Analisis Budaya K3 Dengan Nordic Occupational Safety Climate Questionnaire Dan Safety Culture Maturity Model

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 18

`

Analisis Budaya K3 dengan Nordic Occupational Safety Climate


Questionnaire dan Safety Culture Maturity Model

Disusun Oleh :

Pratama Thoha N (22501244043)


Fajarrudin Juli T T (22501244040)

Dosen Pengampu :
Dr. Ir. Ketut Ima Ismara M.Pd., M.Kes., IPU, ASEAN. Eng

S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
`

Abstract

Background: Implementation and good practice of Occupational Health and


Safety (OHS) based on state regulation should be sufficient for a company to
promote safety culture. However, "Zero Accident" as its measurable goal has not
been consistently achieved, thus we can deduce that OHS practice has not gained
its optimum level. We need to know why this gap happens; which safety culture
elements are considered as the dominant obstacle and support factors at the same
time. The research purpose is to measure safety culture maturity level as well as
factors that influence safety culture in a company. Method: As research designs,
analytical descriptive and cross-sectional design using quantitative and qualitative
approaches were mixed together. The research samples consisted of 96 individuals
and 5 key informants. Data was gathered using Nordic Occupational Safety Climate
Questionnaire (NOSACQ-50), SCMM questionnaire, and in-depth interviews. Its
independent variables were OHS priority management, commitment and
competency, OHS empowering management, OHS equality management, worker
commitment on OHS, priority and risk acceptance, communication in OHS practice,
learning and trust between co-workers in OHS competency, confidence level on
OHS system effectivity, work duration, education level, and job position, whilst the
only dependent variable was safety culture maturity level. Results: The research
result showed that there were correlations between all independent variables of
NOSACQ-50 components and safety culture maturity level. It was also concluded
that OHS priority management and commitment and competency were both
considered as the most influential factors to safety culture (OR=6.29). Conclusion: It
is recommended to the company to officially state Safety Culture as OHS
department vision, to improve training management especially for increasing training
participation from each business unit, to educate employees to have better mindset
on punishment and incident reporting activities, and to improve communication
effectiveness within employees related to OHS practice.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan suatu permasalahan yang


banyak menyita perhatian berbagai organisasi saat ini karena mencakup
permasalahan segi perikemanusiaan, biaya dan manfaat ekonomi, aspek hukum,
pertanggungjawaban serta citra organisasi itu sendiri.
Pada penelitian ini akan diteliti mengenai identifikasi risiko K3 , penilaian
risiko K3 serta bagaimana tindakan pengendalian terhadap risiko K3 pada kegiatan
proyek pembangunan infrastruktur gedung. Metode penilaian menggunakan matriks
penilaian risiko yang bersumber dari AS/NZS 4360 : 2004. Sesuai dengan
pengolahan data diperoleh nilai risiko yang tinggi, yaitu material terjatuh dari
ketinggian dan menimpa pekerja dengan indeks risiko sebesar 20 dan
penggolongan risiko pada Very High Risk. Untuk penggolongan risiko pada level
High Risk sebanyak 21 variabel yang dapat membahayakan pekerja dan pekerjaan,
sedangkan untuk penggolongan pada level Medium Risk didapatkan sebanyak 18
variabel.
`

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis ini berupa
makalah ini dengan baik dan tanpa suatu kendala berarti.

Kami juga mengucapkan terimakasih kepada Dosen Mata kuliah K3L, Bapak
Dr. Ir. Ketut Ima Ismara M.Pd., M.Kes., IPU, ASEAN. Eng, yang telah membimbing
dan memberikan arahan dalam penyusunan makalah ini. Begitu pula kepada teman
- teman yang telah memberikan masukan dan pandangan kepada kami selama
menyelesaikan makalah ini.

Kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan dan kekurangan dalam


penyusunan makalah ini. Oleh karena itu ,kami menerima kritik serta saran dari
pembaca agar kami dapat menyusun makalah secara lebih baik pada kesempatan
selanjutnya. 

Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dan berdampak besar sehingga
dapat memberikan inspirasi dan pengetahuan bagi para pembaca makalah ini.

