Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 17

Lampiran I

Peraturan Direktur RSKIA Annisa

NO : 039/PERDIR/RSKIAANNISA/VII/22

Tanggal : 1 Juli 2022

TENTANG
PEDOMAN PENETAPAN INDIKATOR MUTU RUMAH SAKIT (IMP-RS)
DAN INDIKATOR MUTU PRIORITAS UNIT (IMP-UNIT)
BAB I
PENDAHULUAN

Direktur rumah sakit memprioritaskan program peningkatan mutu dan


keselamatan pasien yang akan diterapkan, serta bagaimana mengukur
keberhasilan dalam upaya di seluruh rumah sakit ini. Dikarenakan terdapat
keterbatasan staf dan sumber daya, tidak semua proses di rumah sakit dapat diukur
dan diperbaiki pada saat yang bersamaan. Oleh karena itu, tanggung jawab utama
Direktur Rumah Sakit adalah menetapkan prioritas pengukuran dan perbaikan di
seluruh rumah sakit. Prioritas ini meliputi upaya pengukuran dan perbaikan yang
mempengaruhi atau mencerminkan aktivitas yang terdapat di berbagai unit
pelayanan. Direktur Rumah Sakit berfokus pada upaya pengukuran dan
peningkatan mutu rumah sakit, termasuk pengukuran dan aktivitas yang
berhubungan dengan kepatuhan penuh terhadap sasaran keselamatan pasien.
Prioritas dapat berfokus pada pencapaian tujuan strategis; misalnya, untuk
menjadi pusat rujukan regional. Sebagai contoh: suatu rumah sakit menjadi pusat
rujukan regional maka Direktur Rumah Sakit akan meningkatkan mutu pelayanan
rumah sakit tersebut sehingga mampu menjadi rujukan di tingkat regional
tersebut. Direktur Rumah Sakit dengan para pimpinan dan Panitia Peningkatan
Mutu dan Keselamatan Pasien merancang upaya peningkatan mutu pelayanan
prioritas rumah sakit dengan memperhatikan beberapa hal :
a) Misi Rumah Sakit.
b) Data-data permasalahan yang ada, misalnya komplain pasien, capaian
indikator mutu yang masih rendah, terdapat kejadian tidak diharapkan.
c) Terdapat sistem serta proses yang memperlihatkan variasi penerapan dan
hasil yang paling banyak, misalnya pelayanan pasien stroke yang
dilakukan oleh lebih satu dokter spesialis saraf dan memperlihatkan proses
pelayanan yang masih bervariasi atau belum terstandardisasi sehingga
hasil pelayanan juga bervariasi.
d) Dampak dari perbaikan misalnya penilaian perbaikan efisiensi suatu
proses klinis yang kompleks pada pelayanan stroke, pelayanan jantung dan
lainnya, dan / atau identifikasi pengurangan biaya serta sumber daya yang
digunakan dengan perbaikan suatu proses. Penilaian dampak dari
perbaikan tersebut akan menunjang pemahaman tentang biaya relatif yang
dikeluarkan demi investasi mutu dan sumber daya manusia, finansial, dan
keuntungan lain dari investasi tersebut. Untuk ini perlu pembuatan
program (tool) sederhana untuk menghitung sumber daya yang digunakan
pada proses yang lama dan pada proses yang baru.
e) Dampak pada perbaikan sistem sehingga efek perbaikan dapat terjadi di
seluruh rumah sakit, misalnya sistem manajemen obat di rumah sakit.
