Professional Documents
Culture Documents
3387 8509 1 SM
3387 8509 1 SM
KOTA PEMATANGSIANTAR
Fauzi
Universitas Islam Sumatera Utara
fauzi@fe.uisu.ac.id
ABSTRACT
Today, the presence of the urban informal sector is considered one of the emerging economic
sectors as a result of the city's high employment growth situation. Those who enter this small-scale
business, initially aimed at finding job opportunities and creating income. Identify the distribution
of informal sector of Pematangsiantar City, using data from plotting surveys using GPS (Global
Positioning System). The distribution of business actors / informal sector activities is identified
based on the number of samples taken in conjunction with the dissemination of questionnaires. The
number of samples itself is determined using sampling method. The calculation itself is done by
means of the number of respondents who choose one of the variables divided by the total number of
respondents, namely 50 (fifty) correspondents. Weighting on internal factors of importance is
based on the large influence of strategic factors on its strategic position (Freddy Rangkuti, 2001 :
22-24). The number of weights on each internal factor must amount to = 1 (one) : Total Internal
Score → Total Strength Weight + Total Weight Weakness = 1. While the value of weight according
to Freddy Rangkuti (2001: 22-24) and Training Spama (2000: 13-14) based on the following
provisions: "Scale 1.0 (very important) up to 0.0 (not important)". The average weight value
depends on the number of strategic factors (5-10 strategic factors) used After doing the analysis, it
can be known that in strengths variables that have the highest sub total is creativity with a value of
0.640. And for weaknesses that have the highest sub total is the source of capital with a value of
0.270. Conclusions based on the results of identification and analysis of the Study of Development
and Informal Sector Of Pematangsiantar City, then some conclusions that can be drawn as follows,
the Internal Development factor of informal sector of the City of Pematangsiantar consists of
several factors of strengths and weaknesses. Variables of the strength of the informal sector of
Pematangsiantar City are: motivation, creativity, many kinds / types of business, small capital, and
work experience. The variables of the weakness of the informal sector of pematangsiantar city are:
level of education, lack of permits, availability of raw materials, facilities and infrastructure, as
well as sources of capital.
ABSTRAK : Dewasa ini, kehadiran sektor informal perkotaan dianggap sebagai salah satu sektor
ekonomi yang muncul sebagai akibat dari situasi pertumbuhan tenaga kerja yang tinggi di kota.
Mereka yang memasuki usaha berskala kecil ini, pada mulanya bertujuan untuk mencari
kesempatan kerja dan menciptakan pendapatan. Identifikasi persebaran sektor informal Kota
Pematangsiantar, menggunakan data hasil survei plotting menggunakan GPS (Global Positioning
System). Adapun persebaran pelaku usaha/kegiatan sektor informal diidentifikasi berdasarkan
jumlah sampel yang diambil bersamaan dengan penyebaran kuisioner. Jumlah sampel sendiri
ditentukan menggunakan metode pengambilan sampling. Perhitungan sendiri dilakukan dengan
cara jumlah responden yang memilih salah satu variabel dibagi total jumlah responden yaitu 50
(lima puluh) koresponden. Pembobotan pada faktor internal tingkat kepentingannya didasarkan
pada besarnya pengaruh faktor strategis terhadap posisi strategisnya (Freddy Rangkuti, 2001 : 22-
24). Jumlah bobot pada masing-masing faktor internal harus berjumlah = 1 (satu) : Skor Total
Internal → Total Bobot Kekuatan + Total Bobot Kelemahan = 1. Sedangakan nilai bobot menurut
Freddy Rangkuti (2001 : 22-24) dan Diklat Spama (2000 : 13-14) berdasarkan ketentuan sebagai
berikut :“Skala 1,0 (sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting)”. Besarnya rata-rata nilai
bobot bergantung pada jumlah faktor-faktor strategisnya (5-10 faktor strategis) yang dipakai
Jurnal Ekonomi Keuangan dan Kebijakan Publik Volume 2, No 2, Desember 2020 100
Setelah melakukan analisis, dapat diketahui bahwa pada variabel kekuatan (strengths) yang
memiliki sub total tertinggi adalah kreatifitas dengan nilai 0,640. Dan untuk variabel kelemahan
(weaknesses) yang memiliki sub total tertinggi adalah sumber modal dengan nilai 0,270.
