Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

ANALISIS DAMPAK YANG MEMPENGARUHI PERGERAKAN NILAI

SAHAM DI MASA COVID-19 DI INDONESIA


Habiburrahman1, Indah Maharani2, Joni Suhendra3, M.Akbar Alfahrozi4, Neti Regita5,Nur
Aini6,Pedro Septian Putra 7.

Prodi Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri
Raden Intan Lampung, Kota Bandar Lampung.1234567

Email : habib0401203@gmail.com1, indahmaharani0610@gmail.com2,


jsuhendra78@gmail.com3, galeriakbar@gmail.com4, netiregita26@gmail.com5,
nuraini201208@gmail.com6, pedroseptianputra@gmail.com7.

Abstrak

Saham merupakan salah satu instrumen pasar modal yang banyak diminati oleh
calon investor. IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) menjadi salah satu faktor yang
dapat mempengaruhi sikap investor didalam pasar modal. IHSG dapat dipengaruhi oleh
banyak faktor, salah satunya adalah faktor kebijakan pemerintah. Kondisi Indonesia yang
saat itu sedang dilanda pandemi Covid-19 membuat pemerintah menerapkan beberapa
kebijakan yang kemudian kebijakan tersebut mempengaruhi IHSG. Penelitian ini
membahas tentang pergerakan pasar saham dari sebelum sampai sesudah pandemi Covid-
19. Metode yang digunakan dalam kajian ini yaitu kualitatif deskriptif, data yang
dikumpulkan berupa data sekunder dari BEI dan BPS RI. Hasil kajian menunjukkan
bahwa terjadi penurunan harga saham di semua sektor industri. Adapun sektor industri
yang mengalami penurunan signifikan yaitu pertanian (-22,28%) dan sektor industri yang
mengalami penurunan terendah yaitu consumer goods (-9,31%). Berdasarkan hasil
penelitian diperoleh kesimpulan pandemi Covid-19 sangat berpengaruh terhadap
pergerakan IHSG.

Kata kunci : Saham, Covid-19, IHSG, Pasar modal.

Abstract

Stocks are one of the capital market instruments that are in great demand by
potential investors. JCI (Composite Stock Price Index) is one of the factors that can affect
investor attitudes in the capital market. JCI can be influenced by many factors, one of which
is government policy. The condition of Indonesia, which at that time was hit by the Covid-19
pandemic, made the government implement several policies which then affected JCI. This
research discusses stock market movements from before to after the Covid-19 pandemic. The
method used in this study is descriptive qualitative, the data collected is in the form of
secondary data from the IDX and BPS RI. The results of the study showed that there was a
decline in stock prices in all industrial sectors. The industrial sector that experienced a
significant decline was agriculture (-22.28%) and the industrial sector that experienced the
lowest decline was consumer goods (-9.31%). Based on the results of the study, it was
concluded that the Covid-19 pandemic greatly affected the movement of JCI.

Keywords : Stock, Covid-19, JCI, Capital Market.

PENDAHULUAN

Coronavirus adalah suatu kelompok virus yang dapat menyebabkan penyakit pada hewan
atau manusia. Beberapa jenis coronavirus diketahui menyebabkan infeksi saluran nafas pada
manusia mulai dari batuk pilek hingga yang lebih serius seperti Middle East Respiratory
Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus jenis baru
yang ditemukan menyebabkan penyakit Covid-19. Covid-19 adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh jenis coronavirus yang baru ditemukan. Ini merupakan virus baru dan penyakit
yang sebelumnya tidak dikenal sebelum terjadi wabah di Wuhan, Tiongkok, bulan Desember
2019.

