Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 11

KOMODIFIKASI RUANG PRIVAT DALAM TAYANGAN PERNIKAHAN

ATTA HALILINTAR & AUREL HERMANSYAH


(Analisis Wacana Kritis Norman Fairclough pada Tayangan Ikatan Cinta Atta &
Aurel)
Artikel Ilmiah
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan guna Mengikuti Sidang Skripsi

Oleh
Fakhrizal Octaviana
10080017121
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2022
Prosiding Jurnalistik

COMMODIFICATION OF PRIVATE SPACE IN THE WEDDING SHOW OF


ATTA HALILINTAR & AUREL HERMANSYAH
(Critical Discourse Analysis of Ikatan Cinta Atta dan Aurel)
Scientific Articles
Submitted To Fulfill The Requirements to Participate in Thesis Session

By:
Fakhrizal Octaviana
10080017121
FACULTY OF COMMUNICATION
BANDUNG ISLAMIC UNIVERSITY
2022

i
Prosiding Jurnalistik

KOMODIFIKASI RUANG PRIVAT DALAM TAYANGAN PERNIKAHAN


ATTA HALILINTAR & AUREL HERMANSYAH
(Analisis Wacana Kritis Norman Fairclough pada Tayangan Ikatan Cinta Atta
dan Aurel)

Fakhrizal Octaviana, Yadi Supriadi


Prodi Jurnalistikdan Media Digital, Fakultas Ilmu Komunikasi
Universitas Islam Bandung
Bandung, Indonesia
Fakhrizalllll@gmail.com\
Supriadias71@gmail.com\

ABSTRACT
At the beginning of 2021, the Indonesian television world was enlivened by a
series of broadcasts of the weddings of top Indonesian artists. Atta Halilintar and
Aurel Hermansyah. The popularity of both is an important source when the media
displays a broadcast because it will be the center of attention of the audience.
One of the highlights is the broadcast "Ikatan Cinta Atta & Aurel Special Akad
and Thanksgiving Akad" on RCTI on April 3, 2021. In this broadcast, the wedding
ritual has been commodified with private space. This research seeks to reveal the
commodification efforts made by RCTI. This study uses the Norman Fairclough
model of critical discourse analysis. Norman Fairclough's critical discourse
analysis uses three stages, namely text analysis, Discourse Practice Analysis, and
Sociocultural Practice Analysis. This broadcast is suspected of commodifying
public space or public interests for the sake of the political economy of the media
by showing the wedding of a phenomenal figure which takes quite a long time.
Keywords: Commodification, Private Space, Public Space, Discourse Practice,
Norman Fairclough's Critical Discourse Analysis, Ikatan Cinta Atta Aurel, RCTI.
ABSTRAK
Pada awal tahun 2021, dunia pertelevisian Tanah Air diramaikan oleh
serangkaian tayangan acara pernikahan artis papan atas Indonesia. Atta Halilintar
dan Aurel Hermansyah. Popularitas keduanya menjadi salah satu sumber penting
ketika media menampilkan sebuah tayangan karena akan menjadi pusat perhatian
khalayak. Salah satu yang menarik adalah tayangan “Ikatan Cinta Atta & Aurel
Spesial Akad dan Syukuran Akad” di RCTI pada 3 April 2021. Pada tayangan ini
ritual pernikahan telah dikomodifikasi dengan ruang privat. Penelitian ini
berusaha mengungkap upaya komodifikasi yang dilakukan oleh RCTI. Penelitian
ini menggunakan metode analisis wacana kritis model Norman Fairclough.
Analisis wacana kritis Norman Fairclough menggunakan tiga tahap yaitu analisis
teks, Analisis Discourse Practice, Analisis Sociocultural Practice. Tayangan ini
diduga mengkomodifikasi ruang publik atau kepentingan publik demi kepentingan

i
Prosiding Jurnalistik

politik ekonomi media dengan cara menayangkan pernikahan sosok fenomenal


yang memakan waktu cukup lama.
Kata kunci: Komodifikasi, Ruang Publik, Ruang Privat, Analisis Wacana Kritis
Norman Fairclough, Ikatan Cintta Atta Aurel.