Kesimpulan berdasarkan hasil identifikasi dan analisa Kajian Pengembangan dan Sektor Informal
Kota Pematangsiantar, maka beberapa kesimpulan yang dapat ditarik sebagai berikut ini, faktor
Internal Pengembangan Sektor Informal Kota Pematangsiantar terdiri dari beberapa faktor
kekuatan dan kelemahan. Variabel dari kekuatan sektor informal Kota Pematangsiantar adalah:
motivasi, kreatifitas, banyak macam/jenis usaha, modal kecil, serta pengalaman kerja. Adapun
variabel kelemahan sektor informal Kota Pematangsiantar adalah: tingkat pendidikan, tidak
memiliki izin, ketersediaan bahan baku, sarana dan prasarana, serta sumber modal.
Jurnal Ekonomi Keuangan dan Kebijakan Publik Volume 2, No 2, Desember 2020 106
Setelah melakukan pembobotan dan variabel dikalikan dengan nilai skor masing-
skoring, hal yang dilakukan selanjutnya adalah masing variabel. Matriks Faktor Strategi
melakukan matriks terhadap faktor internal Internal (IFAS: Internal Factors Analysis
sektor informal Kota Pematangsiantar. Di Summary) Sektor Informal Kota
dalam matriks ini adalah merupakan Pematangsiantar.
perhitungan dari nilai bobot masing-masing
Tabel 6. Matriks Faktor Strategi Internal Sektor Informal Kota Pematangsiantar
Sub
No. Faktor Internal Bobot Skor
Total
A Kekuatan (No.Pertanyaan: 20)
1 Motivasi 0,120 3 0,360
2 Kreatifitas 0,160 4 0,640
3 Banyak macam/jenis usaha 0,100 3 0,300
4 Modal kecil 0,040 1 0,040
5 Pengalaman kerja 0,080 2 0,160
Jumlah 0,50 1,50
B Kelemahan (No.Pertanyaan: 21)
1 Tingkat pendidikan 0,060 3 0,180
2 Tidak memiliki izin 0,050 3 0,150
3 Ketersediaan bahan baku 0,130 2 0,260
4 Sarana dan prasarana 0,170 1 0,170
5 Sumber modal 0,090 3 0,270
Jumlah 0,50 1,03
Total 1,00 2,53
Sumber : Hasil Analisis, Tahun 2017
Jurnal Ekonomi Keuangan dan Kebijakan Publik Volume 2, No 2, Desember 2020 108
Tabel 9. Skoring Faktor Eksternal Sektor Informal Kota Pematangsiantar
Responden
No. Faktor Eksternal Skoring
(org)
A Peluang (No.Pertanyaan: 22)
1 Lapangan kerja baru 17 4
2 Pendapatan Asli Daerah (PAD) 10 3
3 Tahan akan krisis ekonomi 3 1
4 Perkembangan kota 7 2
5 Permintaan konsumen tinggi 13 3
Jumlah 50
B Ancaman (No.Pertanyaan: 23)
1 Penggusuran 16 1
2 Perdagangan bebas 3 4
3 Persaingan dengan sektor formal 10 2
4 Biaya sewa 13 2
5 Kebijakan pembangunan 8 3
Jumlah 50
Sumber : Hasil Analisis, Tahun 2017
Setelah melakukan pembobotan dan variabel dikalikan dengan nilai skor masing-
skoring, hal yang dilakukan selanjutnya adalah masing variabel. Matriks Faktor Strategi
melakukan matriks terhadap faktor eksternal Eksternal (EFAS: External Factors Analysis
sektor informal Kota Pematangsiantar. Di Summary) Sektor Informal Kota
dalam matriks ini adalah merupakan Pematangsiantar.