Berdasarkan laman Data Sebaran Covid-19 [2] (2020) lebih dari 31.000 kasus infeksi
Covid-19 yang dilaporkan, Berdasarkan CNN Indonesia [4] (2020) Indonesia juga memiliki
kasus virus corona terbanyak kedua di ASEAN. Sementara itu jumlah kasus secara global kini
mencapai lebih dari 6,7 juta dan jumlah kematian melewati angka 395.000 pada (07/06).
Sebagai negara berkembang, Indonedia dalam sektor perekonomian juga terdampak dengan
adanya pandemi Covid-19 dalam sektor pasar saham yang merupakan salah satu jenis surat
berharga yang diperdagangkan di bursa efek. Saham diartikan sebagai bukti penyertaan modal
di suatu perseroan, atau merupakan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Siapa saja yang
memiliki saham berarti dia ikut menyertakan modal atau memiliki perusahaan yang
mengeluarkan saham tersebut. Para pembeli saham membayarkan uang pada perusahaan
melalui bursa efek dan mereka menerima sebuah sertifikat saham sebagai tanda bukti
kepemilikan mereka atas saham-saham dan kepemilikan mereka dicatat dalam daftar saham
perusahaan. Para pemegang saham dari sebuah perusahaan merupakan pemilik-pemilik yang
disahkan secara hukum dan berhak untuk mendapatkan bagian dari laba yang diperoleh
perusahaan dalam bentuk deviden.1

Saham merupakan salah satu instrumen investasi yang banyak peminatnya.


Adapunpenyebab investasi di saham sangat menggiurkan yaitu saham memiliki liquiditas
yangtinggi. Apabila kita berinvetasi disaham, kita dapat menjual maupun membelinyadengan
cepat. Berbeda dengan berinvestasi di properti, dibutuhkan waktu untukmencari properti yang
layak dibeli dan juga membutuhkan waktu saat menjual kembaliproperti tersebut. Keuntungan
lainnya apabila berinvestasi di saham yaitu kenaikanharga saham dan deviden . Aktivitas jual

1
Shaula Andreinna A,Maulidya Ayu P dkk, “Pengaruh Covid-19 Terhadap Harga Saham di
Indonesia Tahun 2019-2020,”Jurnal Manajemen dan Organisasi,(2019-2020):35
beli saham memberikan dapak terhadappenurunan maupun kenaikan harga saham. Harapan dari
investor yaitu meperolehkenaikan dari harga saham tersebut.Keuntungan lainnya berinvestasi
disaham yaitu biaya komisi transaksi yang tidak tinggi. Biaya komisi transaksi pembeliansaham
yaitu yaitu 0,15% dan 0,25% untuk penjualan saham.2

Pasar modal merupakan salah satu penggerak perekonomian suatu negara, karena pasar
modal merupakan tempat pembentuk modal dan akumulasi dana jangka panjang selain itu juga
merepresentasikan kondisi perusahaan yang berada di suatu negara (Suad Husnan, 2012).Pasar
modal bisa mengalami peningkatan (bullish) atau mengalami penurunan (bearish) yang
dapat dilihat dari naik turunnya harga saham yang tercermin melalui pergerakan indeks
atau lebih dikenal dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). IHSG merupakan indeks
yang digunakan untuk mengukur kinerja saham (perusahaan/emiten) gabungan yang tercatat
di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perubahan yang terjadi pada harga saham merupakan
cerminan dari kinerja perusahaan itu sendiri maupun merupakan respon dari berbagai
faktor ekonomi makro di Indonesia.

Pasar modal di Indonesia merupakan pasar yang sedang berkembang yang dalam
perkembangannya sangat rentan terhadap kondisi makroekonomi. Perubahan IHSG
dapat ditentukan oleh beberapa hal yang berhubungan dengan factor fundamental dari
perusahaan tersebut, maupun berasal dari faktor makro ekonomi yang terjadi di Indonesia.
Variabel makro ekonomi yang seringkali berdampak terhadap perekonomian seperti inflasi,
nilai tukar mata uang, dan tingkat bunga. Perubahan pada salah satu variabel makro
ekonomi mempunyai dampak yang berbeda terhadap harga saham. Suatu saham dapat
terkena dampak positif sedangkan saham yang lain bisa terkena dampak negative (Muklis,
2016)Contohnya, perusahaan yang berorientasi impor apabila terjadi rupiah terdepresiasi
terhadap dolar Amerika, akan berdampak negatif terhadap harga saham perusahaan 3

