Professional Documents
Culture Documents
Ayu Fitri,+journal+manager,+9.wahyu
Ayu Fitri,+journal+manager,+9.wahyu
ABSTRACT
Dengue shock system (DSS) is disease that is caused by virus and attacks the throm-
bosis of human being that may break the blood vessel and may cause death. This disease
is caused by mosquito named Aedes aegypty whose cycle is five years and its prolifera-
tion is very quickly (7 days). Preventive efforts that have been done so far is by relying
on chemical medicines by fogging and the use of Abate in which it may cause dependency
on it and residue of mosquitoes. The content of Abate that kills mosquito larva is
themephose, that is a compound organic phosphate which is the same as papain from
papaya (Carica papaya L). The content of this compound kills the growth of mosquito
larva by slowing down the rate of metabolism in their bodies. The content of compound
in Ciplukan (Physalis angulata L) plants is chosen because it does not contain residue on
the environments and, on the contrary, if is unintentionally drunk by people will minimize
the effect of suffering from diabetes.
This research used Ciplukan (Physalis angulata L) plant extract, particularly from
its leaves and stems because its content of alkaloid is more than the content of
themephose in Abate; that is 4.06 ppm and 1,56 ppm per 100 gram of the plant (Abate 1
ppm per 100 gram), so in term of activity it is proven that by using the leave extract can
kill the mosquito larva in shorter time, less than 24 hours with concentration 100%.
Meanwhile, in the stem solution, the percentage of the death of larva is almost the same
as the papaya solution, in which it takes less than 78 hours with concentration 100%. It
was supported by the result of test using CRD from which it was known that leave extract
has larger coefficient than stem extract. It means that the capability of the leave extract
(deviation standard 12.43s) is larger than the stem extract (deviation standard 7.2s).
Compared to the use of Abate, the average death of mosquito larva by using leave extract
is 26.9 larva per day and compared to the use of stem extract, the average death of mos-
quito larva is 3.93 larva per day.
Economically, we can save Rp 11.350,00/pack if we take Ciplukan leaves and stem
to be extracted in which it consists of 10 grams of Ciplukan leave and stem extract. If the
extract or natural Abate is sold, it will cost Rp 650,00/pack; it is more economical than
the price of chemical Abate in which price Rp 12.000,00/pack. From the calculation, it is
so profitable if we run business on it. We can get back our capital for one year, in which
the break event point (BEP) can be reached after selling 162 units which cost Rp
162.000,00 and the profit is more or less Rp 283.000,00/ each production.
Tabel 1: Data penderita demam berdarah di Yogya- b. 75 gram bagian tubuh tanaman dengan 100
karta lima tahun terahkir ml air, sehingga memperoleh konsentrasi
75%
Tahun Total Jumlah Jml penderita
Penderita meninggal c. 50 gram bagian tubuh tanaman dengan 100
ml air, sehingga memperoleh konsentrasi
2011 12.597 84 50%
2012 18.906 45 d. 25 gram bagian tubuh tanaman dengan 100
ml air, sehingga memperoleh konsentrasi
2013 23.756 98 25%
2014 34.787 115 Kemudian hasil dimasukan dalam gelas pia-
la 1000 ml yang didalamnya sudah terdapat lar-
2015 20.899 114
va nyamuk. Dihitung berapa jentik nyamuk
yang mati per minggunya pada masing-masing
Sumber: Diskes Yogyakarta (2015)
perlakuan. Hal tersebut diulang sebanyak tiga
Sebenarnya masalah utama dari penanggu-
kali, untuk mengetahui keefektifan ekstrak ter-
langan demam berdarah ada pada pemberanta-
sebut.
san sarang nyamuk yang lebih difokuskan pada
Variabel yang diuji 2, bagian tubuh tanaman
pemusnahan jentik-jentik nyamuk, karena
yaitu batang (S0) dan daun (S1) serta konsen-
dengan memutus siklus hidup nyamuk diharap-
trasi tanaman 100% (K1), 75% (K2), 50% (K3),
kan akan menekan laju perkembangan nyamuk
dan 25%, yang dapat dituliskan sebagai beri-
dewasa. Kecenderungan masyarakat umumnya
kut:
memberikan serbuk obat abate untuk mem-
S0K1: daun konsentrasi 100%
bunuh jentik nyamuk dan memakai obat nya-
S0K2: daun konsentrasi 75%
muk untuk membunuh nyamuk dewasa, me-
S0K3: daun konsentrasi 50%
nyebabkan ketergantungan pada obat kimiawi
S0K4: daun konsentrasi 25%
besar dan menyebabkan resistensi pada nya-
S1K1: batang konsentrasi 100%
muk.
