Sumber Jumlah Derajat Rata-rata Fhitu Nilai
Ftabel
Keragaman Kuadrat Bebas Kuadrat ng signifikansi
Antar Grup 88,11 2 44,06 1,29 0,31 3,68
Dalam Grup 514,17 15 34,28
Total 602,28 17

Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan analisis ANOVA satu arah yang
ditunjukkan pada Tabel 4 terlihat pada sampel normal (tanpa sterilisasi dengan
pengenceran sampai dengan 6 kali terdapat jumlah total koloni keseluruhan 32 dengan
rata-rata 5,33 dan nilai penyimpangan dari rata-rata sebesar 82,67, pada sampel autoclave
(sterilisasi basah) pengenceran sampai dengan 6 kali terdapat jumlah total koloni
keseluruhan 31 dengan rata-rata 1,83 dan nilai penyimpangan dari rata-rata sebesar 20,17
sedangkan pada pada sampel oven (sterilisasi kering) pengenceran sampai dengan 6 kali
tidak terdapat koloni.
Pada tabel ringkasan ANOVA (Tabel 4) terlihat Fhitung = 1,29 < Ftabel = 3,68 dan
nilai signifikansi (P-value) dengan nilai 0,31 > 0,05 menyimpulkan bahwa ketiga
perlakuan tersebut menunjukan hasil yang signifikan pada uji total plate count. Pada
perlakuan kalsium karbonat dengan sterilisasi autoclave didapatkan hasil < 1,1 x 103
cfu/mL. Hasil ini sedikit lebih rendah dibanding dengan perlakuan normal. Sedangkan
pada perlakuan sterilisasi menggunakan oven didapatkan hasil 0 koloni, ini berarti tidak
ada koloni yang muncul pada setiap pengenceran pada perlakuan oven. Jika dibandingkan
dengan metode sterilisasi basah menggunakan autoclave 121oC selama 20 menit dengan
tekanan 1 atm, sterilisasi kering dengan menggunakan oven 170oC selama 2 jam
menunjukan hasil yang bersih dari kontaminan bakteri. Dari hasil tersebut menunjukkan
bahwa metode sterilisasi kering dengan menggunakan oven lebih cocok digunakan pada
sterilisasi kalsium karbonat dibandingkan dengan metode sterilisasi basah. Hasil
penelitian (Key & Zhiming, 2019) Escherichia coli dan Salmonella sp diyakini bertahan
lebih lama pada suhu yang lebih rendah (kondisi tropis) daripada suhu yang lebih tinggi
(lingkungan sedang) (Jie & Zhiming, 2019).

Kesimpulan
Berdasarkan penelitian didapatkan kesimpulan bahwa metode sterilisasi kering
dengan menggunakan oven lebih cocok digunakan pada sterilisasi kalsium karbonat
dibandingkan dengan metode sterilisasi basah. Pada uji water content didapatkan hasil
yang sama pada ketiga perlakuan kalsium karbonat, ini menunjukkan bahwa metode
sterilisasi kering dan basah pada kalsium karbonat tidak berpengaruh terhadap persentase
kadar air yang terkandung di dalamnya. Pada uji patogen didapatkan hasil negatif
Escherichia coli dan Salmonella sp pada ketiga perlakuan.