I. PENDAHULUAN bagaimana dan kepada siapa


Perkembangan industri pertanggungjawaban badan
pertelevisian Indonesia semakin regulasi ini. Ketiga, siapa yang
mendapat perhatian. Semua berhak memberi izin frekuensi
pemilik media bersaing satu itu. Keempat, apakah dibolehkan
sama lain untuk menyediakan adanya intervensi pemerintah.
program agar menarik perhatian
massa, tetapi tidak semua saluran Kita mengetahui jasa
televisi mampu menghasilkan penyiaran publik adalah sistem
program yang kreatif dan penyiaran yang nirlaba yang
inovatif. Stasiun-stasiun TV ditunjang oleh dana publik, dan
tersebut justru menayangkan tanggung jawabnya, terutama,
acara-acara yang kerap ditujukan kepada masyarakat,
menimbulkan kontroversi di menyediakan jasa bagi
kalangan masyarakat. publiknya, serta tidak
menggunakan prinsip-prinsip
Beberapa di antaranya tidak komersialitas sebagai alat
segan-segan melanggar etika dan uuntuk menentukan penyusunan
ditegur berbagai pihak bahkan program penyiarannya (Sabur,
dihentikan siarannya, bukan 2008 : 272).
untuk tujuan tertentu, tetapi juga
untuk keuntungan pasar. Peran Pasal 12 ayat 1 UU Penyiaran
televisi sebagai media massa mendefinisikan konsep ini
memiliki satu fungsi, yaitu dengan menyatakan: “Lembaga
pendidikan (education), fungsi penyiaran publik adalah lembaga
menginformasikan (informing), penyiaran berbentuk badan
fungsi hiburan (entertaining) dan hukum yang didirikan negara,
kemampuan mempengaruhi independen, bersifat tidak
(membujuk) (Nurudin 2009: 69). komersial dan berfungsi
memberikan pelayanan untuk
(Malik 2001:187) kepentingan masyarakat.”
mengungkapkan bahwa ada
empat isu yang hingga kini masih Munculnya saluran televisi
menjadi wacana dan perdebatan tidak terlepas dari kebutuhan
di antara para pihak yang sangat masyarakat yang membutuhkan
peduli pada dunia penyiaran. informasi. Tidak hanya itu,
Pertama, tentang siapa yang masyarakat juga membutuhkan
berwenang mengatur dan tayangan hiburan yang bersifat
membentuk badan regulator mencerahkan dan mendidik.
(regulatory body) ini. Kedua, Karena dapat mengubah cara

i
Prosiding Jurnalistik

berpikir kita, program-program Rating menjadi alat untuk


dalam bentuk pendidikan, menilai konten tersebut
informasi dan hiburan bahkan (teks/produk media) apakah
dapat mengubah nilai dan norma konten tersebut layak atau tidak
pemirsa kita, dan televisi adalah untuk dijual. Kelayakan tersebut
alat penyeimbang budaya atau ditandai dengan seberapa banyak
untuk pengembangan budaya pengiklan yang ingin memasang
dianggap sebagai alat. iklan dalam setiap tayangan
program tersebut. Selain itu,
Fungsi televisi secara generik rating juga bisa digunakan untuk
sama menggunakan fungsi media mengkomodifikasi audiens. Data
massa lainnya, yaitu berfungsi audiens yang dirangkum dalam
buat memberi informasi, rating dapat menjadi panduan
mendidik, menghibur, & bagi pengiklan yang ingin
membujuk. Tetapi seiring mengiklankan produknya dalam
perkembangan zaman, teknologi sebuah program acara. Pada
jua semakin maju. Hal tadi dasarnya lembaga penyiaran
akhirnya menciptakan insan komersial memiliki keyakinan
semakin pandai pada berbagi bahwa penonton suka hiburan,
teknologi yg lebih memudahkan film, musik, drama, kuis-kuis &
insan pada kehidupan sehari-hari. program yang gemerlap dengan
selebriti dan hadiah (Atie
Akhirnya, peneliti berpikir
Rachmiati 2006:284)
bahwa banyak fitur televisi
sekarang menjadi fitur hiburan Berdasarkan latar belakang yang
yang luar biasa. Hal ini telah dipaparkan, penelitian ini
menunjukkan bahwa hampir bertujuan untuk:
setiap acara TV yang mengudara
menawarkan hiburan. Faktanya, - Untuk mengetahui wacana
pemirsa TV sangat bervariasi dalam bentuk teks yang ada
menurut usia dan kelas. Ada dalam acara
baiknya acara TV memiliki unsur lamaran/pernikahan Atta dan
pendidikan selain hiburan. Aurel di RCTI.
Dengan kata lain, kita - Untuk mengetahui bentuk
membutuhkan keseimbangan discourse practice yang
yang adil antara pendidikan, melibatkan produksi teks,
rekreasi dan informasi. penyebaran teks dan
konsumsi teks pada acara
Pada kali ini, Televisi melalui lamaran/pernikahan Atta dan
program acara infotainment Aurel yang berlangsung di
sedang mengkomodifikasikan RCTI.
ruang privat para artis untuk - Untuk mengetahui bentuk
diijual kepada publik, Media saat sociocultural practice atau
ini menjadikan ruang privat para praktek sosial budaya pada
selebritis sebagai komoditas yang acara lamaran/pernikahan
mempunyai nilai jual kepada Atta dan Aurel yang
publik. berlangsung di RCTI.

