Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

Jurnal SCIENCETECH Vol 2 No 1April2016

PELUANG EKONOMI TANAMAN CIPLUKAN


(PHYSALIS ANGULATA L) SEBAGAI ABATE ALAMI

Wahyu Setya Ratri dan M. Th. Darini


Fakultas Pertanian
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta

ABSTRACT

Dengue shock system (DSS) is disease that is caused by virus and attacks the throm-
bosis of human being that may break the blood vessel and may cause death. This disease
is caused by mosquito named Aedes aegypty whose cycle is five years and its prolifera-
tion is very quickly (7 days). Preventive efforts that have been done so far is by relying
on chemical medicines by fogging and the use of Abate in which it may cause dependency
on it and residue of mosquitoes. The content of Abate that kills mosquito larva is
themephose, that is a compound organic phosphate which is the same as papain from
papaya (Carica papaya L). The content of this compound kills the growth of mosquito
larva by slowing down the rate of metabolism in their bodies. The content of compound
in Ciplukan (Physalis angulata L) plants is chosen because it does not contain residue on
the environments and, on the contrary, if is unintentionally drunk by people will minimize
the effect of suffering from diabetes.
This research used Ciplukan (Physalis angulata L) plant extract, particularly from
its leaves and stems because its content of alkaloid is more than the content of
themephose in Abate; that is 4.06 ppm and 1,56 ppm per 100 gram of the plant (Abate 1
ppm per 100 gram), so in term of activity it is proven that by using the leave extract can
kill the mosquito larva in shorter time, less than 24 hours with concentration 100%.
Meanwhile, in the stem solution, the percentage of the death of larva is almost the same
as the papaya solution, in which it takes less than 78 hours with concentration 100%. It
was supported by the result of test using CRD from which it was known that leave extract
has larger coefficient than stem extract. It means that the capability of the leave extract
(deviation standard 12.43s) is larger than the stem extract (deviation standard 7.2s).
Compared to the use of Abate, the average death of mosquito larva by using leave extract
is 26.9 larva per day and compared to the use of stem extract, the average death of mos-
quito larva is 3.93 larva per day.
Economically, we can save Rp 11.350,00/pack if we take Ciplukan leaves and stem
to be extracted in which it consists of 10 grams of Ciplukan leave and stem extract. If the
extract or natural Abate is sold, it will cost Rp 650,00/pack; it is more economical than
the price of chemical Abate in which price Rp 12.000,00/pack. From the calculation, it is
so profitable if we run business on it. We can get back our capital for one year, in which
the break event point (BEP) can be reached after selling 162 units which cost Rp
162.000,00 and the profit is more or less Rp 283.000,00/ each production.

Keywords: Ciplukan plant, themephose, alkaloid, leave and stem extract

PENDAHULUAN Salah satu daerah yang potensial endemic


Latar Belakang demam berdarah di Indonesia, adalah Yogya-
Demam berdarah atau lebih dikenal dengan karta, ternyata juga mengalami trend pening-
Demam Berdarah Denguage(DBD) merupakan katan kasus demam berdarah dari tahun ke ta-
penyakit yang menyerang sel darah merah dan hun dan perluasan daerah endemic baru. Hal ini
trombosit manusia, yang menyebabkan pen- dapat dilihat pada tabel berikut:
derita mengalami demam yang berahkir pada
syok yang menyebabkan kematian (Anonim,
2015).
128
Jurnal SCIENCETECH Vol 2 No 1 April 2016

