Sifat-Sifat para Nabi

You might also like

Download as pdf
Download as pdf
You are on page 1of 20
S 2 Kenabian 0 Secara kebahasaan, kata nabi merupakan bentuk penyederhana- an dari kata nabi. Diambil dari kata aLnaba yang, beratti berita. Nabi sendiri adalah pembawa berita dari Allah. Selain sebagai pembawa berita, nabi juga sekaligus menjadi objek yang diberi- takan. Bahkan, di antara yang sering disampaikan malaikat Jib- ril adalah para nabi dan rasul, sebagaimana yang diinformasikan Allah. Sementara menurut istilah, nabi adalah seorang manusia sem- purna tabiatnya yang dituruni sebuah syariat untuk diamalkan, namnn tidak diperineah untuk disampaikan. Sedangkan yang eee untuk disampaikan adalah rasul. Walhasil, di antat ee Wee ee SRLS dan khusus. Setiap rasul adalah Dengan demikian. un aes esl 9 ulan lebih mulia daripada kenabian ne ‘ ees A foie perkara Allah dan perkara makhluk. Na- ; ertel ‘Abd al-Salam. Weauesees eos dengan yang dikemukakan Ibnu ripada kerasulan. Di dal: justru kenabian yang lebih mulia da- makhluk ke hadirat Allah. s kenabian ada peralihan dari hadir** alihan dari hadirat Allah en é ao ada per uk. 216 Rasul sendiri e iri adalah nya, ‘Aku telah seorans ' reka dari-Ku.” mengutusmu,” Beene dikatakan All i-Ku. ,” atau “Sampaik: jah kepada- Hanya Allah y. et nia kpanic rasul. Yang j ang mengetahui ‘i “ ici a. rasul adalah tle kerasulan seoran; " al iam! . diperoleh occ rahmat-Nya. Kemudian. ee bet chs Biiiscrncitt Panay penhehotany sl nabian tidak bisa Selain itu, Ek dan pilihan-Nya. japan, atau perjuang- ba melalui sebab- ian juga tidak bisa dida _ Tt tertentu, seperti t patkan seorang ham. nfl iriwised! ‘erus-m. 5 Ta adalah keistimewaa eribadah, dan dgokiaiioits Deals mendengar wahyu-N: in dari Allah bagi seoran; te ar yang diperintahkan lya yang berisi hukum saa Pane iia perintah un untuk disampaikai ee taklif, baik tuk kembali di n maupun tidak. Ji kidilahsea ali-disampaikanimaka ak. Jika ada ae rang nabi sekaligus seo yang menyampai- 5 jutnya, ketahui pula bah orang rasul. pakan karunia dan kelembut wa diutusnya para rasul m perkara mubah menurut akal tan Allah. Sehingga ia m , Dal: 1, bukan perk: ee erupakan am Al-Qur’ perkara wajib. ur’an, Allah telah Ne i dan rasul. Mereka h: ; menyebutkan ada 25 es arus diyakini kenabi nama ci, Sehingga, tidak fol chien enabiannya secara terpe- ngetahuinya atau tidak men ees muslim yang tidak m: meth ina nama teh gctahui status kenabiann: ‘id Hud sma rersebut adalah Adam a. Ide a 4 a.s., Shalih a.s., Ibrahim a.s. Tesh .s., Idris a.s., Nuh a.s.. Ya‘qub a-s., Yusuf a.s., Syu‘aib aM aus, lara es, hagas Bagel z yub a.s., Dzul Kifli | Harun as., Sulaiman as., Dawud ul Kifli a.s., Musa Vagus as» Zakariya a, S boiall seh Ilyas a.s., Ilyasa* a.s. Selain itu, masih banyak lagi ae aus. dan Muhammad sive lam Al-Que’an secarkeueesc ee tidak disebutkan da- formasi tentang mereka yang el ada sedikit pun in- secara umum kita dikabari tentang eat — kita. Namun, mmengimaniny® re ae aot - enanya, kita wajib ga beriman bahwa Allah Kenabian c 27 0 7 Oo telah mengutus para nabi dan rasu! kepada setiap umat dengan man yang berbeda-beda. ka kita meyakini bahwa Dia ha- jazirah Arab dan sckitarnya, Se- tempat dan 7a Schingga