Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

PROSIDING SANTIKA 3: SEMINAR NASIONAL TADRIS MATEMATIKA UIN K.H.

ABDURRAHMAN WAHID
PEKALONGAN

MENGUNGKAP KONSEP MATEMATIKA DALAM


PERTUNJUKAN SINTREN: PENDEKATAN ETNOMATEMATIKA

Regina Purwaningtyas1, Khurotun Lutfi Khafifah2, Milah Auliya3, Miftakhur Rizqoh4,


Santika Lya Diah Pramesti5
1,2,3,4UIN K.H Abdurrahman Wahid Pekalongan

e-mail: reginapurwaningtyas@gmail.com1

Abstract
Sintren is a traditional dance performance art that grows and develops on the north coast of
Java Island as well as around western Central Java and eastern West Java. Popular Sintren
also has a connection with etnomathematical. Therefore it becomes a complex matter to
discuss. This study aims to reveal the mathematical concepts contained in sintren traditional
art trough an etnomathematics approach as an innovative source of mathematics learning.
The reason for this research is to provide an understanding that mathematical concepts can
be found in various cultures including in traditional art performences such as Sintren and
illustrate that importance of an etnomathematics approach in understanding local culture
and wisdom. In addition to introducing Sintren art and preserving the culture of the
Archipelago, we are also invited to think critically, observe and examine mathematical
concepts in a Sintren art. This research uses descriptive qualitative research methods with
an etnomathematics approach with data collection techniques through documentation using
qualitative research methods by collecting research documentation. Can find deeper
information about mathematical concepts in Sintren art. The results of the study show that
there are several mathematical concepts found, such as the concepts of geometric, aritmetic
and probability.

Keywords: Sintren, Mathematics, Etnomathematics

Abstrak
Sintren merupakan seni pertunjukan tari tradisional yang tumbuh dan berkembang di
Pesisir Utara Pulau Jawa serta sekitar Jawa Tengah bagian barat dan Jawa Barat bagian
timur. Sintren merupakan seni yang memiliki nilai sakral, sehingga kemunculannya
pertama kali di tengah masyarakat bisa diperkirakan sebagai sebuah prosesi keagamaan.
Disamping kesenian khas yang popouler, Sintren juga memiliki keterkaitan dengan
etnomatematika. Maka dari itu, hal tersebut menjadi hal yang kompleks untuk dibahas.
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap konsep matematika yang terkandung dalam
kesenian tradisional Sintren melalui pendekatan etnomatematika sebagai sumber
pembelajaran matematika yang inovatif. Alasan adanya penelitian ini yaitu agar
memberikan pemahaman bahwa konsep matematika dapat ditemukan dalam berbagai budaya,
termasuk dalam pertunjukan seni tradisional seperti Sintren, dan menggambarkan
pentingnya pendekatan etnomatematika dalam memahami budaya dan kearifan lokal. Selain
memperkenalkan seni Sintren dan melestarikan budaya nusantara, kita juga di ajak untuk
berfikir kritis, mengamati, dan menelaah konsep matematika dalam sebuah kesenian sintren.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif dengan
pendekatan etnomatematika dengan tehnik pengumpulan data melalui dokumentasi. Dengan
menggunakan metode penelitian kualitatif dengan mengumpulkan dokumentasi, peneliti
dapat mencari informasi lebih dalam mengenai konsep matematika pada kesenian sintren.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa konsep matematika yang ditemukan
seperti konsep aritmatika, geometri, dan probabilitas.

Kata Kunci: Sintren, Matematika, Etnomatematika.


