Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

Lambda: Jurnal Pendidikan MIPA dan Aplikasinya Desember 2022. Vol. 2, No.

3
Lembaga “Bale Literasi” e-ISSN: 2809-4409
https://ejournal.baleliterasi.org/index.php/lambda pp. 102-110
DOI: https://doi.org/10.58218/lambda.v2i3.298

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Filsafat dalam Pengembangan Potensi


Lokal untuk Pembelajaran Masa Depan

Asrorul Azizi1,3 , Muhammad Sarjan 1,2, Mulia Rasyidi1,3, Agus Muliadi1,4, , Hamidi1,2,
Iswari Fauzi1,5, Muhammad Yamin1,6, Muh. Zaini Hasanul Muttaqin1,3, Bakhtiar
Ardiansyah1,8, Rindu Rahmatiah1, Sudirman1,9, Yusran Khery1,4
1
Program Studi Doktor Pendidikan IPA, Pascasarjana Universitas Mataram, Indonesia
2
Pascasarjana Universitas Mataram, Indonesia
3
Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pendidikan Nusantara Global,
Indonesia
4
Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Pendidikan Mandalika, Indonesia
5
Program studi Teknologi Laboratorium Medis Politeknik Kesehatan Mataram
6
Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Mataram
7
Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Pendidikan Mandalika
8
Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Nusa Tenggara Barat, Indonesia
9
Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Qamarul Huda Badaruddin Bagu
Email Korespondensi: asroruljilid3@gmail.com

Article Info Abstract


Article History Humans are creatures who have the ability to continue to think and naturally
Received: 29 Oct 2022 always improve their knowledge. Human nature is naturally full of curiosity, so
Revised: 13 Dec 2022 humans are always looking for answers to their curiosity. Science or science is
Published: 30 Dec 2022 born from curiosity about phenomena that occur in the natural environment, so
Keywords that to fulfill their curiosity, humans seek answers through knowledge, and
philosophy; science; Local through knowledge will lead to satisfaction so that science/science is
wisdom increasingly developing and giving birth to new branches of science again. The
knowledge obtained comes from the potential around so that it should be
considered in science learning so that the concept remains in accordance with
the needs of students. Science / science does not speak of knowledge alone, but
emphasizes knowledge and truth. Learning with the right concept of science is
an effort made so that humans gain a complete understanding. This study aims
to determine the role of educational philosophy in the development of science
based on local wisdom. The natural wealth around gives birth to local wisdom
that is unique and is a potential in the development of science. Science / science
in which the study of the natural surroundings uses scientific steps, scientific
thinking, and uses scientific frameworks. Philosophy is used to answer
science/science problems for humans. This study examines the importance of a
person to develop science/science based on local potential as a means of
developing science/science learning to instill other concepts such as to students
so that they can be more aware of maintaining local wisdom around them.
Informasi Artikel Abstrak
Sejarah Artikel Manusia adalah mahluk yang memiliki kemampuan untuk terus berfikir dan
Diterima: 29 Okt 2022 secara alamiah selalu meningkatkan ilmu pengetahuan yang dimilikinya. Sifat
Direvisi: 01 Nov 2022 manusia secara alamiah juga penuh dengan rasa ingin tahu sehingga manusia
Dipublikasi: 30 Des 2022 selalu mencari jawaban atas rasa ingin tahunya. IPA atau sains lahir dari rasa

Lambda Journal, Lembaga “Bale Literasi”, Desember 2022. Vol. 2, No.3 | |102
Asrorul Azizi, dkk. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)………..

Kata kunci ingin tahu terhadap fenomena yang terjadi di alam sekitar, sehingga untuk
filsafat; IPA/sains; Kearifan memenuhi hasrat ingin tahunya manusia mencari jawaban melalui
lokal. pengetahuan, dan melalui pengetahuan akan menimbulkan kepuasan sehingga
IPA/sains semakin berkjembang dan melahirkan cabang-cabang ilmu
pengetahuan baru lagi. Pengetahuan yang didapatkan berasal dari potensi di
sekitar sehingga sepatutnya dipertimbangkan dalam pembelajran IPA agar
konsepnya tetap sesuai dengan kebutuhan peserta didik. IPA/sain bukan
berbicara atas pengetahuan semata, tetapi ditekankan kepada pengetahuan dan
kebenarannya. Belajar dengan konsep ilmu yang tepat adalah upaya yang
dilakukan agar manusia untuk memperoleh pemahaman yang utuh. Penelitian
ini memiliki tujuan untuk mengetahui peran filsafat pendidikan dalam
pengembangan sains berbasis kearifan lokal. Kekayaan alam sekitar melahirkan
kearifan lokal yang bersifat khas dan merupakan potensi dalam pengembangan
sains. IPA/sains yang di dalamnya kajian tentang alam sekitar menggunakan
langkah ilmiah, berfikir ilmiah, dan menggunakan kerangka-kerangka ilmiah.
Filsafat digunakan untuk menjawab permasalahan IPA/sains bagi manusia.
Penelitian ini mengkaji pentingnya seorang untuk mengembangkan IPA/sains
berbasis potensi lokal sebagai sarana mengembangkan pembelajaran IPA/sains
untuk menanamkan konsep lain seperti kepada peserta didik agar bisa lebih
sadar dalam menjaga kearifan lokal yang ada di sekitarnya.
Sitasi: Azizi, A., Muttaqin, M. Z. H., Sarjan, M., Muliadi, A., Ardiyansah, B., Hamidi, H., Pauzi, I., Yamin,
M., Rasyidi, M., Rahmatiah, R., Sudirman, s., & Khaeri, Y. (2022). Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan
Filsafat dalam Pengembangan Potensi Lokal untuk Pembelajaran Masa Depan. Lambda Journal, 2(3), 102-
110.