S1K2: batang konsentrasi 75%
Kandungan abate yang mampu membunuh
S1K3: batang konsentrasi 50%
jentik nyamuk adalah themephos (phospat or-
S1K4: batang konsentrasi 25%
ganic) yang kandungan zat kimianya mirip
K0: control (abate)
dengan alkaloid. Untuk itu penulis mem-
pergunakan tanaman ciplukan (Physalis angu-
Bahan dan Alat Penelitian
lata L) sebagai pengganti abate secara alami.
Bahan : Akar, batang, dan daun Tanaman
Ciplukan, air, serta larva dari nyamuk Aedes
Tujuan Penelitian
aegypti yang diambil dari Laboratorium Para-
1. Mengetahui penggaruh bagian tubuh tana-
sitologi Fakultas Kedokteran UGM
man ciplukan (daun dan batang) terhadap
Alat: gelas ukur 1000 mL (27 buah), blender,
pertumbuhan jentik nyamuk
saringan, pengaduk, penjepit, baskom, dan kain
2. Mengetahui konsentrasi ekstrak tanaman
strimin
cipukan yang berpengaruh terhadap per-
tumbuhan jentik nyamuk
Lokasi dan Waktu Penelitian
3. Mengkaji secara agribisnis peluang tana-
Ekstrak diujikan terlebih dahulu ke Labora-
man ciplukan sebagai larvasida alami
torium Penelitian dan Pengujian (LPPT) Uni-
dengan mencari keuntungan yang di-
versitas Gajah Mada selama 1 – 2 minggu, un-
peroleh dari penjualan ekstrak tanaman
tuk memperoleh uji kandungan alkaloid.
Kemudian setelah memperoleh hasil kandungan
METODE PENELITIAN
terbanyak alkaloid, di Laboratorium Kultur
Jenis Penelitian
Jaringan dan Green House Fakultas Pertanian
Pembuatan ekstrak dari bagian batang dan
UST. Penelitian ini dilakukan selama 5 (lima)
daun untuk membuat larutan dengan per-
dengan melihat dan mengamati pengaruh
bandingan:
ekstrak pada konsentrasi tertentu dengan mat-
a. 100 gram bagian tubuh tanaman dengan
inya larva nyamuk Aedes aegypti.
100 ml air, sehingga memperoleh konsen-
trasi 100%
129
Jurnal SCIENCETECH Vol 2 No 1April2016
130
Jurnal SCIENCETECH Vol 2 No 1 April 2016
Bunga ceplukan (Physalis angulata) ter- dan stearat (biji), alkaloid (akar), Chlorogenik
dapat di ketiak daun, dengan tangkai tegak acid (batang dan daun), tannin (buah), kripto-
berwarna keunguan dan dengan ujung bunga xantin (buah), vitamin C dan gula (buah).
yang mengangguk. Kelopak bunga berbagi li- Ceplukan dapat dimanfaatkan sebagai anti-
ma, dengan taju yang bersudut tiga dan hiperglikemi, antibakteri, antivirus, imunostim-
meruncing. Mahkota bunga menyerupai lon- ulan dan imunosupresan (imunomodulator),
ceng, berlekuk lima berwarna kuning muda antiinflamasi, antioksidan, analgesik, dan si-
dengan noda kuning tua dan kecoklatan di le- totoksik. Juga sebagai peluruh air seni
her bagian dalam. Benang sari berwarna (diuretic), menetralkan racun, meredakan batuk,
kuning pucat dengan kepala sari biru muda. mengaktifkan fungsi kelenjar-kelenjar tubuh
Buah ciplukan (Physalis angulata) terdapat dan anti tumor.