PROSIDING SANTIKA: SEMINAR NASIONAL TADRIS MATEMATIKA UIN K.H. ABDURRAHMAN WAHID
PEKALONGAN

PENDAHULUAN
Pertunjukan seni tradisional Indonesia, seperti pertunjukan sintren, memiliki nilai budaya
dan estetika yang tinggi. Dalam pertunjukan sintren, selain menampilkan keindahan tari,
musik, dan kostum, terdapat pula konsep matematika yang terkandung di dalamnya.
Konsep-konsep matematika seperti pola, simetri, dan geometri dapat ditemukan dalam
kostum, tata panggung, dan gerakan tari dalam pertunjukan sintren. Oleh karena itu, melalui
pendekatan etnomatematika, pertunjukan sintren dapat dianalisis dari sudut pandang
matematika untuk mengungkap konsep matematika yang terkandung di dalamnya ( S.
Supriyadi, 2017).
Pendekatan etnomatematika adalah suatu pendekatan dalam mempelajari matematika yang
menekankan pada hubungan antara budaya, masyarakat, dan matematika itu sendiri.
Pendekatan ini tidak hanya melihat matematika sebagai suatu ilmu yang hanya bersifat
universal, tetapi juga sebagai suatu kebudayaan yang terkait dengan tradisi, kepercayaan,
dan praktik masyarakat (Budiarto, 2016).
Dalam hal ini, pertunjukan sintren dapat menjadi objek penelitian etnomatematika yang
menarik. Pertunjukan sintren mengandung unsur-unsur matematika yang terlihat dalam
kostum, tata panggung, dan gerakan tari. Kostum-kostum dalam pertunjukan sintren
seringkali memiliki pola-pola yang simetris dan geometris, yang dapat dianggap sebagai
suatu contoh konsep matematika. Tata panggung dan gerakan tari juga mengandung pola-
pola yang simetris dan geometris. Misalnya, gerakan tari pada pertunjukan sintren seringkali
memiliki pola-pola yang berulang, seperti gerakan yang terdiri dari beberapa kali putaran
atau gerakan yang membentuk pola-pola geometris ( Hikmawati, E & Susilo, H, 2021).
Selain itu, konsep matematika juga dapat ditemukan dalam musik dan ritme pada
pertunjukan sintren. Ritme dan irama musik yang terdiri dari ketukan-ketukan dapat
dianggap sebagai suatu pola matematika. Pola ritme dalam pertunjukan sintren seringkali
juga memiliki pola-pola yang simetris dan berulang.
Melalui pendekatan etnomatematika, konsep matematika dalam pertunjukan sintren dapat
dianalisis dari sudut pandang budaya dan konteks sosial. Analisis tersebut dapat membantu
dalam memahami keunikan dan kekayaan budaya Indonesia yang terkandung dalam
pertunjukan sintren. Selain itu, pendekatan etnomatematika juga dapat membuka wawasan
dan memperkaya pemahaman tentang konsep matematika yang terkandung di dalamnya ( S.
Supriyadi, 2017).

2
PROSIDING SANTIKA: SEMINAR NASIONAL TADRIS MATEMATIKA UIN K.H. ABDURRAHMAN WAHID
PEKALONGAN

Tabel dan Gambar

Tabel 1. Bentuk Geometri pada Tari Sintren


No Tari Sintren Bentuk Geometri Keterangan

1 Kurungan Lingkaran Kurungan yang


digunakan dalam
kesenian tari
Sintren pada
umumnya dibuat
dengan
Luas : π r2 menggunakan
bambu tali karna
Keliling : 2 π r / π D
kualitasnya yang
bagus dan
memiliki bentuk
lingkaran pada
bagian atas dan
bawahnya.

2 Sabuk dan Sampur Persegi Panjang Sabuk berbentuk


persegi Panjang,
terbuat dari kain
yang digunakan
untuk mengikat
Luas :Pxl
sampur dan
Keliling :2(p+l) berfungsi untuk
mengikat tubuh.
Sampur
berbentuk persegi
panjang, terbuat
dari kain sutra
berjumlah 1

3
PROSIDING SANTIKA: SEMINAR NASIONAL TADRIS MATEMATIKA UIN K.H. ABDURRAHMAN WAHID
PEKALONGAN

lembar dengan
Panjang 3 meter.

3. Ikat kepala atau siger Segitiga Ikat kepala atau


siger merupakan
ikat kepala yang
memiliki bentuk

Luas :½xaxt perpaduan antara


segitiga dan
Keliling :a+b+c persegi Panjang

4 Gerakan Berpindah Tempat Transformasi Transformasi


Translasi pada
1 2 4 Translasi / Perpindahan
3 tari sintren
terdapat dalam
gerakan penari
sintren yang
1 2 bergerak dari satu
3 4 tempat ke tempat
lain dengan
melompat atau
melangkah
sehingga
menciptakan
pergerakan yang
halus.

4
PROSIDING SANTIKA: SEMINAR NASIONAL TADRIS MATEMATIKA UIN K.H. ABDURRAHMAN WAHID
PEKALONGAN

5 Gerakan Memutar Rotasi/ Perputaran

Transformasi
Rotasi pada tari
sintren terdapat
dalam gerakan
tangan yang
berputar, gerakan
Rotasi 90° = ( -y , x )
kepala yang
Rotasi 180° = ( -x , -y ) berputar, serta
gerakan badan
Rotasi 270° = ( y , -x )
yang berputar.