Tabel 1: Data penderita demam berdarah di Yogya- b. 75 gram bagian tubuh tanaman dengan 100
karta lima tahun terahkir ml air, sehingga memperoleh konsentrasi
75%
Tahun  Total Jumlah Jml penderita
Penderita  meninggal  c. 50 gram bagian tubuh tanaman dengan 100
ml air, sehingga memperoleh konsentrasi
2011  12.597  84  50%
2012  18.906  45  d. 25 gram bagian tubuh tanaman dengan 100
ml air, sehingga memperoleh konsentrasi
2013  23.756  98  25%
2014  34.787  115  Kemudian hasil dimasukan dalam gelas pia-
la 1000 ml yang didalamnya sudah terdapat lar-
2015  20.899  114 
va nyamuk. Dihitung berapa jentik nyamuk
yang mati per minggunya pada masing-masing
Sumber: Diskes Yogyakarta (2015)
perlakuan. Hal tersebut diulang sebanyak tiga
Sebenarnya masalah utama dari penanggu-
kali, untuk mengetahui keefektifan ekstrak ter-
langan demam berdarah ada pada pemberanta-
sebut.
san sarang nyamuk yang lebih difokuskan pada
Variabel yang diuji 2, bagian tubuh tanaman
pemusnahan jentik-jentik nyamuk, karena
yaitu batang (S0) dan daun (S1) serta konsen-
dengan memutus siklus hidup nyamuk diharap-
trasi tanaman 100% (K1), 75% (K2), 50% (K3),
kan akan menekan laju perkembangan nyamuk
dan 25%, yang dapat dituliskan sebagai beri-
dewasa. Kecenderungan masyarakat umumnya
kut:
memberikan serbuk obat abate untuk mem-
S0K1: daun konsentrasi 100%
bunuh jentik nyamuk dan memakai obat nya-
S0K2: daun konsentrasi 75%
muk untuk membunuh nyamuk dewasa, me-
S0K3: daun konsentrasi 50%
nyebabkan ketergantungan pada obat kimiawi
S0K4: daun konsentrasi 25%
besar dan menyebabkan resistensi pada nya-
S1K1: batang konsentrasi 100%
muk.
S1K2: batang konsentrasi 75%
Kandungan abate yang mampu membunuh
S1K3: batang konsentrasi 50%
jentik nyamuk adalah themephos (phospat or-
S1K4: batang konsentrasi 25%
ganic) yang kandungan zat kimianya mirip
K0: control (abate)
dengan alkaloid. Untuk itu penulis mem-
pergunakan tanaman ciplukan (Physalis angu-
Bahan dan Alat Penelitian
lata L) sebagai pengganti abate secara alami.
Bahan : Akar, batang, dan daun Tanaman
Ciplukan, air, serta larva dari nyamuk Aedes
Tujuan Penelitian
aegypti yang diambil dari Laboratorium Para-
1. Mengetahui penggaruh bagian tubuh tana-
sitologi Fakultas Kedokteran UGM
man ciplukan (daun dan batang) terhadap
Alat: gelas ukur 1000 mL (27 buah), blender,
pertumbuhan jentik nyamuk
saringan, pengaduk, penjepit, baskom, dan kain
2. Mengetahui konsentrasi ekstrak tanaman
strimin
cipukan yang berpengaruh terhadap per-
tumbuhan jentik nyamuk
Lokasi dan Waktu Penelitian
3. Mengkaji secara agribisnis peluang tana-
Ekstrak diujikan terlebih dahulu ke Labora-
man ciplukan sebagai larvasida alami
torium Penelitian dan Pengujian (LPPT) Uni-
dengan mencari keuntungan yang di-
versitas Gajah Mada selama 1 – 2 minggu, un-
peroleh dari penjualan ekstrak tanaman
tuk memperoleh uji kandungan alkaloid.
Kemudian setelah memperoleh hasil kandungan
METODE PENELITIAN
terbanyak alkaloid, di Laboratorium Kultur
Jenis Penelitian
Jaringan dan Green House Fakultas Pertanian
Pembuatan ekstrak dari bagian batang dan
UST. Penelitian ini dilakukan selama 5 (lima)
daun untuk membuat larutan dengan per-
dengan melihat dan mengamati pengaruh
bandingan:
ekstrak pada konsentrasi tertentu dengan mat-
a. 100 gram bagian tubuh tanaman dengan
inya larva nyamuk Aedes aegypti.
100 ml air, sehingga memperoleh konsen-
trasi 100%