termasuk awam ji gutus nabi dan rasul ke dangkan ke wilayah lain, Dia tidak mengutusnya- Dalam Al-Qur'an, Dia berfirman, Dan (Kami telah mengutus) vasul-asul yang sunggu telah Kami kisabkan tentang mereka kepa- vomn dalla, dan rasul-rasul yang tidak Kami kisabkan tentang bicara kepada Musa dengan mereka kepadamu. Dan Allah telah ber langsung. (Mereka Kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi ‘manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu. Dan adalah Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana (al-Nisa’ [4]: 164). Sesungguhnya Kami mengutus kamu dengan membawa kebe naran sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peri- ngatan. Dan tidak ada suatu umat pun melainkan telah ada pada- nya seorang pemberi peringatan (Fathir [35]: 24). Dan tidak adalah Tuhanmu membinasakan kota-kota, sebelum Dia mengutus di ibukota itu seorang rasul yang membacakan ayat- ayat Kami kepada mereka; dan tidak pernah (pula) Kami menbi- nasakan kota-kota; kecuali penduduknya dalam keadaan melaku- han kezaliman (al-Qashash [28]: 59). nya men; ae Sifat-Sifat Penting Para Nabi Pertama, kenabian dan kerasulan hanya diberikan kepada bani ‘Adam. Artinya, keduanya tidak mungkin diberikan kepada kaum jim atau malaikat. ‘Hal itu tak terbansahkan dengan ayat yang mengatakan, Hai golongan Jin dan manusia, apakah belum datang kepadamu rasul-rasul dari golongan kamu sendiri, yang menyampaikan kepa- damu ayat-ayat-Ku dan memberi peringatan kepadamu terhadap AQ 238 Belajar Mudah Akidah ... pertemuanmu dengan hari ini? Mereka berkata: “Kami menjadi saksi atas diri kami sendiri”, kehidupan dunia telah menipu mereka, dan mereka menjadi saksi atas diri mereka sendiri, bahwa mereka adalah orang-orang yang kafir (al-An‘am [6]: 130). Sebab, makna ayat tersebut adalah: Apakah belum datang kepada kalian para rasul dari sebagian kalian? Maksud sebagian kalian di sana adalah manusia. Kemudian, para rasul Allah yang berasal dari kalangan bani Adam itu diutus kepada dua golongan, yaitu golongan manusia dan golongan jin. Dalam Al-Qur’an disebutkan, Dan (ingatlah) ketika Kami ha- dapkan serombongan jin kepadamu yang mendengarkan Al-Qur an, maka tatkala mereka menghadiri pembacaan (nya) lalu mereka ber- hata, “Diamlah kamu (untuk mendengarkannya).” Ketika pemba- caan telah selesai mereka kembali kepada kaumnya (untuk) mem- beri peringatan. Mercka berkata, “Hai kaum kami, sesunggubnya hami telah mendengarkan kitab (Al-Qur'an) yang telah diturunkan sesudah Musa yang membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya lagi memimpin kepada kebenaran dan kepada jalan yang lurus,” (al- Ahqaq [46]: 29-30). Katakanlah (hai Muhammad), “Telah diwahyukan kepada- mu bahwasanya: telah mendengarkan sekumpulan jin (akan Al- Qur'an), lalu mereka berkata: Sesungguhnya kami telah mende- ngarkan Al-Qur'an yang menakjubhan, (yang) memberi petunjuk hapada jalan yang benar, lalu kami beriman kepadanya. Dan kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan seseorang pun dengan Tu- han kami (al-Jinn [72]: 1-2). Hal di atas juga tidak terbantahkan dengan ayat yang menya- olany Allah memilih utusan-utusan-(Nya) dari malaikat dan dari Sebal _ es pga ueusan atau delegastantaradiri-Nya