PENDAHULUAN
Poin inti pendidikan di setiap jenjang pendidikan adalah untuk menumbuhkan
perilaku yang secara sadar mengurangi pengaruh negatif aktivitas manusia terhadap
lingkungan. Rancangan tujuan pendidikan didasari pada masalah-masalah pembangunan
masyarakat internasional. Sedangkan perkembangan kebutuhan masyarakat internasional
sangat tergantung pada yang disediakan alam, tetapi pemahaman dan kepedulian menjaga
alam semakin rendah. Kondisi alam saat ini memunculkan tantangan-tantangan yang semakin
berat dan sudah menyebar luas ke segala sektor. Dengan timbulnya masalah ini, masyarakat
perlahan sadar untuk memberikan bekal kepada generasi muda dengan wawasan lingkungan
melalui pendidikan. Pendidikan dianggap sebagai salah satu yang paling efektif untuk
memberi bekal kepada masyarakat khususnya generasi muda usia sekolah.
Pola pendidikan di setiap zaman selalu berubah. Pada abad 21 ini, memiliki pola dan
tantangan yang jauh berbeda dengan abad-abad sebelumnya. Perkembangan zaman yang
begitu pesat menuntut setiap orang harus memiliki pengetahuan, keterampilan, dan keahlian
untuk menyelesaikan tantangan dengan baik. Sehingga pembelajaran yang dijalankan
haruslah menghubungkan materi ajar dengan kesesuaian di sekitar siswa dan dan
memberikan motivasi kepada mereka agar bisa mengaplikasikan pengetahuannya.
Lingkungan sekitar adalah potensi yang sangat luar biasa untuk menjadi kajian dalam
pembelajaran. Terlebih dengan adanya karakteristik khas yang kuat dalam potensi lokal di
setiap daerah. Esensi dari pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam adalah konten lingkungan
yang tidak terbatas kajiannya dalam pembelajaran. Akan tetapi banyak pembahasan tentang
ilmu pengetahuan alam yang belum menampilkan potensi lokal sehingga menunjukkan
ketidaksesuaian tujuan pembelajaran dengan konsep yang dipahami siswa.
Pendidikan berhubungan dengan berbagai macam faktor seperti faktor teknologi,
sosial-budaya, ekonomi, politik, hukum dan aksiologis yang menentukan karakter mendasar
dari pembentukan pengetahuan baru. Selain itu, penting untuk dicermati lebih jauh terkait
hubungan dan pengaruh ilmu pengetahuan lain dalam kajian IPA. Kajian IPA memang terus
berkembang hingga saat ini sehingga bisa melahirkan cabang-cabang ilmu lain yang seolah
Lambda Journal, Lembaga “Bale Literasi”, Desember 2022. Vol. 2, No.3 | |103
Asrorul Azizi, dkk. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)………..

memisahkan diri dengan IPA. Akan tetapi, dalam konsep teori Dynamic Universe ilmu
pengetahuan itu adalah satu kesatuan yang saling melengkapi dalam membangun suatu
konsep yang menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Di alam semesta ini, semuanya
saling berhubungan dan tidak ada objek atau makhluk yang terpisah di alam semesta. Seperti
kajian IPA dengan filsafat yang terus berkembang dalam pendidikan saat ini dan pendidikan
masa depan..

METODE
Metode yang digunakan dalam artikel ini adalah metode kajian pustaka. Sumber
pustaka yang digunakan berupa buku dan artikel yang sesuai dengan artikel ini. Analisis yang
digunakan di dalam artikel ini adalah analisis isi. Pertama, mengidentifikasi berbagai sumber
yang terkait untuk kepentingan penulisan artikel. Kedua, melakukan teknik analisis isi untuk
menemukan benang merah dari berbagai sumber tersebut. Ketiga, melakukan simpulan.