i
Prosiding Jurnalistik

II. LANDASAN TEORI Penelitian ini menggunakan


Dalam penelitian ini, peneliti teori analisis wacana kritis
menggunakan metode penelitian Norman Fairclough. Dalam
kualitatif, kata Sugiyono (2007:1) teorinya, Fairclough
Metode penelitian kualitatif menteoretisasikan konsep wacana
adalah studi yang digunakan oleh yang berupaya menggabungkan
peneliti untuk mempelajari objek beberapa tradisi, yaitu linguistik,
alam, yang merupakan alat tradisi interpretatif, dan sosiologi.
utamanya, Teknik pengumpulan Selain itu, Fairclough
data digabungkan, analisis data menawarkan model diskursus
bersifat induktif, dan temuan yang memuat tiga dimensi analisis
penelitian kualitatif lebih wacana, yaitu dimensi text,
menekankan signifikansi daripada discourse practice, dan
generalisasi.. sociocultural practice.
Pendekatan yang digunakan Dalam proses komodifikasi
dalam penelitian ini adalah ini, sesuatu diproduksi bukan
Analisis wacana kritis Norman terutama atas dasar nilai guna,
Fairclough, karena analisis tetapi lebih pada nilai tukar.
wacana merupakan ilmu yang Artinya sesuatu di produksi bukan
baru muncul dalam beberapa semata-mata memiliki kegunaan
dekade terakhir, di mana sebagian bagi khalayak, tetapi lebih karena
besar aliran linguistik membatasi sesuatu itu bisa dipertukarakan di
analisisnya pada pertanyaan pasar. Dengan demikian orientasi
tersebut. Menurut Eriyanto (2001: produksi bukan untuk memenuhi
3) Analisis wacana terbagi kebutuhan objektif masyarakat
menjadi beberapa bidang, dimana tetapi lebih mendorong akumulasi
dalam kajian linguistik ini modal.
merupakan respon terhadap
bentuk-bentuk linguistik formal Subjek penelitian ini adalah
yang lebih memperhatikan satuan Tayangan “Ikatan Cinta Atta &
kata, frasa atau kalimat yang tidak Aurel” Spesial Akad dan
mempertimbangkan hubungan Syukuran Akad. Teknik
antara faktor-faktor tersebut. pengumpulan data dalam
penelitian ini yaitu dengan cara
Analisis wacana kritis Studi Pustaka, dan Wawancara.
merupakan metodologi dalam Studi Pustaka merupakan Teknik
paradigma kritis, yang melihat pengumpulan data yang dilakukan
bahwa media bukanlah saluran dengan cara mengumpulkan data
yang bebas dan netral. Media yang relevan dari buku, artikel
justru dimiliki oleh kelompok ilmiah, berita atau sumber lainnya
tertentu dan digunakan untuk yang kredibel. Wawancara
mendominasi kelompok yang merupakan teknik pengumpulan
tidak dominan (Eriyanto, 2001: data yang dilakukan dengan
48). bertanya-tanya pada pihak terkait.
Penulis mencari informasi kepada

