Professional Documents
Culture Documents
9 17 1 PB
9 17 1 PB
url: http://jurnal.fisarresearch.or.id/index.php/salman/index
Vol 1 No. 2 hal 31– 42
Pengaruh Stres Kerja Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Dinas
Kesehatan Provinsi Sumatera Utara
Oleh:
Salman Farisi
Manajemen, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
salmanfarisi@umsu.ac.id
ABSTRACT
The purpose of this study was to determine the effect of work stress on employee performance, to
determine the effect of the work environment on employee performance, and to determine the effect of
work stress and work environment on employee performance at the North Sumatra provincial health
office. This study uses the theory of human resource management related to work stress, work
environment, and employee performance. The approach used in this research is an associative and
quantitative approach. The population in this study was 860, while the samples calculated using the
Slovin formula totaled 90 people. Data collection techniques in this study used a questionnaire
technique. Data analysis techniques in this study used Multiple Linear Regression Test, Classical
Assumption Test, Hypothesis Test (T Test and F Test), and the Coefficient of Determination. Data
processing in this study uses SPSS software program version 22. Partially known that Job Stress has
an influence on employee performance at the Health Office of North Sumatra Province. Partially
known that the work environment has an influence on the performance of employees at the North
Sumatra Provincial Health Office. Simultaneously it is known that work stress and work environment
have an influence on employee performance at the Health Office of North Sumatra Province.
PENDAHULUAN
Manajemen Sumber daya manusia adalah bagian dari manajemen keorganisasian yang
memfokuskan diri pada unsur sumber daya manusia. Tugas pada bagian ini adalah
mengelola unsur manusia secara baik agar diperoleh tenaga kerja yang puas akan
pekerjaannya. Dalam suatu Instansi baik yang melayani kepentingan publik seperti Instansi
Pemerintah maupun organisasi Swasta, menginginkan adanya pencapaian maksimal yang
terkait dengan peningkatan hasil kerja demi tercapainya tujuan organisasi.Untuk mencapai
tujuan organisasi salah satu elemen yang penting yang harus diperhatikan yaitu Sumber
Daya Manusia.Hal ini karena Sumber Daya Manusia yang melaksanakan dan mengatur serta
menjalankan kegiatan organisasi tersebut.
Manajemen sumber daya manusia dapat diartikan sebagai pendayagunaan sumber daya
manusia di dalam organisasi, yang dilakukan melalui fungsi-fungsi perencanaan sumber
daya manusia, rekrutmen, seleksi, pengembangan sumber daya manusia, perencanaan, dan
pengembangan karier, pemberian kompensasi dan kesejahteraan, keselamatan dan kesehatan
kerja , dan hubungan industrial, karena manusia merupakan penggerak dan penentu jalannya
suatu organisasi.
31
Jurnal Salman (Sosial dan Manajemen)
url: http://jurnal.fisarresearch.or.id/index.php/salman/index
Vol 1 No. 2 hal 31– 42
Salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat keberhasilan suatu organisasi adalah kinerja
Pegawai. Kinerja Pegawai merupakan suatu tindakan yang dilakukan dalam melaksanakan
pekerjaan yang diberikan perusahaan, Handoko (2001,Hal.135) Setiap perusahaan selalu
mengharapkan Pegawainya mempunyai prestasi, karena dengan memiliki pegawai yang
berprestasi akan memberikan sumbangan yang optimal bagi perusahaan. Selain itu, dengan
memiliki Pegawai yang berprestasi perusahaan dapat meningkatkan kinerja perusahaannya.
Karena sering kali perusahaan menghadapi masalah mengenai sumber daya manusianya.
Masalah sumber daya manusia menjadi tantangan tersendiri bagi manajemen karena
keberhasilanmanajemen dan yang lain itu tergantung pada kualitas sumber daya manusianya.
Apabila individu dalam perusahaan yaitu sumber daya manusianya dapat berjalan efektif
maka perusahaan tetap berjalan efektif. Dengan kata lain, kelangsungan suatu perusahaan itu
ditentukan oleh kinerja Pegawainya. Menurut Siagian (2002) bahwa kinerja Pegawai
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : gaji, lingkungan kerja, budaya organisasi,
kepemimpinan dan motivasi kerja, disiplin kerja, kepuasan kerja, komunikasi dan faktor-
faktor lainnya.
