Professional Documents
Culture Documents
Kel 1 ESO-1
Kel 1 ESO-1
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah
FARMASI KLINIK
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan
karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami mengucapkan banyak
terima kasih kepada Ibu apt. Alfiana P. Gonibala, S.Farm., M.Farm selaku dosen pengampu
mata kuliah Farmasi Klinik yang telah membimbing dalam menyelesaikan tugas ini serta dari
pihak-pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sebagian pengetahuan baik pikiran
maupun materi.
Kami memohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan makalah ini. Kami
sebagai penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna karena
keterbatasan pengetahuan. Oleh karena itu, diharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pembaca. Kami sangat berharap dengan makalah ini dapat menambah
wawasan dan pengetahuan bagi pembaca.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
SAMPUL ......................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................................... iii
BAB I: PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
1.1 Latar belakang ................................................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah .............................................................................................. 1
1.3 Tujuan ................................................................................................................ 1
BAB II : PEMBAHASAN ............................................................................................... 2
2.1 Pengertian Efek Obat ......................................................................................... 2
2.2 Pengertian ADR ................................................................................................. 2
2.3 Klasifikasi ADR ................................................................................................. 3
2.4 Pencegahan ........................................................................................................ 5
2.5 Penanganan ........................................................................................................ 6
2.6 Algoritma Naranjo ............................................................................................. 6
BAB III : PENUTUP ....................................................................................................... 8
3.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 8
3.2 Saran ................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
3
3. Efek samping yang tidak berupa efek farmakologik utama
Efek-efek samping yang berbeda dari efek farmakologik utamnya,untuksebagian besar
obat umumnya telah dapat diperkirakan berdasarkan penelitian- penelitian ang telah
dilakukan secara sistematik sebelum obat mulai digunakanuntuk pasien. Efek-efek ini
umumna dalam derajad ringan namun angkakejadiannya bias cukup tinggi. Sedangkan
efek samping yang lebih jarangdapat diperoleh dari laporan-laporan setelah obat dipakai
dalam populasi yanglebih luas.
Data efek samping berbagai obat dapat ditemukan dalam buku-buku standard,umumnya
lengkap dengan perkiraan angkakejadiannya. Sebagai contoh misalnya:
a. Iritasi lambung yang menyebabkan keluhan pedih, mual dan muntah pada obat-obat
kortikosteroid oral, analgetika-antipiretika, teofilin,eritromisin, rifampisin, dll.
b. Rasa ngantuk (drowsiness) setelah pemakaian antihistaminika untukanti mabok
perjalanan (motion sickness).
c. Kenaikan enzim-enzim transferase hepar karena pemberian rifampisin.
d. Efek teratogenik obat-obat tertentu sehingga obat tersebut tidak bolehdiberikan pada
wanita hamil.
e. Penghambatan agregasi trombosit oleh aspirin ,sehinggamemperpanjang waktu
pendarahan.
f. Ototoksisitas karena kinin/kinidin,dsb.
b. Efek samping yang tidak dapat diperkirakan
1. Reaksi alergi
Alergi obat atau reaksi hipersensitivitas merupakan efek samping ang terjadi,dan terjadi
akibat reaksi imunologik. Reaksi ini tidak dapat diperkirakansebelumnya ,seringkali
sama sekali tidak tergantung dosis dan terjadi padasebagian kecil dari populasi yang
menggunakan suatu obat. Reaksinya dapat bervariasi dari bentuk yang ringan seperti
reaksi kulit eritama sampai yang paling berat berupa sok anafilaksi yang bias fatal.
Reaksi alergi dapat dikenali berdasarkan sifat-sifat khasna, yaitu:
a. Gejalana sama sekali tidak sama dengan efek farmakologinya,
b. Seringkali terdapat tenggang waktu antara kontak pertama terhadap obatdengan
timbulnya efek
c. Reaksi dapat terjadi pada kontak ulangan, walaupun hana dengan sejumlahsangat
kecil obat
d. Reaksi obat hilang bila obat dihentikan
4
e. Keluhan/gejala ang terjadi dapat ditandai sebagai reaksi imunologik,misalna rash
(=ruam) di kulit
f. Serum sickness, anafilaksis, asma, urtikaria, angio-edema, dll.
2. Reaksi karena faktor genetik
Pada orang-orang tertentu dengan variasi atau kelainan genetic, suatu obatmungkin
member efekFarmakologik ang berlebihan. Efek obatnya sendiri dapat diperkirakan,
namunsubjek yang mempunyai kelainan genetik seperti ini yang mungkin sulitdikenali
tanpa pemeriksaan spesifik (yang juga tidak mungkin dilakukan pada pelayanan kesehatan
rutin) sebagai contoh misalnya:
a. Pasien yang menderita kekurangan pseudokolinesterase herediter tidak
dapatmemetabolasime uksinilkolin (suatu pelemas otot), sehingga bila diberikanobat
ini mungkin akan menderita paralisis dan apnea yang berkepanjangan.
b. Pasien yang mempunyai kekurangan enzim G6PD (glukosa-6-fosfatdehidrogenase)
mempunyai potensi untuk menderita anemia hemolitikaakut pada pengobatan
dengan primakuin, sulfonamide dan kinidin.