Berdasar atas hal tersebut di atas, Direktur Rumah Sakit membuat program
peningkatan mutu pelayanan prioritas dengan mengembangkan standardisasi
proses dan hasil asuhan klinis pelayanan prioritas serta mengembangkan
pengukuran mutu klinis, manajerial, dan penerapan sasaran keselamatan pasien.
Setiap unit kerja di rumah sakit memilih dan menetapkan indikator mutu yang
dipergunakan untuk mengukur mutu unit kerja. Semua unit pelayanan baik klinis
dan manajerial memilih indikator yang terkait dengan prioritas mereka. Di Rumah
Sakit Khusus Ibu dan Anak Annisa Payakumbuh dapat diantisipasi kemungkinan
indikator yang serupa dipilih oleh beberapa unit pelayanan. Indikator mutu di unit
pelayanan/ kerja dipergunakan untuk menilai mutu unit pelayanan/ kerja. Panitia
PMKP melakukan koordinasi dan mengorganisasi pemilihan indikator mutu di
unit kerja tersebut sehingga indikator yang dipilih tersebut valid, reliable,
sensitive, dan spesifik. Pengukuran mutu perlu juga memperhatikan dimensi mutu
dari WHO, yaitu effective, efficient, accessible, accepted (patientcentred), equity,
and safe.
Kepala unit pelayanan meningkatkan mutu dan keselamatan pasien dengan
berpartisipasi dalam program peningkatan mutu dan keselamatan pasien rumah
sakit, melakukan monitoring, serta meningkatkan asuhan pasien yang spesifik
berlaku di unitnya. Kepala unit pelayanan melibatkan semua stafnya dalam
kegiatan peningkatan mutu dan keselamatan pasien yang mencerminkan prioritas
rumah sakit secara menyeluruh serta melakukan monitoring kegiatan klinis dan
nonklinis yang spesifik untuk unit pelayanan tersebut. Sebagai contoh, unit
layanan dapat berpartisipasi dalam upaya menyeluruh di rumah sakit untuk
memperbaiki komunikasi serah terima dan dapat juga memonitor serta
mengurangi variasi dalam suatu proses internal seperti pemesanan uji diagnostik
untuk pasien dengan kondisi yang sama. Selain itu, unit juga dapat terlibat dalam
proyek automasi untuk memperbaiki komunikasi serah terima dan dapat
memonitor serta memperbaiki akurasi untuk pembayaran pasien.
Setiap tahun rumah sakit harus memilih fokus perbaikan, proses serta hasil
praktik klinis dan manajemen mengacu pada misi rumah sakit, kebutuhan pasien,
dan jenis pelayanan. Pemilihan ini didasarkan atas proses yang berimplikasi risiko
tinggi, diberikan dalam volume besar, atau cenderung menimbulkan masalah.
Fokus perbaikan praktik klinis melibatkan Komite Medis dan Kelompok Staf
Medis terkait. Direktur rumah sakit bersama-sama dengan pelayanan dan
manajemen memilih dan menetapkan pengukuran mutu pelayanan klinis yang
prioritas untuk dilakukan evaluasi. Pengukuran mutu prioritas tersebut dilakukan
menggunakan indikator indikator mutu sebagai berikut:
1. Indikator Nasional Mutu (INM)
2. Indikator Mutu Prioritas Rumah Sakit (IMP RS)
3. Indikator Mutu Prioritas Unit (IMP Unit)
BAB II
RUANG LINGKUP

