Professional Documents
Culture Documents
Analisis Framing Media Terhadap Kekerasan Seksual Terhadap Perempuan
Analisis Framing Media Terhadap Kekerasan Seksual Terhadap Perempuan
id/
ARTICLE INFORMATION A B S T R A C T
Dikutip dari laman komnasperempuan.go.id, berita Kasus Novia Widyasari Bunuh Diri,
menurut Maria Ulfa Anshor selaku Komisioner Polisi Tak Temukan Unsur Pemerkosaan. Hal
Komas Perempuan, menyebutkan bahwa data tersebut tentunya dapat mengiring opini
Komnas Perempuan selama 9 tahun sepanjang pembaca kepada korban yang dianggap
2012-2020, CATAHU mencatat bahwa bersalah, bukannya kepada pelaku kekerasan
sebanyak 45.069 kasus kekerasan seksual, seksual yang membuat akhirnya korban
dimana data perkosaan yang terlapor langsung memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Selain
ke Komnas Perempuan rata-rata per tahun 309 itu demi mencari viewers yang banyak,
kasus. Jumlah ini merupakan fenomena gunung beberapa media online memberikan judul berita
es dari situasi yang sesungguhnya karena clickbait yang tak sesuai dengan isi berita.
dipastikan jumlah yang tidak terlapor lebih
besar. Masih dikutip dari laman Komnas Pada artikel penelitian ini, peneliti
Perempuan, bahkan berdasarkan CATAHU menggunakan analisis framing untuk melihat
2021, ranah paling berisiko bagi perempuan bagaimana wartawan menyeleksi isu tertentu
mengalami kekerasan yaitu ranah personal, baik untuk ditulis dan ditayangkan menjadi berita,
dalam perkawinan atau rumah tangga serta bagaimana narasi beritanya, hingga
dalam hubungan pribadi/pacaran, yaitu sebesar penggambaran secara luas bagaimana peristiwa
79% atau sebanyak 6.480 kasus. Sedangkan kekerasan seksual Novia Widyasari dimaknai
pada tahun sebelumnya kasus kekerasan dan ditindak oleh wartawan. Menurut Powel
terhadap perempuan di ranah personal sekitar 2011 dalam Aristi et al (2021) pembingkaian
75%, sehingga terjadi peningkatan 4% pada media terhadap suatu isu juga tidak dapat
tahun 2020, baik kekerasan dalam bentuk fisik dilepaskan dari ideologi media. Ideologi ini
(31% atau 2.025 kasus), seksual (30% atau dikonstruksi dan didistribusikan utamanya
1.938 kasus) maupun psikis (28% atau 1792 melalui framing, atau cara informasi tersebut
kasus) hingga ekonomi (10% atau 680 kasus). dikelola dan dipresentasikan. Penelitian
Dilihat dari data tersebut betapa mirisnya sebelumnya yang pernah dilakukan oleh
kekerasan seksual yang terjadi pada perempuan Yofiendi Indah Idainanto (2020) berjudul
meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini tentunya Normalisasi Kekerasan Seksual Wanita Di
sudah seharusnya menjadi perhatian khusus Media Online, menyebutkan bahwa media lebih
demi melindungi perempuan. KPPPA (2021) menarik memberitakan sosok yang melekat
kekerasan seksual merupakan bentuk kejahatan pada individu (korban) bukannya fokus
yang sangat keji dapat berdampak terhadap memberitakan kekerasan seksual yang dialami
mental, fisik, dan merusak masa depan korban. oleh korban.
Kita tidak bisa menoleransi kekerasan seksual
dalam bentuk apapun. Berikutnya juga ada penelitian yang mengkaji
tentang kekerasan seksual pada portal berita
Kasus kekerasan seksual yang berakhir dengan daring selama pandemi covid-19 yang diteliti
aksi bunuh diri korban Novia Widyasari, oleh Nindi Aristi et al (2021) yang menganalisis
membuat berbagai media online di Indonesia pemberitaan media daring okezone.com dan
ramai menayangkan berita yang sedang paling kompas.com terkait pemberitaan kekerasan
banyak dicari oleh masyarakat Indonesia. seksual selama covid-19. Hasil dari penelitian
Berbagai headline berita di media online terus tersebut menyimpulkan bahwa pemberitaan
berpacu menyajikan update berita terkini media daring masih memperlihatkan bahwa
tentang kasus tersebut. Mulai dari berita latar korban masih dianggap sebagai pihak yang
belakang korban, kronologi, pelaku, hingga salah dan sudut pandang pemberitaan media
pemberitaan kekerasan seksual, depresi dan masih sepenuhnya tentang korban bukannya
berakhir dengan bunuh diri. Tidak semua media pelaku. Media mengonstruksikan seksualitas
online dapat memberitakan kasus ini dengan perempuan sebagai sesuatu yang dikendalikan
melihat sudut pandang kekerasan seksual pada laki-laki (Susilo & Haezer, 2017).