i
Prosiding Jurnalistik

KPID mengenai Siaran Langsung kelas menengah perkotaan,


Pernikahan Atta dan Aurel. berpendidikan tinggi, berasal dari
kelompok etnik dominan seperti
III. PEMBAHASAN DAN Jawa dan Sunda (Deddy
DISKUSI Mulyana, 2001:180).
Penelitian ini menjadi Tentu saja, dalam lanskap
menarik karena tayangan TV media kontemporer, siaran
semacam ini menunjukan adanya televisi bersaing dengan
indikasi komodifikasi pada media platform media lainnya.
saat ini. Terjadinya pertukaran Pertumbuhan TV streaming terus
nilai guna dan nilai tukar berkembang dari tahun ke tahun.
ekonomi pada sebuah tayangan Awalnya, TV streaming hanya
televisi tetap menjadi perhatian dapat diakses pada komputer atau
pada penelitian ini. laptop, namun sekarang
kemajuannya sudah bertambah
Praktek-praktek komodifikasi
pesat dan telepon seluler atau
menurut Mosco (2009: 134) pada
smartphone menjadi media
media televisi ditandai dengan
alternatif untuk menonton TV
diubahnya konten/isi media
streaming. Bahkan sekarang,
menjadi komoditas untuk
media sosial sudah mulai
mendapatkan profit. Salah satu
memasukan unsur video
strategi dalam pencapaian
streaming dan bahkan unsur TV
tersebut ialah memproduksi
ke dalamnya. (Datubara,
program-program televisi yang
2019:252-253).
sesuai dengan selera pasar
sehingga dapat menaikkan rating. Dalam analisis wacana kritis
Penggunaan rating sebagai salah model Norman Fairclough yang
tolok ukur dalam melihat menggabungkan tiga dimensi
keberhasilan sebuah program. wacana yaitu, dimensi teks,
Rating menjadi alat untuk dimensi praktik wacana dan
menilai content (teks/produk dimensi konteks sosial.
media) apakah ia layak dijual.
Dalam analisis teks terbagi
TV publik dapat dengan 3 cara analisis yaitu
mempromosikan pengetahuan, representasi, relasi, dan identitas.
kesadaran, dan empati Analisis teks dalam tayangan
antarbudaya, menyoroti “Ikatan Cinta Atta & Aurel”
keragaman budaya Indonesia dan banyak memunculkan realitas
pentingnya saling pengertian tertentu.
antarbudaya. TV publik dapat
menayangkan acara-acara yang - Representasi teks : dalam
melukiskan gaya hidup berbagai tayangan pernikahan Atta dan
kelompok suku atau ras. Hingga Aurel terdapat kalimat yang
kini, kebanyakan karakter yang diucapkan oleh Pembawa
tergambar dalam TV Indonesia Acara yaitu
adalah mereka yang berasal dari

i
Prosiding Jurnalistik

“Kita akan melihat dulu ini yang hadir langsung di


ada pemotongan wedding Jakarta sebagai penonton
cake” dirumah yang ikut mengamati
“Nah sekali lagi lihat dong Acara Pernikahan Atta &
wedding cake nya cantik Aurel. Pembukaan yang
banget, tingginya sampe 3 ditampilkan meriah itu
meter, dan juga dihiasi juga diharapkan menarik perhatian
dengan boneka mereka penonton layar kaca yang
berdua pakai baju minang.” ada di Indonesia maupun
Kedua kalimat ini diucapkan yang ada di mancanegara
oleh kedua host yakni Oki juga ikut berbahagia.
Lukman dan Indra Harapan itu ditegaskan oleh
Herlambang melihatkan dan MC (Pembawa Acara)
mengucapkan bahwa dengan bukti hadirnya para
megahnya kue pernikahan rekan artis dan Presiden RI,
kedua pengantin dan Menteri Pertahanan, Ketua
melambangkan bahwa kue ini MPR yang turut mengundang
melambangkan impian kedua perhatian masyarakat.
pengantin yang selalu diisi Pembawa acara ini juga
dengan kebahagiaan. menggunakan kata “Tokoh
- Relasi Teks : Relasi teks Negara”, “Ternama” untuk
dalam tayangan pernikahan menghormati pihak penting
Atta dan Aurel terdapat pada dalam acara ini.
saat pembawa acara
menjelaskan sosok Bambang Analisis discourse practice
Soesatyo selaku perwakilan dalam tayangan ini Proses
keluarga Atta yang tak bisa Komodifikasi menjelaskan
hadir pada saat itu. bagaimana kapitlisme mencapai
“Karena pak Bambang tujuannya yang berupa akumulasi
Soesatyo ini sangat dekat modal dengan mengubah nilai
dengan Atta, dan juga pak guna menjadi nilai tukar. Melalui
Bamsoet mewakili keluarga pengumpulan dan akumulasi
Atta Halilintar yang komoditas yang luar biasa,
berhalangan hadir kapitalisme menghadirkan tokoh
dikarenakan lockdown, jadi penting atau tokoh fenomenal ke
bapaknya tuh disini selain dalam bentuk perwujudan nyata.
keluarga kandung ada
Menurut Koordinator Bidang
bapak angkatnya yaitu
Isi Siaran KPID (M. Sudama
bapak Bambang Soesatyo”.
Dipawikarta, S. Sos., M.Ag)
Tutur mc acara tersebut.
Setiap program siaran wajib
Kalimat itu menjelaskan
dimanfaatkan untuk kepentingan
bahwa kedekatan Bambang
publik tidak untuk kepentingan
Soesatyo dengan Atta.
golongan tertentu. Jadi apapun
- Identitas Teks : Pembawa
itu mau acara siraman, nikahan,
acara menggambarkan
tunangan, itu kan bukan
identitas para tamu undangan
kepentingan publik tetapi itu