129
Jurnal SCIENCETECH Vol 2 No 1April2016

Analisa Data d. Margin penjualan (MP) adalah ekspektasi


Setelah diperoleh data kemudian dimasukan keuntungan yang diperoleh ketika kita
dalam variable bebas dan terikat. Sebagai varia- memproduksi suatu barang, yang dihitung
ble bebas jumlah larva yang mati karena dari hasil bagi biaya variable dengan
pengaruh penggunaan abate dan ekstrak tana- jumlah barang yang diproduksi
man ciplukan (batang dan daun), sedangkan e. Harga jual (P) adalah harga yang kita ke-
variable terikat dosis penggunaan abate terhadap nakan ke konsumen ketika kita menjual
konsentrasi pada ekstrak tanaman ciplukan. Se- suatu barang, yang dapat dihitung dari
dangkan variable pengganggu adalah suhu, pH biayavariable ditambah dengan margin
air, dan variant larva. Sehingga dapat dituliskan penjualan
dalam bentuk persamaan: f. Pendapatan (Revenue) adalah hasil kali
dari harga jual dengan banyaknya barang
Y = S0K1a S0K2a S0K3a S0K4a S1K1a yang dijual
S1K2a S1K3a S1K4aK0 g. Keuntungan (Π) adalah selisih dari penda-
Dimana patan dengan total biaya yang dikeluarkan
Y = pengaruh pemberian abate dan ekstrak selama proses produksi
tanaman ciplukan Sehingga dapat dirumuskan:
K0 = control, larva pada larutan abate TFC = { X І X1, X2}
S0 dan S1 = variable terikat, dimana larva
mendapat perlakuan ekstrak daun dan batang TVC = { X І X1, X2, X3, X4, X5 }
K1 –K4 = variable terikat, dimana larva
TC = TFC + TVC
mendapat perlakuan beda konsentrasi
Data yang diperoleh dimasukan dalam ru-
mus dan diuji dengan menggunakan SPSS versi MP =
3.0 dengan uji CRD untuk uji distribusi (normal/
tidak normal). Kemudian dianalisa secara dis-
HPP = TVC + MP = TVC +
kriptif analitik. Larva yang dihitung adalah
jumlah larva yang mati karena perlakuan baik R=PxQ
dengan ABATE atau dengan ekstrak tanaman Π = R – TC
ciplukan
Kemudian dikaji dengan perhitungan agri-
bisnis sederhana, dengan memperhitungkan ke- PEMBAHASAN
untungan yang diperoleh dari pembuatan 1 kg Ciri Morfologi Tanaman Ciplukan
tanaman segar kemudian dikeringkan dan dibuat Ceplukan atau ciplukan dikenal dengan
ekstrak. Setelah itu dibungkus menjadi ekstrak berbagai nama daerah (lokal) seper-
yang kecil-kecil sebesar the celup yang siap pa- ti keceplokan, ciciplukan (Jawa), nyornyoran,
kai. yoryoran, (Madura), cecendet, cecendetan, ce-
Komponen dalam pengujian keuntungan ini, cenetan (Sunda), kopok-kopokan, kaceplokan,
antara lain dengan komponen: angket (Bali), leletep (sebagian Sumatra), lele-
a. Biaya tetap (TFC) adalah biaya yang selalu tokan (Minahasa), Kenampok, dedes (Sasak),
kita keluarkan selama proses produksi dan lapunonat (Tanimbar, Seram), daun kopo-kopi,
besarnya dan komponennya, meliputi: tana- daun loto-loto, padang rase, dagameme,
man ciplukan dan larva nyamuk angket, dededes, daun boba, dan lain-lain. Da-
b. Biaya variable (TVC) adalah biaya yang lam bahasa Inggris dikenal sebagai cutleaf
tidak selalu kita keluarkan selama proses groundcherry, wild tomato, camapu, danwinter
produksi, tetapi besar dan komponennya cherry. Sedangkan dalam bahasa ilmiah (latin)
berubah-ubah meliputi: pembelian disebut sebagai Physalis angulata yang bersi-
peralatan, uji laboratorium, biaya tenaga nonim dengan Physalis minima dan Physalis
kerja, biaya peralatan, dan biaya pembuatan peruviana.  
ekstrak Daun ceplukan berbentuk bulan telur
c. Biaya total (TC) adalah seluruh biaya yang dengan ujungnya yang meruncing. Tepi
dikeluarkan selama proses produksi, meli- daun terkadang rata terkadang tidak
puti: biaya tetap dan biaya variable dengan panjang daun antara 5-15 cm dan
lebar 2-10 cm.  