6 Gerakan Saling Berhadapan Refleksi / Pencerminan Transformasi


Refleksi pada tari
Sintren terdapat
dalam gerakan
mengubah
orientasi tubuh

Sumbu x = ( x, -y) penari terhadap


bidang refleksi,
Sumbu y = ( -x, y )
sebagai
Titik asal O ( 0, 0) =( -x, -y ) contohnya adalah
gerakan penari
yang saling
berhadapan.

5
PROSIDING SANTIKA: SEMINAR NASIONAL TADRIS MATEMATIKA UIN K.H. ABDURRAHMAN WAHID
PEKALONGAN

7 Gerakan Memperbesar dan Dilatasi


Memperkecil Lingkaran
Transformasi
Dilatasi pada tari
Sintren terdapat
pada gerakan
membesarkan
atau mengecilkan

- Dilatasi terhadap titik gerakan tangan,

pusat 0 gerakan
memperbesarkan
𝑥` 𝑘 0 𝑥
( )=( )( ) atau
𝑦` 0 𝑘 𝑦
menegecilkan
- Dilatasi terhadap titik
lingkaran pada
pusat P(m, n)
barisan tari.
𝑥` 𝑘 0 𝑥−𝑚 𝑚
( )=( )( )+( )
𝑦` 0 𝑘 𝑦−𝑛 𝑛

METODE

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan etnografi. Metode
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi, dokumentasi, dan
studi literatur. Kegiatan observasi dilakukan dengan mengamati seluruh atribut dan
pergerakan penari yang ada pada kesenian sintren untuk mengetahui konsep matematika
apa saja yang terkandung dalam kesenian sintren. Dokumentasi yang dilakukan dalam
penelitian ini yaitu dengan foto kesenian sintren yang fungsinya sebagai penguat
argumentasi peneliti dan memberikan bukti nyata bagaimana konsep matematika yang
terkandung pada kesenian sintren. Studi literatur dilakukan dengan mengumpulkan data
dari berbagai sumber seperti jurnal, buku, artikel, maupun internet yang mendukung dan
berkaitan dengan penelitian ini. Setelah semua data terkumpul, selanjutnya dilakukan
penelaahan yang mendalam terhadap informasi dan data yang telah diperoleh. Penelitian
ini menggunakan analisis data deskriptif kualitatif. Adapun tahap-tahap analisis data dalam
penelitian ini adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan (Fitria Nur
Kholisa, 2021).

6
PROSIDING SANTIKA: SEMINAR NASIONAL TADRIS MATEMATIKA UIN K.H. ABDURRAHMAN WAHID
PEKALONGAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari penelitian yang telah dilakukan, sintren memiliki beberapa unsur matematika. Dalam
kesenian sintren terdapat berbagai untur matematika di dalamnya salah satunya adalah
geometri.

Unsur matematika dalam perlengkapan perunjukan sintren


1. Kurungan
Kurungan yang digunakan dalam kesenian sintren pada umunya dibuat dengan
menggunakan bambu tali karena kualitasnya yang bagus. Kurungan ini menjadi
perlengkapan utama dalam kesenian sintren untuk memasukkan pemain sebelum menjadi
sintren dan untuk dinaiki saat mengadakan atraksi atau akrobat sambil menari. Ukuran
kurungan ini dibuat lebih besar dari kurungan ayam dengan diameter 75 cm dan tinggi 100
cm (Rangga. A dan Widya. R. K, 2015). Kurungan sintren ini berbentuk tabung terbuka
dimana alasnya berbentuk datar tidak seperti kurungan pada umunya yang memiliki alas
cembung dan dapat dicari luas permukaan beserta kelilingnya.
Karena alasnya berbentuk lingkaran maka dapat dicari luas dan kelilingnya
Diameter 75 cm maka Jari-jarinya 37,5 cm
Luas alas = 𝜋𝑟 2
= 3,14 × 37,52
= 4. 415, 625 cm2
Keliling = 2 𝜋 r
= 2 × 3, 14 × 37,5
= 235,5 cm
Volume kurungan sintren dapat dicari menggunakan rumus volume tabung
Volume = Luas alas × tinggi
= 𝜋𝑟 2 × t
= 3, 14 × 37, 52 × 100
= 441. 562,5 cm
Kurungan sintren hanya memiliki satu alas tabung yang berbentuk lingkaran yaitu pada
bagian atas, dan bagian bawahnya tidak memiliki penutup.
Luas permukaan kurungan dapat dicari mengguakan rumus luas permukaan tabung terbuka
atau tanpa tutup