dengan para nabi-Nya ag Kenabian 219 © guna menyampaikan syariat-syariat-Nya. Bukan berarti Dia me- milih para malaikat sebagai rasul untuk menyampaikan risalah- Nya kepada umat manusia. Dalam Al-Qur'an, Dia berfirman, Dan mereka berkata, “Mengapa tidak diturunkan kepadanya (Muhammad) malaikat? dan kalau Kami turunkan (kepadanya) malaikat, tentulah selesai urusan itu, kemudian mereka tidak diberi tangguh (sedikit pun). Katakanlah, “Kalau seandainya ada malaikat-malaikat yang berjalan-jalan sebagai penghuni di bumi, niscaya Kami turunkan dari langit kepada mereka seorang malaikat menjadi rasul,” (al-Isra [17]: 95). ‘Kedua, para nabi dan rasul wajib amanah dan terpelihara dari perbuatan dosa. Artinya, lahir dan batin mereka terpelihara dari perkara yang dilarang, meskipun yang dilarang hukumnya ha- nya makruh atau menyalahi perkara yang lebih urama, Dengan demikian, mereka secara lahir terpelihara dari perbuatan nista, seperti berzina, minum khamer, berbohong, dan perkara dilarang lainnya, Begitu pula secara batin, mereka terpelihara dari penya- kit hasud, sombong, riya, dan sebagainya. Sehingga perbuatan- petbuatan para nabi dan rasul berjalan antara wajib dan sunah. ‘Adapun perkara yang diharamkan, jelas tidak akan terjadi pada dri mereka. Sementara perbuatan-perbuatan yang dianggap se- buah kemaksiatan harus ditafsirkan dengan ungkapan “Kebaikan orang-orang yang baik adalah kesalahan orang-orang yang men- dckatkan diri kepada Allah.” Schingga tidak boleh diceritakan bukan pada tempatnya kecuali sambil dijelaskan. ‘Adapun dalil wajibnya amanah bagi mercka adalah, sean- dainya mereka berkhianat dengan sebuah perbuatan yang di- haramkan, perbuatan yang dimakruhkan, atau perbuatan yang menyalahi perkara yang lebih utama, niscaya kita juga diperin- wah melakukan hal serupa. Sebab, Allah memerintah kita uneuk mengikuti mereka, baik dalam ucapan, perbuatan, maupun dalam. 9 220. Belalar Mudah Akidah a keadaan. Padahal, Allah tidak memerintah kita dengan perbuatan haram, makruh, atau yang menyalahi perkara yang lebih utama. Kemudian, para ahli tauhid dan ahli syariat sepakat bahwa para nabi dan rasul terpelihara dari kebohongan-kebohongan besar yang disengaja dan dapat melemahkan kebenaran mereka, seperti mengaku telah mendapat risalah Allah, namun kemudi- an tidak menyampaikannya. Adapun kesalahan-kesalahan kecil yang disengaja diperbolehkan oleh jumhur ulama kecuali oleh al- Jaba’i. Sementara kesalahan-kesalahan kecil yang tidak disengaja disepakati para ulama diperbolehkan, kecuali kesalahan-kesalah- an kecil yang mengurangi kehormatan diri mereka, seperti men- curi sebuah biji atau mengambil sesuap makanan. Begitu pula sebelum turun wahyu, menurut jumbhur ulama, tak tertutup kemungkinan dari mereka lahir sebuah kesalahan be- sar karena tidak ada pengaruhnya bagi mukjizat mereka dan tidak ada kuasa bagi akal untuk menghalanginya- Serelah wahyu turun, maka tercegahlah segala perbuatan dosa besar dan perbuatan dosa kecil. Sehingga, seandainya mereka berbuat dosa maka tercegah pula mengikuti mereka. Sedangkan mengikuti mereka hukumnya wajib, sebagaimana dalam firman Allah, Katakanlah, ‘Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosa- mu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (Ali ‘Imran _ Si mereka berbuat dosa, niscaya tertolak kebenar- i ah mereka. Sebab, berdasarkan ijmak, tidak ada kesaksian ae berdasarkan firman Allah, i fasik atau pelaku dosa, Best ae ce yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik . Tega ru berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu c. ike sual musibah kepada suatu kaum tanpa me- Badal meni nya yang menpebaiihan mi menyecdl ates per nat ch (al-Hujurat [49]: 6). \o Kemudian, secara ijmak, kebenaran risalah mereka menjadi sia-sia. Sebab, dengan perbuatan dosa, kesaksian seseorang dalam sedikit urusan dunia akan tertolak, bagaimana dengan kesaksian- nya dalam perkara agama yang lurus hingga hari Kiamat? Selain andai mereka berbuat dosa, niscaya mereka terhalau dengan itu, irinya karena umumnya kewajiban mereka untuk melakukan sendi amar makruf nahyi munkar. Selanjutnya, juga telah disepakati bahwa haram hukumnya melukai perasaan mereka, berdasarkan firman Allah, Sesungguh- nya orang-orang yang menyakiti Allah dan Rasul-Nya. Allah akan melaknatinya di dunia dan di akhirat, dan menyediakan baginya siksa yang menghinakan (al-Ahzab [33]: 57). Bahkan, mendurhakai mereka termasuk ke dalam ancaman ayat berikut, Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasul- Nya maka sesunggubnya baginyalah neraka Jahanam, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya (al-Jinn (72): 23). Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, se- dang kamu melupakan diri (kewajiban)mu sendiri, padahal kamu membaca Al-Kitab (Taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir? (al-Ba- garah [2]: 44). Seandainya mereka tidak memiliki sifat amanah, jujur, terpe- Vihara dari dosa, niscaya mereka tak layak menjadi orang-orang cerpilih dan menyandang janji Allah, sebagaimana firman-Nya, Allah berfirman, “Sesunggubnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia.” Ibrahim berkata, “(Dan saya mohon jug) dari keturunanku.” Allah berfirman, ‘Janji-Ku (ini) tidae menge- nai orang yang zalim,”(al-Baqarah (2|: 124), Sementara tidak ada perjanjian yang lebih agung kecuali kenabian, __ Karena itu, kita yakin bahwa para nabi wajib memiliki sifat jujur, yaitu kesesuaian apa yang disampaikan mereka dengan ke- nyataan, walaupun hanya berdasarkan keyakinan mereka Riri Andai diperbolchkan berbohong, ventulah mereka akan 4 e. hong dalam menyampaikan informasi Allah. Maka dari in flak u, Allah oQ ms Betajar Mudah Akidah . ae membenarkan mereka dengan menurunkan mukjizat, seraya ber- firman, “Apa yang disampaikan hamba-Ku tentang-Ku adalah benar.” Sebaliknya membenarkan yang bohong berarti kebohongan. Dan itu adalah mustahil bagi Allah. Ketiga, kita juga yakin bahwa para nabi wajib memiliki alcal sempurna, cerdas, dan adil. Tujuannya agar dengan hujah dan dalil-dalil yang telah diberikan, mereka mampu mengalahkan musuh-musuh mereka dan mematahkan argumen-argumen batil musuh mereka. Hal ini sejalan dengan apa yang telah disampaikan Allah da- lam Al-Qur’an, Dan itulah hujjah Kami yang Kami berikan ke- pada Ibrahim untuk menghadapi kaumnya. Kami tinggikan siapa yang Kami kehendaki beberapa derajat. Sesungguhnya Tuhanmu Mahabijaksana lagi Maha Mengetahui (al-An‘am [6]: 