130
Jurnal SCIENCETECH Vol 2 No 1 April 2016

Bunga ceplukan (Physalis angulata) ter- dan stearat (biji), alkaloid (akar), Chlorogenik
dapat di ketiak daun, dengan tangkai tegak acid (batang dan daun), tannin (buah), kripto-
berwarna keunguan dan dengan ujung bunga xantin (buah), vitamin C dan gula (buah).
yang mengangguk. Kelopak bunga berbagi li- Ceplukan dapat dimanfaatkan sebagai anti-
ma, dengan taju yang bersudut tiga dan hiperglikemi, antibakteri, antivirus, imunostim-
meruncing. Mahkota bunga menyerupai lon- ulan dan imunosupresan (imunomodulator),
ceng, berlekuk lima berwarna kuning muda antiinflamasi, antioksidan, analgesik, dan si-
dengan noda kuning tua dan kecoklatan di le- totoksik. Juga sebagai peluruh air seni
her bagian dalam. Benang sari berwarna (diuretic), menetralkan racun, meredakan batuk,
kuning pucat dengan kepala sari biru muda. mengaktifkan fungsi kelenjar-kelenjar tubuh
Buah ciplukan (Physalis angulata) terdapat dan anti tumor.
dalam bungkus kelopak yang menggelembung Selain itu pemanfaatan tanaman ciplukan
berbentuk telur berujung meruncing berwarna (Physalis angulata L) oleh masyarakat
hijau muda kekuningan, dengan rusuk digunakan sebagai obat cacing dan penurun
keunguan, dengan panjang sekitar 2-4 cm. demam (akar), penyembuhan patah tulang,
Buah buni di dalamnya berbentuk bulat me- busung air, bisul, borok, keseleo, dan nyeri pe-
manjang berukuran antara 1,5-2 cm dengan rut (daun), dan mengobati epilepsy serta penya-
warna kekuningan jika masak. Rasa buah ci- kit kuning (buah), sedangkan pada batang be-
plukan manis dan kaya manfaat sebagai herbal. lum diperoleh data penelitian yang akurat
Tanaman ini mempunyai klasifikasi se- (Anonim, 2015). Sebenarnya penelitian tentang
bagai berikut: tanaman ini sudah dilakukan oleh beberapa
Kingdom : Plantae orang di manca negara, misalnya oleh Baedowi
Devisi : Spermatophyta (1998) yang melakukan penelitian terhadap
Sub devisi : Angiospermae tanaman ini secara in vivo dan in vitro pada
Kelas : Dicotyledonnae mencit yang memperoleh data bahwa ekstrak
Ordo : Solanes daun ciplukan memiliki aktivitas sebagai anti-
Famili : Solanaceae hiperglikemi, antiinflamasi, dan sitotoksi pada
Genus : Physialis hewan. Sedangkan penelitian yang dilakukan
Spesies : Physalis angulata L oleh Januario, et al (2000) menguji aktivitas
(Anonim, 2015) antimikroba ekstrak tanaman ini yang terdiri
dari fisalin B, D, dan F untuk menghambat bak-
Budidaya Tanaman Ciplukan teri Mycrobacterium tubercolosis H37Rv
Pohon ceplukan diduga berasal dari daerah menunjukan bahwa KHM (Kadar Hambat Mini-
tropis Amerika dan tersebar ke berbagai kawa- mum) sebesar 32µg.mL-1, sehingga diduga
san di Amerika, Pasifik, Australia, dan Asia fisalin pada tanaman ini berperan penting pada
termasuk Indonesia. Di Indonesia, ciplukan aktivitas penghambat mikroba.
tumbuh secara alami di semak-semak dekat Dari hasil percobaan yang dilakukan oleh
pemukiman hingga pinggiran hutan. Tumbuhan Priyantoro (2011) menggunakan daun ciplukan
yang kaya manfaat sebagai obat-obatan terhadap relaksasi otot terpisah pada marmut
(herbal) ini mampu hidup hingga ketinggian didapatkan bahwa pemberian ekstrak daun ci-
1.600 meter dpl. plukan pada sediaan terpisah trakea marmut
yang sudah dikontraksikan dengan histamin
Pemanfaatan Tanaman Ciplukan akan menurunkan kontraksi (menyebabkan
Daun Ciplukan (Physalis angulata) ber- relaksasi). Setelah dilakukan analisa data
manfaat sebagai obat penyembuhan patah tu- dengan menggunakan uji  parametrik anova
lang, busung air, bisul, borok, penguat jantung, didapatkan hasil bahwa ekstrak daun ciplukan 
keseleo, nyeri perut, dan kencing nanah. Se- menyebabkan relaksasi otot polos trakea
dangkan buah ciplukan sendiri sering dimakan terpisah marmut secara  bermakna. Setelah
langsung untuk mengobati epilepsi, sulit buang dibandingkan satu persatu efek masing-masing 
air kecil, dan penyakit kuning. Pada pohon dosis ekstrak daun ciplukan terhadap respon
ceplukan mengandung senyawa-senyawa aktif relaksasi  otot polos trakea, antara dosis I (0,3
yang antara lain saponin (pada tunas), flavo- %), dosis II (0,5 %) dan dosis  III (0,7%), tern-
noid (daun dan tunas), polifenol, dan fisalin yata efek relaksasi otot polos trakea yang  ber-
(buah), Withangulatin A (buah), asam palmitat makna adalah dosis II dan dosis III.  

