Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

Jurnal Salman (Sosial dan Manajemen)

url: http://jurnal.fisarresearch.or.id/index.php/salman/index
Vol 1 No. 2 hal 31– 42

Pengaruh Stres Kerja Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Dinas
Kesehatan Provinsi Sumatera Utara

Oleh:
Salman Farisi
Manajemen, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
salmanfarisi@umsu.ac.id

Ririn Ulba Utari


Manajemen, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

ABSTRACT
The purpose of this study was to determine the effect of work stress on employee performance, to
determine the effect of the work environment on employee performance, and to determine the effect of
work stress and work environment on employee performance at the North Sumatra provincial health
office. This study uses the theory of human resource management related to work stress, work
environment, and employee performance. The approach used in this research is an associative and
quantitative approach. The population in this study was 860, while the samples calculated using the
Slovin formula totaled 90 people. Data collection techniques in this study used a questionnaire
technique. Data analysis techniques in this study used Multiple Linear Regression Test, Classical
Assumption Test, Hypothesis Test (T Test and F Test), and the Coefficient of Determination. Data
processing in this study uses SPSS software program version 22. Partially known that Job Stress has
an influence on employee performance at the Health Office of North Sumatra Province. Partially
known that the work environment has an influence on the performance of employees at the North
Sumatra Provincial Health Office. Simultaneously it is known that work stress and work environment
have an influence on employee performance at the Health Office of North Sumatra Province.

Keyword : Work Stress, Work Environment and Employee Performance

PENDAHULUAN
Manajemen Sumber daya manusia adalah bagian dari manajemen keorganisasian yang
memfokuskan diri pada unsur sumber daya manusia. Tugas pada bagian ini adalah
mengelola unsur manusia secara baik agar diperoleh tenaga kerja yang puas akan
pekerjaannya. Dalam suatu Instansi baik yang melayani kepentingan publik seperti Instansi
Pemerintah maupun organisasi Swasta, menginginkan adanya pencapaian maksimal yang
terkait dengan peningkatan hasil kerja demi tercapainya tujuan organisasi.Untuk mencapai
tujuan organisasi salah satu elemen yang penting yang harus diperhatikan yaitu Sumber
Daya Manusia.Hal ini karena Sumber Daya Manusia yang melaksanakan dan mengatur serta
menjalankan kegiatan organisasi tersebut.

Manajemen sumber daya manusia dapat diartikan sebagai pendayagunaan sumber daya
manusia di dalam organisasi, yang dilakukan melalui fungsi-fungsi perencanaan sumber
daya manusia, rekrutmen, seleksi, pengembangan sumber daya manusia, perencanaan, dan
pengembangan karier, pemberian kompensasi dan kesejahteraan, keselamatan dan kesehatan
kerja , dan hubungan industrial, karena manusia merupakan penggerak dan penentu jalannya
suatu organisasi.

31
Jurnal Salman (Sosial dan Manajemen)
url: http://jurnal.fisarresearch.or.id/index.php/salman/index
Vol 1 No. 2 hal 31– 42

Salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat keberhasilan suatu organisasi adalah kinerja
Pegawai. Kinerja Pegawai merupakan suatu tindakan yang dilakukan dalam melaksanakan
pekerjaan yang diberikan perusahaan, Handoko (2001,Hal.135) Setiap perusahaan selalu
mengharapkan Pegawainya mempunyai prestasi, karena dengan memiliki pegawai yang
berprestasi akan memberikan sumbangan yang optimal bagi perusahaan. Selain itu, dengan
memiliki Pegawai yang berprestasi perusahaan dapat meningkatkan kinerja perusahaannya.
Karena sering kali perusahaan menghadapi masalah mengenai sumber daya manusianya.
Masalah sumber daya manusia menjadi tantangan tersendiri bagi manajemen karena
keberhasilanmanajemen dan yang lain itu tergantung pada kualitas sumber daya manusianya.
Apabila individu dalam perusahaan yaitu sumber daya manusianya dapat berjalan efektif
maka perusahaan tetap berjalan efektif. Dengan kata lain, kelangsungan suatu perusahaan itu
ditentukan oleh kinerja Pegawainya. Menurut Siagian (2002) bahwa kinerja Pegawai
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : gaji, lingkungan kerja, budaya organisasi,
kepemimpinan dan motivasi kerja, disiplin kerja, kepuasan kerja, komunikasi dan faktor-
faktor lainnya.