i
Prosiding Jurnalistik

lebih pada perhatian publik jadi dikarenakan peraturan


harus dibedakan. Masalah pemerintah yang mengharuskan
pernikahan nya tidak masalah masyarakat berkegiatan dirumah
disiarkan ditelevisi selama durasi saja dan selalu menjaga jarak
nya yang wajar kalau sudah aman. Maka tak diragukan lagi
sampai 3-5 jam itu sudah acara ini juga mengundang
berlebihan dan memakan banyak ketertarikan media massa untuk
segmen. melakukan liputan dan
menjadikan sebuah berita.
Terlepas dari keinginan
pribadi Atta dan keluarga, perlu Institusional : Berkat reputasi
kita sadari bahwa dalam hal ini yang baik dari kedua artis
RCTI juga memiliki tersebut dan usaha dari pihak
kepentingannya sendiri. Melihat penyelenggara, RCTI dapat
pada kesuksesan kedua pasangan disebut sebagai sebuah institusi
Atta dan Aurel yang sebelumnya dan akhirnya berhasil
memang berhasil mengundang menjangkau khalayak yang
banyak penonton seperti pada besar. Dengan perkiraan
channel Youtube Atta yang penonton yang tinggi, RCTI
viewers nya selalu tinggi, meraih rating/share yang tinggi
tampaknya RCTI pun tidak ingin dan kemudian menjadi daya tarik
ketinggalan euforia acara bagi pengiklan untuk mendanai
tersebut. acara tersebut.
Hal serupa pernah terjadi Sosial : Pasar menjadi target
pada acara ngunduh mantu Raffi utama kerja media di Indonesia.
Ahmad dan Nagita Slavina , jika Kemudian media beserta
pada acara Ikatan Cinta Atta dan pengelolaannya menggunakan
Aurel ini keuntungan nya pendekatan berorientasi pasar
diperoleh dari capaian dalam aktivitasnya. Pendekatan
rating/share yang tinggi. Nilai pasar tentu saja didasarkan pada
rating/share yang tinggi ini dinamika penawaran dan
kemudian menghasilkan nilai jual permintaan. Dalam Pernikahan
iklan yang mahal. Atta dan Aurel terlihat jelas
hukum supply and demand.
Analisis Sociocultural Masyarakat membutuhkan
Practice disini terbagi menjadi 3 konten ringan yang bisa dibilang
yaitu Situasional, Institusional, sepele, sehingga media
Sosial. menyediakannya. Sementara dari
sisi konsumen, masyarakat saat
Situasional : Ribuan orang
ini menuntut konten yang tidak
menyaksikan kemeriahan dari
serius, sebagai hiburan, karena
acara Lamaran hingga
sudah bosan dengan konten yang
Pernikahan karena mungkin
serius disaat situasi sedang
masyarakat sedang jenuh
pandemi Covid-19.
terhadap situasi yang saat itu
sedang Pandemi Covid-19 IV. KESIMPULAN