131
Jurnal SCIENCETECH Vol 2 No 1April2016

Hal ini menunjukkan bahwa yang mulai Virsawan menggunakan papain, karena
menimbulkan relaksasi trakea adalah ekstrak  cara kerja papain bersifat menghambat pertum-
daun ciplukan dosis II (0,5% ). Dari uji korelasi buhan larva nyamuk dengan cara memecah
regresi didapatkan  adanya hubungan antara do- protein-protein penting yang diperlukan untuk
sis ekstrak daun ciplukan dengan besarnya efek pertumbuhan dan perkembangan larva nya-
relaksasi otot polos trakea marmut yang ber- muk. Sehingga cara kerja papain ini mirip
makna (r = - 0,770; p< 0,05 ). Hal ini menunjuk- dengan temephose pada abate.
kan bahwa efek relaksasi  yang terjadi benar- Takeshi (1981) dalam RESEACHER FOR
benar merupakan akibat dari pemberian  ekstrak THE PLANT TO MADE NATURAL INSECT
etanol daun ciplukan (Priyantoro, 2011).  Pada EFFECT, menuliskan bahwa ciri tanaman
penelitian Efendi (1998) Physalis minima L yang mampu menjadi insektisida alami adalah
diketahui  mengandung atropin dan skopolamin mempunyai kandungan senyawa antifitopato-
(6). Atropin menyebabkan terjadinya hambatan genik, kedua mempunyai kandungan senyawa
pada reseptor kolinergik, dengan menduduki fitotoksik, dan ketiga mempunyai kandungan
reseptor M3 akan terjadi hambatan dari agonis senyawa aktif antifidan dan rapelan. Dari keti-
M3 dengan reseptornya. Hal ini akan mengham- ga jenis senyawa tersebut oleh Asikin (2012)
bat enzim fosfolipase C yang semestinya diak- tanaman ciplukan dikategorikan sebagai tana-
tifkan oleh agonis M3. Hambatan fosfolipase C man yang bisa diindikasikan sebagai tanaman
ini, menyebabkan perubahan dari fosfatidil ino- untuk insektisida karena mengandung alkaloid
sitol bifosfat (PIP2) menjadi inositol trifosfat dan saponin sebagai senyawa fitotoksik dan
(IP3) dan diasil gliserol (DAG) tidak terjadi. antifidan yang bersifat menghambat pengambi-
Kerja dari IP3 menyebabkan pelepasan Ca2+ lan udara untuk bernafas karena mengandung
dari  endoplasmik retikulum sedangkan DAG fosfat alami.
yang bekerja membuka  gerbang Ca2+ me-
nyebabkan peningkatan influk dari Ca2+,  pen- HASIL PENELITIAN
ingkatan kadar Ca2+ inilah yang menyebabkan Dari hasil uji laboratorium yang dilakukan
terjadinya  kontraksi otot polos jalan nafas. di Lembaga Pengkajian dan Penerapan
Hambatan pembentukan IP3 dan  DAG, me- Teknologi Universitas Gajah Mada (LPPT
nyebabkan semua mekanisme yang disebutkan UGM) diketahui bahwa kandungan alkaloid
di atas  tidak akan terjadi sehingga terjadi terbanyak ada pada daun tanaman ciplukan,
relaksasi dari otot polos saluran  nafas (7,11).  yang dapat dilihat pada tabel 2 berikut:
Berdasar penelitian ini diduga daun ciplukan
bekerja  sebagai antikholinergik, namun masih Tabel 2: Kandungan alkaloid pada bagian
perlu diteliti lebih lanjut karena pada penelitian tanaman ciplukan
ini yang digunakan berupa ekstrak kasar  dan
efek relaksasi yang terjadi setelah stimulasi oleh Bagian tanaman  Kandungan alkaloid (ppm) 
histamine. Akar  0.78 
Menurut Hariana (2014) dalam penelitiann-
Batang  1.56 
ya mengenai khasiat Ciplukan dalam obat-
obatan diperoleh bahwa tanaman ini mengan- Daun  4.06 
dung chlorogenic acid, asam malat, asam sitrun, Sumber: Hasil uji LPPT (2015)
alkaloid, tannin, kriptocatin, gula, vitamin C dan
elardic acid yang berfungsi sebagai obat ayan, Berdasarkan hasil uji laboratorium yang
analgenik, bisul, peluruh air seni, penetral ra- dilakukan di LPPT UGM maka dilakukan pen-
cun, mengaktifkan fungsi kelenjar tubuh, sakit gujian dengan menggunakan ekstrak daun dan
tenggorokan, batu ginjal, pembengkakan perut, batang yang mempunyai kandungan alkaloid
influenza, kencing manis, dan sakit paru-paru. lebih dari 1 ppm pada berat 100 gram tanaman
ciplukan (pada abate diketahui kandungan
Penelitian Tentang Larvasida Alami themphose sebesar 1 ppm per 100 gram). Dari
Virsawan (2006) menggunakan daun papa- pengujian dengan mempergunakan sampel 20
ya menyatakan bahwa kandungan papain mam- nyamuk pada 1000 mL air yang didalamnya
pu menghambat pertumbuhan nyamuk sebesar terdapat ekstrak daun dan batang tanaman ci-
50 % pada 24 jam pertama dan pada 48 jam plukan, dapat dilihat pada gambar 1, 2, dan 3:
berikutnya mampu menghambat pertumbuhan
nyamuk sebesar 89%.
132
Jurnal SCIENCETECH Vol 2 No 1 April 2016