Yogyakarta, 23 Mei 2023

Penulisaaaaaaa
`

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................iii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................................1
B. Tujuan dan Manfaat Penelitian..........................................................................................2
C. Manfaat Penelitian:............................................................................................................2
D. Rumusan Masalah.............................................................................................................3
E. Ruang Lingkup Penelitian.................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................4
A. Konsep Dasar K3..............................................................................................................4
B. Metodologi Penelitian Mixed Method...............................................................................5
C. Kontribusi Mix Method dalam Penelitian K3...................................................................5
D. Populasi dan Sampel.........................................................................................................6
Manajemen Risiko Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).............................................7
E. Analisis Data......................................................................................................................9
F. Studi Kasus dan Contoh Standard Operating Procedure (SOP)......................................10
G. Flowchart Penelitian K3 dengan Pendekatan Mix Method.............................................11
H. Statistik dalam Penelitian K3..........................................................................................12
BAB III Kesimpulan................................................................................................................13
BAB IV Daftar Pustaka............................................................................................................13
`

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan aspek yang sangat


penting dalam lingkungan kerja untuk melindungi karyawan dan memastikan kondisi
kerja yang aman dan sehat. Penelitian yang dilakukan dalam bidang K3 memainkan
peran penting dalam pengembangan praktik-praktik terbaik, pengidentifikasian risiko,
peningkatan kebijakan, dan pengurangan kecelakaan kerja serta penyakit akibat
kerja.
Dalam penelitian K3, penggunaan pendekatan mix method (kuantitatif dan
kualitatif) semakin populer dan diakui karena memberikan wawasan yang lebih
komprehensif tentang masalah K3. Pendekatan mix method memadukan kekuatan
masing-masing metode untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keselamatan dan kesehatan kerja.

Metode kuantitatif digunakan untuk mengukur dan menganalisis data dalam


bentuk angka dan statistik. Metode ini memberikan pemahaman tentang tingkat
kecelakaan kerja, angka kejadian penyakit akibat kerja, dan faktor-faktor risiko yang
berkaitan dengan K3. Namun, metode ini mungkin tidak mampu menjelaskan
konteks sosial dan psikologis yang melibatkan karyawan.

Metode kualitatif, di sisi lain, fokus pada pemahaman mendalam tentang


persepsi, sikap, dan perilaku individu dalam konteks lingkungan kerja. Metode ini
memungkinkan peneliti untuk menjelajahi pengalaman subjektif karyawan,
memahami faktor-faktor budaya, sosial, dan psikologis yang mempengaruhi
keselamatan dan kesehatan kerja.

Dalam konteks penelitian K3, pendekatan mix method memungkinkan peneliti


untuk menggabungkan data kuantitatif dan kualitatif untuk mendapatkan
pemahaman yang lebih komprehensif tentang masalah K3. Pendekatan ini dapat
membantu mengidentifikasi pola, menguji hipotesis, menjelaskan fenomena, serta
memahami persepsi dan pengalaman individu.

Dengan menggunakan pendekatan mix method dalam penelitian K3,


diharapkan akan tercipta penelitian yang lebih holistik, dengan pemahaman yang
lebih baik tentang faktor-faktor yang mempengaruhi K3 dan pengembangan
langkah-langkah yang efektif untuk meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja.

Dalam makalah ini, kami akan membahas secara mendalam tentang


metodologi penelitian K3 dengan pendekatan mix method (kuantitatif dan kualitatif).
Kami juga akan memberikan contoh-contoh dari standard operating procedure
`

(SOP), flowchart, dan penggunaan statistik dalam penelitian K3 untuk memperjelas


penerapan pendekatan mix method dalam praktiknya.

B. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Untuk menyelidiki dan memahami secara menyeluruh isu-isu yang berkaitan


dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
2. Untuk menggabungkan kekuatan metode kuantitatif dan kualitatif guna
memperoleh pemahaman yang komprehensif tentang K3.
3. Untuk mengidentifikasi faktor-faktor risiko yang mempengaruhi kecelakaan dan
masalah kesehatan di tempat kerja.
4. Untuk mengembangkan rekomendasi dan strategi yang efektif untuk
meningkatkan K3 di lingkungan kerja.

C. Manfaat Penelitian:

1. Meningkatkan pemahaman kita tentang pentingnya K3 dalam lingkungan kerja.


2. Memberikan wawasan yang lebih mendalam tentang faktor-faktor yang
berkontribusi terhadap kecelakaan dan masalah kesehatan di tempat kerja.
3. Memperkuat bukti ilmiah terkait dengan praktik-praktik K3 yang efektif.
4. Memberikan dasar untuk pengembangan kebijakan dan program K3 yang lebih
efektif.
5. Mendorong perusahaan dan organisasi untuk mengimplementasikan langkah-
langkah yang lebih baik dalam memastikan keselamatan dan kesehatan karyawan
mereka.
6. Meningkatkan kesadaran akan pentingnya budaya keselamatan di tempat kerja.
7. Membantu mengurangi insiden kecelakaan kerja dan masalah kesehatan yang
berkaitan dengan lingkungan kerja yang tidak aman atau tidak sehat.