Pandemi Covid-19 di Indonesia memengaruhi pasar modal dan menyebabkan


terjadinya perubahan waktu perdagangan di Bursa Efek Indonesia dan hal ini merupakan sinyal
negatif (kabar buruk) yang menyebabkan investor lebih tertarik untuk menjual kepemilikan
sahamnya (Kusnandar and Bintari, 2020).Kondisi pandemi Covid-19 juga memengaruhi
dinamika pasar saham (He et al., 2020; Junaedi and Salistia, 2020; Liuet al., 2020),
menyebabkan bursa saham di seluruh dunia mengalami penurunan (Collins, 2020), dan
meningkatkan inefisiensi di pasar saham (Lalwani and Meshram, 2020). Di Indonesia, hal ini
juga memberikan dampak buruk bagi pasar modal dan memengaruhi investor dalam membuat
keputusan investasi (Pitaloka et al., 2020).

2
Muktar Redy Susila,Mochamad Jamil,Bambang Hadi Santoso,”Analisis Dampak Covid-19 dan
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Indeks Saham Bank Jatim Menggunakan Pendekatan Regresi
Time Series,”Jurnal Jambura of mathematic,Vol 4,No.2(2022):221
3
Nisa Alfira dkk,”Pengaruh Covid-19 terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan
Nilai Tukar Rupiah,”Jurnal Ekonomi dan Keuangan & Bisnis Syariah’’,Vol 3 No.2 (2021)
Beberapa penelitian telah dilakukan terkait pengaruh Covid-19 terhadap pasar saham,
namun belum terdapat rekomendasi yang harus dilakukan oleh pihak-pihak yang terlibat dalam
pasar saham, sehingga penulis akan menjabarkan bagaimana dampak Covid-19 terhadap
kinerja pasar saham di Indonesia, bagaimana rekomendasi bagi pemerintah, dan solusi apa
yang ditawarkan bagi perusahaan (emiten) dan investor.4

TINJAUAN PUSTAKA

Covid-19 Pada Desember 2019 muncul virus corona atau dikenal dengan nama Covid-19
di Wuhan, Tiongkok. Virus ini cepat sekali menular dan menjangkiti tidak hanya warga negara
Tiongkok namun menyebar ke segala penjuru dunia termasuk Indonesia. Di Indonesia,
kasus kematian pertama karena COVID-19 terjadi pada Maret 2020, setelahnya muncul
korban-korban baru baik yang positif COVID-19, maupun PDP (Pasien Dalam Pengawasan)
dan ODP(Orang Dalam Pengawasan). Hingga saat ini jumlah pasien yang positif terus
meningkat (Covid-19, 2020). Covid-19 memiliki masa inkubasi 2-14 hari ditubuh manusia
dengan keluhan menyerupai flu, mulai dari demam, batuk, pilek, nyeri dada, sesak napas, hingga
pneumonia, sindrom gangguan pernapasan akut, skepsis, bahkan kematian (Widyasmoro, 2020).
Pandemi tersebut menyebabkan Badan Moneter Internasional (IMF) memperkirakan akan terjadi
perlambatan ekonomi global.

Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau
badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas (Darmadji dan Fakhruddin, 2011) (Fahmi,
2012)mengatakan dalam pasar modal ada dua jenis saham yang paling umum dikenal oleh
public, yaitu saham biasa (Common stock) dan saham istimewa (Preference stock), di mana
kedua jenis saham ini memiliki arti dan aturannya masing-masing. Surat-surat berharga yang
diperdagangkan dipasar modal sering disebut efek atau sekuritas, salah satunya yaitu saham.
Saham merupakan suatu modal dasar sebelum terjun ke dalam dunia investasi saham.

Pasar Modal secara umum, pasar modal adalah suatu sistem keuangan yang
terorganisasi, termasuk didalamnya adalah bank-bank komersial dan semua lembaga perantara
di bidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar. Dalam arti
sempit, pasar modal adalah suatu pasar (tempat, berupa gedung)yang
disiapkan guna memperdagangkan saham-saham, obligasi -obligasi, dan jenis surat berharga
lainnya dengan memakai jasa para perantara pedagang efek, (Sunariyah, 2000).