Selain Stres, faktor lain yang mempengaruhi kinerja Pegawai adalah lingkungan kerja.
Lingkungan kerja merupakan segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja yang dapat
mempengaruhi dirinya dalam mejalankan tugas – tugas yang dibebankan, misalnya
kebersihan, musik dan sebagainya, Nitisemito (2000,Hal.183). Lingkungan kerja fisik dalam
suatu perusahaan merupakan suatu kondisi pekerjaan untuk memberikan suasana dan situasi
kerja Pegawai yang nyaman dalam pencapaian tujuan yang diinginkan oleh suatu
perusahaan. Kondisi kerja yang buruk berpotensi menjadi penyebab karyawan mudah jatuh
sakit, mudah stres, sulit berkonsentrasi dan menurunnya produktivitas kerja.Jika ruangan
kerja tidak nyaman, panas, sirkulasi udara kurang memadai, ruangan kerja terlalu padat,
lingkungan kerja kurang bersih, berisik, tentu besar pengaruhnya pada kenyamanan kerja
Pegawai. Dalam mencapai kenyamanan tempat kerja antara lain dapat dilakukan dengan
jalan memelihara prasarana fisik seperti kebersihan yang selalu terjaga, penerangan cahaya
yang cukup, ventilasi udara, suara musik dan tata ruang kantor yang nyaman. Karena
lingkungan kerja dapat menciptakan hubungan kerja yang mengikat antara orang–orang yang
ada di dalam lingkungannya, Nitisemito (1982,Hal.183). Pihak manajemen perusahaan juga
hendaknya mampu mendorong inisiatif dan kreatifitas. Kondisi seperti inilah yang
selanjutnya menciptakan antusiasme untuk bersatu dalam organisasi perusahaan untuk
mencapai tujuan perusahaan dengan meningkatkan kinerja Pegawai.Penelitian mengenai
32
Jurnal Salman (Sosial dan Manajemen)
url: http://jurnal.fisarresearch.or.id/index.php/salman/index
Vol 1 No. 2 hal 31– 42
pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja Pegawai yang dilakukan oleh Saputra & Johan
(2017) menujukkan hasil adanya pengaruh yang signifikan antara lingkungan kerja terhadap
kinerja Pegawai.
Penelitian ini mengambil obyek penelitian pada Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara
yang mempunyai tugas membantu Gubernur sumatera utara melaksanakan urusan
pemerintahan daerah di bidang Kesehatan. Dinas Kesehatan provinsi sumatera utara sangat
membutuhkan kinerja Pegawai yang tinggi untuk meningkatkan produktivitas perusahaan,
karena dengan memiliki tanggung jawab yang tinggi, tujuan yang realitas, rencana kerja
yang menyeluruh, berani mengambil resiko yang dihadapi, maka produktivitas perusahaan
akan meningkat, oleh karena itu salah satunya adalah dengan meminimalisir stres kerja dan
menciptakan lingkungan kerja yang baik serta kondusif. Untuk itulah, maka langkah-langkah
yang dilakukanuntuk mengurangi stres kerja sangat diperlukan, dengan melihat lingkungan
kerja yang ada di Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara.
LANDASAN TEORI
Kinerja
Kinerja suatu organisasi tergantung pada sumber daya manusia didalamnya, baik sebagai
individu maupun sebagai tim. Sumber daya manusia merupakan suatu aset bagi
manusia.Untuk itu, perusahaan yang cerdas dan berkeinginan meningkatkan kinerjanya,
harus berupaya mengembangkan sumber daya manusianya secara baik. Sutrisno (2015,
Hal.192) Kinerja Pegawai adalah prestasi yang diperoleh seseorang dalam melakukan
tugasnya.