wanita. Ada media online yang bahkan menulis
judul berita terkesan menyudutkan korban Pemberitaan kasus kekerasan seksual di
seperti media online Jawa Pos dengan judul Indonesia memang masih belum mendapat
39
JURNAL RANAH KOMUNIKASI (JRK) - VOL. 6 NO. 1 (2022)
)
tempat yang layak pada media. Terkadang Desember 2021 pukul 16:37 WIB dengan judul
pemberitaan menjadi bias karena bertarung berita, Fakta-Fakta Kasus Novia Widyasari
dengan kepentingan di dalam media. Semua Bunuh Diri di Samping Makam Ayah. Media
media tentunya memiliki ideologi dan kebijakan online yang kedua yaitu kompas.com yang
tersendiri dalam penyajian berita. Tak jarang tayang pada hari Senin, tanggal 6 Desember
kita melihat suatu peristiwa yang sama memiliki 2021 pukul 18:13 WIB dengan judul berita,
sudut pandang yang beragam dalam Terkait Kasus NWR, Komnas Perempuan Sebut
pemberitaan media. Korban Alami Kekerasan Seksual Sejak 2019.
Dan yang ketiga adalah media online
Pada penelitian ini, penulis mengkaji tiga media cnnindonesia.com yang tayang pada hari Senin,
online yang memberitakan kasus kekerasan tanggal 6 Desember 2021 pukul 20:14 WIB
seksual yang dialami oleh Novia Widyasari. dengan judul berita, Komnas Perempuan: Novia
Pemilihan media daringnya adalah suara.com, Widyasari Alami Kekerasan Dalam Pacaran.
kompas.com, dan cnnindonesia.com. Alasan Dari judul pemberitaan ketiga media tersebut,
penulis memilih tiga media tersebut adalah sudah terlihat bagaimana konstruksi kasus yang
masing-masingnya memberitakan kasus sama diberitakan dengan angle yang berbeda.
kekerasan seksual Novia Widyasari di hari yang
sama, yaitu hari Senin, tanggal 6 Desember Tiga judul berita tersebut akan dikaji
2021. Tentunya setelah kasus NWR viral berdasarkan analisis framing. Penulis ingin
banyak media berlomba memberitakan kejadian meneliti bagaimana kebenaran pada sebuah
tersebut. pemberitaan diberitakan oleh media. Apakah
argumentasinya kuat, apakah memberikan
Selain alasan waktu yang bersamaan dari tiga kontribusi informasi, edukasi dan solutif? Untuk
media tersebut mempublikasikan berita tentang itu analisis framing sangat sesuai pada
kasus Novia Widyasari, media pilihan tersebut penelitian ini agar dapat terlihat bagaimana
juga merupakan media daring yang media menjalankan fungsinya dalam
kredibilitasnya tidak diragukan lagi. Seperti pemberitaan dan menyuguhkannya kepada
suara.com yang mulai terbit perdana pada 11 masyarakat. Pendekatan framing adalah untuk
Maret 2014, mengutip pada laman profilnya, mengetahui bagaimana cara pandang yang
media ini menyebutkan bahwa, “pemberitaan digunakan oleh wartawan ketika menyeleksi isu
yang jujur, berimbang dan independen menjadi dan menulis berita (Tike, 2017). Menurut
keniscayaan di tengah perkembangan media Robert Entman yang dikutip oleh Eriyanto,
partisan karena kepentingan politik maupun bahwa “Framing dalam dua dimensi besar,
bisnis.” Sedangkan media kompas.com yang seleksi isu dan penekanan atau penonjolan
sudah tidak diragukan lagi sepak terjangnya, aspek-aspek tertentu dari realitas yang menjadi
merupakan pionir media online di Indonesia isu.” Media mencoba menyuguhkan berbagai
ketika pertama kali hadir di internet pada 14 pandangan dan argumentasi yang terlihat
September 1995 dengan nama Kompas Online tampak benar dan sesuai dengan kondisi dan
(Kompas.com). Dan terakhir media CNN situasi di lapangan.