4
Henny Saraswati,”Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Pasar Saham Di Indonesia,”Jurnal
Riset Akuntansi dan Keuangan Dewantara”, 5 November 2020,
Pengertian pasar modal adalah suatu pasar yang mempertemukan penawaran dan
permintaan uang dalam bentuk surat-surat berharga dengan jangka waktu lebih dari satu
tahun(Febriansyah et al., 2020)

Pasar modal berfungsi sebagai fasilisator untuk memindahkan dana dari pihak yang mempunyai
kelebihan dana ke pihak yang memerlukan dana dalam jangka panjang. Definisi pasar
modal menurut(UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995
TENTANG PASAR MODAl, 1995)adalah : Kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran
umum dan perdagangan saham perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang
diterbitkannya serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.

Pasar modal secara luas adalah keseluruhan sistem keuangan yang terorganisasi termasuk bank-
bank komersil dan semua perantara dibidang keuangan, serta surat-surat berharga jangka
panjang dan pendek. Tempat bertemunya penawar dan pembeli dana adalah Bursa Efek.
Indonesia memiliki satu bursa efek yang berlokasi di Jakarta dan disebut Bursa Efek Indonesia
(BEI) Instrumen yang diperdagangkan di pasar modal adalah saham biasa, saham
preferen, obligasi, right, waran, dan reksa dana.

IHSG Pergerakan pasar modal di Indonesia memiliki beberapa indikator yang


menggambarkan bagaimana kondisi pasar modal. Salah satu indikatornya adalah Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG).IHSG merupakan angka indeks saham yang diolah sedemikian
rupa sehingga dapat digunakan sebagai pembanding kejadian berupa perubahan harga saham
dari waktu ke waktu (Hartono, 2010). IHSG ini menggambarkan rangkaian informasi
historis terkait harga seluruh saham sampai pada tanggal tertentu. IHSG dikenal juga dengan
Jakarta Composite Index mencakup pergerakan harga saham biasa dan saham preferen yang
tercatat di BEI. Nilai IHSG banyak dikaitkan dengan kondisi perekonomian Indonesia.
Karena penurunan nilai IHSG terjadi saat gejolak politik, sehingga IHSG dijadikan salah
satu tolok ukur kestabilan ekonomi (Sunariyah, 2011). Banyaknya investor asing
menyebabkan pergerakan saham-saham di BEI cenderung mengikuti pergerakan yang terjadi
di bursa efek internasional. Selain itu, para investor local juga cenderung menggunakan
strategi followerterhadap aksi investor asing. Hal ini menyebabkan pergerakan IHSG tidak bisa
lepas dari indeks di bursa efek internasional (Paranita, et.al., 2017).

METODE PENELITIAN

Jenis dan Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan adalah data sekunder. Data sekunder merupakan data yang
diperoleh peneliti dari sumber data yang sudah ada. Data sekunder yang digunakan bersumber
dari data Idx,web BPS Ri, Dokumen dan sumber lain yang berkaitan dengan penelitian ini.
Sedangkan analisis yang digunakan adalah analisis kualitatif deskriptif. Sedangkan analisis yang
digunakan adalah analisis kualitatif deskriptif. Penelitian ini menggunakan jenis data kualitatif.
Data kualitatif digunakan sebagai dasar untuk mengetahui klasifikasi, bentuk, fungsi
dan makna ungkapan.Penelitian ini menggunakan jenis data sukunder. Metode
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumen sekunder yaitu
pengumpulan data dengan melalui beberapa dokumen.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan Grafik 1, IHSG mengalami degradasi pada triwulan 4 tahun 2019,


puncaknya pada Februari-Maret 2020. Pertumbuhan ekonomi juga sejalan dengan kondisi IHSG
diatas, dimana terjadi penurunan pada triwulan I tahun 2020.

Grafik 1. Indeks Harga Saham Gabungan Periode Jan 2019 – Juni 2019
Sumber : (BEI,2020)

Tabel 1 menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia sebelum Covid-19 tahun


2019 cenderung stabil diangka 4,97%-5,20%. Kemudian pada triwulan pertama tahun 2020
terjadi penurunan pertumbuhan ekonomi yang cukup signifikan menjadi 2,97%. Penurunan
tersebut dapat disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya karena adanya pandemi Covid-19
yang banyak memengaruhi aktivitas perekonomian nasional. Tentu saja penurunan pertumbuhan
ekonomi tersebut juga berdampak terhadap perkembangan pasar saham di Indonesia. Pada
akhirnya penurunan pasar saham juga akan memberikan efek negatif terhadap pertumbuhan
ekonomi. Hal ini dapat memberikan efek domino yang cukup besar sebagaimana yang telah
dibahas sebelumnya bahwa pasar saham memberi kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi
suatu negara.