Usaha untuk meningkatkan kinerja Pegawai, diantaranya adalah dengan memperhatikan


Stres kerja. Stres merupakan suatu kondisi keadaan seseorang mengalami ketegangan karena
adanya kondisi yang mempengaruhinya, kondisi tersebut dapat diperoleh dari dalam diri
seseorang maupun lingkungan diluar diri seseorang.Stres dapat menimbulkan dampak yang
negatif terhadap keadaan psikologis dan biologis bagi Pegawai. Menurut Robbins
(2002,Hal.318) stres merupakan kondisi dinamis dimana seseorang individu dihadapkan
dengan kesempatan, keterbatasan atau tuntutan sesuai dengan harapan dari hasil yang ingin
dia capai dalam kondisi penting dan tidak menentu. Menurut Saputra & Johan (2017)
meneliti tentang pengaruh sumber-sumber Stres kerja terhadap kinerja Pegawai yang
menunjukkan bahwa individual stress berpengaruh paling dominan terhadap kinerja
karyawan.

Selain Stres, faktor lain yang mempengaruhi kinerja Pegawai adalah lingkungan kerja.
Lingkungan kerja merupakan segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja yang dapat
mempengaruhi dirinya dalam mejalankan tugas – tugas yang dibebankan, misalnya
kebersihan, musik dan sebagainya, Nitisemito (2000,Hal.183). Lingkungan kerja fisik dalam
suatu perusahaan merupakan suatu kondisi pekerjaan untuk memberikan suasana dan situasi
kerja Pegawai yang nyaman dalam pencapaian tujuan yang diinginkan oleh suatu
perusahaan. Kondisi kerja yang buruk berpotensi menjadi penyebab karyawan mudah jatuh
sakit, mudah stres, sulit berkonsentrasi dan menurunnya produktivitas kerja.Jika ruangan
kerja tidak nyaman, panas, sirkulasi udara kurang memadai, ruangan kerja terlalu padat,
lingkungan kerja kurang bersih, berisik, tentu besar pengaruhnya pada kenyamanan kerja
Pegawai. Dalam mencapai kenyamanan tempat kerja antara lain dapat dilakukan dengan
jalan memelihara prasarana fisik seperti kebersihan yang selalu terjaga, penerangan cahaya
yang cukup, ventilasi udara, suara musik dan tata ruang kantor yang nyaman. Karena
lingkungan kerja dapat menciptakan hubungan kerja yang mengikat antara orang–orang yang
ada di dalam lingkungannya, Nitisemito (1982,Hal.183). Pihak manajemen perusahaan juga
hendaknya mampu mendorong inisiatif dan kreatifitas. Kondisi seperti inilah yang
selanjutnya menciptakan antusiasme untuk bersatu dalam organisasi perusahaan untuk
mencapai tujuan perusahaan dengan meningkatkan kinerja Pegawai.Penelitian mengenai
32
Jurnal Salman (Sosial dan Manajemen)
url: http://jurnal.fisarresearch.or.id/index.php/salman/index
Vol 1 No. 2 hal 31– 42

pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja Pegawai yang dilakukan oleh Saputra & Johan
(2017) menujukkan hasil adanya pengaruh yang signifikan antara lingkungan kerja terhadap
kinerja Pegawai.

Penelitian ini mengambil obyek penelitian pada Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara
yang mempunyai tugas membantu Gubernur sumatera utara melaksanakan urusan
pemerintahan daerah di bidang Kesehatan. Dinas Kesehatan provinsi sumatera utara sangat
membutuhkan kinerja Pegawai yang tinggi untuk meningkatkan produktivitas perusahaan,
karena dengan memiliki tanggung jawab yang tinggi, tujuan yang realitas, rencana kerja
yang menyeluruh, berani mengambil resiko yang dihadapi, maka produktivitas perusahaan
akan meningkat, oleh karena itu salah satunya adalah dengan meminimalisir stres kerja dan
menciptakan lingkungan kerja yang baik serta kondusif. Untuk itulah, maka langkah-langkah
yang dilakukanuntuk mengurangi stres kerja sangat diperlukan, dengan melihat lingkungan
kerja yang ada di Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara.