perhitungan dari nilai bobot masing-masing
Tabel 10. Matriks Faktor Strategi Eksternal Sektor Informal Kota Pematangsiantar
Sub
No. Faktor Eksternal Bobot Skor
Total
A Peluang (No.Pertanyaan: 22)
1 Lapangan kerja baru 0,170 4 0,680
2 Pendapatan Asli Daerah (PAD) 0,100 3 0,300
3 Tahan akan krisis ekonomi 0,030 1 0,030
4 Perkembangan kota 0,070 2 0,140
5 Permintaan konsumen tinggi 0,130 3 0,390
Jumlah 0,50 1,54
B Ancaman (No.Pertanyaan: 23)
1 Penggusuran 0,160 1 0,160
2 Perdagangan bebas 0,030 4 0,120
3 Persaingan dengan sektor formal 0,100 2 0,200
4 Biaya sewa 0,130 2 0,260
5 Kebijakan pembangunan 0,080 3 0,240
Jumlah 0,50 0,98
Total 1,00 2,52
Sumber : Hasil Analisis, Tahun 2017
Setelah melakukan analisis, dapat ancaman (threats) sektor informal yang
diketahui bahwa pada variabel peluang memiliki sub total tertinggi adalah biaya sewa
(opportunities) sektor informal yang memiliki dengan nilai 0,260.
sub total tertinggi adalah lapangan kerja baru Setelah melakukan tahapan identifikasi
dengan nilai 0,680. Dan untuk variabel faktor internal dan faktor eksternal sektor
Jurnal Ekonomi Keuangan dan Kebijakan Publik Volume 2, No 2, Desember 2020 109
informal Kota Pematangsiantar, maka dapat pembobotan dan skoring sehingga membentuk
disimpulkan bahwa: matriks IFAS dan EFAS, maka hasilnya adalah:
Faktor Internal (IFAS) Sektor Nilai IFAS:
Informal Kota Pematangsiantar Kekuatan (strenghts) = 1,50
Diketahui bahwa sub total dari variabel- Kelemahan (weaknesses) = 1,03
variabel pada kekuatan sektor informal Kota Sub total pembobotan dan skoring = 2,53
Pematangsiantar memiliki jumlah nilai sebesar Nilai EFAS:
1,50, dan untuk variabel-variabel pada Peluang (opportunities) = 1,54
kelemahan sektor informal Kota Ancaman (threats) = 0,98
Pematangsiantar memiliki jumlah nilai sebesar Sub total pembobotan dan skoring = 2,52
1,03. Hal ini menjelaskan bahwa variabel Keseluruhan faktor internal dan eksternal
kekuatan sektor informal Kota Pematangsiantar yang telah diidentifikasi dalam matriks EFAS
masih lebih strategis bila dibandingkan dengan dan IFAS dikelompokkan dalam matriks
variabel kelemahan yang dimiliki oleh sektor SWOT yang kemudian secara kualitatif
ini. dikombinasikan untuk menghasilkan klasifikasi
Faktor Eksternal (EFAS) Sektor strategi yang meliputi empat set kemungkinan
Informal Kota Pematangsiantar alternatif strategi, yaitu:
Diketahui bahwa sub total dari variabel- a. Strategi S-O (Strengths – Opportunities)
variabel pada peluang sektor informal Kota Kategori ini mengandung berbagai
Pematangsiantar memiliki jumlah nilai sebesar alternatif strategi yang bersifat memanfaatkan
1,54, dan untuk variabel-variabel pada ancaman peluang dengan mendayagunakan
sektor informal Kota Pematangsiantar memiliki kekuatan/kelebihan yang dimiliki. Strategi SO
jumlah nilai sebesar 0,98. Hal ini menjelaskan dipakai untuk menarik keuntungan dari peluang
bahwa variabel peluang sektor informal Kota yang tersedia dalam faktor eksternal. Dengan
Pematangsiantar masih lebih strategis bila kata lain, Pemerintah Daerah Kota
dibandingkan dengan variabel ancaman yang Pematangsiantar harus mampu meraih semua
dimiliki oleh sektor ini. peluang sektor informal berdasarkan kekuatan-
kekuatan yang dimiliki. Setiap peluang harus
3. Analisis Strategi Pengembangan Sektor ditangkap berdasarkan pertimbangan kekuatan
Informal Kota Pematangsiantar yang dimiliki sektor informal, bukan sekedar
Setelah melakukan tahapan identifikasi karena adanya peluang tersebut. Strategi ini
faktor internal dan faktor eksternal dipilih bila sub total penilaian matriks EFAS
kegiatan/usaha sektor informal Kota (Faktor Eksternal) lebih besar dari pada 2 dan
Pematangsiantar, maka langkah selanjutnya sub total penilaian matriks IFAS (Faktor
adalah melakukan analisis SWOT guna Internal) lebih besar daripada 2.