Table 1. Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2018 - 2022 (persen %)

2018 2019 2020 2021 2022


Produk 5,17 5,02 -2,07 3,70 5,31
Domestik
Bruto (PDB)
Sumber : (BPS RI, 2022)
Pasar saham di Indonesia sebelum Covid-19 cukup stabil. Grafik 1 menunjukkan bahwa
IHSG cenderung stabil sebelum tahun 2020 (Januari 2018 -Desember 2019). Pada Januari 2020
terjadi penurunan nilai IHSG. Pada masa itu, wabah Covid-19 mulai muncul di Wuhan,
Tiongkok. Kemudian menyebar ke negara-negara lainnya termasuk Indonesia serta memberikan
dampak negatif. Penurunan nilai IHSG tertinggi terjadi pada Februari dan Maret 2020 dimana
Covid-19 mulai merambah di Indonesia dan semakin meningkat jumlahnya dari waktu ke waktu.
Pada akhir Maret 2020 pemerintah Indonesia mulai menerapkan kebijakan bekerja dan
beraktifitas dari rumah (work from home) kepada warga negaranya.

Kebijakan tersebut berimbas terhadap industri. Mayoritas masyarakat yang bekerja


dikantor mulai bekerja dari rumah, walaupun karyawan dibidang tertentu, sebagian tetap
melakukan aktivitas seperti biasa. Banyak perusahaan-perusahaan yang mengisitirahatkan
ataupun merumahkan bahkan memberhentikan pekerjanya. Kondisi tersebut menyebabkan
perusahaan menurunkan jumlah produksi ataupun menghentikan produksi sementara dan pada
akhirnya memengaruhi penjualan. Hal ini juga berlaku sebaliknya, permintaan yang menurun
dari pembeli dapat menyebabkan perusahaan mengurangi jumlah produksi. Lagi dan lagi, hal ini
akan menurunkan omset dan secara umum memengaruhi keuangan dan kinerja perusahaan.
Otoritas Jasa Keuangan menyampaikan bahwa dari 475 emiten yang menyampaikan laporan
keuangan pada kuartal I tahun 2020 terdapat 58,73% emiten yang mengalami penurunan laba
(Utami, 2020). Penurunan kinerja perusahaan dapat menurunkan harga saham di bursa. Di lain
sisi, pengurangan jumlah karyawan oleh perusahaan menyebabkan meningkatnya jumlah
pengangguran dan memengaruhi kondisi ekonomi makro.

Pada Juni 2020 pemerintah mulai menerapkan kebijakan baru yang disebut new-normal.
Dalam hal ini pemerintah memperbolehkan masyarakat beraktivitas kembali seperti sebelum
pemberlakuan work from home namun dengan menerapkan protokol kesehatan (menggunakan
masker, menjaga kebersihan tangan, menjaga jarak antar individu). Perusahaan-perusahaan mulai
mengintruksikan karyawan untuk kembali bekerja dari kantor. Perusahaan tersebut harus
melakukan tindakan preventif untuk menjaga seluruh karyawan agar tidak terinfeksi Covid-19.
Hal ini dapat dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat sesuai anjuran
pemerintah. Perusahaan juga sebaiknya menyiapkan sarana-sarana pendukung untuk
menghindarkan karyawan dari virus antara lain dengan menyiapkan sabun dan tempat cuci
tangan, penyemprotan disinfektan secara berkala, penyediaan masker yang wajib digunakan,
serta anjuran menjaga jarak antar karyawan. Hal ini dilakukan supaya karyawan tetap sehat. Jika
salah satu karyawan terinfeksi maka dapat berdampak besar terhadap perusahaan, apalagi jika
protokol kesehatan tidak berjalan baik, virus dapat menular kepada karyawan lainnya sehingga
menyebabkan terganggunya aktivitas perusahaan. Pada kondisi terburuk hal tersebut dapat
menyebabkan terhentinya aktivitas perusahaan.