Faktor utama berkaitan dengan tujuan perusahaan adalah mengukur seberapa baik Pegawai
dapat melakukan suatu pekerjaan (kinerja). Menurut Noor (2013,Hal.727) Kinerja Pegawai
merupakan hasil yang dicapai pegawai menurut ukuran yang berlaku untuk pekerjaan yang
bersangkutan. Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh
seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya. Dengan demikian, kinerja adalah suatu bentuk prilaku Pegawai yang
ditimbulkan oleh seorang Pegawai sebagai upaya prestasi karya Pegawai untuk mencapai
tujuan perusahaan. Mangkunegara, (2013. Hal.67)
Stres Kerja
Secara umum stres dapat didefinisikan sebagai gangguan atau kekacauan mental dan
omosional yang disebabkan oleh faktor luar (ketegangan) pada saat melakukan pekerjaan.
Stres juga merupakan masalah yang perlu diatasi karena dapat mengganggu prestasi kinerja
Pegawai. Menurut Siagian (2013,Hal.300) Stres merupakan kondisi ketegangan yang
berpengaruh terhadap emosi, jalan fikiran dan kondisi fisik seseorang. Menurut
Mangkunegara (2013. Hal.157), Stres kerja merupakan perasaan tertekan yang dialami
Pegawai dalam menghadapi pekerjaan. Menurut Handoko (2011. Hal.200), Stres merupakan
kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berfikir dan kondisi seseorang.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Stres kerja adalah adanya ketekanan yang
mempengaruhi kondisi fisik yang dialami seseorang dalam menghadapi pekerjaan yang
membuat seseorang merasa tidak tenang dalam melakukan aktivitas.
33
Jurnal Salman (Sosial dan Manajemen)
url: http://jurnal.fisarresearch.or.id/index.php/salman/index
Vol 1 No. 2 hal 31– 42
Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja berarti situasi keadaan dimana Pegawaimelakukan pekerjaannya setiap
hari. Ada kalanya setiap Pegawai mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan
kenyamanan dalam bekerja. Karena jika Pegawaimerasa nyaman dengan pekerjaan, maka
Pegawai akan melakukan pekerjaan dengan sepenuh hati tanpa mengeluh. Menurut
Simanjuntak (2011,Hal.86) mengatakan lingkungan kerja adalah kondisi ruangan kerja yang
nyaman dan sehat, sangat mempengaruhi kesegaran dan semangat kerja Pegawai. Menurut
Siagian & Khair, (2018) Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar pegawai
dan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas yang dibebankan oleh
perusahaan.
METODE
Jenis penelitian ini adalah penelitian survey, karena mengambil sampel dari satu populasi.
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian eksplanatori, yang bertujuan untuk
menjelaskan hubungan sebab akibat antara variabel penelitian dan hipotesis pengujian
(Nasution, Fahmi, Jufrizen, Muslih, & Prayogi, 2020). Jenis penelitiaan yang digunakan
adalah penelitian Kuantitatif dan penelitian Asosiatif. Dimana dilihat dari datanya maka
penelitian menggunakan kuantitatif, namun apabila dilihat cara penjelasannya maka
penelitian ini menggunakan pendekatan asosiatif.
Tabel 4.1
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) 3.914 1.601 2.445 .016
Stres kerja (X1) .614 .043 .801 14.402 .000 .461 2.167
Lingkungan
.121 .039 .173 3.110 .003 .461 2.167
Kerja (X2)
a. Dependent Variable: Kinerja (Y)
Sumber : Data Penelitian SPSS (Diolah), 2019
Jika dilihat pada tabel 4.1 diatas, dapat diketahui bahwa kedua variabel indenpenden yakni
Stres kerja dan Lingkungan kerja memiliki nilai VIF 2,167. Ini berarti kedua variabel
indenpenden tersebut memiliki nilai VIF dalam batas toleransi yang telah ditentukan ( tidak
melebihi 5).
Uji Heteroskedastisitas
Uji heterokedastatisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaknyamanan variance dari residual pengamatan satu ke pangamatan yang lain tetap,
maka disebut homokedastisitas, dan jika varians berbeda disebut heterokedastasitas. Model
yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas.