Gambar 1: Prosentase jumlah larva nyamuk yang lebih luas, sehingga pengaruh ekstrak lebih la-
mati pada ekstrak daun ma dibandingkan dengan volume air yang sedi-
kit.
Rata-rata kecepatan matinya nyamuk ku-
rang dari 48 jam untuk ekstrak daun dan 72 jam
untuk ekstrak batang. Untuk konsentrasi tidak
murni (75%, 50%, dan 25%) dibutuhkan waktu
lebih dari 108 jam untuk masing-masing
ekstrak. Dari hasil penelitian dengan
menggunakan uji CRD dengan dua variable
yang berbeda dapat dilihat pada table 6 berikut

Tabel 2: Hasil uji regresi membandingkan


Gambar 2: Prosentase jumlah larva nyamuk yang ekstrak daun dan batang
mati pada ekstrak batang Konsen- Jenis Larvasida 
trasi  Ekstrak batang  Ekstrak Daun 
N  Sim- Re- N  Sim- Re-
pangan rata  pangan rata 
baku  baku 

100  20  7.2s  3.9 20  12.43s  26.9 


75  20  6.24ns  0.6 20  7.57ns  9.70 


50  20  4.30ns  0.9 20  1.34ns  1.75 


25  20  3.12ns  0.3 20  1.82ns  2.07 



 
 