Pada umumnya harga saham di seluruh sektor industri mengalami penurunan dan
menyebabkan nilai IHSG menurun sangat dalam (BEI, 2020). Bahkan sebagian emiten mulai
mempersiapkan dana untuk melakukan buyback saham. Kondisi yang tidak menentu juga
menyebabkan sebagian investor asing melepas saham yang sudah ditanamkan di Indonesia. Hal
ini karena kekhawatiran investor terhadap kondisi ekonomi Indonesia yang menurun. Walaupun
demikian, ada beberapa sektor usaha yang justru mengalami peningkatan harga saham antara lain
usaha yang bergerak dibidang teleconference, misalnya Zoom. Perusahaan asal Amerika Serikat
tersebut mengalami peningkatan harga saham lebih dari 100% dan mencatat peningkatan
keuntungan yang signifikan setelah lockdown, pembatasan jarak sosial, dan bekerja dari rumah
diberlakukan di sejumlah negara. Di Indonesia, semua sektor industri mengalami penurunan.

Table 2. Indeks Harga Saham Gabungan Per Sektor Per Bulan Periode Januari 2020-Desember
2020
Indeks Harga Saham Gabungan Menurut Sektor dan Bulan
Indeks Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Jumlah
2020 2020 2020 2020 2020 2020 2020 2020 2020 2020 2020 2020 2020
1. Gabungan 5940 5453 4539 4716 4754 4905 5150 5238 4870 5128 5612 5979 -
2. Pertanian 1333 1157 928 958 965 1028 1156 1185 1137 1200 1317 1498 -
3. Pertambangan 1405 1339 1184 1209 1238 1224 1370 1399 1332 1418 1674 1916 -
4. Industri Dasar 887 759 580 762 746 722 752 760 710 762 863 921 -
5. Aneka Industri 1120 989 733 734 858 867 922 913 820 958 958 1081 -
6. Ind.Brg2 Konsumsi 1986 1743 1659 1821 1807 1801 1886 1933 1829 1805 1839 1832 -
7. Properti 451 427 338 293 323 322 300 297 341 331 372 397 -
8. Infrastruktur 1044 957 805 916 864 883 904 857 786 809 945 1001 -
9. Keuangan 1316 1249 990 948 963 1060 1135 1185 1040 1140 1259 1333 -
10. Perdagangan dan Jasa 723 671 602 607 607 606 623 629 631 643 681 766 -
11. Manufaktur (4+5+6) 1372 1195 1027 1176 1187 1174 1231 1250 1169 1213 1276 1326 -
12. ILQ – 45 962 880 691 714 726 756 803 824 737 791 883 935 -

SUMBER : BEI

Tabel 2 menunjukkan bahwa semua industri mengalami penurunan dalam 6 bulan terakhir
(periode Januari 2020-Juni 2020). Sektor industri yang mengalami penurunan paling tinggi yaitu
sektor industri pertanian dengan nilai penurunan indeks sebesar 22,88%. Sektor pertanian
menjadi sangat lesu, tingkat produksi pada sektor pertanian turun sangat drastis karena
menurunnya daya beli masyarakat serta fokus masyarakat lebih mengarah pada kesehatan. Sektor
industri yang mengalami penurunan terkecil yaitu sektor industri consumer goods dengan
penurunan indeks sebesar 9,31%. Hal ini karena masyarakat tetap membutuhkan barang-barang
konsumsi meskipun berada dalam kondisi pandemi sehingga walaupun terjadi penurunan namun
jumlahnya tidak besar dan dimungkinkan akan cepat kembali ke kondisi normal.