HASIL DAN PEMBAHASAN


a. Filsafat dan Ilmu Pengetahuan
Filsafat merupakan studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran
manusia secara kritis yang dijabarkan dalam konsep mendasar. Filsafat tidak didalami dengan
melakukan eksperimen-eksperimen dan percobaan-percobaan, akan tetapi dengan
mengutarakan masalah secara seksama, mencari solusi, memberikan argumen dan alasan
yang tepat untuk menjadi solusi. Filsafat memiliki suatu upaya menemukan kebenaran
tentang hakikat sesuatu yang ada, melalui penggunaan kemampuan akal secara optimal.
Kebenaran yang dihasilkan oleh pemikiran filsafat adalah jawaban dalam bentuk gagasan
atau ide. Adapun tujuan dari filsafat ialah untuk memperoleh kebenaran yang bersifat dasar
dan menyeluruh dalam sistem yang konseptual. Filsafat menghasilkan pula kebenaran yang
bersifat abstrak, spekulatif akan tetapi tidak mampu mengetahui bagaimana cara
mengadakannya.
Istilah “filsafat” secara etimologis merupakan persamaan kata falsafah (bahasa Arab)
dan philosophy (bahasa Inggris), berasal dan bahasa Yunani (philosophia). Kata philosophia
merupakan kata majemuk yang terdiri dan kata (philos) dan (sophia). Kata philos berarti
kekasih, bisa juga berarti sahabat. Adapun sophia berarti kebijaksanaan atau kearifan, bisa
juga berarti pengetahuan (Rapar, 2001: 5).
Ilmu berasal dari bahasa arab ‘ilm, yang berarti memahami, mengerti, atau
mengetahui. Ilmu mengacu kepada suatu hal yang melebihi pengetahuan. Pada zaman
dahulu, yang dikatakan orang yang berilmu jelas merupakan orang yang telah dianggap
memiliki kemampuan yang didapat melalui syarat-syarat tertentu. Orang yang dianggap
berilmu merupakan orang yang lolos ujian dan syarat-syarat yang menunjukkan predikat
kelayakan yang dimilikinya (Soyomukti, 2011: 152). Ilmu merupakan kegiatan akal budi
untuk menjelaskan kenyataan empiris secara spesifik menurut tiga kriteria utama: rasional,
metodis, dan sistematis. Istilah rasional, bisa dikatakan bahwa apa yang diklaim oleh suatu
ilmu sebagai kebenaran dapat diterima karena masuk akal, yakni logis, kritis, dan terbuka
untuk perbaikan. Jadi, apa yang rasional tidak kebal kritik (Poespowardojo & Seran, 2015:
9).
Sedangkan pengetahuan mencakup segala kegiatan dengan cara dan sarana yang
digunakan maupun segala hasil yang diperolehnya. Dalam memahami “pengetahuan”
kita perlu memahami tentang tindakan “mengetahui”. Sebagaimana kegiatan yang dilakukan
oleh manusia memiliki akibat atau hasil, demikian pula tindakan “mengetahui” tentu saja
juga menghasilkan sesuatu, yaitu “pengetahuan”. Pengetahuan merupakan segenap hasil dari
Lambda Journal, Lembaga “Bale Literasi”, Desember 2022. Vol. 2, No.3 | |104
Asrorul Azizi, dkk. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)………..