Kepala unit pelayanan menerapkan pemilihan dan pengawasan penilaian


secara spesifik terhadap unit pelayanan yang mencakup beberapa hal.
a) Penilaian rumah sakit secara menyeluruh dan perbaikan prioritas yang
ditetapkan oleh Direktur Rumah Sakit yang terkait secara spesifik dengan
departemen atau unit layanan mereka.
b) Penilaian yang terkait dengan prioritas departemen/ unit layanan secara
spesifik untuk mengurangi variasi, meningkatkan keselamatan untuk
tindakan/ tata laksana berisiko tinggi, meningkatkan tingkat kepuasan
pasien, dan meningkatkan efisiensi.
c) Penilaian spesifik di unit pelayanan ini juga diharapkan dapat
dipergunakan untuk melakukan evaluasi praktik profesional berkelanjutan
dari para Profesional Pemberi Asuhan (PPA). Sebagai contoh: salah satu
penilaian kinerja dokter bedah adalah pelaksanaan time-out berdasar atas
hal tersebut maka salah satu penilaian mutu dan keselamatan pasien di unit
kamar operasi adalah pelaksanaan time out.
Pemilihan unsur penilaian sebaiknya berdasar atas kegiatan dan proses
yang membutuhkan perbaikan di setiap departemen/unit layanan. Untuk setiap
unsur penilaian harus ada suatu target yang ditetapkan. Tidak menjadi masalah
jika pada penilaian pertama didapatkan bahwa target tidak terpenuhi, namun saat
strategi perbaikan telah dilaksanakan maka pimpinan departemen/unit layanan
berharap dapat melihat perbaikan menuju tercapainya target tersebut. Ketika
target telah tercapai dan dipertahankan untuk setidaknya empat periode penilaian
akan diadakan pemilihan untuk unsur penilaian yang baru. Kepala
departemen/unit layanan klinis bertanggung jawab untuk memastikan bahwa
kegiatan penilaian dapat memberikan kesempatan untuk evaluasi bagi para staf
maupun proses pelayanan. Karena itu, seiring dengan berjalannya waktu,
penilaian harus mencakup semua pelayanan yang tersedia. Hasil dari data dan
informasi yang didapatkan dalam penilaian adalah hal yang penting dalam upaya
perbaikan di setiap departemen/unit layanan, serta juga penting terhadap
peningkatan mutu rumah sakit dan program keselamatan pasien. (Catatan: Komite
pencegahan dan pengendalian infeksi, unit fasilitas, unit radiologi dan
laboratorium klinis mempunyai program berkala untuk upaya pengawasan serta
pengendalian yang tercantum dalam prioritas penilaian dan dijabarkan dalam
standar terkait dengan pelayanan tersebut.
BAB III
TATA LAKSANA

1. Pimpinan unit kerja terlibat langsung dalam pemilihan dan penetapan yang
ingin diukur di unit kerja. Indikator mutu unit kerja dapat menggunakan
indikator mutu yang tercantum di dalam standar pelayanan minimal.
2. Indikator mutu di unit pelayanan dapat meliputi nasional mutu (INM),
indikator mutu prioritas Rumah Sakit (IMP RS) dan indikator mutu prioritas
unit (IMP Unit).
3. Dalam memilih indikator mutu maka kepala unit kerja dan unit pelayanan
agar memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a) prioritas pengukuran mutu pelayanan klinis di rumah sakit. Indikator
mutu yang dipergunakan untuk mengukur mutu di prioritas
pengukuran mutu rumah sakit, sumber data pasti dari unit, dan
menjadi indikator mutu unit;
b) fokus mengukur hal-hal yang ingin diperbaiki;
c) melakukan koordinasi dengan komite medis bila evaluasi penerapan
panduan praktik klinis dan evaluasi kinerja dokter menggunakan
indikator mutu.
4. Panitia PMKP agar memfasilitasi pemilihan indikator mutu unit. Sebagai
contoh, unit pelayanan farmasi maka pengendalian infeksi dan penyakit
menular mungkin masing-masing memilih prioritas yang terkait dengan
pengurangan penggunaan antibiotik di rumah sakit. Program mutu dan
keselamatan pasien yang dijabarkan dalam standar-standar PMKP ini
mempunyai peran yang penting membantu unit pelayanan menyetujui
pendekatan bersama terhadap pengukuran dan memudahkan pengambilan
data untuk pengukuran yang ditetapkan.
5. Setiap indikator yang sudah dipilih agar dilengkapi dengan profil indikator
BAB IV
DOKUMENTASI

Setiap indikator agar dibuat profilnya atau gambaran singkat tentang indikator
tersebut namun tidak terbatas meliputi
1. judul indikator
Indikator adalah suatu cara untuk menilai penampilan dari suatu kegiatan
dengan menggunakan instrumen. Dalam pembahasan ini yang di jadikan
judul indikator adalah “ Dasar Upaya Peningkatan Mutu RSKIA Annisa
Payakumbuh ”
2. Definisi Operasional

Operasional adalah aspek Penelitian yang memberikan informasi kepada


kita tentang bagaimana caranya mengukur variable.