Indonesia, selaras dengan visi misi mereka,
“Kami tak hendak menjadi hakim. Tak hendak Dikutip dari Anggoro (Eriyanto, 2009:3),
pula menjadi algojo. Niatan kami hanyalah Analisis framing yang menjadi pusat perhatian
mengungkapkan fakta secara apa adanya. adalah pembentukan pesan dari teks. Framing,
Membilasnya dari bias.” Melihat dari konstruksi terutama, melihat bagaimana pesan/ peristiwa
pemberitaan dari tiga media tersebutlah penulis dikonstruksi oleh media. Bagaimana wartawan
akhirnya memutuskan untuk menganalisis mengkonstruksi peristiwa dan menyajikannya
framing pemberitaan kasus kekerasan seksual kepada masyarakat.
yang dialami wanita dalam penelitian ini kasus
kekerasan seksual Novia Widyasari. Masing-masing media online dalam objek
penelitian ini, akan dikaji berdasarkan empat
Media online yang pertama adalah suara.com konsep framing menurut Robert N. Entman,
yang tayang pada hari Senin, tanggal 6 yaitu:
38
WILDA HIKMALIA
JURNAL RANAH KOMUNIKASI (JRK) - VOL. 6 NO. 1 (2022)
Analisis Framing media online oleh sang kekasih, dengan diberi obat tidur.”
suara.com Tampak bahwa seorang wanita ketika
mendapatkan kekerasan seksual dan tidak bisa
Pemberitaan kekerasan seksual yang dialami mempertahankan atau membela diri bisa
oleh Novia Widyasari hingga akhirnya korban mengalami depresi hingga akhirnya berujung
memutuskan untuk bunuh diri diberitakan oleh bunuh diri. Kemudian, terlihat bagaimana ketika
suara.com dengan highlight berita berjudul seorang wanita diberi obat tidur kemudian
Fakta-fakta Kasus Novia Widyasari Bunuh Diri mendapatkan kekerasan seksual, tidak berdaya
di samping Makam Ayah. melakukan apapun jua selain hanya pasrah
dalam keadaan. Artinya, tidak tampak sama
Define problems/ Problem identification sekali peristiwa yang dialami NW sebagai
sebuah kasus yang sangat perlu menjadi
Suara.com memulai pemberitaan dengan perhatian terutama tentang kekerasan seksual
memberitakan kejadian penemuan seorang yang dialaminya.
wanita yang meninggal dunia di sebuah makam
yang berada di TPU Dusun Sugihan, Mojokerto. Diagnose causes/ Causal interpretation
Kemudian berita tersebut dibenarkan oleh juru
kunci makam dan Kabid Humas Polda Jatim. Dalam pemberitaan suara.com banyak
Kemudian suara.com melanjutkan pemberitaan mengangkat berita tentang peran NW sebagai
dengan memberitakan kumpulan fakta kasus seorang wanita korban kekerasan seksual.
bunuh diri Novia Widyasari. Fakta yang Beberapa kutipan berita di antaranya sebagai
pertama yaitu, Korban Kekerasan Seksual, yang berikut:
dialami NW hingga akhirnya depresi dan bunuh - Pertama dalam berita pembuka tampak
diri. Fakta kedua, NW Mengadu ke Orang Tua diberitakan dengan jelas, “Seorang
Pacar, tapi orang tua pacar bersikap enggan mahasiswi asal Mojokerto, Jawa Timur
menikahkan anaknya Randy dengan korban. bernama Novia Widyasari (NW)
Fakta ketiga, Investigasi kepada Pacar NW, ditemukan tergelatak tak bernyawa di
yang dilakukan oleh kepolisian Kapolres samping makam ayahnya.”
Mojokerto. Fakta keempat, Warganet - “…seorang wanita meninggal dunia di
Menyerukan Keadilan untuk Korban, yang makam.”
mana cuitan twitter ramai dengan tagar - “...menceritakan kronologi menjadi
#SAVENOVIAEIDYASARI. korban kekerasan seksual pacarnya
hingga hamil.”