kegiatan untuk mengetahui sesuatu obyek (dapat berupa suatu hal atau peristiwa yang
dialami subyek), misalnya: pengetahuan tentang benda, tentang tumbuh-tumbuhan, tentang
binatang, tentang manusia, atau pengetahuan tentang peristiwa peperangan (Wahana, 2016:
46). Pengetahuan merupakan segala sesuatu yang diketahui yang diperoleh dari persentuhan
panca indera terhadap objek tertentu. Pengetahuan pada dasarnya merupakan hasil dari
proses melihat, mendengar, merasakan, dan berpikir yang menjadi dasar manusia dan
bersikap dan bertindak (Makhmudah, 2018: 203).
Ilmu pengetahuan merupakan hasil dari rangkaian aktivitas manusia yang rasional dan
kognitif yang terdiri dari berbagai metode berupa aneka prosedur dan tata langkah
sehingga menghasilkan kumpulan pengetahuan yang sistematis mengenai gejala-gejala
kealaman, kemasyarakatan atau perorangan untuk tujuan mencapai kebenaran, memperoleh
pemahaman, memberikan penjelasan, ataupun melakukan penerapan (Kirom, 2011: 102).
Adapun menurut Surojiyo (2008: 57) definisi ilmu pengetahuan melibatkan setidaknya enam
macam komponen, yakni masalah (problem), sikap (attitude), metode (method), aktivitas
(activity), kesimpulan (conclution), dan pengaruh (effects).
Dalam memperoleh pengetahuan ada tiga masalah pokok yang biasanya harus
diperhatikan oleh manusia pencari pengetahuan: (1) apakah yang ingin ia ketahui? (2)
bagaimanakah cara memperoleh pengetahuan? dan (3) apakah nilai pengetahuan tersebut
bagi dirinya?. Dalam usaha memperoleh pengetahuan dengan menjawab beberapa
pertanyaan tersebut, maka manusia akan menghasilkan buah pemikiran salah satunya ialah
ilmu. Karena ilmu salah satu dari pengetahuan yang diperoleh oleh manusia. Secara
epistemologis, ilmu merupakan pengetahuan yang didapat melalui proses tertentu yang
dinamakan metode keilmuan. Metode inilah yang membedakan ilmu dengan buah
pemikiran yang lainnya. Jadi, ilmu adalah pengetahuan yang diperoleh dengan menerapkan
metode keilmuan (Hidayatullah, 2006: 131).
Landasan ilmu pengetahuan terutama diarahkan pada komponen-komponen
yang menjadi tiang penyangga bagi eksistensi ilmu, tiang penyangga itu ada tiga macam yaitu
ontologi, epistemologi, dan aksiologi.
Filsafat dan ilmu pengetahuan adalah satu kesatuan dan memiliki hubungan yang
saling melengkapi antara satu dengan lainnya. Perbedaan yang terdapat dari keduanya bukan
untuk dipertentangkan, melainkan untuk saling melengkapi, dan saling mengisi. Pada
hakikatnya, perbedaan itu terjadi disebabkan cara pendekatan yang berbeda. Maka dalam hal
ini perlu membandingkan antar filsafat dan ilmu pengetahuan, yang menyangkut perbedaan-
perbedaan maupun titik temu di antaranya.
Semua keilmuan sudah dibicarakan di dalam filsafat, bahkan beberapa ilmu
pengetahuan lahir dari filsafat, berarti ilmu yang memisahkan diri dari filsafat. Misalnya
matematika, astronomi, fisika, kimia, biologi, psikologi, dan sosiologi. Ilmu juga bersifat
analitis, ilmu pengetahuan hanya menggarap salah satu lapangan pengetahuan sebagai objek
formalnya (Varpio & Macleod, 2020). Sedangkan filsafat belajar dari ilmu pengetahuan
dengan menekankan keseluruhan dari sesuatu (sinoptis), karena keseluruhan mempunyai sifat
sendiri yang tidak ada pada bagianbagiannya. Ilmu bersifat deskriptif tentang objeknya agar
dapat menemukan fakta-fakta, teknik-teknik, dan alat-alat (Zaprulkhan, 2016: 76).
Ilmu pengetahuan menggunakan eksperimentasi terkontrol sebagai metode yang khas.
Verifikasi terhadap teori dilakukan dengan jalan mengujinya dalam praktik berdasarkan
penginderaan.Sedangkan filsafat dengan melalui akal pikiran yang didasarkan kepada semua

Lambda Journal, Lembaga “Bale Literasi”, Desember 2022. Vol. 2, No.3 | |105
Asrorul Azizi, dkk. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)………..