35
Jurnal Salman (Sosial dan Manajemen)
url: http://jurnal.fisarresearch.or.id/index.php/salman/index
Vol 1 No. 2 hal 31– 42
Gambar 4.3 memperlihatkan titik-titik menyebar secara acak, tidak membentuk pola yang
jelas/teratur, serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Dengan
demikian “tidak terjadi Heteroskedastisitas” pada model regresi ini.
Jadi persamaan regresi linier berganda untuk dua predictor (Stres Kerja dan Lingkungan
kerja ) adalah :
Y = 3,914 + 0,614 X1 + 0,121 X2
Persamaan diatas memperlihatakan bahwa semua variabel bebas (stres kerja dan lingkungan
kerja) memiliki koefisien yang positif, nilai constant sebesar 3,914, nilai regresi variable
stres kerja sebesar 0,614 dan nilai regresi variable lingkungan kerja sebesar 0,121. Berarti
seluruh variable bebas mempunyai pengaruh yang searah terhadap variable Y
(Kinerja).Variable X1 (Stres Kerja) memiliki kontribusi relative paling besar diantara kedua
variable bebas.
Uji Hipotesis
Uji Parsial (Uji T)
Uji statistik dilakukan untuk menguji apakah variabel bebas (X) secara individual
mempunyai hubungan atau tidaknya terhadap variabel terikat (Y) dengan Uji T hipotesis
parsialnya adalah sebagai berikut :
Kriteria pengujian :
1) Jika nilai thitung > ttabel maka variabel bebas (X) berpengaruh terhadap variabel
terikat (Y).
2) Jika nilai thitung < ttabel maka variabel bebas (X) tidak berpengaruh terhadap
variael terikat (Y).
Tabel 4.3 Uji T
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 3.914 1.601 2.445 .016
Stres Kerja (X1) .614 .043 .801 14.402 .000
Lingkungan Kerja (X2) .121 .039 .173 3.110 .003
a. Dependent Variable: Kinerja (Y)
36
Jurnal Salman (Sosial dan Manajemen)
url: http://jurnal.fisarresearch.or.id/index.php/salman/index
Vol 1 No. 2 hal 31– 42
Dari hasil pengujian secara parsial pengaruh lingkungan kerja (X2) terhadap kinerja (Y)
diperoleh thitung > ttabel sebesar 3,110 > 1,987. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
lingkungan kerja (X2) secara parsial mempunyai pengaruh terhadap kinerja (Y).
Koefisien Determinasi
Untuk mengetahui sejauh mana konstribusi atau persentase pengaruh antara stres kerja dan
lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai maka dapat diketahui melalui uji determinasi
yaitu sebagai berikut :
Tabel 4.5
Koerfisien Determinasi (D)
Model Summaryb
37
Jurnal Salman (Sosial dan Manajemen)
url: http://jurnal.fisarresearch.or.id/index.php/salman/index
Vol 1 No. 2 hal 31– 42
PEMBAHASAN
Dari hasil pengujian terlihat bahwa semua variabel X mempunyai pengaruh terhadap
variabel Y. untuk lebih jelas melihat hasil analisis dan pengujian tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut :
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Siahaan &
Bahri (2019), Bahagia, Putri, & Rizdwansyah (2018), Difayoga & Yuniawan (2015), Elizar
& Tanjung (2018), Farisi & Fani (2019), Hasibuan & Bahri (2018), Bukhari & Pasaribu
(2019), Julita & Arianty (2014), Yusnandar (2019), yang menyimpulkan bahwa Lingkungan
Kerja terhadap kinerja pegawai. Hal ini berarti semakin nyaman lingkungan kerja maka akan
semakin meningkat kinerja pegawai.
Secara parsial stres kerja (X1) terhadap kinerja pegawai (Y) nilai regresi yang sebesar 0,614,
lingkungan kerja (X2) terhadap kinerja (Y) sebesar 0,121.Sedangkan secara simultan sebesar
306,466. Hal ini menunjukan bahwa stres kerja dan lingkungan kerja harus ditingkatkan
secara bersama-sama. Hal ini sejalan dengan penelitian Sari (2017), yang menyimpulkan
bahwa adanya pengaruh antara stres kerja dan lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai.