7
PROSIDING SANTIKA: SEMINAR NASIONAL TADRIS MATEMATIKA UIN K.H. ABDURRAHMAN WAHID
PEKALONGAN

Luas permukaan tabung = Luas alas + Luas selimut


= 𝜋𝑟 2 + 2 𝜋r t
= 4. 415, 625 + 23.550 = 27. 965, 625 cm2

2. Sabuk dan sampur


Sabuk dan sampur kesenian sintren berbentuk persegi panjang. Sabuk ketika dipakai
berbentuk lingkaran.
a. Sabuk terbuat dari kain yang digunakan untuk mengikat sampur dan berfungsi untuk
mengikat tubuh. Sabuk yang dibentangkan memiliki bentuk persegi panjang yang dapat
dicari luas dan kelilingnya. Sabuk biasanya memiliki ukuran panjang 100 cm dan lebar 5,5
cm.
Luas = Panjang × Lebar
= 100 × 5,5 = 550 cm2
Keliling = 2 × (Panjang + Lebar)
= 2 × (100 + 5,5 ) = 2 × (105,5) = 211 cm
Sabuk yang dipakai untuk mwngikat pinggang memiliki bentuk lingkaran yang dapat dicari
luas dan kelilingnya. Diameter dapat diketahui tergantung lingkar pinggang penari sintren.
Jika lingkar pinggang penari sebesar 80 cm maka dapat dicari luas dan keliling sabuk
tersebut.
Karena diameter = 80cm, maka jari-jari = 40 cm
Luas = 𝜋𝑟 2
= 3,14 × 40 × 40 = 5. 024 cm2
Keliling = 2 𝜋r
= 2 × 3,14 × 40 = 251, 2 cm
b. Sampur
Sampur terbuat dari kain sutra berwarna merah berjumlah satu lembar dengan panjang 3
meter dan lebar sekitar 10 cm (Rangga. A dan Widya. R. K, 2015). Sampur ketika
dibentangkan memiliki bentuk persegi panjang dan bisa dicari luas dan kelilingnya
Panjang = 3 meter = 300 cm
Lebar = 10 cm
Luas = Panjang x Lebar
= 300 x 10 = 3000 cm2
Keliling = 2 x (Panjang + Lebar)

8
PROSIDING SANTIKA: SEMINAR NASIONAL TADRIS MATEMATIKA UIN K.H. ABDURRAHMAN WAHID
PEKALONGAN

= 2 x (300 + 10)
= 2 x (310) = 620 cm
3. Ikat kepala atau siger
Kesenian sintren juga memiliki properti yang lain yaitu ikat kepala atau siger, gelang, sabuk
kain dan sampur. Ikat kepala atau siger merupakan ikat kepala yang memiliki bentuk
perpaduan antara segitiga dan persegi panjang, ketika sudah diikatkam di kepala, siger
membentuk lingkaran yang dapat dicari luas dan kelilingnya. Gelang dan ikat pinggang juga
memiliki bentuk lingkaran.
Ikat kepala pada sintren memiliki bentuk perpaduan antara segitiga dan persegi panjang.
Segitiga pada ikat kepala memiliki ukuran alas 15 cm dan tinggi 10 cm. Dan persegi yang ada
di kedua sisinya memiliki ukuran panjang 15 cm dan lebar 5 cm.
Sehingga dapat dicari luas dan kelilingnya.
Bentuk segitiga
Luas = ½ x alas x tinggi
= ½ × 15 × 10 = 75 cm2
Karena alas= 15 cm dan tinggi= 10 cm, maka dapat dicari kedua sisi segitiga menggunakan
rumus pythagoras
A2= √B2 + C2
= √102+152 = √100+225 = √ 325 = 5 √13 cm
Keliling = Jumlah sisi segitiga
= 15 + 5√13 + 5√13 = 32, 851 cm
Bentuk persegi panjang
Karena ada dua bentuk persegi panjang yaitu berada di sebelah segitiga, maka semuanya
dikalikan dua.
Luas = 2 (Panjang x Lebar)
= 2 ( 15 x 5)
= 2 (75) = 150 cm2
Keliling = 2 (2 x (Panjang + Lebar))
= 2 (2 x (15 + 5)) = 2(2 x (20)) = 2(40)= 80 cm
Selain beberapa bentuk yang telah disebutkan, unsur geometri juga dapat dilihat dari
pergerakan penarinya. Dalam keseluruhan, gerakan penari sintren melibatkan transformasi
geometri yang kompleks yang melibatkan kombinasi dari beberapa transformasi seperti
translasi, rotasi, refleksi, dan dilatasi.