LANDASAN TEORI
Kinerja
Kinerja suatu organisasi tergantung pada sumber daya manusia didalamnya, baik sebagai
individu maupun sebagai tim. Sumber daya manusia merupakan suatu aset bagi
manusia.Untuk itu, perusahaan yang cerdas dan berkeinginan meningkatkan kinerjanya,
harus berupaya mengembangkan sumber daya manusianya secara baik. Sutrisno (2015,
Hal.192) Kinerja Pegawai adalah prestasi yang diperoleh seseorang dalam melakukan
tugasnya.

Faktor utama berkaitan dengan tujuan perusahaan adalah mengukur seberapa baik Pegawai
dapat melakukan suatu pekerjaan (kinerja). Menurut Noor (2013,Hal.727) Kinerja Pegawai
merupakan hasil yang dicapai pegawai menurut ukuran yang berlaku untuk pekerjaan yang
bersangkutan. Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh
seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya. Dengan demikian, kinerja adalah suatu bentuk prilaku Pegawai yang
ditimbulkan oleh seorang Pegawai sebagai upaya prestasi karya Pegawai untuk mencapai
tujuan perusahaan. Mangkunegara, (2013. Hal.67)

Stres Kerja
Secara umum stres dapat didefinisikan sebagai gangguan atau kekacauan mental dan
omosional yang disebabkan oleh faktor luar (ketegangan) pada saat melakukan pekerjaan.
Stres juga merupakan masalah yang perlu diatasi karena dapat mengganggu prestasi kinerja
Pegawai. Menurut Siagian (2013,Hal.300) Stres merupakan kondisi ketegangan yang
berpengaruh terhadap emosi, jalan fikiran dan kondisi fisik seseorang. Menurut
Mangkunegara (2013. Hal.157), Stres kerja merupakan perasaan tertekan yang dialami
Pegawai dalam menghadapi pekerjaan. Menurut Handoko (2011. Hal.200), Stres merupakan
kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berfikir dan kondisi seseorang.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Stres kerja adalah adanya ketekanan yang
mempengaruhi kondisi fisik yang dialami seseorang dalam menghadapi pekerjaan yang
membuat seseorang merasa tidak tenang dalam melakukan aktivitas.

33
Jurnal Salman (Sosial dan Manajemen)
url: http://jurnal.fisarresearch.or.id/index.php/salman/index
Vol 1 No. 2 hal 31– 42

Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja berarti situasi keadaan dimana Pegawaimelakukan pekerjaannya setiap
hari. Ada kalanya setiap Pegawai mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan
kenyamanan dalam bekerja. Karena jika Pegawaimerasa nyaman dengan pekerjaan, maka
Pegawai akan melakukan pekerjaan dengan sepenuh hati tanpa mengeluh. Menurut
Simanjuntak (2011,Hal.86) mengatakan lingkungan kerja adalah kondisi ruangan kerja yang
nyaman dan sehat, sangat mempengaruhi kesegaran dan semangat kerja Pegawai. Menurut
Siagian & Khair, (2018) Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar pegawai
dan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas yang dibebankan oleh
perusahaan.

METODE
Jenis penelitian ini adalah penelitian survey, karena mengambil sampel dari satu populasi.
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian eksplanatori, yang bertujuan untuk
menjelaskan hubungan sebab akibat antara variabel penelitian dan hipotesis pengujian
(Nasution, Fahmi, Jufrizen, Muslih, & Prayogi, 2020). Jenis penelitiaan yang digunakan
adalah penelitian Kuantitatif dan penelitian Asosiatif. Dimana dilihat dari datanya maka
penelitian menggunakan kuantitatif, namun apabila dilihat cara penjelasannya maka
penelitian ini menggunakan pendekatan asosiatif.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil Penelitian
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Uji normalitas untuk melihat apakah dalam model regresi, variabel dependen dan
independennya memiliki distribusi normal atau tidak. Jika data menyebar disekitar garis
diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model regresi memenuhi asumsi
normalitas.
Berdasarkan hasil olahan data menggunakan SPSS versi 22 maka diketahui uji normalisasi
menggunakan metode P-Plot adalah sebagai berikut :

Gambar 4.1. Grafik Normalitas Data


Gambar tersebut menunjukkan bahwa titik-titik telah membentuk dan mengikuti arah garis
diagonal pada gambar, dengan demikian dapat dinyatakan bahwa data telah terdistribusi
secara normal.
34
Jurnal Salman (Sosial dan Manajemen)
url: http://jurnal.fisarresearch.or.id/index.php/salman/index
Vol 1 No. 2 hal 31– 42