pengalaman insani, sehingga dengan demikian filsafat dapat menelaah masalah-masalah yang
tidak dapat dicarikan penyelesaiannya oleh ilmu (French & McKenzie, 2016).
b. Filsafat dengan IPA
IPA atau Sains adalah suatu proses yang melibatkan perilaku manusia, dan karena
pengaruh manusia, sains sering kali tidak dipelajari dengan benar. Kenyataanya di lapangan,
orang dapat berpendapat bahwa kita tidak memahami apa yang harus dilakukan untuk
memahami sains yang "sebenarnya". Hal ini dikarenakan pada dasarnya sains tetap
berkembang dan terus menrus mengalami perubahan, selalu akan berbeda untuk pertanyaan
yang sama.
Seringkali kita tidak menyadari kesalahan yang dibuat sampai bertahun-tahun, atau
beberapa dekade, kemudian kesalahan seperti itu biasa terjadi dan dianggap biasa, terlepas
dari apapun disiplin ilmunya. Pada pembelajaran IPA, kesalahan sering terjadi dan akhirnya
menyebabkan kesalahan konsep atau misskonsepsi. Pendidikan yang dilaksanakan selama ini
menunjukkan hubungan yang erat antara sain dengan filsafat, seperti yang ditemukan dalam
perkembangan sejarah sains dan kontribusi dari filsafat ilmiah, berhubungan erat dalam
memberikan pemahaman tentang sains dan bagaimana mengajarkan sains yang lebih baik.
Banyak teori yang menjelaskan tentang bagaimana untuk meningkatkan kualitas ilmu
yang ingin dicapai. Akan tetapi, pengaplikasian pendidikan yang berkualitas dalam
perkembangan sejarah dan filosofis ilmu pengetahuan tetap tidak begitu baik di sebagian
besar negara. Selama permasalahan pendidikan tidak diatasi dengan baik, maka dampak
berkelanjutan untuk mengembangkan konsep pada ilmu pengetahuan tetap tidak bisa dicapai.
Semua itu selanjutnya membawa kerugian yang meluas bagi umat manusia.
Frank (dalam Soeparmo, 1984), mengilustrasikan filsafat seperti rantai, dan fungsi
filsafat ilmu pengetahuan alam adalah mengembangkan pengertian tentang strategi dan taktik
ilmu pengetahuan alam. Rantai itu sebelum tahun 1600, menghubungkan filsafat di satu
pangkal dan ilmu pengetahuan alam di ujung lain secara berkesinambungan. Setelah tahun
1600, rantai itu mulai memisahkan diri. Ilmu pengetahuan alam memisahkan diri dari filsafat.
Ilmu pengetahuan alam melalui jalan praktis dalam menurunkan hukum-hukumnya. Menurut
Frank, fungsi filsafat ilmu pengetahuan alam adalah menjembatani putusnya rantai tersebut
dan menunjukkan bagaimana seseorang beranjak dari pandangan common sense (pra-
pengetahuan) ke prinsip-prinsip umum ilmu pengetahuan alam. Filsafat ilmu pengetahuan
alam bertanggung jawab untuk membentuk kesatuan pandangan dunia yang di dalamnya ilmu
pengetahuan alam, filsafat dan kemanusian mempunyai hubungan erat.
Sastrapratedja (1997), mengemukakan bahwa ilmu-ilmu alam secara mendasar dan
struktural diarahkan pada pengetahuan teknis yang dapat digunakan. Ilmu pengetahuan alam
merupakan bentuk refleksif (relefxion form) dari proses belajar merupakan struktur tindakan
instrumentasi yang ditujukan untuk mengendalikan kondisi di lingkungan manusia. Ilmu
pengetahuan alam terkait dengan kepentingan dalam memprediksi dan mengendalikan proses
alam. Positivisme menyamakan rasionalitas dengan rasionalitas teknis dan ilmu pengetahuan
dengan ilmu pengetahuan alam.
Menurut Van Melsen (1985), ciri khas yang menunjukkan karakter ilmu alam adalah
ilmu itu menggambarkan kenyataan menurut aspek-aspek yang memberikan kontak dengan
panca indra secara langsung. Hal kedua yang penting adalah bahwa ddengan kondisi ilmu
alam sekarang ini kontak langsung itu tidak menyangkut pengamatan terhadap benda-benda
dan gejala-gejala alamiah, sebagaimana yang secara tidak langsung disajikan kepada kita.
Yang disajikan dalam eksperimen adalah cara benda-benda bereaksi atas “campur tangan”
eksperimental kita. Eksperimentasi yang aktif itu memungkinkan suatu analisis jauh lebih
teliti terhadap banyak faktor yang dalam pengamatan konkrit selalu terdapat bersama-sama.
Tanpa pengamatan eksperimental kita tidak akan tahu menahu tentang elektron-elektron dan
bagian-bagian elementer lainnya.
Lambda Journal, Lembaga “Bale Literasi”, Desember 2022. Vol. 2, No.3 | |106
Asrorul Azizi, dkk. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)………..