Dengan menggunakan pendekatan mix method (kuantitatif & kualitatif), penelitian ini
diharapkan dapat memberikan pemahaman yang holistik tentang K3, yang meliputi
aspek-aspek kuantitatif seperti statistik insiden kecelakaan dan data numerik terkait
dengan kondisi kerja, serta aspek-aspek kualitatif seperti persepsi dan pengalaman
karyawan terkait dengan lingkungan kerja, perilaku keselamatan, dan faktor-faktor
budaya yang mempengaruhi K3. Dengan demikian, penelitian ini diharapkan dapat
memberikan pemahaman yang lebih komprehensif dan solusi yang lebih baik dalam
meningkatkan K3 di tempat kerja.

D. Rumusan Masalah

Angka kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja (PAK) semakin meningkat
setiap tahunnya. 6.300 orang meninggal karena PAK dan kecelakaan kerja setiap
hari, dan lebih dari 2,3 juta orang meninggal karena PAK dan kecelakaan kerja
setiap tahun.(1) Di Indonesia, informasi yang diterima dari Badan Penyelenggara
`

Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan (BPJS) terjadi hingga akhir tahun 2015
terjadi 105.182 kecelakaan kerja. (2)
Mengingat angka kecelakaan kerja dan PAKs tinggi baik secara global
maupun di Indonesia, masalah tersebut harus diatasi dengan meningkatkan
kesadaran seluruh lingkungan kerja tentang kesehatan dan keselamatan kerja (K3).
Baik perusahaan/lembaga negara maupun swasta berlomba-lomba
mensosialisasikan pentingnya budaya keselamatan dan kesehatan kerja. H&S
sebagai budaya adalah perilaku, kepercayaan, dan nilai-nilai yang disepakati terkait
dengan H&S.
Membangun budaya K3 di Indonesia menjadi fokus khusus pemerintah melalui
Kementerian Tenaga Kerja (Kemenaker). Berbagai orientasi dan kegiatan disusun
dalam kehidupan kerja untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya budaya
keselamatan dan kesehatan kerja. Budaya K3 merupakan visi pembangunan
nasional bidang K3 yang dicanangkan oleh Departemen Tenaga Kerja sejak tahun
1984.  

E. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian dilakukan pada perusahaan manufaktur yang memiliki kebijakan


khusus di bidang kesehatan kerja dan menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang diatur dengan peraturan pemerintah. Sasaran K3
perusahaan adalah nihil kecelakaan per tahun. Pendekatan manajemen H&S untuk
mencapai tujuan ini berfokus pada dua topik utama, yaitu mengelola lingkungan
kerja (dengan mengurangi risiko terhadap aset dan proses kerja) dan mendefinisikan
perilaku kerja. Namun, fakta menunjukkan bahwa upaya menekan angka
kecelakaan hingga nol tidak mungkin bisa dicapai setiap tahun. Dalam enam tahun
terakhir, perseroan hanya sekali mencapai zero accident, yakni pada 2015. Meski
angka kecelakaan cenderung menurun, eliminasi belum sepenuhnya tercapai. Hasil
review terbaru menunjukkan temuan-temuan minor yang semuanya cenderung
terkait dengan isu-isu manajemen operasional terkait dengan perilaku karyawan.
Adanya kesenjangan antara harapan (tidak terjadi kecelakaan) dan kenyataan
(berupa kecelakaan kerja yang berhubungan dengan perilaku kerja), menunjukkan
permasalahan yang teridentifikasi dalam penelitian ini yang dapat dianalisis dengan
NOSACQ-50 dan SCMM.
Penerapan keselamatan kerja masih belum optimal dan tujuan zero accident
belum tercapai secara konsisten dan berkesinambungan. Oleh karena itu, perlu
diketahui capaian budaya K3 dan faktor-faktor yang terkait dengan budaya H&S,
termasuk faktor yang mencegah dan mendorong terbentuknya budaya H&S.
sehubungan dengan perbaikan terus-menerus di bidang kesehatan dan
keselamatan kerja, sehingga program manajemen kesehatan dan keselamatan kerja
menjadi lebih fokus dan efektif. 
`

BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar K3

K3 merupakan singkatan dari Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Konsep dasar K3


adalah serangkaian upaya yang dilakukan untuk melindungi karyawan dari bahaya,
cedera, dan penyakit yang mungkin terjadi di tempat kerja. Tujuan utama K3 adalah
menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat bagi semua orang yang terlibat
dalam kegiatan kerja.