Framing berita yang dilakukan oleh suara.com - “Tak terima mendengar kabar
adalah tidak terlalu mengangkat berita tentang kehamilan korban, Randy membujuk
kekerasan seksual yang dialami oleh Novia NW untuk menggugurkan
Widyasari. Tampak suara.com memberitakan kandungannya.”
kasus ini dengan hanya merangkum fakta tapi - “NW mengadu dan memohon kepada
tidak merujuk pada kekerasan seksual yang mama orang tua pacarnya atas
dialami oleh NW. Poin fakta nomor tiga dan pertanggungjawaban kehamilannya.”
empat bahkan tidak berhubungan langsung - “NW mengungkapkan jika Randy tega
dengan kekerasan seksual pada wanita yang memberinya obat penggugur
dialami NW. Penekanan berita yang dilakukan kandungan.”
oleh suara.com tidak tampak adanya penekanan
pada kasus kekerasan seksual yang dialami NW. Terlihat dengan jelas pada pemberitaan tersebut
Pemberitaan pada suara.com juga menunjukkan bagaimana ketidakberdayaan seorang wanita
sisi feminis seorang wanita dalam yang mendapat kekerasan seksual. Dominasi
ketidakberdayaan. Hal tersebut terlihat pada laki-laki juga terlihat dalam pemberitaan yang
kata-kata berita berikut, “…membenarkan jika mana seakan tidak mau bertanggung jawab dan
NW mengalami depresi hingga nekat melakukan wanita sebagai kaum lemah harus menanggung
bunuh diri,” dan, “NW pernah mengalami beban sendiri mencari pertolongan dan berusaha
kekerasan seksual hingga mengalami kehamilan menguatkan diri. Hal tersebut akhirnya
38
WILDA HIKMALIA
JURNAL RANAH KOMUNIKASI (JRK) - VOL. 6 NO. 1 (2022)
membuat korban menderita beban fisik dan belum terlihat akan menjadi bagian dari
psikologis dalam mencari pembelaan terhadap pemeriksaan terhadap pelaku.
kasus yang dialaminya.
Namun, terlepas dari tidak kuatnya pemberitaan
Moral judgement penyelesaian masalah dari kasus NW, pada
akhir berita suara.com menyematkan sebuah
Penilaian terhadap suara.com tentang catatan redaksi yang cukup menarik sebagai
pemberitaan NW memperlihatkan bahwa ketika pengingat bahwa kekerasan seksual yang
seorang wanita memutuskan berpacaran dengan membuat stress dan depresi, tidak seharusnya
laki-laki kemudian mendapatkan kekerasan berakhir dengan bunuh diri. Walau pada catatan
seksual dalam berpacaran akan berakibat fatal tersebut, juga tidak tampak menyinggung sama
terhadap hidupnya. Perjuangannya untuk sekali tentang kekerasan seksual pada wanita.
mencari keadilan akan begitu sulit. Hingga
harus berujung dengan kematian terlebih dahulu Analisis Framing media online
baru suaranya didengarkan. Bahkan netizen pun kompas.com
bergerak bersama untuk membela korban yang
sudah meninggal. Terlihat pada pemberitaan Pada pemberitaan kompas.com mengenai kasus
suara.com, poin nomor empat pada fakta yang Novia Widyasari diberi judul Terkait Kasus
dijabarkan mengutip cuitan seorang netizen, NWR, Komnas Perempuan Sebut Korban Alami
“Ikut meramaikan dan mengawal! Harus ada Kekerasan Seksual Sejak 2019. Pada
keadilan bagi mendiang! Kekerasan seksual pemberitaan tersebut kompas.com secara
harus diberantas!” kemudian diakhiri dengan langsung menyembunyikan identitas asli korban
tagar trending yang membuat kasus ini akhirnya dengan menulis inisial nama pada judul berita.
diungkit ke ranah hukum. Kemudian pada judul berita juga ditemukan
fakta baru bahwa kekerasan seksual yang
Sedangkan sebelum ditemukannya mayat NW dialami pada NW sudah terjadi sejak tahun
di sebelah makam ayahnya, yang artinya ketika 2019.