Ilmu pengetahuan alam mulai berdiri sendiri sejak abad ke 17. Kemudian pada tahun
1853, Auguste Comte mengadakan penggolongan ilmu pengetahuan. Pada dasarnya
penggolongan ilmu pengetahuan yang dilakukan oleh Auguste Comte (dalam Koento
Wibisono, 1996), sejalan dengan sejarah ilmu pengetahuan itu sendiri, yang menunjukkan
bahwa gejala-gejala dalam ilmu pengetahuan yang paling umum akan tampil terlebih dahulu.
Dengan mempelajari gejala-gejala yang paling sederhana dan paling umum secara lebih
tenang dan rasional, kita akan memperoleh landasan baru bagi ilmu-ilmu pengetahuan yang
saling berkaitan untuk dapat berkembang secara lebih cepat. Dalam penggolongan ilmu
pengetahuan tersebut, dimulai dari Matematika, Astronomi, Fisika, Ilmu Kimia, Biologi dan
Sosilogi. Ilmu Kimia diurutkan dalam urutan keempat.
Penggolongan tersebut didasarkan pada urutan tata jenjang, asas ketergantungan dan
ukuran kesederhanaan. Dalam urutan itu, setiap ilmu yang terdahulu adalah lebih tua
sejarahnya, secara logis lebih sederhana dan lebih luas penerapannya daripada setiap ilmu
yang dibelakangnya (The Liang Gie, 1999). Pada pengelompokkan tersebut, meskipun tidak
dijelaskan induk dari setiap ilmu tetapi dalam kenyataannya sekarang bahwa fisika, kimia dan
biologi adalah bagian dari kelompok ilmu pengetahuan alam.
Ilmu kimia adalah suatu ilmu yang mempelajari perubahan materi serta energi yang
menyertai perubahan materi. Menurut ensiklopedi ilmu (dalam The Liang Gie, 1999), ilmu
kimia dapat digolongkan ke dalam beberapa sub-sub ilmu yakni: kimia an organik, kimia
organik, kimia analitis, kimia fisik serta kimia nuklir.
Selanjutnya Auguste Comte (dalam Koento Wibisono, 1996) memberi efinisi tentang
ilmu kimia sebagai “… that it relates to the law of the phenomena of composition and
decomposition, which result from the molecular and specific mutual action of different
subtances, natural or artificial” ( arti harafiahnya kira-kira adalah ilmu yang berhubungan
dengan hukum gejala komposisi dan dekomposisi dari zat-zat yang terjadi secara alami
maupun sintetik). Untuk itu pendekatan yang dipergunakan dalam ilmu kimia tidak saja
melalui pengamatan (observasi) dan percobaan (eksperimen), melainkan juga dengan
perbandingan (komparasi).
Jika melihat dari sejarah perkembangan ilmu pengetahuan alam, pada mulanya orang
tetap mempertahankan penggunaan nama/istilah filsafat alam bagi ilmu pengetahuan alam.
Hal ini dapat dilihat dari judul karya utama dari pelopor ahli kimia yaitu John Dalton: New
Princiles of Chemical Philosophy.
Berdasarkan hal tersebut maka sangatlah beralasan bahwa ilmu pengetahuan alam
tidak terlepas dari hubungan dengan ilmu induknya yaitu filsafat. Untuk itu diharapkan uraian
ini dapat memberikan dasar bagi para ilmuan IPA dalam merenungkan kembali sejarah
perkembangan ilmu alam dan dalam pengembangan ilmu IPA selanjutnya.
c. Filsafat, IPA dan Potensi Lokal
Perkembangan ilmu pengetahuan bersumber dari pemikiran yang muncul dari rasa
ingin tau tentang fenomena di lingkungan sekitar. Sejak awal, perkembangan ilmu
pengetahuan khususnya IPA dimulai dari pengalaman sehari-hari. Pengetahuan tentang
dunia biologis dihasilkan oleh komunitas epistemik yang heterogen di dalam dan di luar
dunia akademis. Banyak tantangan dalam ilmu kehidupan memerlukan pengakuan
keanaekaragaman pengetahuan ini dalam berbagai bidang seperti pertanian, konservasi
keanekaragaman hayati, dan kesehatan masyarakat. Etnobiologi telah muncul sebagai
bidang integratif yang mempelajari traditional ecology knowledge (TEK) dan keahlian
aktor heterogen di luar akademisi (Byskov,Sementara peningkatan pengakuan TEK
menciptakan peluang untuk partisipasi dan representasi yang lebih baik dari masyarakat
lokal melalui praktik kolaboratif, interaksinya dengan Academic ecology knowledge (AEK)
juga menciptakan tantangan metodologis yang kompleks.

Lambda Journal, Lembaga “Bale Literasi”, Desember 2022. Vol. 2, No.3 | |107
Asrorul Azizi, dkk. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)………..

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan keanekaragaman suku budaya yang