mendapatkan strategi pengembangan sektor b. Strategi W-O (Weaknesses –
informal Kota Pematangsiantar yang tepat Opportunities)
sasaran. Matriks SWOT pada intinya adalah Kategori yang bersifat memanfaatkan
mengkombinasikan peluang, ancaman, peluang eksternal untuk mengatasi kelemahan.
kekuatan, dan kelemahan dalam sebuah Strategi WO bertujuan untuk memperbaiki
matriks. Dengan demikian, matriks tersebut kelemahan sektor informal Kota
terdiri atas empat kuadran, dimana tiap-tiap Pematangsiantar dengan memanfaatkan peluang
kuadran memuat masing-masing strategi. dari faktor yang terdapat di luar. Setiap peluang
Matriks SWOT merupakan pendekatan yang yang tidak dapat dipenuhi karena adanya
paling sederhana dan cenderung bersifat kekurangan yang dimiliki, harus dicari jalan
subyektif-kualitatif. Matriks ini keluarnya dengan memanfaatkan kekuatan-
menggambarkan secara jelas bagaimana kekuatan lainnya yang tersedia. Strategi ini
peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi dipilih bila sub total penilaian matriks EFAS
organisasi dapat disesuaikan dengan kekuatan (Faktor Eksternal) lebih besar dari pada 2 dan
dan kelemahan yang dimilikinya. sub total penilaian matriks IFAS (Faktor
Dari tahapan identifikasi faktor internal Internal) lebih kecil atau sama dengan 2.
dan faktor eksternal sektor informal Kota c. Strategi S-T (Strengths – Threats)
Pematangsiantar yang didapatkan dari hasil Kategori alternatif strategi yang
memanfaatkan atau mendayagunakan kekuatan
Jurnal Ekonomi Keuangan dan Kebijakan Publik Volume 2, No 2, Desember 2020 110
untuk mengatasi ancaman. Strategi ST yang diusahakan dengan memperkecil
digunakan untuk menghindari, paling tidak kelemahan sektor informal Kota
memperkecil dampak negatif dari ancaman Pematangsiantar dan menghindari ancaman.
terhadap sektor informal Kota Pematangsiantar Dengan kata lain, jika sekiranya ancaman yang
atau tantangan yang akan datang dari luar. Jika akan datang lebih kuat dari upaya
ancaman tersebut tidak bisa diatasi dengan pengembangan, maka hal yang perlu dilakukan,
kekuatan internal maupun kekuatan eksternal adalah dengan menghentikan sementara usaha
yang ada, maka perlu dicari jalan keluarnya, ekspansi pengembangan, dengan menunggu
agar ancaman tersebut tidak akan memberikan ancaman eksternal yang datang menjadi hilang
dampak negatif yang terlalu besar. Strategi ini atau reda. Strategi ini dipilih bila sub total
dipilih bila sub total penilaian matriks EFAS penilaian matriks EFAS (Faktor Eksternal)
(Faktor Eksternal) lebih kecil atau sama dengan lebih kecil atau sama dengan 2 dan sub total
2 dan sub total penilaian matriks IFAS (Faktor penilaian matriks IFAS (Faktor Internal) lebih
Internal) lebih besar dari pada 2. kecil atau sama dengan 2.
d. Strategi W-T (Weaknesses – Threats) Dari penjelasan sebelumnya, maka berikut ini
Kategori alternatif strategi sebagai solusi adalah Matriks Analisis SWOT terkait strategi
dari penilaian atas kelemahan dan ancaman pengembangan sektor informal di Kota
yang dihadapi, atau usaha menghindari Pematangsiantar. Untuk lebih jelasnya dapat
ancaman untuk mengatasi kelemahan. Strategi dilihat.