dalam bungkus kelopak yang menggelembung Selain itu pemanfaatan tanaman ciplukan
berbentuk telur berujung meruncing berwarna (Physalis angulata L) oleh masyarakat
hijau muda kekuningan, dengan rusuk digunakan sebagai obat cacing dan penurun
keunguan, dengan panjang sekitar 2-4 cm. demam (akar), penyembuhan patah tulang,
Buah buni di dalamnya berbentuk bulat me- busung air, bisul, borok, keseleo, dan nyeri pe-
manjang berukuran antara 1,5-2 cm dengan rut (daun), dan mengobati epilepsy serta penya-
warna kekuningan jika masak. Rasa buah ci- kit kuning (buah), sedangkan pada batang be-
plukan manis dan kaya manfaat sebagai herbal. lum diperoleh data penelitian yang akurat
Tanaman ini mempunyai klasifikasi se- (Anonim, 2015). Sebenarnya penelitian tentang
bagai berikut: tanaman ini sudah dilakukan oleh beberapa
Kingdom : Plantae orang di manca negara, misalnya oleh Baedowi
Devisi : Spermatophyta (1998) yang melakukan penelitian terhadap
Sub devisi : Angiospermae tanaman ini secara in vivo dan in vitro pada
Kelas : Dicotyledonnae mencit yang memperoleh data bahwa ekstrak
Ordo : Solanes daun ciplukan memiliki aktivitas sebagai anti-
Famili : Solanaceae hiperglikemi, antiinflamasi, dan sitotoksi pada
Genus : Physialis hewan. Sedangkan penelitian yang dilakukan
Spesies : Physalis angulata L oleh Januario, et al (2000) menguji aktivitas
(Anonim, 2015) antimikroba ekstrak tanaman ini yang terdiri
dari fisalin B, D, dan F untuk menghambat bak-
Budidaya Tanaman Ciplukan teri Mycrobacterium tubercolosis H37Rv
Pohon ceplukan diduga berasal dari daerah menunjukan bahwa KHM (Kadar Hambat Mini-
tropis Amerika dan tersebar ke berbagai kawa- mum) sebesar 32µg.mL-1, sehingga diduga
san di Amerika, Pasifik, Australia, dan Asia fisalin pada tanaman ini berperan penting pada
termasuk Indonesia. Di Indonesia, ciplukan aktivitas penghambat mikroba.
tumbuh secara alami di semak-semak dekat Dari hasil percobaan yang dilakukan oleh
pemukiman hingga pinggiran hutan. Tumbuhan Priyantoro (2011) menggunakan daun ciplukan
yang kaya manfaat sebagai obat-obatan terhadap relaksasi otot terpisah pada marmut
(herbal) ini mampu hidup hingga ketinggian didapatkan bahwa pemberian ekstrak daun ci-
1.600 meter dpl. plukan pada sediaan terpisah trakea marmut
yang sudah dikontraksikan dengan histamin
Pemanfaatan Tanaman Ciplukan akan menurunkan kontraksi (menyebabkan
Daun Ciplukan (Physalis angulata) ber- relaksasi). Setelah dilakukan analisa data
manfaat sebagai obat penyembuhan patah tu- dengan menggunakan uji parametrik anova
lang, busung air, bisul, borok, penguat jantung, didapatkan hasil bahwa ekstrak daun ciplukan
keseleo, nyeri perut, dan kencing nanah. Se- menyebabkan relaksasi otot polos trakea
dangkan buah ciplukan sendiri sering dimakan terpisah marmut secara bermakna. Setelah
langsung untuk mengobati epilepsi, sulit buang dibandingkan satu persatu efek masing-masing
air kecil, dan penyakit kuning. Pada pohon dosis ekstrak daun ciplukan terhadap respon
ceplukan mengandung senyawa-senyawa aktif relaksasi otot polos trakea, antara dosis I (0,3
yang antara lain saponin (pada tunas), flavo- %), dosis II (0,5 %) dan dosis III (0,7%), tern-
noid (daun dan tunas), polifenol, dan fisalin yata efek relaksasi otot polos trakea yang ber-
(buah), Withangulatin A (buah), asam palmitat makna adalah dosis II dan dosis III.
131
Jurnal SCIENCETECH Vol 2 No 1April2016
Hal ini menunjukkan bahwa yang mulai Virsawan menggunakan papain, karena
menimbulkan relaksasi trakea adalah ekstrak cara kerja papain bersifat menghambat pertum-
daun ciplukan dosis II (0,5% ). Dari uji korelasi buhan larva nyamuk dengan cara memecah
regresi didapatkan adanya hubungan antara do- protein-protein penting yang diperlukan untuk
sis ekstrak daun ciplukan dengan besarnya efek pertumbuhan dan perkembangan larva nya-
relaksasi otot polos trakea marmut yang ber- muk. Sehingga cara kerja papain ini mirip
makna (r = - 0,770; p< 0,05 ). Hal ini menunjuk- dengan temephose pada abate.
kan bahwa efek relaksasi yang terjadi benar- Takeshi (1981) dalam RESEACHER FOR
benar merupakan akibat dari pemberian ekstrak THE PLANT TO MADE NATURAL INSECT
etanol daun ciplukan (Priyantoro, 2011). Pada EFFECT, menuliskan bahwa ciri tanaman
penelitian Efendi (1998) Physalis minima L yang mampu menjadi insektisida alami adalah
diketahui mengandung atropin dan skopolamin mempunyai kandungan senyawa antifitopato-
(6). Atropin menyebabkan terjadinya hambatan genik, kedua mempunyai kandungan senyawa
pada reseptor kolinergik, dengan menduduki fitotoksik, dan ketiga mempunyai kandungan
reseptor M3 akan terjadi hambatan dari agonis senyawa aktif antifidan dan rapelan. Dari keti-
M3 dengan reseptornya. Hal ini akan mengham- ga jenis senyawa tersebut oleh Asikin (2012)
bat enzim fosfolipase C yang semestinya diak- tanaman ciplukan dikategorikan sebagai tana-
tifkan oleh agonis M3. Hambatan fosfolipase C man yang bisa diindikasikan sebagai tanaman
ini, menyebabkan perubahan dari fosfatidil ino- untuk insektisida karena mengandung alkaloid
sitol bifosfat (PIP2) menjadi inositol trifosfat dan saponin sebagai senyawa fitotoksik dan
(IP3) dan diasil gliserol (DAG) tidak terjadi. antifidan yang bersifat menghambat pengambi-
Kerja dari IP3 menyebabkan pelepasan Ca2+ lan udara untuk bernafas karena mengandung
dari endoplasmik retikulum sedangkan DAG fosfat alami.