Kemampuan metabolisme obat suatu individu juga dapat dipengaruhi olehfaktor
genetik.
2.4 Pencegahan
Agar kejadian efek samping dapat ditekan serendah mungkin, selalu dianjurkan untuk
melakukan hal-hal berikut:
1 Selalu harus ditelusur riwayat rinci mengenai pemakaian obat oleh pasien pada waktu-
waktu sebelum pemeriksaan, baik obat yang diperoleh melalui resep dokter maupun
dari pengobatan sendiri.
2 Gunakan obat hanya bila ada indikasi jelas, dan bila tidak ada alternatif non-
farmakoterapi.
3 Hindari pengobatan dengan berbagai jenis obat dan kombinasi sekaligus.
4 Berikan perhatian khusus terhadap dosis dan respons pengobatan pada anak, bayi, usia
lanjut, dan pasien-pasien yang juga menderita gangguan ginjal, hepar dan jantung.Efek
samping seringkali sulit dideteksi karena kurangnya kemampuan komunikasi, misalnya
untuk gangguan pendengaran.
5 Perlu ditelaah terus apakah pengobatan harus diteruskan, dan segera hentikan obat bila
dirasa tidak perlu lagi.
5
6 Bila dalam pengobatan ditemukan keluhan atau gejala penyakit baru, atau penyakitnya
memberat, selalu ditelaah lebih dahulu, apakah perubahan tersebut karena perjalanan
penyakit, komplikasi, kondisi pasien memburuk, atau justru karena efek samping obat.
2.5 Penanganan
Segera hentikan semua obat bila diketahui atau dicurigai terjadi efek samping.Bukanlah
tindakan yang tepat bila mengatasi efek samping dengan menambah konsumsi obat untuk
mengobati efek yang timbul tanpa disertai dengan penghentian obat yang dicurigai berefek
samping. Hal ini justru akan bernilai tidak efektif , dan efek samping tetap terus terjadi.
Upaya penanganan klinik tergantung bentuk efek samping dan kondisi penderita.Pada
bentuk-bentuk efek samping tertentu diperlukan penanganan dan pengobatan yang spesifik.
Misalnya untuk syok anafilaksi (suatu reaksi alergi) diperlukan pemberian adrenalin dan obat
serta tindakan lain untuk mengatasi syok. Contoh lain misalnya pada keadaan alergi,
diperlukan penghentian obat yang dicurigai, pemberian antihistamin atau kortikosteroid (bila
diperlukan).
2.6 Algoritma Naranjo
Algoritma atau skala Naranjo dapat digunakan untuk mengidentifikasi ROTD secara
lebih kuantitatif. Algoritma Naranjo terdiri dari 10 pertanyaan sederhana. Setiap pilihan
jawaban atas pertanyaan tersebut memiliki skor nilai yang berbeda. Setiap kolom
dijumlahkan ke bawah dan hasil penjumlahan kolom dijumlahkan. Nilai total dari hasil
pengisian algoritma tersebut akan membantu menggolongkan ROTD ke dalam beberapa
kemungkinan, yaitu pasti, lebih mungkin, mungkin dan meragukan.
No Pertanyaan Ya Tidak Tidak Tahu
6
5. Adakah penyebab lain yang dapat menyebabkan -1 +2 0
reaksi dengan sendirinya?
7
8. Apakah reaksi menjadi lebih parah ketika dosis +1 0 0
obat ditingkatkan atau menjadi
kurang parah ketika dosis obat diturunkan?
Hasil akhir penjumlahan dinilai berdasarkan kategori berikut: suatu reaksi dikatakan
‘pasti’ ROTD jika dari hasil penilaian didapatkan skor > 9, ‘lebih mungkin’ jika didapatkan
skor 5-8, ‘mungkin’ jika memiliki skor 1-4, ‘meragukan’jika didapatkan skor < 0.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hal di atas, dapat disimpulkan bahwa :
a. Adverse Drug Reaction (ADR) atau Efek Samping Obat (ESO) adalah suatu respon
terhadap suatu obat yang merugikan dan tidak diinginkan dan yang terjadi pada dosis
yang biasanya digunakan pada manusia untuk pencegahan, diagnosis, atau terapi
penyakit atau untuk modifikasi fungsi fisiologis.
b. Efek samping obat dapat dibagi menjadi 2 kelompok besar, yakni efek yang dapat
diperkirakkan dan tidak dapat diperkirakan.
c. Pencegahan dan penanganan efek samping obat dapat diatasi dengan memperhatikan
betul penggunaan obat secara sesuai dan penghentian penggunaan obat jika tidak
diperlukan lagi
3.2 Saran
Untuk pembelajaran mengenai obat antivirus harus menggunakan referensi yang lebih
lengkap dan terbaru.
9
DAFTAR PUSTAKA
10