Gambar 4.2. Grafik Histogram


Pada grafik normal p-plot terlihat pada gambar diatas menunjukkan poladata di dalam
residual berdistribusi normal karena grafik tidak miring ke depanatau ke kanan.
Uji Multikolenaritas

Tabel 4.1
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) 3.914 1.601 2.445 .016
Stres kerja (X1) .614 .043 .801 14.402 .000 .461 2.167
Lingkungan
.121 .039 .173 3.110 .003 .461 2.167
Kerja (X2)
a. Dependent Variable: Kinerja (Y)
Sumber : Data Penelitian SPSS (Diolah), 2019
Jika dilihat pada tabel 4.1 diatas, dapat diketahui bahwa kedua variabel indenpenden yakni
Stres kerja dan Lingkungan kerja memiliki nilai VIF 2,167. Ini berarti kedua variabel
indenpenden tersebut memiliki nilai VIF dalam batas toleransi yang telah ditentukan ( tidak
melebihi 5).

Uji Heteroskedastisitas
Uji heterokedastatisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaknyamanan variance dari residual pengamatan satu ke pangamatan yang lain tetap,
maka disebut homokedastisitas, dan jika varians berbeda disebut heterokedastasitas. Model
yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas.

Gambar 4.3. Pengujian Heteroskedastisitas

35
Jurnal Salman (Sosial dan Manajemen)
url: http://jurnal.fisarresearch.or.id/index.php/salman/index
Vol 1 No. 2 hal 31– 42

Gambar 4.3 memperlihatkan titik-titik menyebar secara acak, tidak membentuk pola yang
jelas/teratur, serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Dengan
demikian “tidak terjadi Heteroskedastisitas” pada model regresi ini.

Regresi Linier Berganda


Adapun hasil pengolahan data melalui SPSS adalah sebagai berikut :
Tabel 4.2
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) 3.914 1.601 2.445 .016
Stres Kerja (X1) .614 .043 .801 14.402 .000
Lingkungan Kerja
.121 .039 .173 3.110 .003
(X2)
a. Dependent Variable: Kinerja (Y)
Sumber : Data Penelitian SPSS (Diolah), 2019

Jadi persamaan regresi linier berganda untuk dua predictor (Stres Kerja dan Lingkungan
kerja ) adalah :
Y = 3,914 + 0,614 X1 + 0,121 X2
Persamaan diatas memperlihatakan bahwa semua variabel bebas (stres kerja dan lingkungan
kerja) memiliki koefisien yang positif, nilai constant sebesar 3,914, nilai regresi variable
stres kerja sebesar 0,614 dan nilai regresi variable lingkungan kerja sebesar 0,121. Berarti
seluruh variable bebas mempunyai pengaruh yang searah terhadap variable Y
(Kinerja).Variable X1 (Stres Kerja) memiliki kontribusi relative paling besar diantara kedua
variable bebas.

Uji Hipotesis
Uji Parsial (Uji T)
Uji statistik dilakukan untuk menguji apakah variabel bebas (X) secara individual
mempunyai hubungan atau tidaknya terhadap variabel terikat (Y) dengan Uji T hipotesis
parsialnya adalah sebagai berikut :
Kriteria pengujian :
1) Jika nilai thitung > ttabel maka variabel bebas (X) berpengaruh terhadap variabel
terikat (Y).
2) Jika nilai thitung < ttabel maka variabel bebas (X) tidak berpengaruh terhadap
variael terikat (Y).
Tabel 4.3 Uji T
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 3.914 1.601 2.445 .016
Stres Kerja (X1) .614 .043 .801 14.402 .000
Lingkungan Kerja (X2) .121 .039 .173 3.110 .003
a. Dependent Variable: Kinerja (Y)
36
Jurnal Salman (Sosial dan Manajemen)
url: http://jurnal.fisarresearch.or.id/index.php/salman/index
Vol 1 No. 2 hal 31– 42

Sumber : Data Penelitian SPSS (Diolah), 2019


Dari hasil pengujian secara parsial pengaruh stres kerja (X1) terhadap kinerja (Y) diperoleh
thitung > ttabel sebesar 14,402 > 1,987. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa stres kerja
(X1) secara parsial mempunyai pengaruh terhadap kinerja (Y).

Dari hasil pengujian secara parsial pengaruh lingkungan kerja (X2) terhadap kinerja (Y)
diperoleh thitung > ttabel sebesar 3,110 > 1,987. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
lingkungan kerja (X2) secara parsial mempunyai pengaruh terhadap kinerja (Y).