WT adalah taktik mempertahankan kondisi
Tabel 10. Matriks Analisis SWOT Sektor Informal Kota Pematangsiantar
Faktor Strategis Strenghts (S) Weaknesses (W)
Internal Daftar Kekuatan Daftar Kelemahan
Motivasi Tingkat pendidikan
Kreatifitas Tidak memiliki izin
Banyak macam/jenis usaha Ketersediaan bahan baku
Modal kecil Sarana dan prasarana
Pengalaman kerja Sumber modal
Faktor Strategis
Eksternal
Opportunities (O) Strategi S-O Strategi W-O
Daftar Peluang 1. Pemerintah Daerah Kota 1. Memberikan pelatihan
Lapangan kerja baru Pematangsiantar harus membuat keterampilan (soft skill)
Pendapatan Asli Daerah kebijakan berupa Peraturan kepada pelaku usaha sektor
(PAD) Daerah (Perda) yang mengatur informal: pelatihan
Tahan akan krisis terkait pelaksanaan dan kewirausahaan, pelatihan
ekonomi pengembangan sektor informal. teknis produksi maupun
Perkembangan kota 2. Pemerintah Daerah Kota pelatihan teknis pembukuan.
Permintaan konsumen Pematangsiantar harus 2. Mendirikan paguyuban
tinggi melakukan pendataan agar (kelembagaan) dalam bentuk
kegiatan/usaha sektor informal koperasi atau yang lainnya,
dapat terkoordinir secara baik. dan diatur di manajemen
3. Pemerintah Daerah Kota sendiri oleh para pelaku
Pematangsiantar harus kegiatan/usaha sektor
melakukan penyuluhan kepada informal Kota
pada pelaku kegiatan/usaha Pematangsiantar.
sektor informal terkait informasi 3. Menjadikan sumber daya
peluang pasar. (bahan baku) lokal sebagai
4. Meningkatkan produktifitas basis utama agar lebih efisien,
sektor informal, dari yang 4. Pemerintah Daerah Kota
awalnya kurang potensial Pematangsiantar melakukan
menjadi usaha yang ekonomis pendekatan terhadap para
dan padat karya. pelaku kegiatan/usaha sektor
5. Pemerintah Daerah Kota informal yang melakukan
Jurnal Ekonomi Keuangan dan Kebijakan Publik Volume 2, No 2, Desember 2020 111
Faktor Strategis Strenghts (S) Weaknesses (W)
Internal Daftar Kekuatan Daftar Kelemahan
Motivasi Tingkat pendidikan
Kreatifitas Tidak memiliki izin
Banyak macam/jenis usaha Ketersediaan bahan baku
Modal kecil Sarana dan prasarana
Pengalaman kerja Sumber modal
Faktor Strategis
Eksternal
Pematangsiantar membantu usaha di tempat/lokasi yang
melakukan promosi terhadap tidak seharusnya, untuk mau
kegiatan/usaha sektor informal. direlokasi dan direvitalisasi.
5. Menghadirkan lembaga
penjamin kredit dari
pemerintah bisa dalam bentuk
uang tunai maupun modal
peralatan.
Threats (T) Strategi S-T Strategi W-T
Daftar Ancaman 1. Pemerintah Daerah Kota 1. Menyelenggarakan
Penggusuran Pematangsiantar melakukan pendidikan formal maupun
Perdagangan bebas penataan ruang kota untuk non formal yang berbasis
Persaingan dengan menyediakan lahan kepada enterpreneurship
sektor formal kegiatan/usaha sektor informal. (kewirausahaan), sehingga
Biaya sewa 2. Pemerintah Daerah Kota akan muncul manusia-
Kebijakan pembangunan Pematangsiantar harus manusia yang berjiwa usaha
menumbuhkan pusat-pusat mandiri yang tidak
pertumbuhan kota, sehingga membutuhkan lapangan
tidak tersentral pada satu titik pekerjaan melainkan
yang mengakibatkan menciptakan lapangan kerja.
melonjaknya pertumbuhan 2. Pembentukan infrastruktur
jumlah kegiatan/usaha sektor pendamping yang dapat
informal ini. membantu pelaku sektor
3. Pemerintah Daerah Kota informal dalam menghadapi
Pematangsiantar harus lembaga pembiayaan,
mempermudah izin membuka mengadopsi teknologi, dan
dan membangun usaha baru, mengakses pasar luas. Pusat
baik untuk usaha yang bergerak inkubasi bisnis dapat dimulai
di sektor formal maupun yang dari masyarakat, tapi harus
bergerak di sektor informal, hal didukung penuh Pemerintah
ini untuk membuka dan Daerah Kota Pematangsiantar.