Gambar 3: Perbandingan prosentase ekstrak batang Dari tabel 2 diketahui bahwa pada ekstrak
dan daun pada kematian larva daun mempunyai koefisien lebih besar dari
ekstrak akar, artinya bahwa kemampuan mem-
bunuh ekstrak daun lebih besar daripada ekstrak
akar dibandingkan dengan abate. Secara nyata
disimpulkan bahwa abate mampu digantikan
dengan tanaman ciplukan terutama pada daunn-
ya. Sehingga peluang tanaman ciplukan sebagai
pengganti abate terbukti.
Rerata kematian larva nyamuk pada ekstrak
daun terbesar yaitu 26.89% dibandingkan
dengan ekstrak batang pada konsentrasi yang
sama. Berarti kandungan alkaloid yang terkan-
dung dalam ekstrak daun merupakan komponen
Sumber: hasil olah data (2015) utama yang bisa menggantikan thempose pada
abate, dengan kandungan residu yang kecil, se-
Pada gambar dapat diperoleh hasil bahwa hingga tidak berbahaya bagi mahluk hidup khu-
kecepatan kematian larva nyamuk terbanyak susnya manusia.
pada konsentrasi 100% dan pada ekstrak daun, Secara ekonomis, tanaman ciplukan mampu
baik yang konsentrasi 100% hingga konsentra- dibuat menjadi abate dan menguntungka,karena
si 25%. Dari tabel 2 sampai 5 dapat dilihat belum banyak dibudidayakan, sehingga mampu
bahwa kemampuan larva nyamuk untuk ber- membuka peluang budidaya tanaman ini baik
tahan dari pengaruh ekstrak batang tanaman untuk tanaman hias atau tanaman obat keluarga
ciplukan lebih lama dibandingkan dengan (toga). Selain itu tanaman ini tidak membutuh-
ekstrak daun. Hal ini dikarenakan volume air kan syarat tertentu untuk tumbuhnya, sehingga
yang ditambah menyebabkan larva mempunyai bisa ditanam dimana saja dan mudah me-
kemampuan untuk berenang mencari udara rawatnya.
133
Jurnal SCIENCETECH Vol 2 No 1April2016

Perhitungan sederhana tanaman ini untuk Untuk menentukan harga jual (HPP) =
digunakan sebagai abate alami, sebagai berikut:

Tabel 3: Perhitungan ekonomi peluang penggunaan = = Rp 645,83 ≈ Rp


tanaman ciplukan sebagai abate 650,00
Ket- Jumlah  Umur Harga Total BEP untuk menentukan unit penjualan =
erangan  (th / hr)  beli (Rp) 
(Rp) 
Biaya tetap (TFC) 
= =
Blender  1 buah  3 th  150.000  150.000  161,58≈162 unit
BEP untuk menentukan nilai penjualan =
Label  100 1 th  2000  200.000 
lembar 
Kantung the  100 1 th  4500  450.000 
kantong 
= =
Ayakan  1 buah  2 th  7000  7.000  161.402,02
= Rp 162.000,00
Sendok  2 buah  5 th  6.000  12.000 

Total  819.000  IRR produksi = = =


1.162 . IRR > 0, artinya layak untuk diproduksi
Beaya variable (TVC)  Keuntungan = (800 x Rp 1000) – (517.000)
Daun ci- 5 kg  1 hr  10.000  50.000 
= Rp 283.000
plukan 
Batang ci- 5 kg  1 hr  10.000  50.000  Dari segi ekonomis, dibandingkan dengan
plukan  abate biasa ekstrak daun tanaman ciplukan
Tenaga kerja  2 orang  1 hr  10.000  20.000  lebih murah harganya berarti masyarakat bisa
Biaya perjal- 1 hari  1 hr  100.000  100.000 
menghemat pengeluaran untuk membeli abate
anan  bahkan masyarakat bisa memperoduksi abate
Biaya pro- 1 kali  1 kali  125.000  125.000  alami dengan cara home industry.
mosi  Dosis yang digunakan untuk memproduksi
Total  445.000  abate alami sama dengan dosis pada abate
kimia, yaitu 10 gram/1 Lt air, tetapi pada abate
alami tidak menimbulkan efek samping apabila
Dari tabel 3, dapat dihitung berapa besarnya terminum .
pengeluaran dan pendapatan dari berusaha abate
alami dengan menggunakan tanaman ciplukan: KESIMPULAN DAN SARAN
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan:
Biaya tetap yang dikeluarkan / bulan = 1. Kandungan alkaloid terbesar ada pada
= Rp 68.250,00 daun, sebesar 4,06 sehingga kemampuan
Biaya penyusutan jika penyusutan peralatan ekstrak daun sebagai larvasida alami lebih
sebesar 5% = 819.000 x 5% = Rp 40.950,00 besar dari ekstrak akar maupun batang.
Total biaya tetap yang dikeluarkan per bulan: 2. Rerata kematian larva nyamuk pada 24 jam
(819.000 + 40.950.000) / 12 = Rp 71.662,5 pertama, sehingga paling effektif
Total biaya tetap yang dikeluarkan (TFC) = Rp digunakan sebagai larvasida alami
72.000,00 dibandingkan dengan abate pada konsen-
Total biaya yang dikeluarkan (TC) = total biaya trasi 100%. Pada konsentrasi 75% sampai
tetap + total biaya variable 25% rata-rata nyamuk mati lebih dari 3
= 72.000 + 445.000 = Rp 517.000,00 hari, dikarenakan semakin rendah konsen-
Jika dalam 1 kali produksi menghasilkan 100 trasi, kemampuan membunuh larva nya-
kantong, dimana dalam 1 minggu ada 2 (dua) muk makin kecil, dikarenakan banyaknya
kali produksi, maka dalam 1 bulan larutan dibandingkan dengan pelarut.
menghasilkan 800 kantong 3. Jika dibandingkan dengan Virsawan yang
menggunakan tanaman papaya, kematian
larva nyamuk yang berada di larutan daun