81
SCIENCE TECH, Vol. 9, No.1, February 2023, pp. 73-83.
e-ISSN. 2579-3624 | p-ISSN. 2460-6286

Daftar Pustaka
Andreas, M. R. (2019). Identifikasi Bakteri Patogen Pada Jajanan Bakso Bakar Yang
Dijual di Beberapa Kecamatan di Kota Medan. Universitas Medan Area.
Aprilia, D. I. (2018). Sintesis Kalsium Karbonat (PCC) dengan Morfologi Bervariasi dari
Batu Kapur menggunakan Metode Pencampuran Larutan (Solution Route).
Arimbawa, Putu Eka; Santika, I. W. M. (2019). Pengaruh Suhu Terhadap Potensi
Antibiotika Cefotaxime Multiple Dose Pada Bakteri Staphylococcus aureus dan
Escherichia coli. Bali Health Journal, 3(1), 9–15.
Azkiya, N. I., Prasetia, F., Putri, E. D., Rosiana, A., & Wardhani, S. (2017). Synthesis of
precipitated Calcium Carbonate (PCC) From Lime Rock Nature Methods Caustic
Soda (Studies Concentration HNO3). Jurnal Ilmu Dasar, 17(1), 31.
https://doi.org/10.19184/jid.v17i1.2670.
Cahyono, E., Jonas, J. F., Lalenoh, B. A., & Kota, N. (2019). Karakterisasi Kalsium
Karbonat (CaCO3) Dari Cangkang Landak Laut (Diadema setosum). Jurnal
FishtecH, 8(1), 28–34. https://doi.org/10.36706/fishtech.v8i1.7643.
Dwisari, P. (2021). Uji Angka Lempeng Total (ALT) dan Angka Kapang/Khamir (AKK)
dalam Jamu Gendong Kunyit Asam di Pasar Tradisional yang Berada Di
Kabupaten “X.” Universitas Sanata Dharma.
Fatiqin, A., Novita, R., & Apriani, I. (2019). Pengujian Salmonella Dengan Menggunakan
Media SSA Dan E. Coli Menggunakan Media Emba Pada Bahan Pangan.
Indobiosains, 1(1), 22–29. https://doi.org/10.31851/indobiosains.v1i1.2206.
Hardono, T., & Supriyadi, K. (2020). Modifikasi Autoclave Berbasis Atmega328 (Suhu).
Medika Teknika : Jurnal Teknik Elektromedik Indonesia, 1(2).
https://doi.org/10.18196/mt.010210.
Huyyirnah, & Fitriyani. (2020). Metode penyimpanan bakteri vibrio alginolitycus dan
Vibrio harveyi dalam media tsb (tryptic soy broth) dan gliserol. Intgrated Lab
Journal, 08(02), 91–101.
Icam Sutisna. (2020). Statistika Penelitian. Universitas Negeri Gorontalo, April, 1–15.
Indah, N. (2020). Karakterisasi Mineral Kalsium Karbonat (CaCO3) Pada Batuan
Kecamatan Tamalatea Kabupaten Jeneponto Sulawesi Selatan. UIN Alauddin
Makassar.
Indrayati, S., & Akma, S. F. (2018). Peranan Monosodium Glutamat Sebagai Media
Penyubur Alternatif Pengganti Brain Heart Infosion Broth (BHIB) Untuk
Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli. Prosiding Seminar Kesehatan Perintis, 1(1),
1–6.
Jie, P., & Zhiming, L. (2019). Influence of temperature on microbially induced calcium
carbonate precipitation for soil treatment. PLoS ONE, 14(6), 1–17.
Nurfaidah, E., & Agustono. (2021). Teknik Penambahan Kalsium Karbonat (CaCO3)
pada Pakan Udang Putih (Litopenaeus vannamei) di Kasetsart University,
Bangkok. Journal of Marine and Coastal Science, 10(3), 118–123.
Nurhidayati, D., & Warmiati. (2021). Moisture Analyzer Sartorius Type MA 45 Sebagai
Alat Uji Kadar Air Gelatin Dari Tulang Kelinci. Majalah Kulit Politeknik ATK
Yogyakarta, 20, 95–101.
Nurul Muzayyanah, M., Zulfah Primananda, A., Program Studi S, I. S., & Ilmu
Kesehatan, F. (2021). Test Of Antibacterial Ethanol Extract 70% Papaya Leaves
(Carica papaya L.) On Eschericia coli Bacteria. Seminar Nasional Farmasi UAD,
146–157.