menstabilkan lapangan usaha 3. Kebijakan pengembangan
baru bagi tenaga kerja yang sektor informal Kota
membutuhkan. Pematangsiantar lebih
4. Pemerintah Daerah Kota diarahkan pada pemberdayaan
Pematangsiantar harus bisa ekonomi rakyat.
bekerjasama dan bersinergi 4. Mobilisasi sumber daya, baik
dengan kabupaten atau kota manajemen, keahlian, maupun
disekitar Kota Pematangsiantar keuangan. Kelembagaan
sendiri. Hal ini diperlukan agar pemerintah untuk mengatasi
tidak terjadi pusat pertumbuhan masalah sektor informal Kota
ekonomi yang tidak seimbang Pematangsiantar diperkuat
yang bisa menyebabkan tingkat dengan membuat kebijakan
urbanisasi meningkat. dan program, yang mampu
5. Dengan berkembangnya sektor memobilisasi berbagai sumber
Jurnal Ekonomi Keuangan dan Kebijakan Publik Volume 2, No 2, Desember 2020 112
Faktor Strategis Strenghts (S) Weaknesses (W)
Internal Daftar Kekuatan Daftar Kelemahan
Motivasi Tingkat pendidikan
Kreatifitas Tidak memiliki izin
Banyak macam/jenis usaha Ketersediaan bahan baku
Modal kecil Sarana dan prasarana
Pengalaman kerja Sumber modal
Faktor Strategis
Eksternal
informal, maka Pemerintah daya tersebut.
Daerah Kota Pematangsiantar 5. Mendirikan komunitas yang
dapat menerapkan insentif dan di dalamnya terdiri dari
disentif terhadap para pelaku kerjasama sektor informal,
kegiatan/usaha sektor informal pihak swasta, LSM, maupun
terkait biaya sewa lahan Pemerintah Daerah Kota
berjualan mereka. Pematangsiantar itu sendiri.
Sumber : Hasil Analisis, Tahun 2017
Dari tahapan analisis yang menghasilkan
matriks SWOT Pengembangan Sektor Informal 3.1. Analisis Arahan Pengembangan dan
Kota Pematangsiantar, maka dianggap bahwa Konsep Penataan Sektor Informal
nilai yang paling strategis (Stategi Prioritas) Kota Pematangsiantar
berdasarkan Nilai IFAS = 2,53 dan Nilai EFAS Pada identifikasi potensi dan permasalahan
= 2,52 adalah Strategi S-O (Strenghts- sektor informal Kota Pematangsiantar,
Opportunities) yang meggunakan kekuatan diketahui bahwa potensi yang dimiliki adalah
yang dimiliki oleh sektor informal Kota pertama sektor ini dapat menjadi alternatif
Pematangsiantar dipadu dengan peluang- pilihan penduduk Kota Pematangsiantar sebagai
peluang yang ada. Diketahui juga bahwa nilai mata pencaharian, yang artinya sektor ini dapat
total dari kekuatan (strenghts) = 1,50 adalah menciptakan lapangan kerja baru. Selanjutnya,
yang paling besar di dalam faktor internal dan hal ini diperkuat oleh kebijakan-kebijakan
nilai total dari peluang (opportunities) = 1,54 Pemerintah Daerah Kota Pematangsiantar yang
adalah yang paling besar di dalam faktor mendukung keberadaan dan pengembangan
eksternal. sektor ini. Dengan adanya potensi-potensi yang
Adapun strategi prioritas yang harus telah diuraikan sebelumnya, maka potensi
diutamakan implementasinya terkait selanjutnya adalah sektor ini dapat menjadi
Pengembangan oleh Sektor Informal Kota pemasukan bagi Kota Pematangsiantar berupa
Pematangsiantar adalah antara lain: pendapatan asli daerah (PAD). Dan untuk
1. Pemerintah Daerah Kota Pematangsiantar permasalahan yang dimiliki oleh sektor
menetapkan kebijakan berupa Peraturan informal Kota Pematangsiantar adalah yang
Daerah (Perda) yang mengatur tentang pertama rendahnya kualitas tenaga kerja,
pelaksanaan dan pengembangan sektor maksud dari hal ini adalah bahwa keterampilan
informal. yang dimiliki oleh para pelaku kegiatan/usaha
2. Pemerintah Daerah Kota Pematangsiantar sektor informal Kota Pematangsiantar masih
harus melakukan penyuluhan dan pendataan sangat rendah.