tinggi. Masing-masing suku memiliki ciri khasnya sendiri dalam mengatur tatanan hidup
masyarakat setempat, mulai dari segi adat istiadat, mitologi, bahasa, busana, kuliner,
bangunan, kerajinan tangan, nyanyian, tarian, sampai dengan olahraga. Pola hidup
kesukuan lahir dan berkembang mengikuti pola alam lingkungannya. Sehingga banyak
sekali potensi lokal yang bisa dijadikan sumber belajar dengan berbagai bentuk produk
yang dihasilkan. Potensi sumber daya alam menjadi potensi yang sangat besar untuk dikaji.
Bentang alam yang bervariasi di setiap daerah bisa menjadi bahan kajian yang menarik dan
kontekstual untuk daerah itu. Daerah perairan, pantai, dataran rendah, dataran tinggi, daerah
rawa dan mahluk hidup dan proses kehidupan di daerah itu memberikan karakteristik dan
pengalaman yang berbeda ketika meyampaikan konsep IPA. Sehingga dengan adanya
kajian yang mendalam akan memberikan sumber kajian IPA yang tidak akan habis sampai
kapanpun.
Banyak penelitian yang sudah dilakukan untuk mengembangkan potensi lokal dan
memberikan informasi terkait pengembangan potensi lokal dalam proses pembelajaran.
Penelitian-penelitian yang sudah dilakukan antara lain pengembangan buku ajar,
pengembangan bahan ajar dan pengembangan model pembelajaran yang berbasis potensi
kearifan lokal.
Fitriah (2020) melakukan penelitian yang bertujuan untuk menghasilkan buku teks fisika
yang memuat topik kalor dan suhu berbasis kearifan lokal Kabupaten Hulu Sungai Selatan
(HSS) Provinsi Kalimantan Selatan yang layak berdasarkan validitas, efektivitas, dan
ketercapaian karakter rakat mufakat. . Rosilawati (2020) melakukan penelitian untuk
mengembangkan bahan ajar IPA yang mengintegrasikan etnosains Bundengan dalam materi
Getaran, Gelombang dan Bunyi untuk wilayah Jawa Tengah. Selanjutanya, Shofa (2020)
memperoleh hasil penelitian yang menyatakan bahwa Hasil penelitian menunjukkan bahwa
bahan ajar modul dari Pengembangan Teknologi Media Pembelajaran Berbasis Materi
Kearifan Lokal Ilmu Pengetahuan Alamlayak dan efektif. Kelayakan produk modul tematik
ini berdasarkan hasil validasi ahli materi dalam kategori sangat baik dan efektif digunakan
dalam pembelajaran
Penelitian yang dilakukan oleh Nisa (2021) yang mengangkat potensi lokal makanan
Bakpia menyatakan buku ajar dengan potensi lokal sangat baik digunakan dalam
pembelajaran IPA dengan kategori baik. Taejung (2011:303-311) di korea selatan juga
mengembangkan buku ajar dengan menggunakan makanan tradisional Korea. Penelitian
yang dilakukan bertujuan untuk meningkatkan preferensi makanan tradisional kepada anak
sekolah dasar. Penelitian memperoleh hasil bahwa setelah pembelajaran menggunakan
buku ajar diperoleh peningkatan preferensi makanan tradisional kepada peserta didik serta
proses pemebelajaran menjadi lebih menyenangkan. Penelitian-penelitian yang sudah
dilakukan adalah satu contoh peran filsafat yang mencoba memberikan jawaban atas rasa
ingin tau seseorang. Dengan mengambil studi yang ada di lingkungan sekitar akan
memberikan jawaban yang lebih kuat dan mudah untuk dipahami.
Pada zaman sekarang dan yang akan datang, pendidikan khusunya pendidikan IPA
yang bersumber dari kekayaan alam dan budaya akan mengambil peran yang besar untuk
menanamkan konsep pembelajaran dan karakter kesadaran diri sendiri dalam menjaga
kekayaan alam yang saat ini sudah mulai terancam kelestariannya. Pola hidup manusia
yang tidak seimbang dalam pemanfaatan dan pengelolaan alam bisa jadi merupakan
dampak dari kurangnya pemahaman dan kesadaran masyarakat saat ini. Selain itu, konsep
pembelajaran di sekolah haruslah melalui pembelajaran kontekstual, menggunakan model
Lambda Journal, Lembaga “Bale Literasi”, Desember 2022. Vol. 2, No.3 | |108
Asrorul Azizi, dkk. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)………..

pembelajaran yang tepat dan merubah orientasi pembelajaran yang memiliki tujuan
mendapatkan nilai dari ujian kognitif saja. Aspek afektif dan psikomotorik juga saat ini
menjadi hal yang sangat penting guna membentuk manusia yang akan menjadi pemimpin
dan agen perubahan dalam menjaga kelestarian alam.
Lebih lanjut, dalam perkembangannya filsafat telah mengantarkan adanya
suatu aturan dengan menunjukkan bagaimana “pohon ilmu pengetahuan” telah bertumbuh
dan bercabang. Cabang dari masing-masing disiplin ilmu melepaskan diri dari batang
filsafatnya, berkembang serta mengikuti metodologinya sendiri-sendiri. Semakin lama
semakin tampak kemajuan ilmu pengetahuan dengan munculnya ilmu-ilmu baru dan pada
akhirnya memunculkan sub-sub ilmu pengetahuan baru bahkan seiring berkembangnya zaman
disiplin ilmu mengarah kearah yang lebih khusus atau terspesialisasi. Ilmu pengetahuan bisa
diciptakan manusia karena didorong oleh rasa ingin tahu manusia yang tidak berkesudahan
terhadap objek, pikiran, atau akal budi yang menyangsikan kesaksian indera, karena indera
dianggap sering menipu. Ilmu pengetahuan bagi manusia mempunyai kemungkinan untuk
mencapai pengetahuan yang lebih sempurna daripada pengetahuan biasa, yang lebih tinggi
derajatnya yang hendak memberikan “insight” (pemahaman yang mendalam).
Melihat sejarah revolusi ilmu pengetahuan terus berlanjut di abad 20 atas teori
relativitasnya Einstein yang merombak filsafat Newton yang semula dianggap mapan, di
samping teori kuantumnya yang telah mengubah persepsi ilmu pengetahuan mengenai sifat-
sifat dasar dan perilaku materi, sehingga para pakar dapat melanjutkan penelitiannya dan
berhasil mengembangkan ilmu-ilmu dasar seperti astronomi, kimia, fisika, biologi,
molekuler, sebagaimana hasilnya dapat dinikmati oleh manusia di abad ke-21 saat ini.
Situasi dan kondisi yang dihadapi saat ini tentu sangat berbeda dengan masa
silam. Saat ini umat manusia telah paham dan menguasai IPTEK dalam kehidupannya. Cara
hidup yang kurang dilandasi dengan suatu perangkat yang jelas dan mapan tentu tidak
mungkin untuk dipertahankan jika tidak ingin menjadi manusia yang bermasa depan tanpa
arah. Maka, penguasaan ilmu pengetahuan secara tepat dengan kemampuan memprediksi
dapat membantu manusia untuk mengelola pola kehidupan dalam meraih pendidikan masa
depan yang lebih baik.
Generasi penerus masa depan maka harus siap melatih skill guna terus mengelola alam
secara arif dan bijaksana sebagai bangsa yang besar dan terhormat. Dengan demikian, sangat
diperlukannya sarana untuk meregenerasi dan mendidik calon ilmuwan menjadi arif dan
bijaksana.
Dalam kehidupan yang berkembang saat ini, diperlukan juga adanya inovasi baru yang
mendasari perkembangan sains agar kehadirannya lebih berimplikasi positif. Inovasi ini bisa
dimulai dari hal yang sederhana yaitu dengan mengorganisasikan pembelajaran dengan
memanfaatkan potensi lokal. Berdasarkan hipotesa para pakar, keilmuan yang dapat
dijadikan tonggak aksiologis dalam mengarahkan perkembangan IPTEK secara positif untuk
kepentingan umat manusia dan lingkungannya adalah filsafat dan ilmu pengetahuan. Karena,
filsafat dan ilmu pengetahuan merupakan pondasi dalam berpikir untuk menentukan arah
yang lebih baik dalam menghadapi tantangan zaman di pola kehidupan manusia yang baru.