Uji Simultan (Uji F)


Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh
atau tidak terhadap variabel terikat. Hasil uji secara simultas dapat dilihat dari tabel dibawah
ini:
Tabel 4.4
Uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 525.850 2 262.925 306.466 .000b
Residual 74.639 87 .858
Total 600.489 89
a. Dependent Variable: Kinerja (Y)
b. Predictors: (Constant), Stres kerja (X1), Lingkungan kerja (X2)
Sumber : Data Penelitian SPSS (Diolah), 2019
Dari pengolahan SPSS maka dapat diperoleh hasil uji F, sebagai berikut :
fhitung = 306, 466
ftabel = 3,10
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa fhitung adalah 306, 466 sedangkan ftabel adalah
3,10. Hal ini berarti fhitung> ftabel yaitu 306,466 > 3,10, maka dapat disimpulkan adanya
pengaruh yang signifikan antara stres kerja dan lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai.

Koefisien Determinasi
Untuk mengetahui sejauh mana konstribusi atau persentase pengaruh antara stres kerja dan
lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai maka dapat diketahui melalui uji determinasi
yaitu sebagai berikut :
Tabel 4.5
Koerfisien Determinasi (D)
Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate


1 .936a .876 .873 .926
a. Predictors: (Constant), Stres kerja (X1), Lingkungan kerja (X2)
b. Dependent Variable: Kinerja (Y)
Melalui tabel diatas terlihat bahwa nilai R-Square adalah sebesar 0,876 atau sama dengan
87,6% artinya bahwa stres kerja dan lingkungan kerja memiliki pengaruh sebesar 87,6%.

37
Jurnal Salman (Sosial dan Manajemen)
url: http://jurnal.fisarresearch.or.id/index.php/salman/index
Vol 1 No. 2 hal 31– 42

PEMBAHASAN
Dari hasil pengujian terlihat bahwa semua variabel X mempunyai pengaruh terhadap
variabel Y. untuk lebih jelas melihat hasil analisis dan pengujian tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut :

Pengaruh Stres kerja terhadap Kinerja pegawai


Stres kerja yang dikelola atau ditanggapi oleh kantor dengan baik akan dapat meningkatkan
kinerja pegawai, sehingga dapat mencapai tujuan perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian
diatas mengenai pengaruh antara stress kerja terhadap kinerja pegawai yang menyatakan
bahwa thitung> ttabel sebesar 14,402 > 1,987. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
stres kerja (X1) secara parsial mempunyai pengaruh terhadap kinerja (Y). Hasil Penelitian
ini sejalan dengan Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Subroto (2017), Sinaga &
Sinambela (2013), Saputra & Johan (2017), Takasenseran (2014), yang menyimpulkan
bahwa Stres Kerja Berpengaruh terhadap kinerja pegawai.

Pengaruh Lingkungan kerja terhadap Kinerja pegawai


Lingkungan kerja yang baik dan mendukung akan berpengaruh terhadap pelaksanaan
pekerjana pegawai, sehingga pegawai akan merasa puasa dan memiliki semangat kerja yang
dapat meningkatkan kinerjanya. Berdasarkan hasil penelitian diatas mengenai pengaruh
antara lingkungan kerja terhadap kinerja yang menyatakan bahwa thitung> ttabel sebesar 3,110>
1,987. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja (X2) secara parsial
mempunyai pengaruh terhadap kinerja (Y).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Siahaan &
Bahri (2019), Bahagia, Putri, & Rizdwansyah (2018), Difayoga & Yuniawan (2015), Elizar
& Tanjung (2018), Farisi & Fani (2019), Hasibuan & Bahri (2018), Bukhari & Pasaribu
(2019), Julita & Arianty (2014), Yusnandar (2019), yang menyimpulkan bahwa Lingkungan
Kerja terhadap kinerja pegawai. Hal ini berarti semakin nyaman lingkungan kerja maka akan
semakin meningkat kinerja pegawai.

Pengaruh Stres kerja dan Lingkungan kerja terhadap Kinerja pegawai


Dari hasil uji F adanya pengaruh antara Stres Kerja (X1) dan Lingkungan Kerja (X2)
terhadap Kinerja (Y) yang ditunjukan Uji F dengan nilai fhitung adalah 306,466 sedangkan
ftabel adalah 3,10. Hal ini berarti fhitung > ftabelyaitu 306,466 > 3,10, maka dapat disimpulkan
adanya pengaruh antara stres kerja dan lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai.