9
PROSIDING SANTIKA: SEMINAR NASIONAL TADRIS MATEMATIKA UIN K.H. ABDURRAHMAN WAHID
PEKALONGAN

a. Translasi
Tranlasi adalah salah satu jenis transformasi geometri yang menggeser sebuah objek dari satu
posisi ke posisi yang lain tanpa mengubah bentuk atau orientasinya.
Gerakan penari sintren melibatkan perpindahan posisi dari satu titik ke titik lain. Hal ini
dapat dicontohkan dalam gerakan penari sintren yang bergerak dari satu tempat ke tempat
lain dengan melompat atau melangkah sehingga menciptakan pergerakan yang halus.
Selama gerakan, penari sintren melakukan translasi dengan mengubah posisi tubuhnya dari
satu titik ke titik lain di panggung.
b. Rotasi
Rotasi adalah jenis transformasi yang memutar objek di sekitar sebuah titik pusat tertentu.
Dalam gerakan penari sintren, rotasi sering digunakan untuk mengubah posisi tubuh penari
dari satu posisi ke posisi lainnya. Gerakan penari sintren juga melibatkan rotasi dari satu
posisi ke posisi lain. Beberapa gerakan tari sintren yang melibatkan rotasi antara lain gerakan
tangan yang berputar, gerakan kepala yang berputar, serta gerakan badan yang berputar.
Selain itu, rotasi juga dapat digunakan untuk memperlihatkan gerakan yang lebih kompleks
seperti gerakan melingkar pada tangan atau kaki penari. Dalam hal ini, rotasi sering
dipadukan dengan gerakan lain seperti gerakan meluncur atau meloncat untuk memberikan
tampilan yang lebih dinamis dan menarik. Dalam keseluruhan gerakan penari sintren, rotasi
merupakan salah satu teknik dasar yang digunakan untuk memberikan efek dramatis pada
gerakan penari dan memperlihatkan keindahan tarian.
c. Refleksi
Beberapa gerakan penari melibatkan refleksi, yaitu perubahan posisi dari satu ke sisi yang
lain. Hal ini dapat dicontohkan dalam gerakan penari sintren yang memantulkan gerakan
tangannya dari sisi kiri ke sisi kanan, melompat kemudian melakukan gerakan memantul
kembali ke lantai. Gerakan ini menciptakan efek tarian yang mirip dengan pantulan bola.
Transformasi refleksi juga dapat digunakan untuk membuat tarian terlihat lebih simetris.
Misalnya penari dapat melakukan gerakan tarian tertentu, kemudian melakukan
transformasi refleksi terhadap dirinya sendiri sehingga tarian yang sama terlihat di sisi lain.
Dalam gerakan penari sintren, transformasi refleksi biasanya dilakukan dengan cara
mengubah orientasi tubuh penari terhadap bidang refleksi. Penari sintren dapat melakukan
refleksi terhadap garis yang melintang pada panggung atau garis diagonal yang melewati
panggung. Dengan melakukan transformasi refleksi pada gerakan tarian, penari sintren
dapat menciptakan tarian yang indah dan mengesankan bagi para penonton.

10
PROSIDING SANTIKA: SEMINAR NASIONAL TADRIS MATEMATIKA UIN K.H. ABDURRAHMAN WAHID
PEKALONGAN

d. Dilatasi
Dilatasi adalah suatu transformasi pada bidang dua dimensi yang mengubah ukuran sebuah
objek dengan cara memperbesar atau memperkecil proporsional terhadap titik pusat yang
ditentukan. Beberapa gerakan penari sintren melibatkan dilatasi seperti gerakan
membesarkan atau mengecilkan gerakan tangan. Pada gerakan tangan penari sintren yang
menggunakan dilatasi, penari akan memulai gerakan dengan tangan yang berada di depan
tubuh dengan jarak yang tidak terlalu jauh. Kemudian, dengan gerakan yang cepat dan tiba-
tiba, tangan penari akan diperbesar proporsional terhadap titik pusat yang ditentukan.
Dilatasi dapat memberikan efek dramatis yang mengesankan karena tangan penari tiba-tiba
terlihat membesar secara cepat dan tiba-tiba.