3. Tujuan dan Dimensi Mutu


Pengertian mutu beraneka ragam dan di bawah ini ada beberapa
pengertian yang secara sederhana melukiskan apa hakekat mutu.
 Mutu adalah tingkat kesempurnaan suatu produk atau jasa.
 Mutu adalah expertise, atau keahlian dan keterikatan (commitment) yang
selalu dicurahkan pada pekerjaan.
 Mutu adalah kepatuhan terhadap standar.
 Mutu adalah kegiatan tanpa salah dalam melakukan pekerjaan.
Sedangkan yang di maksud dengan dimensi mutu adalah suatu alat ukur
yang dimana ada beberapa aspek yaitu :
Dimensi atau aspeknya adalah :
a. Keprofesian
b. Efisiensi
c. Keamanan pasien
d. Kepuasan pasien
e. Aspek sosial budaya
4. Dasar Pemikiran / Alasan Pemilihan
Dasar pemikiran atau pemilihan yaitu memilih sub judul yang dapat
dipakai sebagai penanda atau pun latar belakang diadakannya kegiatan atau
proyek.
5. Numerator, denominator dan formula pengukuran
Indikator adalah ukuran yang bersifat kuantitatif dan umumnya terdiri
atas pembilang (numerator) dan penyebut (denominator). Dalam hal ini,
pembilang adalah jumlah kejadian yang sedang diukur sedangkan penyebut
adalah besarnya populasi yang beresiko menjadi sasaran kejadian tersebut.
Indikator yang mencakup pembilang dan penyebut ini sangat tepat untuk
memantau perubahan dari waktu ke waktu serta dalam membandingkan suatu
wilayah dengan wilayah lain. 
6. Metodologi pengumpulan data
Metologi pengumpulan data yaitu teknik atau cara yang dilakukan oleh
peneliti untuk mengumpulkan data.
7. Cangkupan Data
Cangkupan data adalah suatu pengukuran yang biasanya dinyatakan dalam
presentase terhadap semua orang.
8. Frekuensi Pengumpulan Data
Frekuensi pengkumpulan data adalah daftar nilai data yang dinilai
berdasarkan individual atau daftar nilai yang sudah dikelompokkan.
9. Frekuensi Analisis Data
Frekuensi analisis Data adalah suatu proses atau upaya pengolahan data
menjadi sebuah grafik, table, presentase.
10. Metodologi Analisis Data
Metode analisis data adalah fase proses penelitian di mana data yang
dikumpulkan diproses untuk menanggapi perumusan masalah. Manajemen
dan pemrosesan data disebut analisis data.
11. Sumber Data
Sumber data yaitu subjek dari mana data diperoleh dimana data tersebut
terdapat data primer dan data sekunder.
12. Penanggung Jawab Pengumpulan Data
Biasanya penanggung jawab pengumpulan data yaitu pihak- pihak yang
menjadi koordinator.
13. Publikasi Data
Publikasi Data adalah sutu proses menginformasikan suatu data dimana
publis data ini ada yang melalui media social, cetak dan lain sebagainya.

Ditetapkan di Payakumbuh
Pada tanggal 1 Juli 2022
Direktur,

dr. Geby Susanti


KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK
ANNISA PAYAKUMBUH
NOMOR : 039/PERDIR/RSKIAANNISA/VII/22

TENTANG

PEMILIHAN DAN PENETAPAN PRIORITAS PENGUKURAN MUTU


PELAYANAN DI RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK ANNISA
PAYAKUMBUH