korban masih hidup, korban ke sana-sini
mencari keadilan dan pertanggung jawaban dari Define problems/ Problem identification
pacarnya. Mulai dari curhat kepada teman,
meminta pertanggungjawaban langsung dari Kompas.com menyoroti kasus Novia Widyasari
pacar hingga menghubungi mama sang pacar dengan memberitakan Komnas Perempuan yang
untuk mengadukan nasibnya. angkat bicara terhadap kasus tersebut. Dalam
pernyataannya Komnas Perempuan mengatakan
Treatment recommendation pernah menerima laporan secara online yang
dilakukan oleh NW. Namun, laporan tersebut
Pemberitaan suara.com dengan judul berita belum lengkap walau intinya korban sudah
dengan visual objek foto berita Novia Widyasari mengalami kekerasan seksual bertumpuk dan
bersama pria diduga kekasihnya yang di blurb, berulang sejak 2019. Korban dipaksa aborsi dua
tidak mempertegas penyelesaian masalah yang kali. Bahkan aborsi yang kedua dilakukan
dialami korban. Pelaku yang bernama Randy dengan cara yang kejam. Yaitu memaksa korban
Bagus Sasongko, masih dalam pemeriksaan, memasukkan pil obat melalui vagina. Kasus ini
klarifikasi, dan pendalaman kasus. Bahkan baru tidak tergangani dengan baik. Menurut
akan diinvestigasi oleh kepolisian. Kutipan pada pemberitaan kompas.com Komnas Perempuan
berita, “Kini sang oknum anggota polisi sedang kesulitan berkomunikasi dengan korban sejak
diinvestigasi terkait kasus bunuh diri yang pertama kali memberikan laporan kepada
dilakukan oleh NW. Publik tinggal menunggu Komnas Perempuan.
pengumuman rilis hasil investigasi oleh
kepolisian atas pacar NW.” Terlihat bagaimana Dalam pemberitaan kompas.com Komnas
pemberitaan lebih mengangkat kasus bunuh diri Perempuan baru bisa berkomunikasi lanjut
yang dialami oleh NW yang terikat dengan dengan Novia Widyasari dibulan November
pacarnya. Namun, kasus kekerasan seksual 2021, tiga bulan setelah pengaduan online
39
JURNAL RANAH KOMUNIKASI (JRK) - VOL. 6 NO. 1 (2022)
)
perdana yang dilakukan oleh NW. Hal tersebut kompas.com mengarahkan pembaca untuk
terlihat dari kutipan berita, “Betul bahwa mengenal tersangka dengan sebutan polisi. Tak
almarhum menyampaikan pengaduannya di tampak perbuatan kejam yang dilakukan korban
bulan Agustus tengah malam melalui diekspos jelas pada pemberitaan.
pengaduan online.” Dan pemberitaan dua
paragraf terakhir, “Kami bisa berkomunikasi Moral judgement
dengan korban November, melalui WA belum
direspon, kemudian di WA terkait informasi Pada pemberitaan ini memang dapat terlihat
kronologis yang dialami, kami berkomunikasi permasalahan kekerasan seksual yang dialami
lewat telepon bulan November.” Sangat oleh wanita bisa diadukan kepada Komnas
disayangkan pemberitaan kalimat dua paragraf Perempuan. Pertolongan pertama tentu saja bisa
terakhir ini agak ambigu. Kompas.com tidak kepada keluarga, kerabat terdekat ataupun orang
dapat menyajikan isi berita yang bisa dipahami yang dipercaya. Namun, seperti kasus yang
oleh masyarakat. Kemudian, keterlambatan dialami NW pengaduan bisa dilaporkan kepada
ataupun sikap Komnas Perempuan juga tidak Komnas Perempuan. Laporan bisa juga
terlalu dijabarkan dengan lengkap. dilakukan secara online.
cnnindonesia.com memberikan informasi yang recommendation pada kasus NWR sudah cukup
sangat penting terutama bagi perempuan ketika baik. Visual objek menampilkan foto kepala
menjalani hubungan dalam pacarana untuk tetap komnas perempuan. Menghargai korban tidak
menjaga diri agar tidak terjadi kekerasan dalam dengan menampilkan identitas perempuan.
pacaran terutama kekerasan seksual. Terlihat jelas bagaimana pemberitaan narasi
penegakan hukum untuk pelaku diberitakan
Kemudian juga terlihat dalam pemberitaan dengan tepat, “Kekasih Novia, Bripda Randy
cnnindonesia.com bahwa perempuan selaku Bagus, saat ini telah ditetapkan tersangka dan
korban kekerasan fisik ataupun seksual selalu ditahan di Mapolres Mojokerto. Ia disangkakan
menemui jalan buntu dan dan akhirnya tidak sanksi etik dan Pasal 348 KUHP tentang
mendapatkan penyelesaian masalah sama sekali. aborsi, dengan ancaman hukuman paling lama
“Menurut Andy, proses hukum kasus kekerasan 5,5 tahun.”
dalam pacarana kerap kali berakhir buntu.