yang bekerja membuka gerbang Ca2+ me-
nyebabkan peningkatan influk dari Ca2+, pen- HASIL PENELITIAN
ingkatan kadar Ca2+ inilah yang menyebabkan Dari hasil uji laboratorium yang dilakukan
terjadinya kontraksi otot polos jalan nafas. di Lembaga Pengkajian dan Penerapan
Hambatan pembentukan IP3 dan DAG, me- Teknologi Universitas Gajah Mada (LPPT
nyebabkan semua mekanisme yang disebutkan UGM) diketahui bahwa kandungan alkaloid
di atas tidak akan terjadi sehingga terjadi terbanyak ada pada daun tanaman ciplukan,
relaksasi dari otot polos saluran nafas (7,11). yang dapat dilihat pada tabel 2 berikut:
Berdasar penelitian ini diduga daun ciplukan
bekerja sebagai antikholinergik, namun masih Tabel 2: Kandungan alkaloid pada bagian
perlu diteliti lebih lanjut karena pada penelitian tanaman ciplukan
ini yang digunakan berupa ekstrak kasar dan
efek relaksasi yang terjadi setelah stimulasi oleh Bagian tanaman Kandungan alkaloid (ppm)
histamine. Akar 0.78
Menurut Hariana (2014) dalam penelitiann-
Batang 1.56
ya mengenai khasiat Ciplukan dalam obat-
obatan diperoleh bahwa tanaman ini mengan- Daun 4.06
dung chlorogenic acid, asam malat, asam sitrun, Sumber: Hasil uji LPPT (2015)
alkaloid, tannin, kriptocatin, gula, vitamin C dan
elardic acid yang berfungsi sebagai obat ayan, Berdasarkan hasil uji laboratorium yang
analgenik, bisul, peluruh air seni, penetral ra- dilakukan di LPPT UGM maka dilakukan pen-
cun, mengaktifkan fungsi kelenjar tubuh, sakit gujian dengan menggunakan ekstrak daun dan
tenggorokan, batu ginjal, pembengkakan perut, batang yang mempunyai kandungan alkaloid
influenza, kencing manis, dan sakit paru-paru. lebih dari 1 ppm pada berat 100 gram tanaman
ciplukan (pada abate diketahui kandungan
Penelitian Tentang Larvasida Alami themphose sebesar 1 ppm per 100 gram). Dari
Virsawan (2006) menggunakan daun papa- pengujian dengan mempergunakan sampel 20
ya menyatakan bahwa kandungan papain mam- nyamuk pada 1000 mL air yang didalamnya
pu menghambat pertumbuhan nyamuk sebesar terdapat ekstrak daun dan batang tanaman ci-
50 % pada 24 jam pertama dan pada 48 jam plukan, dapat dilihat pada gambar 1, 2, dan 3:
berikutnya mampu menghambat pertumbuhan
nyamuk sebesar 89%.
132
Jurnal SCIENCETECH Vol 2 No 1 April 2016
Gambar 1: Prosentase jumlah larva nyamuk yang lebih luas, sehingga pengaruh ekstrak lebih la-
mati pada ekstrak daun ma dibandingkan dengan volume air yang sedi-
kit.
Rata-rata kecepatan matinya nyamuk ku-
rang dari 48 jam untuk ekstrak daun dan 72 jam
untuk ekstrak batang. Untuk konsentrasi tidak
murni (75%, 50%, dan 25%) dibutuhkan waktu
lebih dari 108 jam untuk masing-masing
ekstrak. Dari hasil penelitian dengan
menggunakan uji CRD dengan dua variable
yang berbeda dapat dilihat pada table 6 berikut
Perhitungan sederhana tanaman ini untuk Untuk menentukan harga jual (HPP) =
digunakan sebagai abate alami, sebagai berikut:
134
Jurnal SCIENCETECH Vol 2 No 1 April 2016
135