i
Prosiding Jurnalistik

Dari segi teks, dapat diamati pengiklan untuk pihak


berbagai upaya komodifikasi isi produsen tanpa
pada tayangan Ikatan Cinta Atta menekankan aspek-aspek
& Aurel tersebut. Serangkaian yang dapat meyakinkan
upacara adat, busana, bahasa, publik dengan isu-isu
tarian, musik tradisional pun yang konsisten dalam
ditampilkan untuk memberikan sebuah konten tayangan
penyegaran bagi khalayak akan sebelumnya.
budaya Jawa dan Minang.
- Institusional : Dunia
Dari sisi discourse practice, pertelevisian tidak luput
dapat diamati adanya upaya- dari dunia kapitalisme,
upaya yang dilakukan oleh para dimana stasiun televisi
kru acara yang didasarkan pada berusaha saling bersaing
kedekatan RCTI dengan sosok memperebutkan hati
Atta dan perolehan rating pada pemirsa/publik yang bisa
acara-acara serangkaian menghasilkan keuntungan
pernikahan Atta seluruhnya. stasiun tv dan para pihak
Rating diketahui melalui jumlah pengiklan lainnya.
khalayak yang menonton acara
tersebut. Rating inilah yang - Sosial : Peristiwa
kemudian menjadi sebuah pernikahan Atta-Aurel,
pertimbangan besar biaya yang dimanfaatkan media
harus dikeluarkan oleh para karena menjual selebritas
pengiklan untuk menitipkan terkenal atau artis untuk
iklannya pada tayangan Ikatan mendapatkan keuntungan
Cinta Atta & Aurel. baik dalam segi
pendapatan maupun
Dalam sisi Sociocultural rating. Tidak
Practice: memperhatikan aspek
sosial apapun yang
- Situasional : Dalam terpenting media tetap
analisis situasional mendapatkan sebuah
tayangan pernikahan Atta keuntungan.
dan Aurel dibuat
berdasarkan apa yang Hal ini bisa disebut sebagai
sudah terlanjur menjadi komodifikasi karena sudah
fenomenal dengan mengubah nilai guna menjadi
keadaan Indonesia pada nilai jual. Komodifikasi terlihat
saat itu sedang jelas karena seperti yang kita
mengalami pandemi tahu bahwa Atta adalah Youtuber
Covid-19. Tetapi, media Top Indonesia dengan banyak
seolah tidak peka dengan pengikut dan Aurel ialah
keadaan saat itu dan keluarga artis terkenal di
hanya untuk meraup Indonesia sendiri. Sebagai media
pundi-pundi yang dan masyarakat diharapakan
menguntungkan dari mungkin lebih bijaksana untuk

i
Prosiding Jurnalistik

memilih program tayangan yang Rachmiatie Atie. 2006


sesuai dan tepat. “Konsistensi Penyelenggaraan
RRI dan TVRI sebagai Lembaga
ACKNOWLEDGE Penyiaran Publik”, dalam
JurnalMediator: Bagaimana Kita
Peneliti mengucapkan
Menafsirkan Komunikasi
terimakasih kepada seluruh pihak
Pembangunan?. Unisba. Volume
terkait yang membantu dan
7, Nomor 2, Tahun 2006 (hlm.
memberikan dukungan bagi
284-285).
peneliti sehingga penelitian ini
dapat diselesaikan. Sugiyono. 2007. Metode
Penelitian Kuantitatif Kualitatif
DAFTAR PUSTAKA
dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Datubara Bianca Michelle. 2019 Sugiyono. 2007. Metode
“Instagram TV: Konvergensi Penelitian Kuantitatif Kualitatif
Penyiaran Digital dan Media dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sosial”, dalam JurnalMediator :
Sabur Betty RF. 2008 “Televisi
Vol 13, Nomor 1, Tahun 2020
Publik : Kajian tentang Opini
(hlm 252-253).
Masyarakat Kota Bandung
Eriyanto. (2001). Analisis mengenai TV Publik”, dalam
Wacana: Pengantar Analisis Teks JurnalMediator : Dari
Media. Yogyakarta: LKiS. “Starbucks’ hingga Pembebasan
Biaya Kesehatan Dasar, Vol 9
Malik Dedy Djamaluddin. 2001 Nomor 2, Tahun 2008 (hlm 272).
“Badan Regulasi Penyiaran:
Sebuah Kontroversi”, dalam
JurnalMediator : 'Chaos'
Komunikasi 'Nothing to Hide'.
Unisba. Volume 2, Nomor 2,
Tahun 2001 (hlm. 187).
Mulyana, Deddy. 2003. Ilmu
Komunikasi : Suatu Pengantar.
Bandung : PT. Remaja Rosda
Karya.
Mulyana, Deddy. 2001
“Membangun TV Publik”, dalam
JurnalMediator: ‘Chaos'
Komunikasi 'Nothing to Hide’.
UnisbaPress. Volume 2, Nomor
2, Tahun 2001 (hlm 179-180).
Nurudin. 2009. Pengantar
Komunikasi Massa. Jakarta: Raja
Grafindo Persada

You might also like