82
SCIENCE TECH, Vol. 9, No.1, February 2023, pp. 73-83.
e-ISSN. 2579-3624 | p-ISSN. 2460-6286

Rahayu, T. N., & Hanifa, S. (2017). Potensi Cangkang Telur sebagai Sumber Kalsium
dengan Pendekatan Pengaruh Sterilisasi dengan Perebusan terhadap Kadar Kalsium
dan Salmonella sp. Jornal Universitas Terbuka, Jakarta, 173–181.
http://repository.ut.ac.id/7310/1/15. Titi Nur Rahayu%2C Shofia Hanifa.pdf.
Ramdhana, F., & Nur, H. S. (2020). Teknik Sterilisasi Secara Mikrobiologis.
Rohmatussolihat, Ridwan, R., Sari, N. F., Fidriyanto, R., Astuti, W. D., & Widyastuti, Y.
(2020). Probiotic powder production for cattle by using response surface
methodology. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 591(1).
https://doi.org/10.1088/1755-1315/591/1/012028.
Sari, N., Erina, Abrar, M., Wardani, E., Fakhrurrazi, & Daud, R. (2018). Isolasi dan
Identifikasi Salmonella Sp dan Shigella Sp Pada Feses Kuda Bendi. Journal of
Chemical Information and Modeling, 2(3), 401–410.
Tasari, S., Iqbal, & Badaruddin. (2020). Penentuan Lama Kalsinasi Kalsium Karbonat
CaCo₃ dari Batu Kapur Tanjung Karang Kabupaten Donggala. Gravitasi, 18(2),
137–147. https://doi.org/10.22487/gravitasi.v18i2.15077.
Wahyuningsih, T., Sudiyanto, A., Asworo, M., Hermanto, O. Si., & Setyawan, M. (2022).
Analisis Kualitas Batugamping Quarry Dan Tepung Kalsium Karbonat Hasil
Produksi Pt . Sugih Alamanugroho. 3(1), 38–45.
Wardani, E., Pahriyani, A., Hardiman, I., Wiyanti, T., & Bariroh, T. (2022). Modul
Praktikum Mikrobiologi-Virologi.
Wardani, T. S., & Tanikolan, R. A. (2021). Analisis Cemaran Bakteri Escherichia Coli,
Salmonella Pada Depot Amiu Kelurahan Cemani Kabupaten Sukoharjo. Seminar
Informasi Kesehatan Nasional., 148–157.
Yudianti, I., Suprapti, S., & Hupitoyo, H. (2017). Perbandingan Efektifitas Sterilisasi
Panas Kering dan Desinfeksi Tingkat Tinggi Teknik Rebus terhadap Pertumbuhan
Escherichia Coli. Jurnal Pendidikan Dan Pelayanan Kebidanan Indonesia, 2(1),
53. https://doi.org/10.24198/ijemc.v2i1.66.
Yunus, R., Mongan, R., & Rosnani, R. (2017). Cemaran Bakteri Gram Negatif pada
Jajanan Siomay di Kota Kendari. Medical Laboratory Technology Journal, 3(1),
11. https://doi.org/10.31964/mltj.v3i1.111.
Zakki, M. R., & Iswadi, D. (2021). Praktikum Kimia Dasar (Issue 1). Unpam Press.
www.unpam.ac.id.
Tasari, S., Iqbal, & Badaruddin. (2020). Penentuan Lama Kalsinasi Kalsium Karbonat
CaCo₃ dari Batu Kapur Tanjung Karang Kabupaten Donggala. Gravitasi, 18(2),
137–147. https://doi.org/10.22487/gravitasi.v18i2.15077.
Wahyuningsih, T., Sudiyanto, A., Asworo, M., Hermanto, O. Si., & Setyawan, M. (2022).
Analisis Kualitas Batugamping Quarry Dan Tepung Kalsium Karbonat Hasil
Produksi Pt . Sugih Alamanugroho. 3(1), 38–45.
Wardani, T. S., & Tanikolan, R. A. (2021). Analisis Cemaran Bakteri Escherichia Coli,
Salmonella Pada Depot Amiu Kelurahan Cemani Kabupaten Sukoharjo. Seminar
Informasi Kesehatan Nasional., 148–157.
Yudianti, I., Suprapti, S., & Hupitoyo, H. (2017). Perbandingan Efektifitas Sterilisasi
Panas Kering dan Desinfeksi Tingkat Tinggi Teknik Rebus terhadap Pertumbuhan
Escherichia Coli. Jurnal Pendidikan Dan Pelayanan Kebidanan Indonesia, 2(1),
53. https://doi.org/10.24198/ijemc.v2i1.66.
Yunus, R., Mongan, R., & Rosnani, R. (2017). Cemaran Bakteri Gram Negatif pada
Jajanan Siomay di Kota Kendari. Medical Laboratory Technology Journal, 3(1),
11. https://doi.org/10.31964/mltj.v3i1.111.

83

You might also like