Secara parsial stres kerja (X1) terhadap kinerja pegawai (Y) nilai regresi yang sebesar 0,614,
lingkungan kerja (X2) terhadap kinerja (Y) sebesar 0,121.Sedangkan secara simultan sebesar
306,466. Hal ini menunjukan bahwa stres kerja dan lingkungan kerja harus ditingkatkan
secara bersama-sama. Hal ini sejalan dengan penelitian Sari (2017), yang menyimpulkan
bahwa adanya pengaruh antara stres kerja dan lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai.

KESIMPULAN
Berdasarkan data yang diperoleh dalam penelitian mengenai Pengaruh Stress Kerja dan
Lingkugan Kerja terhadap Kinerja Karyawan pada Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera

38
Jurnal Salman (Sosial dan Manajemen)
url: http://jurnal.fisarresearch.or.id/index.php/salman/index
Vol 1 No. 2 hal 31– 42

Utara. Responden pada penelitian ini berjumlah 90 Pegawai, kemudian telah dianalisa, maka
disimpulkan sebagai berikut:
1. Berdasarkan perhitungan dari hasil Thitung > Ttabel sebesar sebesar 14,402 > 1,987..
Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa Stres Kerja secara parsial mempunyai
pengaruh terhadap Kinerja pegawai pada Dinas Kesehatan provinsi Sumatera Utara.
2. Berdasarkan perhitungan dari hasil Thitung >Ttabel sebesar 3,110 > 1,987. Dari hasil
tersebut dapat disimpulkan bahwa Lingkungan Kerja secara parsial mempunyai
pengaruh terhadap Kinerja pegawai pada Dinas Kesehatan provinsi Sumatera Utara.
3. Berdasarkan hasil dari Uji F diketahui Fhitung adalah 306,466 sedangkan Ftable 3,10.
Hal ini berarti Fhitung > Ftable 306,466 > 3,10 , maka dapat disimpulkan adanya
pengaruh anatara Stres Kerja dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Pegawai pada
Dinas Kesehatan provinsi Sumatera Utara.

Berdasarkan kesimpulan yang sudah diuraikan di atas maka penulis memberikan beberapa
saran sebagai berikut :
1. Dinas kesehatan Provinsi sumatera utara harus lebih memperhatikan stres kerja yang
dialami pegawai, dengan memberikan penyelesaian melalui berbagai teknik
pengurangan stres, disamping itu perusahaan diharapkan menyesuaikan beban kerja
sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh pegawai.
2. Dinas kesehatan Provinsi sumatera utara harus bisamempertahankan kinerja
karyawannya dan juga meningkatkan Lingkungan kerja yang lebih baik lagi agar
kinerja nya semakin meningkat.
Dalam meningkatkan kinerja pegawai Dinas kesehatan Provinsi sumatera utara
perusahaan harus lebih memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
kinerja pegawai seperti stres kerja, lingkungan kerja dan faktor lainnya yang dapat
meningkatkan kinerja pegawai guna kepentingan perusahaan.

Pada penelitian ini penulis memiliki keterbatasan. Keterbatasan tersebut tentunya


memberikan dampak pada tidak sempurnanya hasil yang diperoleh dari penelitian ini.
Keterbatasan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Jumlah variabel yang digunakan untuk memprediksi kinerja pegawai yang terbatas.
Disini penulis hanya menggunakan variabel Stres kerja dan Lingkungan kerja. Masih
banyak variabel lain yang sekiranya mampu memberi kontribusi pada kinerja
pegawai untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat.
2. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini terbatas, hanya 90 orang pegawai dari
Populasi 860 orang pegawai Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera utara.
3. Hanya menggunakan teknik pengumpulan data berupa angket. Peneliti selanjutnya
dapat menggunakan teknik pengumpulan data lainnya yang diperkirakan mampu
memberi hasil yang sebenarnya.