DIREKTUR RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK ANNISA


PAYAKUMBUH,

Menimbang :a. bahwa untuk meningkatkan mutu dan keselamatan


perbaikan yang berkelanjutan, perlu dilakukan
pemilihan indikator unit dan penetapan prioritas untuk
dievaluasi upaya peningkatan mutu dan keselamatan
pasien di Rumah Sakit khusus ibu dan anak annisa
payakumbuh;
b. bahwa harus dilakukan pemilihan indikator unit
penetapan prioritas pada proses-proses utama yang
kritikal, risiko tinggi, cenderung bermasalah yang
langsung terkait dengan mutu asuhan dan keselamatan
lingkungan di Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak
Annisa Payakumbuh;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam butir a dan b maka perlu menetapkan
Pemilihan indikator unit dan Penetapan Prioritas
Dalam Evaluasi Kegiatan Peningkatan Mutu dan
Keselamatan Pasien di Rumah Sakit Khusus Ibu dan
Anak Annisa dengan Keputusan Direktur Rumah
Sakit Khusus Ibu dan Anak Annisa Payakumbuh .
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun
2009 tertanggal 13 Oktober 2009 tentang Kesehatan;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun
2009 tertanggal 28 Oktober 2009 tentang Rumah
Sakit;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun
2014 tertanggal 17 Oktober 2014 tentang Tenaga
Kesehatan;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269 /
MENKES / PER / III / 2008 tertanggal 12 Maret 2008
tentang Rekam Medis;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 290 /
MENKES / PER / III / 2008 tertanggal 26 Maret
2008 tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 56 tahun 2014 tertanggal 18 Agustus 2014
tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017
tertanggal 5 Februari 2017 tentang Keselamatan
Pasien;
8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 129 / MENKES / SK / II / 2008 tertanggal 6
Februari 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit;
MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM


KASIH IBU TENTANG PEMILIHAN DAN
PENETAPAN PRIORITAS PENGUKURAN MUTU
PELAYANAN DALAM EVALUASI KEGIATAN
PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN
PASIEN RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK
ANNISA PAYAKUMBUH.

Kesatu : Kebijakan tentang Pemilihan Indikator Unit Dan


Penetapan Prioritas Dalam Evaluasi Kegiatan
Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien di Rumah
Sakit Khusus Ibu dan Anak Annisa seperti terlampir;

Kedua : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya dan


apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan
dalam keputusan ini akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Payakumbuh
Pada Tanggal 1 Juli 2022
Direktur,

dr.Geby Susanti
Lampiran I
Keputusan Direktur Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Annisa Payakumbuh
Nomor : 039/PERDIR/RSKIAANNISA/VII/22

Tanggal : 1 Juli 2022

PEMILIHAN DAN PENETAPAN PRIORITAS DALAM EVALUASI


KEGIATAN PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK ANNISA PAYAKUMBUH

1. Pemilihan Dan Penetapan prioritas pengukuran mutu pelayanan klinis dalam


kegiatan evaluasi peningkatan mutu dan keselamatan pasien adalah pelayanan
penyakit dalam.
2. Penetapan kegiatan Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien di daerah
prioritas area antara lain :
a. 13 indikator PERMENKES mutu pelayanan di rumah sakit.
1) Kepatuhan Kebersihan Tangan
2) Kepatuhan Penggunaan APD
3) Kepatuhan Identifikasi Pasien
4) Waktu tanggap SC Emergensi
5) Waktu tunggu rawat jalan
6) Penundaan SC Elektif
7) Kepatuhan Waktu Visite Dokter
8) Pelaporan Hasil Kritis Laboratorium
9) Kepatuhan Penggunaan Formularium Nasional
10) Kepatuhan Terhadap Clinical Pathway
11) Kepatuhan terhadap Resiko Pasien Jatuh
12) Kecepatan Waktu Tanggap Komplain
13) Kepuasan Pasien dan Keluarga
b. Indikator Mutu Prioritas Rumah Sakit
1. Kepatuhan Identifikasi Pasien saat Pemberian Obat di Rawat Inap
2. Kepatuhan petugas Melakukan Handover menggunakan metode
SBAR
3. Kepatuhan pelabelan Obat High Alert
4. Kepatuhan Pelaksanaan Sign In, Time In, dan Sign Out di OK
5. Kepatuhan cuci tangan berdasarkan Five Moment
6. Kepatuhan pengisian Asasment awal Resiko Jatuh

c. Indikator Mutu Prioritas Unit (IMP Unit)