Korban kerap diposisikan sebagai pihak yang Rekomendasi lainnya pada pemberitaan ini
salah karena hubungan pacaran yang ia miliki adalah ketika perempuan mendapatkan
dan dianggap suka sama suka.” Penilaian atas kekerasan baik fisik maupun seksual bisa
korban sebagai pihak yang bersalah sangat melaporkan kepada Komnas Perempuan. Walau
tampak pada pemberitaan ini. Gravelin et al pada penanganan kasus yang cukup mengantri,
(2019) dalam Aristi et al (2021) menyebutkan namun terlihat pada pemberitaan bahwa
bahwa konstruksi ini melegitimasi victim Komnas Perempuan juga berusaha bisa
blaming yang telah dikritisi oleh para peneliti mengatasi segera aduan yang masuk, “Karena
dan aktivis perempuan. Ideologi patriarki yang tidak bisa mendampingi korban secara
sudah jamak turun-temurun diwariskan selalu langsung, Komnas Perempuan kemudian
melanggengkan laki-laki dan membuat bekejra sama dengan mitra Lembaga layanan.”
perempuan sebagai pihak pertama yang
disalahkan. Berikut klasifikasi nilai perbandingan dalam
bentuk tabel fenomena perbedaan pemberitaan
Treatment recommendation dalam media online antara suara.com,
kompas.com, dan cnnindonesia.com terhadap
Narasi pemberitaan media online kasus kekerasan seksual yang dialami Novia
cnnindonesia.com untuk treatment Widyasari.
tersangka.
Diagnose Pemberitaan melihatkan Tidak menyebut Cenderung memberitakan
causes bagaimana nama pelaku secara kasus ini dalam sudut
ketidakberdayaan seorang jelas. Atau inisial pun pandang dan berorientasi
perempuan yang mendapat tidak diberitakan oleh pada korban. Merunut pada
kekerasan seksual kompas.com. Pelaku kejadian meninggal korban
diberitakan dengan hingga penyebabnya.
panggilan yang Tidak terlalu menonjolkan
tersirat. sisi pelaku, walau identitas
pelaku ditulis lengkap
Bripda Randy Bagus Hari
Sasongko.
Moral Memperlihatkan bahwa Pengaduan kekerasan Langsung mengekspos
judgement ketika seorang perempuan pada perempuan bisa diawal pemberitaan bahwa
memutuskan berpacaran dilaporkan kepada kasus dugaan eksploitasi
dengan laki-laki kemudian Komnas Perempuan seksual yang dialami oleh
mendapatkan kekerasan bahkan secara online. Novia adalah bentuk
seksual akan berakibat fatal Kemudian ketika kekerasan dalam pacarana.
terhadap hidupnya. perempuan Mengedepankan sisi
Perjuangannya untuk mendapatkan kekerasan dalam pacaran
mencari keadilan akan kekerasan seksual, menjadi urutan ketiga
begitu sulit. dia harus dalam kasus yang
menanggungnya dilaporkan kepada Komnas
sendiri dan pada Perempuan
akhirnya tetap
perempuan yang
menerima aib besar
terhadap kekerasan
seksual yang terjadi
pada dirinya.
Treatment Tidak mempertegas Tidak mempertegas Treatment
recommendation penyelesaian masalah yang adanya tindak lanjut recommendation pada
dialami korban. Pelaku hukum terhadap kasus NWR sudah cukup
diberitakan masih dalam pelaku. Semua baik. Terlihat jelas
pemeriksaan, klarifikasi, pemberitaan terpusat bagaimana pemberitaan
dan pendalaman kasus. kepada korban narasi penegakan hukum
Bahkan baru akan kekerasan seksual untuk pelaku diberitakan
diinvestigasi oleh bukan kepada pelaku dengan tepat.
kepolisian. atau informasi
hukuman yang akan
dijatuhkan kepada
pelaku.