Berikut ini adalah konsep dasar K3 yang perlu dipahami:

Identifikasi bahaya: Identifikasi semua potensi bahaya di tempat kerja. Ini melibatkan
mengenali faktor-faktor yang dapat menyebabkan cedera atau penyakit, seperti
bahan kimia berbahaya, mesin yang tidak aman, lingkungan kerja yang tidak
ergonomis, atau faktor fisik lainnya.

Evaluasi risiko: Setelah bahaya diidentifikasi, dilakukan penilaian risiko untuk


menentukan sejauh mana bahaya tersebut dapat berdampak pada karyawan dan
cara mengurangi risiko. Evaluasi risiko juga mencakup penilaian kemungkinan
terjadinya bahaya dan tingkat keparahan akibatnya.

Pengendalian risiko: Tindakan pengendalian risiko harus dilakukan untuk


mengurangi atau menghilangkan bahaya yang diidentifikasi. Ini dapat melibatkan
penerapan langkah-langkah teknis, seperti penggunaan peralatan pelindung diri
(APD), perbaikan mesin atau instalasi, atau pengaturan ulang tata letak tempat
kerja.

B. Metodologi Penelitian Mixed Method

Penelitian ini menggunakan metode campuran dengan dua pendekatan yaitu


penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah data primer. Data primer diperoleh langsung dari hasil survey kit
responden dengan menggunakan kuesioner SCMM dan NOSAQC-50. (9) (10)
Metode pengumpulan data yang mendukung juga diterapkan untuk mengkonfirmasi
hasil pengisian kuesioner. Tinjauan dokumen, wawancara ekstensif dan observasi.
Penelitian dilakukan pada sebuah perusahaan produksi dengan jumlah karyawan
sebanyak 2471 orang. Analisis kuantitatif dilakukan dengan memindai data dan
menghitung distribusi frekuensi, dilanjutkan dengan penjelasan kualitatif tentang
`

distribusi frekuensi. Analisis kuantitatif ini menggunakan tiga jenis analisis data yaitu
univariat, bivariat dan multivariat.
Analisis penelitian kuantitatif disempurnakan dengan pendekatan kualitatif
melalui wawancara mendalam dengan informan pemangku kepentingan. Informan
yang dipilih adalah orang-orang yang mengetahui nilai-nilai dan budaya organisasi
serta dapat memberikan informasi dan tindakan kepada pembuat kebijakan.
Pelaksana teknis kegiatan K3 dan pengelola lapangan yang bersentuhan langsung
dengan
`pegawai dalam pelaksanaan K3. Pemeriksaan silang dengan wawancara dilakukan
selama triangulasi. 

C. Kontribusi Mix Method dalam Penelitian K3

Metode campuran atau mixed methods merupakan pendekatan penelitian


yang menggabungkan penggunaan data kualitatif dan kuantitatif dalam satu studi
untuk memperoleh pemahaman yang lebih komprehensif tentang suatu fenomena
atau masalah penelitian. Dalam konteks penelitian K3, metode campuran dapat
memberikan kontribusi yang berharga dalam beberapa hal berikut:

1. Pemahaman yang holistik: Metode campuran memungkinkan peneliti untuk


mendapatkan pemahaman yang lebih lengkap dan holistik tentang masalah K3.
Dengan menggabungkan data kualitatif dan kuantitatif, peneliti dapat melihat aspek-
aspek subjektif (misalnya persepsi, sikap, dan pengalaman) serta aspek objektif
(misalnya angka kecelakaan, statistik cedera, atau faktor-faktor fisik) dari K3.

2. Validasi data: Metode campuran memungkinkan peneliti untuk memvalidasi dan


memperkuat temuan dengan menggabungkan data kualitatif dan kuantitatif.
Misalnya, temuan dari wawancara atau observasi kualitatif dapat digunakan untuk
menjelaskan dan mendukung temuan dari analisis data kuantitatif, dan sebaliknya.
Hal ini dapat meningkatkan kepercayaan terhadap hasil penelitian.