1. Unit Admision : Waktu tunggu pasien rawat jalan
2. Unit Farmasi : Kepatuhan petugas unit dalam pengisian
Permintaan Obat dan BHP
3. Unit Rekam Medis : Kelengkapan status Rekam Medis
4. Unit Rawat Jalan : Assasment resiko jatuh pasien rawat jalan
5. Unit Kamar Bersalin : Pelaksanaan IMD di Kamar Bersalin
6. Unit UGD :Ketepatan Dokter Jaga dalam pemiliha
Triase
7. Unit Rawat Inap :Respon Time petugas terhadap Bel Pasien
Rawatan (<5Menit)
8. Unit NICU :Ceklis Pemantauan Bayi dengan CPAP
9. Unit Perinatologi :Pemakaian Gelang bayi
10. Unit Gizi :Pelaporan Permintaan Makan Pasien
( Tambahan pasien baru masuk)
11. Unit Laboratorium : Pengisian Form permintaan Labor
12. Unit CSSD : Ketersediaan Alat Steril
13. Unit Logistik : Kepatuhan pengisian form permintaan unit
14. Unit IT & SIMRS :Update data harian sistem dan informasi
Rumah Sakit
15. UPSRS & Kesling : Respon time menanggapi kerusakan Alat
( Max 15 Menit)
16. Unit House Keeping : Kebersihan ruangan, selasar, dan area
Rumah sakit
17. Unit Security : Kontrol Keliling
18. ICU/PICU : Pengisian form pemantauan ICU

d. Indikator Mutu Prioritas Obgyn


1. Waktu tunggu ketersediaan darah Cyto untuk transfusi pasien
perdarahan

e. Indikator Mutu Perbaikan Sistem


1. Penginputan biling Pasien Rawat Inap

f. Indikator Mutu Manajemen Resiko


1. Medication error

Ditetapkan di Payakumbuh
Pada Tanggal 1 Juli 2022
Direktur,

dr.Geby Susanti
PEMILIHAN INDIKATOR UNIT DAN PENETAPAN PRIORITAS
PENGUKURAN MUTU PELAYANAN DI RUMAH SAKI KHUSUS
IBU DAN ANAK ANNISA PAYAKUMBUH
No.Dokumen : No.Revisi : Halaman :

046/SPO/RSKIANNISA/VII/22 1/1

Ditetapkan oleh
Tanggal Terbit :
Direktur RSKIA Annisa
Payakumbuh
1 Juli 2022
SPO

dr. Geby Susanti

Suatu proses yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan menggunakan


PENGERTIAN
metode tertentu untuk menentukan urutan prioritas dari yang paling
penting sampai yang kurang penting.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk memilih proses dan hasil
TUJUAN
praktik klinis, manajerial dan sasaran keselamatan pasien yang paling
penting diukur dengan mengacu kepada visi, misi rumah sakit dan
kebutuhan pasien dan pelayanan .
Keputusan Direktur Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Annisa tentang
KEBIJAKAN
Pemilihan Indikator Unit dan Penetapan Prioritas Dalam Evaluasi
 
Kegiatan Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit Khusus
Ibu dan Anak Annisa
1. Identikasi masalah-masalah di pelayanan
PROSEDUR
a. Data Insiden Keselamatan Pasien (Sentinel, KTD, KNC)
b. Komplain pasien
c. Hasil capaian indikator mutu, dll
2. Tetapkan yang ingin diperbaiki areanya / unitnya dan atau fokus ke
pelayanan yang ingin diperbaiki.
3. Lakukan penetapan prioritas masalah melalui metode non skoring
atau skoring.
4. Setelah prioritas ditetapkan maka tetapkan kegiatan PMKP nya
yaitu :
a. Penggunaan PPK dan CP standarisasi asuhan klinis
b. Penerapan indikator mutu area klinis, area manajemen
c. Penerapan sasaran keselamatan pasien dan monitoringnya
5. Buat SK Pemilihan Indikator Unit dan Penetapan Prioritas

1. Unit Admision
UNIT TERKAIT
2. Unit Farmasi
3. Unit Rekam Medis
4. Unit Rawat Jalan
5. Unit Kamar Bersalin
6. Unit UGD
7. Unit Rawat Inap
8. Unit NICU
9. Unit Perinatologi
10. Unit Gizi
11. Unit Laboratorium
12. Unit CSSD
13. Unit Logistik
14. IT & SIMRS
15. UPSRS
16. HOUSE KEEPING
17. SECURITY

You might also like