134
Jurnal SCIENCETECH Vol 2 No 1 April 2016

lebih cepat, yaitu pada papaya membutuh- DAFTAR PUSTAKA


kan waktu 48 jam dengan konsentrasi 89
%, sedangkan pada daun kurang dari 24 Anonim, 2015, Waspadai Penyebaran Wabah
jam dengan konsentrasi 100%. Sedangkan DBD, Kedaulatan Rakyat Jumat Legi 13
pada larutan batang prosentase kematian Maret 2015, hal 4
larva nyamuk hampir sama dengan larutan Anonim, 2015, CCR (Cancer Chemoprevention
papaya. Sehingga dapat dikatakan kan- Research Center) UGM : Ciplukan
dungan alkaloid pada daun dan batang ci- (Physalis angulata L), diakses dari http: //
plukan lebih besar konsentrasi daripada ccrc.farmasi.ugm.ac.id/?page_id=193 pada
pada papaya 5 Maret 2015, halaman 1 dan 2
4. Tanaman ciplukan berpeluang mengganti- Asikin, 2012, Daftar Tumbuhan Sebagai Bahan
kan abate karena mengandung 4.06 ppm Pestisida Nabati / Organik, diakses dari
alkaloid lebih besar dari abate 1.00 ppm http: okemms.blongspot / 2012/ 04 / daftar-
temephose tumbuhan-sebagai-bahan-pestisida-organik,
5. Tanaman ciplukan berpeluang sebagai pada 5 Maret 2015, halaman 1
abate alami karena harganya murah (Rp Baedowi, 1998, Tumbuhan Glikogen Dalam
650 / bungkus) dibandingkan dengan abate Hepatosit dan Kegiatan Sel Beta Insula Pan-
6. Tingkat residu lebih kecil dari abate, kare- ceatis Tikus Putih \Akibat Pemberian
na phosphate yang terkandung dalam alka- Ekstrak Daun Ciplukan, Penelitian Tana-
loid mudah terurai dalam tubuh. man Obat Indonesia, \Departemen
Kesehatan RI, hal 139
Saran Januario, 2000, Pengaruh Ekstrak Batang Ci-
Penelitian ini perlu perbaikan, terutama dari plukan (Physalis angulata L) pada Pertum-
segi daya dukung tanaman yang susah di- buhan Microbacterium Tubercolosis, De-
peroleh, sehingga perlu dibuka usahatani tana- partemen Kesehatan RI, hal 56
man ciplukan, serta untuk penyempurnaan per- Takeshi, 1981, Reseacer For The Plant to Made
lu dilakukan packing yang lebih baik sehingga Natural Insect Effec, Farmakologi Depart-
menarik untuk dibeli. ment, Chiba University, Tokyo, hal 234
Veriswan, Ivan, 2006, Perbandingan Efektivitas
ABATE Dengan Papain Dalam Mengham-
bat Pertumbuhan Larva Aedes aegypti,
Skripsi Fakultas Kedokteran UNDIP SE-
MARANG (tidak dipublikasikan), hal 56-
58

135

You might also like