REFERENSI
Astuti, R., & Iverizkinawati, I. (2018). Pengaruh Kepemimpinan dan Lingkungan Kerja
Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada PT. Sarana Agro Nusantara Medan.
Jurnal Ilman, 6(1), 26–41.
Bahagia, R., Putri, L. P., & Rizdwansyah, T. (2018). Pengaruh Kepemimpinan dan
Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan pada PT . Pegadaian ( Persero )
39
Jurnal Salman (Sosial dan Manajemen)
url: http://jurnal.fisarresearch.or.id/index.php/salman/index
Vol 1 No. 2 hal 31– 42

Kanwil I Medan. Prosiding Seminar Nasional Vokasi Indonesia, 1(November),


100–107.
Batubara, S. S. (2020). Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan pada
Departemen Pengadaan PT Inalum (Persero). Liabilities Jurnal Pendidikan
Akuntansi 3(1), 40-58.
Bukhari, & Pasaribu, S. E. (2019). Pengaruh Motivasi, Kompetensi, Dan Lingkungan Kerja
Terhadap Kinerja. Maneggio: Jurnal Ilmiah Magister Manajemen, 2(1), 89–
103.
Difayoga, R., & Yuniawan, A. (2015). Pengaruh Stres Kerja, Kepuasan Kerja, Dan
Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Perawat Studi pada RS Panti Wilasa
Citarum Semarang. Diponegoro Journal Of Management, 4(1), 1–10.
Dongoran, F., & Soulthan S. (2019). Pengaruh Kepemimpinan dan Etos Kerja terhadap
Kinerja Pegawai di Lingkungan Biro Rektor Universitas Negeri Medan.
EduTech: Jurnal Ilmu Pendidikan dan Ilmu Sosial 5(1).
Elizar, E., & Tanjung, H. (2018). Pengaruh Pelatihan, Kompetensi, Lingkungan Kerja
terhadap Kinerja Pegawai. Maneggio: Jurnal Ilmiah Magister Manajemen,
1(1), 46–58. https://doi.org/10.30596/maneggio.v1i1.2239
Farisi, S., & Fani, W. M. (2019). Influence of Work Environment and Work Discipline on
Employee Performance. In International Conference on Global Education VII
(pp. 69–81).
Handoko. (2011). Manajemen Personalia Dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE.
Handoko, T. H. (2001). Manajemen Personalia Dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:
BPFE Yogyakarta.
Hasibuan, M. S. . (2010). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Grasindo.
Hasibuan, S. M., & Bahri, S. (2018). Pengaruh Kepemimpinan, Lingkungan Kerja dan
Motivasi Kerja terhadap Kinerja. Maneggio: Jurnal Ilmiah Magister
Manajemen, 1(1), 71–80. https://doi.org/10.30596/maneggio.v1i1.2243
Julita, J., & Arianty, N. (2014). Pengaruh Komunikasi dan Lingkungan Kerja Terhadap
Kinerja Karyawan Pada PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Belmera Medan.
Kasmir. (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia, Teori Dan Praktik. Jakarta: PT.Raja
Grafindo Persada.
Lengkong, V., Kojo, C., & Giovanni, T. (2015). Pengaruh Konflik Peran, Konflik Kerja Dan
Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Pt. Air Manado. Jurnal Riset
Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 3(3), 90–98.
https://doi.org/10.35794/emba.v3i3.9319
Mangkunegara. (2013). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. (Anna, Ed.).
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nasution, M. I., Fahmi, M., Jufrizen, J., Muslih, M., & Prayogi, M. A. (2020). The Quality
of Small and Medium Enterprises Performance Using the Structural Equation
Model-Part Least Square (SEM-PLS). Journal of Physics: Conference Series,
1477(2020), 1–7. https://doi.org/10.1088/1742-6596/1477/5/052052
Nitisemito, A. S. (1982). Manajemen Personalia. Kudus: Ghalia Indonesi.
Nitisemito, A. S. (2000). Manajemen Personalia. Kudus: Ghalia Indonesi.
Nurhasanah, A. (2010). Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Prestasi Kerja Karyawan
Pada Bank Indonesia Cabang Samarinda. Jurnal Eksis, 6(1), 1349–1356.
Noor, A. (2013). Manajemen Event. Bandung: Alfabeta.
40
Jurnal Salman (Sosial dan Manajemen)
url: http://jurnal.fisarresearch.or.id/index.php/salman/index
Vol 1 No. 2 hal 31– 42

Potu, A. (2013). Kepemimpinan ,Motivasi Dan Lingkungan Kerja Pengaruhnya Terhadap