kepada pada pelaku kegiatan/usaha sektor Berdasarkan beberapa sampel best practice
informal terkait informasi peluang pasar. keberhasilan pengembangan dan penataan
3. Meningkatkan produktifitas sektor informal, sektor informal di daerah lainnya, maka dapat
dari yang awalnya kurang potensial menjadi dirumuskan beberapa strategi yang dapat
usaha yang ekonomis dan padat karya. diberikan terkait arahan pengembangan dan
4. Pemerintah Daerah Kota Pematangsiantar penataan sektor informal Kota Pematangsiantar
membantu melakukan promosi terhadap dengan kombinasi strategi pada Analisis SWOT
kegiatan/usaha sektor informal. sebelumnya yang juga telah dilakukan. Adapun
rumusan strategi yang dihasilkan antara lain:
1. Rendahnya kualitas tenaga kerja, kebijakan
yang dapat dilakukan adalah memberikan
Jurnal Ekonomi Keuangan dan Kebijakan Publik Volume 2, No 2, Desember 2020 113
pelatihan keterampilan (soft skill) kepada Pematangsiantar adalah: motivasi,
pelaku usaha sektor informal: pelatihan kreatifitas, banyak macam/jenis usaha,
kewirausahaan, pelatihan teknis produksi modal kecil, serta pengalaman kerja.
maupun pelatihan teknis pembukuan. Adapun variabel kelemahan sektor informal
2. Tidak memiliki izin usaha, kebijakan yang Kota Pematangsiantar adalah: tingkat
dapat dilakukan adalah melakukan pendidikan, tidak memiliki izin,
pendataan terhadap para pelaku ketersediaan bahan baku, sarana dan
kegiatan/usaha sektor informal, agar dapat prasarana, serta sumber modal. Faktor
dimonitoring, dievaluasi dan dibantu dalam Internal yang paling berpengaruh terhadap
usaha, pendirian kelembagaan berupa sektor informal di Kota Pematangsiantar
paguyuban ataupun koperasi yang mampu adalah faktor Kreatifitas dan Sumber Modal.
menjadi penyangga dan rumah bagi 2) Faktor Eksternal Pengembangan Sektor
bertumbuhnya kreativitas di sektor informal. Informal Kota Pematangsiantar terdiri dari
3. Menjadikan citra kota dan dampak beberapa faktor peluang dan ancaman.
lingkungan yang buruk, kebijakan yang Variabel dari peluang sektor informal Kota
dapat dilakukan adalah melalui pendekatan Pematangsiantar adalah: lapangan kerja
terhadap para pelaku kegiatan/usaha sektor baru, pendapatan asli daerah (PAD), tahan
informal yang melakukan usaha di akan krisis ekonomi, perkembangan kota,
tempat/lokasi yang tidak seharusnya, agar serta permintaan konsumen tinggi. Dan
mau direlokasi dan direvitalisasi. untuk variabel ancaman sektor informal
4. Sumber modal, kebijakan yang dapat Kota Pematangsiantar adalah: penggusuran,
dilakukan adalah menghadirkan lembaga perdagangan bebas, persaingan dengan
penjamin kredit dari pemerintah baik dalam sektor formal, biaya sewa, dan juga
bentuk uang tunai maupun modal peralatan. kebijakan pembangunan. Faktor Eksternal
5. Belum ada peraturan yang jelas dan yang paling berpengaruh terhadap sektor
mengikat, kebijakan yang dapat dilakukan informal di Kota Pematangsiantar adalah
adalah dengan membuat dan menetapkan faktor Lapangan Kerja Bbru dan biaya sewa.
sebuah Peraturan Daerah (Perda) yang berisi 3) Arahan Pengembangan Sektor Informal
tentang pengaturan keberadaan sektor terdiri dari beberapa strategi antara lain
informal dan juga pengembangan sektor Strategi S-O, Strategi W-O, Strategi S-T,
tersebut di Kota Pematangsiantar. dan juga Strategi W-T.