3. Pengayaan interpretasi: Dalam penelitian K3, data kualitatif dapat memberikan


pemahaman yang lebih mendalam tentang faktor-faktor sosial, psikologis, dan
kontekstual yang mempengaruhi perilaku dan keputusan terkait K3. Data kualitatif
dapat membantu menjelaskan pola-pola yang ditemukan dalam data kuantitatif,
serta menyediakan wawasan yang lebih kaya tentang pengalaman dan perspektif
individu terkait K3.

4. Pengembangan instrumen dan teori: Metode campuran dapat digunakan untuk


mengembangkan dan memvalidasi instrumen pengukuran atau alat penelitian baru
dalam bidang K3. Data kualitatif dapat membantu dalam pengembangan pertanyaan
kuesioner atau skala pengukuran, sementara data kuantitatif dapat digunakan untuk
menguji validitas dan reliabilitas instrumen tersebut.
`

5. Mengidentifikasi perbedaan dan anomali: Dalam penelitian K3, seringkali terdapat


perbedaan antara kebijakan atau prosedur resmi yang ada dengan praktik yang
sebenarnya di tempat kerja. Metode campuran dapat membantu mengidentifikasi
perbedaan tersebut dan mengungkapkan anomali yang mungkin terjadi antara apa
yang seharusnya dilakukan dan apa yang terjadi di lapangan
Dengan menggunakan metode campuran, penelitian K3 dapat menjadi lebih
komprehensif, mendalam, dan dapat memberikan rekomendasi yang lebih
terinformasi untuk perbaikan dan pengembangan praktik K3 di tempat kerja.

D. Populasi dan Sampel

Berdasarkan Gambar dibawah, dari 96 responden hampir separuh (49%)


umur responden berusia ≥36 tahun, sebagian besar (80,2%) lama kerja responden
terhitung ≥25 bulan, sebagian besar (79,2%) berpendidikan SMA, dan hampir
seluruh (90,6%) responden tidak memegang jabatan atau bekerja sebagai staf atau
operator.
Karakteristik Responden N %
Usia
≤25 Tahun 32 33,3
26-35 Tahun 17 17,7
≥36 Tahun 47 49
Lama Kerja
≥25 bulan 77 80,2
≤24 bulan 19 19,8
Pendidikan
Pendidikan Tinggi (D3-S1) 20 20,8
Pendidikan Rendah (SMA) 76 79,2
Jabatan
Menjabat (Chief Section) 9 9,4
Tidak Menjabat 87 90.6

Manajemen Risiko Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)


Manajemen Risiko K3 adalah suatu upaya mengelola risiko untuk mencegah terjadinya
kecelakaan yang tidak diinginkan secara
`

Adapted from the AS/NZ 4360 Standard Risk Matrix and NHS QIS Risk Matrix
Sumber: Ramli, Soehatman. “Pedoman Praktis Manajemen Risiko Dalam Perspektif K3 OHS
Risk Management”

Keterangan:
Very High Risk : Risiko Sangat tinggi.
High Risk : Risiko tinggi
Medium Risk : Risiko Sedang
Low Risk : Risiko Rendah

komprehensif, terencana dan terstruktur dalam suatu kesisteman yang baik. Sehingga
memungkinkan manajemen untuk meningkatkan hasil dengan cara mengidentifikasi dan
menganalisis risiko yang ada.

Tahapan Manajemen Risiko K3

Gambar mind mapping 1. Bagan Proses Manajemen Risiko


Sumber : Australia/ New Zealand Standard
AS/NZS 4360:2004
`

E. Analisis Data
1. Analisis Kuantitatif

Pada penelitian ini untuk menganalisis data dengan menggunakan metode


analisis kuantitatif. Metode
analisis kuantitatif merupakan metode yang digunakan untuk menyajikan data dalam
bentuk angka. Agar
jawaban responden dapat diukur maka jawaban responden diberi skor. Dalam
pemberian skor digunakan
skala likert.
`

F. Studi Kasus dan Contoh Standard Operating Procedure (SOP)

Standar Operasional Prosedur (SOP) lengkap Untuk menghindari


kebingungan dengan ketentuan SOP lainnya, maka berikut disajikan definisi atau
definisi bakunya
SOP Prosedur Operasi. Definisi prosedur operasi standar (SOP) menurut Badan
Perlindungan Lingkungan AS.Disingkat di bawah ini: US EPA tahun 2009
didefinisikan sebagai berikut:

a) Standar/pedoman tertulis yang akan digunakan mendorong dan memotivasi


kelompok untuk mencapai sesuatu tujuan organisasi.
b) SOP adalah prosedur atau langkah-langkah yang dibakukan dan yang mana
harus dilewati untuk menyelesaikan proses pekerja tertentu.