KESIMPULAN
Berdasarkan data yang diperoleh dalam penelitian mengenai Pengaruh Stress Kerja dan
Lingkugan Kerja terhadap Kinerja Karyawan pada Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera
38
Jurnal Salman (Sosial dan Manajemen)
url: http://jurnal.fisarresearch.or.id/index.php/salman/index
Vol 1 No. 2 hal 31– 42
Utara. Responden pada penelitian ini berjumlah 90 Pegawai, kemudian telah dianalisa, maka
disimpulkan sebagai berikut:
1. Berdasarkan perhitungan dari hasil Thitung > Ttabel sebesar sebesar 14,402 > 1,987..
Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa Stres Kerja secara parsial mempunyai
pengaruh terhadap Kinerja pegawai pada Dinas Kesehatan provinsi Sumatera Utara.
2. Berdasarkan perhitungan dari hasil Thitung >Ttabel sebesar 3,110 > 1,987. Dari hasil
tersebut dapat disimpulkan bahwa Lingkungan Kerja secara parsial mempunyai
pengaruh terhadap Kinerja pegawai pada Dinas Kesehatan provinsi Sumatera Utara.
3. Berdasarkan hasil dari Uji F diketahui Fhitung adalah 306,466 sedangkan Ftable 3,10.
Hal ini berarti Fhitung > Ftable 306,466 > 3,10 , maka dapat disimpulkan adanya
pengaruh anatara Stres Kerja dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Pegawai pada
Dinas Kesehatan provinsi Sumatera Utara.
Berdasarkan kesimpulan yang sudah diuraikan di atas maka penulis memberikan beberapa
saran sebagai berikut :
1. Dinas kesehatan Provinsi sumatera utara harus lebih memperhatikan stres kerja yang
dialami pegawai, dengan memberikan penyelesaian melalui berbagai teknik
pengurangan stres, disamping itu perusahaan diharapkan menyesuaikan beban kerja
sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh pegawai.
2. Dinas kesehatan Provinsi sumatera utara harus bisamempertahankan kinerja
karyawannya dan juga meningkatkan Lingkungan kerja yang lebih baik lagi agar
kinerja nya semakin meningkat.
Dalam meningkatkan kinerja pegawai Dinas kesehatan Provinsi sumatera utara
perusahaan harus lebih memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
kinerja pegawai seperti stres kerja, lingkungan kerja dan faktor lainnya yang dapat
meningkatkan kinerja pegawai guna kepentingan perusahaan.
REFERENSI
Astuti, R., & Iverizkinawati, I. (2018). Pengaruh Kepemimpinan dan Lingkungan Kerja
Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada PT. Sarana Agro Nusantara Medan.
Jurnal Ilman, 6(1), 26–41.
Bahagia, R., Putri, L. P., & Rizdwansyah, T. (2018). Pengaruh Kepemimpinan dan
Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan pada PT . Pegadaian ( Persero )
39
Jurnal Salman (Sosial dan Manajemen)
url: http://jurnal.fisarresearch.or.id/index.php/salman/index
Vol 1 No. 2 hal 31– 42
Sutrisno. (2015). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Takasenseran, M. C., Mandey, S. L., & Kojo, C. (2014). Pengaruh Lingkungan Kerja,
Komunikasi Dan Stres Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Pendidikan
Dan Kebudayaan Provinsi Sulut. Jurnal Emba, 2(3), 1726–1736.
Wartono, T. (2017). Pengaruh stres kerja terhadap kinerja karyawan Studi Pada Karyawan
Majalah Mother And Baby. Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas
Pamulang, 4(2), 41–55.
Wilson. (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Erlangga.
Wirawan. (2015). Manajemen Sumber Daya Manusia Indonesia. Jakarta: Pt. Raja Grafindo
Persada.
Yusnandar, W. (2019). Effect of Work Environment and Job Satisfaction on The
Performance of Employees at The Office of Bank Indonesia Medan North
Sumatera. In International Conference on Global Education VII (pp. 1575–
1583).
42