Kinerja Karyawan Pada Kanwil Ditjen Kekayaan Negara Suluttenggo Dan
Maluku Utara Di Manado. Emba, 1(4), 1208–1218.
Priyono. (2015). Analisis Data Dengan SPSS. Malang: FE UNISMA.
Rivai, V. (2014). Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan. Depok: Pt. Raja
Grafindo Persada.
Runtunuwu, H. J., Lapian, J., & Dotulong, L. (2015). Pengaruh Disiplin, Penempatan Dan
Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Badan Pelayanan Perizinan
Terpadu Kota Manado. Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan
Akuntansi, 3(3), 81–89. https://doi.org/10.35794/emba.v3i3.9313
Robbins, S. P. (2002). Prinsip-Prinsip Perilaku Organisasi. Jakarta: Erlangga.
Robbins, S. P., & Coulter, M. (2010). Manajemen. Jakarta: Erlangga.
Saputra, A., & Johan. (2017). Pengaruh Motivasi, Stress Kerja Dan Lingkungan Kerja
Terhadap Kinerja Guru Yayasan Perguruan DR Wahidin Sudirohusodo Medan.
Jurnal Manajemen Bisnis Stie Ibbi, 28(1), 72–79.
Sari, I. L., Lengkong, V. P. K., & Sepang, J. L. (2017). Pengaruh Stres Kerja Dan
Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Wenangcemerlang
Press. Jurnal Emba, 5(3), 4445–4454.
Satoto, C. B., & Ayuningtyas, H. G. (2016). Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Pegawai
Pada Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat. E-Proceeding of
Management, 3(3), 2841–2849.
Sedarmayati. (2009). Tata Kerja & Produktivitas Kerja. Bandung: CV. Mndar.
Sedarmayanti. (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia. Reformasi Birokrasi dan
Manajemen Pegawai Negeri Sipil. Bandung: PT. Refika Aditama.
Siagian, T. S., & Khair, H. (2018). Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan Lingkungan Kerja
Terhadap Kinerja Karyawan Dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel
Intervening. Maneggio: Jurnal Ilmiah Magister Manajemen, 1(1), 59–70.
https://doi.org/10.30596/maneggio.v1i1.2241
Siagian. (2013). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
Siagian, S. P. (2002). Manajemen sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Siahaan, S., & Bahri, S. (2019). Pengaruh Penempatan Pegawai, Motivasi, Dan Lingkungan
Kerja Terhadap Kinerja Pegawai. Maneggio : Jurnal Ilmiah Magister
Manajemen, 2(1), 16–30.
Simanjuntak, P. J. (2011). Manajemen Hubungan Industrial. Jakarta: Lembaga Penerbit
Fakultas aekonomi Universitas Indonesia.
Sinaga, T., & Sinambela, M. (2013). Pengaruh Stres Kerja Terhadap Motivasi Dan Kinerja
Auditor Pada Kantor Akuntan Publik Di Kota Medan. Jurnal Akuntansi,
XVII(01), 75–83.
Sofyan, D. K. (2013). Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai BAPPEDA.
Malikussaleh Industrial Engineering Journal, 2(1), 18–23.
Subroto, S. (2017). Analisis Pengaruh Locus Of Control Dan Stres Kerja Terhadap Kinerja
Karyawan. Jurnal Ilmiah Manajemen & Bisnis, 18(2), 129–139.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Pendidikan, Kuantitatif, Kualitatif, Dan RND.
Bandung: Alfaberta.
Sunyoto, D. (2015). Penelitian Sumber Daya Manusia. Jakarta: Buku Seru.
Sutrisno, & Iswanto, E. (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana.
41
Jurnal Salman (Sosial dan Manajemen)
url: http://jurnal.fisarresearch.or.id/index.php/salman/index
Vol 1 No. 2 hal 31– 42

Sutrisno. (2015). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Takasenseran, M. C., Mandey, S. L., & Kojo, C. (2014). Pengaruh Lingkungan Kerja,
Komunikasi Dan Stres Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Pendidikan
Dan Kebudayaan Provinsi Sulut. Jurnal Emba, 2(3), 1726–1736.
Wartono, T. (2017). Pengaruh stres kerja terhadap kinerja karyawan Studi Pada Karyawan
Majalah Mother And Baby. Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas
Pamulang, 4(2), 41–55.
Wilson. (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Erlangga.
Wirawan. (2015). Manajemen Sumber Daya Manusia Indonesia. Jakarta: Pt. Raja Grafindo
Persada.
Yusnandar, W. (2019). Effect of Work Environment and Job Satisfaction on The
Performance of Employees at The Office of Bank Indonesia Medan North
Sumatera. In International Conference on Global Education VII (pp. 1575–
1583).

42

You might also like