83). Mereka berkata, “Hai Nuh, sesungguhnya kamu telah berban- tah dengan kami, dan kamu telah memperpanjang bantahanmu terhadap kami, maka datangkanlah kepada kami azab yang kamu ancamkan kepada kami, jika kamu termasuk orang-orang yang be- nar,” (Hud [11]: 32). Bisa dibayangkan, seandainya ada nabi yang tidak cerdas, tentu akan lalai dan tidak akan mampu menegakkan hujah, apa- ag musuh-musuhnya. es fale nabi dan rasul wajib memiliki sifat zabligh atau menyampaikan risalah kepada makhluk. Seandainya mereka menyembunyikan sesuatu. yang harus disampaikan kepada makhluk, niscaya kita pun diperintah me- jkan ilmu. Sebab, kita diperintah mengikuti mereka. enbeny iJ, sebab kenyataannya orang yang menyembunyikan Ini jelas batt!» oo . a 4 lah terkutuk, sebagaimana dalam Al-Qur'an, Sesungguh- ilmu ada ang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turun- yay ora OT pevangan-Rererangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah han berupe ngkannya kepada manusia dalam Al Kitab, mereka itu Kami menerans. lagi Kenabian 223 ©. dilanati Allah dan dilaknasi (pula) oleh semua (mabluk) yang dapas | melaknati (al-Bagarah [2]: 159). . Kelima, meski masih diperdebatkan, seorang rasul wajib se- orang laki-laki. Orang yang menyatakan od tidak ada nabj perempuan, berargumen dengan ayat, Kami tiada mengutus rasul rasul sebelum kamu (Muhammad), melainkan beberapa orang laki- laki yang Kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah oleh- mu kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahuj (al-Anbiya’ [21]: 7). Adapun informasi tentang Ibunda Nabi Musa yang dikabar- kan bahwa Allah memberikan wahyu kepadanya, sebagaimana dibenarkan Al-Quran, Dan kami ilhamkan kepada ibu Musa, “Susuilah dia, dan apabila kamu khawatir terhadapnya maka ja- tubkanlah dia ke sungai (Nil). Dan janganlah kamu khawatir dan janganlah (pula) bersedih hati, karena sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya (salah seorang) dari para rasul,” (al-Qashash [28]: 7), tak lain adalah wahyu hawni (alami), seperti wahyu yang diberikan kepada lebah untuk menja- dikan gunung sebagai rumah mereka. Sehingga, wahyu itu bukan walyn sor Sebagian ulama membolehkan Ibunda Musa a.s. menjadi nabi seperti halnya Maryam. Namun, dijawab oleh mayoritas ulama dengan ayat sebelumnya di mana Ibunda Musa berbicara tentang rsalah, bukan kenabian. Hal eu dibenarkan dengan ayat, Dan ibunya seorang yang sangat benar al-Matidah, [5]: 75). Sesungguhnya Allah sendiri menggunakan ste shiddig yang berarti ‘sangat membenarkan’ disandingkan dengan kata his Antara lain dipergunakan-Nya saat menyifati Nabi Ibrahim a.s., Sesunggubnya ia adalah seorang yang sangar membenarkan lagi se- orang nabi (Maryam [19]: 41). 8 seein Pun saat Dia menyifati Nebi dria, Dan cerician- lah (hai Muhammad kepada mereka, kisah) Idris Gang tersebut) 2 224 Belajar Mudah Akidah . di dalam Al-Qur an. Sesunggubnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan dan seorang nabi, (Maryam [19]: 56). Dengan demikian, terbantahlah bahwa Ibunda Musa ada- [ah seorang nabi hanya karena telah diberi sifat shiddiqah, Sebab Nabi Ibrahim a.s. dan Nabi Idris a.s. diberi sifat shiddig diikuti dengan kenabian. Namun, para ulama yang