SOP ditentukan oleh Konferensi Internasional tentang Harmonisasi Menyukai:


Instruksi ditulis secara rinci untuk memastikan konsistensi layanan dan fungsi
tertentu (Majchrzak, 2010). Karyawan berperan dalam kegiatan operasional
perusahaan posisi dan fungsi yang signifikan. oleh karena itu dibutuhkan Perhatikan
SOP dengan serius sebagai acuan kerja menjadi sumber daya manusia yang
profesional dan handal dapat mengimplementasikan visi dan misi perusahaan.
Berdasarkan definisi SOP, dapat ditarik kesimpulan bahwa SOP adalah prosedur
atau langkah-langkah yang dibakukan dan harus disetujui Setiap pekerja melakukan
proses kerja tertentu di mana biasanya dikeluarkan oleh lembaga yang berwenang.
`

G. Flowchart Penelitian K3 dengan Pendekatan Mix Method

Penelitian ini menggunakan dua jenis data, yaitu data primer dan data sekunder. Data
primer diperoleh dari penyebaran kuesioner tentang penilaian atau persepsi tentang
manajemen risiko K3 pada pekerjaan pembangunan gedung. Sedangkan data sekunder
diperoleh dari pihak manajemen pengelolah atau kontraktor, selain itu didapat juga dari
literature seperti buku, media elektronik atau internet dan sumber-sumber yang

Mulai

Data Awal dan Penyusunan


Kerangka Penelitian

Studi Pustaka

Menentukan Sampel dan Variabel


Penentu

Data Primer: Data Sekunder:


- Quisioner - Data-data Perusahaan
- Wawancara - Literatur
- Media Elektronik

Desain Kuisioner

Survey Lapangan

Tidak
Uji Validitas dan
Reliabilitas

Ya

Analisis Data:
1. Indeks Risiko dan Level Risiko
2. Upaya pengendalian Risiko
3. Indeks Hasil Pengendalian Risiko

Pembahasan

Kesimpulan dan
Saran

Selesai

Gambar Flowchart 2. Alur Metode Penelitian


`

H. Statistik dalam Penelitian K3

Signifikansi langsung dari situasi pendidikan di negara kita adalah meningkatnya


kecelakaan industri yang terjadi setiap tahun di negara kita. Menurut statistik
kecelakaan kerja di Indonesia antara tahun 2007 dan 2011, jumlah kasus meningkat
setiap tahunnya. Ini sangat mengkhawatirkan kita semua. Di sisi lain, angka
kecelakaan kerja per tahun masih sangat tinggi. Dan angka ini terus meningkat
setiap tahunnya. 
`

BAB III
Kesimpulan

Budaya web didominasi oleh persepsi komunikasi dalam implementasi


pembelajaran Web dan kepercayaan karyawan terhadap keahlian Web, serta
persepsi terhadap komitmen utama dan manajemen kompetensi Web. Tingkat
kematangan budaya keselamatan kerja terutama dipengaruhi oleh perkembangan
statistik budaya keselamatan kerja dan keadaan departemen keselamatan kerja.
Persepsi budaya keselamatan dan kesehatan secara signifikan terkait dengan
kematangan budaya H&S, dan persepsi dominan komitmen dan kompetensi
manajemen K3 adalah persepsi dominan yang mempengaruhi kematangan budaya
H&S.
`

BAB IV
Daftar Pustaka

1. International Labor Organization. International Labor Organization. 2016.


2. BPJS Ketenagakerjaan. Jumlah Kecelakaan Kerja di Indonesia Masih Tinggi. 2016.
3. Kines P, Lappalainen J, Mikkelsen KL, Olsen E, Pousette A, Tharaldsen J, et al. Nordic
Safety Climate Questionnaire (NOSACQ-50): A new tool for diagnosing occupational
safety climate. Int J Ind Ergon. 2011 Nov 1;41(6):634–46.
4. Lawrie M, Parker D, Hudson P. Investigating employee perceptions of a framework of
safety culture maturity. Saf Sci. 2006 Mar 1;44(3):259–76.
5. Hudson P. Safety Culture Theory and Practice. Leiden University For Safety
Sciences; 2001.
6. Cooper D. Surfacing Your Safety Culture. In Germany: Akademis Loccum; 2002.
`

You might also like