PENUTUP

Simpulan

Dalam pertunjukan sintren, terdapat konsep matematika yang dapat diungkap melalui
pendekatan etnomatematika. Etnomatematika merupakan suatu pendekatan dalam
mempelajari matematika yang menekankan pada hubungan antara budaya, masyarakat, dan
matematika itu sendiri. Dalam hal ini, pertunjukan sintren dapat dianalisis dari sudut
pandang etnomatematika untuk mengungkap konsep matematika yang terkandung di
dalamnya. Dalam pertunjukan sintren, terdapat unsur-unsur matematika seperti pola,
simetri, dan geometri yang terlihat dalam kostum, tata panggung, dan gerakan tari. Selain
itu, terdapat juga konsep matematika dalam hal musik dan ritme yang digunakan dalam
pertunjukan. Misalnya, irama musik yang terdiri dari ketukan-ketukan dapat dianggap
sebagai sebuah pola matematika. Bahwa pertunjukan sintren dapat dijadikan sebagai media
untuk mengungkapkan konsep matematika melalui pendekatan etnomatematika. Dalam hal
ini, pendekatan etnomatematika dapat membantu dalam memahami dan mengapresiasi
keindahan seni budaya Indonesia, sekaligus membuka wawasan tentang konsep matematika
yang terkandung di dalamnya.

Saran

Lakukan studi awal tentang pertunjukan sintren, baik dari sisi budaya, tari, musik, kostum,
tata panggung, dan lain sebagainya. Dalam studi awal, cari tahu konsep matematika yang
terkandung dalam pertunjukan sintren, seperti pola, simetri, dan geometri. Dalam

11
PROSIDING SANTIKA: SEMINAR NASIONAL TADRIS MATEMATIKA UIN K.H. ABDURRAHMAN WAHID
PEKALONGAN

pengamatan ini, perhatikan secara seksama kostum, gerakan tari, tata panggung, musik, dan
ritme yang ada dalam pertunjukan. Catat semua hal yang terkait dengan konsep matematika
yang terkandung dalam pertunjukan.
Wawancarai para penari, musisi, pengarah panggung, dan orang-orang terkait dalam
pertunjukan sintren. Tanyakan tentang konsep matematika yang terkandung dalam
pertunjukan, seperti bagaimana mereka merancang kostum, mengatur tata panggung,
memilih musik, dan lain-lain. Analisis data yang telah dikumpulkan dengan pendekatan
etnomatematika. Gunakan teori-teori dan metode-metode dari etnomatematika untuk
mengungkap konsep matematika yang terkandung dalam pertunjukan sintren.
Diseminasi hasil penelitian ke berbagai pihak, seperti akademisi, praktisi seni, dan
masyarakat umum. Bagikan temuan-temuan menarik yang ditemukan dalam penelitian
Anda. Hal ini dapat membuka wawasan dan memperkaya pemahaman tentang konsep
matematika yang terkandung dalam pertunjukan sintren. Terapkan hasil penelitian dalam
pembelajaran matematika. Gunakan contoh-contoh dari pertunjukan sintren untuk
mengajarkan konsep matematika, seperti pola, simetri, dan geometri. Hal ini dapat membuat
pembelajaran matematika menjadi lebih menarik dan relevan dengan budaya Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Asmara, R & Kusumaningrum, Widya, R. 2015. Dekonstruksi Makna Simbolik Kesenian


Sintren Sebagai Pendidikan Seks Usia Bermuatan Budaya.
Budiarto, M. T. 2016. Peran Matematika dan Pembelajarannya Dalam Mengembangkan
Kearifan Budaya Lokal Untuk Mendukung Pendidikan Karakter Bangsa. Prosiding
Semnasdik 2016 Prodi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Madura, 1-11.
Irmawati. 2021. Kesenian Sintren Pola Media Dakwah Islam Kontemporer. Indrmayu:
Penerbit Adab.
Kholisa, F. 2021. Eksplorasi Etnomatematika terhadap Konsep Geometri pada Rumah Joglo
Pati. CIRCLE: Journal Pendidikan Matematika, 1(2), 92-93. http://e-
journal.iainpekalongan.ac.id/index.php/circle
Supriyadi, S. (2017). Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Mahasiswa
Pendidikan Guru Sekolah Dasar melalui Pembelajaran Etnomatematika Sunda. Jurnal
Pengajaran MIPA 22
Susilo, H., & Hikmawati, E. (2021). Etnomatematika dalam Pertunjukan Sintren. Prosiding
Seminar Nasional Matematika, Sains, dan Pendidikan Matematika, 1(1), 65-70.

12

You might also like