KESIMPULAN
Ilmu pengetahuan adalah rangkaian aktivitas manusia yang rasional dan kognitif yang
terdiri dari berbagai metode berupa aneka prosedur dan tata langkah sehingga menghasilkan
kumpulan pengetahuan yang sistematis mengenai gejala-gejala kealaman, kemasyarakatan
atau perorangan untuk tujuan mencapai kebenaran, memperoleh pemahaman, memberikan
Lambda Journal, Lembaga “Bale Literasi”, Desember 2022. Vol. 2, No.3 | |109
Asrorul Azizi, dkk. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)………..

penjelasan, ataupun melakukan penerapan. Filsafat telah menjembatani lahirnya berbagai


macam cabang ilmu pengetahuan yang sangat beragam. Kajian keilmuan tersebut lahir
berdasarkan keingintahuan manusia dari fenomena-fenomena yang terjadi di
lingkunagn sekitarnya. Pendidikan masa depan yang berbasis potensi lokal perlu
diaplikasikan untuk menunjang dan mempersiapkan manusia yang memiliki inovasi baru
agar mampu mengembangkan sains yang beimplikasi positif.
Daftar Pustaka
Zaprulkhan. (2016). Filsafat Umum Sebuah Pendekatan Tematik. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Soyomukti, N. (2011). Pengantar Filsafat Umum. Yogyakarta: ArRuzz Media.
Zaprulkhan,2018, Filsafat Ilmu ( Sebuah Analisis Kontemporer), Depok, Rajawali Pers.
Nisa, W. M., & Wilujeng, I. (2021). Development of integrated science textbooks on local
potential food bakpia for junior high school. Journal of Physics: Conference
Series, 1806(1) doi:https://doi.org/10.1088/1742-6596/1806/1/012126
Woo T, Lee KH. Development of a Sensory Education Textbook and Teaching Guidebook
for Preference Improvement toward Traditional Korean Foods in Schoolchildren. Korean
J Nutr. 2011 Aug;44(4):303 311. https://doi.org/10.4163/kjn.2011.44.4.303
Her ES. Development of Dietary Life Education Textbook and Teaching Manual for
Creative Activities in Elementary School. Korean J Community Nutr. 2013
Jun;18(3):203-212. https://doi.org/10.5720/kjcn.2013.18.3.203
A Rusilowatil et al. Development of integrated teaching materials vibration, wave and sound
with ethnoscience of bundengan for optimization of students' scientific
literation 2021 J. Phys.: Conf. Ser. 1918 052057
L Fitriah et al. Developing a physics textbook based on the local wisdom of Hulu Sungai
Selatan regency to train rakat mufakat characters 2021 J. Phys.: Conf.
Ser. 1796 012001
Ahmad Shofa et al. Development of Learning Media Technology Based on Natural
Science Local Wisdom Materials 2021 J. Phys.: Conf. Ser. 1823 012080

Lambda Journal, Lembaga “Bale Literasi”, Desember 2022. Vol. 2, No.3 | |110

You might also like