Namun sayang, tidak semua media dapat N. Entman tentang pemberitaan hasil
memberikan framing yang sesuai terhadap kasus pemilihan Presiden, 9 Juli 2014 di TV One
kekerasan seksual tersebut. Pemberitaan dan Metro TV. E-ISSN: 2527-8444, ISSN:
suara.com memberikan sisi fakta-fakta NWR 2338-5162 Vol. 2, No. 2 (2014).
bunuh diri namun fakta-fakta yang dihadirkan
sama sekali tidak mewakili kasus kekerasan Aristi, Nindi, et al. “Fokus Narasi Kekerasan
seksual yang seharusnya diangkat ke hadiran Seksual Pada Portal Berita Daring
publik. Fakta-fakta yang disuguhkan terkesan Selama Pandemi COVID-19.” Jurnal
memojokkan korban selaku perempuan yang Kajian Komunikasi, vol. 9, no. 1, 28 June
mengalami kekerasan seksual. Kompas.com 2021, p. 121.
sama sekali tidak mengangkat pemberitaan
tentang pelaku kekerasan seksual. Nama lengkap CNN Indonesia|TentangKami.” CNNindonesia,
pelaku tidak ditulis pada berita bahkan inisial www.cnnindonesia.com/tentang-kami.
pun tidak. Pelaku malah diberitakan dengan Accessed 16 Jan. 2022.
panggilan yang tersirat terutama bahkan
mengangkat kuasa pelaku sebagai seorang Eriyanto. 2011. Analisis Framing: Konstruksi
anggota polisi. Cnnindonesia.com cukup lebih Ideologi dan Politik. Yogyakarta: PT Lkis
baik secara terang-terangan diawal pemberitaan Pelangi Aksara.
menyebut nama lengkap pelaku dan langsung
merujuk kasus ini adalah bentuk kekerasan Fakta-Fakta Kasus Novia Widyasari Bunuh Diri
seksual serta memberitakan sangsi yang jelas Di Samping MakamAyah. Suara.com, 6
terhadap pelaku. Namun, pada pemberitaan dari Dec. 2021,
segi sisi pelaku tidak terlalu di highlight. Lagi- www.suara.com/news/2021/12/06/16373
lagi pemberitaan masih seputar korban. 7/fakta-fakta-kasus-novia-widyasari-
bunuh-diri-di-samping-makam-
Keberimbangan berita terkait kasus kekerasan ayah?page=all.
seksual yang dialami NWR dari institusi media Accessed 11 Dec. 2021.
menjadi bias. Ketidakmampuan masyarakat
dalam memilih berita yang kredibel bisa Indainanto, Yofiendi Indah. 2020. Normalisasi
berpengaruh terhadap persepsi masyarakat dalam Kekerasan Seksual Wanita di Media Online.
melihat sebuah berita. Dari perbandingan E-ISSN: 2549-4902, ISSN: 1978-4597,
keseluruhan framing dari tiga media online Volume 14 No. 2 September 2020 (105-
tersebut, tampak jelas bagaimana sisi 118), Jurnal Komunikasi.
pemberitaan terdapat penonjolan terhadap
korban yaitu seorang perempuan dan mendapat Indonesia, C. N. N. “Komnas Perempuan: Novia
perlakuan kekerasan seksual. Pemberitaan Widyasari Alami Kekerasan Dalam
memperkuat ideologi kultural budaya di mana Pacaran.” Nasional,
perempuan dianggap menjadi kaum yang lemah. www.cnnindonesia.com/nasional/202112
Penyelesaian masalah pun terhadap kasus ini 06193746-12-730633/komnas-
merujuk pada perempuan selaku korban perempuan-novia-widyasari-alami-
kekerasan seksual bukan pada pelaku. Betapa kekerasan-dalam-pacaran. Accessed 11
media lebih belum optimal dan cenderung Dec. 2021.
memberitakan latar belakang dan sudut pandang
dari korban bukan dari sisi pelaku. Penegakan Kabar Perempuan. Komnas Perempuan | Komisi
hukum yang jelas, adil, dan berimbang terhadap Nasional Anti Kekerasan Terhadap
kasus kekerasan seksual pada perempuan juga Perempuan,
belum terkonstruksi dengan baik. komnasperempuan.go.id/kabar-
perempuan-detail/komitmen-berbagai-
REFERENSI pihak-dalam-mendukung-penghapusan-
kekerasan-seksual. Accessed 12 Dec.
Anggoro, Ayub Dwi. 2014. Media, Politik dan 2021.
Kekuasaan (Analisis Framing Model Robert
40
WILDA HIKMALIA
JURNAL RANAH KOMUNIKASI (JRK) - VOL. 6 NO. 1 (2022)
WILDA HIKMALIA 41