PENUTUP
Pasar modal (capital market) menjadi sumber pembiayaan yang sangat dibutuhkan oleh pelaku
usaha yang memerlukan tambahan modal. Pasar modal merupakan tempat atau system untuk
memenuhi kebutuhan dana untuk modal yang diperlukan perusahaan dan merupakan pasar
tempat orang membeli dan menjuak efek.5Menurut KBBI, pasar modal adalah seluruh kegiatan
yang mempertemukan penawaran dan permintaan dana jangka panjang. 6 Sedangkan saham
merupakan salah satu instrument dari pasar modal. Secara umum, pengertian saham adalah surat

5
A. Abdurrahman, Ensiklopedia Ekonomi Keuangan dan Perdagangan, Jakarta, Pradnya Paramita, 1991. Hal. 169
6
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, 2008, Hal. 129
berharga sebagai bukti kepemilikan suatu pihak (individu/korporasi) terhadap suatu perusahaan.
IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) merupakan nilai indeks yang mencerminkan kondisi
saham secara keseluruhan. Pada saat pandemic Covid-19 mewabah di Indonesia, pertumbuhan
ekonomi mengalami penurunan yang cukup besar, dari yang sebelumnya stabil di angka 4,97%-
5,2%, lalu terjun bebas ke angka 2,97%.
Dampak pandemic Covid-19 sangat dapat dirasakan efeknya pada pereekonomian Indonesia saat
itu. Banyak perusahaan yang mengurangi jumlah karyawan nya yang kemudian berdampak pada
turunnya jumlah produksi. Penurunan daya beli masyarakat yang mempengaruhi kinerja
perusahaan dan kemudian menurunkan harga saham. Hal ini disebabkan oleh adanya pembatasan
kegiatan ekonomi dan social untuk mengurangi penyebaran virus Covid-19. Namun pemerintah
tidak tinggal diam, beberapa kebijakan diterapkan pemerintah guna untuk menghindari hal hal
yang lebih buruk kedepannya. Mulai dari WFH, PPKM, dan penggunaan protokol Kesehatan,
menjadi kan ekonomi Indonesia, termasuk IHSG menjadi kian membaik.
Hasil penelitian menyebutkan IHSG mulai mengalami degradasi pada triwulan 4 tahun 2019, hal
ini juga sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang pada awalnya berada di angka 5,2%,
kemudian pada tahun kemudian turun ke angka 2,97%. IHSG juga mengalami penurunan pada
semua sektor pada periode januari-juni 2020. Sektor industri yang mengalami penurunan paling
tinggi yaitu sektor industri pertanian dengan nilai penurunan indeks sebesar 22,88%. Sektor
pertanian menjadi sangat lesu, tingkat produksi pada sektor pertanian turun sangat drastis karena
menurunnya daya beli masyarakat serta fokus masyarakat lebih mengarah pada kesehatan. Sektor
industri yang mengalami penurunan terkecil yaitu sektor industri consumer goods dengan
penurunan indeks sebesar 9,31%. Hal ini karena masyarakat tetap membutuhkan barang-barang
konsumsi meskipun berada dalam kondisi pandemi sehingga walaupun terjadi penurunan namun
jumlahnya tidak besar dan dimungkinkan akan cepat kembali ke kondisi normal

DAFTAR PUSTAKA
Shaula Andreinna A,Maulidya Ayu P dkk, “Pengaruh Covid-19 Terhadap Harga Saham
di Indonesia Tahun 2019-2020,”Jurnal Manajemen dan Organisasi,(2019-2020):35

Muktar Redy Susila,Mochamad Jamil,Bambang Hadi Santoso,”Analisis Dampak Covid-


19 dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Indeks Saham Bank Jatim Menggunakan Pendekatan
Regresi Time Series,”Jurnal Jambura of mathematic,Vol 4,No.2(2022):221

Nisa Alfira dkk,”Pengaruh Covid-19 terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
dan Nilai Tukar Rupiah,”Jurnal Ekonomi dan Keuangan & Bisnis Syariah’’,Vol 3 No.2 (2021)

Henny Saraswati,”Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Pasar Saham Di


Indonesia,”Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Dewantara”, 5 November 2020,

A. Abdurrahman, Ensiklopedia Ekonomi Keuangan dan Perdagangan, Jakarta, Pradnya


Paramita, 1991. Hal. 169

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta,
2008, Hal. 129
https://www.idx.co.id/id

https://www.bps.go.id/

You might also like