berpandangan adanya nabi dari alangan perempuan juga berdalil bahwa dalam surah Maryam, Allah telah menyebutkan nama-nama nabi. Termasuk di anta- ranya adalah Maryam, Dan ceritakanlah (kisah) Maryam di da- lam Al-Qur'an, yaitu ketika ia menjaubkan diri dari keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur (Maryam [19]: 16). Dalam ayat berikutnya, Allah menyatakan, Mereka itu adalah orang-orang yang telah diberi nikmat oleh Allah, yaitu para nabi dari keturun- ‘an Adam, dan dari orang-orang yang Kami angkat bersama Nuh, dan dari keturunan Ibrahim dan Israil, dan dari orang-orang yang telah Kami beri petunjuk dan telah Kami pilib. Apabila dibacakan ayat-ayat Allah Yang Maha Pemurah kepada mereka, maka mereka menyungkur dengan bersujud dan menangis (Maryam [19]: 58). Dengan demikian, jelas babwa Maryam adalah seorang nabi- Namun, isrid[al di atas masih diperdebatkan. Pasalnya, Allah sendiri tidak secara tegas menyacakan bahwa Maryam adalah se- Dia hanya menyebutkan namanya bersamaan dengan orang nabi. Isa a.s. menyebutkan nama Nabi a Sifat yang Mubah bagi Para Nabi dan Rasul smusia pada umumnyay para nabi dan raul pun d- Layaknya manvtt’ hati perkara-perkara halal, seperti menyantap perbolchkan me inuman, bergaul suami-istri dalam ke- makanan, ment va, tidak mungkin mereka mendatangi istr itikaf, sedang menstruasi, sedang nifas Kenabian 225 © atau sedang ihram. Begitu pun mubah bagi mereka tidur atau Jupa dalam perbuatan-perbuatan syara’, sepert lupa menjalankan : ak mungkin lupa dalam urusan wahyu shalat. Namun, mereka tid: a yang harus disampaikan, contohnya lupa dalam menyampaikan, “Surga itu dipersiapkan bagi orang-orang yang bertakwa.” Demikian halnya lupa dalam perkara-perkara yang akan di- sampaikan—sebelum disampaikan—adalah tertolak pada diri nabi dan rasul, baik yang berupa ucapan maupun perbuatan. Adapun setelah disampaikan, mereka boleh mengalami lupa. ae te Muhammad ibn ‘Abdullah saw. Beliau dilahirkan pada waktu subuh, tepat saat matahari terbit, Senin, 12 Rabi‘ul Awal, 53 tahun SH, bersamaan dengan 22 Ap- til 672 H berdasarkan pendapat para ulama tahqig. enacny a All iire per eeee tec halecdan yang eee yen (an ae eRe EMME ceecesscusnya se- Ce acta ies ae ees clan memu- dabkan Al-Qui'an dengan lisannya, Allah mengutusnya sebag penutup kenabian dan kerasulan, serta pembawajanji antara Dia deniamausia, Dia mcogunsny esa Genie cia sekali- gus menjadi rahmat bagi seluruh alam, menjadikannya nabi yang paling banyak pengikurnya hingga hari Kiamas, dan meningei- kan derajatnya di seluruh alam. Seviaknya lima kali dalam seh Hi, namanya disebut-sebut dari wjung timur hingga ujung bar Sementara orang-orang yang benci kepadanya, Bi Baa acae Nya) Ser scni Allah jusamelanercnean Pee ic scncat venga a hehe yang juga memelthara kitabnya dari segala bentuk penyimpanss ellah ee raitaunlcandungannya: apabaile dialah yang terpu- (al-Anbiy@’ [21]: 107). chad dalam Shabth-nya, Jilid 3, 1331, nomor hadis 3441; diri- 7 HR oe ‘Muslim dalam Shabib-nya, Jilid 3, hal. 1523, nomor hadis a wayatkan PY 1921. Kenabian 235 © 7 Nabi saw. adalah utusan Rabbul ‘Alamin untuk baik dari kalangan Arab maupun non- Dan tiadalah Kami meng- emesta alam manusia,

You might also like