4) Berdasarkan rumusan hasil identifikasi
Sebagai acuan yang dapat digunakan oleh faktor internal dan eksternal sektor informal
Pemerintah Daerah Kota Pematangsiantar di Kota Pematangsiantar dan juga analisis
dalam mengimplementasikan Strategi strategi pengembangan sektor informal Kota
Pengembangan Sektor Informal di Kota Pematangsiantar, maka ditentukan bahwa
Pematangsiantar, maka dalam kajian ini akan Strategi S-O menjadi strategi prioritas yang
merekomendasikan Arahan Pengembangan dan harus diutamakan pengimplementasinnya
Konsep Penataan Sektor Informal Kota oleh Pemerintah Daerah Kota
Pematangsiantar berdasarkan analisis strategi Pematangsiantar.
pengembangan sebelumnya berupa indikasi
program yang di dalam tiap program-program DAFTAR PUSTAKA
tersebut akan dijabarkan tahapan kegiatannya. Breman,Jan.2000. The informal sector in
research: theory and practice.
4. Kesimpulan Rotterdam:The Comparative Asian Studies
Berdasarkan hasil identifikasi dan analisa Programme (CASP), University of
Kajian Pengembangan dan Sektor Informal Rotterdam.
Kota Pematangsiantar, maka beberapa Effendi, 1996. Sumber Daya Manusia, Peluang
kesimpulan yang dapat ditarik sebagai berikut Kerja dan Kemiskinan, cetakan ke-2, Tiara
ini: Wacana Yogya. Yogyakarta.
1) Faktor Internal Pengembangan Sektor Effendi, Tadjuddin Noer.1997. Pertumbuhan
Informal Kota Pematangsiantar terdiri dari Ekonomi, Sektor Informal dan Kemiskinan
beberapa faktor kekuatan dan kelemahan. di Kota, dalam Kumpulan Tulisan DR.
Variabel dari kekuatan sektor informal Kota Tadjuddin Noer Effendi, Yogyakarta: Pusat
Jurnal Ekonomi Keuangan dan Kebijakan Publik Volume 2, No 2, Desember 2020 114
Penelitian Kependudukan Universitas Penelitian Kependudukan UGM,
Gadjah Mada Yogyakarta. Manning, Chris dan Tadjuddin
Evers, Hans Dieter, 1992. Informal Sector Noer Effendi (2001). Urbanisasi,
Trade in Central Java, Productive Pengangguran dan Sektor Informal di Kota.
Employment, Labour Absorption Capacity Yayasan Obor Indonesia, Jakarta.
and Policy Implications. Yogyakarta : PPK Mustafa, Ali, 2008. Model Transformasi Sektor
UGM. Evers, Hans Dieter and Tadjuddin Informal : Sejarah, Teori dan Praksis
Noer Effendi, 1992. Trade and Informal Pedagang Kaki Lima. PT. Inspire Indonesia,
Sector Policy in Central Java. Population Malang
Studies Center, Gadjah Mada University, Nasution, M.Zein. 1988. “Sektor Informal di
Yogyakarta Perkotaan:Rumusan Permasalahan sebagai
ILO.1972. “Development of the Rural Informal Prahipotesis Pembinaan.” Dalam Kumpulan
Sectors : Policies and Strategies (A Makalah Seminar Mobilitas Penduduk dan
Discussion Paper)”. Makalah dalam Asian Sektor Informal. Novena, 2003.
Sub-regional seminar on Employment Marginalisasi Sektor Informal,
Policies for the rural Informal sector in East www.pastionline.com, (1 Juni 2004)
and Southeast Asia, 24-28 May, Yogyakarta. Ramli Rusli, 2000. Penciptaan Kesempatan
Luthfi, Asrizal. 2008. Kemiskinan Kota dan Kerja Sektor Informal Pedagang Kaki Lima
Sektor Informal, Surabaya. di DKI Jakarta, Unpad, Bandung
Manning, Chris, 1984. Struktur Pekerja Sektor
Informal dan Kemiskinan Di Kota, Pusat
Jurnal Ekonomi Keuangan dan Kebijakan Publik Volume 2, No 2, Desember 2020 115